askep by dengan mar
DESCRIPTION
ASKEP dengan MARTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By.N DENGAN MALFORMATION ANORECTAL
DENGAN FISTULA REKTOURETRA
DI RUANG KEMUNING RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Aplikasi Keperawatan Anak I
Salis Miftahul Khoeriyah
NPM. 215114018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S2)
STIKES JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI
2015
Laporan Asuhan Keperawatan Pada By. N dengan Malformation Anorectal di Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning Lantai II RSUP Hasan Sadikin
Bandung
A. Riwayat Singkat Klien
1. Identitas Klien
Nama : An.N
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tanggal lahir : 13 Maret 2015
Alamat : Ngamprah
No RM : 0001302966
TanggalMasuk : 21 Agustus 2015
Tanggal Pengkajian : 7 September 2015
B. Resume singkat klien
Pada tanggal 13 Maret 2015 Ny. S (P2A0) melahirkan seorang bayi laki –
laki yang bernama N lahir dengan berat badan 3700 gram dan panjang badan
secara spontan dengan pertolongan bidan.Setelah bayi lahir dan dilakukan
pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa bayi tidak memiliki lubang anus
(malformation anorectal) sehingga pada tanggal 14 Maret 2015 dirujuk ke
RSHS dan dilakukan operasi kolostomi. Berdasarkan pemeriksaan dr. di
RSHS selain mengalami MAR (malformation anorectal) letak tinggi by. Ny. S
juga mengalami fistula rekto uretra. Pada tanggal 4 September 2015 By N
dilakukan operasi laparotomi eksplorasi untuk penutupan fistula sekaligus
pembuatan lubang anus Posterosagitoanorektoplasty/PSARP) dan reposisi
colostomy.
Pada saat dikaji tanggal 7 September 2015 By. tampak lemah,
terdapat kolostomi sebelah kiri berjumlah 1 buah (single barrel). Luka operasi
melintang di abdomen kuadran IV bawah umbilicus. Selain itu terdapat luka
operasi lubang anus buatan. Stoma berjumlah 1 buah Klien tampak anemis,
menangis lemah, abdomen datar, lembut dan melebar ke sebalah kanan,
lingkar abdomen 28 cm. By N sempat mengalami kejang demam pada pukul
03.30. Pada pengkajian antropomerti didapatkan BB: 7600 gr, PB: 68 cm,
Lingkar kepala: 43 cm. Klien terpasang NGT, keluaran berwarna kehijauan.
Keluaran feses melewati stoma produktif, sedangkan di anus buatan hanya
mengeluarkan lendir. saat dikaji ibu klien mengatakan bahwa dia belum bisa
mengganti kantong kolostomi karena tidak tega. ibu klien tampak murung
dan gelisah melihat kondisi anaknya dan takut dengan kemajuan penyakit
anaknya.
Tanda Vital: Nadi: 124x/menit, Suhu: 39oC, RR: 34 x/mnt. Hasil
laboratorium: albumin: 2,7; Protein Total: 4,1;Hb: 10,2 gr/dl, Ht: 3%
Status Gizi:7,6 – 7,8 = -2 (Normal) 0,9
Terapi yang diberikan kebutuhan cairan 120 – 140 cc/kgbb/hari yaitu
sekitar 912– 1064 cc/hari. Kebutuhan kalori REE dan Susu Formula 412
kkalori/hari, terdiri dari D10%: 640 cc, D40%: 62 cc, NaCl 3%: 30 cc,
KCl: 7,4% yaitu 8 + 7,6 cc. Terapi obat yang diberikan meliputi
Diazepam 2,5 mg iv bila kejang, paracetamol syrup 3x80 mg iv bila suhu
>38,5oC, Cefriaxon: 2x380 mg iv
Tindakan yang dilakukan pada By R adalah:
- Laparotomi Eksplorasi
- Postero Sagital Anorectal Plasty
- Relokasi stoma (reanastomosis kolon dan re colostomy)
- Rawat Luka Stoma
- Rawat luka lubang anus
- Rawat luka insisi abdomen
C. Pengkajian
(Terlampir)
D. Pato-flow Kasus
Kelainan Kongenital
kegagalan dalam pembentukan Struktur embriologi kloaka pada minggu 6-7
masa kehamilan
Malformasi Anus dan rectum
membentuk fistel-fistel yang menghambat pengeluaran mekonium kolon
sehingga terjadi obstruksi usus
gambaran perut kembung, distensi abdomen
Kegagalan pengeluaran mekonium Penekanan intra
abdomen ke torakal
gangguan pola nafas
refluks kolon sehingga muntah-muntah
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Transvercolostomy Sigmoidostomy pembedahan Colostomi
sementara
dilatasi digital 1-2 bulan
Gangguan integritas kulit Resiko tinggi infeksi
Pembedahan dan ketidaktauan tentang
penyakit dan prosedur bagi keluarga
koping kurang efektif
Kurang pengetahuan
Intervensi
Inspeksi warna ukuran luka.
Bersihkan permukaan kulit dg menggunakan hydrogen/air dg sabun lunak/petrolatum.
Gunakan balutan teknik aseptik.
Intervensi :
Identifikasi ketidaktahuan. Peningkatan support terhadap
keluarga “tindakan atau prosdur tsb tindakan tepat”.
Menjelaskan tentang prosedur tepat waktu.
jelaskan cara perawatan stoma (kolostomi)
Intervensi :
Ukur suhu tubuh setiap 4 jam
Gunakan teknik septik dan aseptik medik
jelaskan cara perawatan stoma (kolostomi)
ganti beg kolostomi dengan prinsip bersih setiapkotor atau penuh
Kolaborasi pemberian antimikrobial/ antibiotik sesuai kebutuhan.
E. Analisa Data
No - Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 - Ds: orang tua mengatakan An. N mengalami kejang 1 kali di pagi hari
- Do: - - Suhu 39oC- - kulit teraba hangat- - terdapat kejang 1x
Proses inflamasi
Hipertermi
2. Ds : Ibu mengatakan kemerahan di sekitar luka operasi dan stomaDO :
- - Terdapat stoma single barrel- - terdapat luka operasi di
abdomen- - terdapat luka operasi lubang
anus buatan
Prosedur invasif
Resiko Tinggi Infeksi
3. DS :Ibu By.S menanyakan bagaimana cara perawatan luka PSARPDO :- Orang tua selalu bertanya –
tanya tentang penyakit dan kondisi anaknya
- Ekspresi wajah tampak kebingungan
Kurang pengetahuan
F. Analisis masalah asuhan keperawatan dengan solusinya
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Proses penyakit dan pembedahan akan mengakibatkan suatu adanya
reaksi inflamasi. Salah satu tanda dari inflamasi adalah suhu tubuh yang
meningkat. Perawatan yang tepat untuk manajemen luka operasi baik
stoma, maupun lubang anus buatan akan mencegah terjadinya infeksi.
Jika infeksi dibiarkan terjadi maka luka tidak cepat sembuh bahkan bisa
meningkatkan kerusakan jaringan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan pada
pembedahan
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Pembuatan
lubang biasanya bersifat sementara atau permanen dari usus besar atau
colon iliaka. Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan
dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian
kolon akan dikembalikan seperti semula kemudian abdomen ditutup
kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang
dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel
sedangkan pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila
pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena
adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan colon sigmoid atau
rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus, kolostomi
permanen biasanya berupa kolostomi single barrel (dengan satu ujung
lubang). pembuatan kolostomi yang berfungsi untuk pengeluaran fease
dapat menyebabkan lritasi Kulit, Hal ini terutama pada colostomy
sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung enzim pencernaan
yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang
kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster
Salah satu untuk mengatasi mar adalah dengan pembuatan stoma atau
kolostomi yang dapat menyababkan kontaminasi feses merupakan factor
yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar
stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan
dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong
kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
3. Kurang pengetahuan berhubungan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kolostomi
Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah
malformation anorectal adalah dengan operasi pebuatan stoma atau
kolostomi yang berfungsi untuk mengeluarkan fease. pada malformasi
anorektal letak rendah dapat diperbaiki pada massa atau segera setelah
bayi lahir dengan tindakan operasi yaitu perianal anoplasti, operasi
dilakukan pada saat bayi tidur (menggunakan anestesi umum), operasi ini
mencakup insisi abdomen, dan tempat melekatnya pada abdomen untuk
direposisi dan melalui insisi anal, kantong rectum ddidorong kebawah
sehingga anal terbuka secara komplit.
Pada malformasi anorektal letak tinggi, perbaikan dimulai dengan
pembuatan colostomy untuk membebaskan jalan keluar feces. Pada bayi
baru lahir diberi jangka waktu untuk tumbuh baru dapat menjalani
operasi Pull-Trough, yaitu penarikan rectum kebawah dan dijahit dengan
pembukaan anus yang baru dibuat permanent. Di perlu waktu 4-6 bulan
atau tergantung kenaikan berat badan untuk dilakukan tahapan operasi
berikutnya. Pada bayi baru lahir diberi jangka waktu untuk tumbuh baru
dapat menjalani operasi Pull-Trough, yaitu penarikan rectum kebawah
dan dijahit dengan pembukaan anus yang baru dibuat permanent. Setelah
dilakukan operasi, anus yang baru dibentuk perlu dilatasi secara teratur
untuk beberapa bulan sampai dengan bekas luka hilang, selanjutnya
kolostomi ditutup
Pada malformasi anorektal letak tinggi, perbaikan dimulai dengan
pembuatan colostomy untuk membebaskan jalan keluar feces. Pada bayi
baru lahir diberi jangka waktu untuk tumbuh baru dapat menjalani
operasi Pull-Trough, yaitu penarikan rectum kebawah dan dijahit dengan
pembukaan anus yang baru dibuat permanent. Setelah dilakukan operasi,
anus yang baru dibentuk perlu dilatasi secara teratur untuk beberapa
bulan sampai dengan bekas luka hilang, selanjutnya kolostomi ditutup.
Pada malformasi anorektal letak tinggi yang biasanya disertai fistula
pembedahan dilakukan mencakup penutupan dari fistula, pembukaan
anus dan direposisi dari kantong rectal kedalam anal. Pada malformasi
anorektal dilakukan tindakan posterior sagital anorekto plasti (PSARP)
yaitu pembedahan yang dilakukan mulai dari koksigis menuju anus dan
selanjutnya dilakukan pemasangan busi yang tepat.
Pada malformation anorectal dilakukan beberapa tahapan operasi
dan disetiap tahapan ada jeda waktu sebelum dilakukan operasi
selanjutnya, oleh sebab itu keluarga dituntut untuk dapat melakukan
perawatan kolostomi ini merupakan stresor ketika belum mampu
melakukan perawatan kolostomi. hal-hal yang perlu di jelaskan pada
keluarga adalah jelasakan dan demonstrasikan bagai mana cara
perawatan stoma atau kolostoni sampai keluarga mampu secara mandiri
melakukan perawatan kolostomi.
G. Catatan Perkembangan
NO TANGGAL PERKEMBANGAN PERAWAT PELAKSANA
1 7 September 2015
Dinas Siang
S: orang tua klien mengatakan anaknya kejang satu kali di pagi hariO: - S: 38, 2oC, akral teraba hangat- Produksi NGT berwarna
kehijauan- ASI dan Pasi 8x 5cc/hari sudah
diberikan - luka masih basah dan tampak
merah pada stoma- produksi dari stoma positif- tampak kemerahan pada area
bekas perekat stoma bag- kulit area stoma tampak kotor
oleh feses- keluarga sering bertanya
tentang perawatan colostomy
A: masalah hipertermi, resiko tinggi infeksi dan kurang pengetahuan belum teratasi P: Lanjutkan IntervensiI:
Salis MK
- Melakukan tindakan kompres hangat pada An. N di sekitar lipatan
- Melakukan perawatan luka operasi dan lubang anus buatan secara aseptik
- Mengganti dan memberikan informasi cara perawatan colostomi
- Melakukan tindakan perawatan dengan prinsip aseptik
E: Ibu belum mau melakukan perawatan colostomy, Suhu: 37,8oCR: Ajarkan ibu tindakan perawatan stoma dan lubang anus buatan secara jelas dan bertahapAjarkan orang tua tentang penggunaan kompres hangat
2 8 September 2015
Dinas malam
S: orang tua klien mengatakan anaknya sudah tidak panas lagiO: - S: 36, 5oC- Ibu melakukan tindakan
perawatan colostomy secara benar
- Ibu melakukan tindakan perawatan lubang anus buatan secara benar
- Keluaran feses di stoma produktif
- Tidak ada keluaran lewat NGT- A: masalah teratasi sebagian - P: lanjutkan intervensi
I: - Mengajarkan ibu melakukan
perawatan luka operasi, lubang anus buatan dan stoma secara mandiri
- Melakukan tindakan perawatan dengan prinsip aseptic
- Melepas selang NGTE: ibu sudah mampu melakukan
Salis MK
perawatan luka operasi secara benarR: memantau ibu dalam perawatan luka operasi, stoma, lubang anus buatan agar menjaga prinsip asepticMemotivasi Ibu untuk selalu memberikan ASI secara optimal
3 10 September 2015
Dinas Pagi
S: orang tua klien mengatakan sudah bisa melakukan perawatan luka operasiO: - S: 36, 5oC- Tidak ada tanda-tanda infeksi
pada area luka operasi- Ibu melakukan tindakan
perawatan colostomy secara benar
- Ibu melakukan tindakan perawatan lubang anus buatan secara benar
- Keluaran feses di stoma produktif
A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensiI: - Memantau ibu dalam perawatan
luka operasi An. N secara benar dan mempertahankan prinsip aseptic
E: Ibu sudah mampu melakukan perawatan luka operasi secara benar dan senantiasa mempertahankan prinsip aseptic
Salis MK
H. Analisa Praktik Berdasarkan Pembuktian Ilmiah
Menjadi orang tua untuk sebagian orang menyiratkan transisi ke sesuatu yang
baru dan penting dalam kehidupan. Jika anak lahir dengan kelainan, itu
biasanya sangat menegangkan bagi orang tua. Dalam rangka untuk
menawarkan pengobatan terbaik untuk anak, pedoman berdasarkan hasil
ilmiah dan rekomendasi yang dibuat dan diikuti. Melibatkan orang tua dalam
keputusan, dan pengobatan dan perawatan anak mereka sangat dianjurkan
untuk meningkatkan keterikatan dan mendorong orang tua. Penelitian yang
berjudul Education of Parents When a Child Born with an Imperforate Anus;
Does It Improve the Healthof the Child?, dilakukan oleh TH Chu, TH Duong
tahun 2015 meneliti nilai pedoman untuk orang tua dari anak yang lahir
dengan anus imperforata yang tinggal di Vietnam.
Menurut Chu, et all (2015) Anus imperforata adalah malformasi anorectal
yang mempengaruhi 1 di 5000 bayi dan sedikit lebih umum pada laki-laki.
Penyebab pasti tidak diketahui. Faktor lingkungan atau paparan obat selama
kehamilan mungkin memainkan peran dalam beberapa kasus tapi tetap perlu
adanya pembuktian lebih lanjut. Anus imperforata dapat terjadi pada tingkat
tinggi atau rendah; di tingkat tinggi rektum terlalu pendek dan berakhir di atas
otot levatorani sementara di tingkat rendah rektum berakhir di bawah
levatorani tersebut. Perlakuan tergantung pada jenis kelainan ini, namun
ukuran pertama yang harus dilakukan adalah untuk memastikan lamanya
pembersihan saluran feses tersebut. Semua bayi dengan anus imperforata perlu
menjalani operasi yang sama untuk memperbaiki masalah. Di Rumah Sakit
Nasional Pediatrics (NHP) Hanoi, mayoritas anak-anak dipastikan akan
dibuatkan kolostomi sebagai langkah pertama untuk memungkinkan
pemulihan.
Ketika seorang anak didiagnosis dengan malformasi anal, biasanya akan
menghasilkan periode traumatis bagi keluarga. Oleh karena adanya perubahan
status kesehatan yang mungkin tidak orang tua bayangkan sebelumnya maka
penyampaian informasi dan dukungan dari tenaga kesehatan perlu terus
menerus dilakukan dengan komunikasi terbuka antara pengasuh dan orang tua
karena ini merupakan faktor penting dalam perawatan anak. Setelah keluar
dari rumah sakit setelah operasi kolostomi, orang tua bertanggung jawab
untuk perawatan stoma anak mereka. Di rumah sakit orang tua diperlihatkan
secara umum bagaimana melaksanakan perawatan, tapi beberapa rumahsakit
masih ada pedoman nospecific untuk perawatan stoma pada bayi di rumah. Ini
berarti bahwa orang tua mungkin sering pulang tanpa pengalaman yang cukup
untuk mendapatkan pengetahuan tentang alat bantu atau di mana untuk
membelinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Chu et al (2015) bertujuan untuk
menggambarkan dan menyelidiki nilai program pendidikan untuk orang tua
dari anak yang lahir dengan anus imperforata untuk membantu mereka
mengatasi situasi baru anak dengan stoma Tujuan kedua adalah untuk
menerangi perasaan dan kekhawatiran orang tua di bulan pertama setelah
kelahiran anak. Sebuah perbandingan dibuat dengan sekelompok orang tua di
rumahsakit. Program ini diuji di 20 ibu di Vietnam yang memiliki bayi yang
lahir dengan malformation anorectal; 10 ibu dimasukkan dalam kelompok
intervensi yaitu dilakukan program pendidikan dan 10 ibu tidak dilakukan
program pendidikan. Hasil: Semua ibu merasa sedih dan khawatir pada
awalnya, tapi ini cepat berubah menjadi percaya diri, terutama di kalangan
ibu-ibu pada kelompok intervensi yang menerima pendidikan. Sementara di
rumah, ibu pada kedua kelompok memiliki masalah keuangan, karena mereka
tidak dapat bekerja sebanyak seperti yang diharapkan dan juga harus membeli
peralatan untuk perawatan kolostomi. Para ibu pada kelompok kontrol
mengeluh tentang kurangnya pengetahuan dan bagaimana hal itu
mempengaruhi perawatan anak mereka. Para ibu pada kelompok intervensi,
bagaimanapun, merasa percaya diri dalam merawat mereka bahkan di rumah.
Ketika anak kembali untuk operasi kedua, anak-anak pada kelompok
intervensi secara signifikan lebih sehat, berat badan meningkat dan memiliki
komplikasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dalam
masalah kulit kelompok kontrol mengalami infeksi disekitar stoma,
mengalami diare, perdarahan atau sembelit saat di rumah (p <0,01).
Pedoman intervensi menurut Chu, et al (2015) untuk program pendidikan bagi
orang tua meliputi informasi lisan dan informasi tertulis tentang penyakit
malformasi dan perawatan berdasarkan pada kesehatan anak serta
kesejahteraannya. Kemudian tindakan bagaimana untuk membersihkan dan
mengganti bag kolostomi untuk mencegah komplikasi saat di rumah. Petugas
kesehatan memberitahu orang tua tentang malformasi dan mereka diundang
untuk berpartisipasi dalam perawatan anak mereka, termasuk berlatih
pembersihan dan mengubah alat kolostomi sebelum meninggalkan rumah
sakit sampai orang tua mampu melakukannya. Selama periode belajar ini,
perawat berpengalaman mendukung mereka dengan tujuan membuat mereka
merasa percaya diri dan mereka didorong untuk bertanya tentang apa saja
yang mereka ingin. Para orangtua juga diberitahu tentang gizi dan bantuan
praktis menyusui yang dapat digunakan.
Pendidikan kesehatan perlu dilakukan karena orang tua dari seorang anak
dengan malformasi anal membutuhkan banyak perhatian. Manfaat dari penkes
ini adalah perasaan/emosi orang tua mereka berubah singkat satu bulan.
Partisipasi, pendidikan dan mengambil bagian dalam perawatan anak
membuat orang tua merasa yakin, menghasilkan anak yang sehat meskipun
terdapat kolostomi tersebut.
1. Analisa aspek etik dan legal
a. Aspek otonomi
Otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan, prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap
seseorang. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat melakukan
tindakan keperawatan dan perawat menghargai hak hak pasien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Dalam kasus ini tenaga medis sudah memperhatikan prinsip ini. Keluarga
diberikan penjelasan tentang penyakit yang dialami anaknya keluarga tahu
betul tindakan apa yang akan dilakukan lebih lanjut.
b. Aspek Benefience
Prinsip Benefience yaitu Melakukan yang baik, Tidak merugikan orang
lain, dan mencegah bahaya bagi pasien. Dalam kasus By N perawat
sebenarnya sudah memberikan perawatan kepada klien tapi belu optimal.
Hal ini dikarenakan jumlah perawat yang ada tidak memadai dengan
jumlah pasien.
c. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran, Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
pasien. Berdasarkan analisa pada pasien By N, keluarga belum
mendapatkan informasi lengkap tentang kondisi anaknya, dan bagaimana
cara perawatan yang benar dan mandiri kepada keluarga untuk anaknya.
Hal ini menyebabkan kebingungan pada keluarga mengenai perawatan
yang tepat untuk anaknya secara mandiri. Padahal konsep Family Centered
Care sangat membantu kesembuhan klien dan pemberian edukasi tentang
perawatan anak dengan MAR sangat bermanfaat untuk keluarga saat di
rumah.