askep dyspepsia

12
DYSPEPSIA A. Pengertian Dyspepsia merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyatakan sejumlah gejala yang umumnya dirasakan di perut bagian atas dan sering berhubungan dengan asupan makan (Horrison, 1999). Dyspepsia adalah suatu penyakit saluran cerna yang disertai dengan nyeri ulu hati ( epigastrium ), mual, muntah, kembung, rasa penuh atau rasa cepat kenyang dan sendawa (Deddy, 2009). Dyspepsia bukanlah istilah yang terlalu baik untuk penyakit ringan karena sakit tersebut disertai dengan pencernaan makanan yang abnormal. Dyspepsia merupakan kumpulan/keluhan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. B. Klasifikasi Dyspepsia dibagi menjadi dua yaitu : 1. Dyspepsia Organik Terjadi apabila telah diketahuio adanya kelainan organik sebagai penyebab atau adanya kelainan sistemik yang jelas misalnya ( tukak peptik, gastritis,pankriatitis,kolesitis dan lain-lainnya) 2. Dyspepsia Fungsional/non ulkos Terjadi apabila tidak ada kejelasan penyebabnya atau tanpa didapat kelainan struktur/organic. Adapun klasifikasi klinis berdasarkan gejala yang ditimbulkan, antara lain: 1

Upload: mitra-andika-naissyarah

Post on 04-Aug-2015

535 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Dyspepsia

DYSPEPSIA

A. Pengertian

Dyspepsia merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyatakan sejumlah gejala

yang umumnya dirasakan di perut bagian atas dan sering berhubungan dengan asupan

makan (Horrison, 1999). Dyspepsia adalah suatu penyakit saluran cerna yang disertai

dengan nyeri ulu hati ( epigastrium ), mual, muntah, kembung, rasa penuh atau rasa cepat

kenyang dan sendawa (Deddy, 2009). Dyspepsia bukanlah istilah yang terlalu baik untuk

penyakit ringan karena sakit tersebut disertai dengan pencernaan makanan yang abnormal.

Dyspepsia merupakan kumpulan/keluhan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak

enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.

B. Klasifikasi

Dyspepsia dibagi menjadi dua yaitu :

1. Dyspepsia Organik

Terjadi apabila telah diketahuio adanya kelainan organik sebagai penyebab atau

adanya kelainan sistemik yang jelas misalnya ( tukak peptik,

gastritis,pankriatitis,kolesitis dan lain-lainnya)

2. Dyspepsia Fungsional/non ulkos

Terjadi apabila tidak ada kejelasan penyebabnya atau tanpa didapat kelainan

struktur/organic.

Adapun klasifikasi klinis berdasarkan gejala yang ditimbulkan, antara lain:

1. Dyspepsia tipe refluks yakni adanya rasa terbakar pada epigastrium, dada atau

regurgitasi dengan gejala perasaan asam di mulut.

2. Dyspepsia tipe dismotilitas yakni nyeri epigastrium yang bertambah setelah makan,

disertai kembung, mudah kenyang, dan banyak flatus.

3. Dyspepsia tipe ulkus yaitu nyeri epigastrium yang reda setelah makan atau minum

antacid, biasanya nyeri dirasakan sebelum makan.

4. Dyspepsia non-spesifik yaitu dyspepsia yang tidak bisa digolongkan dalam salah satu

kategori di atas.

1

Page 2: Askep Dyspepsia

C. Etiologi

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya dyspepsia, antara lain:

- Pengaruh obat-obatan dengan pemakaian dalam waktu yang lama seperti: Aspirin, obat

anti inflamasi non steroid (AINS), obat antibiotic (makrolides, mikronidazole)

- Alkohol dan kopi: kafein yang terkandung dalam kopi merupakan stimulant kuat dari

sekresi asam lambung

- Stress/kondisi psikis

- Abnormalitas motorik gaster

- Perubahan pola makan yang tidak teratur

- Gastritis helicobacter pylori

- Kelainan GI fungsional

D. Patofisiologi

Dyspepsia sering juga disebut dengan penyakit gangguan pencernaan. Dyspepsia

sebagian besar disebabkan oleh adanya perubahan pola makan yang tidak teratur, pengaruh

obat-obatan dengan pemakaian jangka panjang, alcohol, stress, dan kelainan GI fungsional

seperti adanya tumor atau kanker. Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-

obatan yang tidak jelas, zat-zat sepert i nikotin dan alkohol serta kondisi

kejiwaan stress dapat menyebabkan pemasukan makanan men jad i ku r ang

s eh ing ga l ambung aka n kos ong . Kek oso ngan l am bun g dap a t

mengakibatkan erosi lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,

sehingga mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang merangsang terjadinya kondisi

asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah

sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

Adapun gejala yang ditimbulkan akibat dyspepsia antara lain, nyeri epigastrium, mual,

muntah, kembung, anorexia, bahkan dapat menyebabkan hematemesis dan melena. Oleh

karena itu, penderita dyspepsia dapat mengalami gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit, gangguan keseimbangan nutrisi dan gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan

dengan nyeri epigastrium yang timbul.

2

Page 3: Askep Dyspepsia

E. Pathway

3

Obat-obatan : aspirin, AINSAlkohol

Gangguan pada mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis

Stress/kondisi psikis

makroskopik

mikroskopik

Lesi erosi mukosa dengan lokasi yang berbeda

Erosi dengan regenasi epitek

Inflamasi neutrofik yang minimal

Sindrom dyspepsia

Nyeri epigastrium, mual, muntah, kembung, anorexia,

hematemesis, melena

Gangguan keseimbangan cairan

Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari tubuh

Gangguan rasa nyaman, nyeri

Page 4: Askep Dyspepsia

F. Tanda dan Gejala

Gejala yang terdapat pada dyspepsia antara lain: nyeri perut bagian atas (diatas pusar),

bersendawa, mual (dengan atau tanpa muntah), kembung perut (perasaan perut yang penuh

tanpa penggelembungan yang obyektif), cepat kenyang (perasaan kenyang setelah jumlah

makan yang sangat kecil), dan, mungkin, penggelembungan perut (pembengkakan).

G. Manifestasi Klinis

Sindrom dispepsian berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan

salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa

hemotemesis dan melena, kemudian disusun dengan tanda-tanda anemia pubca perdarahan.

Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam terhadap riwayat penggunaan obat-obatan

atau bahan kimia tertentu.

H. Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi

Foto seri sinar-X

Test non-invasif untuk mendeteksi infeksi Helicobakter Pylori dengan IgG serologik

atau Urea Breath Test

USG dan CT Scan" → jika ada kelainan pada empedu / pankreas

Pengukuran PH Intraesophagus (monitor 24 jam)

Tes Laboratorium

I. Penatalaksanaan Medis

Diet lambung dengan porsi kecil dan sering, obat-obatan ditinjau untuk mengatur

sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, anti

kelinergik dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor berupa sukroltati dan

prostaglandim. Pada pusat-pusat yankes, dimana endiskopi tidak dapat dilakukan

penatalaksanaan diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apalagi jika tes

serologi negatip pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab

gratitis akut. Kemudian diberikan pengobatan epiris berupa antosit, antagonis H2, / inhibitor

pompa proton dan obat-obat prokinetik. Jika endoskopi dapat dilakukan tropi eradikasi juga

diberikan pada seleksi khusus pasien yang menderita penyakit- penyakit seperti ukus

duodeni, dispepsia tipe ukus dan lain-lain.

4

Page 5: Askep Dyspepsia

J. Pengkajian

Keluhan Utama Pasien

Apa yang dirasakan oleh pasien mengenai penyakitnya?

Riwayat Kesehatan Pasien

Berapa lama klien menderita DM dan bagaimana penanganannya?

Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?

Aktivitas/ Istirahat :

Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

Pemeriksaan Head To Toe

Adakah kelainan atau tanda infeksi pada pasien.

Sirkulasi

Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus

pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah

Integritas Ego

Stress, ansietas

Makanan / Cairan

Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan

diuretik.

Nyeri / Kenyamanan

Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

Pernapasan

Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

Eliminasi

Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

5

Page 6: Askep Dyspepsia

K. Masalah Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan pemasukan terbatas

2. Resiko tinggi gangguan nutrisi berhubungan dengan kebutuhan tubuh yang kurang

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan nyeri epigastrium dan proses

patologi dyspepsia

L. Intervensi

1. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan pemasukan terbatas.

Tujuan: mempertahankan volume cairan yang adekuat

Kriteria hasil: pasien menunjukan membrane mukosa yang lembab, turgor kulit

baik, tanda-tanda vital stabil dan pengisian kapiler baik.

Intervensi:

Kaji tanda-tanda vital

Observasi adanya kulit kering dan membran mukosa, penurunan turgor kulit,

pengisian kapiler yang lambat

Berikan pengertian mengenai diit asupan makanan dan minuman

Anjurkan pasien untk minum yang banyak

Kolaborasi : berikan cairan pariental, tranfusi darah

Kolaborasi: awasi hasil laboratorium

2. Resiko tinggi gangguan nutrisi berhubungn dengan pemenuhan kebutuhan yang

kurang.

Tujuan: kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria hasil:

- Pasien dapat mencerna nutrisi sejumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh

- Tidak ada tanda malnutrisi

Intervensi:

Catat masukan dan perubahan simtomatologi

Anjurkan tirah baring/ pembatasan aktifitas selama fase akut

Berikan pendidikan mengenai nutrisi yang diperlukan

Berikan nutrisi prental total, terapi iv sesuai indikasi

Kolaborasi: berikan terapi injeksi sesuai indikasi

6

Page 7: Askep Dyspepsia

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan nyeri epigastrium dan proses

patologi dyspepsia

Tujuan: pasien menyatakan nyeri epigastrium hilang/ menurun.

Kriteria hasil: pasien tampak rileks dan mampu tidur dengan nyaman

Intervensi:

Kaji laporan nyeri abdomen, catat lokasi, lama dan intensitas nyeri

Dorong pasien untuk melaporkan nyeri

Observasi tanda-tanda vital dan distensi abdomen

Ajarkan langkah relaksasi pada pasien

Kolaborasi: berikan obat analgetik sesuai indikasi

7

Page 8: Askep Dyspepsia

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.1997.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6.EGC:

Jakarta

Deddy.2009.Kumpulan Askep: Dyspepsia, diunduh dari deddyrn.blogspot.com

tanggal 7 November 2011

Doengoes, Marilyn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.EGC:

Jakarta

Horrison.1999.Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13.EGC: Jakarta

Suyitno, Hari.2010.Asuhan Keperawatan Pasien Dyspepsia, diunduh dari

harisuyitno.blogspot.com tanggal 7 November 2011

8