askep klg prasekolah (iii) ebah
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 2008). Keluarga sebagai pranata
social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan
pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan
sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan
makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh
kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta
kasih, toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak
merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak
dapat diulang setelah usia bertambah.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional.
Anak usia prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya.
Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis
usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang
dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak
ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah
yang tetap paling baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai
kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat
menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai
keadaan keluarga yang optimal.
1
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran
pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat
dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan
anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh
anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri.
Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas
adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan
perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi
stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang
ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan
mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.
B. TUJUAN
a. Tujuan Intruksional Umum :
1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan
anak prasekolah.
b. Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak
prasekolah.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia prasekolah.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama fase prasekolah.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak
prasekolah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Keluarga
1. friedman (2008)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga.
2. Sayekti (2007)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-
laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.
3. Kamus webster (2007)
a. A social unit consisting of parent and the children they rear.
b. A group of people related by ancestry of marriage.
4. Sumardjan (2008)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur
keturunan. Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau
suami, istri dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri dengan anaknya.
5. Burgess dan Locke (2009)
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh
perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus
keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
B. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
A. Definisi tumbuh kembang pada anak
1. Pertumbuhan (Growth)
Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter)(Soetjiningsih :
2009).Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu
dalam kedewasaan
3
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah
atau ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran
dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2007).
2. Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke
tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2007).
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 2008).
Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan
emosi atau sosial yang sangat ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan.
B. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
1. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun
prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya
sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat
sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5
kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6
kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang
mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada
tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai
kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90%
dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi
antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih
banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi
pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C
serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat
besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan
menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi
pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah
mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan
kelebihan.
4
2. Perkembangan
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi,
makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
c. Mulai memahami waktu.
d. Penggunaan tangan primer terbentuk.
3. Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada
fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh
yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan
mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
a) Negatif : Memegang genetalia
Oedipus compleks
b) Positif : Egosentris: sosial interaksi
Mempertahankan keinginan
4. Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah
inisiatf vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji
lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak
belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif
berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa
meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang
diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih
marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya,
misalnya mengompol dan menghisap jempol.
5. Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase
praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini
didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat,
dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.
5
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan
error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai
menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang
akan datang.
b. Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal
balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah
bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
6. Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya
sebagai dasra peletakan nilai moral.
Fase ini terdiri dari 2 tahapan yaitu:
1. Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan
2. Orientasi hukuman dan ketaatan
Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anka berbuat
salah, orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka
orang tua memberikan hukuman
C. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
1. Personal / sosial :
a. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
b. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
c. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
d. Keluarga merupakan kelompok utama
e. Kelompok meningkat kepentingannya
f. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
g. Agrsif
h. Motorik
i. Bahasa dan kognitif
6
j. Egosentrik
k. Ketrampilan bahasa makin baik
l. Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa
m. Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami
mengatasi masalah.
n. Ketakutan
o. Pengerusakan diri
p. Dikebiri
q. Gelap
r. Ketidaktahuan
s. Objek bayangan, tak dikenal.
.
D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
1. Membantu anak untuk bersosialisi.
2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain
(tua) juga harus dipenuhi.
3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2009), faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
1. Faktor dalam (internal):
2. Genetika
Perbedaan ras, etnis, atau bangsaTinggi badan orang Eropa akan berbeda
dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh
tiap bangsa berlainan.
a. KeluargaAda keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek.
7
b. Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang
mengalamipertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
c. Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki
d. Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
e. Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.
Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan
somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar
tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
4. Faktor pranatal
a. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan
b. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
c. Toksin, zat kimia, radiasi
d. Kelainan endokrin
e. Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
f. Kelainan imunologi
g. Psikologis ibu
5. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan
otak.
8
6. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap
TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal,
lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.
F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti;
diare, cacar air, difteri, dan campak.
No Masalah/Penyakit
Manajemen
TeraupetikDan
Komplikasi
Pertimbangan
Keperawatan
1 Diare
(Gastroenterologi)
Agen pembuka:
bakteri dan virus.
Sumber:
makanan basi,
beracun, alergi
terhadap
makanan.
Masa inkubasi:
BAB > 3 x 24 jam
MK: anak
menangis, gelisah,
suhu tubuh
meninggi, BAB
cair kadang
disertai darah dan
lendir
Komplikasi:
Dehidrasi
Renjatan
hipovolemik
Hypocalanta
Intoleransi
laktosa
sekunder
Kejang
Malnutrisi
energi protein
Obat:
Anti sekresi
Anti
spasmolitik
Pengeras tinjs
Antibiotik
Memberikan
cairan
Diatetik
(pemberian
makanan)
9
2 Varicela (cacar
air)
Agen pembawa:
Variacell
Zooster
Sumber: sekresi
primer saluran
pernafasan dan
organ terinfeksi,
pada tingkatan
lesi kulit yang
lebih rendah
Transmisi:
terkontaminasi
oleh objek
penularan.
Masa inkubasi:
2-3 minggu/ 13-
17 hari
Masa
penularan:
biasanya 1 hari
setelah erupsi
lesi (masa awal)
sampai 5 hari
setelah banyak
muncul vesikel
ketika kerak kulit
terbentuk.
MK:
Tahap awal:
demam ringan,
malaise,
anoreksia,
Kekhususan: biasanya
tidak ada agen anti viral
(ecyclovir) untuk resiko
tinggi anak terinfeksi,
Varicella Zooster
imonoglobin (VZIG)
setelah pembukaan pada
anak yang beresiko
tinggi.
Obat:
Diphenhidramin,
hydoklorida, atau anti
histamin untuk
menghilangkan gatal
Perawatan kulit untuk
pencegahan infeksi
bakteri kedua.
Komplikasi:
Infeksi pada
tahap kedua
(bisu, selulitis,
pnemoni, sepsis)
Encephalitis
Varicela pnemoni
Peredaran
varicela
Kronik atau
tranesien
trombositopenia
Lakukan isolasi
ketat di RS
Isolasi anak di
rumah sampai
vasikel
mengering
(biasanya 1
minggu setelah
terinfeksi) dan
isolasi anak yang
beresiko tinggi
infeksi
Beri perawatan
kulit: mandi dan
berganti pakaian
setiap hari,
oleskan lation
Mengurangi
gatal-gatal
Hindari
mengupas kulit
kerak yang
menggosok dan
membuat iritasi.
10
pertama kali
ruam dan gatal,
muncul makula,
dengan cepat
berkembang
menjadi papula
dan menjadi
vesikel
(dikelilingi oleh
dasar
eritematosus
menjadi
gelembung,
mudah pecah dan
membentuk
kerak). Ketiga
tahapan (papula,
vesikel, dan
kerak kulit) hadir
dalam tingkatan
berbeda dalam
waktu yang
sama.
Distribusi:
sentrifetal,
menyebar ke
wajah dan tubuh,
tapi jarang pada
tungkai dan
lengan.
Gejala: elevasi
suhu dari limfade
nopaty, iritasi
dari gatal-gatal.
11
3 Difhteria
Manifestasi
klinis:
Bervariasi
menurut lokasi
anatomi
Pseudomembran
Nasal :
Menyerupai flu,
nasal
mengeluarkan
serosan guineous
mukous purulent
tanpa gejala-
gejala pokok:
tampak seperti
epitaksis.
Tonsilar
pharingeal :
Malaise,
anorexia,
tenggorokan
sakit, sedikit
demam, pulse
meningkat dari
yang diharapkan
selama 24 jam,
membran
melembut, putih
atau abu-abu;
timbulnya
Antitoksin
(biasanya melalui
intravena diawali
dengan test kulit
dan konjungtiva
untuk mengetes
sensitifitas
terhadap serum)
Antibiotik
(penisillin atau
erythromycin).
Bedrest total
(pencegahan
miokarditis)
Tracheostomy
untuk
pengahambatan
jalan udara.
Perawatan carrier
dan kontak
terhadap orang
yang terinfeksi.
Komplikasi :
Miokarditis (minggu ke
2 Neuritis
Lakukan isolasi
ketat di rumah
sakit
Berpartisipasi
pada test
sensitifitas; beri
epineprin jika
ada
Beri antibiotik,
amati sensitifitas
terhadap
penisilin
Gunakan suction
jika perlu
Beri perawatan
komplit untuk
memperoleh
bedrest
Atur kelembaban
untuk pencairan
optimum sekresi.
Amati respirasi
untuk tanda-
tanda
penghambat
12
limfadenitis jika
penyakitnya
parah timbul
toximea, septik
syok, dan
meninggal dalam
6-10 hari.
Lharyngeal :
Demam : serak,
batuk, tanpa ada
tanda awal,
potensial
penghambatan
jalan udara,
gelisah, cyanosis,
retraksi dyspniec.
4 Rubeola
(campak)
Agen pembawa :
Virus
Sumber :
Sekresi saluran
nafas, darah dan
urine dari orang
yang terinfeksi.
Transisi :
Kontak langsung
dengan orang
yang terinfeksi.
Masa inkubasi :
10-20 hari
Periode
Tidak ada perawatan lain
yang perlu kecuali
antipiretik untuk demam
dan analgesik untuk
nyeri.
Komplikasi :
Jarang terjadi (arthritis,
enchepalitis, atau
purpura); penyakit-
panyakit menular yang
sering dijumpai pada
masa anak-anak; bahaya
terbesar adalah efek
teratogenik pada janin.
Yakinkan
orangtua bahwa
vesikel-vesikel
adalah suatu
proses panyakit
yang di alami
pada anak-anak
yang terinfeksi.
Gunakan
sentuhan lembut
jika diperlukan.
Jauhkan anak
dari wanita hamil
13
penularan :
Dari 4-5 hari
setelah ruam-
ruam muncul
tetapi terutama
selama tahapan
awal (catharal).
Manifestasi
klinis :
Fase prodromal:
Tidak dijumpai
pada anak-anak,
namun dijumpai
pada orang
remaja dan
dewasa yang
ditandai dengan
demam ringan,
sakit kepala,
malaise,
anorexia,
konjungtivitis
ringan, coryza,
sakit
kerongkongan,
batuk, dan
limfadenofaty.
Paling sedikit 1-
5hari,
menghilang 1
hari setelah
terjadinya ruam.
Ruam :
Pertama kali
14
muncul di wajah
dan dengan
segera menyebar
ke leher, lengan
batang tubuh dan
kaki. diakhiri
dari pertama
ditutupi dengan
bercak-bercak
kemerahan
makulo pupalar,
biasanya hilang
pada hari ketiga
Tanda dan
gejala :
Demam ringan
yang muncul
kadang-kadang,
sakit kepala,
malaise dan
limfadenopaty.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan
kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi
oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan
perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
1) Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan
bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih
15
bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan
takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang
menjadi masa malu.
2) Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang
dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
4. Bahaya Psikologis1) Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi.
Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
2) Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur
REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi
buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat
kembali mimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-
waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk
yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah
psikis. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau
film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi
buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur
3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan
kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat
setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar
biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan
tertidur anak bengkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror
dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama
tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak
tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa
menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit
16
dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur
3-8 th.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan
berikut:
a) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
b) Berikan cerita yang pendek.
c) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
d) Gunakan lampu redup.
3) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak
berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada
umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat
melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri,
membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri
serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30%
anak berusia 4 th dan 10% anak berusia 6 th masih mengompol pada
malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet
training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari
kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair
(pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.
5) Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bln.
Metode toilet training yang banyak digunakan adalah metode
timing. Anak yang tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty
chair dan secara bertahap diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja
dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian anak diminta untuk
melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk di atas potty chair
selama tidak lebih dari 5-10 mnt. Hal itu dilakukan sambil ibu
memberikan penjelasan bahwa swkarang sudah saatnya anak untuk
melakukan BAB/BAK ditempatnya (maksudnya pada potty
17
chair/kloset) buka di pakaian dalam atau popok. Jika Anak sudah bisa
melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupu hadiah. Tetapi
jika anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi
ataupun menghukum anak. Metode timing efektif untuk anak-anak
yang memiliki jadwal BAB/BAK yang teratur.
Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai
alat bantu. Kepada anak yang sudah siap diajarkan cara-cara toilet
training dengan menggunakan boneka sebagai model. Ibu
memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya kering
dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian
ibu meminta anak untuk menirukan proses toliet training dengan
bonekanya secara berulang-ulang, anak juga diajari untuk memuji
bunekanya. Selanjutnya anak menirukan apa yang telah dilakukan
oleh bonekanya dan ibu memberikan pujian kepada anak. Jika anak
tetap bertahan duduk di toilet sebaiknya diangkat dan toilet training
dicoba kembali setelah anak makan. Tetepi jika hal ini berlangsung
selama beberapa hari sebaiknya tolet traing ditunda selama beberapa
minggu.
Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang
telah berhasil melakukan toilet training. Setelah pola BAB/BAK
stabil secara perlahan pujian mulai dikurangi. Memaksa anak untuk
BAB/BAK di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa
menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
G. Bimbingan selama fase prasekolah
1. Usia 3 tahun
a) Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam
hubungan yang lebih baik.
b) Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK
c) Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
d) Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang.
e) Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi,
gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
18
f) Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang
orang tua.
g) Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3
th akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th.
h) Antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
i) Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah
cedera.
2. Usia 4 tahun
a) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas
motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
b) Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
c) Masukkan anak ke TK
d) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
e) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
f) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan
diusia sebelumnya
3. Usia 5 tahun
a) Masa tenang pada anak
b) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
H. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak
1. Definisi bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan
fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik
untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2009)
2. Fungsi permainan pada anak
Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:
a. Perkembangan sensori-motorik
19
b. Perkembangan intelektual
c. Perkembangan sosial
d. Perkembangan kreativitas
e. Perkembangan kreasi diri
f. Perkembangan moral
g. Bermain sebagai terapi
h. Tujuan bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan
sebagai berikut:
a) Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami
gangguan dalam tumbang.
b) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
c) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan
masalah.Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya
untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat
melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks
permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat
menyelesaikannya dengan baik.
d) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
RS. Stress yang dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana
juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana
menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang
dialaminya di RS secara efektif.
3. Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th)
Sejalan denga tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan
motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak
sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara
dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
20
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a. Identitas kepala keluarga
Nama : Ny.”M”
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Suku : Sasak / Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : buruh
Alamat : Karang bayan barat
b. Komposisi keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Klg Perkerjaan Pendidikan
1 Ny.”N” P 20 Thn Istri buruh SMP
2
3
An “N”
An “Y”
P
L
4 Thn
2 .5 Thn
Anak
Anak
Tdk ada
Tdk ada
_
_
c. Genogram
: laki-laki : keturunan
21
: perempuan : tinggal satu rumah
: garis perkawinan : pasien
d)Tipe keluarga
Ny “M” merupakan type keluarga inti
a) Masalah yang terjadi dengan type tersebut
Ny.”M” mengatakan tidak ada masalah dengan keluarganya,komunikasi dengan
anak lancar tidak ada masalah.
a. Suku Bangsa
b) Asal suku Jenis type keluarga
a) Keluarga bangsa
Keluarga Ny.”M” Mengatakan bersuku sasak.
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Keluarga Ny “M” mengatakan di kampungya jika ada acara pesta atau
syukuran,masyarakat selalu begadang hingga dini hari untuk menyiapkan acara
pagi harinya.
b. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
Keluarga Ny.”M” Beragama islam,dan percaya bahwa kesehatan dan penyakit yang
diderita selama ini merupakan pemberian dan telah diatur oleh Tuhan.
c. Status sosial ekonomi keluarga
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah
Keluarga yang mencari nafkah adalah Ny’M” sebagai buruh
b) Penghasilan
Penghasilan Ny.M sebesar Rp. 75000/ hari kerja
c) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan.
Adapun kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan antara lain : Kebutuhan keluarga
sehari-hari,seperti membeli beras dan lauk pauk
d. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan pergi rekreasi saat hari raya saja.
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluargaa. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
22
Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Ny. M memiliki dua orang anak
berumur 4 tahun yang baru belum masuk sekolah, dan anak yang kedua berumur 2.5
thn jadi keluarga Ny. M berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra
sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini
keluarga Ny M sebagai keluarga yang memiliki dua anak yang belum a masuk
sekolah belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul,
karena Ny. M selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah.
c. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny M serta An M tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang terkena flu,
atau pusing kepala biasa
d. Riwayat penyakit keturunan.
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang memerlukan
perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama. Dari riwayat
kesehatan keluarga Ny. M tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun penyakit
keturunan.
e. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
No Nama BB Umur Keadaan kesehatan Imunisasi ( Bcg/polio/DPT/HB/campak
Masalah kesehatan
Tindakan yang telah dilakukan
1 Ny.M 35kg 20 thn Ny “M” mengatakan bahwa biasanya dia merasa lelah setelah berkerja
Lengkap - Minum Vitamin dan susu
2 An.M 14kg 4 thn An M .mengatakan perutnya mules-mules dan BAB lebih dari 6 kali sehari.
Lengkap - Minum susu
3 An Y 11kg 2.5 thn
Ny M mengatatakan anaknya jarang sakit, kalaupun sakit hanya seperti flu namun tidak sering
lengkap -Berobat ke puskesmas
f. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Ny. M.jika dirinya sakit
dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke puskesmas,
23
g. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Ny M : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja
An M : Menurut Ny.M selama ini anaknya mengalami mencret,panas,batuk
An Y : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa dan demam biasa saja.
h. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Luas rumah : 5 x 6 meter
3. Type rumah : semi permanen
4. Kepemilikan : pribadi
5. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 buah kamar tidur
6. Ventilasi/jendela : Ada 4 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
7. Pemanfaatan ruangan : teras, ruang tengah/ keluarga, 2 Kamar tidur.
8. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah
9. Sumber air minum : air PAM .
10. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600 meter
11. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena
setiap harinya selalu membersihkan lingkunganya.
12. Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny.M tinggal dirumah sendiri.
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah semi permanen dengan status
kepemilikan milik pribadi Ny.M. Luas rumah kurang lebih 46 m2. Lantai rumah
menggunakan semen .Rumah memiliki ventilasi Pada ruangan dalam rumah
seperti kamar, teras ,.
13. Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang cukup. Kebersihan
pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan PAM untuk sumber air
bersih. Keluarga tidak memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke
selokan perumahan yang mengalir diparit. Keluarga juga tidak memiliki jamban
jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung
rumah dengan jarak lebih dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan
jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki
tempat penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah
dan jika sudah penuh biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara
umum kebersihan rumah cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
24
Pemeriksaan Fisik Ny.M An M An Y
25
Pemeriksaan Tanda2 Vital
oTekanan Darah 110/80 mmHg - -
oNadi 84 kali/menit 85x/mnt 82x/mnt
oRespirasi 24 kali/menit 20x/mnt 20x/mnt
oSuhu Badan 36,7 ºC 36,4 C 36,4C
oBB 45 kg 14 kg 11 kg
oTB 147 cm 45 cm 32 cm
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
oKepala
Kepala Simetris Simetris Simetris
Rambut Hitam, lurus Hitam,lurus Hitam,lurus
oMata
Bentuk Simetris Simetris Simetris
Konjungtiva Tidak anemia Tdk anemis Tdk anemis
Sklera Tidak ikterus Tidak ikterus Tidak ikterus
Pupil Isokor Isokor Isokor
oHidung
Bentuk Simetris Simetris Simetris
Perdarahan /secret
Tidak mengalami perdarahan
Tak ada perdarahan
Tak ada perdarahan
oTelinga
Bentuk Telinga Simetris Simetris Simetris
oMulut
Keadaan Bibir
Lembab Lembab Lembab
Keadaan Gusi Tidak ada Tdk ada Tdk ada
26
perdarahan gusi dan gigi
perdarahan gusi dan gigi
perdarahan gusi dan gigi
Keadaan Lidah
Tidak ada tanda perdarahan
Tdk ada tanda perdarahan
Tdk ada tanda perdarahan
oLeher
Tyroid Tidak ada pembesaran
Tdk ada pembesaran kelenjar tyroid
Tdk ada pembesaran kelenjar tyroid
o Integumen
Kebersihan Klien
Klien tampak bersih
Klien tampak bersih
Klien tampak bersih
Turgor Turgor kulit baik
Turgor kulit baik Turgor kulit baik
Kelembaban Baik Baik Baik
oPemeriksaan Thorax Inspeksi
Bentuk Thorax
Simetris Simetris Simetris
Pernafasan Irama teratur dan tidak ada suara tambahan
Irama teratur dan tak ada suara tambahan
Irama teratur dan tak ada suara tambahan
oPemeriksaan Paru
Palpasi Getaran suara terdengar dg teratur
Getaran suara terdengar teratur
Getaran suara terdengar teratur
Perkusi Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan
Auskultasi Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
oAbdomen
Inspeksi
Bentuk Abdomen
Simetris Simetris Simetris
Benjolan Tidak ada benjolan
Tdk ada benjolan Tdk ada benjolan
Palpasi
27
Tanda nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Tdk ada nyeri tekan
Tdk ada nyeri tekan
Benjolan Tidak ada Tdk ada Tdk ada
oMuskuloskeletal /Ekstremitas Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris
Kekuatan Otot Baik Baik Baik
oPemeriksaan Thorax Inspeksi Simetris Simetris Simetris
Perkusi Bunyi pekak jantung normal
Bunyi pekak jantung normal
Bunyi pekak
Jantung normal
palpasi Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi Irama teratur dan tidak ada suara tambahan
Irama teratur dan tidak ada suara tambahan
Irama teratur dan tidak ada suara tambahan
oPemeriksaan Paru
inspeksi Simetris, tidak ada gangguan/penyimpangan gerakan pernafasan.
Simetris, tidak ada gangguan/penyimpangan gerakan pernafasan.
Simetris,tidak ada gangguan/penyimpangan gerakan pernafasan
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan
Tidak terdapat nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan
Auskultasi Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
Suara nafas teratur
oAbdomen
Inspeksi Simetris,warna kulit (kuning langsat)
Simetris,warna kulit (putih )
Simetris,warna kulit(putih)
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Tidak ada bunyi pekak/timpani
Tidak ada bunyi pekak/timpani
Tidak ada bunyi
28
pekak/timpani
Auskultasi Tidak terdapat bising usus.
Tidak terdapat bising usus.
Tidak terdapat bising usus.
oKardiovaskuler
inspeksi Dada simetris,tidak ada lesi maupun pembngkakan.
Dada simetris,tidak ada lesi maupun pembengkakan.
Dada simetris,tidak ada lesi maupun pembengkakan
perkusi Tidak terdapat pekak pada area jantung maupun pembengkakan jantung.
Tidak terdapat pekak pada area jantung maupun pembengkakan jantung
Tidak terdapat pekak pada area jantung maupun pembengkakan jantung
palpasi Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi Suara jantung 1 dan 2 normal, tidak terdengar suara tambahan.
Suara jantung 1 dan 2 normal, tidak terdengar suara tambahan.
Suara jantung 1 dan 2 normal,tidak terdengar suara tambahan
oMuskuloskeletal /Ekstremitas Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris
Kekuatan Otot
Baik 5 5
5 5
Baik 5 5
5 5
Genetalia - - -
Analisa Data
29
Simptom Masalah Penyebab
DS: Pasien(orangtua)
mengatakan mencemaskan kekambuhan penyakit anaknya.Jika anak panas tinggi,
ibu mengatakan
langsungmembawa
anaknya ke puskesmas.
DO:
Pasien(orangtua)
nampakberantusias
dalammenanggapi
keadaankesehatan
anaknya.
kecemasan
orangtua
(keluarga)
Ketidakmampuan
keluarga memberi
perawatan pada
perubahan yang
akan terjadi pada
status kesehatan
anaknya
DS :
-Ny. M mengatakan
kalau An. M nafsu
Resiko
terjadinya
gangguan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah nutrisi
30
makannya kadang
menjadi berkurang
-Ny. M mengatakan
An. M suka jajan
makanan ringan
-Ny. M mengatakan
nutrisi adalah makanan
yang kita makan sehari-
hari
DO:
An.M Tampak malas
makan
kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada An.
M.
yang dibutuhkan
pada anak pra
sekolah.
DS:
-Ny M mengatakan
anaknya suka bermain
sepeda.
-Ny M mengatakan
anak susah dilarang jika
ingin bersepeda di
jalanan.
-Ny A mengatakan anak
suka mengikuti ibu saat
memasak, dan anak suka
menggunakan alat dapur
DO:
-An M sudah dapat
mengendarai sepeda
Resiko cedera
fisik pada anak
Ketidakmampuan
keluarga
memodifikasi
lingkungan yang
aman untuk anak
prasekolah
31
sendiri
Rumah Ny M dekat
dengan jalan raya
Tidak terdapat pembatas
atau pagar di depan
rumah
Skoring
1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kitidakmampuan keluarga memberi
perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya
32
33
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran1. Sifat masalah
Skala:
Krisis
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Keluarga
mencemaskan tentang
kekambuhan penyakit
anak namun tidak
menjadimasalah
keluarga
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
Mudah
2/2 x 2 = 2 2 Kecemasanklien dapat
menghilang jika tidak
terlalu memfokuskan
masalah,keluarga akan
membawa anaknya ke
puskesmas jika terjadi
perubahan
kesehatanpada
anaknya(panas tinggi)
3. Potensial masalah
dapat dicegah
Skala :
Cukup
2/3 x 1= 2/3 2/3 Masalah yang dialami
dapat dicegah atau
diatasi oleh klien, dan
keluargaNampak
antusiasdalam
menanggapi kesehatan
anaknya.
4. Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah ada tetapi
tidak perlu ditangani
1/2 x 1 = 1/2 1/2 Kebiasaan dalam
mengatasi masalah,
menyebabkan masalah
tidak dianggap serius.
Keluarga
2. tubuh pada An. M b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang
dibutuhkan pada anak prasekolah.
No.
Perhitungan Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat MasalahSkala :Ancaman kesehatan
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Sifatmasalah
merupakan ancaman
karena kadang nafsu
makan An. M menjadi
berkurang dan jika itu
tidakditanggulangi
akan menjadi aktual
dandapat
menyebabkan
penurunan pada status
kesehatannya yaitu
gangguan nutrisi.
2. Kemungkinan Skala Dapat DiubahSkala :Sebagian
1/2 x 2 = 1 1 Masalah sebagian
dapat diubah karena
Ny.M”dapat
memberikan makanan-
makanan lain kepada
An. M
3. Potensial Masalah Untuk DicegahSkala :Cukup
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Potensialmasalah
untuk dicegah cukup
karenadapat dilakukan
34
dengan mengajarkan
carapengolahan
makananyang menarik
untuk An. M dengan
penurunan pemasukan
nutrisi.
4. Menonjolnya MasalahSkala :Ada masalah tapi tidak perlu ditangani
1/2 x 1 = 1/2 1/2 Keluarga menyadari
ada masalah tapi tidak
perlu ditangani dengan
segera.
3. Resiko cedera fisik pada anak D b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman untuk anak prasekolah
No Perhitungan Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah
Skala:
Ancaman kesehatan
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Bahaya fisik mungkin
dapat terjadi, Ny M
mengatakananak susah
dilarang jika ingin
bersepeda di jalanan
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala:Sebagian
½ x 2 = 1 1 Ny M menegur dan
memberikancontoh
pada anak
3 Potensial masalah
dapat dicegah
Skala:
2/3 x 1 = 2/3 2/3 Pemberian lingkungan
dan tempat bermain
yang aman untuk anak
35
Cukup
4 Mononjolnya masalah
Skala:
Masalah harus segera
ditangani
2/2 x 1 = 1 1 An”Msering
mengendarai sepeda di
jalan dan bermain alat-
alat dapur, oramg tua
sulituntuk
memberitahu
Prioritas Masalah
1. Kecemasan orang tua anak M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.
2. Resiko cedera fisik pada anak M b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.
3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak M b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah
Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
36
No. Tgl DiagnosaKeperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
.1 Kecemasan orang
tua anak M
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
memberikan
perawatan pada
perubahan yang
akan terjadi pada
status kesehatan
anaknya.
Tujuan umum:
Setelah dilakukan
pengkajian
kecemasan
keluargadapat
berkurang
Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu
mengenali masalah
b. Keluarga mampu
memutuskan
tindakan yang tepat
untuk mengatasi
kecemasan.
1.- Anjurkan keluarga
untuk
mengungkapkan
kecemasannya
-Anjurkan keluarga
untuk tetap
mempertahankan
mekanisme koping
keluarga dalam
menghadapi
masalah
3.- Anjurkan keluarga
untuk mengurangi
stresor yang
menyebabkan
kecemasan
4.
A
--Anjurkan keluarga
untuk meminta
bantuan dari tenaga
1. -Dengan
pengungkapan
apa yang
dirasakan kepada
perawat, dapat
mengurangi
beban yang
dirasakan.
2.
- Mekanisme
koping keluarga
yang adekuat
dapat mencegah
trauma yang
berlebihDengan
cara mencegah
dan tidak selalu
memikirkan
masalah
37
2 Resiko cedera
fisik pada anak D
b/d
ketidakmampuan
keluarga
-Keluarga dapat
mengetahui
berbagai resiko
yang berhubungan
dengananak
kesehatan dalam
upaya mengurangi
masalah kesehatan
-Anjurkan orang
tua atau keluarga
untuk selalu
mengawasi
kegiatananak
khususnya bermain
yangdapat
membahayakan
fisik.
2.
A
-Anjurkan keluarga
untuk memberikan
tempat tersendiri
untukbermain anak.
-Anjurkan keluarga
menjauhkan atau
-Pelayanan
kesehatan
merupakan salah
satubentuk
sumber daya yang
ada di masyarakat
-Mengantisipasi
agaranak
terhindar dari
cedera fisik.
-Anak lebih
mudah diawasi.
-Meminimalisir
cedera pada anak.
-Anak tidak
keluar dari
halaman rumah
38
3
memodifikasi
lingkungan yang
aman untuk anak
prasekolah
Resiko terjadinya
gangguan nutrisi
dan kebutuhan
tubuh pada anak
“M”b/d
ketidakmampuan
keluarga
mengenali
masalah nutrisi
yang dibutuhkan
anak
prasekolah
-Kebutuhan nutrisi
anak terpenuhi
dengan kriteria
khususnya terjadi
peningkatan berat
badan
menyimpan
peralatan yang
dapat
membahayakan
anak.
4. -Anjurkan keluarga
membuat pembatas
atau pagar depan
rumah agar anak
lebih leluasa dalam
bermain.
A
A-Anjurkan keluarga
menyediakan
makanan yang
menarik namun
memiliki
kandungan gizi
yang baik pada
anak.
2-Berikan lingkungan
yang nyaman dan
menarik pada saat
anak makan.
-Makanan tidak
merupakan
focusanak
melainkan
bermain.
-Agar anak lebih
meningkat nafsu
makannyadan
tidak terfokus
pada bermain.
3.
39
.
-Anjurkan untuk
perhatikan waktu
makan anak
-Anjurkan keluarga
agar anak mencoba
makanan yang baru
danmasih
memenuhigizi
seimbang
-Biasanya anak
lebihasyik
bermain hingga
lupa makan.
4. -Anak.
CCenderung bosan
dengan makanan
yang biasa ia
makan.
--Agar kebutuhan
nutrisi pada anak
terpenuhi
-
40
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Kritria Hasil
1. Kecemasan orang tua anak M berhubungan dengan ketidakmampuan memberikan perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.
Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan kecemasannya.
Menganjurkan keluarga untuk tetap mempertahankan mekanisme koping keluarga dalam menghadapi masalah.
Menganjurkan keluarga untuk mengurangi stresor yang menyebabkan kecemasan
Ny. M mau mengungkapkan kecemasannya.
Ny. M berusaha untuk tetap menjaga mekanisme kopingnya dalam menghadapi masalah
Keluarga mampu mengurangi kecemasannya terhadap anak M.
2
3
Resiko cedera fisik pada anak M b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah
Resiko terjadinya gangguan nutrisi dan kebutuhan tubuh pada anak “M”b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan anak
menganjurkan keluarga untuk memberikan tempat tersendiri untukbermain anak.
menganjurkan keluarga menjauhkan atau menyimpan peralatan yang dapat membahayakan anak.
menganjurkan keluarga membuat pembatas atau pagar depan rumah agar anak lebih leluasa dalam bermain.
mengAnjurkan keluarga menyediakan makanan yang menarik namun memiliki kandungan gizi yang baik pada anak.
memberikan lingkungan yang nyaman dan menarik pada saat anak makan.
menganjurkan untuk perhatikan waktu makan anak
menganjurkan keluarga agar anak mencoba
Keluarga dapat mengetahui berbagai resiko yang berhubungan dengan anak prasekolah
keluarga menjauhkan atau menyimpan peralatan yang dapat membahayakan anak.
keluarga membuat pembatas atau pagar depan rumah agar anak lebih leluasa dalam bermain.
Ke
keluarga menyediakan
makanan yang menarik
namun memiliki kandungan
gizi yang baik pada anak.
agar anak mencoba
makanan yang baru
danmasih memenuhigizi
41
makanan yang baru danmasih memenuhigizi seimbang
seimbang
DAFTAR PUSTAKA
Friedman M. 2008. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Soetjiningsih (2008), Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FKU
udayana, Jakarta. EGC,
Soetjiningsih. (2008). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2009). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
42