askep katarak.doc

36
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.W DENGAN PRE OP KATARAK DI SUSUN OLEH: BAYU NURWANTORO A01001334 PRODI DIII KEPERAWATAN

Upload: edyewicac

Post on 20-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP KATARAK.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.W

DENGAN PRE OP KATARAK

DI SUSUN OLEH:

BAYU NURWANTORO

A01001334

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2012

Page 2: ASKEP KATARAK.doc

A. Konsep Katarak

1. Pengertian

Katarak adalah : kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur-angsur, penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara

2. Etiologi

Ketuaan, biasanya dijumpai katarak senilis.

Trauma, terjadi karena pukulan benda tumpul /tajam terpapar oleh

sinar X atau benda-benda radioaktif.

Penyakit mata seperti Uveitis

Penyakit sistemik seperti DM.

Defek congenital.

3. Fisiologi Lensa Mata

Fungsi lensa mata memfokuskan sinar pada retina. Pada saat itu kekuatan refraksi lensa berubah sesuai dengan kebutuhan sehingga sinar dapat difokuskan pada retina. Perubahan kekuatan retraksi disebut akomodasi.

2 (dua) faktor yang menentukan dalam akomodasi yaitu:

a. Kemampuan lensa untuk berubah bentuk (menjadi lebih cembung)

b. Kekuatan dari muskulus siliaris.

Bila muskulus siliaris relaks, zonula zinn menjadi tegang, diameter antara posterior lensa menjadi lebih pendek dan kekuatan refraksi berkurang. Sebaliknya bila muskulus siliaris kontraksi maka ketegangan zonula zinn berkurang, sehingga bentuk lensa menjadi lebih cembung dan kekuatan refraksi bertambah.

4. Patofisiologi

Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran sesemi permeable. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga membentuk massa transparan ataubbintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak.

Page 3: ASKEP KATARAK.doc

Terjadinya penumpukan cairan / degenasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.

Page 4: ASKEP KATARAK.doc

Trauma Degeneratif Perubahan Kuman

Perubahan serabut Kompresi sentral (serat) Jumlah protein

Keruh Densitas Membentuk massa

Keruh

Katarak

Menghambat jalan cahaya

Penglihatan /Buta

- Gangguan sensori persepsi visual

- Risiko tinggi cidera fisik

Pembedahan

Pre Operasi

- Kecemasan

meningkat

- Kurang

pengetahuan

Post Operasi

- Gangguan rasa

nyaman (nyeri)

- Resiko tinggi

terjadinya infeksi

- Resiko tinggi

terjadinya injuri :

Peningkatan TIO.

Perdarahan

Page 5: ASKEP KATARAK.doc

5. Pembagian katarak

1) Katarak Congenital

Pada umumnya bilateral. Banyak disebabkan oleh virus rubella pada trimester I kehamilan bila pada pemeriksaan positif rubella, maka operasi sebaiknya ditunda sampai umur 2 tahun karena virus masih aktif di dalam lensa. Kalau di operasi akan terjadi endoftalmitis dan mata akan menjadi rusak. Bila kekeruhan bilateral segera lakukan operasi satu mata dulu kurang dari 6 bulan untuk membentuk visus normal. Sedangkan mata satunya dapat dioperasi setelah umur 2 tahun.

2) Katarak Jevenil

Katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir. Katarak ini termasuk ke dalam development cataract, yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat – serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut soft cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu kejadian penyakit keturunan lain.

3) Katarak Senil

Katarak senile ada hubungannya dengan pertambahan umur dan berkaitan dengan proses ketuaan yang terjadi di dalam lensa. Perubahan yang tampak adalah bertambah tebalnya nucleus dengan berkembangnya lapisan kortek lensa.

Secara klinik / proses ketuaan lensa sudah tampak pada pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat terjadinya skelerosa lensa yang timbul pada decade 4 yang dimanifestasi dalam bentuk presbiopia.

a. Katarak insipien

Katarak yang tidak seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dengan dasar perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di korteks nterior atau posterior. Kekeruhan ini pada permulaan hanya tampak bila pupil dilebarkan.

Pada stadium ini terdapat keluhan polidiopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan tes bayangan iris (shadow test) akan negatif.

b. Katarak imatur

Pada stadium yang lebih lanjut maka akan terjadi kekeruhan yang lebih tebal. Tetapi tidak atau belum mengenal seluruh lensa

Page 6: ASKEP KATARAK.doc

sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa. Pada stadium ini terjadi hydras korteks yang mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi myopia. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata depan dan sudut bilik mata depan akan lebih sempit.

Pada stadium ini akan mudah terjadi glaucoma sebagai penyulit. Stadium imatur dimana terjadi kecembungan lensa akibat menyerap air disebut stadium intumesen. Shadow test pada keadaan ini positif.

c. Katarak matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul. Lensa kehilangan cairan sehingga mengkerut lagi dan kamera okuli anterior menjadi normal kembali. Kekeruhan lensa sudah menyeluruh warna putih keabu-abuan. Pada pemeriksaan iris shadow negatif dan fundus refleks negatif.

Pada stadium ini saat yang baik untuk operasi dengan tehnik intra kapsuler (Tehnik Lama).

d. Katarak hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.

Dapat terjadi 2 kemungkinan :

Lensa menjadi kehilangan cairannya terus sehingga

mengkerut dan menipis disebut SHRUNKEN KATARAK.

Korteks lensa melunak dan mencair, sedangkan nucleus tidak

mengalami perubahan, akibatnya nucleus jatuh disebut

MORGANIAN KATARAK. Operasi pada saat ini kurang

menguntungkan karena lebih mudah terjadi komplikasi.

Katarak senile :

o Paling sering dijumpai

o Biasanya umur lebih dari 50 tahun, tapi kadang-kadang mulai

Page 7: ASKEP KATARAK.doc

umur 40 tahun

o Hampir selalu mengenai kedua mata dengan stadium yang

berbeda. Kekeruhan dapat dimulai dari perifer kortek atau sekitar

nucleus.

o Gejala utama adalah penglihatan makin lama makin kabur. Sejak

mulainya terjadi kekeruhan sampai matur dibutuhkan waktu

beberapa tahun.

o Reaksi pupil terhadap cahaya normal.

6. PEMERIKSAAN

1) Visus menurun bergantung pada :

2) Tak ada tanda-tanda radang (hyperemia tak ada)

3) Iluminasi oblik tampak kekeruhan yang keabu-abuan atau putih

dengan bayangan hitam disebut iris shadow.

4) Pemeriksaan dengan optalmoskop tampak warna hitam diatas dasar

orange disebut fundus reflek.

5) Pada katarak yang lebih lanjut, kekeruhan bertambah sehingga iris

shadow menghilang dan fundus reflek menjadi hitam saja (negatif).

7. PENGOBATAN KATARAK

Apabila penderita masih dapat dikoreksi kacamata, maka diberikan dahulu kacamata. Akan tetapi ukuran kacamata penderita biasanya sangat mudah / cepat berubah. Pengobatan yang paling baik dan tepat saat ini adalah operasi.

Indikasi operasi yaitu :

1) Visus yang menurun yang tak dapat dikoreksi dengan kacamata dan

mengganggu aktifitas.

2) Dahulu penderita dioperasi bila visusnya 1/300 s/d tak terhingga

(LP+).

Akan tetapi dengan kemajuan tehnologi saat ini katarak dapat dioperasi pada stadium apapun, bila penderita sudah terganggu aktivitasnya.

Page 8: ASKEP KATARAK.doc

Macam operasi :

1) Intra Capsular :

Intra catarax extraction (ICCE) mengeluarkan lensa secara utuh.

2) Ekstra Capsular :

Extra capsular catarax extraction (ECCE) : mengeluarkan lensa dengan merobek kapsul bagian anterior dan meninggalkan kapsul bagian posterior.

Pada saat ini dimana kemajuan tehnologi yang sudah tinggi, tehnik ECCE lebih disukai karena komplikasinya lebih kecil dan dapat disertai pemasangan lensa implant intra okuler (IOL = intra okuler lens). Sehingga hasil setelah operasi menjadi lebih baik.

Afakia :

o Mata yang lensanya tidak ada (dioperasi atau sebab lain).

o Visus 1/60

o Menjadi hipermetrop (kira-kira + 10.00 D)

o Kehilangan daya akomodasi

o Untuk membaca memerlukan tambahan + 3.00 D

Pseudofkia :

Mata yang lensanya sudah diambil dan dipasang IOL

Visus lebih baik, bisa sampai 6/6

Kehilangan daya akomodasi

Untuk membaca memerlukan tambahan + 3.00 D

Evaluasi sesudah operasi katarak :

Hari 1 sesudah operasi harus sudah dievaluasi yaitu :

1) Perdarahan dibilik mata depan (hifema).

2) Kamera okuli anterior jernih/keruh :

Bila mata depan keruh (flare/sel positif)

o Bilik mata depan keruh (flare /sel positif)

Page 9: ASKEP KATARAK.doc

o Mungkin sampai terjadi pengendapan pus di bilik mata depan

(hipopion).

o Iris miossi disertai sinekia postrior

3) Perhatikan pupil miosis/midriasis/normal :

o Miosis : biasanya dipergunakan miotikum pada waktu operasi

sehingga hari berikutnya pupil menjadi miosis. Miosis ini dapat

terjadi bila terjadi uveitis anterior, dan biasanya disertai adanya

sinekia posterior.

o Midirasis : dapat terjadi bila ada peningkatan tekanan intra okuler

(glaucoma)

o Pupil tidak bulat : terjadi bila pada waktu operasi terjadi

korpukasi (korpus viterius keluar).

PENGOBATAN SESUDAH OPERASI KATARAK :

Setelah operasi dapat diberi :

o Kacamata, diberikan bila tanda-tanda iritasi sudah hilang (kurang

lebih sesudah 1,5 bulan post op), sudah tidak ada perubahan refraksi

(3 x refraksi tiap minggu).

o Lensa Kontak :

Penglihatan lebih baik daripada kacamata, dan dipakai pada operasi katarak unilateral (satu mata).

o Inolan Lensa Intra Okuli (IOL) :

- Implan ini memasukkan ke dalam mata pada saat operasi,

menggantikan lensa yang diambil (ECCE).

- Letaknya permanen

- Tidak memerlukan perawatan.

- Visus lebih baik daripada kacamata / lensa kontak.

Kerugian :

o Merupakan benda asing, kemungkinan bereaksi / ditolak oleh tubuh.

o Tehnik operasi lebih sukar/canggih.

Page 10: ASKEP KATARAK.doc

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

8. PENGKAJIAN PRC OPERATIF

Subyektif : keluhan penglihatan

o Kabur secara total

o Hanya melihat baik pada tempat yang redup

o Hanya dapat melihat rangsangan cahaya saja

o Ganda / majemuk pada satu mata.

Indikator verbal dan non verbal dari ansietas.

Pemahaman tentang pembedahan katarak termasuk :

o Sifat prosedur

o Resiko dan keuntungan

o Obat anestesi

o Pilihan untuk rehabilitasi visual setelah pembedahan, seperti implan

lensa intraokuler, kontak lensa dan kacamata katarak (kacamata

afakia).

Jumlah informasi yang dicari klien.

Obyektif :

o Tidak terdapat tanda-tanda peradangan kecuali pada katarak

komplikata yang penyakit intra okulernya masih aktif.

o Pada pemeriksaan penyinaran lensa tampak kelabu atau kekeruhan

yang memutih.

o Pada pemeriksaan optalmoskop pada jarak tertentu didapatkan

kekeruhan yang berwarna hitam dengan latar belakang berwarna

merah.

o Pada pemeriksaan refraksi meningkat. Pada penderita yang tadinya

menderita presbiopia kemudian menderita katarak, pada stadium awal

dapat membaca tanpa menggunakan kacamata baca.

o Observasi terjadinya tanda-tanda glaucoma karena komplikasi

katarak, tersering adalah glaucoma seperti adanya rasa nyeri karena

peningkatan TIO, kelainan lapang pandang.

Page 11: ASKEP KATARAK.doc

9. PENGKAJIAN POST OPERASI

a. Data Subyektif

Nyeri

Mual

Diaporesis

Riwayat jatuh sebelumnya

Sistem pendukung, lingkungan rumah.

b. Data Obyektif

Perubahan tanda-tanda vital

Respon yang lazim terhadap nyeri.

Tanda-tanda infeksi

1) Kemerahan

2) Oedema

3) Infeksi kojunctiva (pembuluh darah konjunctiva menonjol).

4) Drainase pada kelopak mata dan bulu mata.

5) Zat purulen

6) Peningkatan suhu

7) Nilai lab; peningkatan leukosit, perubahan leukosit, hasil

pemeriksaan kultur sensitifitas abnormal.

Ketajaman penglihatan masing-masing mata

Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap informasi

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. PRE OPERATIF

1) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan

dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.

Tujuan : gangguan persepsi sensori teratasi.

Kriteria hasil :

o Dengan penglihatan yang terbatas klien mampu melihat

lingkungan semaksimal mungkin.

o Mengenal perubahan stimulus yang positif dan negatif

o Mengidentifikasi kebiasaan lingkungan.

Page 12: ASKEP KATARAK.doc

INTERVENSI RASIONAL

1. Orientasikan pasien

terhadap lingkungan

aktifitas.

2. Bedakan kemampuan

lapang pandang diantara

kedua mata

3. Observasi tanda

disorientasi dengan tetap

berada di sisi pasien.

4. Dorong klien untuk

melakukan aktivitas

sederhana seperti

menonton TV, radio, dll

5. Anjurkan pasien

menggunakan kacamata

katarak, cegah lapang

pandang perifer dan catat

terjadinya bintik buta.

6. Posisi pintu harus tertutup

terbuka, jauhkan

rintangan.

Memperkenalkan pada

pasien tentang lingkungan

dam aktifitas sehingga dapat

meninggalkan stimulus

penglihatan.

Menentukan kemampuan

lapang pandang tiap mata

Mengurangi ketakutan

pasien dan meningkatkan

stimulus.

Meningkatkan input sensori,

dan mempertahankan

perasaan normal, tanpa

meningkatkan stress.

Menurunkan penglihatan

perifer dan gerakan.

Menurunkan penglihatan

perifer dan gerakan.

2) Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan

kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.

Tujuan : kecemasan teratasi

Kriteria hasil :

Page 13: ASKEP KATARAK.doc

Mengungkapkan kekhawatirannya dan ketakutan mengenai pembedahan yang akan dijalani.

Mengungkapkan pemahaman tindakan rutin perioperasi dan perawatan.

INTERVENSI RASIONAL

Page 14: ASKEP KATARAK.doc

1. Ciptakan lingkungan yang

tenang dan relaks, berikan

dorongan untuk

verbalisasi dan

mendengarkan dengan

penuh perhatian.

2. Yakinkan klien bahwa

ansietas mempunyai

respon normal dan

diperkirakan terjadi pada

pembedahan katarak yang

akan dijalani.

3. Tunjukkan

kesalahpahaman yang

diekspresikan klien,

berikan informasi yang

akurat.

4. Sajikan informasi

menggunakan metode dan

media instruksional.

5. Jelaskan kepada klien

aktivitas premedikasi yang

diperlukan.

6. Diskusikan tindakan

keperawatan pra operatif

yang diharapkan.

7. Berikan informasi tentang

aktivitas penglihatan dan

suara yang berkaitan

Membantu

mengidentifikasi sumber

ansietas.

Meningkatkan keyakinan

klien

Meningkatkan keyakinan

klien

Meningkatkan proses

belajar dan informasi

tertulis mempunyai sumber

rujukan setelah pulang.

Pengetahuan yang

meningkat akan menambah

kooperatif klien dan

menurunkan kecemasan.

S d a

Menjelaskan pilihan

memungkinkan klien

membuat keputusan secara

Page 15: ASKEP KATARAK.doc
Page 16: ASKEP KATARAK.doc

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. W DENGAN PRE OP KATARAK

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BANGSAL BAROKAH

A. Pengkajian

Tanggal masuk : Senin, 16 Januari 2011 07.00 WIB

Tanggal pengkajian : Selasa, 17 Januari 2011 07.00 WIB

Ruang : Barokah

Pengkaji : Bayu Nurwantoro

Data Obyektif

Identitas Klien

Nama : Tn.W

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : laki - laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Status perkawinan : Menikah

Suku Bangsa : Jawa Indonesia

Alamat : Karanggedang, Sruweng

No. RM : 23456

Dx. Medis : Katarak

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. W

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pedagang

Suku bangsa : Jawa Indonesia

Page 17: ASKEP KATARAK.doc

Alamat : Jabres, Sruweng

Hubungan dengan klien : Anak kandung

Keluhan utama

Pandangan kabur

Riwayat kesehatan sekarang

Pada tanggal 16 Januari 2012 pukul 07.00 wib, pasien masuk dari poli mata ke

bangsal barokah, rencana dilakukan akan operasi pada selasa pukul 14.00wib. Pada

saat dikaji pasien mengeluh pandangannya kabur, sulit untuk melihat, silau jika

melihat cahaya terang, lensa mata tampak keruh. TD: 130/90mmHg, N: 84x/m, RR:

20x/m, S:36,70C

Riwayat kesehatan dahulu

Tn.W pernah mengalami hipertensi sebelumnya .

Riwayat kesehatan keluarga

Tn.W mengatakan bahwa keluarganya belum pernah ada yang mengalami penyakit

seperti ini. Ada riwayat hipertensi pada ayahnya.

Pola pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Herderson

1. Pola bernafas dengan normal

Sebelum sakit : Pasien bernafas dengan normal

Saat dikaji : Pasien bernafas dengan normal, RR: 20x/m, tidak menggunakan

alat bantu pernafasan

2. Pola nutrisi

Sebelum sakit : Makan 3-4 x / hari jenis : nasi, lauk pauk dan sayur

Minum 8 gelas / hari kadang – kadang minum kopi juga

Saat dikaji : Pasien makan diit dari RS dan habis, minum air putih 6 gelas

3. Pola eliminasi

Sebelum sakit : BAK dan BAB lancer tidak ada keluhan. BAB 1 x / hari warna

kuning konsistensi lembek berbau khas, BAK 4-5 x / hari warna

Page 18: ASKEP KATARAK.doc

kuning kejernihan berbau khas

Saat dikaji : pasien BAB 1X sehari konsistensi padat, warna kuning, bau

khas dan BAK 4X sehari, warna kuning, bau khas

4. Pola gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : Aktivitas tidak ada keluhan sebelumnya

Saat dikaji : Aktivitas hanya ditempat tidur

5. Pola istirahat

Sebelum sakit : Istirahat tidur cukup 7-8 jam

Saat dikaji : pasien tadi malam tidur jam 23.00 – 04.00 dan tidak bisa tidur

lagi karena suwasana RS yang berisik`

6. Berhias dan berpakaian

Sebelum sakit : pasien dapat berpakaian secara mandiri

Saat dikaji : pasien dapat memakai pakaian sendiri

7. Mempertahankan temperature

Sebelum sakit : kalau di rumah pasien biasa memakai kaos dan celana kolor saat

udara panas dan memakai selimut bila udara dingin

Saat dikaji : pasien memakai kaos dan selimut, suhu 36,7oC

8. Kebutuhan personal Hiegiene

Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi dan sikat gigi dilakukan mandiri

dan menyamponya 2 hari sekali

Saat dikaji : Pasien mengatakan pasien sudah mandi dan dibantu keluarga

9. Rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : pasien mengatakan rasa aman dan nyaman jika dirumah

Saat dikaji : pasien mengatakan merasa gelisah dan tidak betah di RS,

merasa cemas akan dilakukan tindakan operasi

10. Komunikasi

Sebelum sakit : pasien dapat komunikasi dengan lancer dengan keluarganya

dengan bahasa jawa dan bahasa Indonesia

Saat dikaji : pasien bertanya tanya tentang penyakitnya karena dia belum

tahu banyak tentang penyakit dan proses operasi yang akan

dijalani

Page 19: ASKEP KATARAK.doc

11. Spiritual

Sebelum sakit : pasien mengatakan menjalankan shalat 5 waktu

Saat dikaji : pasien mengatakan tetap menjalankan salat 5 waktu, berdoa saat

akan dilakukan operasi

12. Bekerja

Sebelum sakit : pasien bekerja pagi dan sore menarik becak

Saat dikaji : pasien hanya berbaring di tempat tidur

13. Rekreasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan sesekali pergi ke tempat bermain anak-anak

Saat dikaji : pasien hanya bercanda dengan keluarganya

14. Belajar

Sebelum sakit : pasien mengatakan belum tahu tentang penyakitnya

Saat dikaji : pasien sering menanyakan tentang keadaan penyakitnya

B. Data obyektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Metis

GCS

Motorik : 6

Verbal : 5

Eyes : 4

Nilai GCS : 15

TD : 130 / 80 mmHg

N : 84 x / menit

S : 36,7 0C

RR : 20 x / menit

Pemerikasaan fisik

1. Kepala : Tekstur halus, rambut bersih, kulit kepala bersih

tidak

ada lesi

2. Mata : sklera unikterik, konjungtiva unanemis, pupil isokor,

lensa tampak keruh

Page 20: ASKEP KATARAK.doc

3. Hidung : Tidak ada benjolan, hidung tampak bersih

4. Mulut : Bibir lembab, lidah bersih, tidak ada karies gigi

5. Telinga : Tidak ada serumen, tidak ada benjolan, tidak ada alat

bantu pendengaran

6. Dada

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi dan benjolan

Perkusi : Sonor

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan, pernafasan baik

7. Abdomen

Inspeksi : Perut datar

Auskultasi : peristaltik 10x/m

Perkusi : timpani

Palpasi : Perut tidak ada nyeri tekan

8. Ekstermitas : Kekuatan baik dapat melawan gravitasi, CRT 2detik,

akral hangat, tidak sianosis, tidak ada lesi

9. Kulit : Kering,turgor baik

10. Genetalia : tidak dipasang DC

Pemeriksaan penunjang:

1) Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

Hb 12,5 gr/dL 12-16

Leukosit 12,0 ribu 5-10

Gol Darah A

CT 5 menit

BT 3 menit

GDS 153 mg/dL 60-200

2) EKG : sinus rhitm

3) Status opthalmologis

Visus, proyeksi sinar/warna, TIO, lapang pandang

Page 21: ASKEP KATARAK.doc

Terapi

a) Asam Mefanat 3 x 1 500 mg

b) Cefotaksin 2 x 1 500 mg

c) Dexametason 3 x 1 0,5 mg

d) Kalnex 3 x 1 250 mg

C.ANALISA DATA

Hari/tgl/jam Data Etiologi Problem

Selasa 17

januari

07.00 wib

Ds:

pasien mengeluh pandangannya kabur, sulit untuk melihat, silau jika melihat cahaya terang

Do:

lensa mata tampak keruh. TD: 130/90mmHg, N: 84x/m, RR: 20x/m, S:36,70C

Penurunan ketajaman

penglihatan

Gangguan persepsi sensori:

penglihatan

Selasa 17

januari

2012

07.00 wib

Ds:

pasien mengatakan merasa gelisah dan tidak betah di RS, merasa cemas akan dilakukan tindakan operasi

Do:

Pasien tampak cemas dan berdoa

Krisis situasi Ansietas

Selasa 17

januari

2012

07.00 wib

Ds:

pasien bertanya tanya tentang penyakitnya karena dia belum tahu banyak tentang penyakit

Kurangnya informasi

Kurangnya pengetahuan

Page 22: ASKEP KATARAK.doc

dan proses operasi yang akan dijalani

Do:-

D. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori: penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan

2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

C. Analisa data

Hari/tgl/jam No.Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasionalisasi

Selasa 17 Januari 2012 pukul 07.00wib

1 Setelah dilakukan tindakan selama proses keperawatan diharapkan masalah gangguan persepsi sensori dapat teratasi dengan kriteria hasil:a. Pasien

mampu mengenal masalah sensori penglihatannya

b. Mampu melakukan aktivitas tanpa bantuan

1. Monitor KU dan TTV

2. Ukur visus pasien

3. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, tenaga kesehatan yang bertugas serta tindakan yang akan dilakukan

4. Lindungi pasien dari kemungkinan cedera

Memonitor kondisi pasien karena KU dan TTV menunjukkan kondisis kesehatan pasien

Mengatahui tingkat ketajaman penglihatan pasien

Agar pasien mampu mengenali lingkungannya dan memperlancar tindakan yang akan dilakukan

Page 23: ASKEP KATARAK.doc

Pasien katarak mengalami penurunan ketajaman penglihatan sehingga sulit untuk mengenanli lingkunanya dan mengontrol bahaya

Selasa 17 Januari 2012 pukul 07.00wib

2 Setelah dilakukan tindakan selama proses keperawatan diharapkan masalah ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil:a. Pasien tenangb. TTV dalam

batas normal

1. Monitor TTV

2. Monitor tingkat kecemasan

Ajarkan teknik distraksi relaksasi nafas dalam

Perubahan TTV menunjukkan kecemasanMengetahui tingkat kecemasan sehingga dapat memilih alternatif cara penurunan tingkat kecemasanMengurangi kecemasan dan memberikan rasa nyaman

Selasa 17 Januari 2012 pukul 07.00wib

3 Setelah dilakukan tindakan selama proses keperawatan diharapkan masalah kurang informasi dapat teratasi dengan kriteria hasil:a. Pasien

memahami tentang penyakitnya

b. Pasien mendapatkan

1. Dengarkan dengan saksama tentang informasi yang belum dipahamim oleh pasien

2. Berikan informasi yang lengkap tentang tindakan yang akan dilakukan

Mampu mengetahui informasi yang belum didapat oleh pasien

Pasien mendapatkan informasi yang jelas dan lengkapPasien memahami tentang

Page 24: ASKEP KATARAK.doc

informasi Berikan pendidikan kesehatan tentang tindakan opersi yang kana dilakukan

tindakan yang akan dilakukan kpedanya

Implementasi Keperawatan

Hari/Tgl/Jam No. DX

Implementasi Respon TTD

Selasa, 17 Januari 2012 pukul 07.10

1 1. Memonitor KU dan TTV

2. Mengukur visus pasien

3. Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan, tenaga kesehatan yang bertugas serta tindakan yang akan dilakukan

4. Menuntun pasien saat akan melakukan aktivitas

KU baik, TD: 130/90mmHg, N: 84x/m, RR: 20x/m, S: 36,70C

6/15

Pasien memahami

Pasien kooperatif

Selasa, 17 Januari 2012 pukul 07.15 wib

21. Memonitor tingkat

kecemasan2. Ajarkan teknik

nafas dalam

Pasien sedikit tenang

Pasien kooperatif

Page 25: ASKEP KATARAK.doc

Selasa, 17 Januari 2012 pukul 07.30 wib

3 1. Mendengarkan dengan saksama tentang informasi yang belum dipahamim oleh pasien

2. Memberikan informasi yang lengkap tentang tindakan yang akan dilakukan

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tindakan opersi yang kana dilakukan

Pasien mengungkapakan keluhan yang dialami dan bertanya tentang tindakan yang akan dijalani

Pasien memahami

Pasien kooperatif

. Evaluasi Keperawatan

Tanggal/ jam

Dx Keperawatan Evaluasi

Selasa 17 Januari 2012 pukul 11.00 wib

Gangguan persepsi sensori: penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan

S:Pasien mengatakan pandangannya masih belum jelas tetapi sudah mengenal lingkunganO:lensa mata tampak keruh. TD: 120/90mmHg, N: 84x/m, RR: 20x/m, S:36,70C, visus 6/15A: Masalah belum teratasiP:Lanjutkan intervensi

Selasa 17 Januari 2012 pukul 11.10 wib

Ansietas berhubungan dengan krisis situasi

S:Pasien mengatakan merasa sedikit tenangO:Pasien tampak tenang, TD: 120/90mmHg, N: 84x/m, RR: 20x/m, S:36,70CA:Masalah teratasiP:Ajak pasien berdoa untuk menenangkan

Selasa 17 Januari 2012 pukul 11.30 wib

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

S:Pasien mengatakan sudah memahami tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan kepadanyaO:Pasien mampu menjawab pertanyaan yang

Page 26: ASKEP KATARAK.doc

diajukan perawat saat evaluasi tentang penkes yang dulakukanA:Masalah teratasiP:Pertahankan intervensi