askep appendik1
TRANSCRIPT
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 1/13
ASUHAN KEPERAWATAN
APPENDIK
Pembimbing Akademik : Tri Suwarto, S.kep.Ners
DI SUSUN OLEH :
NOOR ROSYIDAH (III.11.3069)
S1 KEPERAWATAN IIB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
JALAN GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 2/13
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer,
2001). Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus
ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan
penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup
tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur.
(Anonim, Apendisitis, 2007).
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus
buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan
menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar
kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus
lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan
lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007)
Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks ( Anonim, Apendisitis,
2007)
B. KLASIFIKASI
a. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah
sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah
bertumpuk nanah.
b. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh
akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring,
biasanya ditemukan pada usia tua.
C. ETIOLOGI
Appendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen appendik oleh hyperplasia
Folikel lympoid Fecalit, benda asing striktur karena Fibrasi karena adanya peradangan
sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang memproduksi
mukosa mengalami bendungan. Namun elastisitas dinding appendik mempunyai
keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen. Tekanan yang meningkat
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 3/13
tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema dan ulserasi
mukosa. Pada saat inilah terjadi Appendiksitis akut local yang ditandai oleh adanya nyeri
epigastrium.
1. Ulserasi pada mukosa.
2. Obstruksi pada kolon oleh Fekalit (feses yang mengeras)
3. Pemberian barium
4. Berbagai macam penyakit cacing.
5. Tumor.
6. Striktur karena Fibrosis pada dinding usus.
D. TANDA DAN GEJALA
a. Anoreksia biasanya tanda pertama
b. Nyeri, permulaan- nyeri timbul pada daerah sentral (viseral) lalu kemudian
menjalar ketempat appendics yang meradang (parietal).
c. Retrosekal/nyeri- punggung/pinggang.
d. postekal/nyeri terbuka → diare.
e. Muntah, demam →derajat rendah, kecuali ada perforasi. Lekositosis → bervariasi,
tidak mempengaruhi diagnosa/penatalaksanaan
E. PATOFISIOLOGI
Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat
kemungkinan oleh fekolit (massa keras dari faeces) atau benda asing. Proses inflamasi
meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar
hebat secara progresif, dalam beberapa jam terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari
abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.
Penyebab utama appendiksitis adalah obstuksi penyumbatan yang dapat disebabkan
oleh hiperplasia dari polikel lympoid merupakan penyebab terbanyak adanya fekalit dalam
lumen appendik. Adanya benda asing seperti : cacing,striktur karenan fibrosis akibat
adanya peradangan sebelunnya.Sebab lain misalnya : keganasan ( Karsinoma Karsinoid )
Obsrtuksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung,
makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding appendiks
oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium viseral. Oleh karena itu persarafan
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 4/13
appendiks sama dengan usus yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa
sakit disekitar umblikus.
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah, kemudian
timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang timbul
meluas dan mengenai peritomium parietal setempat, sehingga menimbulkan rasa sakit
dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut dengan
appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah, dinamakan
appendisitis perforasi. Bila omentum usus yang berdekatan dapat mengelilingi apendiks
yang meradang atau perforasi akan timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut sebagai
appendisitis abses. Pada anak – anak karena omentum masih pendek dan tipis, apendiks
yang relatif lebih panjang , dinding apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang
masih kurang, demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah,
maka perforasi terjadi lebih cepat.Bila appendisitis infiltrat ini menyembuh dan kemudian
gejalanya hilang timbul dikemudian hari maka terjadi appendisitis kronis.
F. PATHWAY APPENDIK
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 5/13
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan pada pasien yang
diduga apendisitis akut adalah pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktive(CRP).
Pada pemeriksaan darah lengkap sebagian besar pasien biasanya ditemukan jumlah
leukosit diatas 10.000 dan neutrofil diatas 75 %. Sedang pada pemeriksaan CRP
ditemukan jumlah serum yang mulai meningkat pada 6-12 jam setelah inflamasi jaringan.
Pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga apendisitis akut
antara lain adalah Ultrasonografi, CT-scan. Pada pemeriksaan ultrasonogarafi ditemukan
bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedang pada
pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan apendicalith serta
perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran dari sekum.
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri
pada daerah prolitotomi. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon
fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb
(hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan
apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
Pemeriksaan radiologi Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa
apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan
gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan
cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara
bebas dalam diafragma.
H. PENATALAKSANAAN
MEDIS
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik
dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik dapat diberikan
setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks)
dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi
abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang
sangat efektif. Konsep Asuhan Keperawatan Sebelum operasi dilakukan klien perlu
dipersiapkan secara fisik maupun psikis, disamping itu juga klien perlu diberikan
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 6/13
pengetahuan tentang peristiwa yang akan dialami setelah dioperasi dan diberikan
latihan-latihan fisik (pernafasan dalam, gerakan kaki dan duduk) untuk digunakan
dalam periode post operatif. Hal ini penting oleh karena banyak klien merasa cemas
atau khawatir bila akan dioperasi dan juga terhadap penerimaan anastesi.
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
b. Identitas penanggung
c. Riwayat kesehatan sekarang.
d. Keluhan utama Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar
ke perut kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin
beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan
dalam beberapa waktu lalu.
e. Sifat keluhan Nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri
dalam waktu yang lama.
f. Keluhan yang menyertai Biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah,
panas, sesak napas.
g. Riwayat kesehatan masa lalu Biasanya berhubungan dengan masalah
kesehatan klien sekarang Pemeriksaan fisik Keadaan umum
h. Klien tampak sakit ringan/sedang/berat.
i. Berat badan Sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.
j. Sirkulasi : Klien mungkin takikardia. Respirasi : Takipnoe, pernapasan
dangkal.
k. Aktivitas/istirahat : Malaise. Eliminasi Konstipasi pada awitan awal, diare
kadang-kadang.
l. Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak
ada bising usus.
m. Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena
berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. Nyeri pada kuadran kanan bawah
karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
n. Keamanan Demam, biasanya rendah.
o. Data psikologis Klien nampak gelisah.
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 7/13
Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada perasaan takut. Penampilan
yang tidak tenang.
1) Klasifikasi Data
- Data Subyektif
Klien mengatakan:
o Rasa sakit diepigastrium atau daerah periumbilikus kemudian menjalar
ke bagian perut bawah
o Rasa sakit hilang timbul
o Mual, muntah
o Panas
o Diare atau konstipasi
o Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
o Rewel dan menangis
o Lemah dan lesu
o Suhu tubuh meningkat
o Malaise
o Pasien mengatakan tidak nafsu makan
o Sesak napas
o Klien mengeluh sulit tidur
o Klien mengeluh rasa sakit
o Badan berkeringat
o Badan terasa gatal
- Data Obyektif
Klien tampak:
o Nyeri tekan titik MC.Burney
o Bising usus meningkat, perut kembung
o Suhu meningkat, nadi cepat
o Pasien memegang daerah perut
o Skala nyeri ( 1 – 10 )
o Tampak meringis menahan sakit
o Pasien tampak cemas
o Muntah
o Porsi makan tidak di habiskan
o Penurunan BB
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 8/13
o Pernapasan takipnea
o Sirkulasi tachycardia
o Gelisah
o Wajah murung
o Klien sering menanyakan tentang penyakitnya
o Kuku nampak kotor
o Kulit kepala kotor
o Klien nampak kotor
2) Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif :
Klien mengeluh:
- Rasa sakit hilang timbul
- Sakit di daerah epigastrum
hingga perut bagian bawah
- Tungkai kanan tidak dapat
diluruskan
Data Objektif :
- Tampak meringis
- Nyeri tekan titik MC.Burney
- Skala nyeri ( 1 – 10 )
- Pasien memegang daerah perut
- Pernapasan tachipnea
- Sirkulasi tachycardia
- Terlihat gelisah
distensi jaringan
intestinal
Gangguan
rasa nyeri
2. Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak nafsu
makan
- Mual, muntah
- Diare atau konstipasi
- Malaise
Data Objektif :
intake menurun Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 9/13
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
- Porsi makan tidak dihabiskan
2. DIAGNOSA
1) Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal yang
ditandai dengan:
Data Subjektif :
- Rasa sakit hilang timbul
- Sakit di daerah epigastrum hingga perut bagian bawah
- Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
Data Objektif :
- Tampak meringis
- Nyeri tekan titik MC.Burney
- Skala nyeri ( 1 – 10 )
- Pasien memegang daerah perut
- Pernapasan tachipnea
- Sirkulasi tachycardia
- Terlihat gelisah
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun yang
ditandai dengan :
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
- Mual, muntah
- Diare atau konstipasi
- Malaise
Data Objektif :
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
- Porsi makan tidak dihabis
3. INTERVENSI
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal,
ditandai dengan : Pernapasan tachipnea. Sirkulasi tachicardia. Sakit di daerah
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 10/13
epigastrum menjalar ke daerah Mc. Burney Gelisah. Klien mengeluh rasa sakit
pada perut bagian kanan bawah.
Tujuan : Rasa nyeri akan teratasi dengan kriteria : Pernapasan normal. Sirkulasi
normal.
Intervensi :
a) Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan
indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan
selanjutnya.
b) Anjurkan pernapasan dalam.
Rasional : Pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat
sehingga otot-otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi
rasa nyeri.
c) Lakukan gate control.
Rasional : Dengan gate control saraf yang berdiameter besar merangsang
saraf yang berdiameter kecil sehingga rangsangan nyeri tidak
diteruskan ke hypothalamus.
d) Beri analgetik.
Rasional : Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri
(apabila sudah mengetahui gejala pasti).
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun, ditandai
dengan : Nafsu makan menurun Berat badan menurun Porsi makan tidak
dihabiskan Ada rasa mual muntah
Tujuan : klien mampu merawat diri sendiri
Intervensi :
a) Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
Rasional : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.
b) Perkirakan / hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan
sampai minimal
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan nutrisi berfokus pada
masalah membuat suasana negatif dan mempengaruhi masukan.
c) Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Mengawasi keefektifan secara diet.
d) Beri makan sedikit tapi sering
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 11/13
Rasional : Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat
ditingkatkan.
e) Anjurkan kebersihan oral sebelum makan
Rasional : Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
f) Tawarkan minum saat makan bila toleran.
Rasional : Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.
g) Konsul tetang kesukaan/ketidaksukaan pasien yang menyebabkan distres.
Rasional : Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien
memiliki rasa kontrol dan mendorong untuk makan.
h) Memberi makanan yang bervariasi
Rasional : Makanan yang bervariasi dapat meningkatkan nafsu makan
klien.
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 12/13
LEMBAR PENGESAHAN
ASKEP ini telah diketahui dan disahkan oleh Tri Suwarto, S.kep.Ners selaku Dosen
Pembimbing Akademik pada :
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :
Kudus, November 2012
Disahkan oleh,
Pembimbing Akademik
( Tri Suwarto, S.Kep.Ners )
Mahasiswa
( Noor Rosyidah )
7/30/2019 ASKEP APPENDIK1
http://slidepdf.com/reader/full/askep-appendik1 13/13
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulanaskep.wordpress.com/2010/08/11/askep-apendiksitis/
http://ners-asfi-ilmupengetahuan.blogspot.com/2012/01/askep-apendisitis.html