askep efusi pleura

48
BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN A. PENGUMPULAN DATA 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Ny. R Umur : 27 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Suku/ bangsa : Sunda/Indonesia Status Marital : Menikah Tanggal Masuk : 21 Desember 2004 Tanggal Pengkajian : 22 Januari 2005 No. Medrec : 04016633 Diagnosa Medis : Efusi Pleura Alamat : Jl. Kembar Barat 1/20 rt 04/rw 02 Cigereleng Ruangan : 14 A (Dahlia) b. Identitas penanggung jawab Nama : Tn. M Umur : 37 Tahun Agama : Islam Pendidikan : SMU Pekerjaan : Wiraswasta

Upload: ian-pratama

Post on 02-Dec-2015

131 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Efusi Pleura

BAB IIITINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

A. PENGUMPULAN DATA

1.Identitas

a. Identitas klien

Nama : Ny. R

Umur : 27 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/ bangsa : Sunda/Indonesia

Status Marital : Menikah

Tanggal Masuk : 21 Desember 2004

Tanggal Pengkajian : 22 Januari 2005

No. Medrec : 04016633

Diagnosa Medis : Efusi Pleura

Alamat : Jl. Kembar Barat 1/20 rt 04/rw 02

Cigereleng

Ruangan : 14 A (Dahlia)

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. M

Umur : 37 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Status : Menikah

Hubungan dengn Klien : Suami

Alamat : Jl. Kembar Barat 1/20 rt 04/rw 02

Cigereleng

Page 2: Askep Efusi Pleura

2.Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

o Keluhan utama masuk Rumah Sakit

Sejak 4 bulan sebelum masuk runah sakit setelah melahirkan anak ke-3

klien telah merasakan sesak nafas yang hilang timbul, sering berkeringat,

sering sakit menelan dan sakit tenggorokan. 1 minggu sebelum masuk

rumah sakit sesak nafas semakin lama semakin berat tetapi sesak

berkurang jika klien setengah duduk. Sesak disertai batuk berdahak

berwarna kuning kehijauan, kental dan sulit dikeluarkan juga disertai

bengkak pada tungkai.

o Keluhan utama saat pengkajian

Pada saat dikaji klien mengeluh sesak nafas. Sesak dirasakan terasa berat

jika klien melakukan aktivitas, sesak berkurang jika klien pada posisi

setengah duduk, sesak dirasakan biasa saja di daerah dada.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Menurut pengakuan klien, sebelumnya klien belum pernah mengalami

penyakit yang sama tetapi klien pernah mengalami penyakit jantung. Klien

mengatakan selain penyakit jantung dan penyakit yang sekarang dideritannya

klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan

penyakit turunan seperti asma, Diabetes Melitus dan hipertensi

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan bahwa di keluarga klien tidak ada yang menderita

penyakit yang sama seperti penyakit klien sekarang ini dan juga tidak ada

anggota keluarga klien yang menderita penyakit keturunan maupun penyakit

menular.

3.Pemeriksaan fisik

a. Sistem pernafasan

Bentuk hidung simetris,PCH(-), sianosis (-), kokoh, memakai oksigen 2

liter/menit dengan nasal canule, jln nafas paten, tidak ada nyeri pada palpasi

sinus, mukosa hidung kemerahan, vibrosa (+), polip(-), septum nasalis

Page 3: Askep Efusi Pleura

ditengah, bibir (-)sianosis, mukosa orofaring tampak merah, tidak ada

pembesaran tonsil, uvula bergerak bebas, lehar simetris, tidak ada

penggunaan muskulus sternokleidomastoid, trachea berada ditengah, tidak

ada peningkatan vena jugularis, bentuk dada simetris, ada retraksi

intercostalis, ada penggunaan muskulus intercostalis interna, pengembangan

paru asimetris, pada paru kanan masih tertinggal vocal premitus tidak sama,

pada paru kiri masih terasa getarannya, pada perkusi bunyi dullness diatas

paru sebelah kiri, respirasi 40x/menit.

b. Sistem cardiovaskuler

Konjungtiva tidak anemis(berwarna merah muda), bibir (-) sianosis, JVP

tidak meningkat,tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 88x/menit, bunyi jantung

S1 dan S2 murni regular, tidak terdapat clubbing finger, cafilari refill time 3

detik, sianosis perifer (-).

c. Sistem pencernaan

Bentuk bibir simetris, mukosa merah muda dan tampak kering, lidah

berwarna kemerah-merahan, jumlah gigi 31 buah ada caries pada molar

bawah kiri, lidah dapat bergerak kesegala arah, refleks menelan baik, bentuk

abdomen datar, bising usus 12x/menit, tidak terdapat nyeri tekan, berat badan

sebelum sakit 55 kg dan setelah sakit 53 kg dengan tinggi badan 157 cm.

d. Sistem perkemihan

Tidak terlihat pembesaran pada kandung kemih, ginjal tidak teraba, tidak ada

nyeri tekan pada ginjal dan kandung kemih, pada genetalia terpasang kateter

e. Sistem musculoskeletal

Bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris, pergerakan ekstremitas atas dan

bawah simetris, tidak ada atropi otot, tidak mengalami nyeri pada persendian,

kekuatan otot

f. Sistem integumen

Warna rambut hitam panjang, distribusi merata, kulit kepala kotor, tidak

terdapat lesi dan nyeri tekan pada kepala, tekstur kulit lembut, turgor kulit

Page 4: Askep Efusi Pleura

baik, suhu axila 39ºC, terdapat luka operasi pemasangan WSD di dada kanan,

kuku tangan dan kuku kaki tampak pendek dan bersih.

g. Sistem endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dank lien tidak mempunyai riwayat

penyakit Diabetes Melitus

h. Sistem persarafan

Kesadaran

Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis(CM), nilai GCS 15

(E4M6V5), klien dapat berorientasi terhadap orang, waktu dan tempat.

Tes fungsi cerebral

Klien dapat mengingat reason memori, inmediet memori dan long memori,

klien dapat mengulang angka-angka yang disebutkan oleh perawat dan

dapat menjumlahkan angka-angka yang disebutkan.

Tes fungsi nervus cranial

Nervous I (olfaktorius)

Klien mampu membedakan bau kopi dan minyak kayu putih

Nervous II (optikus)

Klien dapat membaca dengan jelas dalam jarak 30 cm, lapang pandang

dapat melahat gerakan dari arah lateral ke medial pada sudut 60º

Nervous III, IV, VI (okulomotorik, trochealis, abdusen)

Fungsi koordinasi gerakan bola mata dapat menggerakan kesegala arah,

refleks cahaya pupil kanan dan kiri berdilatasi ketika dikenai cahaya,

pupil bulat isokor.

Nervous V (trigeminus)

Pada saat mata klien ditutup

- sensorik : klien dapat merasakan pilinan kapas yang diusap kearah

frontal, maxilaris dan mandibula

- motorik : klien dapat mengunyah dengan baik

Nervous VII (vasialis)

- sensorik : klien dapat membedakan rasa manis, asin dan asam pada

2/3 anterior lidah

- motorik : klien dapat tersenyum dan mengerutkan dahi

Nervous VIII (auditorius/acusticus)

Page 5: Askep Efusi Pleura

Klien dapat mendengar detik jam dalam jarak 2 cm, jari klien dapat

mengikuti gerak telunjuk perawat.

Nervous IX dan X (glossofaringeus dan vagus)

Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior lidah, pergerakan

uvula bebas dan klien dapat menelan tanpa hambatan

Nervous XI (assesorius)

Leher klien dapat melawan tahanan perawat dilehernya

Nervous XII (hypoglossus)

Klien dapat menggerakan lidah ke segala arah

Sensorik

Klien dapat merasakan sensasi halus dan kasar pada pipi, ekstremitas atas

dan bawah.

Motorik

- massa otot : tidak terdapat perubahan bentuk otot

- tonus otot : terdapat tahanan pasif pada kedua sendi

- kekuatan :

Refleks

Refleks biceps (++/++), triceps (++/++), brachioradialis (++/++), achiless

(++/++), babinsky (--/--), refleks abdominalis (-).

Page 6: Askep Efusi Pleura

4. Pola aktifitas sehari-hari

No Aktivitas Dirumah Di Rumah Sakit

1 2 3 4

1 Nutrisi

Makan

- frekuensi

- komposisi

- porsi

Minum

- frekuensi

- jenis

3 x sehari

Nasi, lauk pauk, sayur

1 porsi habis

7-8 gelas sehari

Air putih dan teh manis

3 x sehari

Bubur, lauk pauk, sayur

½ porsi

6 gelas sehari

Air putih dan susu

2 Eliminasi

BAB

- frekuensi

- konsistensi

BAK

- frekuensi

- warna

1 x sehari

Lembek, kekuningan, bau

khas

5-6 x sehari

Kuning jernih

1 x sehari

Lembek, kekuningan, bau

khas

5 x sehari

Kuning jernih

3 Personal hygiene

Mandi

Keramas

Gosok gigi

2 x sehari

3 x seminggu

2 x sehari

1 x sehari di lap oleh

perawat atau keluarga

1 minggu sekali

2 x sehari dibantu oleh

perawat atau keluarga

4 Istirahat dan tidur

Tidur siang

Tidur malam

Jarang tidur siang

6-7 jam sehari

1-2 jam sehari

6 jam sehari

5 Aktivitas Klien dapat melakukan

aktivitas sehari-hari tanpa

dibantu

Klien tampak lemah dan

aktivitasnya dibantu oleh

keluarga dan perawat

Page 7: Askep Efusi Pleura

5.Data psikologis

a) Status emosi

Klien tampak tenang

b)Konsep diri

1) Gambaran diri

Klien mengatakan bahwa semua anggota tubuhnya merupakan ciptaan

Tuhan YME dank lien mensyukuri apa adanya.walaupun dalam keadaan

seperti sekarang ini klien merasa cukup senang walaupun terdapat luka

bekas operasi ditubuhnya asal klien sembuh

2) Identitas diri

Klien adalah seorang ibu rumah tangga dengan satu orang suami dan 3

orang anak

3) Harga diri

Klien merasa suami,anak dan keluarganya menghargai klien dan tetap

memberi perhatian dan dukungan moral saat klien berada di Rumah Sakit.

4) Peran diri

Klien mengatakan dengan klien berada di Rumah Sakit perannya sebagai

ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anaknya digantikan

oleh ibu klien.

5) Ideal diri

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan tidak kambuh

lagi sehingga klien dapat kembali kerumah dan mengurus suami dan anak-

anaknya.

6.Data social

Hubungan klien dan keluarga terjalin dengan baik begitu juga dengan saudara-

saudaranya, terbukti dengan banyaknya yang menjenguk dan banyak yang

menunggu bergantian. Hubungan klien dengan petugas kesehatan di Rumah

Sakit sangat kooperatif. Klien selalu mengikuti semua program perawatan dan

pengobatan yang di berikan kepadanya. Klien mengatakan bahwa dirinya ikut

aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sedangkan selama di Rumah Sakit

kebutuhan klien selalu dipenuhi oleh perawat dan keluarga.

Page 8: Askep Efusi Pleura

7.Data spiritual

Klien adalah seorang muslim, selama sakit klien melakukan ibadahnya hanya

ditempat tidur, klien meyakini bahwa sakitnya merupakan cobaan dari Allah

SWT dan wajib disyukuri dan berupaya untuk penyembuhannya, klien berharap

sakitnya cepat sembuh sehingga bias cepat pulang kerumah.

8.Data penunjang

a. Hasil laboratorium

Hasil Normal Satuan

Haemoglobin

(Hb)

8,7 12-16 gr%

Leukosit 12.500 3,8-10 rb/mm³

Hematokrit (Ht) 30 35-47 %

Trombosit 383.000 150-440 rb/mm³

Ureum 28 15-50 mg/dl

Kreatinin 0,50 0,5-0,9 mg/dl

Kalium 2,9 3,6-5,5 m eq/l

PH arteri 7,399 7,35-7,45

PCO2 arteri 64,4 32-48 mmHg

PO2 arteri 69,4 80-108 mmHg

HCO3 arteri 38,7 22-26 mmHg

Total CO2 40,6 22-29 mmHg

Sat O2 93,6 %

Base excess arteri 11,2 mmHg

Sgot 28 u/L

sgpt 24 u/L

Laju endap darah 40/75 mm/jam

b. Therapy

Cefriaxon 1 x 2 gr

Rantin 2 x 1 ampul

Catropin 1 ampul

Metronidazole 3 x 500 mg IV

Page 9: Askep Efusi Pleura

B. ANALISA DATA

No Data Senjang Kemungkinan Penyebab dan Dampak

Masalah

1 DS : Klien mengeluh sesak nafasDO :

- Respirasi 44x/menit- Terpasang oksigen 2

liter- Ada penggunaan

muskulus intercostalis interna

- Ada retraksi intercostalis

- Pergerakan dada kanan tertinggal dari dada kiri

- Vocal premitus dada kanan kurang dari dada kiri

- Bunyi paru kanan dullness

Efusi pleura

Adanya akumulasi cairan di rongga pleura

Kemampuan pengembangan paru terganggu

Suplai oksigen berkurang

Sesak

Gangguan oksigenasi ventilasi

2 DS : - Klien mengatakan

nyeri pada daerah luka operasi

DO :- Terdapat luka

operasi WSD di dada sebelah kanan

- Klien tampak meringis

- Skala nyeri 3 dari skala 0-5

- TTV TD : 90/60 mmHg

N : 88x/menit R : 40x/menit

S : 39ºC

Post op pemasangan WSD

Terputusnya kontinuitas jaringan

Merangsang pengeluaran bradikinin, histamin,

serotonin, dan prostaglandin

Merangsang reseptor nyeri

Traktus spinothalamitus

Thalamus

Cortex cerebri

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman nyeri

Page 10: Askep Efusi Pleura

3 DS : - Klien mengeluh

lemah- Klien khawatir jika

bergerak WSD lepasDO :

- Klien terlihat lemah- Makan, minum,

BAB, BAK klien dibantu

- Personal hygiene (mandi, keramas, gosok gigi) dibantu

Pemenuhan kebutuhan O2

kurang

Menghambat kebutuhan ATP yang akan disintesa menjadi

ADP

Sumber energi menurun

Terjadi kelemahan

Keterbatasan gerak

Gangguan mobilisasi fisik

4 DS : -DO :

- Tangan klien hangat- Suhu 39º C- Leukosit 12.500- Respirasi 44 x/menit

Efusi pleura

invasi kuman melalui saluran pernafasan

bakteri melepas endotoksin

merangsang tubuh untuk melepas zat pirogen oleh

leukosit

impuls disampaikan ke hypothalamus bagian

thermoregulator

suhu tubuh meningkat

Gangguan keseimbangan suhu tubuh

5 DS : -DO :

- Keadaan luka post op kering

- Bekas drain disebelah kanan

- Tidak terlihat kemerahan

- Klien tidak mengeluh nyeri tekan pada daerah sekitar drain

- Terpasang kateter

Adanya luka post op, drain WSD kateter

Masuknya mikroorganisme

Media yang baik untuk berkembangnya mikroorganisme

Resiko terjadinya infeksi

Page 11: Askep Efusi Pleura

Resiko infeksi

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN MASALAH

No Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan

Tanggal dipecahkan

paraf

1 Gangguan oksigenasi ventilasi b.d pengembangan paru tidak efektif akibat penumpukan cairan di rongga pleura

22 Januari 2005

2 Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya luka post op WSD

22 Januari 2005

3 Gangguan mobilisasi fisik b.d kelemahan

22 Januari 2005

4 Gangguan keseimbangan suhu tubuh b.d adanya proses inflamasi

22 Januari 2005

5 Resiko terjadinya infeksi b.d terpasangnya drain WSD dan kateter

22 Januari 2005

Page 12: Askep Efusi Pleura

III. PERENCANAAN

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Gangguan

oksigenasi ventilasi

b.d pengembangan

paru tidak efektif

akibat penumpukan

cairan di rongga

pleura yang ditandai

dengan :

DS : klien mengeluh

sesak nafas

DO :

- Respirasi

44x/menit

- Terpasang

oksigen 2

liter

- Ada

penggunaan

muskulus

intercostalis

interna

- Ada retraksi

intercostalis

- Pergerakan

dada kanan

tertinggal

dari dada kiri

- Vocal

premitus

dada kanan

kurang dari

dada kiri

Tupan :

Kebutuhan oksigen

klien terpenuhi

Tupen :

Dalam jangka

waktu 1 hari

perawatan sesak

berkurang dengan

criteria :

Frekuensi nafas

menjadi normal

(16-20 x/menit)

Pergerakan dada

simetris

Vocal fremitus

sama

Suara paru kiri

dan kanan sama

terdengar resonan

Tidak terdapat

retraksi

intercostalis

Tidak terdapat

penggunaan

muskulus

intercostalis

interna

1. Atur posisi klien

setengah duduk

(semifowler)

2. Berikan O2

sesuai dengan

kebutuhan

3. Latih dan

bimbing klien

teknik nafas

dalam tiap 2 jam

4. Mengukur TTV

tiap 4 jam

1. posisi setengah

duduk

memungkinkan

ekspansi paru

lebih penuh

dengan cara

menurunkan

tekanan abdomen

pada diafragma

2. Untuk

mempertahankan

kebutuhan O2

dalam tubuh

3. Nafas dalam

memudahkan

ekspansi paru-

paru

4. Untuk

mengidentifikasi

kemajuan-

kemajuan/

penyimpangan

dari hasil yang

diharapkan

Page 13: Askep Efusi Pleura

- Bunyi paru

kanan

dullness

2 Gangguan rasa

nyaman nyeri b.d

adanya luka post op

WSD yang ditandai

dengan :

DS :

- Klien

mengatakan

nyeri pada

daerah luka

operasi

DO :

- Terdapat

luka operasi

WSD di

dada sebelah

kanan

- Klien

tampak

meringis

- Skala nyeri 3

dari skala 0-

5

- TTV

TD : 90/60

mmHg

N :

88x/menit

R :

40x/menit

S : 39ºC

Tupan :

Rasa nyaman

terpenuhi

Tupen :

Dalam jangka

waktu 1 hari

perawatan nyeri

klien berkurang

dengan criteria :

Klien mengatakan

nyeri berkurang

Klien tidak

meringis

Skala nyeri turun

dari 3 menjadi 2

Klien dapat

melaksanakan

teknik distraksi

1. Observasi

tingkat nyeri

pada klien

2. Bimbing dan

ajarkan teknik

distraksi

3. Lanjutkan

pemberian obat

analgetik : rantin

2 x 1 ampul IV

1. Dengan

melakukan

pengkajian akan

mengetahui

tingkatan nyeri

dan skala nyeri

2. Membantu klien

istirahat lebih

efektif dan

memfokuskan

perhatian dan

mengurangi rasa

nyeri dan

ketidaknyamanan

3. Analgetik dapat

mengurangi dan

menghilangkan

rasa nyeri

Page 14: Askep Efusi Pleura

3 Gangguan

mobilisasi fisik b.d

dengan kelemahan

yang ditandai

dengan :

DS :

- Klien

mengeluh

lemah

- Klien

khawatir jika

bergerak

WSD lepas

DO :

- Klien terlihat

lemah

- Makan,

minum,

BAB, BAK

klien dibantu

- Personal

hygiene

(mandi,

keramas,

gosok gigi)

dibantu

Tupan :

Klien dapat

beraktivitas dan

memenuhi

kebutuhan aktivitas

nya secara mandiri

Tupen :

Dalam jangka

waktu 1 hari

perawatan klien

dapat melakukan

aktivitas dengan

bantuan minimal,

dengan criteria :

Klien mengerti

tentang

pentingnya

aktivitas

Klien dapat

makan, minum,

BAB, BAK

sendiri

1. Kaji tingkat

ketergantungan

klien

2. Bantu klien

dalam

memenuhi

kebutuhan ADL

nya dengan

bantuan

seminimal

mungkin

3. Anjurkan klien

untuk

melakukan

aktivitas secara

bertahap

4. Libatkan

keluarga dalam

memenuhi ADL

klien

1.Dengan

melakukan

pengkajian akan

mengetahui

tingkat

ketergantungan

klien

2.Bantuan

diberikan untuk

memudahkan

klien dalam

memenuhi ADL

nya

3.Aktivitas yang

bertahap akan

membuat klien

tidak terlalu sesak

4.Keluarga

merupakan orang

terdekat klien

yang dapat

membantu klien

setiap saat

4 Gangguan

keseimbangan suhu

tubuh b.d adanya

proses inflamasi

yang ditandai

dengan :

DS : -

Tupan :

Suhu tubuh kembali

normal

Tupen :

Dalam jangka

waktu 1 hari

perawatan, terjadi

penurunan suhu

1. Berikan

kompres dingin

pada daerah

axila dan lipatan

paha

2. Gunakan

pakaian tipis

dan menyerap

1.Perpindahan

panas secara

kontak langsung

(konduksi)

2.Perpindahan suhu

tubuh ke

lingkungan

Page 15: Askep Efusi Pleura

DO :

- Tangan klien

hangat

- Suhu 39º C

- Leukosit

12.500

- Respirasi 44

x/menit

tubuh dengan

criteria :

Suhu tubuh dari

39º C menjadi

37,5º C

keringat

3. Kolaborasi

dengan dokter

untuk

pemberian obat

Antipiretik

4. Lanjutkan

therapy

Antibiotik

sesuai intruksi

dokter

metronidazole 3

x 500 mg IV

3.Antipiretik

berfungsi untuk

menurunkan suhu

4.Antibiotik

berfungsi untuk

mengurangi

inflamasi

sehingga dampak

dari inflamasi

salah satunya

adalah panas bisa

dikurangi

5 Resiko terjadinya

infeksi b.d

terpasangnya drain

WSD dan kateter

yang di tandai

dengan :

DS : -

DO :

- Keadaan

luka post op

kering

- Bekas drain

disebelah

kanan

- Tidak

terlihat

kemerahan

- Klien tidak

mengeluh

nyeri tekan

Tupan :

Infeksi tidak terjadi’

Tupen :

Dalam jangka

waktu 1 hari

perawatan tidak

terjadi tanda-tanda

infeksi dengan

criteria :

Luka operasi

kering

Tidak terdapat

tanda-tanda

infeksi

1. Observasi luka

operasi ketika

mengganti

balutan dan

tanda-tanda

infeksi

2. Lakukan

perawatan luka

post operasi

WSD setiap

hari

3. Observasi TTV

setiap 2 jam

1. Untuk

mengidentifikasi

adanya tanda-

tanda infeksi

secara dini

2. Kebersihan luka

yang optimal

meminimalkan

berkembangnya

mikroorganisme

patogen pada

luka

3. Untuk

mengetahui

keadaan klien

dan untuk

menghindari

komplikasi

secara dini

Page 16: Askep Efusi Pleura

pada daerah

sekitar drain

- Terpasang

kateter

4. Lanjutkan

therapy

Antibiotik

sesuai intruksi

dokter

metronidazole 3

x 500 mg IV

4. Antibiotik dapat

membunuh

mikroorganisme

spesifik

penyebab infeksi

Page 17: Askep Efusi Pleura

IV. IMPLEMENTASI

TANGGAL JAM DX IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA DAN

TANDA

TANGAN

22 Januari

2005

08.00

08.15

08.30

08.05

10.40

11.00

08.45

1

1

1

1

2

2

3

1.Memposisikan klien setengah duduk (semi

fowler)

Evaluasi :

- Klien nyaman pada posisi semi fowler

2.Memberi oksigen 2 l/menit

Evaluasi :

- Klien merasa nyaman memakai nasal

canule

3.Membimbing dan melatih klien untuk

melakukan teknik nafas dalam

Evaluasi :

- Klien mau dan bisa melakuksn teknik

nafas dalam

4. Mengukur tanda-tanda vital

Evaluasi :

- TD :90/60 mmHg

- N : 88 x/menit

- R : 40 x/menit

- S : 39º C

5.Observasi tingkat nyeri klien ajarkan dan

latih klien untuk melakukan teknik

distraksi dengan cara ngobrol dan berdzikir

Evaluasi :

- Skala nyeri 3 dari skala 0-5

- Klien mau melakukan teknik distraksi

(ngobrol dan berdzikir)

6.Memberikan rantin 1 ampul IV

Evaluasi :

- Klien mau minum obat dan tidak

dimuntahkan

7.Mengkaji tingkat ketergantungan klien

Nunu

Page 18: Askep Efusi Pleura

09.00

09.30

09.40

10.50

11.30

3

4

4

4

4

Evaluasi :

- Tingkat ketergantungan klien 4 (klien

tergantung pada pemberi pelayanan

dan keluarga)

8.Membantu dan memfasilitasi ADL klien

seperti makan dan minum dan PH :mandi

dan gosok gigi.

Evaluasi :

- Klien mau makan, minum dibantu

keluarga

- Klien mau mandi dan gosok gigi

dibantu keluarga

- Klien terlihat bersih dan segar

9. Membantu memakaikan pakaian yang tipis

dan menyerap keringat

Evaluasi :

- Klien mau memakai pakaian tipis

10.Memberi kompres dingin dibagian axila

dan lipat paha

Evaluasi :

- Klien mau dikompres dan merasa

nyaman

- Monitor TTV

TD : 100/70 mmHg

N : 87 x/menit

R : 39 x/menit

S : 38,5º C

11.Mengkolaborasikan dengan dokter untuk

pemberian Antipiretik

Evaluasi :

- Dokter menyetujui pemberian

antipiretik parasetamol 2 x 1 tablet per

oral

12.Memberikan parasetamol 1 tablet per oral

Page 19: Askep Efusi Pleura

11.05

10.00

10.10

12.00

07.30

4&5

5

5

5

Evaluasi :

- Klien mau minum obat dan tidak

dimuntahkan

13.Memberikan metronidazole 500 mg IV

Evaluasi :

- klien mau minum obat dan tidak

dimuntaahkan

14.Mengobservasi luka post operasi WSD

Evaluasi :

- Keadaan luka kering dan tidak

terdapat tanda-tanda infeksi

15.Melakukan perawatan luka : mengganti

balutan

Evaluasi :

- Keadaan luka kering

- Klien merasa nyaman

16.Mengukur Tanda-tanda Vital(TTV)

Evaluasi :

- TD : 100/70 mmHg

- N : 86 x/menit

- R : 36 x/menit

- S : 38,4º C

17.Menciptakan rasa aman, nyaman klien dan

menciptakan hubungan saling percaya serta

merapikan lingkungan klien termasuk

mengganti sprei

Evaluasi :

- Klien dan keluarga mengenal perawat

dan memperbolehkan perawat untuk

merawat dirinya serta tempat tidur

dan lingkungan klien rapi

Page 20: Askep Efusi Pleura

V. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal DP CATATAN PERKEMBANGAN Nama dan Paraf

22-01-2005 1 S : - klien mengatakan sesak berkurang sedikit

O : - Respirasi 36 x/menit

- Nadi 86 x/menit

A : - masalah teratasi sebagian

P : - pertahankan dan lanjutkan intervensi no

1,2,3,4

Nunu

22-01-2005 2 S : - Klien mengatakan nyeri berkurang

O : - Klien tampak tenang

- Klien dapat melakukan teknik distraksi

- Skala nyeri 3 dari skala 0-5

A : - Masalah teratasi sebagian

P : - Pertahankan dan lanjutkan intervensi no 1,2,3

Nunu

22-01-2005 3 S : - Klien mengatakan akan mengikuti anjuran

perawat

- Klien mengatakan untuk gerakan yang

Sedikit masih bisa.

O : - Klien bisa melakukan makan dan minum

Secara mandiri

A : - Masalah teratasi sebagian

P : - lanjutkan Intervensi no. 1,2,3 dan 4

Nunu

22-01-2005 4 S : -

O : - Suhu 38,4 º C

- Respirasi 36 x/menit

- Tangan klien hangat

A : - Masalah teratasi sebagian

P :- Lanjutkan intervensi no. 1,2,3 dan 4

Nunu

22-01-2005 5 S : -

O :- Luka kering

- tidak kemerahan

- tidak nyeri tekan

- TTV : TD : 100/70 mmHg

Nunu

Page 21: Askep Efusi Pleura

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 38,4 ºC

Respirasi : 36 x/menit

Page 22: Askep Efusi Pleura

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. PENGERTIAN

Efusi pleura adalah adanya akumulasi cairan didalam rongga pleura. Selain

cairan dapat juga terjadi penumpukan pus(nanah) atau darah. Kondisi ini jarang

bersifat primer tetapi sekunder akibat penyakit lain.

II.PERTIMBANGAN FISIOLOGIS

Rongga pleura merupakan rongga potensial yang memiliki 10-20 cc cairan

yang berfungsi sebagai lubricantsaat paru mengembang dan mengempis dan memiliki

tekanan negative -2 mmHg. Adanya akumulasi cairan dalam rongga pleura akan

mengganggu proses ventilasi dimana complience paru akan menurun.

III. FAKTOR PENYEBAB

Efusi pleura jarang sebagai penyakit yang utama tetapi umumnya akibat dari

penyakit lain, yaitu diantaranya :

Kanker (Ca) yang meluas khusunya pada paru-paru dan mamae

Infeksi : TBC, pneumonia,dll

Gagal jantung kongestif

Penyakit Hepar

Penyakit Ginjal

Tumor

Trauma (kecelakaan, terbentur benda keras)

Sebagian besar Efusi Pleura disebabkan karena Tuberkulosis

IV. PATHOFISIOLOGI

Cairan masuk kedalam rongga pleura melalui mekanisme :

Peningkatan tekanan intra kapiler pulmoner

Peningkatan permeabilitas kapiler pulmoner

Penurunan tekanan osmotic koloid : hypoalbumin

Peningkatan tekanan negative intra pleural : atelektasis

Kerusakan atau kegagalan drainage limfatik pada rongga pleura : obstruksi atau

carcinoma mediastinal

Page 23: Askep Efusi Pleura

V.TANDA DAN GEJALA

a) Sesak nafas

b) Rasa berat pada dada

c) Nyeri dada setempat

d) Tergantung pada penyakit yang mendasari, misalnya :

- Jantung : Bising jantung

- Kanker : Lemas disertai penurunan berat badan

- TBC : Demam subfebris

VI.TANDA-TANDA PADA WAKTU PENGKAJIAN

a) Pengkajian Respirasi

o Tachypnea, dangkal, dyspnoe, pernafasan abnormal, retraksi intercosta,

penggunan otot pernafasan tambahan.

o Dullness pada perkusi diatas akumulasi cairan

o Suara paru menurun dan mungkin tidak terdengar sama sekali pada area

akumulasi cairan

o Pergerakan dada tidak simetris

o Bila efusi pleura akibat penyakit infeksi paru, ditemukan tanda dan gejala

yang berhubungan dengan penyakit primernya

b) Pengkajian Sirkulasi

o Tachycardia, rate regular/ireguler

o Tekanan Darah normal atau meningkat

o Bila efusi pleura akibat gagal jantung ditemukan tanda dan gejala gagal

jantung

c) Pengkajian Integumen

o Cyanosis

o Suhu tubuh normal atau meningkat

o Diaphoresis

o Pada gagal jantung ditemukan akral yang dingin, oedema(gagal jantung,

gangguan hepar)

VII.PROSEDUR DIAGNOSTIK

a) Chest x-ray : sedikitnya 200-300 cc akumulasi cairan dapat terdeteksi melalui

ches x-ray

Page 24: Askep Efusi Pleura

b) Pleura fungsi

c) CSG

d) Lab :

o Pemeriksaan cairan pleura

o Pemeriksaan urine : EP e.c Hypoalbumin

o Test sensitifitas

o Pemeriksaan lain : LED, ABGs, dll

VIII.PENGOBATAN

a) Aspirasi untuk mengeluarkan cairan (Torakosentesis)

b) Untuk penyebab TBC diberikan obat anti tuberkulosa dimana pasien tersebut

benar-benar teratur dalam minum obat baik dosis maupun waktu sesuai

petunjuk dokter.

IX.UPAYA PENCEGAHAN YANG DAPAT DILAKUKAN AGAR TIDAK

TERJADI PENULARAN TERHADAP ORANG LAIN

a) Tutup mulut pada saat batuk atau bersin dengan sapu tangan atau tissue

b) Gunakan wadah atau tempat yang tertutup dan diisi dengan larutan lysol untuk

dahak yang dikeluarkan

c) Usahakan jangan meludah disembarang tempat

d) Usahakan tidur dikamar sendiri

Page 25: Askep Efusi Pleura

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan studi kasus dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN : EFUSI PLEURA DI RUANG 14 A RSHS BANDUNG “

Laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II di Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan

Keperawatan Program Studi Keperawatan Bandung.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis banyak memperoleh bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Ibu Endeh Nurgiwiati selaku ketua prodi keperawatan Bandung

2. Seluruh staff dosen Keperawatan Medikal Bedah II, selaku dosen pembimbing dalam

penyusunan laporan ini

3. Kepala Ruangan dan seluruh staff ruang 14 A RSHS Bandung

4. Seluruh dosen dan segenap karyawan prodi keperawatan Bandung

5. Klien Ny. R dan keluarga

6. Orang tua yang memberikan dukungan baik moril maupun materil

7. Rekan-rekan Mahasiswa/I prodi keperawatan Bandung khususnya Tingkat 2 B

Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik

dan saran yang disampaikan bagi penulis akan menjadi masukan yang sangat berharga dan

menjadi catatan untuk perbaikan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga

Allah SWT memberikan yang terbaik bagi kita. Amin …

Bandung, Januari 2005

Page 26: Askep Efusi Pleura

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

II. Tujuan

III. Metode Penulisan

IV. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

I. Pengertian

II. Pertimbangan fisiologi

III. Faktor Penyebab

IV. Pathofisiologi

V. Tanda dan Gejala

VI. Tanda-tanda Pada Waktu Pengkajian

VII. Prosedur Diagnostik

VIII. Pengobatan

IX. Upaya Pencegahan Yang Dapat Dilakukan Agar Tidak Terjadi Penularan

Terhadap Orang Lain

BABIII TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

II. Diagnosa Keperawatan

III. Perencanaan(Intervensi) Keperawatan

IV. Pelaksanaan (Implementasi) Keperawatan

V. Evaluasi (Catatan Perkembangan) Keperawatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

II. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: Askep Efusi Pleura

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pleura dan rongga pleura dapat menjadi tempat sejumlah gangguan yang dapat

menghambat pengembangan paru-paru atau alveolus atau keduanya. Reaksi ini dapat

diakibatkan penekanan pada paru-paru akibat penimbunan udara, cairan, darah atau

nanah dalam rongga pleura. Nyeri akibat peradangan atau fibrosis pleura juga dapat

menyebabkan pembatasan pengembangan dada.

Efusi pleura

Pleura parietalis dan viseralis letaknya berhadapan satu sama lain dan hanya dipisahkan

oleh selapis tipis cairan serosa. Lapisan tipis dari cairan ini memperlihatkan adanya

keseimbangan antara transudasi dari kapiler-kapiler pleura dan reabsorpsi oleh vena

visceral dan parietal, dan saluran getah bening. Efusi pleura adalah istilah yang

digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. Efusi pleura dapat berupa

tansudat atau eksudat. Tansudat terjadi pada peningkatan tekanan vena pulmonalis,

misalnya pada payah jantung kongestif. Pada kasus ini keseimbangan kekuatan

menyebabkan penegluaran cairan dari pembuluh. Transudasi juga dapat terjadi pada

hipoproteinemia, seperti pada penyakit hati dan ginjal, atau penekanan tumor pada vena

kava. Penimbunan transudat dalam rongga pleura dikenal dengan nama hidrotoraks.

Cairan pleura cenderung tertimbun pada dasar paru-paru akibat gaya gravitasi.

Penimbunan eksudat timbul sekunder dari peradangan atau keganasan pleura, dan akibat

peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening. Eksudat

dibedakan dengan transudat dari kadar protein yang dikandungnya dan dari berat

jenisnya. Transudat mempunyai berat jenis kurang dari 1.015 dan kadar proteinya kurang

dari 3%, sedangkan eksudat mempunyai berat jenis dan kadar protein lebih tinggi,

karena banyak mengandung sel.

Jika efusi pleura mengandung nanah, maka keadaan ini disebut empiema. Empiema

diakibatkan oleh perluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan dapat merupakan

komplikasi dari pneumonia, abses paru-paru atau perforasi karsinoma ke dalam rongga

pleura. Empiema yang tak ditangani dengan drainase yang baik dapat menbahayakan

dinding toraks. Eksudat akibat peradangan akan mengalami organisasi, dan terjadi

peradangan akan megalami organisasi, dan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura

parietalis dan viseralis. Keadaan ini dikenal dengan nama Fibrotoraks. Jika fibrotoraks

Page 28: Askep Efusi Pleura

luas maka dapat menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan

yang terdapat dibawahnya. Kadang-kadang perlu dilakukan pembedahan pengupasan

yang dikenal sebagai dekortikasi, guna memisahkan kedua membrane pleura tersebut.

Istilah Hemotoraks dipakai untuk menyatakan perdarahan sejati ke dalam rongga pleura

dan tidak dimaksudkan untuk menyatakan efusi pleura yang berdarah. Trauma

merupakan penyebab tersering dari hemotoraks. Trauma dapat diklasifikasikan sebagai

trauma tembus (misalnya, luka tusuk) atau trauma tumpul (misalnya fraktur iga yang

selanjutnya menyebabkan laserasi paru-paru atau pembuluh darah interkostal). Duktus

torasikus dapat juga menyalurkanlimpe kedalam rongga pleura sebagai akibat trauma

atau keganasan. Keadaan ini dikenal dengan nama kilotoraks.

II. Tujuan

A. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus

Efusi pleura

B. Tujuan Khusus

1. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengkajian pada klien dengan

Efusi pleura

2. Untuk memperoleh gambaran tentang penyusunan rencana asuhan keperawatan

pada klien dengan Efusi pleura

3. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tindakan keperawatan pada

klien dengan Efusi pleura

4. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan evaluasi terhadap asuhan

keperawatan pada klien dengan Efusi pleura

III. Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode pendekatan studi kasus

berupa laporan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.

IV. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

II. Tujuan

III. Metode Penulisan

Page 29: Askep Efusi Pleura

IV. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

I. Pengertian

II. Pertimbangan fisiologi

III. Faktor Penyebab

IV. Pathofisiologi

V. Tanda dan Gejala

VI. Tanda-tanda Pada Waktu Pengkajian

VII. Prosedur Diagnostik

VIII. Pengobatan

IX. Upaya Pencegahan Yang Dapat Dilakukan Agar Tidak Terjadi Penularan

Terhadap Orang Lain

BAB III TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

II. Diagnosa Keperawatan

III. Perencanaan (Intervensi) Keperawatan

IV. Peleksanaan (Implementasi) Keperawatan

V. Evaluasi (Catatan Perkembangan) Keperawatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

II. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: Askep Efusi Pleura

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. R dengan Efusi

pleura di Ruang 14 A RSHS Bandung dengan pendekatan proses keperawatan, maka

penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

1) Tahap pengkajian

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa penyebab Efusi pleura pada klien Ny. R

adalah karena penyakit Jantung. Pada riwayat kesehatan lalu klien pernah

mengalami penyakit jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan klien

lemah, suhu tubuh panas dan sesak nafas .

2) Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan yang terjadi pada klien Ny. R berdasarkan hasil pengkajian

yaitu gangguan oksigenasi : ventilasi, gangguan rasa nyaman : nyeri, gangguan

mobilisasi fisik, gangguan keseimbangan suhu tubuh, resiko terjadinya infeksi

3) Perencanaan keperawatan

Pada tahap perencanaan penulis membagi menjadi 4 kategori yaitu mengobservasi

keadaan umum, tindakan keperawatan, pendidikan kesehatan atau anjuran dan

tindakan kolaborasi.perencanaan yang paling utama pada Ny. R adalah memenuhi

oksigenasi yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan, waktu dan criteria yang ingin

dicapai.

4) Implementasi keperawatan

Penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah

ditetapkan, sebagian intervensi tersebut dapat dilaksanakan berkat dukungan dari

klien, keluarga dan perawat ruangan yang bertugas menangani kasus tersebut.

5) Evaluasi keperawatan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan selama 1 hari masalah yang

dirumuskan sebagian masih belum teratasi.

II. Saran

Page 31: Askep Efusi Pleura

Pada kesempatan ini setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada klien

Ny. R akan memberikan beberapa saran kepada perawat ruangan yang mudah-

mudahan dapat dipertimbangkan pelaksanaannya.

1) Tahap pengkajian

Umumnya pengkajian sudah dapat dilaksanakan dengan baik, tetapi alangkah

lebih baiknya jika hasil pengkajian tersebut didokumentasikan kedalam catatan

kesehatan klien /status klien untuk mempermudah dan memperlancar perawatan

yang akan diberikan terhadap klien.

2) Diagnosa keperawatan

Dalam menentukan masalah klien diharapkan disesuaikan dengan kondisi klien,

karena walaupun penyakit klien sama belum tentu masalah yang terjadi akan

sama. Kemudian lebih baik juga bila masalah tersebut didokumentasikan pada

catatan kesehatan klien sehingga intervensi yang akan diberikan dapat

dirumuskan.

3) Perencanaan keperawatan

Pada umumnya sudah dapat direncanakan dengan matang, tetapi

pendokumentasiannya diharapkan dapat dilakukan dengan baik agar seluruh tim

mengetahuinya dan dapat melaksanakannya.

4) Implementasi keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan sudah dapat terlaksana dengan baik, hal ini

ditunjang oleh adanya kerjasama dari klien, keluarga dan perawat yang bertugas.

Oleh sebab itu diharapkan kondisi seperti itu terus dipertahankan agar pelayanan

yang diberikan dapat optimal. Akan tetapi lebih baiknya jika perawat ruangan

dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien untuk mengurangi

kecemasan pada klien yang sedang di rawat maupun pada keluarga klien.

5) Evaluasi keperawatan

Pada tahap evaluasi lebih baiknya jika evaluasi dilaksanakan setiap selesai

melaksanakan tindakan keperawatan dengan menuliskan tanggal dan jam untuk

evaluasi formatif. Untuk evaluasi sumatif disesuaikan dengan perkembangan

klien. Oleh karena itu diharapkan agar perkembangan klien selalu di monitor agar

dapat menentukan intervensi selanjutnya yang relevan dengan kondisi klien

Page 32: Askep Efusi Pleura

DAFTAR PUSTAKA

Doenges marlynn E, 1992. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC

Guyton, 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedoteran, Edisi Revisi. Jakarta : EGC

Price Sylvia A. & Wilson Lorraine M, 1995. Patofisiologi, Edisi 4. Jakarta : EGC

Soeparman & Sarwono waspadji, 1990. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Jakarta :

Balai Penerbit FKUI

Tucker Susan Martin, 1997. Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan,

Diagnosa dan Evaluasi, Jakarta : EGC

Page 33: Askep Efusi Pleura

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : EFUSI PLEURA

DI RUANG 14 A RSHS BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

II Semester III

Disusun oleh :

NUR KHOMARRIYAH

Tingkat : II B

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BANDUNG

Page 34: Askep Efusi Pleura

2005