askep komunitas pkl 2014

58
BAB III PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS A. Persiapan 1. Persiapan ke masyarakat Kegiatan diawali dengan mengunjungi masyarakat RW 04 Kelurahan Koto Pulai. seperti pak RW, pak RT, kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda pada tanggal 21 Oktober 2014. Tujuan melakukan kunjungan untuk perkenalan, mendapatkan informasi awal mengenai karakteristik daerah binaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dimasyarakat maupun masalah yang telah diintervensi oleh pelaksana setempat (petugas kesehatan) 2. Persiapan teknis Sebelum mengikuti PKL di RT 03 RW 04 Kelurahan Koto Pulai, mahasiswa terlebih dahulu mengikuti bimbingan teknis dari para dosen pembimbing sebagai bekal di lapangan nantinya. Perlengkapan format kuesioner dan alat-alat tulis serta perlengkapan pengkajian mahasiswa seperti tensimeter, stetoskop, timbangan bayi dan timbangan orang dewasa. Sampel yang digunakan adalah seluruh KK yang ada diwilayah praktek dengan kata lain mahasiswa menggunakan metode total sampling. B. Pelaksanaan 1. Pengkajian a. Profil Wilayah RT 03 RW 04 merupakan satu daerah yang berada di Kelurahan Koto Pulai yang Jumlah penduduknya adalah 200

Upload: desianadewanti

Post on 08-Nov-2015

234 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas kampus

TRANSCRIPT

BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Persiapan

1. Persiapan ke masyarakat

Kegiatan diawali dengan mengunjungi masyarakat RW 04 Kelurahan Koto Pulai. seperti pak RW, pak RT, kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda pada tanggal 21 Oktober 2014. Tujuan melakukan kunjungan untuk perkenalan, mendapatkan informasi awal mengenai karakteristik daerah binaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dimasyarakat maupun masalah yang telah diintervensi oleh pelaksana setempat (petugas kesehatan)2. Persiapan teknis

Sebelum mengikuti PKL di RT 03 RW 04 Kelurahan Koto Pulai, mahasiswa terlebih dahulu mengikuti bimbingan teknis dari para dosen pembimbing sebagai bekal di lapangan nantinya. Perlengkapan format kuesioner dan alat-alat tulis serta perlengkapan pengkajian mahasiswa seperti tensimeter, stetoskop, timbangan bayi dan timbangan orang dewasa. Sampel yang digunakan adalah seluruh KK yang ada diwilayah praktek dengan kata lain mahasiswa menggunakan metode total sampling.

B. Pelaksanaan

1. Pengkajian

a. Profil Wilayah

RT 03 RW 04 merupakan satu daerah yang berada di Kelurahan Koto Pulai yang Jumlah penduduknya adalah 200 jiwa yang tergabung dalam 45KK, 1 Bumil, 4 Busui, 2 Bayi, 14 Balita, 31 Usia Sekolah, 41 Usia Remaja, 54 usia Dewasa dan 35 orang lansia. Kepala keluarga masyarakat RT 03 pada umumnya bekerja sebagai wiraswasta 17%, PNS/BUMN 2,1%, Pensiunan/purnawirawan 2,1%, Karyawan Swasta 14,9%, Lain-lain 48,9% dan yang tidak bekrja 10,6%. Tingkat pendidikan sebagian besar tamat SD 38,3%, SMP 14,9%, SLTA 21,3%, PT 4,3% dan tidak pernah sekolah 8,5%. Masyarakat RT 03 adalah penduduk asli setempat beragama Islam dan bersuku Minang.

Dari hasil survey yang dilakukan di RT 03 terdapat 1 bangunan Mushala (Mushala Nur Satariah) Rumah-rumah warga tidak berjauhan, transportasi lancer dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat untuk akses ke pusat kota maupun pelayanan kesehatanb. Pengumpulan Data

Dari 45 KK yang ada di RT 03 RW 04 semuanya dijadikan sampel, kemudian dilakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara mempergunakan kuesioner yang dibacakan dan diisi oleh pengumpul data dengan teknik wawancara dan observasi. Dari hasil pengumpulan data didapatkan data sebagai berikut : Jumlah penduduknya adalah 200 jiwa yang tergabung dalam 51KK, 1 Bumil, 4 Busui, 2 Bayi, 14 Balita, 31 Usia Sekolah, 41 Usia Remaja, 54 usia dewasa dan 35 orang lansia. Kepala keluarga masyarakat RT 03 pada umumnya bekerja sebagai wiraswasta 17%, PNS/BUMN 2,1%, Pensiunan/purnawirawan 2,1%, Karyawan Swasta 14,9%, Lain-lain 48,9% dan yang tidak bekrja 10,6%. Tingkat pendidikan sebagian besar tamat SD 38,3%, SMP 14,9%, SLTA 21,3%, PT 4,3% dan tidak pernah sekolah 8,5%. Dilanjutkan dengan pengolahan data, editing, pengkodean, tabulasi data dan pembersihan data.Dari hasil pengumpulan data tersebut, data dapat dikelompokkan menjadi:

Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari penelusuran dokumen dari Puskesmas Ikur Koto, dan pak RT yang berkaitan dengan : Data demografi : jumlah penduduk , geografi Data primerData primer diperoleh dari kuesioner, formulir berdasarkan wawancara dan observasi langsung mahasiswa dari rumah kerumah yang mencakup data :

a. Penyakit yang pernah diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir.b. Prilau sehat keluarga yang meliputi

c. Rekreasi keluarga

d. Keluarga dengan psikososial

e. Keluarga dengan ibu hamil

f. Keluarga dengan ibu menyusui

g. Keluarga yang mempunyai bayi ( usia < =12 bulan)

h. Keluarga dengan anak balita ( >12 bulan s/d < 60 bulan)

i. Keluarga dengan anak usia sekolah ( > 5 12 tahun )

j. Keluarga dengan anak usia remaja ( > 12 < 22 tahun)

k. Keluarga dengan anggota keluarga usia > =22 tahun s/d , 45 tahun.

l. Keluarga dengan anggota keluarga usia >= 45 tahun ( pra lansia dan lansia)

m. Social ekonomi ( pendidikan pekerjaan, penghasilan keluarga)

Setelah pengelompokan data dan disajikan dalam table berikut ini :c. Analisa DataAnalisa Data

No.DataMasalah keperawatanPenyebab

( Etiologi )

1.

2.

3

4.

5.

6.Data Primer :

Dari hasil wawancara dengan 45 kepala keluarga didapatkan 18 anggota keluarga menderita ISPA (35,3%).

48 KK ( 94,1 %) mengolah sampah dengan cara yang buruk ( di bakar).

Sekitar 26 rumah ( 51 %) dari 51 rumah memiliki lingkungan rumah yang tidak sehat

Dari hasil wawancara dengan ketua RT didapat bahwa tidak adanya TPS di RT V RW 1.

Ketua RT mengatakan bahwa tidak adanya Kader yang mengatasi masalah ISPA di RT V RW I.

.

Data Sekunder :

Berdasarkan laporan tahunan dari Puskesmas Nanggalo Padang , kejadian ISPA tahun 2007 adalah 9.278 kasus.

Berdasarkan laporan dari Puskesmas Nanggalo, ISPA merupakan 10 penyakit terbanyak tahun 2007 dan menduduki urutan pertama.

Dari hasil laporan tahun 2008, terjadi 2.472 kasus ISPA pada anak dan menempati urutan pertama dari 10 kasus penyakit terbanyak pada anak.

Dari hasil laporan tahun 2008, terdapat 1.291 kasus ISPA pada lansia.Data Primer :

33,3% keluarga mengggunakan sumber air minum yang beresiko

29,4% keluarga mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan

56,9% keluarga memiliki jarak sumber air minum dengan septic tank yang tidak memenuhi syarat

39,2% keluarga menggunakan metode pengolahan sayur yang tidak baik (dipotong kemudian dicuci)

Dari hasil wawancara dengan 51 KK didapatkan bahwa angka kejadian diare dalam waktu 6 bulan terakhir adalah 9,8%.

Data sekunder :

Berdasarkan laporan tahunan dari Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2008 , terjadi 132 kasus diare di kelurahan kurao Pagang

Dari data Puskesmas Nanggalo Padang, di dapatkan hanya 1.023 penduduk di Kurao Pagang yang menggunakan PDAM dari 11.110 penduduk.

Data Primer :

51 % keluarga memiliki lingkungan rumah yang tidak bersih.

74, 5 % keluarga memperoleh informasi kesehatan yang kurang lengkap.

94,1% keluarga menggunakan metode pembuangan sampah yang jelek (dibakar, dibuang sembarang tempat)

Dari hasil wawancara dengan 51 KK didapatkan bahwa angka kejadian DBD dalam waktu 6 bulan terakhir adalah 2%.

Data Sekunder :

Berdasarkan laporan tahunan dari Puskesmas Nanggalo Padang , kejadian DBD tahun 2008 adalah 13 kasus di Kelurahan urao Pagang.

Jumlah jentik di Kelurahan Kurao Pagang tahun 2008 adalah 434 ekor sedangkan angka bebas jentik adalah 92 ekor.Data Primer :

91,4 % remaja memiliki risiko sedang pada prilaku napza

11,4 % remaja saat ini merokok

14,3 % remaja pernah merokok

5,7 % remaja mengkonsumsi alcohol

17,1 % remaja memperoleh informasi kesehatan yang kurang lengkap

88,6 % remaja memperoleh informasi kesehatan dari temanData Primer :

17,1 % remaja pernah menonton film porno

11,4 % remaja pernah membaca buku porno

45,7 % remaja sudah mempunyai teman dekat atau pacar

28,6 % remaja memiliki gaya pacaran yang melebihi teman ngobrol atau curhat

Data Primer

Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan dari 19 orang lansia terdapat 10 orang yang menderita hipertensi

Dari wawancara dengan lansia yang ada di RW I RT V didapatkan bahwa 100% lansia tidak pernah mengikuti posyandu lansia.

Dari wawancara dengan ketua RT V didapatkan bahwa tidak ada diadakan posyandu lansia di RT V

Dari wawancara yang didapatkan dari ketua RT bahwa tidak ada kader di RT V

Dari wawancara dari lansia di RW I RT V didapatkan bahwa laansia tidak mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan .

Data Sekunder

Dari laporan tahunan puskesmas nanggalo pada tahun 2007 terdapat 3617 kasus hipertensi dan menduduki peringkat ke 3 dari penyakit terbanyak yang terjadi

Dari laporan tahunan puskesmas nanggalo pada tahun 2008 terdapat 1245 kasus hipertensi pada lansia dan merupakan penyakit ke 3 terbanyak di wiilayah kerja puskesmas nanggalo.

Resiko tinggi terjadinya peningkatan kejadian ISPA

Resiko peningkatan kejadian Diare

Resiko peningkatan kejadian DBD

Risiko terjadinya peningkatan pemakaian napza

Risiko terjadinya prilaku seks bebas pada remaja

Resiko terjadi peningkatan kejadian hipertensiKurangnya kebersihan lingkungan rumah, pengolahan sampah yang buruk, pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat

Metode pembuangan sampah yang buruk, jarak sumber air minum dengan septic tank, sarana pembuangan limbah, metode pengolahan sayur yang tidak baik, sumber dan keadaan air minum yang tidak memenuhi syarat.

Pengolahan sampah yang buruk, kurangnya informasi kesehatan tentang DBD, pembungan limbah yang tidak memenuhi syarat,

lingkungan rumah yang kurang bersh,

Kurangnya pengetahuan remaja tentang napza ,kurangnya informasi kesehatan yang diperoleh remaja dari petugas kesehatan

Kebiasaan remaja membaca buku porno , menonton film porno, gaya pacaran remaja

Kurangnya akses lansia ke posyandu,kurangnya pengetahuan lansia tentang hipertensi, tidak adanya kader di RT V .

d. Prioritas Masalah Keperawatan KomunitasNo.Masalah Kesehatan / KeperawatanABCDEFGHIJTOTALPRIORITAS

1. , Resiko peningkatan kejadian Diare di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang 323223322325II

2. Resiko tinggi terjadinya peningkatan kejadian ISPA di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang 433223322327I

3. Resiko peningkatan kejadian DBD di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang 112233322322IV

4. Risiko terjadinya peningkatan pemakaian napza pada remaja di RWI RT V Kelurahan Kurao Pagang 322232233324III

5. Risiko terjadinya prilaku seks bebas pada remaja di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang 222

322222221V

6.Resiko terjadi peningkatan kejadian hipertensi pada lansia di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang 431121212118VI

2. PerencanaanNo.Diagnosa KeperawatanTujuan UmumTujuan KhususRencana TindakanStrategi IntervensiEvaluasiSumberTempatPJ

KriteriaStandar

1.

2.

3.4.5

6

Resiko tinggi terjadinya peningkatan kejadian ISPA di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan Kurangnya kebersihan lingkungan rumah, pengolahan sampah yang buruk, pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat, kurangnya pengetahuan KK tentang ISPA dimanifestasikan dengan 35,3% anggota keluarga menderita ISPA, 94,1% keluarga mengolah sampah dengan cara yang buruk ( di bakar), 51%keluarga memiliki lingkungan rumah yang tidak bersih, 74,5% rumah memiliki sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat .

Resiko peningkatan kejadian Diare di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan metode pembuangan sampah yang buruk, jarak sumber air minum dengan septic tank, sarana pembuangan limbah, metode pengolahan sayur yang tidak baik, sumber dan keadaan air minum yang tidak memenuhi syarat dimanifestasikan dengan 33,3% keluarga mengggunakan sumber air minum yang beresiko, 29,4% keluarga mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan , 56,9% keluarga memiliki jarak sumber air minum dengan septic tank yang tidak memenuhi syarat, 41,2% keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat, 94,1% keluarga menggunakan metode pembuangan sampah yang jelek (dibakar, dibuang sembarang tempat), 39,2% keluarga menggunakan metode pengolahan sayur yang tidak

Risiko terjadinya peningkatan pemakaian napza pada remaja di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan remaja tentang napza ,kurangnya informasi kesehatan yang diperoleh remaja dari petugas kesehatan dimanifestasikan dengan 91,4 % remaja memiliki risiko sedang pada prilaku napza, 11,4 % remaja saat ini merokok, 14,3 % remaja pernah merokok, 5,7 % remaja mengkonsumsi alcohol, 17,1 % remaja memperoleh informasi kesehatan yang kurang lengkap dan 88,6 % remaja memperoleh informasi kesehatan hanya dari teman

Resiko peningkatan kejadian DBD di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan Pengolahan sampah yang buruk, kurangnya informasi kesehatan tentang DBD, pembungan limbah yang tidak memenuhi syarat, lingkungan rumah yang kurang bersih dimanifestaskan dengan 51% keluarga memiliki lingkungan rumah yang tidak bersih, 74,5% keluarga memperoleh informasi kesehatan yang kurang lengkap, 74,5% rumah memiliki pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat, 94,1% keluarga menggunakan metode pembuangan sampah yang jelek (dibakar, dibuang sembarang tempat), angka kejadian DBD dalam waktu 6 bulan terakhir adalah 2%.

Risiko terjadinya prilaku seks bebas pada remaja di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan kebiasaan remaja membaca buku porno , menonton film porno, gaya pacaran remaja dimanifestasikan dengan 17,1 % remaja pernah menonton film porno, 11,4 % remaja pernah membaca buku porno, 45,7 % remaja sudah mempunyai teman dekat atau pacar, 28,6 % remaja memiliki gaya pacaran yang melebihi teman ngobrol atau curhat

Resiko terjadi peningkatan kejadian hipertensi pada lansia di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan kurangnya akses lansia ke posyandu, kurangnya pengetahuan lansia tentang hipertensi, tidak adanya kader di RT V dimanifestasikan dengan 52,63% lansia mengalami hipertensi, 100% lansia tidak pernah mengikuti posyandu lansia, tidak ada diadakan posyandu lansia di RT V, tidak ada kader di RT V

Angka kejadian ISPA berkurang dalam jangka waktu 6 bulan.

Angka kejadian Diare berkurang dalam jangka waktu 6 bulan

Angka kejadian pemakaian napza pada remaja berkurang dalam jangka waktu 6 bulan

Angka kejadian DBD berkurang dalam jangka waktu 6 bulan

Tidak terjadinya peningkatan prilaku seks bebas dalam jangka waktu

6 bulan

Tidak terjadinya peningkatan kejadian hipertensidalam jangka waktu

6 bulan

Keluarga memahami tentang ISPA

Keluarga mau berperilaku menjaga kebersihan lingkungan rumah

Keluarga menggunakan metode pengolahan sampah yang baik

Keluarga menggunakan sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat

Keluarga memahami tentang Diare

Keluarga mau berperilaku hidup bersih dan sehat

Keluarga mengolah sayur sesuai dengan prinsip yang benar yaitu mencuci

Keluarga menggunakan sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat

Remaja memahami tentang Napza

Adanya kontrol lingkungan terhadap remaja (baik keluarga, masyarakat maupun teman sebaya. Adanya kegiatan terarah yang dilakukan remaja sehingga membawa dampak positif bagi remaja Keluarga memahami tentang DBD

Keluarga mau berperilaku hidup bersih dan sehat

Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita DBD.

Keluarga mampu melaksanakan 3 M

Remaja mendapatkan pendidikan tentang seks bebas. Remaja mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan dampak seks bebas.

Adanya peningkatan sikap remaja pada kegiatan yang lebih bermanfaat.

Keluarga memahami tentang hipertensi

Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi.

Keluarga mampu mendemostrasikan menu sehari pada penderita hipertensi

Primer Memberikan penyuluhan tentang penyakit ISPA serta akibat yang ditimbulkannya Memberikan informasi kepada keluarga tentang faktor faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA. Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara pembuangan sampah yang baik.Sekunder

Deteksi dini adanya penyakit ISPA dengan memotivasi keluarga untuk selalu memeriksakan kesehatan .

Tersier

Memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakatPrimer Memberikan penyuluhan tentang penyakit Diare serta akibat yang ditimbulkannya Memberikan informasi kepada keluarga tentang faktor faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit Diare. Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara pembuatan larutan gula garamSekunder

Deteksi dini adanya penyakit Diare dengan memotivasi keluarga untuk selalu memeriksakan kesehatan . Tersier

Memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakatPrimer

Memberikan / mengadakan penyuluhan mengenai NAPZA.

Sekunder

Deteksi dini penyalahgunaan NAPZA dengan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam melakukan raziaMenemukan kejadian penyalahgunaan NAPZA

Tersier

Sediakan pelayanan konsultasi mengenai NAPZA dengan menempatkan tenaga konsultasi mengenai NAPZA`Primer Memberikan penyuluhan tentang penyakit DBD serta akibat yang ditimbulkannya Memberikan informasi kepada keluarga tentang faktor faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit DBD.

Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara pembuangan sampah yang baik.Sekunder

Deteksi dini adanya penyakit DBD dengan memotivasi keluarga untuk selalu memeriksakan kesehatan .

Tersier

Memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakatPrimer

Berikan pendidikan tentang seks bebas.Sekunder

Deteksi dini adanya perilaku seks bebas dengan memotivasi remaja untuk selalu tebuka dalam menceritakan pergaulannya.

Tersier

Memaksimalkan pelayanan kesehatan remaja dan konsultasi mengenai pergaulan remaja dengan menyediakan konsuler secara berkala.Primer Memberikan penyuluhan tentang hipertensi serta akibat yang ditimbulkannya Memberikan informasi kepada keluarga tentang faktor faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi

Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara pembuatan menu sehari pada penderita hipertensiSekunder

Deteksi dini adanya penyakit hipertensi dengan memotivasi keluarga untuk selalu memeriksakan kesehatan anggota keluarga.

Tersier

Memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang penyakit ISPA, tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala, akibat serta akibat yang ditimbulkannya dengan menggunakan media : Leaflet dan flip chart

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang faktor faktor yang berhubungan dengan penyakit seperti lingkungan rumah yang kurang bersih, pengolahan sampah yang buruk dan pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat

Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara membuang sampah yang baik yaitu dengan memisahkan sampah yang kering dan sampah yang basah.

-Melakukan observasi terhadap lingkungan rumah keluarga.

Memotivasi keluarga untuk segera memeriksakan kesehatan jika terdapat tanda dan gejala ISPA yang berbahaya.

menganjur

kan kepada petugas kesehatan untuk mengadakan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang penyakit Diare, tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala, ak serta akibat yang ditimbulkannya dengan menggunakan media : Leaflet dan flip chart

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang faktor faktor yang berhubungan dengan penyakit seperti metode pembuangan sampah yang jelek, pengolahan sayur tidak baik, pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat dengan menggunakan media lef let dan flip chart.

Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara pembuatan larutan gula garam..

Melakukan observasi terhadap lingkungan rumah keluarga. Menganjurkan keluarga untuk segera memeriksakan kesehatan jika ada anggota keluarga yang menderita Diare.

Menganjur

kan kepada petugas kesehatan untuk mengadakan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

Memberikan penyuluhan mengenai NAPZA

Pihak berwenang dapat melakukan razia pada tempat-teempat perkumpulan remaja

Tersedianya tenaga konsultasi di tempat pelayanan konsultasi mengenai NAPZA

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang penyakit DBD, tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala, akibat serta akibat yang ditimbulkannya dengan menggunakan media : Leaflet dan flip chart Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang faktor faktor yang berhubungan dengan penyakit seperti lingkungan rumah yang kurang bersih, pengolahan sampah yang buruk dan pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat

Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara membuang sampah yang baik yaitu dengan memisahkan sampah yang kering dan sampah yang basah.

Melakukan observasi terhadap lingkungan rumah keluarga dan SPAL.

Memotivasi keluarga untuk segera memeriksakan kesehatan jika terdapat tanda dan gejala DBD yang berbahaya.

Menganjur

kan kepada petugas kesehatan untuk mengadakan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

Memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang seks bebas

Memotivasi remaja untuk selalu terbuka dalam menceritakan pergaulannya

Disediakannya pelayanan kesehatan remaja dan konsultasi mengenai pergaulan remaja dengan menyediakan konsuler secara berkala

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang penyakit hipertensi, tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala, akibat serta akibat yang ditimbulkannya dengan menggunakan media : Leaflet dan flip chart

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang faktor faktor yang berhubungan dengan hipertensi

Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara membuat menu sehari pada penderita hipertensi

Memotivasi keluarga untuk segera memeriksakan kesehatan jika terdapat tanda dan gejala hipertensi

-menganjur

kan kepada petugas kesehatan untuk mengadakan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

Pengetahuan keluarga meningkat :

Dapat memahami tentang ISPA Dapat menyebutkan penyakit yang ditimbulkan akibat hidup tidak sehat Keluarga dapat mempraktekkan cara pembuangan sampah yang baik

Penyakit ISPA dapat dideteksi secara dini Keluarga memeriksakan kesehatan anggota keluarganya

Petugas kesehatan memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

Pengetahuan keluarga meningkat :

Dapat memahami tentang Diare. Dapat menyebutkan penyakit yang ditimbulkan akibat hidup tidak sehat Dapat membuat larutan LGG. Keluarga dapat membuat larutan gula garam

Penyakit Diare dapat dideteksi secara dini Keluarga memeriksakan kesehatan anggota keluarganya Petugas kesehatan memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

Remaja mengetahui tentang NAPZA

Penyalahgunaan NAPZA dapat di deteksi secara dini

Tenaga konsultasi memberikan pelayanan konsultasi mengenai NAPZA

Pengetahuan keluarga meningkat :

Dapat memahami tentang DBD Dapat menyebutkan penyakit yang ditimbulkan akibat hidup tidak sehat Keluarga dapat mempratekkan cara memmbuang sampah yang baik yaitu dengan memisahkan sampah yang kering dan sampah yang basah

Penyakit DBD dapat dideteksi secara dini Keluarga memeriksakan kesehatan anggota keluarganya Petugas kesehatan mengadakan pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

Pengetahuan remaja meningkat tentang seks bebas

Prilaku seks bebas dapat terdeteksi dengan dini

Konsuler memberikan pelayanan kesehatan remaja mengenai pergaulan remaja

Pengetahuan keluarga meningkat :

Dapat memahami tentang hipertensi Dapat menyebutkan penyakit yang ditimbulkan akibat hipertensiPenyakit hipertensi dapat dideteksi secara

Keluarga dapat membuat menu sehari pada penderita hipertensi

Keluarga memeriksakan kesehatan anggota keluarganya

Petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam 6 bulan

85 %

85 %

85 %

85%

85%

85 %

85 %

85%

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %

85 %Mahasiswa, pak RT, dan laporan tahunan puskesmas Nanggalo

Mahasiswa, pak RT, dan laporan tahunan puskesmas Nanggalo

Mahasiswa

Mahasiswa dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan petugas kesehatan

Mahasiswa, petugas kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan pihak berwenang

Mahasiswa, pak RT dan pihak berwenang

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, pak RT dan tenaga kesehatan

Mahasiswa, dan tenaga kesehatan

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Balai pemuda,Mesjid dan Rumah keluarga

Ketua RT, Mahasiswa

Ketua RT dan Mahasiswa

Diagnosa 1

a. DiagnosaResiko tinggi terjadinya peningkatan kejadian ISPA di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan Kurangnya kebersihan lingkungan rumah, pengolahan sampah yang buruk, pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat, kurangnya pengetahuan KK tentang ISPA dimanifestasikan dengan:

- 35,3% anggota keluarga menderita ISPA,

- 94,1% keluarga mengolah sampah dengan cara yang buruk ( di bakar)

- 51%keluarga memiliki lingkungan rumah yang tidak bersih

- 74,5% rumah memiliki sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat b. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada masyarakat RT 05 RW 01 Kel. Kurao Pagang dalam jangka waktu 6 bulan angka kejadian ISPA berkurang.c. Rencana Kegiatan Memberikan penyuluhan tentang penyakit ISPA serta akibat yang ditimbulkannya

Memberikan informasi kepada keluarga tentang faktor faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA. Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara pembuangan sampah yang baik. Deteksi dini adanya penyakit ISPA dengan memotivasi keluarga untuk selalu memeriksakan kesehatan .

Memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakatDiagnosa 2

a. Diagnosa

b. Resiko peningkatan kejadian Diare di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang berhubungan dengan metode pembuangan sampah yang buruk, jarak sumber air minum dengan septic tank, sarana pembuangan limbah, metode pengolahan sayur yang tidak baik, sumber dan keadaan air minum yang tidak memenuhi syarat dimanifestasikan dengan :

33,3% keluarga mengggunakan sumber air minum yang beresiko

29,4% keluarga mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan ,

56,9% keluarga memiliki jarak sumber air minum dengan septic tank yang tidak memenuhi syarat,

41,2% keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat,

94,1% keluarga menggunakan metode pembuangan sampah yang jelek (dibakar, dibuang sembarang tempat)

39,2% keluarga menggunakan metode pengolahan sayur yang tidakc. Tujuan

d. Rencana Tindakan

.

3. Implementasi

4. Evaluasi