askep hiv

13
Diagnosa, Intervensi dan Rasional Tindakan Keperawatan. Diagnosa, intervensi dan rasional tindakan keperawatan (Doenges, 1999) adalah : 1. Diagnosis Keperawatan : nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan ditandai dengan keluhan nyeri, perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan gelisah. 2. Hasil yang diharapkan : keluhan hilang, menunjukkan ekspresi wajah rileks,dapat tidur atau beristirahat secara adekuat. 3. Intervensi keperawatan : - Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, frekuensi dan waktu. Tandai gejala nonverbal misalnya gelisah, takikardia, meringis. Rasional : Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan komplikasi.

Upload: andika-barcelona

Post on 12-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HIV/AIDS

TRANSCRIPT

Diagnosa, Intervensi dan Rasional Tindakan

Keperawatan.

Diagnosa, intervensi dan rasional tindakan keperawatan

(Doenges, 1999) adalah :

1. Diagnosis Keperawatan : nyeri berhubungan dengan inflamasi/

kerusakan jaringan ditandai dengan keluhan nyeri, perubahan

denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan gelisah.

2. Hasil yang diharapkan : keluhan hilang, menunjukkan

ekspresi wajah rileks,dapat tidur atau beristirahat secara

adekuat.

3. Intervensi keperawatan :

- Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, frekuensi

dan waktu. Tandai gejala nonverbal misalnya gelisah,

takikardia, meringis.

Rasional : Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan

juga tanda-tanda perkembangan komplikasi.

- Instruksikan pasien untuk menggunakan visualisasi atau

imajinasi, relaksasi progresif, teknik nafas dalam.

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat.

- Dorong pengungkapan perasaan

Rasional : Dapat mengurangi ansietas dan rasa sakit,

sehingga persepsi akan intensitas rasa sakit.

- Berikan analgesik atau antipiretik narkotik. Gunakan ADP

(analgesic yang dikontrol pasien) untuk memberikan

analgesia 24 jam.

Rasional : M,emberikan penurunan nyeri/tidak nyaman,

mengurangi demam. Obat yang dikontrol pasien berdasar

waktu 24 jam dapat mempertahankan kadar analgesia darah

tetap stabil, mencegah kekurangan atau kelebihan obat-

obatan.

- Lakukan tindakan paliatif misal pengubahan posisi, masase,

rentang gerak pada sendi yang sakit.

Rasional : Meningkatkan relaksasi atau menurunkan

tegangan otot.

2.      Diagnosis keperawatan : perubahan nutrisi yang kurang

dari kebutuhan tubuh dihubungkan dengan gangguan intestinal

ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan nafsu makan,

kejang perut, bising usus hiperaktif, keengganan untuk makan,

peradangan rongga bukal.

Hasil yang harapkan : mempertahankan berat badan atau

memperlihatkan peningkatan berat badan yang mengacu pada

tujuan yang diinginkan, mendemostrasikan keseimbangan nitrogen

po;sitif, bebas dari tanda-tanda malnutrisi dan menunjukkan

perbaikan tingkat energy.

INTERIVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Kaji kemampuan untuk mengunyah,

perasakan dan menelan.

Lesi mulut, tenggorok dan

esophagus dapat menyebabkan

disfagia, penurunan

kemampuan pasien untuk

mengolah makanan dan

mengurangi keinginan untuk

makan.

Auskultasi bising usus Hopermotilitas saluran

intestinal umum terjadi dan

dihubungkan dengan muntah

dan diare, yang dapat

mempengaruhi pilihan diet atau

cara makan.

Rencanakan diet dengan orang

terdekat, jika memungkinakan

sarankan makanan dari rumah.

Sediakan makanan yang sedikit tapi

sering berupa makanan padat nutrisi,

tidak bersifat asam dan juga minuman

dengan pilihan yang disukai pasien.

Dorong konsumsi makanan berkalori

tinggi yang dapat merangsang nafsu

makan

Melibatkan orang terdekat

dalam rencana member

perasaan control lingkungan

dan mungkin meningkatkan

pemasukan. Memenuhi

kebutuhan akan makanan

nonistitusional mungkin juga

meningkatkan pemasukan.

Batasi makanan yang menyebabkan

mual atau muntah. Hindari

menghidangkan makanan yang panas

dan yang susah untuk ditelan

Rasa sakit pada mulut atau

ketakutan akan mengiritasi lesi

pada mulut mungkin akan

menyebabakan pasien enggan

untuk makan. Tindakan ini akan

berguna untuk meningkatakan

pemasukan makanan.

Tinjau ulang pemerikasaan

laboratorium, misal BUN, Glukosa,

fungsi hepar, elektrolit, protein, dan

albumin.

Mengindikasikan status nutrisi

dan fungsi organ, dan

mengidentifikasi kebutuhan

pengganti.

Berikan obat anti emetic misalnya

metoklopramid.

Mengurangi insiden muntah

dan meningkatkan fungsi

gaster

3.      Diagnosa keperawatan : resiko tinggi kekurangan volume

cairan berhubungan dengan diare berat

Hasil yang diharapkan : mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh

membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda-tanda vital

baik, keluaran urine adekuat secara pribadi.

INTERVESI KEPERAWATAN RASIONAL

Pantau pemasukan oral dan

pemasukan cairan sedikitnya

2.500 ml/hari.

Mempertahankan

keseimbangan cairan,

mengurangi rasa haus dan

melembabkan membrane

mukosa.

Buat cairan mudah diberikan

pada pasien; gunakan cairan

yang mudah ditoleransi oleh

pasien dan yang menggantikan

elektrolit yang dibutuhkan,

misalnya Gatorade.

Meningkatkan pemasukan

cairan tertentu mungkin terlalu

menimbulkan nyeri untuk

dikomsumsi karena lesi pada

mulut.

Kaji turgor kulit, membrane

mukosa dan rasa haus.

Indicator tidak langsung dari

status cairan.

Hilangakan makanan yang

potensial menyebabkan diare,

yakni yang pedas, berkadar

lemak tinggi, kacang, kubis,

susu. Mengatur kecepatan atau

konsentrasi makanan yang

diberikan berselang jika

dibutuhkan

Mungkin dapat mengurangi

diare

Nerikan obat-obatan anti diare

misalnya ddifenoksilat (lomotil),

loperamid Imodium, paregoric.

Menurunkan jumlah dan

keenceran feses, mungkin

mengurangi kejang usus dan

peristaltis.

4.      Diagnosa keperawatan : resiko tinggi pola nafas tidak efektif

berhubungan dengan proses infeksi dan ketidak seimbangan

muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan)

Hasil yang diharapkan : mempertahankan pola nafas efektif dan

tidak mengalami sesak nafas.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Auskultasi bunyi nafas, tandai

daerah paru yang mengalami

penurunan, atau kehilangan

ventilasi, dan munculnya bunyi

adventisius. Misalnya krekels,

mengi, ronki.

Memperkirakan adanya

perkembangan komplikasi

atau infeksi pernafasan,

misalnya pneumoni,

Catat kecepatan pernafasan,

sianosis, peningkatan kerja

pernafasan dan munculnya

dispnea, ansietas

Takipnea, sianosis, tidak

dapat beristirahat, dan

peningkatan nafas,

menuncukkan kesulitan

pernafasan dan adanya

kebutuhan untuk

meningkatkan pengawasan

atau intervensi medis

Tinggikan kepala tempat tidur.

Usahakan pasien untuk berbalik,

batuk, menarik nafas sesuai

kebutuhan.

Meningkatkan fungsi

pernafasan yang optimal dan

mengurangi aspirasi atau

infeksi yang ditimbulkan

karena atelektasis.

Berikan tambahan O2 Yng Mempertahankan oksigenasi

dilembabkan melalui cara yang

sesuai misalnya kanula, masker,

inkubasi atau ventilasi mekanis

efektif untuk mencegah atau

memperbaiki krisis

pernafasan

5.      Diagnose keperawatan : Intoleransi aktovitas berhubungan

dengan penurunan produksi metabolisme ditandai dengan

kekurangan energy yang tidak berubah atau berlebihan,

ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas sehari-hari,

kelesuan, dan ketidakseimbangan kemampuan untuk

berkonsentrasi.

Hasil yang diharapkan : melaporkan peningkatan energy,

berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan dalam tingkat

kemampuannya.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Kaji pola tidur dan catat

perunahan dalam proses

berpikir atau berperilaku

Berbagai factor dapat

meningkatkan kelelahan,

termasuk kurang tidur, tekanan

emosi, dan efeksamping obat-

obatan

Rencanakan perawatan untuk

menyediakan fase istirahat. Atur

Periode istirahat yang sering

sangat yang dibutuhkan dalam

aktifitas pada waktu pasien

sangat berenergi

memperbaiki atau menghemat

energi. Perencanaan akan

membuat pasien menjadi aktif

saat energy lebih tinggi,

sehingga dapat memperbaiki

perasaan sehat dan control diri.

Dorong pasien untuk melakukan

apapun yang mungkin, misalnya

perawatan diri, duduk dikursi,

berjalan, pergi makan

Memungkinkan penghematan

energy, peningkatan stamina,

dan mengijinkan pasien untuk

lebih aktif tanpa menyebabkan

kepenatan dan rasa frustasi.

Pantau respon psikologis

terhadap aktifitas, misal

perubahan TD, frekuensi

pernafasan atau jantung

Toleransi bervariasi tergantung

pada status proses penyakit,

status nutrisi, keseimbangan

cairan, dan tipe penyakit.

Rujuk pada terapi fisik atau

okupasi

Latihan setiap hari terprogram

dan aktifitas yang membantu

pasien mempertahankan atau

meningkatkan kekuatan dan

tonus otot

DAFTAR PUSTAKA

Heri.”Asuhan Keperawatan HIV/AIDS”,(Online),

(http://mydocumentku.blogspot. com/2012/03/asuhan-keperawatan-

hivaids.html, diakses 20 Oktober 2012)

Istiqomah, Endah.”Asuhan Keperawatan pada Klien dengan

HIV/AIDS”,(Online) ,

(http://ndandahndutz.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatan-

pada-klien-dengan.html, diakses 20 Oktober 2012)

Mansjoer, Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta : Media

Sculapius

Marilyn , Doenges , dkk . 1999 . Rencana Asuhan Keperawatan

Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

Pasien . Jakarta : EGC

Price , Sylvia A dan Lorraine M.Wilson . 2005 . Patofissiologis

Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit . Jakarta : EGC

UGI.2012.”Diet Penyakit

HIV/AIDS”,(Online),(http://ugiuntukgiziindonesia.

blogspot.com/2012/05/diet-penyakit-hivaids.html, diakses 20

Oktober 2012)