marni punya
DESCRIPTION
tanaman karetTRANSCRIPT
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi
perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri,
sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan
pengembangan karet, perlu disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan
sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait pengolahan komoditi tersebut. Di
PT.LONSUM, Tbk pengembangan karet dilakukan dengan 2 pola yaitu : 1.
Peremajaan Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan
melakukan penggantian tanaman karet yang sudah tidak produktif (tua/rusak)
dengan tanaman karet baru secara keseluruhan dan menerapkan inovasi teknologi.
2. Perluasan Perluasan adalah upaya pengembangan areal tanaman perkebunan
pada wilayah bukaan baru atau pengutuhan areal di sekitar perkebunan yang
sudah ada dengan menggunakan inovasi teknologi.
Tanaman karet (Havea Brassiliensis) adalah tanaman yang berasal dari Brazil,
tanaman karet merupakan sumber utama bahan karet alam dunia tanaman ini juga
merupakan komuditi ekspor yang memberikan konstribusi dalam peningkatan
devisa Indonesia dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia
terhadap komuditi karet dimasa yang akan datang. Pohon karet pertama kali hanya
tumbuh di Brazil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh
Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Dimana
Indonesia, Malaysia, dan Singapura, tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan
pada tahun 1876, tanaman karet pertama kali ditanam dikebun Raya Bogor.
(Sinonim 2009)
Prinsip-prinsip penanaman karet harus diperhatikan seperti jarak tanam dan
populasi, pembuatan lubang tanam dan penanaman itu sendiri harus sesuai dengan
1
prosedur yang berlaku di perkebunan sehingga diperoleh kualitas penanaman yang
baik dan diharapkan agar produksi karet nantinya akan optimal.Permasalahannya
secara umum di perkebunan karet khususnya perkebunan karet rakyat, penampilan
tanaman karet selalu heterogen, populasi jarang, pertumbuhan kerdil, dan berkulit
tipis.
Pada tanaman karet yang dihasilkan bukan berupa bentukan sel-sel baru
seperti pada pembentukan biji dan buah, tetapi merupakan sitoplasma yang unik
yang disintetis dalam sel khusus yang disebut pembulu latex. Pembulu latex itu
dibentuk oleh ari kambium vaskuler regenerasi latex berlangsung didalam sel
khusus tersebut. Pada proses penanaman tanaman karet banyak dilakukan
berbagai permulaan-permulaan. Mulai dari TBM (Tanaman belum menghasilkan)
sampai TM (Tanaman menghasilkan), didalam tanaman belum menghasilkan ada
beberapa kegiatan yang dilakukan seperti halnya persiapan lahan sampai dengan
perawatan yang nantinya akan menunjang proses pertumbuhan tanaman untuk
menghasilkan hasil yang baik pula, pada tanaman yang menghasilkan adalah salah
satu hal yang paling penting karena didalam tanaman menghasilkan kita dapat
melihat hasil dari tanaman yang dikelolah oleh perusahaan selama ini.
1.2.Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari kegiatan praktek kerja industri (Prakerind) di PT PP LONDON
SUMATERA tbk adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sistem atau cara yang digunakan oleh PT.PP LONSUM
SUMATERA tbk dalam pengelolaan perkebunan Tanaman Karet di Indonesia
2. Mengetahui bagaimana cara membudidayakan dan Mengembangkan tanaman
karet mulai dari tanaman belum menghasilkan (TBM) sampai tanaman
menghasilkan (TM)
3. Sebagai sumber bahan referensi dalam pembuatan/penyusunan laporan pada
kegiatan praktek kerja lapangan
2
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. A. Budidaya Tanaman Karet
Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi
perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri,
sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan
pengembangan karet, perlu disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan
sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait pengolahan komoditi tersebut. Di
PT.LONSUM,Tbk pengembangan karet dilakukan dengan 2 pola yaitu :
1. Peremajaan Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan
melakukan penggantian tanaman karet yang sudah tidak produktif
(tua/rusak) dengan tanaman karet baru secara keseluruhan dan menerapkan
inovasi teknologi.
2. Perluasan Perluasan adalah upaya pengembangan areal tanaman perkebunan
pada wilayah bukaan baru atau pengutuhan areal di sekitar perkebunan
yang sudah ada dengan menggunakan inovasi teknologi. Gambar tanaman
yang akan diremajakan :
Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi
masyarakat indonesia, yaitu:
- Salah satu komoditi penghasil devisa negara.
- Tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk.
- Sumber penghasilan bagi petani karet
B. Syarat-syarat Tumbuh
1. Tanah
- Tanah harus gembur
- Kedalaman antara 1-2 meter
- Tidak bercadas
- PH tanah 3,5 – 7,0
- Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter, paling baik pada ketinggian 0 –
200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sedap terlambat 6 bulan.
3
2. Iklim
- Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150
hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.
- Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya
dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada
pagi hari
- Unsur angin berpengaruh terhadap ;
- Kerusakan tanaman akibat angin kencang,
- Kelembaban sekitar tanaman,
- Produksi akan berkurang.
2.2 PERSIAPAN LAHAN
A. Pengolahan Lahan.
1. Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.
2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.
3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan
dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bula, setelah pembajakan
ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.
B. Pencegahan Erosi
1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di
sesuaikan dengan kemiringan lahan.
2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng,saluran
drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.
3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam
barisan dengan cara sebagai berikut :
- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).
- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah
US.
4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar
matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai
media hidup cacing.
4
2.3. PENANAMAN
1. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
2. Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60
X 60 X 40 Cm.
3. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
4. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides
dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah
tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20
Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica :
Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens
5. Penanaman bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda
dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan
tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit
tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan
atau di sesuaikan dengan arah angin.
2.4. PEMELIHARAAN
1. Penyulaman
- Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam
diamati terus menerus.
- Tanaman yang mati segera diganti.
- Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.
- Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
- Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat
pertumbuhannya.
2. Pemotongan Tunas Palsu
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2
minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai
ketinggian 1,80 meter.
3. Merangsang Percabangan
Bila tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum
mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :
- Pengeringan batang (ring out)
- Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
- Penanggalan (tapping)
5
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan
dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari
rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan
pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar
disesuaikan dengan lingkaran tajuk.
Umur
(Bulan)
D o s i s (gram/pohon)
Urea Rock
Pospat
(Rp)
MOP Kleresit
Pupuk
dasar
2 – 3
7 – 8
12
18
24
36
48
-
75
75
100
100
250
275
300
200
150
150
175
175
400
400
400
-
50
50
62
62
150
200
200
-
50
50
50
50
100
100
100
Cat : Jenis Pupuk dapat diganti asalkan kandungan unsur haranya
setara.
6
5. Pemeliharaan Penutupan Tanah
Tabel Waktu Dosis dan Cara Pemupukan Tanaman Penutup Tanah
Waktu Dosis Cara Pemberian
Saat tanam
Umur 3 bulan
20 Kg Fospat
alam atau sesuai
dengan berat bibit
200 – 300 fosphat
alam setiap hektar
Dicampur dan ditabur
bersama-sama dengan
biji..
diatur dan ditabur, di
atur Leguinosa
6. Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping
Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :
- Topografi tanah maksimum 11 (8%)
- Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2
tahun.
- Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.
- Tanaman sela harus di pupuk.
- Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman
penutup tanah.
2.5. TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN
2.1. HAMA
Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti
serangga, tungga, mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup
merugikan yaitu:
7
1. Kutu Lak (Laccifer)
Ciri-ciri :
- Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.
- -Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.
- Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada
tempat serangan.
- Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga
bagian tanaman yang terserang kering.
- Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.
Pengendalian :
- Lakukan pengawasan sedini mungkin.
- Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan
Biologis
- Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin 0,15%
ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.
2. Pscudococcus Citri
Ciri-ciri :
-Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda
-Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.
Pengendalian :
- Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos
dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1% Interval
penyemprotan 1-2 mg
8
2.6. PANEN DAN PASCA PANEN
Umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai
lingkjar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari
setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3
Pengolahan lateks sebagai berikut :
- Standar karet kebun diturunkan dari rata-rata 32% menjadi 16% dengan
jalan memberi air yang bening atau yang bersih.
- Kemudian dicampur dengancuka/setiap 1 Kg karet kering 350 s/d 375 Cc
larutan 1% cuka.
- Dibiarkan sampai beku.
- Kemudian digiling dalam gilingan polos dan kembang, kemudian direndam
rata-rata 60 menit.
- Disadap selama 1 minggu
-Kemudian dihasilkan dalam bentuk RSS I, II, III dan IV of sheet.
b. Bahan Tanam b.1 Jenis klon anjuran Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM
107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260 Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1,
PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, 112,
IRR 118 Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78 Klon-klon yang
sudah tidak direkomendasi, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam,
dengan memperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang
diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut. b.2 Batang bawah : Syarat
kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu: - Terdiri dari klon monoklonal
anjuran untuk sumber benih. - Kemurnian klon minimal 95%. - Umur tanaman
10-25 tahun.
- Pertumbuhan normal dan sehat - Penyadapan sesuai norma. - Luas blok minimal
15 ha. - Topografi relatif datar. b.3 Sumber benih _ PT London Sumatera
Plantation. _ Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset
Perkebunan Indonesia. _ Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet,
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. _ Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian
Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
9
c. Persiapan Lahan
c.1. Pembukaan Lahan Penyiapan lahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
: 1. Secara Mekanis - Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohonnon
karet (new planting) ditebang dengan menggunakan gergaji (Chain saw), atau
didorong menggunakan ekscavator sehingga perakaran ikut terbongkar. - Pohon
yang telah tumbang segera dipotong-potong dengan panjang sesuai dengan ukuran
yang dikehendaki. - Bagian-bagian cabang dan ranting yang masih tertinggal
dipotong-potong lebih pendek untuk memudahkan pengumpulan pada jalur yang
telah ditetapkan. - Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yang tersisa,
pekerjaan dilanjutkan dengan membongkar tunggul yang masih tersisa di lapang. -
Pembongkaran tunggul dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat
(buldozer) sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat
terangkat. - Semua tunggul yang telah dibongkar bersama dengan sisa cabang dan
ranting dibersihkan dengan cara dirumpuk/dikumpulkan. - Hasil rumpukan
diusahakan agar terkena sinar matahari sebanyak-banyaknya sehingga cepat
kering. Jarak antar tumpukan kayu karet diatur sedemikian rupa agar tidak
mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpang tindih dengan barisan
tanaman.
- Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh perakaran mutlak
harus dibuang dan diangkat untuk mencegah tumbuhnya kembali JAP, minimal
tunggul yang berdekatan dengan tanaman baru. - Pembongkaran atau penebangan
habis seluruh tanaman yang tumbuh (land clearing), yang dianjurkan adalah
pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning). 2. Secara Kimiawi Urutan pekerjaan
dalam penyiapan lahan secara kimiawi adalah sebagai berikut : *). Peracunan
tunggul - Peracunan tunggul dapat dilakukan antara lain dengan 2,4,5-T ataupun
garlon.
10
d. Penanaman
11
d.1 Persiapan Penanaman Setelah lahan siap ditanami, langkah selanjutnya adalah
persiapan tanam dengan tahapan sebagai berikut : 1). Mengajir - Untuk
memperoleh hasil yang optimal, jarak tanam karet yang direkomendasikan adalah
6 m x 3 m atau jumlah populasi sekitar 550 pohon per ha. d.2 Pembuatan Lubang
Tanam 1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan
disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman. 2) Pembuatan lubang tanam
dilakukan dengan meng-gunakan cangkul tanah. Tanah bagian bawah (sub-soil)
dipisahkan dengan dengan tanah bagian atas (top-soil). 3) Selanjutnya diberikan
pupuk dasar yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha. d.3
Penanaman i). Waktu Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal musim
penghujan, saat tersebut merupakan awal yang baik/optimal untuk memulai
penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau. ii). Pelaksanaan Tanam
Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan
payung satu. Adapun ketentuan bibit siap tanam adalah sebagai berikut :
- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka mata okulasi harus sudah
membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menunda pencabutan
bibit minimal seminggu sejak dilakukan pemotongan batang bawah .
- Sedangkan, jika bahan tanam yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan
dalam polybag, maka bahan yang dipakai maksimum memiliki dua payung daun
tua. - Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang
tanam. Untuk bibit stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap
gawangan pada tanah yang rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulai
diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag
arah okulasi menghadap Timur. - Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian
bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah bagian atas (top-soil). Selanjutnya,
tanah dipadatkan secara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan kompak,
tidak ada rongga udara dalam lubang tanam. - Lubang tanam ditimbun sampai
penuh, hingga permukaan rata dengan tanah di sekelilingnya. Untuk bibit stum
mata tidur kepadatan tanah yang baik, ditandai dengan tidak goyang dan tidak
dapat dicabutnya stum yang ditanam, sedangkan bibit dalam polybag pemadatan
tanah dilakukan dengan hati-hati mulai dari bagian pinggir ke arah tengah.
12
d.4 Penyulaman - Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur
dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan
bahan tanam untuk sulaman dalam polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.
e. Pemeliharaan Tanaman
e.1 Pembuangan Tunas Palsu - Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari
mata okulasi. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur,
sedangkan pada bibit stum mini atau bibit polybag, tunas palsu jumlahnya relatif
kecil. - Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu. Hanya
satu tunas yang ditinggalkan dan dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata
okulasi. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian klon yang
ditanam. e.2 Pembuangan Tunas Cabang - Tunas cabang adalah tunas yang
tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2,75 m-3,0 m dari atas
tanah. - Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu, karena
cabang yang telah berkayu selain sukar dipotong, akan merusak batang kalau
pemotongannya kurang hati-hati. e.3 Perangsangan Percabangan - Percabangan
yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari
kerusakan oleh angin. - Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon
yang sulit membentuk percabangan (GT-1, RRIM-600), sedangkan pada klon
yang lain seperti PB-260 dan RRIC- 100, percabangan mudah terbentuk sehingga
tidak perlu perangsangan. - Untuk perangsangan cabang ada beberapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu pembuangan ujung tunas, penutupan ujung tunas,
pengguguran daun, pengikatan batang, dan pengeratan batang. e.4 Pemupukan i).
Dosis pemupukan 1) Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun
Tanah Kurang Subur
13
Tanah Subur 3) Pemupukan pada masa TBM (2-5 tahun)
4) Pemupukan pada masa TM
14
ii) Cara Pemupukan 1) Pemupukan dengan butiran (granular) Adapun Dosis
pemupukan sebagai berikut :
Pemberian Urea ke-1, 2, 3 dan 4 masing-masing setelah tanaman berumur 2, 5,
8 dan 12 bulan di lapangan. Tiap pemberian : seperempat dosis dalam setahun.
Pemberian Urea ke-1, 2 dan 3 masing-masing setelah tanaman berumur 15,18
dan 24 bulan di lapangan.
Pemberian pertama dan kedua, termasuk dosis TSP, KCl dan Kieserit pada
tahun ke-1, 2 di lapangan, masing-masing pada bulan Pebruari dan
Agustus/September.
Diberikan menjelang daun tumbuh kembali setelah masa gugur daun.
2) Pemupukan dengan tablet - Kehilangan hara dari pupuk yang terjadi melalui
proses pencucian dan erosi dapat dikurangi - Hara pupuk larut dengan proses
lepas lambat (slow release) sehingga secara efektif dan efisien dapat diserap oleh
tanaman - Aplikasi pupuk lebih mudah, menghemat tenaga dan biaya Pupuk tablet
dengan formula tertentu digunakan dengan cara membenamkan/ditugal ke dalam
tanah sdi sekitar tanaman dengan jumlah sesuai dengan dosis yang diperlukan
untuk jangka waktu tertentu (2 tahun). Pemupukan ini dilakukan sesaat setelah
tanam dan baru diulangi lagi pada waktu persediaan pupuk dalam tanah sudah
habis (tahun ke-3). e.5 Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) i).
Penyakit
1. Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
Gejala Serangan
Serangan jamur menyebabkan akar menjadi busuk dan apabila perakaran dibuka
maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang berwarna putih
kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit
dilepas.
15
• Gejala serangan yang tampak adalah daun-daun yang semula tampak hijau segar
berubah menjadiberwarna hijau gelap kusam, layu akhirnya kering dan gugur
kemudian diikuti kematian tanaman.
• Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat. Pengendalian
• Menanam tanaman penutup tanah jenis kacangkancangan, minimal satu tahun
lebih awal dari penanaman karet.
• Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakan jamur Trichoderma
harzianum yang dicampur dengan kompos sebanyak 200 gr/lubang tanam (1 kg T.
Harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupuk kandang). Pengendalian pada
areal yang sudah terserang JAP:
• Pada serangan ringan masih dapat diselamat-kan dengan cara membuka
perakaran, dengan membuat lubang tanam 30 cm disekitar leher akar dengan
kedalaman sesuai serangan jamur.
• Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan alat yang tidak melukai
akar. Bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar. Bekas kerokan dan potongan
diberi ter dan Izal kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan fungisida yang
direkomendasikan. •
Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali dengan tanah. •
Empat tanaman di sekitar tanaman yang sakit ditaburi dengan T. Harzianum dan
pupuk.
• Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulan setelah pengolesan
dengan membuka perakaran, apabila masih terdapat benang jamur maka dikerok
dan dioles dengan fungisida kembali.
• Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungsida dilakukan setiap 6 bulan
sampai tanaman sehat.
• Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera dibongkar,
bagian pangkal batang dan akarnya dikubur diluar areal pertanaman,
menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di dalam kebun.
• Bekas lubang dan 4 tanaman di sekitarnya ditaburi 200 gram campuran
Trichoderma sp. dengan pupuk kandang 200 gr per lubang atau tanaman.
16
Pencegahan
• Pada lahan yang sudah terinfeksi dengan JAP, dan akan ditanami karet
dibersihkan dari tunggul-tunggul karet. Lubang penanaman diberi belerang100 –
200 gram per lobang.
• Disekitar tanaman muda yang berumur kurang dari 2 tahun ditanami tanaman
antagonis antara lain Lidah mertua, Kunyit dan Lengkuas.
2.PenyakitBidangSadap
Mouldy Rot Penyebab Jamur Ceratocystis fimbriata Gejala Serangan
• Mula-mula tampak selaput tipis berwarna putih pada bidang sadap didekat alur
sadap. Selaput ini berkembang membentuk lapisan seperti beludru berwarna
kelabu sejajar dengan alur sadap.
• Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman.
• Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu.
• Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecokelatan
sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit.
• Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur
sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan
berikutnya atau tidak bisa lagi di sadap. Pengendalian
• Di daerah yang beriklim basah atau rawan penyakit ini dinajurkan menanam
klon resisten yang telah direkomendasikan.
• Pisau sadap diberi desinfektan sebelum digunakan.
• Menurunkan intensitas penyadapan atau menghentikan penyadapan pada
serangan berat.
• Hindari torehan yang terlalu dalam pada saat penyadapan agar kulit cepat pulih.
• Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5 cm di atas irisan sadap sehari
setelah penyadapan dan getah belum dilepas. Interval pengolesan 1-2 minggu
sekali sampai tanaman kembali sehat.
17
2.2 Kering Alur Sadap (KAS) Penyebab Ketidakseimbangan fisiologis dan
penyadapan yang berlebihan. Gejala Serangan _ Tanaman tampak sehat dan
pertumbuhan tajuk lebih baik dibandingkan tanaman normal. _ Tidak keluar latek
di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian keseluruhan alur sadap ini
kering dan tidak me-ngeluarkan lateks. _ Lateks menjadi encer dan Kadar Karet
Kering (K3) berkurang. _ Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru ke
panel sebelahnya. _ Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat
dan kadang-kadang terbentuk gum (blendok). _ Pada gejala lanjut seluruh panel /
kulit bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas. Deteksi penyakit _
Dilakukan sadap tusuk di bawah bidang sadap sampai ke bawah, apabila tidak
keluar cairan latek berari sudah terserang KAS. Gejala serangan _ Segera
dilakukan pengendalian bila sebagian alur sadap mengalami kekeringan. _ Perlu
waspada apabila lateks mulai encer. Pengendalian _ Menurunkan intensitas
penyadapan pada pohon/kebun yang telah mulai menunjuk-kan kekeringan alur
sadap. _ Menghindari atau menurunkan intensitas penyadapan pada musim gugur
daun. _ Bidang sadap yang mati dan kulit kering dipulihkan kembali dengan
pemberian formulasi oleokimia (Antico F-96, No. BB). _ Pemberian oleokimia
dengan cara mengerok kulit bidang sadap yang sakit kemudian dioles segera
setelah pengerokan selesai. _ Satu tahun kemudian kulit yang baru bisa disadap
kembali. _ Melakukan pemupukan yang teratur dan seimbang, kemudian
ditambah 160 gram KCl/pohon/tahun.
3. Jamur Upas
Penyebab jamur Corticium salmonicolor. Gejala Serangan _ Stadium sarang laba-
laba Pada permukaan kulit bagian pangkal atau atas percabangan tampak benang
putih seperti sutera mirip sarang laba-laba. _ Stadium bongkol Adanya bintil-
bintil putih pada permukaan jaring labalaba. _ Stadium kortisium Jamur
membentuk selimut yaitu kumpulan benangbenang jamur berwarna merah muda.
Jamur telah masuk ke jaringan kayu. _ Stadium nekator Jamur membentuk lapisan
tebal berwarna hitam yang terdiri dari jaringan kulit yang membusuk dan
kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat kehitaman meleleh di permukaan
bagian terserang. Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati
18
serta mudah patah. Pengendalian _ Menanam klon yang tahan seperti BPM 107,
PB 260, PB 330, AVROS 2037, PBM 109, IRR 104, PB 217, PB 340, PBM 1, PR
261 dan RRIC 100 IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118. _ Jarak tanam
diatur tidak terlalu rapat. _ Cabang/ranting yang telah mati dipotong dan
dimusnahkan. _ Cabang yang masih menunjukkan gejala awal (sarang laba-laba)
segera dioles dengan fungisida Bubur Bordo atau fungsida berbahan aktif
Tridermorf hingga 30 cm ke atas dan ke bawah bagian yang terserang. _ Bubur
bordo dan fungisida yang mengandung unsur tembaga tidak dianjurkan pada
tanaman yang telah disadap, karena dapat merusak mutu lateks. Pada kulit yang
mulai membusuk, harus dikupas sampai bagian kulit sehat kemudian dioles
fungisida hingga 30 cm ke atas dan ke bawah dari bagian yang sakit. ii). Hama
1. Babi hutan (Sus barbatus, Sus scrofa vittatus)
Gejala Serangan _ Tanaman muda tiba-tiba tumbang. _ Perakaran rusak, daun
menjadi layu dan kuning. Pengendalian _ Sanitasi lingkungan, memasang jaring,
perangkap. _ Memberi pagar di sekitar areal kebun _ Membuat parit di sekitar
areal kebun _ Berburu bersama dengan kelompok pemburu babi misalnya dengan
Perbakin. _ Pemberian umpan beracun, namun perlu hati-hati jangan sampai racun
tersentuh tangan. iii). Gulma Jenis gulma yang dominan pada perkebunan karet,
antara lain : Adapun cara pengendalian sebagai berikut : a. Pengendalian Mekanis
Cara mekanis dilakukan dengan menggunakan cangkul, kored atau parang. b.
Pengendalian Kimia Cara kimia dilaksanakan dengan menyemprotkan herbisida,
sehingga dalam pelaksanannya dapat cepat, sedikit menggunakan tenaga kerja
serta tidak merusak tanaman dan sifat fisik tanah. Selain itu, gulma yang telah
mati dan membusuk dapat menambah unsur hara dalam tanah. _ Jenis Ada 3 jenis
herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma yaitu pra-tumbuh, sistemik
dan non-sistemik/kontak. _ Dosis Dosis herbisida untuk pengendalian gulma
sebagai berikut : Tabel 8. Dosis Herbisida
19
III. PANEN a. Menentukan Matang Sadap
a.1 Matang Sadap Pohon
Kriteria :
_ Umur tanaman
Tanaman karet siap disadap pada umur sekitar 5 - 6 tahun.
_ Pengukuran lilit batang
Pohon karet dinyatakan matang sadap apabila lilit batang sudah
mencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada ketinggian
batang 100 cm dari pertautan okulasi untu tanaman okulasi.
b. Persiapan Buka Sadap
b.1 Penggambaran Bidang Sadap _ Tinggi bukan sadap Tanaman karet okulasi
mempunyai lilit batang bawah dengan bagian atas yang relatif sama (silinder),
demikian juga dengan tebal kulitnya. Tinggi bukaan sadap pada tanaman okulasi
adalah 130 cm di atas pertautan okulasi. Ketinggian ini berbeda dengan ketinggian
pengukuran lilit batang untuk penentuan matang sadap. _ Arah dan sudut
kemiringan irisan sadap Arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah,
tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan yang paling baik
berkisar antara 300 – 400 terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada
penyadapan bidang sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 450. _
Panjang irisan sadap Panjang irisan sadap adalah 1/2s (irisan miring sepanjang ½
spiral atau lingkaran batang). _ Letak bidang sadap Bidang sadap harus diletakkan
pada arah yang sama dengan arah pergerakan penyadap waktu menyadap.
20
b.2 Pemasangan Talang dan Mangkuk Sadap Talang sadap terbuat dari seng
selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 8 cm. Talang sadap dipasang pada jarak 5
cm – 10 cm dari ujung irisan sadap bagian bawah. Mangkuk sadap umumnya
terbuat dari plastik, tanah liat atau aluminium. Mangkuk sadap dipasang pada
jarak 5-20 cm di bawah talang sadap. Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin
mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon.
c. Pelaksanaan penyadapan
c.1 Kedalaman irisan sadap Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25 –
30 tahun. Kedalaman irisan sadap dianjurkan berkisar 1-1,5 mm dari kambium.
c.2 Ketebalan irisan sadap Ketebalan irisan sadap yang dianjurkan adalah berkisar
antara 1,5 mm – 2 mmsetiap penyadapan, agar penyadapan dapat dilakukan
selama kurang lebih 25 – 30 tahun. c.3 Frekuensi penyadapan Frekuensi
penyadapan adalah jumlah penyadapan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
Dengan panjang irisan ½ spiral (1/2 s), frekuensi penyadapan adalah 1 kali dalam
3 hari (3/d) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi 1
kali dalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya. c.4 Waktu penyadapan
Penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin yaitu antara jam 05.00 – 07.30
pagi.
21
IV. PENANGANAN PASCA PANEN
Untuk memperoleh bahan olah karet yang bermutu baik beberapa
persyaratan teknis yang harus diikuti yaitu :
• Tidak ditambahkan bahan-bahan non karet.
• Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat.
• Segera digiling dalam keadaan segar.
• Disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dan tidak direndam. Jenis bahan
olah karet (bokar) yang dapat diproduksi yaitu :
a. Lateks Pekat
Lateks pekat adalah lateks kebun yang dipekatkan dengan cara sentrifus atau
didadihkan dari KKK 28% - 30% menjadi KKK 60% - 64%. Peralatan yang
diperlukan adalah tangki dadih dari plastik, pengaduk kayu, dan saringan lateks
60 mesh. Bahan-bahan yang diperlukan berupa bahan pendadih yaitu campuran
amonium alginat dan karboksi metil selulose, bahan pemantap berupa amonium
laurat dan pengawet berupa gas atau larutan amoniak. Pengolahan lateks pekat
melalui beberapa tahap yaitu penerimaan dan penyaringan lateks kebun,
pembuatan larutan pendadih, pendadihan dan pemanenan.
b. Lump Mangkok
Lump mangkok adalah lateks kebun yang dibiarkan menggumpal secara alamiah
dalam mangkok. Pada musim penghujan untuk mempercepat proses
penggumpalan lateks dapat digunakan asam semut yang ditambahkan ke dalam
mangkok.
c. Slab Tipis / Giling
Slab tipis dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lump mangkok yang
dibekukan dengan asam semut di dalam bak pembeku yang berukuran 60 x 40 x 6
cm, tanpa perlakuan penggilingan. Proses pembuatan slab tipis dapat diuraikan
sebagai berikut : c.1 Masukkan dan susun lump mangkok secara merata di dalam
bak pembeku. c.2 Tambahkan larutan asam semut 1% ke dalam lateks kebun,
dengan dosis 110 ml per liter lateks, kemudian diaduk. c.3 Tuangkan campuran
tersebut ke dalam bak pembeku yang telah diisi lump mangkok.
22
c.4 Biarkan sekitar 2 jam, lalu gumpalan diangkat dan disimpan di atas rak dalam
tempat yang teduh. Untuk meningkatkan kadar karet kering menjadi sekitar 70%,
slab tipis dapat digiling dengan menggunakan handmangle dan hasilnya disebut
dengan slab giling. Slab tipis dapat diolah menjadi blanket melalui penggilingan
dengan mesin creper. Proses penggilingan dilakukan sebanyak 4-6 kali sambil
disemprot dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang terdapat di dalam
slab. Hasil blanket mempunyai ketebalan sekitar 0,6 cm – 1 cm, dengan KKK
sekitar75%.
d.SitAngin
Sit angin adalah lembaran karet hasil penggumpalan lateks yang digiling dan
dikeringanginkan sehingga memiliki KKK 90% - 95%. Pengolahan sit angin
dilakukan melalaui berbagai tahap yaitu penerimaan dan penyaringan lateks,
pengenceran, penggumpalan, pemeraman, penggilingan, pencucian, penirisan dan
pengeringan.
e.SitAsap(RibbedSmokedSheet/RSS)
Proses pengolahan sit asap hampir sama dengan sit angina. Bedanya terletak pada
proses pengeringan, dimana pada sit asap dilakukan pengasapan pada suhu yang
bertahap antara 40o-60o C selama 4 hari, dengan pengaturan sebagai berikut : e.1
Hari pertama, suhu 40o-45o C, ventilasi ruang asap lebar. e.2 Hari kedua, suhu
40o-50o C, ventilasi ruang asap sedang. e.3 Hari ketiga, suhu 50o-55o C, ventilasi
ruang asap tertutup. e.4 Hari keempat, suhu 55o-60o C.
Sumber : Pedoman Teknis Karet, Dirjenbun Kementerian RI.
23
2.1. TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan)
TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan) adalah tanaman yang
masih dalam proses pertumbuhan dan pengeluaran latex, beberapa langkah-
langkah yang diperhatikan dalam tanaman TBM yaitu :
a). Nursery
Biji adalah hasil produksi generatif yang belum diseleksi, benih adalah biji
yang telah diseleksi, kecambah adalah biji atau benih yang telah memiliki plumula
dan radikula, sedangkan bibit adalah tanaman yang telah siap ditanam.
b). Weeding to polybag
Weeding to polybag adalah pembersihan gulma yang dilakukan pada
polybag. Tujuannya adalah agar tidak terjadi perebutan unsur hara pada gulma
dan tanaman utama
c). Germinating bag
Germinating bag adalah penyemaian biji atau bibit tanaman utama (karet)
d).Okulasi
Okulasi adalah perkawinan antara batang sidlin dengan batang mata
entres.
e). Planting se to polybag
Yaitu pengeluaran bibit dari gawangan 1 minggu, setelah di lakukan cut
bag, untuk dilakukan arangin tres
24
f). Cut bag (pemotongan batang)
Cut bag dilakukan 1 minggu setelah opening plastik
g). Calling
Calling adalah pemusnahan atau pencabutan bibit yang kerdil, atau gagal
budding
2.2. TM/MATURE (tanaman menghasilkan)
TM/MATURE (tanaman menghasilkan) adalah salah satu hal yang paling
penting karena didalam tanaman menghasilkan kita dapat melihat hasil dari
tanaman yang dikelolah oleh perusahaan selama ini.
a). Sensus
Sensus adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
banyakanya pohon yang masih hidup ataupun mati, besar lingkaran, tinggi panel
deresan, penyakit, tajuk/cabang, kulit janda
b). Opening tepping/let tepping
Opening tepping dilakukan untuk mengeluarkan latex pada bagian yang
telah dideres untuk dilakukan penderesan ulang
c). Riset
Riset adalah penelitian yang dilakukan pada tanaman untuk mengetahui
jenis klon tanaman utama
d). Pemasangan kawat, talang, mangkok
Pemasangan mangkok digunakan sebagai wadah latex, talang digunakan
sebagai penyangga agar latex jatuh pada mangkok dengan tepat, kawat digunakan
sebagai penahan mangkok agar tidak jatuh.
25
e). Penyemprotan
Penyemprotan digunakan sebagai pembasmi hama dan gulma. Ada 2 alat
yang digunakan dalam proses penyemprotan :
1. Solo
2. handsprayer
26
III. METEDOLOGI
3.1. Metode praktikum
a.Wawancara
Metodologi yang kami pergunakan selama kami melakukan praktikum
disalah satu perusahaan terbesar di sulawesi selatan yaitu di PT.PP.LONDON
SUMATERA.INDONESIA.tbk.ESTATE BALOMBESSIE DIV/ BALANGRIRI
DIVISION yaitu metode wawancara dan praktek langsung.
Metode wawancara ini kami lakukan sebagai salah satu syarat untuk
menambah wawasan kami untuk mendapat informasi yang lebih lengkap,
sembari kita memperaktekkan langsung dari materi yang diberikan baik dari
pembimbing lapangan maupun informasi yang didapatkan
3.2. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada saat proses praktikum yaitu :
- Cangkul
- Sabit
- Parang
- Pisau okulasi
- Garpuk
- Handsprayer
- Selang
- Plastik bening
- Lap
- Bambu
- Daun kelapa
- Bedengan
- Pasir
- Jerami
27
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan)
4.1.1 Pembukaan Lahan
Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus dibersihkan dari sisa-sisa
tumbuhan hasil bekas teban, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan
dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi :
1. Pembabatan semak menukar
2. Penebangan pohon
3. Perencanaan dan pemangkasan
4. Pendokelan akar kayu
5. Penumpukan dari pembersihan. Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan
penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan
saluran drainase perkebunan
4.1.2 Nursery
Untuk mendapatkan bibit yang baik serta hasil maksimal dan bermutu
tinggi, merupakan satu tujuan dari perusahaan. Untuk itu perusahaan mengadakan
pembibitan atau (nursery).
Pembibitan atau nursery merupakan salah satu tujuan dari proses
pertumbuhan tanaman yang nantinya akan sangat berperan penting dalam
menentukan kualitas dan kuantitas tanaman. Pertumbuhan tanaman juga tidak
lepas dari kebersihan lahan. Persiapan dan kebersihan lahan dilakukan karena
sangat berperan penting didalam proses pertumbuhan tanaman. Sebelum kita
melakukan berbagai rangkaian dalam pembibitan kita harus melihat kondisi lahan
terlebih dahulu diantaranya :
28
a) Pilihlah lahan yang berdataran rendah dipilih karena memiliki manfaat
diantaranya:
• Lebih mudah pada saat dilakukan penyiraman karena lebih dekat dari sumber
mata air.
• Memudahkan pada saat proses penanaman karena berdataran rendah.
b). Pembersihan lahan
Kebersihan lahan sangat mempengaruhi proses penanaman, pembersihan
lahan biasanya menggunakan alat-alat diantaranya :
-Parang
-Cangkul
-Garpuk
-Handsprayer
Setelah semua bahan telah disiapkan kita mulai membersihkan lahan dan
meratakannya agar mudah pada saat dilakukan pengaturan polybag. Setelah
proses tersebut telah selesai kita mulai membagi tempat tertentu dan plot-plot
setelah itu kita harus mempersiapkan media tanam diantaranya :
1.Polybag yang berukuran 30x40 cm
2.Tanah yang dipilih adalah tanah yang berwarna hitam, tanah yang berwarna
hitam dipilih karena masih mengandung banyak unsur hara.
3.Pupuk crp dicampur dengan tanah dengan takaran 4 gram/polybag. Setelah
tanah telah diisi kepolybag kita mulai mengatur polybag dengan rapi yang
berjarak 80 cm antar polybag. Setelah polybag telah disusun dengan rapi kita
mulai membuat tempat penyemaian biji atau bibit (germinating bag)
29
4.1.3 Germinating bag (penyemaian biji)
Germinating bag adalah tempat penyemaian bibit/biji karet. Adapun alat-
alat yang digunakan untuk membuat germinating bag :
a.Bambu Digunakan sebagai penyangga atap
b.Daun kelapa Digunakan untuk menaungi bibit kecambah
c.Bedengan dipergunakan agar pasir tidak terhambur keluar.
d.Pasir dipergunakan sebagai perangsang untuk mempercepat proses pengeluaran
akar tunas
e.Jerami dipergunakan akar pada saat dilakukan penyiraman biji dan pasir tidak
terangkat naik, dan membantu perangsangan akar tunas
4.2. Langkah-langkah pembuatan germinating bag :
Siapkan bedengan dengan luas 80 cm-1m. Dengan panjang tidak
menentu, lalu siapkan pasir dengan ketebalan 5-7 cm. Setelah semua telah selesai
kita mulai mengambil biji yang baik lalu kita taburi biji diatas pasir dan ditekan
masuk namun biji harus tetap kelihatan dengan perbandingan 2/3 setelah biji telah
ditekan masuk kita lapisi lagi dengan satu lapis pasir lalu ditaburi dengan jerami.
Sebelum kita melakukan penanaman terlebih dahulu kita membuat lubang
tanam, lubang tanam memiliki fungsi diantaranya :
1.Untuk mempermudah dalam penanaman
2.Menyediakan tempat bagi akar
3.Agar akar terlindungi dari sinar matahari
Setelah proses pembuatan lubang tanam telah selesai kita mulai
melakukan penanaman, setelah proses penanaman telah selesai kita mulai
menunggu 1 bulan untuk dilakukannya perawatan, adapun perawatan yang
dilakukan diantaranya :
30
1.Watering (penyiraman)
2.Weeding to polybag (pembersihan lahan yang terdapat di polybag)
3.Manuring (pemupukan)
4.Spraying (penyemprotan)
5.Prunning (pemangkasan)
4.1.4 Penanaman di polybag
Setelah proses germinating bag telah selesai dan kita telah mendapatkan
bibit yang baik, kita mulai melakukan pemindahan untuk ditanam didalam
polybag.
4.1.5 Perawatan
Setelah bibit telah ditanam ke polybag kita menunggu selama 1 bulan
untuk dilakukan perawatan pada tanaman utama/bibit karet.
4.1.6 Pemilihan bibit yang baik
Sebelum kita melakukan okulasi kita harus memilih bibit yang siap untuk
diokulasi.
4.1.7 Okulasi (budding)
Okulasi adalah perkawinan antara batang sidlin dengan batang mata
entres, okulasi dilakukan pada tanaman yang berumur 6 bulan-1 tahun dengan
diameter batang 40 mm dan harden (berdaun tua)
4.1.8 Planting seed to polybag
Planting seed to polybag yaitu pengeluaran bibit dari gawangan, 1 minggu
setelah di cut bag, untuk dilakukan erengin tres.
31
4.1.9 Culling
Yaitu pemusnahan atau pencabutan bibit yang kerdil, mati atau gagal
buddin
4.1.10 Perawatan/ pemeliharaan
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet
meliputi pengendalian gulma,pemupukan dan pemberantasan penyakit pada
tanaman
TM/MATURE (tanaman menghasilkan)
4.1.11 Opening tepping/let tepping
Opening tepping dilakukan untuk mengeluarkan latex yang tersisa di
bagian deresan untuk dilakukan penderesan ulang
4.1.12 Pemasangan kawat, mangkok, talang
-Pemasangan kawat
Pemasangan kawat, mangkok, dan talang dilakukan setelah tanaman tersebut
sudah berumur 5 tahun dan lingkaran pohonya harus mencapai 45 cm, barulah
pemasangan kawat, mangkok, dan talang dilakukan. Di perusahaan lonsum sendiri
menggunakan 2 jenis kawat yang memiliki fungsi dan tujuan masing-masing,
sebagai berikut:
a. kawat spiral
kawat spiral dipergunakan atau dipasang pada tanaman TB (tanaman baru)
b. kawat tancap
kawat tancap dipergunakan atau dipasang pada tanaman yang berumur tua.
Pemasangan kawat dilakukan pada tanaman perkebunan yang bertujuan
sebagai penyangga mangkok agar diposisi yang tepat.
32
-Pemasangan mangkok
Mangkok dipergunakan dalam perusahaan pada umumnya berlabel
LONSUM, pemasangan mangkok dilakukan bertujuan sebagai wadah untuk
menampung latex yang menetes dari talang.
-Pemasangan talang
Talang yang dipergunakan oleh perusahaan PT.LONSUM hanya terdapat
satu jenis talang, kegunaan talang yaitu sebagai alat agar latex mengalir atau
menetes ke mangkok.
4.1.13 Riset (penyelidikan atau penelitian)
Riset adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui jenis tanaman atau
jenis pohon karet. Berikut ini beberapa jenis karet beserta ciri-cirinya :
a. PB 340 ciri-cirinya:
- Struktur daunnya ada yang cepat bocor, karena pertumbuhan tangkai-
tangkai batangnya lurus keatas dan tidak sempurna.
b. PB 314 ciri-cirinya:
- Struktur daunnya kecil dan runcing
- Bentuk cabangnya sempurna
- Lebih cepat patah
- Hasilnya tetap naik berkisar 20% dan turun berkisar 20%
c. PM 10 ciri-cirinya:
- Daunnya lebar
- Tangkainya jarang
- DRCnya tinggi
- Daunnya terdapat benjolan
d. RIM 921 ciri-cirinya:
- Daunnya runcing
- Daunnya terdapat benjolan
-
33
e. RIM 901 ciri-cirinya:
- Daunnya lebar
- Lebih cepat gugur daunnya namun penghasilannya lebih tinggi
dibandingkan PB 340
f. PB 260 ciri-cirinya:
- Tidak cepat bocor
- Daunnya kecil dan runcing
- Siklus daunnya sama dengan PB 314 dan PB 340
g. RIM 937 ciri-cirinya:
- Warna batangnya berbeda
- Benjolannya kurang
- Tangkainya lurus
- Daunnya kecil dan bulat
4.1.14 Sensus
Sensus adalah salah satu kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui banyaknya pohon yang masih hidup ataupun mati.
Secara umum sensus dilakukan untuk mengetahui jumlah tanaman yang
terserang penyakit, tajuk tanaman, lingkaran, serta tinggi panel-panel yang telah
dideres, sensus dilakukan 2 orang dalam satu pohon.
4.1.15 praying (penyemprotan)
Penyemprotan pada tanaman gulma atau tanaman penganggu mulai
dilakukan pada jam 7 pagi- jam 1 siang dalam keadaan normal.
-Cuaca cerah
-Hembusan angin dalam keadaan normal atau sedang, dalam penyemprotan
perusahaan menggunakan 3 jenis racun yaitu :
34
1.Gramokson
2.Diamin
3.Roundup
4.2. Tujuan Dilakukan Penyemprotan Yaitu :
Agar semua gulma ataupun tanaman penganggu lebih cepat mati agar
tidak menganggu tanaman utama (karet)
4.1.16 Weeding
Setelah tertanam, bibit karet yang dilahan pemeliharaan karet harus
optimal mulai dari pembersihan kacangan karet, penyemprotan dengan herbisida,
menjaga dari hama, hewan liar, dan lain-lain sebagainya
Beberapa fungsi dari weeding adalah sebagai berikut adalah :
a. Mempermudah pekerjaan saat melakukan penyemprotan.
b. Mengurangi hama yang terserang di tanaman kacangan.
c. Mencegah menjalarnya tanaman kacangan kebatang tanaman karet.
d. Mempermudah pekerjaan dalam membuat piringan pada tanaman
perkebunan.
35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tanaman karet (havea brassiliensis) adalah tanaman yang berasal dari
Brazil, tanaman karet merupakan sumber utama bahan karet alam dunia tanaman
ini juga merupakan komuditi ekspor yang memberikan konstribusi dalam
peningkatan devisa Indonesia dengan memperhatikan adanya peningkatan
permintaan dunia terhadap komuditi karet dimasa yang akan datang. Didalam
proses pertumbuhan, pemeliharaan tanaman karet dilakukan pada tanaman TBM
(Tanaman belum menghasilkan) yang masih dalam proses pertumbuhan pertama
sampai pada proses penanaman direplanting. Sebelum pemindahan bibit
dilakukan, dinursery sendiri sangat banyak kegiatan yang dilakukan diantaranya:
a) Pembersihan lahan
b) Perapian lahan
c) Pembagian blok-blok
d) Penataan polybag
e) Pengisian polybag
f)pembuatan tempat germinating bag
g) Pemindahan bibit kepolybag
h) penanaman bibit kepolybag
i) Perawatan
j) Pemilihan bibit yang siap diokulasi
k) Okulasi (Budding)
l) Panting seed to polybag m ( Erenjing tres)
36
Pada tanaman menghasilkan TM beberapa hal-hal yang diperhatikan yaitu
- Sensus
- Opening tepping/let opening
- Riset
- Spraying
- Weeding
TBM/IMMATURE (tanaman belum menghasilkan) adalah tanaman yang
masih dalam proses pertumbuhan dan pengeluaran latex, sedangkan
TM/MATURE (tanaman menghasilkan) adalah salah satu hal yang paling penting
karena didalam tanaman menghasilkan kita dapat melihat hasil dari tanaman yang
dikelolah oleh perusahaan selama ini.
5.2 Saran
Dengan selesainya laporan yang singkat ini, kami berharap ada kritik dan
dari teman-teman, Bpk/Ibu pembimbing dari sekolah maupun dari industri untuk
menyempurnakan isi laporan kami ini, karena kami sadar bahwa dalam membuat
laporan singkat ini kami masih banyak kekurangan yaitu berupa kekurangan
materi maupun praktek
37
38