marni punya

58
I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan pengembangan karet, perlu disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait pengolahan komoditi tersebut. Di PT.LONSUM, Tbk pengembangan karet dilakukan dengan 2 pola yaitu : 1. Peremajaan Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan penggantian tanaman karet yang sudah tidak produktif (tua/rusak) dengan tanaman karet baru secara keseluruhan dan menerapkan inovasi teknologi. 2. Perluasan Perluasan adalah upaya pengembangan areal tanaman perkebunan pada wilayah bukaan baru atau pengutuhan areal di sekitar perkebunan yang sudah ada dengan menggunakan inovasi teknologi. 1

Upload: yhayha-zhynzhay

Post on 25-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tanaman karet

TRANSCRIPT

Page 1: Marni Punya

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi

perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri,

sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan

pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam

pelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan

pengembangan karet, perlu disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan

sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait pengolahan komoditi tersebut. Di

PT.LONSUM, Tbk pengembangan karet dilakukan dengan 2 pola yaitu : 1.

Peremajaan Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan

melakukan penggantian tanaman karet yang sudah tidak produktif (tua/rusak)

dengan tanaman karet baru secara keseluruhan dan menerapkan inovasi teknologi.

2. Perluasan Perluasan adalah upaya pengembangan areal tanaman perkebunan

pada wilayah bukaan baru atau pengutuhan areal di sekitar perkebunan yang

sudah ada dengan menggunakan inovasi teknologi.

Tanaman karet (Havea Brassiliensis) adalah tanaman yang berasal dari Brazil,

tanaman karet merupakan sumber utama bahan karet alam dunia tanaman ini juga

merupakan komuditi ekspor yang memberikan konstribusi dalam peningkatan

devisa Indonesia dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia

terhadap komuditi karet dimasa yang akan datang. Pohon karet pertama kali hanya

tumbuh di Brazil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh

Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Dimana

Indonesia, Malaysia, dan Singapura, tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan

pada tahun 1876, tanaman karet pertama kali ditanam dikebun Raya Bogor.

(Sinonim 2009)

Prinsip-prinsip penanaman karet harus diperhatikan seperti jarak tanam dan

populasi, pembuatan lubang tanam dan penanaman itu sendiri harus sesuai dengan

1

Page 2: Marni Punya

prosedur yang berlaku di perkebunan sehingga diperoleh kualitas penanaman yang

baik dan diharapkan agar produksi karet nantinya akan optimal.Permasalahannya

secara umum di perkebunan karet khususnya perkebunan karet rakyat, penampilan

tanaman karet selalu heterogen, populasi jarang, pertumbuhan kerdil, dan berkulit

tipis.

Pada tanaman karet yang dihasilkan bukan berupa bentukan sel-sel baru

seperti pada pembentukan biji dan buah, tetapi merupakan sitoplasma yang unik

yang disintetis dalam sel khusus yang disebut pembulu latex. Pembulu latex itu

dibentuk oleh ari kambium vaskuler regenerasi latex berlangsung didalam sel

khusus tersebut. Pada proses penanaman tanaman karet banyak dilakukan

berbagai permulaan-permulaan. Mulai dari TBM (Tanaman belum menghasilkan)

sampai TM (Tanaman menghasilkan), didalam tanaman belum menghasilkan ada

beberapa kegiatan yang dilakukan seperti halnya persiapan lahan sampai dengan

perawatan yang nantinya akan menunjang proses pertumbuhan tanaman untuk

menghasilkan hasil yang baik pula, pada tanaman yang menghasilkan adalah salah

satu hal yang paling penting karena didalam tanaman menghasilkan kita dapat

melihat hasil dari tanaman yang dikelolah oleh perusahaan selama ini.

1.2.Tujuan dan kegunaan

Tujuan dari kegiatan praktek kerja industri (Prakerind) di PT PP LONDON

SUMATERA tbk adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistem atau cara yang digunakan oleh PT.PP LONSUM

SUMATERA tbk dalam pengelolaan perkebunan Tanaman Karet di Indonesia

2. Mengetahui bagaimana cara membudidayakan dan Mengembangkan tanaman

karet mulai dari tanaman belum menghasilkan (TBM) sampai tanaman

menghasilkan (TM)

3. Sebagai sumber bahan referensi dalam pembuatan/penyusunan laporan pada

kegiatan praktek kerja lapangan

2

Page 3: Marni Punya

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. A. Budidaya Tanaman Karet

Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi

perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri,

sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan

pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam

pelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan

pengembangan karet, perlu disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan

sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait pengolahan komoditi tersebut. Di

PT.LONSUM,Tbk pengembangan karet dilakukan dengan 2 pola yaitu :

1. Peremajaan Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan

melakukan penggantian tanaman karet yang sudah tidak produktif

(tua/rusak) dengan tanaman karet baru secara keseluruhan dan menerapkan

inovasi teknologi.

2. Perluasan Perluasan adalah upaya pengembangan areal tanaman perkebunan

pada wilayah bukaan baru atau pengutuhan areal di sekitar perkebunan

yang sudah ada dengan menggunakan inovasi teknologi. Gambar tanaman

yang akan diremajakan :

Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi

masyarakat indonesia, yaitu:

- Salah satu komoditi penghasil devisa negara.

- Tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk.

- Sumber penghasilan bagi petani karet

B. Syarat-syarat Tumbuh

1. Tanah

- Tanah harus gembur

- Kedalaman antara 1-2 meter

- Tidak bercadas

- PH tanah 3,5 – 7,0

- Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter, paling baik pada ketinggian 0 –

200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sedap terlambat 6 bulan.

3

Page 4: Marni Punya

2. Iklim

- Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150

hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.

- Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya

dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada

pagi hari

- Unsur angin berpengaruh terhadap ;

- Kerusakan tanaman akibat angin kencang,

- Kelembaban sekitar tanaman,

- Produksi akan berkurang.

2.2 PERSIAPAN LAHAN

A. Pengolahan Lahan.

1. Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.

2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.

3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan

dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bula, setelah pembajakan

ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.

B. Pencegahan Erosi

1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di

sesuaikan dengan kemiringan lahan.

2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng,saluran

drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.

3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam

barisan dengan cara sebagai berikut :

- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).

- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah

US.

4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar

matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai

media hidup cacing.

4

Page 5: Marni Punya

2.3. PENANAMAN

1. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.

2. Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60

X 60 X 40 Cm.

3. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.

4. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides

dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah

tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20

Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica :

Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens

5. Penanaman bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda

dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan

tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit

tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan

atau di sesuaikan dengan arah angin.

2.4. PEMELIHARAAN

1. Penyulaman

- Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam

diamati terus menerus.

- Tanaman yang mati segera diganti.

- Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.

- Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.

- Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat

pertumbuhannya.

2. Pemotongan Tunas Palsu

Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2

minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai

ketinggian 1,80 meter.

3. Merangsang Percabangan

Bila tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum

mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :

- Pengeringan batang (ring out)

- Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)

- Penanggalan (tapping)

5

Page 6: Marni Punya

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan

dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari

rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan

pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar

disesuaikan dengan lingkaran tajuk.

Umur

(Bulan)

D o s i s (gram/pohon)

Urea Rock

Pospat

(Rp)

MOP Kleresit

Pupuk

dasar

2 – 3

7 – 8

12

18

24

36

48

-

75

75

100

100

250

275

300

200

150

150

175

175

400

400

400

-

50

50

62

62

150

200

200

-

50

50

50

50

100

100

100

Cat : Jenis Pupuk dapat diganti asalkan kandungan unsur haranya

setara.

6

Page 7: Marni Punya

5. Pemeliharaan Penutupan Tanah

Tabel Waktu Dosis dan Cara Pemupukan Tanaman Penutup Tanah

Waktu Dosis Cara Pemberian

Saat tanam

Umur 3 bulan

20 Kg Fospat

alam atau sesuai

dengan berat bibit

200 – 300 fosphat

alam setiap hektar

Dicampur dan ditabur

bersama-sama dengan

biji..

diatur dan ditabur, di

atur Leguinosa

6. Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping

Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :

- Topografi tanah maksimum 11 (8%)

- Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2

tahun.

- Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.

- Tanaman sela harus di pupuk.

- Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman

penutup tanah.

2.5. TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN

2.1. HAMA

Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti

serangga, tungga, mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup

merugikan yaitu:

7

Page 8: Marni Punya

1. Kutu Lak (Laccifer)

Ciri-ciri :

- Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.

- -Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.

- Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada

tempat serangan.

- Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga

bagian tanaman yang terserang kering.

- Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.

Pengendalian :

- Lakukan pengawasan sedini mungkin.

- Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan

Biologis

- Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin 0,15%

ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.

2. Pscudococcus Citri

Ciri-ciri :

-Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda

-Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.

Pengendalian :

- Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos

dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1% Interval

penyemprotan 1-2 mg

8

Page 9: Marni Punya

2.6. PANEN DAN PASCA PANEN

Umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai

lingkjar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari

setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3

Pengolahan lateks sebagai berikut :

- Standar karet kebun diturunkan dari rata-rata 32% menjadi 16% dengan

jalan memberi air yang bening atau yang bersih.

- Kemudian dicampur dengancuka/setiap 1 Kg karet kering 350 s/d 375 Cc

larutan 1% cuka.

- Dibiarkan sampai beku.

- Kemudian digiling dalam gilingan polos dan kembang, kemudian direndam

rata-rata 60 menit.

- Disadap selama 1 minggu

-Kemudian dihasilkan dalam bentuk RSS I, II, III dan IV of sheet.

b. Bahan Tanam b.1 Jenis klon anjuran Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM

107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260 Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1,

PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, 112,

IRR 118 Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78 Klon-klon yang

sudah tidak direkomendasi, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam,

dengan memperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang

diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut. b.2 Batang bawah : Syarat

kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu: - Terdiri dari klon monoklonal

anjuran untuk sumber benih. - Kemurnian klon minimal 95%. - Umur tanaman

10-25 tahun.

- Pertumbuhan normal dan sehat - Penyadapan sesuai norma. - Luas blok minimal

15 ha. - Topografi relatif datar. b.3 Sumber benih _ PT London Sumatera

Plantation. _ Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset

Perkebunan Indonesia. _ Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet,

Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. _ Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian

Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.

9

Page 10: Marni Punya

c. Persiapan Lahan

c.1. Pembukaan Lahan Penyiapan lahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

: 1. Secara Mekanis - Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohonnon

karet (new planting) ditebang dengan menggunakan gergaji (Chain saw), atau

didorong menggunakan ekscavator sehingga perakaran ikut terbongkar. - Pohon

yang telah tumbang segera dipotong-potong dengan panjang sesuai dengan ukuran

yang dikehendaki. - Bagian-bagian cabang dan ranting yang masih tertinggal

dipotong-potong lebih pendek untuk memudahkan pengumpulan pada jalur yang

telah ditetapkan. - Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yang tersisa,

pekerjaan dilanjutkan dengan membongkar tunggul yang masih tersisa di lapang. -

Pembongkaran tunggul dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat

(buldozer) sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat

terangkat. - Semua tunggul yang telah dibongkar bersama dengan sisa cabang dan

ranting dibersihkan dengan cara dirumpuk/dikumpulkan. - Hasil rumpukan

diusahakan agar terkena sinar matahari sebanyak-banyaknya sehingga cepat

kering. Jarak antar tumpukan kayu karet diatur sedemikian rupa agar tidak

mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpang tindih dengan barisan

tanaman.

- Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh perakaran mutlak

harus dibuang dan diangkat untuk mencegah tumbuhnya kembali JAP, minimal

tunggul yang berdekatan dengan tanaman baru. - Pembongkaran atau penebangan

habis seluruh tanaman yang tumbuh (land clearing), yang dianjurkan adalah

pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning). 2. Secara Kimiawi Urutan pekerjaan

dalam penyiapan lahan secara kimiawi adalah sebagai berikut : *). Peracunan

tunggul - Peracunan tunggul dapat dilakukan antara lain dengan 2,4,5-T ataupun

garlon.

10

Page 11: Marni Punya

d. Penanaman

11

Page 12: Marni Punya

d.1 Persiapan Penanaman Setelah lahan siap ditanami, langkah selanjutnya adalah

persiapan tanam dengan tahapan sebagai berikut : 1). Mengajir - Untuk

memperoleh hasil yang optimal, jarak tanam karet yang direkomendasikan adalah

6 m x 3 m atau jumlah populasi sekitar 550 pohon per ha. d.2 Pembuatan Lubang

Tanam 1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan

disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman. 2) Pembuatan lubang tanam

dilakukan dengan meng-gunakan cangkul tanah. Tanah bagian bawah (sub-soil)

dipisahkan dengan dengan tanah bagian atas (top-soil). 3) Selanjutnya diberikan

pupuk dasar yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha. d.3

Penanaman i). Waktu Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal musim

penghujan, saat tersebut merupakan awal yang baik/optimal untuk memulai

penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau. ii). Pelaksanaan Tanam

Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan

payung satu. Adapun ketentuan bibit siap tanam adalah sebagai berikut :

- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka mata okulasi harus sudah

membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menunda pencabutan

bibit minimal seminggu sejak dilakukan pemotongan batang bawah .

- Sedangkan, jika bahan tanam yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan

dalam polybag, maka bahan yang dipakai maksimum memiliki dua payung daun

tua. - Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang

tanam. Untuk bibit stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap

gawangan pada tanah yang rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulai

diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag

arah okulasi menghadap Timur. - Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian

bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah bagian atas (top-soil). Selanjutnya,

tanah dipadatkan secara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan kompak,

tidak ada rongga udara dalam lubang tanam. - Lubang tanam ditimbun sampai

penuh, hingga permukaan rata dengan tanah di sekelilingnya. Untuk bibit stum

mata tidur kepadatan tanah yang baik, ditandai dengan tidak goyang dan tidak

dapat dicabutnya stum yang ditanam, sedangkan bibit dalam polybag pemadatan

tanah dilakukan dengan hati-hati mulai dari bagian pinggir ke arah tengah.

12

Page 13: Marni Punya

d.4 Penyulaman - Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur

dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan

bahan tanam untuk sulaman dalam polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.

e. Pemeliharaan Tanaman

e.1 Pembuangan Tunas Palsu - Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari

mata okulasi. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur,

sedangkan pada bibit stum mini atau bibit polybag, tunas palsu jumlahnya relatif

kecil. - Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu. Hanya

satu tunas yang ditinggalkan dan dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata

okulasi. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian klon yang

ditanam. e.2 Pembuangan Tunas Cabang - Tunas cabang adalah tunas yang

tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2,75 m-3,0 m dari atas

tanah. - Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu, karena

cabang yang telah berkayu selain sukar dipotong, akan merusak batang kalau

pemotongannya kurang hati-hati. e.3 Perangsangan Percabangan - Percabangan

yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari

kerusakan oleh angin. - Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon

yang sulit membentuk percabangan (GT-1, RRIM-600), sedangkan pada klon

yang lain seperti PB-260 dan RRIC- 100, percabangan mudah terbentuk sehingga

tidak perlu perangsangan. - Untuk perangsangan cabang ada beberapa cara yang

dapat dilakukan, yaitu pembuangan ujung tunas, penutupan ujung tunas,

pengguguran daun, pengikatan batang, dan pengeratan batang. e.4 Pemupukan i).

Dosis pemupukan 1) Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun

Tanah Kurang Subur

13

Page 14: Marni Punya

Tanah Subur 3) Pemupukan pada masa TBM (2-5 tahun)

4) Pemupukan pada masa TM

14

Page 15: Marni Punya

ii) Cara Pemupukan 1) Pemupukan dengan butiran (granular) Adapun Dosis

pemupukan sebagai berikut :

Pemberian Urea ke-1, 2, 3 dan 4 masing-masing setelah tanaman berumur 2, 5,

8 dan 12 bulan di lapangan. Tiap pemberian : seperempat dosis dalam setahun.

Pemberian Urea ke-1, 2 dan 3 masing-masing setelah tanaman berumur 15,18

dan 24 bulan di lapangan.

Pemberian pertama dan kedua, termasuk dosis TSP, KCl dan Kieserit pada

tahun ke-1, 2 di lapangan, masing-masing pada bulan Pebruari dan

Agustus/September.

Diberikan menjelang daun tumbuh kembali setelah masa gugur daun.

2) Pemupukan dengan tablet - Kehilangan hara dari pupuk yang terjadi melalui

proses pencucian dan erosi dapat dikurangi - Hara pupuk larut dengan proses

lepas lambat (slow release) sehingga secara efektif dan efisien dapat diserap oleh

tanaman - Aplikasi pupuk lebih mudah, menghemat tenaga dan biaya Pupuk tablet

dengan formula tertentu digunakan dengan cara membenamkan/ditugal ke dalam

tanah sdi sekitar tanaman dengan jumlah sesuai dengan dosis yang diperlukan

untuk jangka waktu tertentu (2 tahun). Pemupukan ini dilakukan sesaat setelah

tanam dan baru diulangi lagi pada waktu persediaan pupuk dalam tanah sudah

habis (tahun ke-3). e.5 Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) i).

Penyakit

1. Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)

Gejala Serangan

Serangan jamur menyebabkan akar menjadi busuk dan apabila perakaran dibuka

maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang berwarna putih

kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit

dilepas.

15

Page 16: Marni Punya

• Gejala serangan yang tampak adalah daun-daun yang semula tampak hijau segar

berubah menjadiberwarna hijau gelap kusam, layu akhirnya kering dan gugur

kemudian diikuti kematian tanaman.

• Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat. Pengendalian

• Menanam tanaman penutup tanah jenis kacangkancangan, minimal satu tahun

lebih awal dari penanaman karet.

• Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakan jamur Trichoderma

harzianum yang dicampur dengan kompos sebanyak 200 gr/lubang tanam (1 kg T.

Harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupuk kandang). Pengendalian pada

areal yang sudah terserang JAP:

• Pada serangan ringan masih dapat diselamat-kan dengan cara membuka

perakaran, dengan membuat lubang tanam 30 cm disekitar leher akar dengan

kedalaman sesuai serangan jamur.

• Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan alat yang tidak melukai

akar. Bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar. Bekas kerokan dan potongan

diberi ter dan Izal kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan fungisida yang

direkomendasikan. •

Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali dengan tanah. •

Empat tanaman di sekitar tanaman yang sakit ditaburi dengan T. Harzianum dan

pupuk.

• Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulan setelah pengolesan

dengan membuka perakaran, apabila masih terdapat benang jamur maka dikerok

dan dioles dengan fungisida kembali.

• Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungsida dilakukan setiap 6 bulan

sampai tanaman sehat.

• Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera dibongkar,

bagian pangkal batang dan akarnya dikubur diluar areal pertanaman,

menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di dalam kebun.

• Bekas lubang dan 4 tanaman di sekitarnya ditaburi 200 gram campuran

Trichoderma sp. dengan pupuk kandang 200 gr per lubang atau tanaman.

16

Page 17: Marni Punya

Pencegahan

• Pada lahan yang sudah terinfeksi dengan JAP, dan akan ditanami karet

dibersihkan dari tunggul-tunggul karet. Lubang penanaman diberi belerang100 –

200 gram per lobang.

• Disekitar tanaman muda yang berumur kurang dari 2 tahun ditanami tanaman

antagonis antara lain Lidah mertua, Kunyit dan Lengkuas.

2.PenyakitBidangSadap

Mouldy Rot Penyebab Jamur Ceratocystis fimbriata Gejala Serangan

• Mula-mula tampak selaput tipis berwarna putih pada bidang sadap didekat alur

sadap. Selaput ini berkembang membentuk lapisan seperti beludru berwarna

kelabu sejajar dengan alur sadap.

• Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman.

• Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu.

• Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecokelatan

sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit.

• Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur

sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan

berikutnya atau tidak bisa lagi di sadap. Pengendalian

• Di daerah yang beriklim basah atau rawan penyakit ini dinajurkan menanam

klon resisten yang telah direkomendasikan.

• Pisau sadap diberi desinfektan sebelum digunakan.

• Menurunkan intensitas penyadapan atau menghentikan penyadapan pada

serangan berat.

• Hindari torehan yang terlalu dalam pada saat penyadapan agar kulit cepat pulih.

• Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5 cm di atas irisan sadap sehari

setelah penyadapan dan getah belum dilepas. Interval pengolesan 1-2 minggu

sekali sampai tanaman kembali sehat.

17

Page 18: Marni Punya

2.2 Kering Alur Sadap (KAS) Penyebab Ketidakseimbangan fisiologis dan

penyadapan yang berlebihan. Gejala Serangan _ Tanaman tampak sehat dan

pertumbuhan tajuk lebih baik dibandingkan tanaman normal. _ Tidak keluar latek

di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian keseluruhan alur sadap ini

kering dan tidak me-ngeluarkan lateks. _ Lateks menjadi encer dan Kadar Karet

Kering (K3) berkurang. _ Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru ke

panel sebelahnya. _ Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat

dan kadang-kadang terbentuk gum (blendok). _ Pada gejala lanjut seluruh panel /

kulit bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas. Deteksi penyakit _

Dilakukan sadap tusuk di bawah bidang sadap sampai ke bawah, apabila tidak

keluar cairan latek berari sudah terserang KAS. Gejala serangan _ Segera

dilakukan pengendalian bila sebagian alur sadap mengalami kekeringan. _ Perlu

waspada apabila lateks mulai encer. Pengendalian _ Menurunkan intensitas

penyadapan pada pohon/kebun yang telah mulai menunjuk-kan kekeringan alur

sadap. _ Menghindari atau menurunkan intensitas penyadapan pada musim gugur

daun. _ Bidang sadap yang mati dan kulit kering dipulihkan kembali dengan

pemberian formulasi oleokimia (Antico F-96, No. BB). _ Pemberian oleokimia

dengan cara mengerok kulit bidang sadap yang sakit kemudian dioles segera

setelah pengerokan selesai. _ Satu tahun kemudian kulit yang baru bisa disadap

kembali. _ Melakukan pemupukan yang teratur dan seimbang, kemudian

ditambah 160 gram KCl/pohon/tahun.

3. Jamur Upas

Penyebab jamur Corticium salmonicolor. Gejala Serangan _ Stadium sarang laba-

laba Pada permukaan kulit bagian pangkal atau atas percabangan tampak benang

putih seperti sutera mirip sarang laba-laba. _ Stadium bongkol Adanya bintil-

bintil putih pada permukaan jaring labalaba. _ Stadium kortisium Jamur

membentuk selimut yaitu kumpulan benangbenang jamur berwarna merah muda.

Jamur telah masuk ke jaringan kayu. _ Stadium nekator Jamur membentuk lapisan

tebal berwarna hitam yang terdiri dari jaringan kulit yang membusuk dan

kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat kehitaman meleleh di permukaan

bagian terserang. Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati

18

Page 19: Marni Punya

serta mudah patah. Pengendalian _ Menanam klon yang tahan seperti BPM 107,

PB 260, PB 330, AVROS 2037, PBM 109, IRR 104, PB 217, PB 340, PBM 1, PR

261 dan RRIC 100 IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118. _ Jarak tanam

diatur tidak terlalu rapat. _ Cabang/ranting yang telah mati dipotong dan

dimusnahkan. _ Cabang yang masih menunjukkan gejala awal (sarang laba-laba)

segera dioles dengan fungisida Bubur Bordo atau fungsida berbahan aktif

Tridermorf hingga 30 cm ke atas dan ke bawah bagian yang terserang. _ Bubur

bordo dan fungisida yang mengandung unsur tembaga tidak dianjurkan pada

tanaman yang telah disadap, karena dapat merusak mutu lateks. Pada kulit yang

mulai membusuk, harus dikupas sampai bagian kulit sehat kemudian dioles

fungisida hingga 30 cm ke atas dan ke bawah dari bagian yang sakit. ii). Hama

1. Babi hutan (Sus barbatus, Sus scrofa vittatus)

Gejala Serangan _ Tanaman muda tiba-tiba tumbang. _ Perakaran rusak, daun

menjadi layu dan kuning. Pengendalian _ Sanitasi lingkungan, memasang jaring,

perangkap. _ Memberi pagar di sekitar areal kebun _ Membuat parit di sekitar

areal kebun _ Berburu bersama dengan kelompok pemburu babi misalnya dengan

Perbakin. _ Pemberian umpan beracun, namun perlu hati-hati jangan sampai racun

tersentuh tangan. iii). Gulma Jenis gulma yang dominan pada perkebunan karet,

antara lain : Adapun cara pengendalian sebagai berikut : a. Pengendalian Mekanis

Cara mekanis dilakukan dengan menggunakan cangkul, kored atau parang. b.

Pengendalian Kimia Cara kimia dilaksanakan dengan menyemprotkan herbisida,

sehingga dalam pelaksanannya dapat cepat, sedikit menggunakan tenaga kerja

serta tidak merusak tanaman dan sifat fisik tanah. Selain itu, gulma yang telah

mati dan membusuk dapat menambah unsur hara dalam tanah. _ Jenis Ada 3 jenis

herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma yaitu pra-tumbuh, sistemik

dan non-sistemik/kontak. _ Dosis Dosis herbisida untuk pengendalian gulma

sebagai berikut : Tabel 8. Dosis Herbisida

19

Page 20: Marni Punya

III. PANEN a. Menentukan Matang Sadap

a.1 Matang Sadap Pohon

Kriteria :

_ Umur tanaman

Tanaman karet siap disadap pada umur sekitar 5 - 6 tahun.

_ Pengukuran lilit batang

Pohon karet dinyatakan matang sadap apabila lilit batang sudah

mencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada ketinggian

batang 100 cm dari pertautan okulasi untu tanaman okulasi.

b. Persiapan Buka Sadap

b.1 Penggambaran Bidang Sadap _ Tinggi bukan sadap Tanaman karet okulasi

mempunyai lilit batang bawah dengan bagian atas yang relatif sama (silinder),

demikian juga dengan tebal kulitnya. Tinggi bukaan sadap pada tanaman okulasi

adalah 130 cm di atas pertautan okulasi. Ketinggian ini berbeda dengan ketinggian

pengukuran lilit batang untuk penentuan matang sadap. _ Arah dan sudut

kemiringan irisan sadap Arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah,

tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan yang paling baik

berkisar antara 300 – 400 terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada

penyadapan bidang sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 450. _

Panjang irisan sadap Panjang irisan sadap adalah 1/2s (irisan miring sepanjang ½

spiral atau lingkaran batang). _ Letak bidang sadap Bidang sadap harus diletakkan

pada arah yang sama dengan arah pergerakan penyadap waktu menyadap.

20

Page 21: Marni Punya

b.2 Pemasangan Talang dan Mangkuk Sadap Talang sadap terbuat dari seng

selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 8 cm. Talang sadap dipasang pada jarak 5

cm – 10 cm dari ujung irisan sadap bagian bawah. Mangkuk sadap umumnya

terbuat dari plastik, tanah liat atau aluminium. Mangkuk sadap dipasang pada

jarak 5-20 cm di bawah talang sadap. Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin

mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon.

c. Pelaksanaan penyadapan

c.1 Kedalaman irisan sadap Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25 –

30 tahun. Kedalaman irisan sadap dianjurkan berkisar 1-1,5 mm dari kambium.

c.2 Ketebalan irisan sadap Ketebalan irisan sadap yang dianjurkan adalah berkisar

antara 1,5 mm – 2 mmsetiap penyadapan, agar penyadapan dapat dilakukan

selama kurang lebih 25 – 30 tahun. c.3 Frekuensi penyadapan Frekuensi

penyadapan adalah jumlah penyadapan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

Dengan panjang irisan ½ spiral (1/2 s), frekuensi penyadapan adalah 1 kali dalam

3 hari (3/d) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi 1

kali dalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya. c.4 Waktu penyadapan

Penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin yaitu antara jam 05.00 – 07.30

pagi.

21

Page 22: Marni Punya

IV. PENANGANAN PASCA PANEN

Untuk memperoleh bahan olah karet yang bermutu baik beberapa

persyaratan teknis yang harus diikuti yaitu :

• Tidak ditambahkan bahan-bahan non karet.

• Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat.

• Segera digiling dalam keadaan segar.

• Disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dan tidak direndam. Jenis bahan

olah karet (bokar) yang dapat diproduksi yaitu :

a. Lateks Pekat

Lateks pekat adalah lateks kebun yang dipekatkan dengan cara sentrifus atau

didadihkan dari KKK 28% - 30% menjadi KKK 60% - 64%. Peralatan yang

diperlukan adalah tangki dadih dari plastik, pengaduk kayu, dan saringan lateks

60 mesh. Bahan-bahan yang diperlukan berupa bahan pendadih yaitu campuran

amonium alginat dan karboksi metil selulose, bahan pemantap berupa amonium

laurat dan pengawet berupa gas atau larutan amoniak. Pengolahan lateks pekat

melalui beberapa tahap yaitu penerimaan dan penyaringan lateks kebun,

pembuatan larutan pendadih, pendadihan dan pemanenan.

b. Lump Mangkok

Lump mangkok adalah lateks kebun yang dibiarkan menggumpal secara alamiah

dalam mangkok. Pada musim penghujan untuk mempercepat proses

penggumpalan lateks dapat digunakan asam semut yang ditambahkan ke dalam

mangkok.

c. Slab Tipis / Giling

Slab tipis dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lump mangkok yang

dibekukan dengan asam semut di dalam bak pembeku yang berukuran 60 x 40 x 6

cm, tanpa perlakuan penggilingan. Proses pembuatan slab tipis dapat diuraikan

sebagai berikut : c.1 Masukkan dan susun lump mangkok secara merata di dalam

bak pembeku. c.2 Tambahkan larutan asam semut 1% ke dalam lateks kebun,

dengan dosis 110 ml per liter lateks, kemudian diaduk. c.3 Tuangkan campuran

tersebut ke dalam bak pembeku yang telah diisi lump mangkok.

22

Page 23: Marni Punya

c.4 Biarkan sekitar 2 jam, lalu gumpalan diangkat dan disimpan di atas rak dalam

tempat yang teduh. Untuk meningkatkan kadar karet kering menjadi sekitar 70%,

slab tipis dapat digiling dengan menggunakan handmangle dan hasilnya disebut

dengan slab giling. Slab tipis dapat diolah menjadi blanket melalui penggilingan

dengan mesin creper. Proses penggilingan dilakukan sebanyak 4-6 kali sambil

disemprot dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang terdapat di dalam

slab. Hasil blanket mempunyai ketebalan sekitar 0,6 cm – 1 cm, dengan KKK

sekitar75%.

d.SitAngin

Sit angin adalah lembaran karet hasil penggumpalan lateks yang digiling dan

dikeringanginkan sehingga memiliki KKK 90% - 95%. Pengolahan sit angin

dilakukan melalaui berbagai tahap yaitu penerimaan dan penyaringan lateks,

pengenceran, penggumpalan, pemeraman, penggilingan, pencucian, penirisan dan

pengeringan.

e.SitAsap(RibbedSmokedSheet/RSS)

Proses pengolahan sit asap hampir sama dengan sit angina. Bedanya terletak pada

proses pengeringan, dimana pada sit asap dilakukan pengasapan pada suhu yang

bertahap antara 40o-60o C selama 4 hari, dengan pengaturan sebagai berikut : e.1

Hari pertama, suhu 40o-45o C, ventilasi ruang asap lebar. e.2 Hari kedua, suhu

40o-50o C, ventilasi ruang asap sedang. e.3 Hari ketiga, suhu 50o-55o C, ventilasi

ruang asap tertutup. e.4 Hari keempat, suhu 55o-60o C.

Sumber : Pedoman Teknis Karet, Dirjenbun Kementerian RI.

23

Page 24: Marni Punya

2.1. TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan)

TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan) adalah tanaman yang

masih dalam proses pertumbuhan dan pengeluaran latex, beberapa langkah-

langkah yang diperhatikan dalam tanaman TBM yaitu :

a). Nursery

Biji adalah hasil produksi generatif yang belum diseleksi, benih adalah biji

yang telah diseleksi, kecambah adalah biji atau benih yang telah memiliki plumula

dan radikula, sedangkan bibit adalah tanaman yang telah siap ditanam.

b). Weeding to polybag

Weeding to polybag adalah pembersihan gulma yang dilakukan pada

polybag. Tujuannya adalah agar tidak terjadi perebutan unsur hara pada gulma

dan tanaman utama

c). Germinating bag

Germinating bag adalah penyemaian biji atau bibit tanaman utama (karet)

d).Okulasi

Okulasi adalah perkawinan antara batang sidlin dengan batang mata

entres.

e). Planting se to polybag

Yaitu pengeluaran bibit dari gawangan 1 minggu, setelah di lakukan cut

bag, untuk dilakukan arangin tres

24

Page 25: Marni Punya

f). Cut bag (pemotongan batang)

Cut bag dilakukan 1 minggu setelah opening plastik

g). Calling

Calling adalah pemusnahan atau pencabutan bibit yang kerdil, atau gagal

budding

2.2. TM/MATURE (tanaman menghasilkan)

TM/MATURE (tanaman menghasilkan) adalah salah satu hal yang paling

penting karena didalam tanaman menghasilkan kita dapat melihat hasil dari

tanaman yang dikelolah oleh perusahaan selama ini.

a). Sensus

Sensus adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

banyakanya pohon yang masih hidup ataupun mati, besar lingkaran, tinggi panel

deresan, penyakit, tajuk/cabang, kulit janda

b). Opening tepping/let tepping

Opening tepping dilakukan untuk mengeluarkan latex pada bagian yang

telah dideres untuk dilakukan penderesan ulang

c). Riset

Riset adalah penelitian yang dilakukan pada tanaman untuk mengetahui

jenis klon tanaman utama

d). Pemasangan kawat, talang, mangkok

Pemasangan mangkok digunakan sebagai wadah latex, talang digunakan

sebagai penyangga agar latex jatuh pada mangkok dengan tepat, kawat digunakan

sebagai penahan mangkok agar tidak jatuh.

25

Page 26: Marni Punya

e). Penyemprotan

Penyemprotan digunakan sebagai pembasmi hama dan gulma. Ada 2 alat

yang digunakan dalam proses penyemprotan :

1. Solo

2. handsprayer

26

Page 27: Marni Punya

III. METEDOLOGI

3.1. Metode praktikum

a.Wawancara

Metodologi yang kami pergunakan selama kami melakukan praktikum

disalah satu perusahaan terbesar di sulawesi selatan yaitu di PT.PP.LONDON

SUMATERA.INDONESIA.tbk.ESTATE BALOMBESSIE DIV/ BALANGRIRI

DIVISION yaitu metode wawancara dan praktek langsung.

Metode wawancara ini kami lakukan sebagai salah satu syarat untuk

menambah wawasan kami untuk mendapat informasi yang lebih lengkap,

sembari kita memperaktekkan langsung dari materi yang diberikan baik dari

pembimbing lapangan maupun informasi yang didapatkan

3.2. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada saat proses praktikum yaitu :

- Cangkul

- Sabit

- Parang

- Pisau okulasi

- Garpuk

- Handsprayer

- Selang

- Plastik bening

- Lap

- Bambu

- Daun kelapa

- Bedengan

- Pasir

- Jerami

27

Page 28: Marni Punya

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan)

4.1.1 Pembukaan Lahan

Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus dibersihkan dari sisa-sisa

tumbuhan hasil bekas teban, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan

dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi :

1. Pembabatan semak menukar

2. Penebangan pohon

3. Perencanaan dan pemangkasan

4. Pendokelan akar kayu

5. Penumpukan dari pembersihan. Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan

penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan

saluran drainase perkebunan

4.1.2 Nursery

Untuk mendapatkan bibit yang baik serta hasil maksimal dan bermutu

tinggi, merupakan satu tujuan dari perusahaan. Untuk itu perusahaan mengadakan

pembibitan atau (nursery).

Pembibitan atau nursery merupakan salah satu tujuan dari proses

pertumbuhan tanaman yang nantinya akan sangat berperan penting dalam

menentukan kualitas dan kuantitas tanaman. Pertumbuhan tanaman juga tidak

lepas dari kebersihan lahan. Persiapan dan kebersihan lahan dilakukan karena

sangat berperan penting didalam proses pertumbuhan tanaman. Sebelum kita

melakukan berbagai rangkaian dalam pembibitan kita harus melihat kondisi lahan

terlebih dahulu diantaranya :

28

Page 29: Marni Punya

a) Pilihlah lahan yang berdataran rendah dipilih karena memiliki manfaat

diantaranya:

• Lebih mudah pada saat dilakukan penyiraman karena lebih dekat dari sumber

mata air.

• Memudahkan pada saat proses penanaman karena berdataran rendah.

b). Pembersihan lahan

Kebersihan lahan sangat mempengaruhi proses penanaman, pembersihan

lahan biasanya menggunakan alat-alat diantaranya :

-Parang

-Cangkul

-Garpuk

-Handsprayer

Setelah semua bahan telah disiapkan kita mulai membersihkan lahan dan

meratakannya agar mudah pada saat dilakukan pengaturan polybag. Setelah

proses tersebut telah selesai kita mulai membagi tempat tertentu dan plot-plot

setelah itu kita harus mempersiapkan media tanam diantaranya :

1.Polybag yang berukuran 30x40 cm

2.Tanah yang dipilih adalah tanah yang berwarna hitam, tanah yang berwarna

hitam dipilih karena masih mengandung banyak unsur hara.

3.Pupuk crp dicampur dengan tanah dengan takaran 4 gram/polybag. Setelah

tanah telah diisi kepolybag kita mulai mengatur polybag dengan rapi yang

berjarak 80 cm antar polybag. Setelah polybag telah disusun dengan rapi kita

mulai membuat tempat penyemaian biji atau bibit (germinating bag)

29

Page 30: Marni Punya

4.1.3 Germinating bag (penyemaian biji)

Germinating bag adalah tempat penyemaian bibit/biji karet. Adapun alat-

alat yang digunakan untuk membuat germinating bag :

a.Bambu Digunakan sebagai penyangga atap

b.Daun kelapa Digunakan untuk menaungi bibit kecambah

c.Bedengan dipergunakan agar pasir tidak terhambur keluar.

d.Pasir dipergunakan sebagai perangsang untuk mempercepat proses pengeluaran

akar tunas

e.Jerami dipergunakan akar pada saat dilakukan penyiraman biji dan pasir tidak

terangkat naik, dan membantu perangsangan akar tunas

4.2. Langkah-langkah pembuatan germinating bag :

Siapkan bedengan dengan luas 80 cm-1m. Dengan panjang tidak

menentu, lalu siapkan pasir dengan ketebalan 5-7 cm. Setelah semua telah selesai

kita mulai mengambil biji yang baik lalu kita taburi biji diatas pasir dan ditekan

masuk namun biji harus tetap kelihatan dengan perbandingan 2/3 setelah biji telah

ditekan masuk kita lapisi lagi dengan satu lapis pasir lalu ditaburi dengan jerami.

Sebelum kita melakukan penanaman terlebih dahulu kita membuat lubang

tanam, lubang tanam memiliki fungsi diantaranya :

1.Untuk mempermudah dalam penanaman

2.Menyediakan tempat bagi akar

3.Agar akar terlindungi dari sinar matahari

Setelah proses pembuatan lubang tanam telah selesai kita mulai

melakukan penanaman, setelah proses penanaman telah selesai kita mulai

menunggu 1 bulan untuk dilakukannya perawatan, adapun perawatan yang

dilakukan diantaranya :

30

Page 31: Marni Punya

1.Watering (penyiraman)

2.Weeding to polybag (pembersihan lahan yang terdapat di polybag)

3.Manuring (pemupukan)

4.Spraying (penyemprotan)

5.Prunning (pemangkasan)

4.1.4 Penanaman di polybag

Setelah proses germinating bag telah selesai dan kita telah mendapatkan

bibit yang baik, kita mulai melakukan pemindahan untuk ditanam didalam

polybag.

4.1.5 Perawatan

Setelah bibit telah ditanam ke polybag kita menunggu selama 1 bulan

untuk dilakukan perawatan pada tanaman utama/bibit karet.

4.1.6 Pemilihan bibit yang baik

Sebelum kita melakukan okulasi kita harus memilih bibit yang siap untuk

diokulasi.

4.1.7 Okulasi (budding)

Okulasi adalah perkawinan antara batang sidlin dengan batang mata

entres, okulasi dilakukan pada tanaman yang berumur 6 bulan-1 tahun dengan

diameter batang 40 mm dan harden (berdaun tua)

4.1.8 Planting seed to polybag

Planting seed to polybag yaitu pengeluaran bibit dari gawangan, 1 minggu

setelah di cut bag, untuk dilakukan erengin tres.

31

Page 32: Marni Punya

4.1.9 Culling

Yaitu pemusnahan atau pencabutan bibit yang kerdil, mati atau gagal

buddin

4.1.10 Perawatan/ pemeliharaan

Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet

meliputi pengendalian gulma,pemupukan dan pemberantasan penyakit pada

tanaman

TM/MATURE (tanaman menghasilkan)

4.1.11 Opening tepping/let tepping

Opening tepping dilakukan untuk mengeluarkan latex yang tersisa di

bagian deresan untuk dilakukan penderesan ulang

4.1.12 Pemasangan kawat, mangkok, talang

-Pemasangan kawat

Pemasangan kawat, mangkok, dan talang dilakukan setelah tanaman tersebut

sudah berumur 5 tahun dan lingkaran pohonya harus mencapai 45 cm, barulah

pemasangan kawat, mangkok, dan talang dilakukan. Di perusahaan lonsum sendiri

menggunakan 2 jenis kawat yang memiliki fungsi dan tujuan masing-masing,

sebagai berikut:

a. kawat spiral

kawat spiral dipergunakan atau dipasang pada tanaman TB (tanaman baru)

b. kawat tancap

kawat tancap dipergunakan atau dipasang pada tanaman yang berumur tua.

Pemasangan kawat dilakukan pada tanaman perkebunan yang bertujuan

sebagai penyangga mangkok agar diposisi yang tepat.

32

Page 33: Marni Punya

-Pemasangan mangkok

Mangkok dipergunakan dalam perusahaan pada umumnya berlabel

LONSUM, pemasangan mangkok dilakukan bertujuan sebagai wadah untuk

menampung latex yang menetes dari talang.

-Pemasangan talang

Talang yang dipergunakan oleh perusahaan PT.LONSUM hanya terdapat

satu jenis talang, kegunaan talang yaitu sebagai alat agar latex mengalir atau

menetes ke mangkok.

4.1.13 Riset (penyelidikan atau penelitian)

Riset adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui jenis tanaman atau

jenis pohon karet. Berikut ini beberapa jenis karet beserta ciri-cirinya :

a. PB 340 ciri-cirinya:

- Struktur daunnya ada yang cepat bocor, karena pertumbuhan tangkai-

tangkai batangnya lurus keatas dan tidak sempurna.

b. PB 314 ciri-cirinya:

- Struktur daunnya kecil dan runcing

- Bentuk cabangnya sempurna

- Lebih cepat patah

- Hasilnya tetap naik berkisar 20% dan turun berkisar 20%

c. PM 10 ciri-cirinya:

- Daunnya lebar

- Tangkainya jarang

- DRCnya tinggi

- Daunnya terdapat benjolan

d. RIM 921 ciri-cirinya:

- Daunnya runcing

- Daunnya terdapat benjolan

-

33

Page 34: Marni Punya

e. RIM 901 ciri-cirinya:

- Daunnya lebar

- Lebih cepat gugur daunnya namun penghasilannya lebih tinggi

dibandingkan PB 340

f. PB 260 ciri-cirinya:

- Tidak cepat bocor

- Daunnya kecil dan runcing

- Siklus daunnya sama dengan PB 314 dan PB 340

g. RIM 937 ciri-cirinya:

- Warna batangnya berbeda

- Benjolannya kurang

- Tangkainya lurus

- Daunnya kecil dan bulat

4.1.14 Sensus

Sensus adalah salah satu kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui banyaknya pohon yang masih hidup ataupun mati.

Secara umum sensus dilakukan untuk mengetahui jumlah tanaman yang

terserang penyakit, tajuk tanaman, lingkaran, serta tinggi panel-panel yang telah

dideres, sensus dilakukan 2 orang dalam satu pohon.

4.1.15 praying (penyemprotan)

Penyemprotan pada tanaman gulma atau tanaman penganggu mulai

dilakukan pada jam 7 pagi- jam 1 siang dalam keadaan normal.

-Cuaca cerah

-Hembusan angin dalam keadaan normal atau sedang, dalam penyemprotan

perusahaan menggunakan 3 jenis racun yaitu :

34

Page 35: Marni Punya

1.Gramokson

2.Diamin

3.Roundup

4.2. Tujuan Dilakukan Penyemprotan Yaitu :

Agar semua gulma ataupun tanaman penganggu lebih cepat mati agar

tidak menganggu tanaman utama (karet)

4.1.16 Weeding

Setelah tertanam, bibit karet yang dilahan pemeliharaan karet harus

optimal mulai dari pembersihan kacangan karet, penyemprotan dengan herbisida,

menjaga dari hama, hewan liar, dan lain-lain sebagainya

Beberapa fungsi dari weeding adalah sebagai berikut adalah :

a. Mempermudah pekerjaan saat melakukan penyemprotan.

b. Mengurangi hama yang terserang di tanaman kacangan.

c. Mencegah menjalarnya tanaman kacangan kebatang tanaman karet.

d. Mempermudah pekerjaan dalam membuat piringan pada tanaman

perkebunan.

35

Page 36: Marni Punya

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tanaman karet (havea brassiliensis) adalah tanaman yang berasal dari

Brazil, tanaman karet merupakan sumber utama bahan karet alam dunia tanaman

ini juga merupakan komuditi ekspor yang memberikan konstribusi dalam

peningkatan devisa Indonesia dengan memperhatikan adanya peningkatan

permintaan dunia terhadap komuditi karet dimasa yang akan datang. Didalam

proses pertumbuhan, pemeliharaan tanaman karet dilakukan pada tanaman TBM

(Tanaman belum menghasilkan) yang masih dalam proses pertumbuhan pertama

sampai pada proses penanaman direplanting. Sebelum pemindahan bibit

dilakukan, dinursery sendiri sangat banyak kegiatan yang dilakukan diantaranya:

a) Pembersihan lahan

b) Perapian lahan

c) Pembagian blok-blok

d) Penataan polybag

e) Pengisian polybag

f)pembuatan tempat germinating bag

g) Pemindahan bibit kepolybag

h) penanaman bibit kepolybag

i) Perawatan

j) Pemilihan bibit yang siap diokulasi

k) Okulasi (Budding)

l) Panting seed to polybag m ( Erenjing tres)

36

Page 37: Marni Punya

Pada tanaman menghasilkan TM beberapa hal-hal yang diperhatikan yaitu

- Sensus

- Opening tepping/let opening

- Riset

- Spraying

- Weeding

TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan) adalah tanaman yang

masih dalam proses pertumbuhan dan pengeluaran latex, sedangkan

TM/MATURE (tanaman menghasilkan) adalah salah satu hal yang paling penting

karena didalam tanaman menghasilkan kita dapat melihat hasil dari tanaman yang

dikelolah oleh perusahaan selama ini.

5.2 Saran

Dengan selesainya laporan yang singkat ini, kami berharap ada kritik dan

dari teman-teman, Bpk/Ibu pembimbing dari sekolah maupun dari industri untuk

menyempurnakan isi laporan kami ini, karena kami sadar bahwa dalam membuat

laporan singkat ini kami masih banyak kekurangan yaitu berupa kekurangan

materi maupun praktek

37

Page 38: Marni Punya

38