askep keluarga yang punya masalah hubungan antar anggotanya

21
TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS II ASKEP KELUARGA YANG PUNYA MASALAH HUBUNGAN ANTAR ANGGOTANYA Dosen Pembimbing : Etika Dwi Winahyu, S.Kep.,Ners. Disusun Oleh : Kelompok 5 1. Marissa Aprilia 2. Muh Ali Mustofa 3. Nila Maria 4. Noor Rosyidah 5. Nurman Sasono 6. Qoni’atun Naimah 7. Riris Suptaria 8. Sigit Joko P Prodi : S1 Keperawatan IIB

Upload: fanny-chie-vierrania

Post on 13-Dec-2014

133 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS II

ASKEP KELUARGA YANG PUNYA MASALAH HUBUNGAN

ANTAR ANGGOTANYA

Dosen Pembimbing : Etika Dwi Winahyu, S.Kep.,Ners.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Marissa Aprilia

2. Muh Ali Mustofa

3. Nila Maria

4. Noor Rosyidah

5. Nurman Sasono

6. Qoni’atun Naimah

7. Riris Suptaria

8. Sigit Joko P

Prodi : S1 Keperawatan IIB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

Jalan Ganesha 1 Purwosari-Kudus Telp (0291) 437218

Tahun Akademik 2012/2013

Page 2: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

ASKEP KELUARGA YANG PUNYA MASALAH HUBUNGAN ANTAR

ANGGOTANYA

A. DEFINISI

Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :

1. WHO (1969)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian

darah, adopsi atau perkawinan.

2. Reisner (1980)

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-

masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak,

kakek dan nenek.

3. Logan’s (1979)

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang

saling berinteraksi satu sama lain.

4. Gillis (1983)

Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang

dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti

sebagaimana unit individu.

5. Duvall

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,

adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya

yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari

tiap anggota.

6. Bailon dan Maglaya

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling

berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan

suatu budaya.

7. Johnson’s (1992)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah

yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal

dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara

satu orang dengan orang yang lainnya.

Page 3: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

keluarga adalah sebuah unit terkecil dalam kehidupan sosial dalam masyarakat

yang terdiri dari orang tua dan anak baik yang terhubung melalui pertalian darah,

perkawinan, maupun adopsi.

Keluarga yang bermasalah dengan anggotanya adalah keluarga yang di dalamnya

terjadi konflik atau masalah dengan anggotanya.

B. KARAKTERISTIK KELUARGA

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau

adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap

memperhatikan satu sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran

sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

C. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga

2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan

fungsinya masing-masing.

Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton, bahwa ciri-ciri suatu

keluarga antara lain :

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan

yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan perhitungan garis

keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan

membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.

Page 4: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

D. TIPE KELUARGA

1. TRADISIONAL

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam

satu rumah

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah

memisahkan diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak

terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang

terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah

seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,

dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi

biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum

pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut

sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada

anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama

dalam satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan

saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,

kamar mandi, televisi, telpon, dll)

Page 5: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau

perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. NON-TRADISIONAL

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan

tanpa nikah

b. The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,

yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,

pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /

membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan

suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa

alasan tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang

merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk

sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama

lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan

bertanggung jawab membesarkan anaknya

i. Foster family

Page 6: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu

sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen

karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau

problem kesehatan mental

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari

ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang

dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

E. PERANAN KELUARGA

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok

dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,

pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari

kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peranan ibu :

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus

rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai

salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya.

3. Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Page 7: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

F. FUNGSI KELUARGA

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga, diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Fungsi Keluarga menurut Friedman (1998)

a. FUNGSI AFEKTIF

Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.

b. FUNGSI SOSIALISASI

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk

berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

orang lain di luar rumah.

c. FUNGSI REPRODUKSI

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga.

d. FUNGSI EKONOMI

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan

tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

e. FUNGSI PEMELIHARAAN KESEHATAN

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

2. Fungsi Pokok Keluarga menurut Effendy (1998)

a. Asih

Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada

anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang

sesuai dengan usia dan kebutuhannya.

b. Asuh

Memenuhi kebutuhan akan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya

selalu terpelihara, sehingga mampu menjadikan mereka anak yang sehat, baik

fisik maupun mental, social dan spiritual.

c. Asah

Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia

dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

Page 8: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

G. ETIOLOGI

1. Antar suami istri :

a. Terjadi dominasi antar pasangan, bisa sang suami atau istri yang dominan.

Maksudnya jika terjadi suatu perselisihan pendapat yang terjadi adalah

penyelesaian sepihak (kalah - menang) dan bukan penyelesaian yang baik

( menang - menang).

b. Adanya sikap acuh atau tidak mau tahu terhadap apa yang dirasakan atau dialami

pasangan. Adanya sikap egosentris yang menonjol.

c. Tidak adanya kesatuan nilai dalam keluarga atau inkonsistensi apa yang boleh dan

yang tidak boleh.

2. Antar orang tua dan anak

a. Pengalihan tanggungjawab sebagai orang tua, baik kepada pembantu rumah

tangga, babysitter, sekolah atau keluarga yang lain.

b. Sikap dari orang tua yang berlebihan atau tidak pada porsinya. Misalkan terlalu

melindungi, terlalu bebas, terlalu keras bahkan ambisi orang tua yang dibebankan

pada anak.

c. Banyaknya kata-kata “negatif” yang diucapkan orang tua kepada anak.

d. Tidak adanya “QUALITY TIME” antara orang tua dan anak. Sehingga

anak “kekurangan”kenangan indah akan orang tuanya.

e. Orang tua yang tidak ”open mind” terhadap anaknya.

3. Sebab Lain :

a. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi masalah.

Banyak keluarga mengalami kesulitan menangani masalah karena kurangnya

pengetahuan, kemampuan, dan fleksibilitas untuk berubah. Keluarga yang

mengalami kesulitan beradaptasi seringkali berkutat pada halangan-halangan yang

ada dalam keluarga, yaitu sikap dan tingkah laku yang manghambat fleksibilitas

dan menghalangi penyesuaian kembali dengan situasi yang baru. Jenis halangan-

halangan tersebut dapat muncul dengan tipe yang berbeda- beda:

Halangan dalam komunikasi timbul jika masing-masing anggota keluarga

tidak tahu bagaimana mereka harus membagikan perasaan mereka dengan

anggota keluarga lainnya atau bagaimana mengungkapkan perasaan mereka

dengan jelas. Beberapa keluarga mempunyai topik-topik pembicaraan yang

dianggap tabu. Mereka tak pernah membicarakan tentang uang, seks, hal-hal

Page 9: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

rohani, atau perasaan mereka. Sementara itu keluarga yang lain tak pernah

tertawa selama mereka di rumah, jarang berbicara tentang apa yang mereka

pikirkan, tidak dapat mendengarkan orang lain, atau tidak dapat berkomunikasi

tanpa berteriak atau tanpa menggunakan sarkasme dan bentuk-bentuk

komunikasi lain yang merusak. Ada juga keluarga yang menyampaikan pesan

ganda, kata-kata mereka mengungkapkan satu hal tetapi tindakan mereka

berkata lain. Hal yang sulit bagi sebuah keluarga untuk menghadapi krisis

adalah jika masing-masing dari anggota keluarga tidak dapat berkomunikasi

secara efektif.

Halangan dalam hal keakraban/kedekatan merupakan ciri dari keluarga yang

mempunyai hubungan yang tidak erat satu sama lain. Kadang-kadang anggota

keluarga merasa takut untuk bersikap akrab. Mereka jarang meluangkan waktu

untuk bersama-sama, tidak saling percaya atau tidak menghormati anggota

keluarga yang lain, jarang berbagi masalah, dan punya kesulitan dalam

menangani krisis karena mereka tidak pernah belajar untuk bekerjasama

dengan akrab.

Halangan dalam hal aturan keluarga yang tidak tertulis, bahkan seringkali

tidak dikatakan, namun biasanya merupakan hukum-hukum yang diterima

tentang siapa tidak boleh melakukan apa. Hampir semua keluarga tidak

mempunyai aturan yang baku sehingga hal ini seringkali membingungkan

terutama bagi anak-anak. Ada juga keluarga yang mempunyai aturan yang

kaku sehingga menghambat pertumbuhan individu-individu dalam keluarga.

Keluarga yang religius, keluarga yang ingin maju secara sosial, keluarga yang

mempunyai paling sedikit satu anggota tetap, keluarga militer, dan beberapa

keluarga minoritas lainnya diidentifikasikan sebagai keluarga yang seringkali

mempunyai aturan kuat yang dapat mencegah fleksibilitas, mengabaikan

sumber-sumber pertolongan dari luar, dan menghambat kemampuan untuk

mengatasi masalah pada saat-saat tekanan terjadi dalam keluarga.

Halangan sehubungan dengan sejarah keluarga, termasuk rahasia keluarga

yang tidak boleh diungkapkan oleh anggota keluarga atau berita-berita yang

"tidak didiskusikan oleh keluarga." Kadang- kadang anggota keluarga

menyembunyikan rahasia-rahasianya dari anggota keluarga lainnya, misalnya

kehamilan yang tidak sah, anak cacat yang diaborsi, pernikahan dini dan

perceraian, atau hutang yang tidak dibicarakan. Sikap seperti ini akan

Page 10: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

membuat beberapa anggota keluarga bersikap berjaga-jaga, sementara yang

lainnya merasa curiga akan adanya sesuatu yang tidak mereka ketahui.

Kadang-kadang rahasia tersebut diketahui oleh seluruh anggota keluarga tetapi

mereka merahasiakannya terutama untuk menjaga kehormatan keluarga.

Semuanya ini akan menghalangi kejujuran untuk mengatasi krisis dimana

faktor kejujuran sangat penting.

Halangan mengenai tujuan yang berhubungan dengan masalah ekonomi,

akademis, sosial, politik, atau tujuan-tujuan lainnya yang ditetapkan oleh

beberapa anggota keluarga bagi mereka sendiri atau bagi anggota keluarga

yang lain. Ada seorang pendeta yang mengharuskan ketiga anak laki-lakinya

masuk dalam pelayanan. Ketika seorang dari mereka memberontak secara

terang-terangan atas keinginan ayahnya ini, dan yang satunya menolak tapi

dengan sikap pasif, maka sang pendeta menanggapinya dengan penuh

kemarahan. Mempunyai cita-cita dan ambisi keluarga merupakan hal yang

sehat, tetapi jika tujuan dan ambisi tersebut dipertahankan secara kaku atau

ketika seorang anggota keluarga menetapkan cita-cita bagi anggota yang lain,

hal ini justru akan menimbulkan kesulitan terutama ketika hasil yang dicapai

tidak seperti yang diharapkan. Hidup jarang sekali berjalan dengan mulus dan

keluarga yang tidak mampu menyesuaikan cita-cita yang dimiliki seringkali

terlibat dalam masalah-masalah keluarga.

Halangan mengenai nilai-nilai yaitu cara berpikir yang sebelumnya diterima

keluarga tetapi kemudian ditolak oleh salah satu/banyak anggota keluarga

lainnya. "Semua keluarga kita masuk ke perguruan tinggi", "Perempuan dalam

keluarga kita tidak boleh bekerja di luar rumah", "Tidak boleh ada anggota

keluarga kita yang minum minuman keras", "Semua orang dalam keluarga kita

adalah Presbiterian", merupakan contoh nilai-nilai yang dipegang teguh namun

seringkali ditentang oleh beberapa anggota keluarga, terutama anggota

keluarga yang lebih muda. Ketika keluarga tidak mau atau mampu beradaptasi

dengan perubahan, konflik seringkali timbul.

b. Kurangnya komitmen terhadap keluarga.

c. Peran yang kurang jelas dari anggota keluarga.

d. Kurangnya kestabilan lingkungan.

Masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga kerap kali berasal dari luar rumah.

Krisis, perubahan pandangan sosial tentang keluarga, dan tekanan pekerjaan yang

Page 11: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

membuat kekacauan di beberapa keluarga. Televisi telah merubah pola komunikasi

dalam rumah tangga, karena menggantikan rasa kebersamaan, dan menyajikan

banyak program yang memberikan gambaran negatif tentang keluarga. Selain itu

ditambah dengan maraknya gerakan-gerakan, penggabungan perusahaan,

kehilangan pekerjaan yang tidak diharapkan atau trend ekonomi yang membuat

beberapa anggota keluarga terpaksa berada jauh dari keluarga mereka untuk

bekerja. Hal lain yang menambah ketidakstabilan jika kedapatan adanya penyakit

AIDS di anggota keluarga, keputusan dari satu anggota keluarga (seringkali adalah

si ayah) untuk lari dan meninggalkan rumah, munculnya kekerasan dalam rumah

tangga, penggunaan obat-obatan atau alkohol, atau adanya campur tangan keluarga

mertua dan orang-orang lain yang dapat mengganggu kestabilan keluarga.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Proses pengumpulan informasi terus menerus merupakan syarat utama untuk

identitas masyarakat.

b. Data bersifat dinamis, interaktif dan fleksibel terus dikumpulkan selama pelayanan

diberikan.

c. Data dikumpulkan secara sistematis.

d. Masalah :

- Mengkaji sekilas semua area

- Menemukan kemungkinan bermakna/pot masalah dan menggali area tersebut

secara mendalam

- Banyak data tergantung pada klien yang mungkin dapat memberikan informasi

lebih banyak pada satu area daripada area lain.

e. Bersumber dari:

- Wawancara dengan Klien : kejadian sekarang & lalu

- Observasional : terhadap rumah, fasilitas yang ada di rumah

- Dokumentasi : informasi tertulis atau lisan dari rujukan dari berbagai lembaga

yg menangani keluarga dan anggota kesehatan lain.

f. Wawancara :

Page 12: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

- Pertemuan dengan satu atau lebih anggota keluarga (sangat penting pada

seluruh anggota keluarga pada tahap awal) untuk mengurangi distorsi informasi

- Memberikan kesempatan pada seluruh anggota keluarga mengungkapkan

persepsinya

- Mengetahui interaksi antara anggota keluarga

- Harus benar-benar berfokus berdasar tujuan wawancara dan disusun dalam

berbagai struktur.

- Dapat digunakan banyak daftar cek, inventaris dan kuesioner.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan keluarga adalah pernyataan yang menggambarkan respon

mansusia (keadaan sehat atau perub pola interaksi pot/aktual dr individu,kelompok

dimana perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyususun intervensi utk

mengurangi, menghilangkan atau mencegah perubahan. (Carpenito 1987).

Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan

Persepsi kesehatan-pola

manajemen kesehatan

Manajemen kesehatan yang dapat di ubah

Perilaku mencari sehat

Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah

Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan

Konflik keputusan

Peran-pola hubungan Berduka antisipasi

Berduka disfungsional

Konflik peran orang tua isolasi social

Perubahan dalam proses keluarga

Perubahan penampilan peran

Risiko perubahan dalam menjadi orang tua

Perubahan menjadi orang tua

Risiko terhadap kekerasan

Koping pola – pola toleransi

terhadap stress

Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan

Koping keluarga tidak efektif : menurun

Koping keluarga tidak efektif : kecacatan

3. Intervensi

Page 13: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan

dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan

intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk

memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis

pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan

tersier (Anderson & Fallune, 2000).

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka

panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga.

Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi

etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.

Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah

sebagai berikut :

a) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah

b) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan

meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.

c) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor

penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan

pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.

d) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

e) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui

dan apa yang telah dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Askep Keluarga Yang Punya Masalah Hubungan Antar Anggotanya

http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/015/

http://adi-nurjayana.blogspot.com/p/askep-komunitas.html