askep komunitas 3

42
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT POS PAUD NUSA INDAH RW.07 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Oleh : Deny Pratama Putra (201110420311046) Miftachul Ilma (201110420311047) Dedy Irawan (201110420311048) Lukman Hakim (201110420311049) Inten Manis Januarum (201110420311050) Firmaningsih Abd Haris (201110420311051) Melani Novita Sari (201110420311052) Rizal Ibnu Hidayat (201110420311053) SDA Murti Nagari (201110420311054) Nurbaiti Ma’rufah (201110420311055) Kiki Kusdiahsari (201110420311057) Eriana Try Anggraeni (201110420311058) Rizky Octavia Zuhdi (201110420311059) Fera Firdausy (201110420311060) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: masykuraliy

Post on 24-Nov-2015

462 views

Category:

Documents


52 download

DESCRIPTION

askep komunitas

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGATPOS PAUD NUSA INDAHRW.07 KELURAHAN TLOGOMASMALANG

Oleh :Deny Pratama Putra (201110420311046)Miftachul Ilma (201110420311047)Dedy Irawan(201110420311048)Lukman Hakim(201110420311049)Inten Manis Januarum (201110420311050)Firmaningsih Abd Haris (201110420311051)Melani Novita Sari (201110420311052)Rizal Ibnu Hidayat (201110420311053)SDA Murti Nagari (201110420311054)Nurbaiti Marufah (201110420311055)Kiki Kusdiahsari(201110420311057)Eriana Try Anggraeni (201110420311058)Rizky Octavia Zuhdi (201110420311059)Fera Firdausy (201110420311060)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2014LEMBAR PENGESAHANLAPORAN KEGIATAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT POS PAUD NUSA INDAH RW.07 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

Disahkan Oleh:Hari:Tanggal:

FasilitatorPembimbing Lahan

Chairul Huda Al-Huda S.Kep.NsLina

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Project Based Learning (PJBL) Asuhan Keperawatan Komunitas POS PAUD Nusa Indah dengan baik dan tepat waktu. Ini disusun sebagai bukti laporan telah melaksanakan asuhan keperawatan komunitas di POS PAUD Nusa Indah Tlogomas.Laporan ini dapat terselesaikan atas partisipasi dan sumbangsih dari berbagai pihak, sehingga kami tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru-guru PAUD, Lina S selaku pembimbing lahan, Chairul Huda Al-Husna S.Kep.Ns selaku fasilitator dan teman-teman anggota kelompok 4 yang terus bekerja sama dalam menyelesaikan laporan ini.Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, itu semua tidak luput dari kodrat kami sebagai manusia yang tak luput dari suatu kesalahan dan kekeliruan.Sihinnga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan kedepannya.Semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Malang, Maret 2014-03-18

Penulis

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMenurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawat yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan yang meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat.Pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan & rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHS, 1997).Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yangdilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawtan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh memalalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.Populasi komunitas merujuk pada semua khlayak masyarakat yang menempati area dengan satu / lebih karakteristik sedangkan agregat merujuk pada MASS atau group.Fokus praktik keperawatan komunitas adalah komunitas secara keseluruhan, dengan keperawatan yang diberikan kepada individu, keluarga dan kelompok dalam konteks penigkatan dan pemeliharaan secara komunitas.Pada agregat anak, masa keemasan anak dicapai pada usia 3 6 tahun dimana pada tingkat usia tersebut anak-anak telah memasuki pendidikan anak usia dini (PAUD), dimana pada usia ini merupakan usia yang paling tepat untuk orang tua dalam menanamkan potensi-potensi yang baik dan akan berpengaruh kedepan demi perkembangan dan pertumbuhan anak.Sekarang ini banyak sekali sekolah-sekolah untuk balita seperti pendidikan anak usia dini (PAUD).Dimana masyarakat sekarang mulai memikirkan pendidikan anak sejak dini.Bagi mereka pendidikan adalah suatu yang sangat penting maka dari itu mereka berlomba-lomba untuk mencari sekolah yang terbaik untuk anak-anak mereka.Dengan peningkatan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan untuk anak-anak sudah seharusnya kesadran ini di iringi dengan sadar akan penerapan kehidupan yang sehat pada anak-anak sejak dini dikarenakan anak-anak usia dini memiliki risiko mengalami gangguan kesehatan.Peran perawat komunitas adalah salah satunya memberikan asuhan keperawatan komunitas kepada sekelompok siswa atau lingkungan sekolah seperti yang kami lakukan sekarang yang melibatkan POS PAUD Nusa Indah Tlogomas Malang.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah Projectt Based learning (PJBL) keperawatan komunitas yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan kesehatan POS PAUD Nusa Indah Tlogomas Malang.1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan umumUntuk mengetahui tentang status kesehatan di POS PAUD Nusa Indah Tlogomas Malang1.3.2 Tujuan khusus Siswa PAUD dapat mempraktekkan cara gosok gigi yang benar Wali murid dain siswa mengetahui tentang kesehatan gigi Guru dan siswa PAUD mengetahui pentingnya PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

1.4 Manfaat Mahasisa Memberikan pengalaman belajar untuk mahasiswa sehingga dapat mengenali berbagai masalah kesehatan dalam ruang lingkup usia pra-sekolah atau pendidikan usia dini serta dapat menentukan penyelesaian dengan mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan pada sekolah khusus tentang kesehatan gigi ( caries gigi). Bagi PAUD Nusa IndahMembantu guru dan orang tua siswa guna memberi gambaran mengenai kesehatan gigi dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta adanya keinginan untuk mengatasi masalah tersebut.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Anak Sekolah 2.1.1 Pengertian Anak Pra SekolahAnak prasekolah adalah mereka yang usia antara tiga sampai enam tahun (patmonodewo , 1995 ). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirancang dan dikembangkan agar berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar ( Supartini, 2004).Masa prasekolah menurut munandar ( 1992 ) merupakan masa-masa untuk bermain dan mulai memasuki taman kanak-kanak. Waktu bermain merupakan sarana untuk tumbuh dalam lingkungan dan kesiapanya dalam belajar formal ( Gunarsa, 2004 ). Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah ini , anak mulai menguasai berbagai ketrampilan fisik ,bahasa dan anak pun mulai memiliki rasa percaya diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya ( Hurlock 1997 ). Tim pengembangan mata kuliah dasar kependidikan Matono 1997 berpendapat bahwa pada masa prasekolaha akan timbul dorongan yang sangat kuat untuk menuntun pengakuan dirinya. Kemauannya harus selalu dituruti dan emosinya sering meluap-luap disertai dengan perilaku agresif yang sangat kuat terutama kalau keinginannya tidak dituruti, biasanya anak akan sadar ingin melepaskan diridari pengaruh ibunya dan mau berdiri sendiri, sebab di dorong oleh gairah hidup yang positif dan kuat ( Hartono 1997).Menurut ( Hurlock 1997 ) ciri-ciri anak usia prasekolah meliputi fisik motork dan intelektual dan social. Ciri Fisik anak Prasekolah yaitu otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Selain itu anak juga mempunyai anak ingin tahu , rasa emosi, iri dan cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang dimiliki oleh teman sebayanya. Sedangkan secara social anak mampu menjalani kontak social dengan orang-orang yang ada di luar rumah sehingga anak mempunyai minat untuk bermain dengan temannya, orang dewasa, saudara kandung di dalam keluarganya.

2.1.2 Tahap-tahap perkembangan usian pra sekolahPerkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari seluruh tubuh,jaringan tubuh , organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa , sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.Periode penting dalam tumbuhn kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesehatan social, kesadaran emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat, perkembangan psikososial social sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dan orangtuanya.Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang akan ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaana dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.

2.1.3 Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan1.factor intrinsic Factor intinsik yhang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak yaitu: Kelainan kromosom Kelainan pada system endokrin, misalnya kekurangan hormone tiroid, hormone pertumbuhan dan hormone lainnya Kerusakan otak yang menyebabkan system saraf pusat yang bias menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumuhan Kelainan pada system jantung dan pernapasan Anemia atau penyakit darah lainnya Kelainan pada system pencernaan Menurut soetjiningsih secara umum terdapat dua factor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu factor genetic (intrinsic dan factor lingkunga ekstinsik). Factor ekstinsik Yang merupakan factor ekstrinsik: Factor psikis dan social Deprsi bias menyebabkan nafsu anak berkurang Factor ekonomi Factor lingkungan (termasuk paparan oleh infeksi, parasite atau racun). Factor pendukungFactor-faktor pendukung perkembangan antara lain: Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tsb. Peran aktif orangtua Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak Peran aktif anak Pendidikan orangtua 2.1.4 Fase perkembangan pada masa usi pra sekolahPada masa usia pra sekolah ini dapat di perinci lagi menjadi dua masa, yaitu masa vital dan masa estetik. Masa Vital Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Pada tahun pertama,anak memasukan apa saja yang dijumpai kedalam mulutnya, tidaklah mulut merupakan sumber kenikmatan utama tapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. (Elizabeth B. Hurlock , 1999) Pada tahun kedua telah berjalan, dengan mulai anak akan mulai belajar menguasai ruang. Melalui kebersihan ini,anak belajar mengendalikan implus-implus atau dorongan yang datang dari dalam dirinya ( umpamanya buang air kecil, dan buang air besar) ( Elizabeth B. Hurlock 1999).

Masa estetik Pada masa ini diangap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Pada masa ini panca indera masih peka karena itu montesori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk melatih panca indrenya ( yusuf, 2001:69)

2.1.5 Tugas Perkembangan pada masa usia prasekolahHagvighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila tugas itu berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan dalam tugas berikutnya.Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya, seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai pra syarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.Tugas-tugas perkembangan pada usia 0-6 th adalah sebagai berikut:1.Berjalan jalan2. Belajar berbicara3. Belajar makanan padat4. Belajar buang air kecil dan besar5. Belajar mengenal perbedaan jenis klamin6. mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis dll.Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4-5 th adalah: Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum. Membangunnsikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh Belajar menyesuaikan diri denga teman seusianya Mulai mengembangkan peran social pria dan wanita yang tepat Mengembangkan hati nurani , pengertiajn moral dan tingkatan niali

2.1.6 Stimulasi perkembangan anak usia 4-5 tahunStimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah: Gerakan kasar, dilakukan dengan memberi kesempatan anak melakukan permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan Gerakan halus, dirangsang dengan membantu misalnya anak belajar menggambar Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue Begaul, dan mandri ( suherman, 2000)2.1.7 Deteksi dini tumbuh kembang anak Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan.Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi ( bertambah banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada petambahan ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih matang bentuknya. ( IDAI, 2002)Cara mendeteksi tumbuh kembang anak Mendeteksi tumbuh kembang pada anak diantaranya : Pengukuran antropometriPengukuran antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badanb, tinggi badan, lingkar kepala, dan lengan lengan atas. Pengukuran berat badanPengukurun berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan untuk menilai hasikl peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh.

Pengukuran tinggi badanPengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang digunakan untuk menilai status perbaikan gizi di samping factor genetic. Tes Daya Lihat Dan Tes Kesehatan Mata Anak PrasekolahTes ini untuk memneriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada anak berusia 3-6 tahun. Tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga jika ada penyimpangan dapat segera ditangani.Untuk melakukan tes daya lihat diperlukan ruangan dengan penyinaran yang baik dabn alat kartu E yang digantungkan setinggi anak duduk. Kartu E berisi 4 baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar kemudian berangsur angsur mengecil pada baris keempat. Apabila pada baris ketiga, anak tidak dapat melihat maka perlu durujuk.Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksa kesehatan matanya, perlu ditanyakan :1.keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing.2.perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat, sering mengkedip-kedipkan mata.3.kelainan mata seperti bercak bitot, juling, m,ata merah dan keluar air.Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata mata, maka anak tersebut perlu dirujuk. Tes Daya Dengar Anak (TDD)Tes data dengar berupa pertanyaan-pertanyaan y6ang disesuaikan dengan usia anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, > 16 bulan, > 9bulan, > 11bulan, > 12bulan, > 24 bulan, > dan >36 bulan. Setiap pertanyaan perlu ya atau tidak. Apabila jawabannya adalah tidak maka perdengaran anak tidak normal sehi8nga perlu pemeriksaan lebih lanjut.Pertumbuhan dan perkembangan anak ; Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala denga tegak pada posisi telungkup. Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan. Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpahg Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis. Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian sendiri. Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna. Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bentuan (Depkes RI, 2005).2.2 Konsep Karies Gigi2.2.1 PengertianKaries berasal dari kata ker yang dalam bahasa Yunani artinya kematian,sedangkan dalam bahasa Latin artinya kehancuran. Karies gigi merupakan pembentukan lubang pada permukaan gigi yang disebabkan oleh kuman (Srigupta, 2004). Sedangkan menurut Koswara (2006) karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi oleh asam organik hasil fermentasi karbohidrat makanan terutama gula pasir dan pati-patian yang tertinggal melekat pada bagian-bagian dan sela-sela gigi oleh bakteri asam laktat.2.2.2 Pertumbuhan gigiBenih gigi susu sebenarnya sudah terbentuk sejak bayi masih dalam kandungan, yaitu sejak janin berusia 4 minggu. Bahkan, gigi permanen yang akan menggantikan gigi susu juga telah terbentuk. Gigi tumbuh dari epitel tulang rahang. Mula-mula yang tumbuh adalah mahkota gigi berwarna putih dengan lapisan luar emailnya, lalu berlanjut ke bawah berupa dentin, diteruskan dengan pulpa gigi yang menjadi tempat syaraf dan pembuluh darah, yang paling akhir adalah akar gigi (Rosseno, 2008). Erupsi atau keluarnya akar gigi pertama biasanya terjadi pada usia 6-8 bulan setelah kelahiran. Namun ada kalanya erupsi gigi terjadi saat anak berusia 9 bulan (Machfoedz, 2006). Erupsi ini tidak terjadi sekaligus, akan tetapi satu persatu atau sepasang. Ketika berusia 1 tahun, biasanya anak punya 6-8 gigi susu. Pertumbuhan gigi susu ini akan berhenti pada usia 2-3 tahun dengan jumlah gigi 20 buah. Kemudian satu persatu akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen saat anak menginjak usia 5-6 tahun (Rosseno, 2008). Urutan pertumbuhan gigi susu yaitu:

2.2.3 Urutan Pertumbuhan Gigi SusuNoJenis Gigi SusuTumbuh Umur

1.2.Gigi rahang atas:a. Gigi seri pertamab. Gigi seri keduac. Gigi taringd. Gigi geraham pertamae. Gigi geraham keduaGigi rahang bawah:a. Gigi seri pertamab. Gigi seri keduac. Gigi taringd. Gigi geraham pertamae. Gigi geraham kedua7-8 bulan8-9 bulan16-18 bulan12-14 bulan20-30 bulan6-7 bulan8-9 bulan14-16 bulan12-14 bulan20-30 bulan

(sumber: Machfoedz, I. 2006. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya).2.3.4 Manifestasi klinisTanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat kembali ke asal (reversible),namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif. Bila email dan dentin sudah mulai rusak, maka lubang akan semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh (Kuntari, 2008).2.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi karies gigiMenurut Ruslawati (2001), penyebab karies gigi meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu: Faktor internalMerupakan faktor yang langsung berhubungan dengan karies gigi, yaitu: Host, meliputi gigi dan saliva.Komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah email. Struktur email gigi sangat menentukan proses terjadinya karies. Gigi selalu dibasahi saliva secara normal. Pada proses pencernaan di dalam mulut terjadi kontak antara makanan, saliva dan gigi. Fungsi saliva adalah sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jumlah dan isi saliva, derajat keasaman, kekentalan, dan kemampuan buffer berpengaruh pada karies. Saliva mampu meremineralisasi karies dini karena mengandung ion Ca, dan P. Saliva juga mempengaruhi pH dan komposisi mikroorganisme dalam plak (Mansjoer, 2001). Agent (Bakteri/Mikroorganisme)Mansjoer (2001) mengatakan ada 3 bakteri yang sering mengakibatkan karies yaitu:1) Lactobacillus, bakteri ini populasinya dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Bakteri ini hanya dianggap faktor pembantu karies.2) Streptococcus, bakteri kokus gram positif ini jumlahnya terbanyak dalam mulut dan merupakan penyebab utama karie gigi karena bakteri ini mampu memproduksi senyawa glukan (mutan) dalam jumlah yang besar dari sukrosa dengan pertolongan enzim, salah satu spesiesnya yaitu Streptococcus mutans.3) Actinomyces, semua spesies ini memfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat, dan asam format. Environment (substrat) Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini dapat berasal dari jus, susu formula, larutan, dan makanan manis lainnya.

Time / waktu Bakteri dan substrat membutuhkan waktu lama untuk demineralisasi dan progesi karies. Waktu merupakan kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Adanya kemampuan saliva untuk meremineralisasi selama proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Sehingga bila saliva berada dalam lingkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Faktor eksternal Selain faktor internal (faktor langsung) yang berhubungan dengan karies gigi, terdapat faktor-faktor eksternal (faktor tidak langsung) yang disebut faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor-faktor tersebut yaitu:1) Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies akan bertambah. Hal ini karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.2) Jenis kelamin Prevalensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibanding pria. Hal ini karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies.3) Suku bangsa Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaan pendapat tentang hubungan suu bangsa dengan prevalensi karies gigi. Hal ini karena perbedaan keadaan social ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berada disetiap suku tersebut. Letak geografis Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan ini kemungkinan karena perbedaan lama dan intensitas cahaya matahari, suhu, cuaca, air, keadaan tanah dan jarak dari laut. Telah dibuktikan bahwa kandungan fluor sekitar 1 ppm air akan berpengaruh terhadap penurunan karies.

Kultur sosial penduduk Faktor yang dapat mempengaruhi adalah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Kesadaran, sikap, dan perilaku individu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. Dampak karies gigiJika gigi yang mengalami karies dibiarkan tidak dirawat, maka dapat menimbulkan rasa sakit/nyeri pada kavitas, demam, proses mengunyah makanan akan terganggu sehingga anak menjadi kehilangan selera makan dan akhirnya menjadi kurus. Kehilangan gigi yang terlalu dini, kemungkinan besar ke depannya anak akan membutuhkan perawatan orthodonsia (braket). Gigi susu yang berlubang dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal premature atau terpaksa dicabut sebelum waktunya. Jika terjadi abses atau infeksi di sekitar gigi yang mengalami karies, maka dapat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang gigi permanennya (Susanto, 2007).Menurut Paramitha (2000), kelainan dan gangguan pertumbuhan gigi akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada fungsi estetika mulut. Penampilan wajah anak akan terganggu sehingga mengurangi daya tarik. Bila kelainan gigi ini dibiarkan terus, maka secara tidak langsung akan mengakibatkan kegunaan fungsional terganggu.2.3.6 Pencegahan Pencegahan terhadap karies gigi harus dilakukan secepatnya. Menurut Kuntari (2008) cara yang dapat dilakukan untuk mencegah karies gigi yaitu: Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/lap bersih. Jangan biarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu formula, jus buah atau larutan manis lainnya, berikan botol hanya ketika makan saja. Jika anak membutuhkan botol untuk pemberian makanan yang regular pada malam hari atau hingga tidur,beri anak botol bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi. Hindari mengisi botol minum anak dengan larutan manis seperti air gula dan soft drink. Ajari anak minum susu dangan gelas/cangkir. Jika air yang akan diberikan kepada anak tidak mengandung fluor, tanyakan pada dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak. Ketika anak menginjak usia 2 tahun,ajari anak menyikat gigi 1-2 kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur. Mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran.

BAB III ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIANLaporan Kegiatan Pengkajian A. CoreKami kelompok 2 melakukan pengkajian pertama pada tanggal 13 Maret 2014 jam 09.00 10.00 WIB.Pada pegkajian tersebut guru yang ada disana sangat menerima kepada kami. Pada pengkajian ini semua anggota kelompok hadir.Pada pengkajian ini data yang kami kaji meliputi core dan sub system.Data yang kami kaji adalah sebagai berikut :Data Core :1. Riwayat KomunitasMenurut keterangan yang kami dapatkan dari ibu Anita, salah satu guru di POS PAUD Nusa Indah, beliau memberikan informasi bahwa sekolah didirikan pada bulan Mei 2008 sekarang usia sekolah memasuki usia yang keenam.2. Demografi POS PAUD Nusa Indah terdiri dari 2 kelas untuk proses belajar, tempat bermain, toilet, dan lahan parkir.Total siswa POS PAUD Nusa Indah adalah 42 siswa, yang dibagi sesuai dengan umur siswa.Untuk yang berumur 2 3 Tahun ada dikelas A kecil dan yang berumur 3 4 Tahun ada dikelas B besar.Sistem pembelajaran dari POS PAUD Nusa Indah ada 3 yaitu : Pembukaan, inti, dan penutup.Dimana pembukaan itu terdiri dari psikomotorik yang dilakukan diluar kelas terdiri dari : baris, senam pagi, dan lain-lain.Kemudian masuk kelas dan mulai untuk berdoa dan melakukan kegiatan inti yang sesuai pelajaran hari itu.Setelah kegiatan inti yaitu: penutup, antara lain: istirahat, makan, dan dilanjutkan dengan belajar kembali, hingga waktu pulang tiba.Jadwal efektif di POS PAUD Nusa Indah di mulai dari hari senin-kamis dari jam 07.30 10.00 pagi.POS PAUD Nusa Indah terletak di jalan Tlogomas IX RT 01 RW 07 kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang Jawa Timur.

3. EtnikSetelah tiba disekolah siswa boleh di antar oleh orang tuanya.Setelah itu masuk kelas dan siswa boleh bermain sebelum jam masuk kelas.Setelah itu siswa-siswi PAUD dianjurkan untuk berbaris dan mengikuti kegiatan senam pagi.Mayoritas siswa-siswi POS PAUD Nusa Indah adalah suku Jawa dan terdapat satu siswa yang berasal dari Kalimantan.

4. Nilai dan KeyakinanDari data windshield survey di dapatkan hasil agama mayoritas siswa-siswi POS PAUD Nusa Indah adalah 100% Islam.B. Sub System

1. Lingkungan Fisik Dari data windshield survey yang dilakukan oleh salah satu anggota kelompok kami didaerah POS PAUD Nusa Indah terletak di daerah komleks sekolah SMK PGRI Tlogomas yang bersebelahan langsung dengan sekolah tersebut, yang beralamat di Jl Tlogomas. Lokasinya dekat dengan pemukiman warga.Pada hasil pengamatan kami POS PAUD Nusa Indah terletak di samping sekolah SMK PGRI Tlogomas dengan halaman yang cukup luas, suasana tidak begitu ramai, sehingga tidak menganggu proses belajar siswa.Di depan PAUD terdapat masjid, selain itu meskipun kendaraan bermotor berlalu lalang tidak menganggu belajar siswa, karena jarak antara sekolah dan jalan raya cukup jauh.2. Layanan Kesehatan SosialUntuk dukungan kesehatan di POS PAUD Nusa Indah bekerja sama dengan Posyandu yang tempatnya jadi satu dengan POS PAUD Nusa Indah.Kegiatan Posyandu dilaksanakan pada hari kamis pertama disetiap awal bulan.Salah satu perawat dari puskesmas Dinoyo datang pada saat pelaksanaan posyandu.Untuk jaminan kesehatan disekolah, POS PAUD Nusa Indah tidak memberikan jaminan kesehatan kepada para siswa karena disekolah tersebut tidak ada program untuk jaminan kesehatan.Bila ada siswa yang sakit maka itu tanggung jawab orang tua, pihak sekolah tidak terlibat dalam merawat siswayang sakit.Kebijakan sekolah mengenai jajanan, pihak sekolah tidak merekomendasikan siswanya untuk membeli jajan sembarangan, yang tujuaanya untuk menjaga kesehatan siswa.3. EkonomiUntuk keadaan ekonomi di POS PAUD Nusa Indah mayoritas orang tua siswa adalah wiraswasta.Biaya pendidikan atau donasi dari orang tua untuk sekolah ialah sebesar Rp.15.000/bln/anak. Pihak sekolah juga tidak meminta penarikan biaya pembangunan sekolah kepada orang tua siswa.Pihak sekolah baru saja mendapat sumbangan meja dan kursi belajar dari pemerintah setempat.Para siswa mendapat uang saku perhari Rp.1000 2000, tetapi uang tersebut tidak dibelikan jajan dan disimpan oleh masing-masing siswa.4. Transportasi dan KeselamatanDari windshield survey tentang transportasi tidak terdapat angkutan umum yang langsung dapat menuju POS PAUD Nusa Indah.Jika menggunakan angkot maka akan berhenti didepan jalan Tlogomas, dan dilanjutkan dengan jalan kaki menuju sekolah PAUD sekitar 200 meter.Kebanyakan orang tua siswa mengantar anaknya sekolah dengan jalan kaki karena jarak rumah dengan sekolah PAUD terbilang dekat.Dan ada juga yang menggunakan motor.Orang tua siswa menunggu anaknya dihalaman sekolah sambil berbicara dengan orang tua siswa yang lain sampai waktu jam pelajaran berakhir.Adapun akses jalan menuju sekolah PAUD sangat mudah karena sekolah berada dikopleks SMK PGRI Tlogomas, dan struktur jalannya pun terbilang bagus.Untuk keamanan disekolah, tidak terdapat security tetapi dilingkungan sekolah terbilang aman karena dekat dengan perumahan warga sekitar.5. Politik dan PemerintahanPOS PAUD tidak terdapat organisasi intra PAUD, tetapi PAUD memiliki kerjasama dengan posyandu.Bantuan dari pemerintah setempat berupa kursi dan meja untuk belajar dan layanan pusyando yang salah satu program dari puskesmas dinoyo guna menjaga kesehatan dan status gizi murid.Kebijakan sekolah lainnya dari data key informant kebijakan mengenai jajan, sekolah tidak merekomendasikan/melarang siswa untuk membeli jajan diluar, dan sekolahpun tidak menarik uang bangunan sekolah kepada orang tua siswa.disekolah PAUD juga tidak terdapat iklan maupun poster mengenai kebijakan sekolah, kebijakan sekolah hanya diumumkan kepada orang tua dan siswa.6. KomunikasiDari data key informant dan windshield survey yang dilakukan di POS PAUD Nusa Indah, mereka disekolah menggunakan bahasa sehari-hari dengan menggunakan bahasa Indonesia.Di sekolah juga tidak terdapat papan pengumuman.Untuk menyampaikan berbagai informasi kepada orang tua/wali murid dilakukan dengan pemaparan langsung pada saat mengantar / menjemput siswa. 7. PendidikanSalah satu pendidikan dari staf pengajar adalah lulusan dari Universitas Islam Negeri Malang.Waktu belajar disekolah dari jam 08.00 10.00 pagi.Selain pendidikan inti, POS PAUD juga ada program memasak bersama anak-anak untuk meningkatkan kreatifitas murid.Dan juga dilakukan kegiatan sambil belajar seperti bernyanyi agar siswa tidak bosan.Siswa mengikuti pelajaran dengan tertib dan penuh dengan keceriaan.Media pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf yang menarik agar siswa PAUD merasa tidak bosan.8. Rekreasi POS PAUD Nusa Indah sering mengadakan kegiatan kunjungan-kunjungan keluar sekolah dan perjalanan wisata seperti outbound bersama orang tua guna untuk merekreasikan anak-anak dan menambah pengetahuan anak-anak mengenai lingkungan.

Data Siswa POS PAUD Nusa Indah kelas B

KelasLaki-lakiPerempuanJumlah

B7 Siswa14 Siswi21 Murid

Jumlah jenis kelamin siswa di PAUD Nusa Indah dalam kelas

Presentase siswa di PAUD Nusa Indah berdasarkan jenis kelamin

Jumlah data siswa di PAUD Nusa Indah berdasarkan usia

Status Gizi Siswa di PAUD Nusa Indah

Jumlah BB berdasarkan usia

Analisa Data

NoAnalisa dataEtiologiMasalah

1Hasil Wawancara :Dari hasil wawancara dengan para guru PAUD yang kami lakukan dengan key informant, guru mengatakan bahwa siswanya banyak mengalami masalah kesehatan gigi, karena disekolah PAUD belum pernah ada pendidikan kesehatan mengenai kesehatan mulut.Hasil Survey : Banyak terdapat masalah kesehatan gigi pada anak Anak-anak mengatakan suka makan permen (yang manis-manis)

kurangnya pengkajian dan penanganan masalah gigi dan tidak ada pendidikan kesehatan gigi Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD NUSA INDAH TLOGOMAS MALANG

2 Hasil Wawancara :Orang tua jarang mendampingi anak ketika bermain

Hasil Windshield survey : Permainan yang dapat membahayakan diri seperti perosotan, gantungan, ayunan Sekolah tidak memiliki pagar sekolah untuk membatasi anak dalam bermain. Anak-anak sering bermain dengan naik diatas kursi / meja.

Lingkungan yang kurang aman Resiko terjadi kecelakaan.

3Hasil Wawancara :Dari hasil wawancara dengan orang tua dan guru POS PAUD Nusa Indah , siswanya lumayan sering mengalami sakit, seperti : batuk, flu, dan demam.Hasil Wienshield Survey : Wastafel sekolah kurang memadai Penggunaan sabun batang secara bersamaan Peralatan kebersihan (sapu, pel, serok) ditaruh didalam toilet setelah pulang sekolah

Kurangnya pengetahuan mengenai PHBSResiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam)

Intervensi :

NoDiagnosaTujuanStrategi IntervensiRencana KegiatanSumberPJ

1Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD NUSA INDAH TLOGOMAS MALANG Tujuan Umum : Menurunkan prevalensi gigi caries di PAUD Nusa Indah

Tujuan Khusus : Mendemostrasikan cara gosok gigi yang benar Siswa dapat mempraktikan gosok gigi dengan benr

-Promosi Kesehatan-Demo gosok gigi

*Memberikan Promkes kepada siswa, guru, dan orang tua mengenai kesehatan gigi anak*mengajarkan kepada siswa cara gosok gigi yang benar.*memberikan motivasi untuk menjaga kesehatan gigi kepada siswa*Komplikasi Karies gigiMahasiswa FIKES UMMLukman Hakim

2Resiko terjadi kecelakaan.Tujuan Umum :*Terciptanya Lingkungan yang aman bagi anakTujuan Khusus :*Mengetahui tentang faktor yang menyebabkan cidera bagi anak** Health Education (pendidikan Kesehatan)*Anjurkan orang tua dan guru memberi pengawasan saat anak bermain.*Berikan Pendidikan kesehatan mengenai faktor yang menyebabkan cidera.Mahasiswa FIKES UMM

3Resiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam)Tujuan Umum :*Menurunkan angka kesakitan pada siswa*Siswa terhindar dari penyakit (flu, batuk, demam)Tujuan Khusus :*Warga POS PAUD mengetahui PHBS yang benar*Health Education (promosi Kesehatan)*Memberikan health education kepada warg a POS PAUD seperti penyuluhan tentang beberapa penyakit.*Mengajarkan anak tentang mengurangi penyebaran penyakit (cara batuk, bersin yg benar)*Anjurkan orang tua dan guru agar tidak mengijinkan anak bermain ketika hujan/ terik matahari.Mahasiswa FIKES UMM

Prioritas MasalahSetelah dilakukan musyarawarah (MMD II) kepada guru dan orang tua murid untuk menentukan masalah yang harus diatasi terlebih dahulu.dan orang tua memilih masalah prioritas.1. Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD Nusa Indah Tlogomas Malang2. Resiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam).

IPLEMENTASINoDiagnosaTanggalImplementasiPJ

1Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD NUSA INDAH TLOGOMAS MALANG 20 Maret 2014Jam1. Promosi Kesehatan ( Penyuluhan )Tentang : Cara Menjaga kesehatan gigi dengan cara menggosok gigi yang benar Memahami tentang karies gigi Memahami dampak dari tidak gosok gigi2. Health EducationTentang : Memberikan motivasi kepada siswa PAUD untuk aktif memelihara kesehatan gigi Menganjurkan orang tua untuk memberitahu dan mengingatkan kepada anak untuk gosok gigi 2x sehari. Memberikan penjelasan cara mencegah terjadinya penyakit karies gigi Mengajarkan anak tentang gosok gigi, dan tentang masalah kesehatan gigiLukman Hakim

2Resiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam)20 Maret 2014Jam1. Promosi Kesehatan ( Penyuluhan )Tentang: Mengajarkan cara cuci tangan yang benar2. Health EducationTentang : Mengajarkan orang tua untuk ikut serta memelihara kesehatan anak Mengajarkan anak tentang mengurangi penyebaran penyakit dengan cuci tangan

EvaluasiNoHariDiagnosa Evaluasi

1Kamis,20 Maret.Jam 1. Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD Nusa Indah Tlogomas MalangS : Guru PAUD mengatakan masih ada murid yang tidak masuk sekolah. Orang tua mengatakan mendapat pengetahuan mengenai kesehatan gigi.O : Siswa mampu melakukan apa yang yang telah diajarkan yaitu, gosok gigi yang benar. Siswa sangat senang dengan adanya pembelajaran gosok gigi bersamaA : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan Intervensi

2Kamis,20 Maret1. Resiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam)

S : Orang tua, siswa, dan guru mengatakan mendapatkan pengetahuan mengenai cara menjaga kesehatan dengan langkah paling mudah yaitu cuci tangan.O : Orang tua melakukan praktik cuci tangan yang akan diajarkan kepada anaknya. Siswa, orang tua, guru mengetahui lebih efektif penggunaan sabun cair untuk membersihkan tangan.A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan Intervensi

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanSetelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, Intervensi, Implementasi, sampai evaluasi selama kurang lebih 10 hari, pada proses pengkajian kepada pihak sekolah dan orang tua.Dan kami melakukan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK), penyebaran quesioner, dan observasi lingkungan.Sehingga muncul tiga diagnosa keperawatan komunitas.Yaitu : Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD NUSA INDAH TLOGOMAS MALANG Resiko Terjadi Kecelakaan. Resiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam)Setelah mendapatkan masalah komunitas, selanjutnya kami membuat intervensi yang akan dipaparkan pada saat MMD II.Selanjutnya kami menyusun Implementasi yang telah dipilih oleh orang tua siswa.Sehingga Implementasi kami berikan kepada siswa,orang tua dan guru PAUD.Dengan melakukan penyuluhan mengenai masalah utama yaitu Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD NUSA INDAH TLOGOMAS MALANG kami memberikan promosi kesehatan dengan menggunakan berbagai media diantaranya, lembar balik, leafleat, dan poster dengan materi kesehatan gigi dan teknik cuci tangan yang kami tujukan kepada seluruh warga POS PAUD Nusa Indah.Dari hasil Implementasi yang berupa penyuluhan tersebut orang tua, guru, dan siswa PAUD mendapatkan pengetahuan baru tentang kesehatan gigi seperti karies gigi, cara gosok gigi yang benar dan teknik cuci tangan yang baik dan benar.Dan siswa telah mampu mendemonstrasikan hal yang telah diajarkan.4.2 SaranSetelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas kepada POS PAUD Nusa Indah kami mengharapkan kerjasama dengan pihak sekolah POS PAUD Nusa Indah , dan orang tua demi tercapainya tujuan yang diharapkan agar terciptanya kesehatan gigi di POS PAUD Nusa Indah.Dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Project Based Learning ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritik yang membangun, agar kedepannya lebih baik lagi.