askep anak diare akut dehidrasi sedang2

Download Askep Anak Diare Akut Dehidrasi Sedang2

If you can't read please download the document

Upload: aan

Post on 02-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASKEP

TRANSCRIPT

Ruang Menular Anak

12

BAB 1PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diere adalah penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makananya meningkat akibat adanya infeksi. Setiap episod diare menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode diare berkepanjangan maka dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan akan terlihat keterlambatan tubuh kembang pada anak dan bayi.

Diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang dnegan angka episode yang tinggi ini, seorang balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti pnemoni.

Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 samapi 2 kali setahun. Hasil SKRT (survaey kesahatan rumah tangga) di Indonesia angka kematian diare anak balita dan bayi permil pertahun berturut menunjukan angka sebagai berikut ; 6,6 (balita) 22 (bayi) pertahun 1980; 3,7 (balita) dan 13,3 (bayi) pada tahun1985. 2,1 (balita) 7,3 (bayi) pada tahun 1992. 1 balita dan 8 bayi pada tahun 1995. Sementara itu morbiditas diare tidak menunjukan hal yang sama. Dari hasil studi morbiditas oleh DEPKES di 8 propinsi pada tahun 1989,1990,1995 berturut-turut morbiditas diare menunjukan 78 %, 103 % dan 100 %. Apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda negara Asia dimana Indonesia yang terparah, angka kejadian diare menunjukan kenaikan. Bahkan gangguan kesehatan maupun yang terkait dengan diare seperti gangguan gizi dan ISPA menunjukan hasil yang nyata (DEPKES RI, 1999).

Meskipun pada orang dewasa penyakit diare baiasanya lebih ringan dari pada pada anak tetapi angka kejadian yang semakin menurun menujukan angka kemajuan penanganan diare. Pada saat ini sudah tersedia pengobatan yang mudah dan efektif yang dapat menurunkan jumlah kematian karena diare pada sebagian besar kasus. Sekarang dengan dipakainya upaya pembentukan KPD (kegiatan pendidikan Diare) antara lain dengan pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral) di banyak rumah sakit dan dilanjutkan dengan pendidikan medik penberantasan diare kasus diare di bangsal semakin berkurang secara nyata.

Tujuan PenulisanTujuan Umum

Mempelajari asuhan keperawatan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.Tujuan Khusus

Mampu melakukan pengkajian pada anak toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.Mampu melakukan intervensi anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedangMampu melakukan tindakan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedangMampu melakukan evaluasi pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISIDiare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

2.2 ETIOLOGIFaktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang.Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

2.3 PATOFISIOLOGI

faktor infeksi F malabsorbsiF makananF. PsikologiKH,Lemak,Protein

Masuk dan bermeningk. Tek osmotoksin tak dapat cemaskembang dlm tik diserap usus

Hipersekresi airpergeseran air dan hiperperistaltikdan elektrolit elektrolit ke rongga( isi rongga usus) ususmenurunya kesempatan ususmenyerap makanan

D I A R E

Frek. BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elektintegritas kulit berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elektAs. Metabl mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan

Gang. OksigensiBB menurun

Gangg. Tumbang2.4 PENGKAJIAN KEPERAWATANIdentitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 xRiwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan, Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.Riwayat Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan

Kenaikan BB karena umur 1 3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 16 buahErupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

Perkembangan

Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase anal : Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain).Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundtPerkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :

berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)Meniru membuat garis lurus (GH)Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)Melepasa pakaian sendiri (BM)

Pemeriksaan Fisikpengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebihMata : cekung, kering, sangat cekungSistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minumSistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang . Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.Pemeriksaan PenunjangLaboratorium :

feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candidaSerum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemiAGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

2.5 PENATALAKSANAAN DIARERehidrasi

jenis cairan Cara rehidrasi oral Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali, pedyalit setiap kali diare.Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)Cara parenteralCairan I : RL dan NSCairan II : D5 salin,nabic. KCL

D5 : RL = 4 : 1 + KCL D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL HSD (half strengh darrow) D 2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.Jalan pemberian Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)

Jumlah Cairan ; tergantung pada :Defisit ( derajat dehidrasi)Kehilangan sesaat (concurrent less)Rumatan (maintenance).Jadwal / kecepatan cairan Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :BB (kg) x 50 ccBB (kg) x 10 20 = 130 260 cc setiap diare = 1 gls.Terapi standar pada anak dengan diare sedang :

+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

Terapi

obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg

klorpromazine 0,5 1 mg / kg BB/harionat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamideantibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

Dietetik

Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susuDalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi elemental formula.

Supportif

Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 5 tahunDIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurangGangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diareResiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimalKriteria hasil : Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisitPantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 ltAnjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oralKolaborasi :Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out putTujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria : - Nafsu makan meningkatBB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susuobat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diareTujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuhKriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C) Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)Intervensi :Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuhKolaborasi pemberian antipirektik

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak tergangguKriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi :Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kumanDemontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman fecesAtur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel Intervensi : Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluargaHindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RSBerikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannyaLakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

R/ merangsang perkembangan sensori anak.DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. JakartaCarpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. JakartaSoetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. JakartaSuryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. JakartaDoengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta