askep jiwa komunitas

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana yang tidak habis-habisnya, baik oleh karena manusia maupun karena kejadian alam merupakan sumber stressor yang berat yang data mengakibatkan terjadinya berbagai masalah kesehatan jiwa masyarakat, baik yang ringan sampai yang berat. Masalah kesehatan jiwa yang ringan berupa masalah psikososial seperti kecemasan, psikosomatis dapat terjadi pada orang yang mengalami bencana. Bahkan keadaan yang lebih berat seperti depresi dan psikosis dapat terjadi jika orang yang mengalami masalah psikososial tidak ditangani dengan baik (Keliat dkk, 2007). Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi harga diri rendah (Rusniati 2008). Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self

Upload: wirya-funte

Post on 11-Dec-2014

133 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Asuhan keperawatan Jiwa komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP JIWA KOMUNITAS

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Bencana yang tidak habis-habisnya, baik oleh karena manusia maupun karena kejadian

alam merupakan sumber stressor yang berat yang data mengakibatkan terjadinya berbagai

masalah kesehatan jiwa masyarakat, baik yang ringan sampai yang berat. Masalah kesehatan

jiwa yang ringan berupa masalah psikososial seperti kecemasan, psikosomatis dapat terjadi pada

orang yang mengalami bencana. Bahkan keadaan yang lebih berat seperti depresi dan psikosis

dapat terjadi jika orang yang mengalami masalah psikososial tidak ditangani dengan baik (Keliat

dkk, 2007).

Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.   Dari  hasil 

riset  ditemukan  bahwa  masalah  kesehatan  fisik mengakibatkan  harga  diri  rendah.  Harga 

diri  tinggi  terkait  dengam  ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh

orang lain. Sedangkan harga  diri  rendah  terkait  dengan  hubungan  interpersonal  yang  buruk 

dan resiko terjadi harga diri rendah (Rusniati 2008).

Gangguan  harga  diri  dapat  digambarkan  sebagai  perasaan  negatif terhadap diri

sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah  dapat  terjadi  secara 

situasional  (trauma)  atau  kronis  (negatif  self evaluasi  yang  telah  berlangsung  lama).  Dan 

dapat  di  ekspresikan  secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata). Konsep  diri 

sangat  erat  kaitannya  dengan  diri  individu.  Kehidupan yang sehat, baik fisik maupun

psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri  yang  baik  dan  stabil.  Konsep  diri  adalah 

hal-hal  yang  berkaitan  dengan ide,  pikiran,  kepercayaan  serta  keyakinan  yang  diketahui 

dan  dipahami  oleh individu  tentang  dirinya.  Hal  ini  akan  mempengaruhi  kemampuan 

individu dalam membina hubungan interpersonal. Meskipun konsep diri tidak langsung  ada,

begitu individu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. selain itu

konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan  orang 

lain  termasuk  berbagai  stressor  yang  dilalui  individu  tersebut. Hal  ini  akan  membentuk 

Page 2: ASKEP JIWA KOMUNITAS

persepsi  individu  terhadap  dirinya  sendiri  dan penilaian persepsinya terhadap pengalaman

akan situasi tertentu. Gambaran  penilaian  tentang  konsep  diri  dapat  di  ketahui  melalui

rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiri terdiri   dari 

beberapa  bagian,  yaitu: gambaran  diri  (body Image),  ideal  diri, harga diri, peran dan identitas

(Rusniati, 2008).

Penanganan kesehatan jiwa secara cepat dan tepat memungkinkan hasil yang baik.

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pemulihan normal (25 %) dan kemandirian (25%) akan

mencapai jka pasien gangguan jiwa ditangani dengan benar. Dengan fakta seperti ini, bahkan

produktivitas pasien gangguan jiwa masih dapat diharapkan. Direktorat Kesehatan Jiwa

Masyarakat ( 2005) dilanjutkan Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (2006) Departemen Kesehatan

Republik Indonesia menetapkan tatanan pelayanan kesehatan jiwa tersebut dalam bentuk

piramida. Piramida pelayanan kesehatan tersebut menjabarkan, pelayanan kesehatan bersifat

berkesinambungan darai komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya.Pelayanan kesehatan jiwa

dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan mandiri oleh pasien dan keluarganya. Pelayanan

lanjutan berikutnya adalah puskesmas, rumah sakit umum, dan yang paling tinggi adalah

pelayanan di rumah sakit jiwa sebagai pelayanan rujukan tertinggi untuk kesehatan jiwa (Keliat

dkk, 2007).

Upaya mewujudkan kesinambungan pelayanan kesehatan jiwa telah imulai di Indonesia

yaitu di NAD, dan Nias daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang

lalu. Benruk pelayanan yang diterapkan adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitas (Community

Mental Health Nursing/ CMHN). Pelayanan kesehatan jiwa komunitas diberikan oleh perawat

puskesmas yang mendapat pelatihan BC-CMHN (Basic Course of Community Mental Health

Nursing. Dengan keberhasilan program CMHN, pasien yang tidak tertangani di masyarakat

diharapkan akan irujik ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik an

spesialistik. Tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat telah dikembangkan dengan baik

(Keliat dkk, 2007).

B.  Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di jabarkan di atas, maka terdapat banyak masalah yang

muncul terutama dalam perawatan pasien gangguan  jiwa  dengan  harga  diri  rendah.  Dalam 

Page 3: ASKEP JIWA KOMUNITAS

hali  ini  klien  merasa  harga dirinya hilang, merasa kecewa, adanya kegagalan dan ketidak

berdayaan.

C.  Tujuan

Tujuan penulisan ini dibedakan menjadi dua yaitu :

a.    Tujuan Umum

1.    Meningkatkan  kesadaran  masyarakat  akan  pentingnya  kesehatan jiwa sebagai suatu

milik masyarakat yang berharga.

2. Membantu  masyarakat  agar  mampu  memprakarsai  atau  berupaya dalam  kegiatan 

kesehatan  jiwa  baik  secara  perorangan  maupun berkelompok.

3. Meningkatkan  penggunaan  sarana  pelayanan  kesehatan  jiwa  yang tersedia.

b.    Tujuan Khusus

1. Meningkatkan  pengetahuan  klien  tentang  berbagai  gangguan  dan penyakit jiwa dalam

klien.

2. Mendorong  partisipasi  aktif  klien  dalam  perencanaan  dan pelaksanaan program

kesehatan jiwa.

3. Menciptakan  nilai  dan  norma  sosial  yang  menunjang  upaya  untuk meningkatkan

kondisi dan kegiatan kesehatan jiwa.

D.  Manfaat

1.    Manfaat Teoritis

Diharapkan  dapat  memberikan  sumbangan  ilmiah  bagi  wahana perkembangan  ilmu

keperawatan  khususnya  keperawatan komunitas terutama jiwa di masyarakat  yang 

berhubungan  gangguan  jiwa  dengan  harga diri rendah

2.    Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat dan pendidik mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi gangguan jiwa dengan harga diri rendah.

Page 4: ASKEP JIWA KOMUNITAS

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.   Pengertian Harga Diri Rendah

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan renah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi negarif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat dkk,

2007). Harga diri juga dapat didefinisikan sebagai kondisi menolak dirinya sebagai sesuatu yang

berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.

B.  Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah

Tanda dan gejala dari harga diri antara lain:

1. Mengkritik diri sendiri.

2. Perasaan tidak mampu.

3. Pandangan hidup yang pesimis

4. Penurunan produktivitas.

5. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Selain tanda dan gejala tersebut, pada pasien dengan harga diri rendah dapat diamati dari

penampilan seseorang tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,

selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara

lambat dengan nada suara lemah.

C.  Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara atau

pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka dapat dirumuskan diagnose

keperawatan gangguan konsep diri: harga diri rendah.

Page 5: ASKEP JIWA KOMUNITAS

D.  Tindakan Keperawatan

Setelah menegakan diagnosa keperawatan, beberapa tindakan keperawatan yang dapat di

lakukan baik pada pasien dan keluarganya antara lain sebagai berikut:

1.      Tindakan keperawatan pada pasien

a.       Tujuan keperawatan

1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

2) Pasien dapat menilai kemempuan yang dapat dilakukan.

3) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan.

4) Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan.

5) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal.

b.      Tindakan keperawatan

1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untik

membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih

dimilikinya, dengan melakukan hal-hal berikut ini:

a)      Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan di rumah, adanya keluarga dan

lingkungan terdekat pasien.

b)      Beri pujian yang realistic dan hindarkan penilaian yang negatif

2) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara-cara berikut:

a)      Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang masih dapat dilakukan

saat ini.

b)      Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri yang

diungkapkan pasien.

c)      Perlihatkan respon yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang aktif.

3)      Membantu pasien untuk memilih atau menetapkan kemempuan yang akan dilatih.

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a)      Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan diplih sebagai kegiatan yang akan

pasien lakukan sehari-hari.

b)      Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan dengan mandiri

atau dengan bantuan minimal.

Page 6: ASKEP JIWA KOMUNITAS

4)      Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut:

a)      Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan keiatan.

b)      Bersama pasien, peragakan kegiatan yang di tetapkan.

c)      Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.

5)      Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.

a)      Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih.

b)      Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.

c)      Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan.

d)     Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.

e)      Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan

kegiatan.

2.      Tindakan keperawatan pada keluarga

a.       Tujuan keperawatan

1)      Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien

2)      Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien.

3)      Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dilatih

dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien.

4)      Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.

b.      Tindakan keperawatan

1)      Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.

2)      Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien

3)      Diskusikan dengan keluarga mengenai kemampuan yang imiliki pasien dan puji

pasien atas kemampuannya.

4)      Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah.

5)      Demonstrasikan cara merawat pasien harga diri rendah.

6)      Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekan cara merawat pasien harga

diri rendah seperti yang telah di demonstrasikan sebelumnya.

7)      Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah.

3.      Terapi aktivitas kelompok

Terapi aktivitas kelompok untuk pasien harga diri rendah adalah terapi aktivitas

kelompok stimulasipersepsi yang terdiri dari dua hal berikut:

Page 7: ASKEP JIWA KOMUNITAS

a.       Sesi 1; mengidentifikasi hal positif diri

b.      Sesi 2; melatih positih pada diri.

E.  Evaluasi Keperawatan

Setelah tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien harga diri

rendah dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam merawat pasien harga diri rendah.

Page 8: ASKEP JIWA KOMUNITAS

BAB III

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS JIWA MASYARAKAT

A.  Pengkajian Keperawatan

1.Data Inti (Core)

a. Riwayat

1) Usia penderita:

a) Anak                   : 15 – 20 tahun

b) Orang tua           : 32 tahun

2) Jenis ganguan jiwa yang pernah diderita: gangguan konsep diri: harga diri rendah,

memandang dirinya tidak sebaik teman-temannya di sekolah.

3) Riwayat trauma       : takut yang berlebihan

4) Konflik                    : penganiayaan

b. Demografi

1) Vital statistik:

Kelurahan Tianyar Tengah terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.

Kelurahan Tianyar berbatasan langsung dengan 4 Kelurahan. Sebelah utara berbatasan dengan

Tianyar Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tianyar Utara, sebelah timur

berbatasan dengan Tianyar Barat, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Tianyar

Timur. Kelurahan Tianyar Tengah terdapat 5 RW, dan setiap RW ada 5 RT, dan setiap RT

terdapat 28 Kepala Keluarga.   

2) Agama         : Hindu

3) Budaya        : Bali

2. Data Delapan subsistem

a. Lingkungan fisik

Kualitas udara di Kelurahan Tianyar Tengah cukup bersih tidak ada polusi udara, karena

Kelurahan tersebut masih banyak terdapat pohon-pohon rindang.  Di Kelurahan Tianyar Tengah

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari memakai air sumur jadi selama pohon-pohon itu masih

mampu menampung air, ketersediaan air bersih akan terpenuhi.

Page 9: ASKEP JIWA KOMUNITAS

Tingkat kebisingan di Kelurahan Tianyar Tengah masih diambang batas normal, karena

di Kelurahan tersebut tidak terdapat pabrik ataupun industri. Selain itu kendaraan bermotor yang

bisa menjadi sumber kebisingan juga jarang berlalu-lalang di Kelurahan tersebut, karena warga

di Kelurahan Tianyar Tengah lebih banyak menggunakan sepeda untuk beraktifitas sehari-hari.

Jarak antar rumah di Kelurahan Tianyar Tengah sangat dekat, hampir tak ada pagar

pembatas untuk tiap-tiap rumah. Kepadatan penduduk di Kelurahan Tianyar Tengah sangat

padat. Faktor pengganggu seperti hewan buas ataupun hewan pemangsa tidak ada.

Sebagian besar pendidikan warga masyarakat Kelurahan Tianyar Tengah lulusan SD,

urutan yang kedua lulusan SMP dan sisanya lulusan SMA. Untuk yang sekolah sampai sarjana

masih bisa di hitung dengan jari. Sarana pendidikan belum begitu terpenuhi, apalagi terkait

sarana pendidikan jiwa, belum ada. Terkait sarana pendidikan formal terdapat 5 SD di Kelurahan

Tianyar Tengah, untuk sekolah SMP ada satu dan SMA juga ada satu.

b. Keamanan & transportasi

Petugas keamanan di Kelurahan Tianyar Tengah sistemnya digilir. Jadi setiap malam

ronda yang terpusat di pos kamling kemudian keliling Kelurahan, untuk pembagian jadwalnya

diatur oleh penanggung jawab keamanan di Kelurahan tersebut. Setiap malam ada 2 orang yang

bertugas.

Sarana tranportasi yang biasa digunakan adalah sepeda “onthel” dan sebagian kecil

menggunakan motor sebagai alat transportasinya. Tidak jarang orang bepergian ke kota harus

jalan kaki dahulu keluar Kelurahan, setelah itu naik angkot atau kendaraan umum lainnya. Untuk

keamanan transportasi sendiri masih terjaga, selain karena ada jadwal pos kamling setiap malam,

warga Kelurahan Tianyar Tengah orangnya lebih bangga dengan barang-barangnya sendiri. Jadi

untuk situasi keamanan lingkungan masih terjaga. Tidak ada pencurian, perampokan, perkosaan

apalagi perkelahian antar warga. Kelurahan Tianyar Tengah walaupun sebagian besar tingkat

penghasilan warganya tergolong menengah kebawah, namun mereka bangga dengan hasil yang

halal, untuk pencurian atau perampokan jarang terjadi.

Keamanan di jalan bisa dipastikan kurang terpenuhi, selain karena jalannya apabila hujan

licin, dan apabila musim kemarau berdebu. Jadi untuk keamanan di jalan kurang terjaga, masih

ada yang terjatuh gara-gara selip ataupun senggolan karena sempitnya gang masuk di Kelurahan

tersebut. 

Page 10: ASKEP JIWA KOMUNITAS

c.    Petugas di jalan raya

Petugas dijalan raya di dekat Kelurahan Tianyar Tengah sudah bekerja seoptimal

mungkin. Kecelakaan juga jarang terjadi, karena polisi yang bertugas di lalu lintas mewajibkan

setiap pengendara sepeda motor memakai helm, dan untuk pengendara mobil wajib memakai

sabuk pengaman. Jadi walaupun di jalan raya ramai dengan kendaraan, kecelakaan bisa di

minimalisir.

Antara Kelurahan Tianyar Tengah dengan Kelurahan sebelah dihubungkan dengan

jembatan penyeberangan. Jembatan tersebut terbuat dari bahan bangunan. Jadi untuk keamanan

sudah terpenuhi. Tidak ikut hanyut terbawa sungai, kalaupun itu hujan deras.

d.  Politik & pemerintahan

Pemerintah daerah (Pemda) setempat kurang tanggap dengan kejadian gangguan jiwa di

masyarakat. Pemda masih fokus dengan masalah-masalah yang sifatnya medis, misalnya demam

berdarah, diare, kusta, terkait program imunisasi lengkap. Gangguan jiwa masyarakat belum

mendapatkan perhatian khusus. Skrining warga dengan gangguan jiwa juga belum pernah

dilakukan. Aturan pemda tentang jiwa di masyarakat sudah ada, tetapi dalam prakteknya

keluarga pasien yang berinisiatif membawanya berobat ke pelayanan pengobatan terkait.

Perlindungan warga dari pasien jiwa juga kurang optimal. Stigma negatif untuk orang dengan

gangguan jiwa masih melekat dalam kehidupan warga Kelurahan Tianyar Tengah.

Situasi politik di Kelurahan Tianyar Tengah juga kurang terlihat. Pemerintah setempat

lebih tertarik membiayai pemenuhan sarana dan prasarana di Kelurahan Tianyar Tengah, bukan

tertarik di kesehatannya, lebih-lebih tertarik dengan kesehatan jiwa masyarakat. Jadi

pengaruhnya dengan jiwa masyarakat tidak terdeteksi lebih dini. Banyak orang stress dengan

semakin meningkatnya kebutuhan, tetapi tingkat penghasilan minimal. Yang seperti itu kurang

mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.

e. Pelayanan umum dan kesehatan

Akses pelayanan kesehatan jiwa terhadap masyarakat kurang terjangkau. Ada puskesmas

pembantu di Kelurahan Tianyar Tengah itupun melayani penyakit yang umum dimasyarakat

seperti flu, batuk, dan panas. Puskesmas di Kecamatan harus menempuh jarak 10 km untuk

Page 11: ASKEP JIWA KOMUNITAS

mengakses pelayanan kesehatan tersebut. Kalau mau ke rumah sakit harus menempuh jarak +/-

20 km.

Jenis pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan adalah belum begitu berpengaruh dengan

masih tingginya tingkat stress warga di Kelurahan Tianyar Tengah. Pelayanan yang biasanya

dilakukan adalah memberikan penyuluhan sederhana terkait steres dan dampaknya jangka

panjang. Dampak pelayanan kesehatan bagi kesehatan jiwa masyarakat bisa diminimalisir untuk

kejadian gannguan jiwa, apalagi yang sampai mengamuk ataupun merusak prasarana Kelurahan.

Jadi deteksi dini jiwa msyarakat perlu dioptimalkan lagi oleh petugas pelayanan kesehatan

terutama kita sebagai perawat. Tidak menungga ada kasus, tetapi kita harus peka dengan

kejadian walaupun itu baru stress masyarakat.

Jenis pelayanan umum untuk masyarakat adalah kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,

pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang sakit umum, seperti flu, batuk, panas. Untuk

penyakit yang serius akan di rujuk di rumah sakit terdekat.

f.  Komunikasi

Komunikasi yang digunakan di wilayah kelurahan Tianyar Tengah adalah musyawarah

yang dilakukan antar warga dan pejabat kelurahan, serta setiap informasi yang ada sering

dilakukan melalui masjid yang ada. Media komunikasi yang ada di masyarakat Tianyar cukup di

mengerti oleh warga, namun terhadap kesehatan jiwa belum begitu berdampak karena masih

sedikit media yang menjelaskan mengenai kesehatan jiwa.

g.  Ekonomi

Kondisi ekonomi yang sedang sulit di sebagian keluarga di kelurahan Tianyar Tengah,

maka kesejahteraan masyarakatnya masih rendah. Karena kesejahteraaan ekonomi yang rendah,

maka ada sebagian keluarga yang mengalami sedikit gangguan jiwa seperti seringnya marah-

marah pada anak sehingga anak mengalami gangguan konsep diri. Peluang penghasilan

tambahan masyarakat di kelurahan Tianyar Tengah ke banyakan warganya adalah petani, namun

karena musim yang sedang mendukung ada juga sebagian warga menggunakan kendaraan

sepeda motornya untuk mengojeg, dan ada ibu-ibu yang berdagang di depan rumahnya.

Kepadatan kerja masyarakat dan dampak terhadap kesehatan jiwa masyarakat. Karena

kebanyakan warga hanya petani, pada saat musim tidak mendukung untuk bertani maka sebagian

Page 12: ASKEP JIWA KOMUNITAS

warga beralih ke pekerjaan yang sama seperti mengojeg, sehingga menyebabkan saingan dan

juga pendapatan yang kurang maka para orang tua sering marah pada anaknya sebagai

pelampiasan kekesalannya terhaap kondisi ekonomi.

h.  Rekreasi

Sarana rekreasi yang sering digunakan oleh warga yang ada di kelurahan Tianyar Tengah

adalah bermain bersama di lapangan bola setiap sore, dan sering berkumpul mengobrol di

lingkungan rumah. Warga yang ada di kelurahan Tianyar Tengah biasanya melakukan rekreasi di

lapangan pada sore hari dan banyak yang berkumpul di lingkungan rumah pada saat malam

sehabis magrib.

Dampak rekreasi terhdap kesehatan jiwa masyarakat rekreasi yang ada cukup

memberikan dampak positif pada warga, karena semakin terjalinnya kebersamaan dan rasa

peduli antar warga dan sering berdiskusi untuk mengatasi masalah ekonomi yang sulit sehinga

kondisi emosional sebagian warga yang sering marah dapat di kurangi dengan saling berdiskusi

pada saat berkumpul di lingkungan rumah.

B.  Diagnosa Keperawatan

Harga diri rendah situasional pada remaja di kelurahan Tianyar Tengah berhubungan

dengan Gangguan gambaran diri yang dimanifestasikan  dengan Akibat dimarahi dan

diperlakukan kasar sama orang tua.

C.  Perencanan

1.    Tujuan Jangka Panjang

Koping komunitas di kelurahan Tianyar Tengah menjadi efektif dalam menjalani masalah.

2.    Tujuan Jangka Pendek

a.    Orangtua di Kelurahan Tianyar Tengah dapat mengatasi Stres.

b.    Tidak terjadi Kekerasan pada remaja di kelurahan Tianyar Tengah.

c.    Remaja di Kelurahan Tianyar Tengah tidak lagi takut dengan orangtuanya.

d.   Percaya Diri pada remaja di kelurahan Tianyar Tengah meningkat.

e.    Kedekatan orang tua dan remaja menjadi lebih baik.

Page 13: ASKEP JIWA KOMUNITAS

D.  Tindakan

DxTujuan Umum

Tujuan Khusus

StrategiRencana Kegiatan

Sumber Tempat Waktu Kriteria

Dx. I

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 minggu diharapkan orangtua di Kelurahan Tianyar Tengah bisa melakukan tindakan koping yang efektif.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu : Warga Kelurahan Tianyar Tengah dapat membentuk kelompok kerja kesehatan jiwa di desa dan kelompok pendukung .

Proses kelompok

1.   Pembentukan kelompok kerja kesehatan jiwa di desa

2.   Pembentukan kelompok pendukung seperti kelompok pengajian, kelompok diskusi kesehatan jiwa.

1.   Kader kesehatan

2.   Tokoh masyarakat

3.   Mahasiswa

4.   Materi tentang kesehatan jiwa

Aula Kelurahan Tianyar Tengah

Setiap hari minggu, dilakukan 2 kali/ minggu.

Respon verbal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan  selama 2 minggu warga kelurahan Tianyar Tengah dapat melakukan demonstrasi tentang bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah yang baik.

Pedidikan kesehatan Jiwa melalui Formasi kepemimpinan

     Latihan kepemimpinan(mengadakan training motivasi)

     Edukasi (penyuluhan tentang bagaimana cara memecahkan masalah)

1.     kader kesehatan

2.     tokoh masyarakat

3.     Tokoh Agama

4.     mahasiswa

5.     materi tentang kesehatan jiwa

Aula Kelurahan Tianyar Tengah

Setiap hari minggu, dilakukan 2 kali/ 1 minggu

Respon verbal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 minggu warga kelurahan Tianyar Tengah dapat melakukan studi kasus tentang masalah yang sering dihadapi

Pemberdayaan dan kemitraan

1.     Pembinaan keluarga sehat dan anggota keluarga resiko gangguan jiwa membahas kasus terkait manajemen stress dan di diskusikan.

2.    Pembinaan kelompok dan masyarakat melalui kunjungan Perawat Puskesmas/Ko

1.     kader kesehatan

2.     tokoh masyarakat

3.     mahasiswa

4.     materi tentang kesehatan jiwa

Aula Kelurahan Tianyar Tengah

Setiap hari minggu, dilakukan 2 kali/ 1 minggu

Respon Psikomotor

Respon Afektif

Page 14: ASKEP JIWA KOMUNITAS

munitas 3.     Kerjasama LP

dengan Dinas Kesehatan Kabupaten berupa pengadaan kegiatan rutin Life Skill Education dan LS berupa pelatihan kewirausaan dari Dinas Perikanan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 minggu warga kelurahan Tianyar Tengah dapat melakukan studi kasus tentang masalah yang sering dihadapi

Intervensi profesional

1.   Terapi modalitas keperawatan berupa pemberian teknik relaksasi nafas dalam.

2.   Terapi komplementer berupa manajemen stress

3.   Pemberian bimbingan keagamaan (spiritual)

1.   Perawat2.   Tokoh

masyarakat

3.   Tokoh agama

4.   Mahasiswa

Aula Kelurahan Tianyar Tengah

Setiap 2 hari sekali/minggu

Respon verbal