askep bu erna

Upload: vhiiettdaciuhma

Post on 08-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

NAMA : ERNA SETYOWATINPM : 1306489136 / KELAS A / KKMP / TUGAS IVRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA TAWURAN

1. Pengkajian KeperawatanData/ Karakteristik : Kondisi Depok terdapat perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi, terdapat 5 SMU Negeri, 5 SMU swasta, 6 SLTP negeri, 4 SLTP swasta, 10 SD negeri dan 5 SD swasta. Setiap bulan sering terjadi tawuran antar pelajar SMU baik pada jam sekolah maupun jam istirahat. Masalah tawuran ini sering diakibatkan oleh dendam ataupun saling membela antar kelompok. Berdasarkan data kepolisian jumlah anak yang meninggal akibat tawuran 1 orang / bulan. Jumlah anak yang luka-luka 5-10 orang. Faktor pemicu yang paling konkret terjadi tawuran adalah keinginan meningkatkan pamor sekolah dengan menyerang sekolah lain, pertandingan antar sekolah yang memicu keributan, tradisi senior kepada juniornya, lemahnya antisipasi aparat hukum dan kurangnya perhatian orangtua dan pihak sekolah pada anak.Berikut ini pengkajian data dasar menurut Allender (2010) :Pengkajian Data Dasar

Riwayat kesehatan yang ada Risiko cedera terjadi akibat sering terjadi tawuran antar pelajar.. Korban meninggal setidaknya telah dialami oleh 2 orang tiap bulannya. Setiap bulan sering terjadi tawuran antar pelajar SMU baik pada jam sekolah maupun jam istirahat. Masalah tawuran ini sering diakibatkan oleh dendam ataupun saling membela antar kelompok.

Konsep diri Pada remaja sedang terjadi masa mencari identitas, dimana pada masa ini sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan mereka setia terhadap kelompok mereka

Kultur Masyarakat yang berada disekitar belum mampu untuk melerai dan menyelesaikan masalah tawuran ini. Masyarakat takut ikut terluka karena terkena dampak tawuran.

Support Dukungan yang ada tentang masalah tawuran diberikan oleh pihak kepolisian yang mengamankan anak anak yang terlibat tawuran.

Statistik Angka kematian di Depok sebanyak 1 orang per bulan dan untuk yang luka-luka 5-10 orang Sebagian besar terjadi tawuran pada jam pulang sekolah oleh anak-anak SMU ataupun SMK bahkan sekarang telah merambah pada anak SD dan SLTP.

Data lingkungan fisik (masyarakat maupun lingkungan) Berdasarkan data lingkungan fisik yang didapatkan bahwa di Depok terdapat perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi, terdapat 5 SMU Negeri, 5 SMU swasta, 6 SLTP negeri, 4 SLTP swasta, 10 SD negeri dan 5 SD swasta.

Pelayanan kesehatan dan sosial Terdapat 10 puskesmas, 5 Rumah Sakit swasta dan 1 rumah sakit pemerintah di kota Depok, serta terdapat pos pengamanan dan kantor polisi di daerah tersebut

Ekonomi Tingkat ekonomi dari warga Depok termasuk tingkat perekonomian yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari gaya hidup masyarakat di kota Depok. Tingkat kesehatan masyarakatnya pun baik, apabila sakit masyarakat memilih untuk pergi ke Rumah Sakit.

Keamanan Terdapat kantor polisi baik POLRES maupun POLSEK di kota Depok sebagai salah satu bentuk penjagaan keamanan dilingkungan Depok baik dari segi keamanan dan kenyamanan masyarakatnya.

Pendidikan Pendidikan anak-anak mencakup dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Mereka dapat melanjutkan pendidikan dari bantuan lembaga yang bergerak dibidang kemanusiaan terutama dalam hal pendidikan.

Rekreasi Bagi masyarakat di kota Depok, rekreasi merupakan saat untuk melupakan sejenak aktivitas sehari hari. Masyarakat di Depok menjadikan mall sebagai tempat rekreasi yang sering dikunjungi.

2. Rencana Tindakan Keperawatan2.1 Analisis DataData / karakteristikAnalisis DataDiagnosa

Kurangnya kontrol guru di sekolah terhadap anak-anakTerlihat masih ada anak yang membawa senjata tajam ke sekolah.Risiko Trauma (00038)

Kurangnya andil orang tua dalam memperdulikan anak dan komunikasi orang tua dengan anak yang kurangTerlihat anak lebih dekat dengan teman yang akhirnya terprofokasi untuk ikut tawuran

Berdasarkan laporan kepolisian, angka kejadian tawuran yang meninggal 1 orang/bulan dan luka-luka 5-10 orang. Data kepolisian menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi (1 orang/ bulan). Hal ini terjadi karena anak sekolah membawa senjata tajam ke sekolah.

2.2. Rencana Asuhan Keperawatan Kelompok/ komunitas

DataDomain : DiagnosaNOCNIC

Selama Januari sampai September 2012, kasus tawuran yang terjadi di wilayah Jabodetabek sebanyak 103 kasus. Ada 48 pelajar luka ringan, 39 luka berat dan 17 meninggal dunia. Sedangkan tingkat pendidikan pelaku tawuran terdiri dari, SD 2 kasus, SMP 19 kasus dan tingkat SMU/SMK 28 kasus. Temuan KPAI (2014) di lapangan, lingkungan sekitar SMA (A) dan SMA(B) jabodetabek di kelilingi oleh pusat-pusat keramaian, hiburan, kuliner. Kurang tersedianya program pemerintah dalam mewujudkan Sekolah Ramah Anak, mulai dari muatan kurikulum, sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, hingga lingkungan sekolah.

Domain 1 : Promosi kesehatan Kelas 2: Manajemen kesehatan

Diagnosa :Defisiensi kesehatan komunitas (00215).

Definisi : Adanya satu atau lebih masalah kesehatan atau faktor yang mengganggu kesejahteraan atau meningkatkan resiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu kelompok Batasan karakteristik: Kejadian beresiko yang berhubungan dengan ststus fisiologis yang dialami oleh kelompok Kejadian beresiko yang berhubungan dengan ststus psikologis yang dialami oleh kelompok Kejadian masalah kesehatan yang dialami oleh kelompok

Faktor yang berhubungan : Kurang akses ke pemberi layanan kesehatan masyarakat Program kurang memiliki rencana evaluasi Program tidak memiliki data hasil yang cukup Program mengatasi masalah kesehatan sebagia Program tidak memiliki dukungan komunitas yang cukup

Domain 7 : Kesehatan komunitasKriteria hasil yang menggambarkan kesan tentang kesehatan, ksejahteraan, dan fungsi dari komunitas atau populasi.

Kelas C: Perlidungan kesehatan komunitas Kriteria hasil yang menggambarkan struktur dan program-program komunitas untuk mengurangi atau menghilangkan resiko dan meningkatkan resistensi komunitas terhadap perawatan kesehatan.

Kriteria Hasil:(2804) Kesiapan bencana komunitas Diukur dengan skala likert yaitu:1: tidak pernah dilakukan2: jarang dilakukan3: kadang-kadang dilakukan4: sering dilakukan5: dilakukan secara konsisten

Outcomes : (280401) Identifikasi type potensial bencana (skala 5) (280404) Autoritas administrasi pembuatan kebijakan yang temporer (Skala 5) (280406) Survei system penyakit kesehatan komunitas (Skala 5) (280435) Merencanakan mobilisasi personel (Skala 5) (280436) Merencanakan evakuasi (Skala 5) (280437) Merencanakan Triase (Skala 5) (280414) Merencanakan perlindungan dan keamanan personal (Skala 5) (280427) Edukasi masyarakat/komunitas tentang respons dan peringatan akan bencana (280428) Merencanakan media untuk informasi publik

Prevensi primer :Domain 11 :Keamanan/ perlindungan

Kelas 2 : Cidera FisikRisiko Trauma (00038)

Kategori : Pengelolahan Lingkungan (6486) Setelah dilakukan tindakan intervensi keperawatan, diharapkan tidak terjadi peningkatan angka kejadian tawuran pada pelajar di Depok dengan kriteria meningkatnya peran orang tua dan guru dalam mengurangi tawuran Menunjukkan pengendalian risiko yang ditandai dengan indikator sebagai berikut : skala 1-5 (tidak pernah, jarang, sering, terus-menerus, dan sering) : mengikuti strategi pengendalian resiko yang terpilih, memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan risiko, memantau lingkungan dan faktor perilaku pribadi.

Adanya pengawasan terhadap pelajar yang sering membawa senjata tajam di sekolah.

Orang tua, guru, pelajar dan masyarakat bersama sama peduli memerangi aksi tawuran sehingga tercipta lingkungan yang aman dan nyaman.Prevensi primer :Kategori :Enviromental Management : Safety Hal 326 (6486)Pengelolaan Lingkungan - Pendidikan kesehatan kepada pelajar tentang dampak tawuran Melakukan edukasi kepada orang tua, guru, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan terutama polisi mengenai : pertolongan medik dasar (Basic Life Support), antara lain meliputi: Bagaimana melakukan pelaporan (kontak telepon) untuk mencari bantuan. Cara mengamankan lokasi tawuran (mencegah bahaya ikutan, menurunkan risiko bahaya untuk penolong, mengendalikan massa). Cara memberikan pertolongan pertama (resusitasi, menghentikan perdarahan, memasang bidai dan pembalut, transportasi korban) Cara mengangkat korban yang benar.

Memberikan nomor telepon yang dapat dihubungi untuk menginformasikan kejadian tawuran , contoh : Ambulans 118, rumah sakit terdekat.

Meminta kolaborasi dengan pihak terkait mengenai kolaborasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya lingkungan.

Melakukan advokasi dengan pihak-pihak terkait seperti kepolisian, dinas pendidikan, dan pemerintah setempat dalam hal penyediaan layanan keamanan . Prevensi Sekunder Mengajak masyarakat untuk memberikan perhatian lebih, terutama pada pelajar yang berisiko tinggi dalam kecelakaan lalu lintas. Menyediakan layanan gawat darurat di sekitar tempat yang sering terjadi tawuran, seperti rumah sakit.

Prevensi TersierMengajak masyarakat sekitar untuk turut mengawasi apabila ada pelajar yang berulah atau bentrok.

Daftar Pustaka Allender, J.A., Rector, Cherie, & Warner, K.D. (2010). Community health nursing: promoting and protecting the publics health (7th ed.). China: Lippincott Williams & Wilkins.Anderson, E.T. & McFarlane, Judith. (2011). Community as partner: Theory and practice in nursing (6th ed.). China: Lippincott Williams & Wilkins.Bulecheck, Gloria., et all. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC) (5th ed). United States : Mosby ElsevierWilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC ; Alih Bahasa, Esty Wahyuningsih ed. 9. Jakarta : EGChttp://m.tribunnews.com/metropolitan/2014/12/10/jumlah-kecelakaan-di-depok-turun-drastis-selama-operasi-zebra

28Perguruan tinggi Indonesia