askep keluarga pada anak usia prasekolah

21
Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada usia prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan. Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah yang paling menonjol sehingga muncul satu diagnosa keperawatan. Tujuan Penyusunan makalah ini bertujuan untuk : 1. Mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan anak usia prasekolah

Upload: ryan-hardiyanto

Post on 24-Jul-2015

910 views

Category:

Documents


79 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada usia prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak

hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini

sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada,

sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit

yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat

mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh

para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling

baik dilakukan.

Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan

beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan

dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut

satu masalah yang paling menonjol sehingga muncul satu diagnosa keperawatan.

Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :

1.    Mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan anak usia prasekolah

2.    Mempelajari asuhan kerperawatan keluarga pada anak usia prasekolah

3.    Untuk menamba pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga khusunya pada anak usia

prasekolah

Manfaat

Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat :

1.    Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut atau

menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan benar.

2.    Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi.

BAB II

Page 2: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi keluarga

1.      Friedman (1998)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan

aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan

bagian dari keluarga.

2.      Sayekti (1994)

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang

dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,

dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.

Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur keturunan.

1. Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan

keluarga sejahtera

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri

dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri dengan anaknya.

3.      Burgess dan Locke (1992)

Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan

(suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat

adanya nenek atau kakek dengan cucu.

B. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah

1.      Definisi tumbuh kembang pada anak

a)      Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,

organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang

(meter/centimeter)(Soetjiningsih : 1998).

Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel

tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh

(Supartini, Yupi : 2004).

b)      Perkembangan (Development)

Page 3: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi

secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks

melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih

komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan

( Soetjiningsih : 1998).

2. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

a)      Pertumbuhan

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-

rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan

pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan

anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira

21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang

mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata

43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan

penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada

ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki

sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi

umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C

serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari

makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah

dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara

sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan

mencegah defisiensi dan kelebihan.

b.) Perkembangan

1.      Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat

mengembangkan pola sosialisasinya.

2.      Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum,

menggosok gigi, BAK, dan BAB.

3.      Mulai memahami waktu.

4.      Penggunaan tangan primer terbentuk.

Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

Page 4: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama fase

ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai

mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.

Negatif : Memegang genetalia

Oedipus compleks

Positif : Egosentris: sosial interaksi

Mempertahankan keinginan             

Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa bersalah.

Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan

bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi

lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa

meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah

menghasilkan suatu prestasinya.

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah

dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu

kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.

Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik

utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi

oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

a)      Prokonseptual ( 2- 4 tahun )

Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat.

Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan

benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang

dan yang akan datang.

b)      Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )

Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak

biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada

tindakan yang dilakukan.

C. Tugas perkembangan anak usia prasekolah

Page 5: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

1. Personal / sosial

1. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi

mandiri

2. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

3. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak

4. Keluarga merupakan kelompok utama

5. Kelompok meningkat kepentingannya

6. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

7. agrsif

8. Motorik

1. Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih

mudah

2. Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga

3. Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya

9. Bahasa dan kognitif

1. Egosentrik

2. Ketrampilan bahsa makin baik

3. Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan

mengapa?

4. Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk

memahami, mengatasi masalah.

10. Ketakutan

1. Pengrusakan diri

2. Dikebiri

3. Gelap

4. Ketidaktahuan

5. Objek bayangan, tak dikenal.

D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

1. Membantu anak untuk bersosialis

2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain

(tua) juga harus dipenuhi.

Page 6: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

6. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang

lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor.

Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:

1.      Faktor dalam (internal):

1.      Genetika

o   Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

         Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya, dengan

demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.

o   Keluarga

         Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek

o   Umur

         Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan

cepat dibandingkan dengan masa lainnya.

o   Jenis kelamin

         Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki

o   Kelainan kromosom

         Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.

2.      Pengaruh hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan.

Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah

hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain

itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta

maturasi tulang, gigi, dan otak.

2. Faktor lingkungan

Page 7: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal,

kelahiran, dan pascanatal.

1. Faktor pranatal

         Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester

akhir kehamilan

         Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan

conginetal, misalnya club foot

         Toksin, zat kimia, radiasi

         Kelainan endokrin

         Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual

         Kelainan imunologi

         Psikologis ibu

2. Faktor kelahiran

         Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala

pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

3. Faktor pascanatal

         Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak

adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis,

endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan

BAB III

TINJAUAN KASUS

Masalah-masalah Kesehatan Yang Timbul Pada Anak Usia Prasekolah, seperti :

Diare (Gastroenterologi)

Agen pembuka : Bakteri dan virus.

Sumber :

Makanan basi,

beracun, alergi

Page 8: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

terhadap makanan

Masa Inkubasi :

Bayi : BAB ≥ 3x / 24 jam

Anak : BAB ≥ 3x / 24 jam

Manifestasi Klinis :

Bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meninggi cair dan mungkin

disertai dengan lendir atau darah.

Variacela (cacar air)

Agen pembawa :

Variacell Zooster

Sumber : Sekresi primer saluran pernafasan dan organ terinfeksi, pada tingkatan

lesi kulit yang lebih rendah.

Transmisi :

Kontak langsung terkontaminasi oleh objek penularan.

Masa Inkubasi :

2 –3 minggu biasanya 13-17 hari.

Masa Penularan :

Biasanya 1 hari setelah erupsi lesi (masa awal) sampai 6 hari setelah banyak

muncul vesikel ketika kerak kulit terbentuk.

Manifestasi Klinis :

Tahap Awal :

Demam ringan, malaise, anorexia, pertama kali 24 jam,

ruam dan gatal sekali, mulai muncul makula, dengan cepat

berkembang menjadi papula dan menjadi vesikel (dikelilingi oleh dasar

eritematosus menjadi gelembung,mudah pecah dan membentuk (kerak). Ketiga

tahapan (Papula, vesikel dan kerak kulit) hadir dalam tingkatan berbeda dalam

waktu yang sama.

Page 9: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

Distribusi :

Sentripetal, menyebar ke wajah dan tubuh tapi jarang pada tungkai dan lengan.

Gejala :

Elevasi suhu dari limfadenopaty, iritasi dari gatal-gatal.

Difhteria

Manifestasi Klinis :

Bervariasi menurut lokasi anatomi

Pseudomembran.

Nasal :

Menyerupai flu, nasal

mengeluarkan serosanguineous mukous

purulent tanpa gejala-gejala

pokok: tampak seperti epistaksis.

Tonsilar/pharyingeal :

Malaise, anorexia, tenggorokan sakit, sedikit demam, pulse meningkat dari yang

diharapkan selama 24 jam, membran melembut, putih atau abu-abu; timbulnya

limfadenitis jika penyakitnya parah timbul toximea, septik syok, dan meninggal dalam

6-10 hari.

Lharyngeal :

Demam : serak, batuk, tanpa ada tanda awal, potensial penghambatan jalan

udara, gelisah, cyanosis, retraksi, dyspnieu.

Rubeola (campak)

Agent pembawa : Virus

Sumber :

Sekresi saluran nafas,darah dan urine dari orang yang terinfeksi.

Transmisi :

Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Masa inkubasi : 10 – 20 hari.

Periode penularan :

Dari 4- 5 hari setelah ruam-ruam muncul tetapi terutama selama tahapan awal

Page 10: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

(catharal).

Manifestasi klinis :

Fase prodromal :

       Tidak dijumpai pada anak-anak, namun dijumpai pada remaja dan dewasa yang

ditandai dengan demam ringan, sakit kepala, malaise,

       anorexia, konjungtivitis ringan, coryza, sakit

       kerongkongan, batuk dan limfadenopaty. Paling sedikit 1-5 hari, menghilang 1

hari setelah terjadinya ruam.

Ruam :

       Pertama kali muncul di wajah dan dengan segera menyebar keleher, lengan

batang tubuh dan kaki.

       Diakhiri hari pertama ditutupi dengan bercak-bercak kemerahan makulo pupalar,

biasanya hilang pada hari ketiga.

Tanda dan gejala :

Demam ringan yang muncul kadangkadang, sakit kepala, malaise dan

limfadenopaty.

Pertusis

Agent :

Bordettela pertusis

Sumber :

Masuknya dari saluran pernafasan dari seseorang yang terinfeksi.

Penularan :

Kontak langsung dan droplet.

Masa inkubasi :

5-21 hari, biasanya 10hari.

Perkembangan :

Yang paling besar selama catharal (radang selaput lendir)

sebelum munculnya (kambuhnya kembali dan menghilang pada minggu ke 4

Page 11: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

setelah munculnya kembali gejala penyakit).

Manifestasi klinik :

Stadium kataralis

Batuk ringan pada malam hari, anorexia

Stadium spasmodik

Batuk bertambah berat dan terjadi paroximal berupa batuk-batuk khas, keringat,

dilatasi pembuluh darah leher dan muka, muka merah, sianosis.

Stadium konvalensi

Pada minggu ke-4 beratnya serangan batuk berkurang nafsu makan timbul kembali,

ronchi difus mulai menghilang.

BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Prasekolah yang Menderita Diare

A.  Pengkajian

Pengkajian (Anak Usia 3 Tahun)

o    Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer

o    Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada umumnya anak mengeluh buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan

muntah, tinja dapat bercampur lendir dan darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan

adalah nafsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala

penurunan kesadaran

o    Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Meliputi pengkajian riwayat :

-      Prenatal

-      Natal

-      Post natal

Page 12: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

-      Imunisasi

-      Feeding

-      Penyakit sebelumnya

-      Alergi

-      Obat–obat terakhir yang didapat

-      Tumbuh kembang

o    Riwayat Psikososial

Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan

sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar

bermain dengan teman sebaya.

o    Aktivitas Sehari-Hari

      Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.

o  Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

         Motorik Kasar

        Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa

bersepeda roda tiga.

         Motorik Halus

        Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi

         Personal Sosial

        Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.

B.   Diagnosa Keperawatan

1.      Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake

terbatas (mual).

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan

peningkatan peristaltik usus.

3.      Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya

4.      Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d

pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

C.  Rencana Keperawatan

Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta

intake terbatas (mual)

Page 13: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

Tujuan         : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi

1.  Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.

2.  Pantau intake dan output.

3.  Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium

4.  Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif

Rasional

1.  Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.

2. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan

     kebutuhan cairan pengganti.

3. Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa

4. Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui

Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan

peningkatan peristaltik usus.

Tujuan         :  Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan

Intervensi

1.  Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.

2.  Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian

makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan.

3.  Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet

4.  Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi

Rasional

1.  Menurunkan kebutuhan metabolic

2.  Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik

sehingga terjadi kekurangan nutrisi.

3.  Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.

4.  Memenuhi kebutuhan nutrisi klien

5.  Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih

lanjut

Dx.3 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.

Tujuan         :  Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.

Page 14: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

Intervensi

1.    Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang

mekanisme koping yang tepat.

2.    Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang

anaknya mengalami masalah yang sama

3.    Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu

klien.

Rasional

1.    Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah

2.    Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang

mengalami masalah yang demikian.

3.    Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan

Dx.4 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d

pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan         : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu

mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

Intervensi

1.    Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang

penyakit dan perawatan anaknya.

2.    Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

3.    Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek

samping yang mungkin timbul

4.    Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi

Rasional

1.    Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang

pengetahuan sebelumnya.

2.    Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan

keluarga dalam proses perawatan klien

3.    Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

4.    Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri

anaknya

Page 15: Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah

D.  Implementasi

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah

direncanakan sebelumnya

E.   Evaluasi

Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauh mana tujuan tersebut tercapai. Bila ada

yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian

dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum

teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.