askep katarak.doc
DESCRIPTION
katarakTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakie, Inggris
cataract, dan bahasa Latin cataracta yang berarti air terjun dalam
bahasa Indonesia disebut balar, dimana penglihatan seperti
tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
kedua-duanya.
Biasanya kekeruhan kedua mata dan berjalan progresif atau
dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut akan tetapi
dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyakit-penyakit mata
lokal menahun. bermacam-macam penyakit mata dapat
mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis. Katarak
dapat berhubungan dengan proses penyakit intraokuler lainnya.
Juga keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan
katarak seperti ed\serin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan pada
lensa) yang secara perlahan-lahan atau berangsur penglihatan
lenjadi kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
B. Klasifikasi katarak
Diklasifikasikan berdasarkan usia yaitu:
- Katarak kongenital
- Katarak juvenil
- Katarak generatif
C. Etiologi
- Umumnya disebabkan oleh usia lanjut
- Faktor genetik
- Gangguan perkembangan
- Keracunan sistemik dan metabolik
- Traumatik
D. Patofisiologi
Lensa mata umunya bening atau normalnya bening
(transparan) agar cahaya dapat melaluinya. Perubahahn
biokimia dapat terjadi di dalam lensa.
Trauma juga dapat menyebabkan lensa menjadi keruh,
kemudian menghalangi cahaya masuk ke dalam retina. Katarak
dapat berkembang pada kedua mata seperti halnya katarak
senilis. Pada trauma lensa menjadi keruh/putih segera setelah
masuknya benda asing.
E. Manifestasi Klinis
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Ketidakamampuan mata untuk membelalak
- Penglihatan menjadi redup atau kabur
- Penglihatan lebih memburuk pada malam hari
- Pupil mata nampak kekuningan, abu-abu atau putih
- Terjadi secara bertahap dan sejalan dengan memburuknya
katarak.
F. Penatalaksanaan
Tidak terdapat pengobatan untuk katarak, tapi pada katarak
traumatik harus diberikan antibiotik sistemik dan topikal
kortikosteroid dalam beberapa hari untuk memperkecil
kemungkinan infeksi dan uveutis. Sebelum diadakan
pengangkatan kornea
- Indikasi pembedahan
- Katarak diangkat dibawah anastesi lokal dengan rawat jalan
G. Perawatan setelah bedah
- Pergunakan obat sesuai indikasi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memakai obat
- Membersihkan sekitar mata dengan bola kapas steril atau
kasa yang dibasahi dengan air steril atau larutan salin
normal, sapu kelopak mata dengan lembut dari sudut dalam
keluar
- Untuk menetesi obat mata duduklah dan badan condong ke
belakang dengan lembut tarik ke bawah.
- Menggunakan perisai pelindung mata logam berlubang-
lubang pada malam hari dan menggunakan kacamata selama
siang hari
- Menggunakan semua obat mata sesuai dengan resep dokter
sehingga dosis dapat dinilai dan disesuaikan oleh dokter pada
kunjungan kontrol dokter
H. Penyimpangan katarak terhadap KDM
Perubahan warna nukleus
Hilangnya transparansi
Pandangan kabur dan menghambat jalannya cahaya ke retina
Gangguan sensori penglihatan
Rencana operasi
Stress
Mekanisme koping tidak
efektifSalah interpretasi
informasi
Merasa kehilangan anggota tubuh
Persepsi bodi image tidak sempurna
Selalu menyendiri
Tindakan pembedahan
Cemas
Faktor usia
Kurang pengetahuan
Sering bertanya
HDR
Terputusnya kontinuitas jaringan
mata
Pelepasan kemoreseptor
Dorsal horn
Traktus talamikus
Hipotalamus
Corteks serebri Organ target
Risiko tinggi infeksi
Tidak dapata melihat dengan jelas
Sering menabrak benda
Jatuh
Risiko cedera/trauma
Nyeri
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Nama : Tn. “D”
b. Umur : 50 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku : Bugis
f. Alamat : Jl. Durian
g. Pendidikan : Mahasiswa
h. Dx medis : katarak
2. Penanggung jawab:
a. Nama : Ny. Y
b. Alamat : Jl. Durian
c. Usia : 45 Tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Pekerjaan : PNS
f. Hubungan dengan klien: Istri klien
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Keluhan Utama : penurunan ketajaman penglihatan
b. Riwayat keluhan utama:
- Mulai timbul keluhan : bulan April 2005
- Keluhan terjadi : secara tiba-tiba
- Faktor pencetus : memakai obat tetes mata
- Faktor yang dapat mengurangi keluhan :
menggosok mata
4. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
- Masa kanak-kanak : tidak pernah
- Masa remaja : tidak ada
b. Penyakit atau keluhan yang sering dialami: gatal pada
daerah mata
c. Klien tidak pernah dirawat inap di RS
d. Klien tidak mempunyai riwayat alergi
e. Kebiasaan:
klien biasanya memakai obat tetes mata
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keterangan :
: laki-laki : perempuan
/ : meninggal : tinggal serumah
: tidak diketahui usianya : klien
6. Pemeriksaan Fisik pada sistem penginderaan
45 50
20
20
a. Mata
Inspeksi
- Pupil nampak berwarna abu-abu
- Mata nampak berair
- Sklera nampak merah
Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan pada mata
TABULASI DATA
1. Klien mengatakan pandangannya kabur
2. Klien mengatakan seperti melihat asap
3. Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
4. Klien nampak murung
5. Klien menghindari kontak mata dengan perawat dan orang
lain
6. Klien menarik diri
7. Klien nampak meraba-raba bila berjalan
8. Pupil nampak berwarna abu-abu
9. Mata nampak berair
10. Sklera nampak merah
11. Klien nampak menggosok mata bila kabur
12. Klien mengatakan sulit melihat pada malam hari
13. Klien mengatakan penglihatannya kadang-kadang silau pada
siang hari
14. Klien selalu bertanya tentang proses operasi dan keadaans
etelah operasi
15. Klien mengatakan bingung tentang penyakitnya
16. Klien mengatakan nyeri pada daerah mata
17. Ekspresi wajah nampak meringis
18. Klien nampak lemah
19. Klien nampak takut
20. Klien nampak gelisah
21. Klien nampak menabrak benda di depannya
22. Klien nampak terjatuh
KLASIFIKASI DATA
DS :
1. Klien mengatakan pandangannya kabur
2. Klien mengatakan seperti melihat asap
3. Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
4. Klien mengatakan sulit melihat pada malam hari
5. Klien mengatakan penglihatannya kadang-kadang silau pada
siang hari
6. Klien mengatakan bingung tentang penyakitnya
7. Klien mengatakan nyeri pada daerah mata
DO :
1. Klien nampak murung
2. Klien menghindari kontak mata dengan perawat dan orang
lain
3. Klien menarik diri
4. Klien nampak meraba-raba bila berjalan
5. Pupil nampak berwarna abu-abu
6. Mata nampak berair
7. Sklera nampak merah
8. Klien nampak menggosok mata bila kabur
9. Klien selalu bertanya tentang proses operasi dan keadaan
setelah operasi
10. Ekspresi wajah nampak meringis
11. Klien nampak lemah
12. Klien nampak takut
13. Klien nampak gelisah
14. Klien nampak menabrak benda di depannya
15. Klien nampak terjatuh
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS :
- Klien
mengatakan
pandangannya kabur
- Klien
mengatakan seperti
melihat asap
DO:
- Klien nampak
meraba-raba bila
berjalan
- Pupil nampak
berwarna abu-abu
- Mata nampak
berair
- Sklera nampak
merah
- Klien nampak
menggosok mata bila
kabur
Faktor usia
perubahan warna nukleus mata
hilangnya
transparansi
perubahan kimia dalam protein menyebabkan koagulasi (abu-
abu)
pandangan kabur dan menghambat jalannya ke retina
gangguan sensorik
penglihatan
gangguan
sensorik
penglihatan
2 DS :
- Klien
mengatakan sulit
melihat pada malam
hari
- Klien
Pandangan kabur dan menghambat jalannya ke retina
tidak dapat
melihat dengan jelas
sering menabrak
Risiko
cedera/trau
ma
mengatakan
penglihatannya kadang-
kadang silau pada siang
hari
DO:
- Klien nampak
menabrak benda di
depannya
- Klien nampak
terjatuh
benda
jatuh
Risiko cedera/trauma
3 DS :
- Klien
mengatakan malu
bertemu dengan orang
lain
DO:
- Klien nampak
murung
- Klien
menghindari kontak
mata dengan perawat
dan orang lain
- Klien menarik
diri
Pandangan kabur
persepsi body
image tidak
sempurna
merasa kehilangan
anggota tubuh
selalu menyendiri
Gangguan HDR
Gangguan
HDR
4 DS :
- Klien
mengatakan bingung
Rencana operasi
stress
cemas
tentang penyakitnya
- Klien selalu
bertanya tentang proses
operasi dan keadaan
setelah operasi
DO:
- Klien nampak
takut
- Klien nampak
gelisah
mekanisme koping
tidak efektif
cemas
5 DS :
- Klien
mengatakan nyeri pada
daerah mata
DO :
- Ekspresi wajah
nampak meringis
- Klien nampak
lemah
Rencana operasi
tindakan pembedahan
terputusnya kontinuitas
jaringan
pelepasan zat kemoreseptor
dorsal horn
traktus talamikus
hipotalamus
korteks serebri
organ target
nyeri
Nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensorik penglihatan b/d perubahan mata ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan pandangannya kabur
- Klien mengatakan seperti melihat asap
DO:
- Klien nampak meraba-raba bila berjalan
- Pupil nampak berwarna abu-abu
- Mata nampak berair
- Sklera nampak merah
- Klien nampak menggosok mata bila kabur
2. Resiko cedera/trauma b/d pandangan kabur dan
menghambat jalannya ke retina ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan sulit melihat pada malam hari
- Klien mengatakan penglihatannya kadang-kadang silau
pada siang hari
DO:
- Klien nampak menabrak benda di depannya
- Klien nampak terjatuh
3. Gangguan harga diri b/d persepsi body image tidak
sempurna ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
DO:
- Klien nampak murung
- Klien menghindari kontak mata dengan perawat dan
orang lain
- Klien menarik diri
4. Kecemasan b/d rencana tindakan operasi ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan bingung tentang penyakitnya
- Klien selalu bertanya tentang proses operasi dan
keadaan setelah operasi
DO:
- Klien nampak takut
- Klien nampak gelisah
5. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan mata ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada daerah mata
DO :
- Ekspresi wajah nampak meringis
- Klien nampak lemah
C. Rencana Keperawatan
NO TGL NDX
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 1-05/05 I Gangguan penglihatan
kembali normal
dengan kriteria :
- Klien dapat
melihat
- Klien tidak
mengatakan seperti
melihat asap
- Klien tidak
tampak meraba-
raba bila berjalan
- Pupil
tampak berwarna
hitam
- Mata tidak
nampak berair
- Sklera
1. Kaji ketajaman
penglihatan pasien,
apakah satu atau
kedua mata terlibat
2. Orientasikan
pasien terhadap
lingkungan, staf dan
orang lain
3. Tempatkan
seluruh kebutuhan
pasein berada pada
tempat yang mudah
1. Kebutuhan individu dan
pilihan intervensi bervariasi
sebab kehilangan
penglihatan terjadi lambat
dan progresif bilateral, tiap
mata dapat berlanjut pada
laju yang berbeda
2. Memberikan peningkatan
kenyamanan dan
kekeluargaan menurunkan
cemas
3. Memudahkan untuk
melakukan aktivitas tanpa
harus berjalan
4. Bel memudahkan
pertolongan dengan cepat
berwarna putih
- Klien tidak
selalu menggosok
matanya.
dijangkau
4. Letakkan bel
pemanggil di
samping pasien
5. Kolaborasi
dengan dokter
tentang rencana
operasi
bila perlu
5. Bedah adalah satu-satunya
untuk menyelesaikan
masalah katarak
2 1-05/05 II Resiko cedera dapat
etratasi dengan
kriteria :
- Klien tidak
mengatakan sulit
melihat pada mlam
hari
- Klien
melihat pada siang
hari
- Klien tidak
menabrak benda di
1. Pertahankan
keamanan
lingkungan
2. Letakkan bel
pemanggil dan
barang-barang
kebutuhan pasien di
tempat yang mudah
diraih
3. Anjurkan untuk tidak
1. Pengaturan lingkungan
yang baik dapat mencegah
terjadinya cedera atau
trauma
2. Memudahkan untuk
memanggil perawat atau
untuk melakukan aktivitas
rutin
3. Cedera dapat terjadi
karena penggunaan benda
yang tajam yang tidak
depannya
- Klien tidak
nampak terjatuh
menggunakan benda-
benda yang tajam
4. Anjurkan klien untuk
memanggil perawat
sebelum beraktivitas
dikontrol
4. Perawat dapat membantu
dalam hal pemenuhan
kebutuhan manusia untuk
mengurangi nyeri
3 1-05/05 III Gangguan harga diri
teratasi dengan
kriteria :
- Klien mau
bertemu dengan
orang lain
- Klien tidak
nampak murung
- Klien tidak
menghindari kontak
mata dengan
perawat
1. Kaji informasi
mengenai jalannya
penyakit
2. Kaji interaksi antara
pasien dan keluarga
dan catat adanya
perubahan dalam
keluarga
1. Pasien belajar mengenai
penyakit dan menjadi sadar
bahwa tingkah laku
tersebut dapat
mempengaruhi
penyakitnya sehingga klien
dapat meningkatkan harga
diri klien
2. Mengetahui adanya
informasi sekunder dari
ekluarga yang dapat
menghambat peningkatan
dan kemampuan untuk
- Klien tidak
menarik diri 3. Beri kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
4. Ciptakan dan
pertahankan
hubungan terapeutik
antara perawat dan
pasien
5. Beri dukungan
mekanisme
pertahanan yang
positif
menangani keadaan klien
3. Klien merasa diperhatikan
sehingga mau bercerita
tentang apa yang
membuatnya malu bertemu
dengan orang lain
4. Mengembangkan sikap
peduli dan rasa saling
percaya antara pasien dan
perawat sehingga dalam
hal ini pasien bebas
mengungkapkan perasaan
takutnya
5. Dengan mekanisme
pertahanan positif dapat
membantu klien
meningkatkan harga
dirinya
4 1-05/05 IV Kecemasan berkurang 1. Kaji tingkat 1. Respon cemas individu
ditandai dengan
- Klien dapat
mnegerti tentang
tindakan sehingga
klien mau untuk
dioperasi
- Klien tidak
mengatakan
bingung tentang
penyakitnya
- Klien tidak
nampak takut
- Klien tidak
nampak gelisah
kecemasan klien
2. Pertahankan
pendekatan yang
tenang dan percaya
diri
3. Batasi pengunjung
sampai rencana
operasi berjalan
4. Jelaskan prosedur
kerja operasi dan
hasil yang akan
dicapai
5. Anjurkan kepada
klien dan
keluarganya untuk
berdoa sesuai
berbeda, kecemasan dapat
dijadikan patokan untuk
intervensi selanjutnya
2. Ansietas akan berkurang
apabila pasien merasa
ditangani oleh tim
kesehatan yang
berkompeten
3. Pengunjung dapat
menyebabkan peningkatan
ansietas
4. Penjelasan merupakan
kunci utama agar pasien
mau menerima rencana
yang diajukan
5. Doa dapat mengurangi
kecemasan seseorang
dengan agamanya
5 1-05/05 V Nyeri teratasi dengan
kriteria
- Klien tidak
mengatakan nyeri
pada daerah mata
- Ekspresi
wajah tidak nampak
meringis
1. Kaji karakteristik
nyeri
2. Ajarkan teknik
relaksasi
3. Beri HE kepada klien
tentang penyebab
nyeri
4. Kolaborasi dengan
dokter tentang
1. Menge
tahui sejauhmana nyeri
yang dirasakan sehingga
memudahkan dalam
pemberian intervensi
selanjutnya
2. O2
dalam darah, dan
pembuluh darah akan
mengalami vasodilatasi
sehingga pembuluh darah
akan terisi O2 dan nyeri
akan berkurang
3. Klien
dapat mengerti dan
memahami penyebab nyeri
yang dirasakan
pemberian obat
analgesik
4. Pembe
rian obat analgesik dapat
mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan oleh klien
D. Implementasi
N
o
Tanggal Jam Implementasi
1 1-05-05 08.00
08.10
08.15
08.20
08.25
1. Mengkaji ketajaman penglihatan
pasien pada kedua matanya dengan
hasil ketajaman penglihatan 1/60
2. Mengorientasikan pasien terhadap
lingkungan, staf dan orang lain
3. Menempatkan seluruh kebutuhan
pasien berada pada tempat yang
mudah dijangkau
4. Meletakkan bel pemanggil di
samping pasien
5. Mengkolaborasikan dengan dokter
tentang rencana operasi
2 1-05-05 08.30
08.35
08.40
08.45
1. Mempertahankan keamanan
lingkungan dengan hasil klien
merasa senang karena menghindari
dirinya terjatuh
2. Meletakkan bel pemanggil dan
barang-barang kebutuhan pasien di
tempat yang mudah diraih
3. Menganjurkan untuk tidak
menggunakan benda-benda yang
tajam
4. Menganjurkan klien untuk
memanggil perawat sebelum
beraktivitas
3 1-05-05 09.00
09.05
09.10
09.15
09.20
1. Mengkaji informasi mengenai
jalannya penyakit
2. Mengkaji interaksi antara pasien
dan keluarga
3. Memberi kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
4. Menciptakan pertahankan hubungan
terapeutik antara perawat dan
pasien
5. Memberi dukungan mekanisme
pertahanan yang positif
4 1-05-05 09.30
09.35
09.40
09.45
09.50
1. Mengkaji tingkat kecemasan klien
dengan hasil klien dalam keadaan
cemas tingkat sedang
2. Mempertahankan pendekatan yang
tenang dan percaya diri
3. Membatasi pengunjung sampai
rencana operasi berjalan
4. Menjelaskan prosedur kerja operasi
dan hasil yang akan dicapai
5. Menganjurkan kepada klien dan
keluarganya untuk berdoa sesuai
dengan agamanya
5 1-05-05 10.00
10.10
10.15
1. Mengkaji karakteristik nyeri
2. Mengajarkan teknik relaksasi
dengan napas dalam
3. Memberikan HE kepada klien
tentang penyebab nyeri yaitu luka
10.30 operasi
4. Mengkolaborasikan dengan dokter
tentang pemberian obat analgesik
E. Evaluasi
1 Tanggal Jam Catatan Perkembangan
1 1-05/05 12.00 S :
- Klien masih mengatakan
seperti melihat asap
O:
- Klien nampak meraba-raba
bila berjalan
- Pupil nampak berwarna
abu-abu
A :
- Masalah belum teratasi
P :
- Intervensi 1-4 dilanjutkan
2 1-05/05 12.30 S :
- Klien masih mengatakan
penglihatannya kadang-kadang silau
pada siang hari
O:
- Klien masih nampak
menabrak benda di depannya
A :
- Masalah belum teratasi
P :
- Intervensi 1 – 4 dilanjutkan
3 1-05/05 13.00 S :
- Klien mengatakan tidak lagi
malu bertemu dengan orang lain
DO:
- Klien melakukan kontak
mata dengan perawat dan orang lain
- Klien tidak menyendiri lagi
A:
- Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi untuk diagnosa
lain
4 1-05/05 13.10 S :
- Klien mengatakan masih
bingung tentang penyakitnya
- Klien masih bertanya
tentang proses operasi dan keadaan
setelah operasi
DO:
- Klien masih nampak takut
- Klien masih nampak gelisah
A :
- Masalah belum teratasi
P :
Intervensi 1 – 5 dilanjutkan
5 1-05/05 14.00 S :
- Klien mengatakan masih
nyeri pada daerah mata
DO :
- Ekspresi wajah masih
nampak meringis
- Klien masih nampak lemah
A :
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi 1 – 4 dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan pada lensa)
yang secara perlahan-lahan atau berangsur penglihatan lenjadi
kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak
diklasifikasikan berdasarkan usia ada 3 yaitu; katarak kongenital,
katarak atarak juvenil, dan katarak generatif.
Penyebab yang bisa terjadi pada penyakit katarak adalah:
umumnya disebabkan oleh usia lanjut, faktor genetik, gangguan
perkembangan, keracunan sistemik dan metabolik, dan traumatik
Dan gejala yang timbul antara lain: penurunan ketajaman
penglihatan, penglihatan menjadi redup atau kabur, pupil mata
nampak kekuningan, abu-abu atau putih, terjadi secara bertahap
dan sejalan dengan memburuknya katarak
B. Saran
Diharapkan kepada penderita atau terserang gejala penyakit
katarak agar segera melaporkan ke dokter atau puskesmas terdekat
karena penyakit ini merupakan suatu inflamasi yang
membahayakan pada penglihatan dan juga dapat menyebabkan
kebutaan.
DAFTAR PUSTAKA
Baughan, Daniel G. 2000. Oftalmologi umum. Jakarta: Widya Medika
Gibson J, M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Moderen Untuk perawat.
Jakarta: EGC
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB I TINJAUAN TEORITIS........................................................................ 2
A. Pengertian....................................................................................... 2
B. Klasifikasi katarak.......................................................................... 2
C. Etiologi........................................................................................... 2
D. Patofisiologi.................................................................................... 2
E. Manifestasi Klinik.......................................................................... 3
F. Penatalaksanaan.............................................................................. 3
G. Perawatan setelah bedah................................................................. 4
H. Dampak katarak Terhadap penyimpangan KDM........................... 5
BAB II TINJAUAN KASUS............................................................................ 6
A. Pengkajian ........................................................... 6
B. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 14
C. Rencana Keperawatan ........................................................... 16
D. Implementasi ........................................................... 22
E. Evaluasi ........................................................... 24
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 26
A. Kesimpulan .................................................................................... 26
B. Saran............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puja dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah sederhana
yang berjudul "ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
PENGLIHATAN DENGAN KATARAK" ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktu yang kami rencanakan, untuk memenuhi tugas yang diberikan
dosen pembawa materi.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya maka
dari itu kami meminta dengan hormat kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Dosen pembimbing dan berbagai pihak yang telah
banyak membantu kami secara material maupun spiritual atas
penyusunan makalah ini.
Palopo, Mei 2005
PENYUSUN
Tugas : KMB IIIDosen : Anshar Rante, SKp, Ners
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
PENGLIHATAN DENGAN KATARAK
DISUSUN OLEH:
RISMARISDA RASYIDRISMA ILYASRISNA CACONGROSNAHROSITASAHERIA
AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU
2005