askep bronkiektasis

11
Askep Bronkiektasis Pengertian Bronkiektasis Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus ( Soeparman & Sarwono, 1990) Bronkiektasis Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa ( mis. Neoplasma ) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi ( Hudak & Gallo,1997). Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah satu atau lebih cabang-vabang bronkus yang besar ( Barbara E, 1998). Klasifikasi Bronkiektasis Berdasarkan atas bronkografi dan patologi bronkiektasis dapat dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Bronkiektasis silindris 2. Bronkiektasis fusiform 3. Bronkiektasis kistik atau sakular. Etiologi Bronkiektasis

Upload: budi-raharja

Post on 31-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

uguihihjkihknjk

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Bronkiektasis

Askep Bronkiektasis

Pengertian Bronkiektasis

Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus ( Soeparman & Sarwono, 1990)

BronkiektasisBronkiektasis berarti suatu  dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis  berulang dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa ( mis. Neoplasma) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi ( Hudak & Gallo,1997).Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah satu atau lebih cabang-vabang bronkus yang besar ( Barbara E, 1998).Klasifikasi Bronkiektasis

Berdasarkan atas bronkografi dan patologi bronkiektasis dapat dibagi menjadi 3 yaitu :1.      Bronkiektasis silindris2.      Bronkiektasis fusiform3.      Bronkiektasis kistik atau sakular.Etiologi Bronkiektasis

1.      Infeksi2.      Kelainan heriditer atau kelainan kongenital3.      Faktor mekanis yang mempermudah timbulnya infeksi4.      Sering penderita mempunyai riwayat pneumoni sebagai komplikasi campak, batuk rejan,  atau penyakit menular lainnya semasa kanak-kanak.Patofiologi Bronkiektasis

Page 2: Askep Bronkiektasis

Patofisiologi Bronkiektasis

Gambaran Klinis Bronkiektasis

Bronkiektasis merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia muda, 69 % penderita berumur  kurang dari 20 tahun. Gejala dimulai sejak masa kanak-kanak, 60 % dari penderita gejalanya timbul sejak umur kurang dari 10 tahun. Gejalanya tergantung dari luas, berat, lokasi ada atau tidaknya komplikasi.Tanda dan Gejala1.      Batuk yang menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari, setelah tiduran dan berbaring.2.      Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek  selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala sama sekali ( Bronkiektasis ringan )3.      Batuk  yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih    200 - 300 cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan  kadang-kadang sesak nafas dan sianosis, sputum sering mengandung bercak darah,dan batuk darah.4.      Ditemukan jari-jari tabuh pada 30-50 % kasus.Pemeriksaan Diagnostik1.      Pemerisaan Laboratorium.Pemeriksaan sputum meliputi Volume sputum, warna sputum, sel-sel dan bakteri dalam sputum.Bila terdapat infeksi volume sputum akan meningkat, dan menjadi purulen dan mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Biakan sputum dapat menghasilkan flora normal dari nasofaring, streptokokus pneumoniae, hemofilus influenza, stapilokokus aereus, klebsiela, aerobakter,proteus, pseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum berbau busuk  menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.Pemeriksaan darah tepi.

Page 3: Askep Bronkiektasis

Biasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang  ditemukan adanya leukositosis menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia menunjukkan adanya infeksi yang menahun.Pemeriksaan urinaDitemukan dalam batas normal, kadang  ditemukan adanya proteinuria yang bermakna yang disebabkan oleh amiloidosis, Namun Imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal kadang bisa meningkat atau menurun.Pemeriksaan EKGEKG biasa dalam batas normal kecuali pada kasus lanjut yang sudah ada komplikasi korpulmonal atau tanda pendorongan jantung. Spirometri pada kasus ringan mungkin normal tetapi pada kasus berat ada kelainan obstruksi dengan penurunan volume ekspirasi paksa 1 menit  atau penurunan kapasitas vital, biasanya disertai insufisiensi pernafasan  yang dapat mengakibatkan :

Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi Kenaikan perbedaan tekanan PO2 alveoli-arteri

Hipoksemia

Hiperkapnia

Pemeriksaan tambahan untuk mengetahui faktor predisposisi dilakukan pemerisaan : Pemeriksaan imunologi Pemeriksaan spermatozoa

Biopsi bronkus dan mukosa nasal( bronkopulmonal berulang).

2.      Pemeriksaan Radiologi. Foto dada PA dan Lateral

Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar  dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok,kadang-kadang ada gambaran sarang tawon  serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri, karena mempunyai diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri  dan lobus medius paru kanan.

Pemeriksaan bronkografi

Bronkografi tidak rutin dikerjakan namun bila ada indikasi dimana untuk mengevaluasi penderita yang akan dioperasi yaitu penderita dengan pneumoni yang terbatas pada suatu tempat dan berulang yang tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif  atau penderita dengan hemoptisis yang masif.Bronkografi dilakukan setelah keadaan stabil, setalah pemberian antibiotik dan postural drainage yang adekuat sehingga bronkus  bersih dari sekret.Penatalaksanaan BronkiektasisTujuan pengobatan adalah memperbaiki drainage sekret dan mengobati infeksi.Penatalaksanaan meliputi :

Pemberian antibiotik dengan spekrum luas ( Ampisillin, Kotrimoksasol, atau amoksisilin ) selama 5- 7 hari pemberian

Drainage postural dan latihan fisioterapi untuk pernafasan, serta batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret secara maksimal

Page 4: Askep Bronkiektasis

Pada saat dilakukan drainage perlu diberikan  bronkodilator  untuk mencegah bronkospasme dan memperbaiki drainage sekret. Serta dilakukan hidrasi yang adekuat untuk mencegah sekret menjadi kental dan dilengkapi dengan alat pelembab serta nebulizer untuk melembabkan sekret.

Asuhan Keperawatan Bronkiektasis

Pengkajian Data Dasar

1.      Riwayat atau adanya faktor-faktor penunjang Merokok produk tembakau sebagai faktor penyebab utama Tinggal atau bekerja di daerah dengan polusi udara berat

Riwayat alergi pada keluarga

Ada riwayat asma pada masa anak-anak

2.      Riwayat atau  adanya faktor-faktor pencetus eksaserbasi seperti : Allergen ( serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur) Sress emosional

Aktivitas fisik yang berlebihan

Polusi udara

Infeksi saluran nafas

Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan

3.      Pemeriksaan fisik berdasarkan fokus pada system pernafasan yang meliputi :Kaji frekuensi dan irama pernafasanInspeksi warna kulit dan warna menbran mukosaAuskultasi bunyi nafasPastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas :

Mengangkat bahu pada saat bernafas Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas

Pernafasan cuping hidung

Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetrisKaji bila nyeri dada pada pernafasanKaji batuk (apakah produktif atau nonproduktif). Bila produktif tentukan warna sputum.Tentukan bila pasien mengalami  dispneu atau orthopneuKaji tingkat kesadaran.4.      Pemeriksaan diagnostik meliputi :Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggiSinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume  cadanganKlutur sputum positif bila ada infeksiEsei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serumTes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan apakah fungsi abnormal paru ( obstruksi atau restriksi).

Page 5: Askep Bronkiektasis

Tes hemoglobolin.EKG ( peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal.5.      Kaji persepsi diri pasien6.      Kaji berat badan dan masukan rata-rata cairan dan diet.Diagnosa Keperawatan Bronkiektasis1.      Tak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret atau sekresi kental2.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu4.      Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi.5.      Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi,  kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan6.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gasIntervensi Keperawatan Bronkiektasis1.         Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi   sekret, sekret kental.Tujuan :Mempertahakan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas.Kriteria hasil :Menujukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas( batuk yang     efektif, dan mengeluarkan secret.Rencana Tindakan :1.      Kaji /pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasiR/ Tachipneu biasanya ada pada beberapa derajat dapat ditemukan pada penerimaan atau selam stress/ proses infeksi akut. Pernafasan melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang disbanding inspirasi2.      Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafasR/ Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat /tak dimanisfestasikan adanya bunyi nafas.3.      Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran  tempat tidurR/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan gravitasi. Dan mempermudah untuk bernafas serta membantu menurunkan kelemahan otot-otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.4.      Bantu latihan nafas abdomen atau bibirR/ Untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara5.      Observasi karakteriktik  batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batukR/   Mengetahui keefktifan batuk6.      Tingkatan masukan cairan sampai 3000ml/hari sesuai toleransi jantung serta berikan hangat dan masukan cairan antara sebagai penganti makanR/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret,mempermudah pengeluaran.cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan antara makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekana diafragma.7.      Berikan obat sesuai indikasiR/   Mempercepat proses penyembuhan.2.         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan   kerusakan alveoli.Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA

Page 6: Askep Bronkiektasis

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.Kriteria :GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12-  24x/mt, bunyi nafas bersih, tidak ada batuk, frekuensi nadi 60-100x/mt, tidak dispneu.Rencana Tindakan :1.   Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesoriR/ untuk mengevaluasi derajat distress pernafsan/ kronisnya suatu penyakit.2.   Tingikan kepala tempat tidur dan Bantu untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas .Kaji / awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosaR/ Suplai oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas.3.   Dorong untuk pengeluaran sputum/ penghisapan bila ada indikasiR/ Sputum menganggu proses pertukaran gas  serta penghisapan dilakukan bila batuk tidak efektif.4.   Awasi tingkat kesadaran / status mentalR/ Manisfestasi umum dari hipoksia5.   Awasi tanda vital dan status jantungR/ Perubahan tekanan darah menunjukkan efek hipoksia sistemik pada fungsi jantung6.   Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu intubasiR/ Dapat memperbaiki atau mencegah terjadinya hipoksia dan kegagalan nafas serta tindakan untuk penyelamatan hidup.3.         Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneuTujuan  : Peningkatan dalam status nutrisi dan berta badan pasienKriteria hasil :Pasien tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut atau mempertahankan berat badan.Rencana tindakan :1.      Pantau masukan dan keluaran tiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi serta timbang berta badan tiap minggu.R/ Untuk mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari yang diharapkan2.      Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makanR/ suasana dan lingkungan yang tak sedap selama waktu makan dapat meyebakan anoreksia3.      Rujuk pasien ke ahli diet untuk memantau merencanakan makanan yang akan dikonsumsiR/ Dapat membantu pasien dalam merencanakan makan dengan gisi yang sesuai.4.      Dorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan perhari, jika tidak mendapat infus.R/ untuk mengatasi dehidrasi pada pasien4.         Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi.Tujuan : Tidak terjadi/ adanya gejala -gejala infeksiKriteria hasil :Tidak terjadi infeksi suhu tbuh berkisar 36-37 0c,Sel darah putih 5000-10000/mm.batuk produktif tidak ada.Rencana intervensi :1.       Pantau suhu pasien tiap 4 jam, hasil kultur sputum dan hasil pemeriksaan leokusit serta warna dan konsistensi sputumR/ Untuk mengidentifikasi  kemajuan yang dapat dicapai dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan ( infeksi yang mungkin terjadi ).

Page 7: Askep Bronkiektasis

2.       Lakukan pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan kultur.R/Dapat membantu menegakkan diagnosa infeksi saluran nafas dan mengidentifikasi kuman penyebabnya.3.       Berikan nutrisi yang adekuatR/ malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahan terhadap infeksi.4.       Berikan antibiotik sesuai anjuran dan evaluasi keefektifannyaR/ Sebagai pencegahan dan pengobatan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.5.         Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi,  kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan.Tujuan : Hilangnya ansietasKriteria hasil :  Ekspresi wajah rileks, frekuensi nafas antara 12-24 x/mt,frekuensi   nadi 60-100x/mt.Intervensi Keperawatan :1.      Selama periode distress pernafasan akut :

Batasi jumlah dan frekuensi pengunjung Mulai berikan oksigen lewat kanula sebanyak 2 ltr/mt

Demontrasikan untuk kontrol pernafasan

Ijinkan seseorang untuk menemani pasien

Pertahankan posisi fowler dengan posisi lengan menopang

R/ Membantu pasien untuk mengontrol keadaannya dengan meningkatkan relaksasi  dan meningkatkan jumlah udara yang masuk paru-paru2.      Hindari pemberian informasi  dan instruksi yang bertele-tele/sederhana mungkin ketika pasien mengalami distress dan lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan menyakinkan.R/ Pasien dapat menerima sedikit informasi dalam keadaan gelisah dan terlalu banyak informasi dapat meningkatkan ansietas dan memberitauhkan apa yang diharpkan makakan dapat membantu penurunan ansietas.3.      Gunakan obat sedatif sesui dengan yang diresepkan.R/ Obat penenang dapat mengontrol tingkat ansietasnya.6.         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gasTujuan :Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitasKriteria hasil :Menurunnya keluhan tentang napas pendek dan lemah dalam melaksanakan aktivitasRencana Tindakan1.   Pantau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan sesudah aktivitasR/  Mengidentifikasi kembali penyimpangan tujuan yang diharapkan2.   Berikan bantuan dalam melaksanakan aktivitas sesuai yang diperlukan  dan dilakukan secara bertahapR/  Dapat mengurangi pengunaan energi yang berlebihan3.   Anjurkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dengan makanan yang mudah dikunyah.R/  Makanan dalam porsi besar sasah dikunyah dan memerlukan banyak energi

Daftar Pustaka :Soeparman & Sarwono W, (1998), Ilmu penyakit dalam Jilid II Balai Penerbit FKUI, JakartaBarbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume I, EGC, JakartaBarbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume  III, EGC, JakartaBarbara C. long,( 1996), Perawatan Medikal Bedah : suatu pendekatan proses keperawatan,

Page 8: Askep Bronkiektasis

Alih bahasa Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan bandung,Yayasan IAPK, BandungHudak & Gallo, ( 1997), Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik, EGC, JakartaMarylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.