askep hipertiroidisme

51
Perawat Muslim Semoga bisa bermanfaat bagi anda yang membaca blog ini Beranda Selasa, 29 November 2011

Upload: eka-sasmita

Post on 01-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hipertiroidsm

TRANSCRIPT

Page 1: askep hipertiroidisme

Perawat MuslimSemoga bisa bermanfaat bagi anda yang membaca blog ini Beranda

Selasa, 29 November 2011

Page 2: askep hipertiroidisme

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Hipotiroidisme

1.  DefinisiBerdasarkan kasus diatas, pasien mengalami Hipotiroidisme. Bila dilihat dari lokasi

timbulnya masalah, pasien mengalamiHipotiroidisme jenis sekunder.Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan

menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.Hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak cukup untuk memproduksi hormon tiroksin.

Hipotiroidisme   adalah penyakit pada manusia dan vertebrata akibat kurangnya produksi hormon tiroid yang dihasilkan kelenjar tiroid. Pada tahap awal hipotiroidisme tidak menimbulkan gejala, tetapi dengan seiring waktu hipotiroidisme menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti obesitas, nyeri sendi, infertilitas dan penyakit jantung. Umumnya hipotiroidisme cenderung terjadi pada wanita di atas 50 tahun.  

2. EtiologiHipotiroidisme mungkin disebabkan sejumlah faktor yang berbeda, termasuk :

Penyakit autoimun. Salah satu penyakit autoimun yang menyebabkan hipotiroidisme adalah tiroiditis Hashimoto. Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Para ilmuwan berpendapat virus dan bakteri menjadi pemicu respon autoimun, sementara yang lain percaya cacat genetik menjadi penyebab proses autoimun.

Pengobatan untuk hipertiroidisme. Dalam beberapa kasus orang yang sedang menjalani pengobatan hipertiroid untuk mengurangi dan menormalkan fungsi tiroid dapat mengakibatkan hipotiroidisme permanen.

Terapi radiasi. Radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker kepala dan leher dapat mempengaruhi kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan hipotiroidisme.

Operasi tiroid. pengangkatan semua atau sebagian kelenjar tiroid dapat mengurangi atau menghentikan produksi hormon tiroksin.

Obat tertentu. Sejumlah obat dapat berkontribusi terjadinya hipotiroidisme. Salah satu obat tersebut adalah lithium, yang digunakan untuk mengobati gangguan jiwa tertentu.

Selain faktor di atas, hipotiroidisme dapat terjadi karena salah satu dari faktor berikut yang sangat jarang terjadi :

Penyakit bawaan. Sekitar 1 dari 3.000 bayi di Amerika Serikat akan lahir dengan kelenjar tiroid rusak atau tidak ada kelenjar tiroid sama sekali. Hal itu disebabkan karena kelenjar tiroid tidak berkembang secara normal.

Gangguan hipofisis. Kegagalan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan TSH yang cukup dapat menyebabkan hipotiroidisme yang biasanya disebabkan karena tumor jinak dari kelenjar hipofisis.

Kehamilan . Beberapa wanita mengalami hipotiroidisme selama atau setelah kehamilan (hipotiroidismeisme pasca-melahirkan), disebabkan karena mereka sering

Page 3: askep hipertiroidisme

menghasilkan antibodi ke kelenjar tiroid mereka sendiri. Jika hipotiroidisme tidak diobati dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur dan preeclampsia.

Defisiensi yodium. Yodium sangat penting untuk produksi hormon tiroid. Di beberapa bagian dunia, defisiensi yodium adalah umum, tetapi penambahan yodium ke garam meja telah hampir menghilangkan.

3. PatofisiologiHipotiroidisme dapat terjadi akibat produksi hormon  tiroid tidak adekuat maka kelenjar

tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respons terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan  hormon sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan memepengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik yang dipengaruhi antara lain:1).Penurunan produksi asam  lambung (Aclorhidria)2).Penurunan  motilitas usus3).Penurunan detak jantung4).Gangguan fungsi neurologik5).Penurunan produksi panas, Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami atherosklerosis. Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti rongga pleura, cardiak dan abdominal sebagai tanda miksedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien mengalami anemi.

4. PatoflowTerlampir

5. KlasifikasiBergantung pada lokasi timbulnya masalah:

·      Primer, bila timbul akibat proses patologis yang merusak kelenjar tirod·      Sekunder, akibat defisiensi sekresi TSH hipofisis

Bergantung pada usia awitan hipotiroidisme:·      Hipotiroidisme dewasa atau misedema·      Hipotiroidisme juvenilis (timbulnya sesudah usia 1 sampai 2 tahun)·      Hipotiroidisme congenital, atau kreatinin disebabkan oleh kekurangan hormone

tiroid sebelum atau segera sesudah lahir

Add caption

Page 4: askep hipertiroidisme

6. Tanda dan Gejala1.     Nafsu makan berkurang

2.    Sembelit

3.    Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat

4.    Suara serak dan berbicara lambat

5.    Kelopak mata turun dan alis mata rontok

6.    Wajah bengkak

7.    Rambut tipis, kering, dan kasar

8.    Kulit kering, kasar, bersisik, dan menebal

9.    Denyut nadi lambat

10. Gerakan tubuh lamban

11.  Lemah, pusing, capek dan pucat

12. Sakit pada sendi atau otot

13. Tidak tahan terhadap dingin

14. Depresi

15. Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman

16. Keringat berkurang

3.7 Gambaran Klinis1.     Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat2.    Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema),dan

penurunan curah jantung3.    Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki4.    Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan

penyerapan zat gizi dari saluran pencernaan5.    Konstipasi6.    Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi7.    Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh

3.8  KomplikasiKoma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan)

semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi,

dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi

semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara

intravena.

Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan

sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yanglain

adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).

Page 5: askep hipertiroidisme

Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang

terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai

kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.

Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila

penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi,

radiasi, atau pembedahan.

3.9  Pemeriksaan LaboraturiumDari hasil tes darah, didapatkan kadar hormon tiroksin yang rendah, kadar TSH yang

tinggi yang menunjukkan kelenjar tiroid yang kurang aktif.v  Tes T4 Serum

   Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan teknik radioimmunoassay atau pengikatan kompetitif. Kisaran T4 dalam serum yang normal beraada di antara 4,5 dan 11,5 µg/dl (58,5 hingga 150 nmol/L). T4 terikat terutama dengan TBG dan prealbumin; T3 terikat lebih longgar. T4 normalnya terikat dengan protein. Setiap faktor yang mengubah kadar T4. Penyakit sistemik yang serius, obat-obatan (yaitu; kontrasepsi oral, steroid, fenitoin, salisilat) dan penipisan protein sebagai akibat dari nefrosis serta penggunaan hormone androgen dapat mempengaruhi ketepatan hasil test.

v  Tes T3 serumT3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau T3 total, dalam serum.

Sekresinya terjadi sebagai respons terhadap sekresi TSH dan T4. Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya meningkat atau menurun secara bersama-sama, namun kadar T4 tampaknya merupakan tanda yang akurat untuk menunjukkan adanya hipertiroidisme, yang menyebabkan kenaikan kadar T3. Batas-batas normal untuk T3 serum adalah 70 hingga 20mg/dl (1,15 hingga 3,10 nmol/L).

v  Tes T3 Ambilan ResinTes T3 Ambilan Resin merupakan pemeriksaan untuk mengukur secaara tidak langsung

kadar TBG tidak jenuh. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah hormon tiroid yang terikat dengan TBG dan jumlah tempat pengikatan yang ada. Pemeriksaan ini menghasilkan indeks jumlah hormone tiroid yang sudah ada dalam sirkulasi darah pasien. Normalnya, TBG tidak sepenuhnya jenuh dengan hormone tiroid, dan masih terdapat tempat-tempat kosong untuk mengikat T3 berlabel-radioiodium, yang ditambahkan ke dalam specimen darah pasien.  Nilai ambilan T3 yang normal adalah 25% hingga 35% (fraksi ambilan relatife: 0,25 hingga 0,35) yang menunjukkan bahwa kurang lebih dari sepertiga dari tempat yang ada pada TBG sudah ditempati oleh hormon tiroid. Jika jumlah tempat yang kosong rendah, seperti pada hipertiroidisme, maka ambilan T3 lebih besar dari 35% (0,35).

v  Tes TSH (Thyroid-Stimulating Hormone) TSH (Thyroid-Stimulating hormone) sekresi T3 dan T4 oleh kelenjar tiroid dikendalikan

hormon stimulasi-tiroid (TSH atau tirotropin) dari kelenjar hipofisis anterior. Pengukuran konsentrasi TSH serum sangat penting artinya dalam menegakkan diagnosis serta penatalaksanaan kelainan tiroid dan untuk membedakan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada kelenjar tiroid sendiri dengan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada hipofisis atau hipotalamus.

v  Tes Radioimmunoassay TSH

Page 6: askep hipertiroidisme

Kadar TSH dalam serum dapat diukur dengan pemeriksaan radioimmunoassay. Peningkatan kadar TSH terjadi pada penderita hipotiroidisme primer. Uji-kadar imunoradiometrik untuk TSH menggunakan antibody monoclonal berlabel merupakanpemeriksaan dengan spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi.

v  Tes Thyrotropin-Releasing HormoneTes stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan TSH di

hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T3 serta T4 tidak dapat dianalisa.v  Tes Tiroglobulin

Tiroglobulin yang merupakan prekusor untuk T3 dan T4 dapat diukur kadarnya dalam serum dengan hasil yang bisa diandalkan melalui radioimmunoassay. Faktor-faktor yang meningkatkan atau menurunkan aktivitas kelenjar tiroid dan sekresi T3 serta T4 memiliki efek yang serupa terhadap sintesis dan sekresi tiroglobulin. Kadar tiroglobulin meningkat pada karrsinoma tiroid, hipertiroidisme dan tiroiditis subakut.  Kadar tiroglobulin juga dapat meningkat pada keadaan fisiologik yang normal seperti kehamilan. Peningkatan dan penurunan kadarnya dapat disebabkan oleh obat-obatan atau oleh tindakan diagnostic dan terapeutik yang meningkatkan kadar tiroglobulin serum untuk sementara waktu.

v  Ambilan Iodium Radioaktif Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan pengambilan iodium

oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikkan I131 atau radiounuklida lainnya dengan dosis tracer, dan pengukuran pada tiroid dilakukan dengan alat pencacah skintilasi yang akan mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil penguraina I131 dalam kelenjar tiroid. Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya. Penderita hipertiroidisme akan mengalami penumpukkan I131 dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada sebagian pasien) sedangkan pada penderita hipotiroidisme memperlihatkan ambilan yang sangat rendah. 

v  Pemindaian-Radio atau Pemindai-Skintilasi tiroid Serupa dengan tes ambilan iodium radioaktif, dalam pemindaian tiroid digunakan alat

detector skintilasi dengan focus kuat yang digerakkan maju mundurdalam suatu rangkaian jalur parallel dan secara progresif kemudian digerakkan kebawah. Teknik ini akan menghasilkan gambar visual yang menentukkan lokasi radioaktivitas di daerah yang dipindai.

v  Tes Fungsi Tiroid yang lain    Pemeriksaan diagnostic lain dan prosedur pengkajian yang berguna untuk mendeteksi dan menegakkan diagnosis kelainan tiroid atau efek penyakit tiroid mencakup waktu reflex tendon Achilles (mengukur periode kontraksi dan relaksasi reflex tendon Achilles), kadar kolesterol serum, pemeriksaan enzim otot (alanin transminase [ALT] atau serum glutamic-pyruvic transaminase [SGPT], lactic acid dehydrogenase [LDH], dan creatine kinase [CK].

3.10       Pemeriksaan FisikMasalah fisik yang mungkin akan ditemukan pada penderita hipotiroidisme antara lain

adalah lelah atau lesu, memiliki kulit kering, sembelit dan suara serak, atau memiliki masalah tiroidsebelumnya atau gondok. Kelenjar tiroid diinspeksi dan dipalpasi  secara rutin pada semua pasien. 

·      Pemeriksaan Fisik yang dilakukan meliputi :

Page 7: askep hipertiroidisme

    Kelenjar tiroid diinspeksi dan dipalpasi  secara rutin pada semua pasien. Daerah leher bagian bawah antara otot-otot sternokleidomastoideus diinspeksi untuk melihat apakah terdapat benjolan di sebelah anterior atau tampak asimetris. Pasien diminta untuk sedikit mengekstensikan lehernya dan menelan. Normalnya jaringan tiroid akan bergerak naik jika pasien menelan. Kemudian dilakukan palpasi tiroid untuk menentukan ukuran, bentuk, konsistensi, kesimetrisan dan adanya nyeri tekan.

3.11 Pemeriksaan Diagnostik:ü EKG

Menunjukkan denyut jantung yang lambat dan voltase rendah dengan gelombang T mendatar atau terbalikü Pemeriksaan radiologi, rangka menunjukkan tulang yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan, disegenesis epifisis, dan keterlambatan perkembangan gigi.

3.12 Penatalaksanaan Medisv Farmakologi:

Pengobatan standar untuk hipotiroidisme adalah levothyroxine, yang merupakan hormon tiroid sintetis (Levothroid, Synthroid). Pengobatan oral ini akan mengembalikan kadar hormon tiroksin yang cukup di dalam tubuh. Satu sampai dua minggu setelah pengobatan dimulai, maka akan terlihat penderita tersebut akan merasa sedikit lelah. Pengobatan dengan levothyroxine biasanya seumur hidup, tetapi karena dosis yang dibutuhkan dapat berubah, maka dokter akan memeriksa tingkat TSH setiap tahun.

Selain penggunaan levothyroxine dapat pula pemberian tiroksin(LT 4) dan triiodothyronine (LT 3), biasanya dimulai dalam dosis rendah (50 µg/hari), khususnya pada pasien yang lebih tua atau pada pasien dengan miksedema berat, dan setelah beberapa hari atau minggu sedikit demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya mencapai dosis pemeliharaan maksimal 150 µg/hari.

v  Peran Perawat:·      Membantu perawatan dan kebersihan pasien sambil dorong partipasi pasien untuk melakukan

aktivitas yang masih berada dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan untuk mencegah komplikasi mobilisasi.

·      Pemantauan tanda-tanda vital dan tingkat kognitif pasien selama penegakkan diagnosis dari awal terapi untuk mendeteksi : kemunduran status fisik serta mental, tanda-tanda serta gejala yang menunjukkan peningkatan laju metabolic akibat terapi yang melampaui kemampuan reaksi system kardiovaskular dan pernapasan, keterbatasan atau komplikasi miksedema yang berkelanjutan .

·      Ekstra pakaian dan selimut dapat diberikan, dan pasien harus dilindungi terhadap hembusan angin.

·      Dukung emosional3.13 Rencana Asuhan Keperawatan

1.   Pengkajian :·      DS :

-  Kelelahan,-  Sulit berkontraksi,

Page 8: askep hipertiroidisme

-  Memorinya beberapa bulan yang lalu mulai berkurang,-   Penurunan frekuensi peristaltik usus,-  Peningkatan berat badan,-  Menggigil ketika tidak menggunakan sweater, walaupun berada dicuaca yang hangat,-  Riwayat kesehatan keluarga, ibu dan kakak perempuannya menderita hipotiroidisme.

·      DO :-          TB : 5,5 inchi = 159,25 cm-          BB : 125 pons = 56, 7 kg-          TD : 138/88-          N : 58x/menit-          Wajah bengkak-          Alisnya jarang tipis-          Kelenjar tiroid teraba-          Ketika di palpasi kelenjar tiroid terasa keras dengan perkiraan berat 25gr ( normal 15-20gr)-          Refleks tendon berkontraksi normal, tapi relaksasi lama.·      Analisa Data :

Data Masalah EtiologiDS :

-  Kelelahan,-  Sulit berkontraksi,-  Memorinya beberapa bulan

yang lalu mulai berkurang,DO :

        N : 58x/menit        Refleks tendon berkontraksi

normal, tapi relaksasi lama.

Intoleransi aktivitas Kelelahan dan penurunan proses kognitif

DS :-  Menggigil ketika tidak

menggunakan sweater, walaupun berada dicuaca yang hangat,

-  Riwayat kesehatan keluarga, ibu dan kakak perempuannya menderita hipotiroidisme.DO :

        BB : 125 pons = 56, 7 kg        TD : 138/88        N : 58x/menit        Ketika di palpasi kelenjar

tiroid terasa keras dengan perkiraan berat 25gr ( normal 15-20gr)

Perubahan suhu berhubungan

Menggigil walaupun di cuaca yang hangat

Page 9: askep hipertiroidisme

·      DS :-   Penurunan frekuensi

peristaltik usus,-  Peningkatan berat badan,-  Riwayat kesehatan keluarga,

ibu dan kakak perempuannya menderita hipotiroidisme.

·       DO :        BB : 125 pons = 56, 7 kg        Ketika di palpasi kelenjar

tiroid terasa keras dengan perkiraan berat 25gr ( normal 15-20gr)

Konstipasi Penurunan gastrointestinal

2.  Diagnosa keperawatan :a)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitifb)   Perubahan suhu berhubungan dengan menggigil walaupun di cuaca yang hangatc)    Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinald)   Resiko Harga diri rendah berhubungan dengan Biofisik dan presepsi kognitif

3.   Asuhan Keperawatan :1.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.

Tujuan         : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian.Kriteria Hasil        :

·      Memperlihatkan perhatian dan kesadaran pada lingkungan·      Berpartisipasi dalam aktivitas dan berbagai kejadian dalam lingkungan·      Berpartisipasi dalam peristiwa dan aktifitas keluarga·      Melaporkan tidak adanya rasa nyeri dada, peningkatan kelelahan atau gejala sesak nafas yang

menyertai peningkatan aktivitas.Intervensi Keperawatan Rasional

Mandiri :·      Atur interval waktu antar aktivitas untuk

meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat di tolerir.

·      Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.

·      Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuat.

·      Memberi kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas

Page 10: askep hipertiroidisme

Edukasi :·      Berikan stimulasi melalui percakapan dan

aktivitas yang tidak menimbulkan stres.Observasi :

·      Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktivitas.

perawatan – mandiri.·      Meningkatkan perhatian tanpa terlalu

menimbulkan stres pada pasien.

·      Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang

2.  Perubahan suhu berhubungan dengan menggigil walaupun di cuaca yang hangatTujuan                   : Pemeliharaan suhu tubuh yang normalKriteria Hasil        :

·      Mengalami berkurangnya gangguan rasa nyaman dan intoleransi terhadap hawa dingin·      Mempertahankan suhu tubuh dasar·      Melaporkan rasa hangat yang adekuat dan berkurangnya gejala menggigil

Intervensi Keperawatan RasionalMandiri :

·      Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut,

·      Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar ( misalnya, bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat),

·      Lindungi terhadap pajanan hawa dingin dan hembusan angin,

Observasi :·      Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan

penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.

·      Meminimalkan kehilangan panas

·      Menguranlatasi resiko vasodilatasi perifer dan kolaps vasculer

·      Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien dan menurunkan lebih lanjut kehilangan panas.

·      Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan dimulainya koma miksedema.

3.  Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinalTujuan                   : Pemulihan fungsi usus yang normalKriteria Hsil          :

·      Mencapai pemulihan kepada fungsi usus yang normal·      Melaporkan fungsi usus yang normal·      Mengenali dan mengkonsumsi makanan yang kaya serat·      Minum cairan sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari·      Menggunakan pencahar seperti yang diresepkan menghindari ketergantungan yang

berlebihan pada pencahar serta enema.

Intervensi Keperawatan RasionalMandiri :

·      Dorong peningkatan asupan cairan dalam batas – batas restriksi cairan.

·      Berikan makanan yang kaya akan serat

·      Meminimalkan kehilangan panas

·      Meningkatkan masa feses dan

Page 11: askep hipertiroidisme

·      Dorong pasien untuk meningkatkan mobilitas dalam batas – batas toleransi latihan.

·      Dorong pasien untuk menggunakan pencahar dan enema hanya bila diperlukan saja.Observasi :

·      Pantau fungsi usus

Edukasi :·      Ajarkan kepada pasien tentang jenis – jenis

makanan yang banyak mengandung air.

frekuensi buang air besar·      Meningkatkan evakuasi usus

·      Menimalkan ketergantungan pasien pada pencahar serta enema, dan mendorong evcakuasi usus normal

·      Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola defekasi yang normal.

·      Memberikan rasional peningkatan asupan cairan kepada pasien

Diposkan oleh Nurningsih di 05.29Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Cari Blog Ini

Foto

Puncak Gunung Gede

About Me

Nurningsih

Saya adalah seorang mahasiswi muslim yang menekuni dalam bidang ilmu keperawatan di salah satu universitas ternama di Jakarta... saya suka bergaul dan saya suka mengikuti kegiatan kemanusiaan... saya bergabung dalam sebuah lembaga kemanusiaan UPZ ESQ 165!!! Sengatan....

Lihat profil lengkapku

Share itCalender

Cari

Page 12: askep hipertiroidisme

Free Blog Content

Yahoo Messenger

ClockBlog Archive

(3)

(5)

November (5)

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX dengan PPNI

Tokoh Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Hipotiroidisme

Sukses Tak Datang Semalam

HOSPITALISASI PADA ANAK

Follow MeMy GuestMusic

Free Music at divine-music.info

FollowersAda kesalahan di dalam gadget ini

Title

CursorHai,,,

Template Watermark. Gambar template oleh Jason Morrow. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 13: askep hipertiroidisme

Askep Pada Klien Dengan Gangguan Kelenjar TiroidHIPERTIROIDISME

A. DefinisiHipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid.B. EtiologiLebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid

Page 14: askep hipertiroidisme

autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah: Toksisitas pada strauma multinudularü Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang)ü Adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)üü Tomor sel benih,missal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkanbahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional) Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awalüC. Manisfestasi klinisPada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah : Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halusü Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baikü  Intoleransi panas dan banyak keringatü  Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardiumü  Amenorea dan infertilitasü  Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)ü Osteoporosis disertai nyeri tulangüKonsumsi Yodium BerlebihanKelenjar tiroid memakai yodium untuk membuat hormon tiroid, bila konsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid. Kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroidiodarone (cordarone), suatu obat yang digunakan untuk gangguan irama jantung, juga mengandung banyak yodium dan bisa menimbulkan gangguan tiroid.D. ASUHAN KEPERAWATAN1.PENGKAJIANa. Aktifitasgejala: Insomnia,sensitivitas meningkatb. Makanan/cairangejala: kehilangan berat badan yang mendadaktanda: pembesaran tiroid,gointer,edema non-pittingterutama daerah pretibialc. Pernafasangajala: frekuensi pernafasan meningkat,dipneu,dipsneu,dan edema paru

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.2. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh3. PERENCANAANDx. 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.Tujuan asuhan keperawatan : mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal,

Page 15: askep hipertiroidisme

pengisisan kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmiaIntervensi : Pantau tekanan darah pada posisi baring,duduk,ü&berdiri jika memungkinkan Pantau CVP jika klien menggunakannyaü Periksa adanya nyeri dada a/ angina yang dikeluhka klienü Auskultasi suara jantung ,perhatikan adanya bunyi jantung tambahan adanya irama gollapü & murmur sistolik Auskultasi suara nafasü Berikan cairan melalui IV sesuai dengan indikasiü Berikan obat sesuai dng idikasiü Memberikan ukuran volume sirkulasi yg langsungü & lebih akurat dan mengukur fungsi jantung secara langsung pulaMerupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantungDx. 2. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.Tujuan asuhan keperawatan : Megungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktifitas.Data penunjang : mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.Intervensi Rasional Pantau tanda vitalü & catat tanda vital baik saat istirahat maupun saat melakukan aktivitasü Catat berkembangnya Takipnue,dipneu,pucat,dan sianosis Berikan/ciptakan lingkungan yg tenang;ruangan dingin,turunkan stimulasi sensori,warna2 yg sejuk,musik santaiü Sarankan klien u/ mengurangi aktivitasü & meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak2 nya jk memungkinkan Berikan tindakan yg membuat klien nyaman, separti; sentuhan bedak yg sujukü Barikan obat sesuai dengan indikasiüEx :sedatif : fenobarbital(luminal) Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat,takikar(diatas 160x/menit) mungkin akan ditamukanüü Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan di tingkatkan pada keadaan hipermetabolik,yg mrpakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan aktivitas Menurunkan stimulasi yangkemungkinan besar dpt menimbulkan agitasi,hiperaktif,dan insomniaü Membantu malawan pengaruh dan meningkatkan metabolismü

4. EVALUASICurah dengan TTV jantung adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmia. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitas

DAFTAR PUSTAKA Doenges,ME and moorhouse,MF: Rencana asuhan keperawatan,ed 3,jakarta:EGC,1999 Price,SA and wilson,LM; Patofisiologi: konsp klinis prose-proses penyakit,vol 2,jakarta:EGC,2005

HIPOTIROIDISME

Page 16: askep hipertiroidisme

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGKelenjar tiroid mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagaian besar sel di tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak essensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardi, tremor, dan kelebihan pembentukan panas. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (Thyroid stimulating hormon = TSH) dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon tropik ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormon tiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui mekanisme neural yang bekerja melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan-perubahan pada lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyesuaian kecepatan sekresi tiroid.

B. TUJUAN PENULISAN1. Mengerti tentang hipotiroidisme2. Memahami pemyebab dari hipotiroidisme dan cara pencegahannya 3. Mengerti tentang asuhan keperawatan hipotiroidisme

BAB II. ISI

A. DEFINISIHipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. 

B. PENYEBABPenyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang.

C. GEJALAKekurangan hormon tiroid menyebabkan melambatnya fungsi tubuh. Gejalanya ringan dan timbul secara bertahap, bisa disalahartikan sebagai depresi. Ekspresi wajah menjadi tumpul, suara menjadi serak dan berbicara menjadi lambat, kelopak mata menutup dan mata serta wajah menjadi bengkak. Banyak penderita yang mengalami penambahan berat badan, sembelit dan tidak tahan terhadap cuaca dingin. Rambut menjadi tipis, kasar dan kering; kulit menjadi kasar, kering, bersisik dan menebal. Banyak penderita yang mengalami sindroma terowongan karpal. Denyut nadi bisa melambat, telapak tangan dan telapak kaki tampak agak oranye (karotenemia) dan alis mata bagian samping mulai rontok. Beberapa penderita, terutama yang berusia lanjut, menjadi pelupa, bingung dan pikun.Jika tidak diobati, pada akhirnya akan terjadi anemia dan gagal jantung. Keadaan ini bisa berkembang menjadi stupor atau koma (koma miksedema). Keadaan ini bisa

Page 17: askep hipertiroidisme

berakibat fatal; pernafasan menjadi lambat, penderita mengalami kejang dan aliran darah ke otak berkurang. Koma miksedema bisa dipicu oleh: - cuaca dingin - infeksi - trauma - obat-obatan (misalnya obat penenang yang menekan fungsi otak).D. Komplikasi dan PenatalaksanaanKoma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormone tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormone tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.

F. Pengkajian KeperawatanDampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.2. Kebiasaan hidup sehari-hari sepertia. Pola makanb. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).c. Pola aktivitas.

3. Tempt tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;a. Sistem pulmonarib. Sistem pencernaanc. Sistem kardiovaslkulerd. Sistem muskuloskeletale. Sistem neurologik dan Emosi/psikologisf. Sistem reproduksig. Metabolik

5. Pemeriksaart fisik mencakupa. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.

Page 18: askep hipertiroidisme

b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun:c. Perbesaran jantungd. Disritmia dan hipotensie. Parastesia dan reflek tendon menurun

G. Diagnosa dan Intervensi1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan. kelelahan dan penurunan proses kognitif.Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirianIntervensia. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditelerir.Rasional : Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuat.b. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.Rasional : Memberi kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.c. Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktititasRasional : Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang.

2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinalTujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.Intervensia. Dorong peningkatan asupan cairanRasional : Meminimalkan kehilangan panasb. Berikan makanan yang kaya akan seratRasional : Meningkatkan massa feses dan frekuensi buang air besarc. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung airRasional : Untuk peningkatan asupan cairan kepada pasien agar . feses tidak kerasd. Pantau fungsi ususRasional : Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola defekasi yang normal.e. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.Rasional : Meningkatkan evakuasi fesesf. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan.Rasional : Untuk mengencerkan fees.

3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasiTujuan: Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang normal.Intervensia. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterialRasional : Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar untuk memantau perubahan selanjutnya dan mengevaluasi efektifitas intervensi.b. Dorong pasien untuk napas dalam dan batukRasional : Mencegah aktifitas dan meningkatkan pernapasan yang adekuat.c. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hatiRasional : Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap gangguan pernapasan akibata. gangguan obat golongan hipnotik-sedatif.Rasional : Penggunaan saluran napas artifisial dan dukungan ventilasi mungkin diperlukan jika terjadi depresi pernapasan

Page 19: askep hipertiroidisme

4. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.Tujuan: Perbaikan proses berpikir.Intervensia. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.b. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas yang, tidak bersifat mengancam.Rasional : Memudahkan stimulasi dalam batas-batas toleransi pasien terhadap stres.c. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit . .Rasional : Meyakinkan pasien dan keluarga tentang penyebab perubahan kognitif dan bahwa hasil akhir yang positif dimungkinkan jika dilakukan terapi yang tepat

 HIPERTROFI KELENJAR TIROIDBAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Tujuan dalam pengembangan kesehatan yang tercantum dalam fungsi kesehatan nasional (SKN) adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan nasional (Sumarmo,1998).Struma koloid , difus, nontoksik dan nodular koloid merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan menyerang 16 % perempuan dan 4 % laki-laki yang berusia antara 20 sampai 60 tahun seperti yang telah dibuktikan oleh suatu penyelidikan di Tecumseh, suatu komunitas di Michigan. Biasanya tidak ada gejala-gejala lain kecuali gangguan kosmetik, tetapi kadang-kadang timbul komplikasi-komplikasi. Struma mungkin membesar secara difus dan atau bernodula.Struma endemic merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Sebab utamanya adalah efisiensi yodium, disamping factor-faktor lain misalnya bertambahnya kebutuhan yodium pada masa pertumbuhan, kehamilan dan laktasi atau pengaruh-pengaruh zat-zat goitrogenik.

BAB 2TINJAUAN TEORITISA. KONSEP MEDIS

1. Pengertian

Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar - debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid (graves’ disease).Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh sekresi hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini adalah sebagai suatu hipertrofi

Page 20: askep hipertiroidisme

dan hyperplasi dari parenkhym kelenjar.Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama.Struma nodosa non toksik merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang teraba sebagai suatu nodul ,tanpa disertai tanda – tanda hipertiroidisme,berdasarkan jumlah nodul ,dibagi :• Struma mononodosa non toksik• Struma multinodosa nontoksik

Berdasarkan kemampuan menangkap iodium radioaktif,nodul dibedakan menjadi : nodul dingin ,nodul hangat,nodul panas,Sedangkan berdasarkan konsistensinya ,nodul dibedakan menjadi,nodul lunak ,nodul kistik, nodul keras,nodul sangat keras.Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat. Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.

2. Etiologi 

Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :1. Defisiensi iodium 2. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.3. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.4. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak, kacang kedelai).5. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).

3. Manifestasi Klinik 

1. Berat badan menurun 2. Dispnea3. Berkeringat4. Diare5. Kelelahan otot6. Tremor (jari tangan dan kaki) 7. Oligomenore/amenore8. Telapak tangan panas dan lembab9. Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses seler10. Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia.11. Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran).

4. Patofisiologi 

Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon

Page 21: askep hipertiroidisme

tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.

5. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya struma yang bernodul dan tidak toksik, melalui :

1. Pada palpasi teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal.2. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan serum T4 (troksin) dan T3 (triyodotironin) dalam batas normal.3. Pada pemeriksaan USG (ultrasonografi) dapat dibedakan padat atau tidaknya nodul.4. Kepastian histologi dapat ditegakkan melalui biopsi yang hanya dapat dilakukan oleh seorang tenaga ahli yang berpengalaman.

6. Penatalaksanaan

Dengan pemberian kapsul minyak beriodium terutama bagi penduduk di daerah endemik sedang dan berat antara lain yaitu :

1. Edukasi Program ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan dan memasyarakatkan pemakaian garam beriodium.2. Penyuntikan lipidolSasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang tinggal di daerah endemik diberi suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang dewasa dan anak di atas enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun diberi 0,2 cc – 0,8 cc.3. Tindakan operasiPada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi bila pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya : penekanan pada organ sekitarnya, indikasi, kosmetik, indikasi keganasan yang pasti akan dicurigai.

B. KONSEP KEPERAWATAN

Page 22: askep hipertiroidisme

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, penulis menggunakan pedoman asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan masalah pasien secara ilmiah dan sistematis yang meliputi tahap pengkajian, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian 

Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses keperawatan secara keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang dibutuhkan untuk menentukan masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik meliputi :1. Aktivitas/istirahat ; insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.2. Eliminasi ; urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.3. Integritas ego ; mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.4. Makanan/cairan ; kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid, goiter.5. Rasa nyeri/kenyamanan ; nyeri orbital, fotofobia.6. Pernafasan ; frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis tirotoksikosis).7. Keamanan ; tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.8. Seksualitas ; libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Langkah selanjutnya adalah penentuan diagnosa keperawatan yang merupakan suatu pernyataan dan masalah pasien secara nyata maupun potensial berdasarkan data yang terkumpul.Diagnosa keperawatan pada pasien dengan struma nodosa nontoksis khususnya post operai dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Resiko tinggi terjadi ketidakefektivan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan spasme laringeal.2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/kerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.3. Resiko tinggi terhadap cedera/tetani berhubungan dengan proses pembedahan, rangsangan pada sistem saraf pusat.4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan bedah terhadap jaringan/otot dan edema pasca operasi.

3. INTERVENSI

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah pasien sesuai diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan pasien. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diuraikan di atas, maka disusunlah rencana keperawatan/intervensi sebagai berikut :1. Resiko tinggi terjadi ketidakefektivan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi

Page 23: askep hipertiroidisme

trakea, pembengkakan, perdarahan dan spasme laryngeal.Tujuan yang ingin dicpai sesuai kriteria hasil :Mempertahankan jalan nafas paten dengan mencegah aspirasi.

Rencana tindakan/intervensi:• Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan.• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara ronchi. • Kaji adanya dispnea, stridor, dan sianosis. Perhatikan kualitas suara.• Kaji adanya dispnea, stridor, dan sianosis. Perhatikan kualitas suara.• Bantu dalam perubahan posisi, latihan nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai indikasi.Rasional :• Pernafasan secara normal kadang-kadang cepat, tetapi berkembangnya distres pada pernafasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema atau perdarahan. • Ronchi merupakan indikasi adanya obstruksi.spasme laringeal yang membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat.• Indikator obstruksi trakea/spasme laring yang membutuhkan evaluasi dan intervensi segera.• Menurunkan kemungkinan tegangan pada daerah luka karena pembedahan.• Lakukan pengisapan lendir pada mulut dan trakea sesuai indikasi, catat warna dan karakteristik sputum.

2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/kerusakan saraf laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.Tujuan yang ingin dicapai sesuai kriteria hasil :Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami.Rencana tindakan/intervensi:• Kaji fungsi bicara secara periodik.• Pertahankan komunikasi yang sederhana, beri pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak. • Memberikan metode komunikasi alternatif yang sesuai, seperti papan tulis, kertas tulis/papan gambar. • Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin. Kunjungan pasien secara teratur. • Beritahu pasien untuk terus menerus membatasi bicara dan jawablah bel panggilan dengan segera.Rasional :• Suara serak dan sakit tenggorok akibat edema jaringan atau kerusakan karena pembedahan pada saraf laringeal yang berakhir dalam beberapa hari kerusakan saraf menetap dapat terjadi kelumpuhan pita suara atau penekanan pada trakea.• Menurunkan kebutuhan berespon, mengurangi bicara.• Memfasilitasi eksprsi yang dibutuhkan.• Menurunnya ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunias.• Mencegah pasien bicara yang dipaksakan untuk menciptakan kebutuhan yang diketahui/memerlukan bantuan.

3. Resiko tinggi terhadap cedera/tetani berhubungan dengan proses pembedahan, rangsangan pada sistem saraf pusat.Tujuan yang ingin dicapai sesuai kriteria hasil :Menunjukkan tidak ada cedera dengan komplikasi terpenuhi/terkontrol.Rencana tindakan/intervensi

Page 24: askep hipertiroidisme

• Pantau tanda-tanda vital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardi (140 – 200/menit), disrtrimia, syanosis, sakit waktu bernafas (pembengkakan paru).• Evaluasi reflesi secara periodik. Observasi adanya peka rangsang, misalnya gerakan tersentak, adanya kejang, prestesia. • Pertahankan penghalang tempat tidur/diberi bantalan, tmpat tidur pada posisi yang rendah. • Memantau kadar kalsium dalam serum.• Kolaborasi berikan pengobatan sesuai indikasi (kalsium/glukonat, laktat).Rasional :• Manipulasi kelenjar selama pembedahan dapat mengakibatkan peningkatan pengeluaran hormon yang menyebabkan krisis tyroid.• Hypolkasemia dengan tetani (biasanya sementara) dapat terjadi 1 – 7 hari pasca operasi dan merupakan indikasi hypoparatiroid yang dapat terjadi sebagai akibat dari trauma yang tidak disengaja pada pengangkatan parsial atau total kelenjar paratiroid selama pembedahan.• Menurunkan kemungkinan adanya trauma jika terjadi kejang.• Kalsium kurang dari 7,5/100 ml secara umum membutuhkan terapi pengganti.• Memperbaiki kekurangan kalsium yang biasanya sementara tetapi mungkin juga menjadi permanen.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan bedah terhadap jaringan/otot dan paska operasi.Tujuan yang ingin dicapai sesuai kriteria hasil :Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol. Menunjukkan kemampuan mengadakan relaksasi dan mengalihkan perhatian dengan aktif sesuai situasi.Rencana tindakan/intervensi :• Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal, catat lokasi, intensitas (skala 0 – 10) dan lamanya. • Letakkan pasien dalam posisi semi fowler dan sokong kepala/leher dengan bantal pasir/bantal kecil. • Pertahankan leher/kepala dalam posisi netral dan sokong selama perubahan posisi. Instruksikan pasien menggunakan tangannya untuk menyokong leher selama pergerakan dan untuk menghindari hiperekstensi leher. • Letakkan bel dan barang yang sering digunakan dalam jangkauan yang mudah. • Berikan minuman yang sejuk/makanan yang lunak ditoleransi jika pasien mengalami kesulitan menelan.Rasional :• Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi, menentukan efektivitas terapi.• Mencegah hiperekstensi leher dan melindungi integritas gari jahitan.• Mencegah stress pada garis jahitan dan menurunkan tegangan otot.• Membatasi ketegangan, nyeri otot pada daerah operasi.• Menurunkan nyeri tenggorok tetapi makanan lunak ditoleransi jika pasien mengalami kesulitan menelan.

4. IMPLEMENTASIPelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan menggunakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit.

Page 25: askep hipertiroidisme

5. EVALUASIEvaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya, maka pada tahap evaluasi ini akan difokuskan pada :1. Apakah jalan nafas pasien efektif?2. Apakah komunikasi verbal dari pasien lancar?3. Apakah tidak terjadi tanda-tanda infeksi?4. Apakah gangguan rasa nyaman dari pasien dapat terpenuhi?5. Apakah pasien telah mengerti tentang proses penyakitnya serta tindakan perawatan dan pengobatannya?

Posted by Fitri Niagantini_09132_2D at 11:30 PMEmail ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

No comments:

Post a CommentOlder Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

FOLLOWERSBLOG ARCHIVE

▼  2011 (7)

o ▼  July (1)

Page 26: askep hipertiroidisme

Konsep Dasar Peyakit

1. Pengertian 

Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah,

seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat

menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak

daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun.

Disini dapat dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan

menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme sebagai akibat

peningkatan kerja daripada hormone tiroid .(Hotma R, 2006).

              Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan

penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia  setelah

diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di dunia.

Lebih dari 90 % hipertiroidisme adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid

toksik.

Page 27: askep hipertiroidisme

2. Penyebab hipertiroidisme

Biasa              Nodul tiroid toksik : multinodular dan mononodular toksik.

Tiroiditis.

Tidak biasa hipertiroidisme neonatal, hipertiroidisme faktisius, sekresi

TSH yang tidak tepat oleh hipofisis, tumor, nontumor

(syndrome resistensi hormone tiroid), yodium eksogen

Jarang  metastasis kanker tiroid, koriokarsinoma dan mola hidatidosa, 

struma ovarii,  karsinoma testicular embrional

 

 3. Gejala kinis

Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat antibody reseptor thyroid

stimulating hormone (TSH ) yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada

Goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.

Perjalanan penyakit hipertiroidisme biasanya perlahan- lahan dalam

beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering

adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak,

tidak tahan panas, palpitasi dan pembesaran tiroid 

Gambaran klinis hipertroidisme

Umum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan

panas. Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil,

perilaku mania dan perhatian menyempit.

Kardiovaskuler palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus

takikardi, disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps.

Neuromuskuler gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, psikosis, kelemahan

otot, miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia

gravis.

Gastrointestinal BB turun, nafsu makan meningkat, diare, steatore, muntah

Reproduksi oligomenore, amenore, libido meningkat, infertilitas

Kulit pruritus, eritema Palmaris, miksedemia pretibial, rambut

tipis

Struma difus dengan atau tanpa bising, nodosa

Mata periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness

of eyes, kemosis ( odema konjungtiva), proptosis, ulserasi

Page 28: askep hipertiroidisme

kornea, oftalmoplegia, diplopia, edema papil, penglihatan

kabur.

 

                    4. Pathofisiologi

Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar

dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya

hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel di dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel

ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar.

Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.

 Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat

kelebihan TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang

mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan-

bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor

membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan-

bahan tersebut merangsang aktivasi terus-menerus dari sistem cAMP dalam sel,

dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Dimana  ada peningkatan

produksi T3 dan T4 mengakibatkan peningkatan pembentukan limfosit  oleh

karena efek dari auto imun yang akan mengilfiltrasi kejaringan orbita dan otot

mata sehingga terjadi edema jaringan retro orbita mengakibatkan eksoftalmus.

Pada beberapa keadaan dapat menjadi sangat parah sehingga protusi bola mata

dapat menarik saraf optik sehingga mengganggu penglihatan penderita. Yang

lebih sering yaitu kerusakan pada kelopak mata yang  menjadi sulit menutup

sempurna pada waktu penderita berkedip atau tidur akibatnya permukaan epitel

mata menjadi kering dan mudah mengalami iritasi dan seringkali terinfeksi

sehingga timbul luka pada kornea penderita.

Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis

berlebih, adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan

gangguan pengeluaran tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus.

Peningkatan kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan

ansietas

Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh

pada peningkatan sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran

Page 29: askep hipertiroidisme

cerna dimana salah satunya akan ada peningkatan nafsu makan dan juga

timbulnya diare.  Bila terjadi peningkatan metabolisme KH dan lemak

mengakibatkan proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan meningkatkan

produksi panas ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan

penurunan cadangan energi mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat

badan. Karena hipermetabolisme sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari

normal dan adanya peningkatan CO2 menyebabkan peningkatan kecepatan

nafas sehingga terjadi sesak nafas.   

                  5. Pemeriksaaan Fisik

Eksoftalmus : bulbus okuli menonjol keluar

Tanda stellwag’s : mata jarang berkedip

Tanda Von Graefes : jika klien melihat kebawah maka palpebra superior

sukar atau sama sekali tidak dapat mengikuti bola mata.

Tanda Mobieve : sukar mengadakan atau menahan konvergensi

Tanda Joffroy : tadak dapat mengerutkan dahi jika melihat keatas

Tanda Rosenbagh : tremor palpebra jika mata menutup

                 6. Pemeriksaan Penunjang

·       Tes ambilan RAI : meningkat

·       T4 dan T3 serum : meningkat

·       TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)

·       Tiroglobulin : meningkat

·       Stimulasi TRH : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai

meningkat setelah pemberian TRH

·       Ambilan tiroid131: meningkat

·       Ikatan proein iodium : meningkat

·       Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat.

·       Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal

Page 30: askep hipertiroidisme

·       Elektrolit : hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau

efek dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan

sendirinya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis.

·       Katekolamin serum : menurun.

·       Kreatinin urine : meningkat

Skanning tyroid

USG thyroid

Pemeriksaan elektrokardiografi ( EKG) : fibrilasi atrium, waktu sistolik

memendek, kardiomegali.

 

                 7. Diagnosis

      Sebagian besar pasien memberikan gejala klinis yang jelas, tetapi

pemeriksaan laboratorium tetap perlu untuk menguatkan diagnosis. Pada kasus –

kasus subklinis dan pasien usia lanjut perlu pemeriksaan laboratorium yang

cermat untuk membantu menetapkan diagnosis hipertiroidisme. Diagnosis pada

wanita hamil agak sulit karena perubahan fisiologis pada kehamilan seperti

pembesaran tiroid serta manifestasi hipermetabolik, sama seperti tirotoksikosis.

Menurut Bayer MF, pada pasien hipertiroidisme akan didapatkan TSHs

( Thyroid Stimulating Hormone Sensitive ) tak terukur atau jelas subnormal dan

Free T4 ( FT4) meningkat.

Terapy / Penanganan 

1. Obat antitiroid 

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormone tiroid

yang berlebihan dengan cara menekan produksi ( obat antitiroid ) atau merusak

jaringan tiroid ( yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)

Digunakan dengan indikasi :

Page 31: askep hipertiroidisme

Obat diberikan dalam dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme lalu

diberikan dosis rendah untuk mempertahankan eutiroidisme. 

Tabel obat antitiroid yang sering digunakan :Obat Dosis awal ( mg/ hari) Pemeliharaan (mg

/hari)Karbimazol 30-60 5-20Metimazol 30-60 5- 20

Propiltiourasil 300-600 50- 200

 

 

Ketiga obat ini mempunyai kerja imunosupresif dan dapat

menurunkan konsentrasi thyroid stimulating antibody ( TSAb) yang bekerja

pada sel tiroid. Obat- obat ini umumnya diberikan sekitar 18- 24 bulan.

Pemakaian obat- obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa

hipersensitifitas dan agranulositosis. Apabila timbul hipersensitivitas maka

obat diganti, tetapi bila timbul agranulositosis maka obat dihentikan.

Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis

serendah mungkin yaitu 200 mg/ hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap

kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan.

Obat- obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4 yang dapat

melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dapat mencegah

hipertiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan

propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu.

Dosis yang dipakai 100-150 mg tiap 8 jam. Setelah pasien eutiroid, secara

klinis dan laboratorium, dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50

mg/hari. Kadar T4dipertahankan pada batas atas normal dengan dosis

propiltiourasil < 100 mg/hari. Apabila tirotoksikosis timbul lagi, biasanya

pascapersalinan, propiltiourasil dinaikkan sampai 300 mg/hari.

                       2. Pengobatan dengan yodium radioaktif 

Digunakan Y131 dengan dosis 5-12 mCi peroral. Dosis ini dapat

mengendalikan tirodotoksikosis dalam 3 bulan, namun ⅓ pasien menjadi

Page 32: askep hipertiroidisme

hipotiroid pada tahun pertama. Efek samping pengobatan dengan yodium

radioaktif adalah hipotiroidisme, eksaserbasi hipotiroidisme dan tiroiditis.

3. Tindakan operatif 

Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi

operasi adalah :

Sebelum operasi, biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutiroid

kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan

lugol     10-15 tetes/hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk

mengurangi vaskularisasi pada kalenjar tiroid.

 

Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroidisme.

Dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang

lanjut usia diberi 10 mg/6jam.

Yodium terutama digunakan  untuk persiapan operasi, sesudah

pengobatan dengan yodium radioaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya

diberikan dalam dosis 100-300 mg/hari.

Ipodat kerjanya lebih cepat dibanding propiltiourasil dan sangat baik

digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid. Kerja ipodat adalah

menurunkan konversi T4 diperifer, mengurangi sintesis hormone tiroid

serta mengurangi pengeluaran hormone dari tiroid.

Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas

keuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan

pada pasien dengan krisis tiroid yang alergi terhadap yodium.

                       B. Konsep Dasar Perawatan

                       1. Pengkajian

DS : insomnia, keletihan / kelelahan

Page 33: askep hipertiroidisme

DO : takikardia

DS :  nyeri dada

DO : takikardia, disritmia (fibrilasi atrium),  palpitasi. 

DS :  adanya riwayat factor stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik /

pembedahan, ketidakmampuan mengatasi stress.

DO : tanda ansietas misalnya gelisah, pucat, berkeringat, tremor / gemetar,

suara gemetar, emosi labil , depresi.

DS :  diare

DO : konsistensi feses cair,

DS :  anoreksia, mual, BB menurun, nafsu makan meningkat, makan banyak,

kehausan

DO : muntah, pembesaran tiroid, goiter, edema nonpitting terutama daerah

pretibial

DS :  tidak tahan panas

DO :  bicara cepat dan parau

Gangguan status mental dan prilaku seperti: bingung, disorientasi,

gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor. Koma.

Tremor halus pada tangan

DS : nyeri orbital, fotofobia

DO : kelopak mata sulit  menutup

DS :  mengeluh nafas terasa sesak

DO : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea

Page 34: askep hipertiroidisme

DS   :  nafsu seks menurun

DO : penurunan libido, hilangnya tanda – tanda seks sekunder misalnya :

berkurangnya rambut – rambut pada tubuh terutama pada wanita

Hipomenore,amenore dan impoten

 

2.Diagnosa Keperawatan yang Muncul

1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan

hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam

arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama

dan konduksi jantung.

2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan

metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan

berat badan); mual muntah, diare

3.Resti terhadap kerusakan integritas jaringan kornea b/d perubahan

mekanisme perlindungan dari mata : kerusakan penutupan kelopak mata /

eksoftalmus

4.Resti terhadap perubahan proses pikir b/d pola tidur

5.Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek

pseudokatekolamin dari hormon tiroid

6.Perubahan Body image b.d perubahan fisik dan persepsi negative terhadap

penyakitnya

7.Intoleransi aktivitas b.d penurunan cadangan energy akibat hipermetabolik,

kelelahan.

8.Resiko cedera b.d penurunan tonus otot, tremor

9.Resiko hipertermia b.d peningkatan produksi panas akibat hipermetabolik

Page 35: askep hipertiroidisme

10.Resiko kerusakan integritas kulit b.d peningkatan pengeluaran keringat,

eritema, pruritus

11.Perubahan sensori-persepsi : Visual b.d exoptalmus, optalmopati

12.Diare b.d hiperperistaltik sekunder akibat hipermetabolisme

13.Gangguan Pola Tidur b.d hiperaktivitas saraf simpatis

                      3. Rencana Perawatan

Dari beberapa diagnose Perawatan yang mungkin muncul pada pasien

hipertiroid, kelompok menyusun Perencanaan terhadap 4 diagnosa perawatan

yaitu ;Penurunan curah jantung, Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan, Resti

kerusakan integritas jaringan kornea, dan resti terhadap perubahan proses pikir.

Terlampir.

                 4. Implementasi

Dilaksanakan sesuai dengan rencana Tindakan.

               5. Evaluasi

Pasien dapat mempertahankan curah jantung yang adekut sesuai dengan

kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer

normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmia.

Nutrisi pasien adekuat, menunjukkan BB yang stabil disertai dengan nilai

laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi. 

Pasien mampu memperthankan kelembaban membrane mukosa mata,

terbebas dari ulkus, mampu mengidentifikasikan tindakan untuk

memberikan perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.

Pasien mampu mempertahankan orientasi realita umumnya, mengenali

perubahan dalam berpikir /perilaku dan factor penyebab.

 

Page 37: askep hipertiroidisme

LAPORAN PENDAHULUAN   ANEMIA

IKTERUS

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI   PREMATUR

ASUHAN KEPERAWATAN ASPIRASI   MEKONIUM

Archives

             

Tag

Anemia appendiksitis article Askep  aspirasi aterosklerosis Chusing sindrom  endokrin GO hipertiroid homecare  jalan

kaki Kanker hepar kardiovaskuler  kekebalan keperawatan  kepuasan

seksual kesehatan kesepian kolesterol Kuliah  laki laki leininger lintas budaya makhluk

beracun News orgasme oxalat Pencernaan  PJB Prematur psikologi red cells Sains sayur seksio serosis hepatis sperma sehat  TB

Paru transkultural wanita

RSS - Posts

RSS - Comments

May 2011

M T W T F S S

    Jun »

  1

2 3 4 5 6 7 8

9 10 11 12 13 14 15

16 17 18 19 20 21 22

23 24 25 26 27 28 29

30 31  

Page 38: askep hipertiroidisme

Admin

Register

Log in

Entries  RSS

Comments  RSS

WordPress.com

Top Clicks

wayanpuja.files.wordpress…

Pages

About   Me

Artikel

Kumpulan   Askep

Freeware

Flickr Photos

Page 39: askep hipertiroidisme

More Photos

Follow BlogEnter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 3 other followers

Follow