askep hematologi.doc

39
BAB I SISTEM HEMATOLOGI Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah. Cabang Hematologi secara umum dibagi atas 3 bagian kecil menurut jenis dan grup sel darah yang dipelajari. Sel darah merah o anemia o hemoglobinopati o bank darah (sel darah merah dan plasma) Sel darah putih o leukemia o neutropenia o kelainan mieloproliferatif o sindrom mielodisplasia o limfoma dan penyakit limfoproliferatif o multimieloma Plasma darah dan pembekuan darah o pendarahan dan kelainan pembekuan darah o trombosis o trombositopenia dan trombositosis Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita a. Fungsi darah 1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

Upload: seprianto-liroga

Post on 09-Jul-2016

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP HEMATOLOGI.doc

BAB I

SISTEM HEMATOLOGIHematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ

pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah.

Cabang

Hematologi secara umum dibagi atas 3 bagian kecil menurut jenis dan grup sel darah yang dipelajari.

Sel darah merah o anemiao hemoglobinopatio bank darah (sel darah merah dan plasma)

Sel darah putih o leukemiao neutropeniao kelainan mieloproliferatifo sindrom mielodisplasiao limfoma dan penyakit limfoproliferatifo multimieloma

Plasma darah dan pembekuan darah o pendarahan dan kelainan pembekuan daraho trombosiso trombositopenia dan trombositosis

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita

a. Fungsi darah

1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.

3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.

4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit, antibodi dan substansi protektif lainnya.

5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya.

Page 2: ASKEP HEMATOLOGI.doc

6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.

7. Mengatur suhu tubuh.

8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.

9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.

10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh

b. Komponen darah

1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)

a). ErItrosit (sel darah merah)

Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/μl darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali

b). Lekosit (sel darah putih)

Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.

Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari :

(a). Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing)

(b). Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi

(c). Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan berfungsi sebagai fagosit

2). Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari :

(a). Limfosit : Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu

Page 3: ASKEP HEMATOLOGI.doc

· Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler

· Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral

(b). Monosit : Lekosit dengan ukuran paling besar

Fungsi lekosit ada dua, yaitu :

1. Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk mikroorganisme penyebab infeksi.

2. Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.

c). Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)

Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah.

2. Bagian cair (plasma / serum)

a). Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan antikoagulan.

b). Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa penambahan antikoagulan.

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HEMOFILIA A

Page 4: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Hemophilia adalah kelainan koagulasi darah bawaan yang paling sering dan serius, berhubungan dengan defisiensi faktor VIII, IX, XI biasanya hanya terdapat pada anak laki-laki, terpaut kromosom X dan bersifat resesif. Hemophilia A adalah hemophilia klasik dan  terjadi karena defisiensi faktor VIII. Pengkajian                                                        Hematologis

         Hemoragi dan pendarahan yang lama          Memar superficial         Splenomegali

Genitourinaria          Hematuria Spontan

Muskuloskeletal          Nyeri dengan gejala pendarahan otot profunda (nyeri, tegang pada area yang terkena,

ROM terbatas), peningkatan suhu serta edema pada tempat pendarahan.          Tanda dan gejala hemartrosis (nyeri, ROM terbatas, dan pengngkatan suhu, serta edema

pada tempat pendarahan)Mata, Telinga, Hidung, dan Tenggorokan

         Epistaksis         Gusi berdarah

Diagnosis KeperawatanResiko cedera (hemoragi) yang berhubungan dengan penyakitHasil yang Diharapkan  Perdarahan pada anak berhenti yang ditandai oleh tidak terlihatnya perdarahan, lingkar area perdarahan tidak bertambah, rasa nyeri tidak meningkat, tanda vital sesuai, kadar faktor VIII meningkat dan penurunan waktu tromboplastin parsial. Intervensi

Intervensi Rasional        Beri tekanan langsung pada tempat

pendarahan selama sekurang-kurangnya 15 menit

Tekanan langsung pada tempat pendarahan dapat meningkatkan pembentukan bekuan

       pertahankan agar area terjadinya pendarahan tidak bergerak (imobilisasi)

Imobilisasi mengurangi aliran darah ke area pendarahan dan mencegah bekuan keluar

       Tinggikan area pendarahan di atas tinggi jantung selama 12-24 jam

Meninggikan area pendarahan mengurangi aliran darah ke tempat pendarahan dan meningkatkan pembentukan bekuan

       Kompres area yang terkena dengan es Es mempercepat vasokontriksi       Beri kriopresipitat atau konsentrat faktor VIII

(faktor antihemofilik)sesuai yang diprogramkan. Diizinkan orang tua atau anak memberi obat tersebut jika menginginkannya, dan juga mengetahui cara pemberiannya. Apabila mereka membutuhkan pendidikan, ajarlan mereka cara menginsersi slang intravena, persiapkan lokasi kulit, juga cara

Pemberian kriopresipitat atau konsentrat faktor VIII melengkapi pembentukan bekuan. Meminta orang tua atau anak memberi obat tersebut, memungkinkan mereka mempraktikkan teknik tersebut untuk penggunaan di rumah.

Page 5: ASKEP HEMATOLOGI.doc

memfiksasi perangkat intravena, mempersiapkan campuran larutan dan mulai pasang infuse.

       Pantau tanda vital anak, perjatikan setiap tanda bradikardia, takikardia, penurunan tekanan darah, peningkatan prekuensi nafas, atau peningkatan suhu. Laporkan setiap tanda ini dengan segera kepada dokter

Tanda ini mengindikasikan komplikasi yang potensial, termasuk hipopolemia sekunder akibat pendarahan dan beban sirkulasi yang berlebihan atau reaksi tranfusi akibat pemberian kriopresipitat atau konsentrat faktor VIII

       Ukur lingkaran area pendarahan, beri tanda pada kulit untuk memastikan pengukuran yang konsisten. Ukur kembali area tersebut selama 8 jam, mengguanakan alat ukur yang sama.

Setiap penambahan panjang keliling lingkaran pengindikasikan pendarahan berlanjut sehingga tempat pendarahan harus diimobilisasi dan kompres es batu perlu dilakukan. Menandai kulit dan menggunakan alat pengukur yang sama setiap kali pengukuran memastikan konsistensi.

       Pantau faktor VIII anak dan kadar PTT(waktu tromboplastin parsial) sekurang-kurangnya satu kali sehari. Laporkan kelainan kepada dokter.

Pantau nilai-nilai labolatorium ini membantu menentukan status pembekuan anak dan kebutuhan intervensi lebih lanjut

       Beri asam aminokaproat (amicar) sesuai program jika anak direncanakan untuk pembedahan

Obat ini mengahmbat dekstruksi pembekuan

10.     Ikuti pedoman The centers for disease control and prevention untuk menangani darah dan cairan tubuh  

Penderita hemophilia berisiko tinggi mengalami sindrom imunodefisiensi didapat akibat penggunaan obat intravena dan produk darah

11.     Beri obat lain, misanya kortikosteroid dan asetat desmopresin (DDAVP) sesuai program

Kortikosteroid mengurangi peradangan ; asetat desmopresin menstimulasi aktivitas faktor VIII pada kasus hemufilia A ringan

Diagnosis Keperawatan            Nyeri yang berhubungan dengan pendarahan dan pembengkakanHasil yang Diharapkan             Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri yang ditandai oleh ekspresi wajah relaks, ekspresi rasa nyaman, mampu tertidur dan tidak ada kebutuhan obat analgesic

Intervensi Intervensi Rasional

       Kaji tingkat nyeri anak dengan n menggunakan alat pengkajian nyeri

Pengkajian memberi data yang samngat penting bertujuan untuk menentukan keefektifan intervensi untuk pengendalian rasa nyeri, dan untuk memantau status

Page 6: ASKEP HEMATOLOGI.doc

pendarahan anak karena nyeri yang konsisten atau meningkat, dapat mengindikasikan pendarahan berlanjut.

       Beri obat analgesic sesuai program Obat analgesic dapat meredakan rasa nyeri                                  Diagnosis Keperawatan

              Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan penurunan ROM akibat pendarahan dan pembengkakan.

Hasil yang Diharapkan Anak mampu mencapai ROM maksimum pada sendi yang terkena ditandai oleh kemampuan melakukan latihan yang diprogramkan.

Intervensi Intervensi Rasional

       Anjurkan anak untuk melakukan latihan isometric, sesuai program

Latihan isometric dapat mempertahankan kekuatan otot dengan cara menegangkan otot-otot tanpa menggerakkan sendi

       Konsultasi dengan ahli terapi fisik tentang kebutuhan alat-alat pendukung, misalnya alat penopang tentang upaya mengembangkan program latihan ROM pasif dan aktif

Alat-alat penopang membantu mempertahankan posisi fungsional dari otot dan sendi, serta mencegah dan mengurangi tingkat depormitas fisik. Latihan ROM aktif dan fasif akan meningkatkan tonis dan kekuatan otot sekitar sendi, serta membantu mencegah atrofi dan ketidak mampuan otot

       Kaji kebutuhan anak untuk mengobati nyeri, sebelum memulai setiap sesi tindakan

Memberi obat analgesic sebelum latihan, dapat meningkatkan rasa nyaman dan kerjasama

Diagnosis Keperawatan               Resiko cedera yang berhubungan dengan rawat inap atau prosedur dirumah sakit (atau

keduanya)Hasil yang Diharapkan               Anak yang menderita cedera akibat rawat inap atau prosedur yang diterapkan dirumah

sakit yang ditandai oleh tidak ada hematoma, memar dan hemoragi serta kemampuan mempertahankan ROM total

Intervensi Intervensi Rasional

1.      Beri bantalan pada sisi pengaman tempat tidur jika diperlukan

Memberi pengaman tempat tidur mengurangi risiko cedera, misanya memar yang mungkin terjadi akibat terantuk tanpa sengaja

2.      Pastikan anak menggunakan setiap peralatan protektif (misalnya pelindung kepala terbuat dari plastic dan bantalan siku serta lutut yang dibawa dari rumah. Juga pastikan ia menggunakan sikat gigi

Menggunakan peralatan protektif membantumengurangi resiko cedera akibat jatuh yang disebabkan oleh kecelakaan atau permainan yang rutin dilakukan. Sikat gigi berbulu lunak memiliki kemungkinan

Page 7: ASKEP HEMATOLOGI.doc

berbulu lunak untuk membersihkan giginya. lebih kecil mencederai pada gusi

3.      Ketika mengumpulkan specimen darah, lakukan pengambilan darah dijari dari pada melalui fungsi vena jika memungkinkan. Ketika memberikan injeksi, gunakan rute subkutan (SC) bukan intramuscular (IM) jika memungkinkan. Setelah itu, beri tekanan pada area tersebut sekurang-kurangnya 5 menit

Mengambil darah dengan cara menusuk jari, bukan melalui fungsi vena mengurangi resiko kehilangan darah yang berlebihan, karena diameter kapiler lebih kecil dari pada vena dan berisi lebih sedikit darah. Rute subkutan membutuhkan jarum berukuran lebih kecil sehingga mengurangi resiko pengeluran darah dari tempat fungsi yang lebih besar. Juga jaringan subkutan mengandung lebih sedikit pembuluh darah daripada otot.

4.      Setelah setiap pendarahan, imobilisasi artea pandarahan ; kemudian tinggikan area tersebut di atas tingkat jantung, selama 12 – 24 jam dan kompres area tersebut dengan es

Tindakan imobilisasi dan tinggikan tingkat pendarahan sampai diatas tinggi jantung dapat mengurangi aliran darah ke area pendarahan dan mencegah keluarnya bekuan darah. Es mempercepat vasokontriksi dan mengurangi rasa nyeri

5.      Inspeksi mainan anak untuk melihat bila ada tepi yang tajam

Mainan bertepi tajam dapat melaserasi atau menusuk kulit anak

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ANEMIA SEL SABIT

Pengkajian             Hematologis :Anemi, Pembesaran limfaKardiovaskular :MurmurNeurologis :Nyeri, Kebas pada jari dan ibu jari, Kecemasan, Stroke (cerebrovaskular accident)Gastrointestinal :Nyeri abdomen (pada anak usia sekolah), Haus, MuntahHepatic : Pembesaran hati, SirosisGenitourinaria :Sering berkemih ;Penurunan konsentrasi urin;Enuresis; Hematuria Musculoskeletal :Kelemahan otot;Sendi edemaPsikososial :Pertumbuhan dan perkembangan terhambatIntegument :Ikterik ; Peningkatan suhu

Page 8: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Diagnosis keperawatan             Gangguan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan obstruksi pembuluh darah

sekunder akibat proses pembentukan sabit pada sel darah merah.Hasil yang diharapkan             Anak memiliki perfusi jaringan yang adekuat yang ditandai oleh ekstermitas hangat, dan

tekanan darah stabil. Intervensi

Intervensi Rasional

1.      Anjurkan anak menjalani tirah baring total selama fase akut penyakit (krisis nyeri)

Tirah baring diperlukan karena latihan dapat meningkatkan metabolisme selular, menyebabkan hipoksia jaringan dan meningkatkan pembentukan sel sabit 

2.      Lakukan latihan ROM setian 4-6 jam, atau lakukan aktifitas lain sesuai usia, yang dapat dilakukan anak diatas tempat tidur, misalnya latihan isometric

Latihan ROM fasif dan isometric meningkatkan mobilisasi tenpa menekan sendi dan menyebabkan nyeri

3.      Hindari atau batasi aktifitas atau situasi yang dapat menyebabkan stress emosional pada anak

Stress emosional meningkatkan metabolism sel sehingga menyebabkan hipoksia jaringan dan peningkatan pembentukan sabit. Adrenalin yang dilepas selama stress akan membuat pwmbuluh darah semakin berkontriksi

4.      Kordinasi aktivitas pemberian perawatan yang memungkinkan anak dapat beristirahat dan tidur tanpa terganggu

Anak membutuhkan istirahat serta tidur yang cukup selama fase akut penyakit

Diagnosis Keperawatan             Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan

ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urine. Hasil yang diharapkan             Anak dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat yang ditandai oleh haluan urine 1-

2ml/kg/jam, membran mokusa lembab, rasa haus berkurang, berat badan stabil, kadar elektrolit serum sesuai usia, dan fontanel datar (pada bayi).Intervensi

Intervensi Rasional       Anjurkan anak untuk minum air selama 2

jam sampai mencatat jumlah total harian 150ml/kg berat badan

Hidrasi yang adekuat mencegah pembentukan sabit SDM

       Pantau asupan dan haluan cairan anak dengan cermat, termasuk pemberian cairan intravena

Pemantauan yang cermat memungkinkan pengkajian keseimbangan cairan anak, penting untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan mendeteksi hemodilusi serta beban sirkulasi yang berlebih

       Timbang berat badan anak setiap hari Menimbang berat badan ank setiap hari adalah pengukuran paling akurat untuk

Page 9: ASKEP HEMATOLOGI.doc

mengukur status hidrasi anak       Pantau anak setiap 2-4 jam untuk melihat

tanda-tanda dehidrasi, temasuk kulit kering, turgor kulit buruk, dan penurunan haluaran urine. Beri cairan sesuai kebutuhan, pertahankan hidrasi anak bertambah sebanyak 50% di atas kebutuhan dasar

Dehidrasi merupakan penyebab umum pembentukan sabit. Keadaaan ini membutuhkan penggantian cairan sehingga dapat mempertahankan anak mendapat hidrasi yang cukup dan akhirnya mencegah pembentukan sabit

       Pantau nilai labolatorium untuk nilai pH, hematokrit, hemoglobin, tekanan karbon dioksida parsial, serta tekanan oksigen parsial.

Ketidakseimbangan asam basa dapat mengindikasikan bahwa anak mengalami dehidrasi

6.      Pastikan anak tidak memakai pakaian yang terlalu hangat

Mengenakan pakaian yang terlalu hangat dapat membuat anak panas berlebihan yang menyebabkan kehilangan cairan

Diagnosis Keperawatan            Nyeri yang berhubungan dengan oklusi vascular dan hipoksia jaringanHasil yang diharapkan Anak tidak menunjukkan gejala nyeri yang ditandai oleh ekspresi nyeri berkurang, periode tidur nyenyak, dan ekspresi wajah relaksIntervensi

Intervensi Rasional1.      Kaji kebutuhan anak untukpemberian obat

analgesic setiap 3-4 jam. Pantau bila ada kegelisahan, ekspresi wajah tegang, nafsu makan berkurang, menangis ketika disentuh dan mendengkur

Pengkajian yang sering memungkinkan perawat menentukan derajat dan tipe nyeri serta kebutuhan medikasi anak

2.      Beri obat anagesik dan narkotik sesuai program dan ajarkan anak tindakan pengendalian rasa nyeri melalui nonfarmakologis. Evaluasi respon anak terhadap upaya mengontrol nyeri

Nyeri yang timbul akibat anemia sel sabit dapat sulit ditangani. Dokter mungkin harus mencoba beberapa tipe obat anlgesik dan narkotik untuk mencapai respon yang diinginkan; tindakan pengendalian nyeri nonfarmakologis dapat memperbesar upaya kontol dari analgesik

3.      Lakuakn kompres hangat pada area yang terkena setiap tiga hingga empat jam

Panas dapat menyebabkan vasodilatasi yang memungkinkan sel berbentuk sabit bergerak menembus area yang tersumbat sehingga meningkatkan rasa nyaman

4.      Pertahankan anak dalam posisi yang nyaman, dengan cara sendi yang ditopang sejajar dengan seluruh badan. Pegang ekstermitas dengan lembut dan hindari menabrak atau mengentak tempat tidur

Pengaturan posisi yang benar meningkatkan rasa nyaman pada sendi yang terasa nyeri

Diagnosis Keperawatan

Page 10: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Resiko infeksi yang berhubungan dengan pembentukan sabit pada sel dan infark splenik.Hasil yang diharapkan Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi yang ditandai oleh suhu tubuh kurang dari 37,8ºC tidak ada batuk dan sel darah putih sesuai usiaIntervensi

Intervensi Rasional

1.      Isolasi anak dari seluruh sumber infeksi yang diketahui

Anak rentan terhadap infeksi karena ketidak mampuan limpa untuk menyaring bakteri sebagai akibat infark

2.      Pantau suhu tubuh anak setiap 4 jam Peningkatan suhu meningkatkan infeksi

3.      Periksa catatan imunisasi anak dan berikan vaksinasi, sesuai program

Anak dengan anemia sel sabit dapat mengalami peningkatan kerantanan yang khas terhadap infeksi Pneumococcus dan Haemophilus influenza,  yang harus menerima imunisasi yang dijadwalkan.

4.      Beri antibiotic sesuai program Melawan dan mencegah infeksi

5.      Sediakan diet tinggi kalori, tinggi protein,. Pemberian makanan sedikit tapi sering

Membantu anak melawan infeksi dan membantu pertumbuhan dan perkembangan.

BAB IVASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LEUKEMIA

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam

sumsum tulang dan limfa (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak

teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen

sumsum tulang normal. Proliferasi juga terjadi di hati, limpa, dan nodus limfatikus.

Terjadi invasi organ non hematologis seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal,

dan kulit.

Leukemia limfositik akut (LLA) sering terjadi pada anak-anak. Leukemia tergolong akut

bila ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang.

  EtiologiPenyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar karena virus

(virus onkogenik).

Faktor lain yang berperan antara lain:

1.      Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat

sulfat), infeksi (virus dan bakteri).

2.      Faktor endogen seperti ras

Page 11: ASKEP HEMATOLOGI.doc

3.      Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus

leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).

Pengkajian 1.      Kaji adanya tanda-tanda anemia :

- Pucat, lemah, sesak, nafas cepat2.      Kaji adanya tanda-tanda leucopenia : demam, infeksi3.      Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :

- Ptechiae- Purpura- Perdarahan membran mukosa

4.      Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :- Limfadenopati- Hepatomegali- Splenomegali

5.      Kaji adanya pembesaran testis6.      Kaji adanya :

1).Hematuria2).Hipertensi3).Gagal ginjal4).Inflamasi disekitar rektal5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 178)

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

Tujuan: Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

Intervensi:

Intervensi Rasional

1.      Pantau suhu dengan teliti untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

2.      Tempatkan anak dalam ruangan khususuntuk meminimalkan terpaparnya anak

dari sumber infeksi

3.      Anjurkan semua pengunjung dan staff

rumah sakit untuk menggunakan teknik

mencuci tangan dengan baik

untuk meminimalkan pajanan pada

organisme infektif

4.      Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk

semua prosedur invasive

untuk mencegah kontaminasi

silang/menurunkan resiko infeksi

5.      Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-

tempat munculnya infeksi seperti tempat

penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan

untuk intervensi dini penanganan infeksi

Page 12: ASKEP HEMATOLOGI.doc

masalah gigi

6.      Inspeksi membran mukosa mulut.

Bersihkan mulut dengan baik

rongga mulut adalah medium yang baik

untuk pertumbuhan organisme

7.      Berikan periode istirahat tanpa gangguanmenambah energi untuk penyembuhan dan

regenerasi seluler

8.      Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia untuk mendukung pertahanan alami tubuh

9.      Berikan antibiotik sesuai ketentuandiberikan sebagai profilaktik atau

mengobati infeksi khusus

Diagnosis Keperawatan

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

Tujuan: terjadi peningkatan toleransi aktifitas

Intervensi:

Intervensi Rasional

1.      Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan

ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala

aktifitas sehari-hari

menentukan derajat dan efek

ketidakmampuan

2.      Berikan lingkungan tenang dan perlu

istirahat tanpa gangguan

menghemat energi untuk aktifitas dan

regenerasi seluler atau penyambungan

jaringan

3.      Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada

aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan

Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada

aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan

4.      Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari

dan ambulasi

memaksimalkan sediaan energi untuk

tugas perawatan diri

Diagnosis Keperawatan

Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah

trombosit

Tujuan: klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

Intervensi:

Page 13: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Intervensi Rasional

1.      Gunakan semua tindakan untuk mencegah

perdarahan khususnya pada daerah

ekimosis

perdarahan memperberat kondisi anak

dengan adanya anemia

2.      Cegah ulserasi oral dan rectal kulit yang luka cenderung untuk berdarah

3.      Gunakan jarum yang kecil pada saat

melakukan injeksiuntuk mencegah perdarahan

4.      Menggunakan sikat gigi yang lunak dan

lembutuntuk mencegah perdarahan

5.      Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan

(tekanan darah menurun, denyut nadi

cepat, dan pucat

untuk memberikan intervensi dini dalam

mengatasi perdarahan

6.      Hindari obat-obat yang mengandung

aspirin

karena aspirin mempengaruhi fungsi

trombosit

7.      Ajarkan orang tua dan anak yang lebih

besar ntuk mengontrol perdarahan hidung untuk mencegah perdarahan

Diagnosis Keperawatan

Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah

Tujuan:  -    Tidak terjadi kekurangan volume cairan

-          Pasien tidak mengalami mual dan muntah

Intervensi:

Intervensi Rasional

1.      Berikan antiemetik awal sebelum

dimulainya kemoterapiuntuk mencegah mual dan muntah

2.      Berikan antiemetik secara teratur pada

waktu dan program kemoterapiuntuk mencegah episode berulang

3.      Kaji respon anak terhadap anti emetik karena tidak ada obat antiemetik yang

secara umum berhasil

4.      Hindari memberikan makanan yang bau yang menyengat dapat menimbulkan

Page 14: ASKEP HEMATOLOGI.doc

beraroma menyengat mual dan muntah

5.      Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi

sering

karena jumlah kecil biasanya ditoleransi

dengan baik

6.      Berikan cairan intravena sesuai ketentuan untuk mempertahankan hidrasi

Diagnosis Keperawatan

Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping

agen kemoterapi

Tujuan: pasien tidak mengalami mukositis oral

Intervensi:

Intervensi Rasional1.      Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya

ulkus oral untuk mendapatkan tindakan yang segera

2.      Hindari mengukur suhu oral untuk mencegah trauma3.      Gunakan sikat gigi berbulu lembut,

aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa

untuk menghindari trauma

4.      Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat

untuk menuingkatkan penyembuhan

5.      Gunakan pelembab bibir untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)

6.      Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil

karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang

7.      Berikan diet cair, lembut dan lunak agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak

8.      Inspeksi mulut setiap hari untuk mendeteksi kemungkinan infeksi9.      Dorong masukan cairan dengan

menggunakan sedotan untuk membantu melewati area nyeri

10.  Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia

dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa

11.  Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan untuk mencegah atau mengatasi mukositis

12.  Berikan analgetik untuk mengendalikan nyeri

Diagnosis Keperawatan

Page 15: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitisTujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuatIntervensi :

Intervensi Rasional

1.      Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi

2.      Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat

untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

3.      Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas

untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

4.      Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan untuk mendorong agar anak mau makan

5.      Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

6.      Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat

7.      Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal

Diagnosis KeperawatanNyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemiaTujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anakIntervensi

Intervensi Rasional

1.      Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi

2.      Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena

untuk meminimalkan rasa tidak aman

3.      Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi

untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat

4.      Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat sebagai analgetik tambahan

Page 16: ASKEP HEMATOLOGI.doc

5.      Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur untuk mencegah kambuhnya nyeri

Diagnosis keperawatan Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitasTujuan : pasien meimpertahankan integritas kulitIntervensi

Intervensi Rasionala.       Berikan perawatan kulit yang cemat,

terutama di dalam mulut dan daerah perianal

karena area ini cenderung mengalami ulserasi

b.      Ubah posisi dengan sering untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit

c.       Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

d.      Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker

efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi

e.       Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering

membantu mencegah friksi atau trauma kulit

f.       Dorong masukan kalori protein yang adekuat

untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negative

BAB VASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA

Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin (medicastore, 2004).

Penyebabnya adalah Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan secara resesif dari kedua orang tua.

KlasifikasiSecara molekuler, talasemia dibedakan atas:

1.      Talasemia alfa (gangguan pembentukan rantai alfa)2.      Talasemia beta ( gangguan pembentukan rantai beta)3.      Talasemia beta-delta (gangguan pembentukan rantai beta dan delta)4.      talasemia delta (gangguan pembentukan rantai delta).

Secara kinis, talasemia dibagi dalam 2 golongan, yaitu:1.      Talasemia mayor (bentuk homozigot), memiliki 2 gen cacat, memberikan gejala klinis

yang jelas.2.      Talasemia minor, dimana seseorang memiliki 1 gen cacat dan biasanya tidak

memberikan gejalaklinis

Page 17: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Manifestasi Klinik

Pada talasemia mayor, terjadi anemia berat tipe mikrositik dengan pembesaran pada hati dan limpa. Muka mongoloid, pertumbuhan badan kurang sempurna (pendek), perubahan pada tulang karena hiperaktifitas sumsum merah berupa deformitas dan fraktur spontan (terutama tulang panjang). Dapat pula mengakibatkan pertumbuhan berlebihan tulang frontal, zigomatik dan maksilaris. Pertumbuhan gigi biasanya buruk. IQ kurang baik apabila tidak mendapat tranfusi darah secara teratur dan menaikan kadar Hb. Anemia biasanya mulai muncul pada usia 3 bulan dan jelas pada usia 2 tahun. Gejala lain pada penderita thalassemia adalah jantung mudah berdebar-debar. Hal ini karena tugas hemoglobin membawa oksigen ke seluruhtubuh. Pada thalassemia, karena oksigen yang dibawa hemoglobin kurang, maka jantung juga akan berusaha bekerja lebih keras, sehingga jantung penderita akan mudah berdebar-debar. Lama kelamaan, jantung akan bekerja lebih keras, sehingga cepat lelah. Akibatnya terjadi lemah jantung. "Limpa penderita juga bisa menjadi besar, karena penghancuran darah merah terjadi di sana." Selain itu, sumsum tulang juga bekerja lebih keras, karena berusaha mengkompensir kekurangan hemoglobin. Akibatnya, tulang menjadi tipis dan rapuh. Jika kerusakan tulang terjadi pada tulang muka, misalnya, pada tulang hidung, maka bentuk muka pun akan berubah. Batang hidung menjadi hilang/melesak ke dalam (facies cooley). "Ini merupakan salah satu tanda khas penderita thalassemia."

Prognosis

Thalasemia beta homozigot umumnya meninggal pada usia muda dan jarang mencapai usia dekade ke-3, walaupun digunakan antibiotik untuk mencegah infeksi dan pemberian chelating agent untuk mengurangi hemosiderosis (harga mahal). Di negara maju dengan fasilitas tranfusi yang cukup dan perawatan dengan chelating agents yang baik, usia dapat mencapai dekade ke-5 dan kualitas hidup yang lebih baik.

Penatalaksanaan                                                                                     Pemberian tranfusi darah berupa sel darah merah diberikan jika kadar Hb telah rendah (kurang dari 6 g%) atau bila anak mengeluh tidak mau makan dan lemah sampai kadar Hb sekitar 11 g/dl. Kadar setinggi ini akan mengurangi kegiatan hemopoesis yang berlebihan dalam sumsum tulang dan juga mengurangi absorsi Fe dari traktus digestivus. Sebaiknya darah tranfusi tersimpan kurang dari 7 hari dan mengandung leukosit serendah-rendahnya.

Pemberian tranfusi darah berupa sel darah merah diberikan jika kadar Hb telah rendah (kurang dari 6 g%) atau bila anak mengeluh tidak mau makan dan lemah sampai kadar Hb sekitar 11 g/dl..

Pemeriksaan Penunjang

Pada talasemia mayor:

Page 18: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Darah tepi di dapatkan gambaran hipokrom mikrositik, anisositosis, poikilositosis dan aanya sel target; jumlah retikulosit meningkat serta adanya sel seri eritrosit muda (normoblas). Hb rendah, resistensi osmotik patologis. Nilai eritrosit rata-rata (MC), volume eritrosit rata-rata (VER/MCV), hemoglobin eritrosit rata-rata (HER/MCH) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER/MCMC) menurun. Jumlah leukosit normal atau meningkat. Kadar besi dalam serum normal atau meningkat. Kadar bilirubin dalam serum meningkat. SGOT dan SGPT dapat meningkat karena kerusakan parenkim hati oleh hemosiderosis.

Pada thalasemia minor:Kadar Hb bervariasi. Gambaran darah tepi dapat menyerupai thalasemia mayor atau hanya sebagian. Nilai VER dan HER biasanya menurun, sedangkan KHER biasanya normal. Resistensi osmotik meningkat.

BAB VIASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ANEMIA APLASTIK

Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan susum tulang). (Ngastiyah.1997.Hal:359)Etiologi

a.       Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.

b.      Faktor didapat-          Bahan kimia : benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb.-          Obat : kloramfenikol, mesantoin (antikonvulsan), piribenzamin (antihistamin), santonin-

kalomel, obat sitostatika (myleran, methrotrexate, TEM, vincristine, rubidomycine dan sebagainya), obat anti tumor (nitrogen mustard), anti microbial.

-          Radiasi : sinar roentgen, radioaktif.-          Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain – lain.-          Infeksi : tuberculosis milier, hepatitis dan lain – lain.-          Keganasan , penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik.

(Mansjoer.2005.Hal:494)Pengkajian

a. Aktivitas / Istirahat         Keletihan, kelemahan otot, malaise umum         Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak         Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat         Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya         Ataksia, tubuh tidak tegak         Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan

keletihanb. Sirkulasi

         Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI         Palpitasi (takikardia kompensasi)         Hipotensi postural

Page 19: ASKEP HEMATOLOGI.doc

         Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T

         Bunyi jantung murmur sistolik         Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir)

dan dasar kuku         Sclera biru atau putih seperti mutiara         Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonsriksi

kompensasi)         Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)         Rambut kering, mudah putus, menipis

C. Eliminasi          Riwayat pielonefritis, gagal ginjal         Flatulen, sindrom malabsorpsi         Hematemesis, feses dengan darah segar, melena         Diare atau konstipasi         Penurunan haluaran urine         Distensi abdomen

D. Makanan / cairan         Penurunan masukan diet         Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)         Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia         Adanya penurunan berat badan         Membrane mukusa kering,pucat         Turgor kulit buruk, kering, tidak elastic         Stomatitis         Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah

E. Neurosensori         Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi         Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata         Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki         Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis         Tidak mampu berespon lambat dan dangkal         Hemoragis retina         Epistaksis         Gangguan koordinasi, ataksia

F. Nyeri/kenyamanan         Nyeri abdomen samar, sakit kepala

G. Pernapasan         Napas pendek pada istirahat dan aktivitas         Takipnea, ortopnea dan dispnea

Diagnosa KeperawatanPerubahan perusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.

Page 20: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam anak menunjukkan perfusi yang adekuatKriteria Hasil :

         Tanda-tanda vital stabil         Membran mukosa berwarna merah muda         Pengisian kapiler          Haluaran urine adekuat

Intervensi :Intervensi Rasional

1.      Ukur tanda-tanda vital, observasi pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku

memberikan informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan dan membantu kebutuhan intervensi.

2.      Auskultasi bunyi napasdispnea, gemericik menunjukkan CHF karena regangan jantung lama/peningkatan kopensasi curah jantung.

3.      Observasi keluhan nyeri dada, palpitasiiskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko infark.

4.      Evaluasi respon verbal melambat, agitasi, gangguan memori, bingung

mengindikasikan gangguan perfusi serebral karena hipoksia

5.      Evaluasi keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh supaya tetap hangat.

vasokonstriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer

6.      Observasi hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap

mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respons terhadap terapi.

7.      Berikan transfusi darah lengkap/packed sesuai indikasi

meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk mengurangi resiko perdarahan

8.      Berikan oksigen sesuai indikasi memaksimalkan transpor oksigen ke jaringan

9.      Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi.

transplantasi sumsum tulang dilakukan pada kegagalan sumsum tulang/ anemia aplastik.

Diagnosis KeperawatanPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah (SDM) normal.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak mampu mempertahankan berat badan yang stabilKriteria hasil :

         Asupan nutrisi adekuat         Berat badan normal         Nilai laboratorium dalam batas normal Albumin : 4 – 5,8 g/dL         Hb : 11 – 16 g/dL         Ht : 31 – 43 %         Trombosit : 150.000 – 400.000 µL

Page 21: ASKEP HEMATOLOGI.doc

         Eritrosit : 3,8 – 5,5 x 1012Intervensi :

Intervensi Rasional

1.      Observasi dan catat masukan makanan anak mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan

2.      Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan asupan nutrisi

3.      Observasi mual / muntah, flatus. gajala GI menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ

4.      Bantu anak melakukan oral higiene, gunakan sikat gigi yang halus dan lakukan penyikatan yang lembut

meningkatkan napsu makan dan pemasukan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut diperlukan bila jaringan rapuh/luak/perdarahan.

5.      Observasi pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, Eritrosit, Trombosit, Albumin

mengetahui efektivitas program pengobatan, mengetahui sumber diet nutrisi yang dibutuhkan

6.      Berikan diet halus rendah serat, hindari makanan pedas atau terlalu asam sesuai indikasi

bila ada lesi oral, nyeri membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi anak.

7.      Berikan suplemen nutrisi mis : ensure, Isocal meningkatkan masukan protein dan kalori.Diagnosis KeperawatanKonstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak menunjukan perubahan pola defekasi yang normal.Kriteria hasil :

         Frekuensi defekasi 1x setiap hari         Konsistensi feces lembek, tidak ada lender / darah          Bising usus dalam batas normal

Intervensi :Intervensi Rasional

1.      Observasi warna feces, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

membantu mengidentifikasi penyebab / factor pemberat dan intervensi yang tepat

2.      Auskultasi bunyi usus. bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.

3.      Hindari makanan yang menghasilkan gas. menurunkan distensi abdomen

4.      Berikan diet tinggi seratserat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestina

5.      Berikan pelembek feces, stimulant ringan, laksatif sesuai indikasi. mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi

6.      Berikan obat antidiare mis : difenoxilat hidroklorida dengan atropine (lomotil) dan obat pengabsorpsi air mis Metamucil.

menurunkan motilitas usus bila diare terjadi

Diagnosis Keperawatan Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Page 22: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak melaporkan peningkatan toleransi aktivitas.Kriteria hasil :

         Tanda – tanda vital dalam batas normal         Anak bermain dan istirahat dengan tenang         Anak melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan         Anak tidak menunjukkan tanda – tanda keletihan

Intervensi :Intervensi Rasional

1.      Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jammanifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

2.      Observasi adanya tanda – tanda keletihan : takikardia, palpitasi, dispnea, pusing, kunang – kunang, lemas, postur loyo, gerakan lambat dan tegang

membantu menetukan intervensi yang tepat

3.      Bantu anak dalam aktivitas diluar batas toleransi anak. mencegah kelelahan

4.      Berikan aktivitas bermain pengalihan sesuai toleransi anak

meningkatkan istirahat, mencegah kebosanan dan menarik diri

Diagnosis KeperawatanResiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder leucopenia, penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam infek tidak terjadi.Kriteria Hasil :

         Tanda – tanda vital dalam batas normal         Leukosit dalam batas normal         Keluarga menunjukkan perilaku pencegahan infeksi pada anak

IntervensiIntervensi Rasional

1.      Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jam. demam mengindikasikan terjadinya infeksi.2.      Tempatkan anak di ruang isolasi bila

memungkinkan dan beri tahu keluarga supaya menggunakan masker saat berkunjung

mengurangi resiko penularan mikroorganisme kepada anak.

3.      Pertahankan teknik aseptik pada setiap prosedur perawatan. mencegah infeksi nosokomial

4.      Observasi hasil pemeriksaan leukosit.

lekositosis mengidentifikasikan terjadinya infeksi dan leukositopenia mengidentifikasikan penurunan daya tahan tubuh dan beresiko untuk terjadi infeksi

Evaluasi Keperawatana.       Mempertahankan perfusi jaringan adekuatb.      Mempertahankan asupan nutrisi adekuat dan berat badan stabilc.       Menunjukkan pola defekasi normald.      Mengalami peningkatan toleransi aktivitase.       Infeksi tidak terjadi

BAB VII

Page 23: ASKEP HEMATOLOGI.doc

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN IDIOPATIK TROMBOSITOPENIK PURPURA

ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit / selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 – 8 tahun), lebih sering terjadi pada wanita.  ETIOLOGI

a. Penyebab pasti belum diketahui (idiopatik).

b.  Tetapi kemungkinan akibat dari:

         Hipersplenisme

         Infeksi virus.

         Intoksikasi makanan / obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon,

diamokkina, sedormid).

         Bahan kimia.

         Pengaruh fisi (radiasi, panas).

         Kekurangan factor pematangan (malnutrisi).

         Koagulasi intra vascular diseminata CKID.

          Autoimnue.

 JENIS ITP

Akut.

         Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.

          Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi spontan).

         Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.

Kronik        

         Awitan tersembunyi dan berbahaya.

         Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.

         Bentuk ini terutama pada orang dewasa.

Kambuhan

         Mula-mula terjadi trombositopenia.

         Relaps berulang.

         Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.

Page 24: ASKEP HEMATOLOGI.doc

PENGKAJIAN

a.       Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.

b.       Tanda-tanda perdarahan.

c.       Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.

d.      keletihan, kelemahan, malaise umum.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia.

TUJUAN : Menghilangkan mual dan muntah

Kriteria standar: Menunjukkan berat badan stabi

INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi Rasional

Berikan nutrisi yang adekuat secara

kualitas maupun kuantitas.

Rasional : mencukupi kebutuhan kalori

setiap hari.

Berikan makanan dalam porsi kecil tapi

sering.

porsi lebih kecil dapat meningkatkan

masukan yang sesuai dengan kalori

Pantau pemasukan makanan dan timbang

berat badan setiap hari.

anoreksia dan kelemahan dapat

mengakibatkan penurunan berat badan dan

malnutrisi yang serius.

Lakukan konsultasi dengan ahli diet. sangat bermanfaat dalam perhitungan dan

penyesuaian diet untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi pasien.

Libatkan keluarga pasien dalam

perencanaan makan sesuai dengan indikasi

meningkatkan rasa keterlibatannya,

memberikan informasi pada keluarga

untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.

Diagnosis keperawatan

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel

Tujuan: Tekanan darah normal; Pengisian kapiler baik ;

Kriteria standart: Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil

Intervensi keperawatan:

Page 25: ASKEP HEMATOLOGI.doc

Intervensi Rasional

Awasi TTV, kaji pengisian kapiler.

memberikan informasi tentang derajat/

keadekuatan perfusi jaringan dan

membantu menentukan kebutuhan

intervensi

Tinggikan kepala tempat tidur sesuai

toleransi

meningkatkan ekspansi paru dan

memaksimalkan oksigenasi untuk

kebutuhan seluler

Kaji untuk respon verbal melambat,

mudah terangasang.

dapat mengindikasikan gangguan fungsi

serebral karena hipoksia.

Awasi upaya parnafasan, auskultasi bunyi

nafas.

dispne karena regangan jantung lama /

peningkatan kompensasi curah jantung.

Diagnosis Keperawatan :

Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas

pembawa oksigen darah.

Tujuan: Mengurangi distress pernafasan.

Criteria standart: Mempertahankan pola pernafasan normal / efektif

Intervensi keperawatan:

Intervensi Rasional

Kaji / awasi frekuensi pernafasan,

kedalaman dan irama

perubahan (seperti takipnea, dispnea,

penggunaan otot aksesoris) dapat

menindikasikan berlanjutnya keterlibatan /

pengaruh pernafasan yang membutuhkan

upaya intervensi

Tempatkan pasien pada posisi yang

nyaman

memaksimalkan ekspansi paru,

menurunkan kerja pernafasan dan

menurunkan resiko aspirasi

Beri posisi dan Bantu ubah posisi secara

periodic

meningkatkan areasi semua segmen paru

dan mobilisasikan sekresi

Bantu dengan teknik nafas dalam. membantu meningkatkan difusi gas dan

Page 26: ASKEP HEMATOLOGI.doc

ekspansi jalan nafas kecil.

 Diagnosis Keperawatan

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

Tujuan: Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas.

Kriteria  standart: Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.

Intervensi keperawatan:

Intervensi Rasional

Kaji kemampuan pasien untuk melakukan

aktivitas normal, catat laporan kelemahan,

keletihan

mempengaruhi pilihan intervensi

Awasi TD, nadi, pernafasan

manifestasi kardiopulmonal dari upaya

jantung dan paru untuk emmbawa jumlah

oksigen ke jaringan

Berikan lingkungan tenangmeningkatkan istirahat untuk menurunkan

kebutuhan oksigen tubuh

Ubah posisi pasien dengan perlahan dan

pantau terhadap pusing

hipotensi postural / hipoksin serebral

menyebabkan pusing, berdenyut dan

peningkatan resiko cedera