askep anak alergi
TRANSCRIPT
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit allergi
makanan
Di ruan poli anak RSUD Dr.Sutomo Surabaya.
Dilakukan pada saat melaksanakan praktek klini pada tanggal
15 sampai 19 april 2002
Surabaya, 19 April 2002
M E N G E T A H U I
Pembimbing Klinik ( C.I )
Pembimbing Akademik
= ------------------------------- = =
------------------------------=
NIP.
NIP.
1
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ALLERGI MAKANAN PADA ANAK
KONSEP TEORITIS
A. Pengertian.
Alergi adalah : Suatu golongan penyakit yang disebabkan oleh reaksi tubuh
yang menyimpang terhadap suatu zat tertentu
Adalah suatu keadaan dimana terjadi hyper sensitivitas terhadap jenis
makanan tertentu karena adversi berhubungan dengan reaksi allergi type I
( Ig.E mediated )
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya reaksi alergi, diantaranya adalah
:
Bakat atau keturunan
Faktor pencetus (Udara dingin / stress)
Faktor Luar : Hirupan (debu rumah tangga), Makanan
B. Patogenesis.
Hingga sekarang patogenesis allergi makanan masih belum jelas. Mekenisme
tersebut di bawah ini mungkin dapat menggambarkan patogenesis allergi
makanan, sbb :
S – Ig.A ( mukosa atau kolostrum ) TIDAK ADA
Makanan PENYAKIT
Degradasi enzimatik.
A B C D E
Bahan makanan esensial
Gambar 1. Degradasi enzimatik makanan pada orang normal
Dalam keadaan normal, sesudah makanan masuk dalam saluran
pencernaan, akan terjadi prose penghancuran secara mekanis, secara
enzimatik,detoksifikasi,
pengangkutan hasil akhir metabolisme dan asimilasi dari bahan makanan yang
essensial seperti asam amino menjadi protein.
Bentuk metabolisme terakhir adalah E, yang dalam keadaan normal
2
dapat diterima oleh sel sehingga tidak terjadi reaksi adversi
Dalam tractus gastrointestinal terdapat S-IgA (secretory IgA ) yang akan
mencegah absorbsi antigen dalam makanan, sehingga tidak terjadi allergi
makanan.
Pada orang dewasa atau bayi dengan devisiensi IgA akan terjadi absorbsi
makromolekul protein makanan yang dapat menimbulkan allergi makanan.
Demikian pula bila terjadi gangguan pada degradasi enzimatik, sehingga
makanan hanya sebagian didegradasi, hasil akhir yang ada dapat bersifat
antigenik
(gambar 2 )
Devisiensi IgA
Absorbsi makromolekul
Protein makanan
Makanan
Devisiensi degradasi
Enzimatik
A B C D E
Absorbsi produk makanan yang hanya
Sebagian didegradasi.
C .Manifestasi klinik.
Gejala yang paling sering timbul yaitu berkaitan dengan organ saluran
3
pencernaan, kulit dan saluran pernapasan. Umumnya manifestasi klinis timbul
dalam 2 jam sesuda makan makanan yang menimbulkan allergi.
Gejala saluran cerna dimulai dari mulut berupa udema dan gatal-gatal
(pruritus) pada bibir, selaput lendir mulut, langit-langit mulut dan farings,
dimana makanan pertama kali berkontak. Bila makanan sampai ke usus,
timbul gejala mual, muntah, perut kejang, kembung dan diare.
Gejala pada kulit berbentuk urtikaria akut, angioudema sedang urtikaria
kronik jarang disebabkan oleh alergi makanan.
Gejala pada saluran pernapasan antara lain : asma bronkhial dan lebih sering
dijumpai pada anak-anak. Mungkin pula terjadi anafilaksis sistemik yang timbul
beberapa menit sesudah makan makanan tertentu. Gejala anafilaksis sistemik
bisa berupa ; urtikaria, angioedema, sesak napas, sianosis, sakit dada,
hipotensi atau rejatan, gejala-gejala hidung, mata(konyungtival ), mual,
muntah dan diare.
D. Diagnostik
1. Anamnese :
- Ditanyakan tentang reaksi yang dicurigai yang disebabkan oleh makanan
- Perlu ditanyakan pula tentang adanya penyakit atopik seperti : dermatitis
atopik, asma bronkhial, rinitis alergi. Juga ditanyakan tentang penyakit yang
lalu, seperti : urtikaria atau angioedema yang disebabkan oleh alergi.
2. Pemeriksaan fisik :
- Diperlukan untuk mengetahui keadaan umum penderita, seperti : keadaan
kulit, hidung, paru dan perut.
3. Diet Eliminasi :
4. Tes Kulit.
5. RAST ( Radio Alergo Sorbent Test )
6. Tes Provokasi makanan.
Pengobatan dan pencegahan.
1. Penghindaran makanan yang menyebabkan alergi ( Avoidance )
2. Diet eliminasi
3. Pengobatan farmakologik
- pengobatab symtomatik
- Pengobatan profilaktik ( Anti histamin, krrtomolin dan
ketotifen
4
TINJAUAN KASUS : ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN KASUS ALLERGI MAKANAN.
Nama Mahasiswa : Subhan Ruangan : poli Anak
N I M : 010030170.B No. Register : 10143807
Tanggal Pengkajian : Selasa 16 April 2002 Jam : 10.00 WIB
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN.
Nama : M. Mauliddin Iqbal Agama : Islam
Jenis Kelamin : laki-laki Suku Bangsa : Bangkalan
/Madura
T.Tgl.Lahir : 15 Mei 1990 Alamat : Jl.pertempuran I No.44
Anak ke : pertama Tgl.Masuk RSU : 21 Maret 2002
Nama Ayah : Firmansyah ( rawat jalan )
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Dx. Medis : Brochial Allergi
Pendidikan Ayah : D.III Elektronik ( alergi makanan )
Nama Ibu : Fatimatur Rahmi Sumber Info : Keluarga Pasien
dan
Pekerjaan Ibu : Perawat Kesehatan stauts pasien.
Pendidikan Ibu : D.III Keperawatan
II. RIWAYAT KEPERAWATAN.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Sejak kecil anak sering mengeluh ; batuk-batuk kadang berdahak
terutama pada sore hari setelah bangun dari tidur siang, sesak napas,
kadang-kadang juga keringat pada malam hari, berat badan tidak turun
Keluhan Utama : Batuk, pilek dan sesak napas
Lama Keluahan : Sejak kecil / umur 3 tahun
Akibat timbulnya keluhan : anak kesulitan bernapas dan karena batuk
terganggu istirahatnya.
Faktor yg memperberat : Apabila batuk disertai dahak
Upaya untuk mengatasi : sudah dibawa kepuskesmas tapi tidak
berhasil
Lain – lain : sudah Mauntoxt test hasilnya (-)
b. Riwayat Kesehatan Sebelumnya :
Pre Natal : Selama hamil ibu tidak pernah sakit, penggunaan obat-
5
obatan /Jamu : tidak ada.
Natal : Anak lahir spontan, umur kehamilan 11 bulan, BBL 3,1 Kg
langsung menangis.
Post Natal : Pertumbahan dan perkembangan sampai umur 2,5
tahun berjalan norman, namun mulai umur 3 tahun
keluhan tersebut mulai dirasakan.
Luka operasi : tidak terlihat / tidak ada
Allergi : Belum diketahui dengan pasti
Pola kebiasaan :
Tumbang :
Imunisasi : sudah lengkap
Status Gizi :
Psikososial : Hubungan dengan ibu sangat akrab sekali dan ibu
sangat memanjakan anaknya.
Psikoseksual :
Interaksi : Saat di wawancara, sangat mudah untuk diajak bicara.
Lainnya :
c. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Komposisi Keluarga : Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara
Lingkungan rumah dan komunitas : Tinggal dalam 1 rumah dengan
ukuran 6 X 12 meter dengan 4 kamar tidur, permanen, rumah jendiri,
perobat dan peralatan rumah : cukup, lingkungan sekitar : aman, letak
rumah berada ditengah-tengah perkampungan..
Pendidikan & pekerjaan anggota keluarga : Ketiga anaknya semua
masih sekolah SD. (Klelas VI, IV dan kelas I )
Kultur dan kepercayaan : Menganut adat dan tradisi suku madura.
Fungsi dan hubungan keluarga : cukup baik dan terkontrol
Perilaku yg dapat mempengaruhi kes. : Tidak terlihat karena ibu adalah
seorang perawat Kesehatan ( D.3 keperawatan )
Persepsi kelg. Ttg.penyakit klien : Penyakit yang perlu ditangani
dengan segera, agar tidak bertambah parah.
Lainnya :
6
III. PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK.
1) Keadaan umum
Saat dianamnese kesadarannya compomentis, anak tampak agak sesak
batuk-batuk, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/mnt, suhu 36,2OC,
pernafasan 28 x/mnt teratur.
2) Kepala dan leher
Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata,
terpotong pendek.
Mata tidak ada anemi, ikterus tidak ada.
Telinga tidak ada serumen.
Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut bersih, tidak terdapat karies gigi.
Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, klien mampu menelan tanpa terasa
sakit/ nyeri, tidak ada kaku kuduk.
3) Dada dan thoraks
Pergerakan dada simetris, Wheezing +, Ronchi -, retraksi otot bantu
pernafasan ringan. .
4) Abdomen
Bentuk supel, tidak ada meteorismus, bising usus + normal 5 x/ mnt, tidak ada
nyeri tekan, hepar dan limpa tidak teraba.
5) Ekstrimitas
Tidak ada kelainan
IV. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN :
Nutrisi dan metabolisme : Tiga minggu yang lalu sampai saat ini
sedang dilakukan program eliminasi berbagai jenis makanan sehingga
berat badannya turun 1 kg.
Eliminasi : tak ada kelainan
Istirahat dan tidur : Cukup ( Anak selalu tidur siang) tetapi kalau
kambuh sesak / batuknya, tidurnya agak terganggu.
Aktivitas dan latihan : bermain –main dengan anak tetangga dan sering
main bola.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG. ( DIAGNOSTIK TEST )
Laboratorium : DL: Hb 12,8 gr %, LED 14-28, leukosit 4600, stap = 2,
sekmen = 40, Ly = 57, Monocit = 11.
7
Pemeriksaan alergi: ( tgl.27 – 03 – 2002.) terdapat food Alergi.
Fhoto : Foto thoraks: ( Tgl, 19 – 03 – 2002 )
Cor : Ukuran dan bentuknya normal
Pulmo : tak tampak infiltrat, tak terjadi kelainan kedua sinus. P.costalis :
tajam
VI. PROGRAM TERAPI.
- Telah dilakukan test kulit dengan hasil allergi pada makanan
- Telah dilakukan eliminasi terhadap berbagai jenis makanan
( BSTIK )
- Mulai hari ini sudah dianjurkan untuk terapi provokatif terhadap
salah satu jenis makanan yaitu Pepaya.
- Terapi lain adalah : ECD / TS
Analisa data
Pengelompokan Data Etiologi Masalah
S:
O:
Ibu mengungkapkan anak
kambuh lagi sesaknya sejak 3
hari yang lalu
- Wheezing +
- Rhonci -
- RR 28 x/mnt, teratur.
- Retraksi intercosta ringan.
- Pergerakan dada simetris,
irama nafas teratur.
Alergen
Aktivasi Ig. E
Pengeluaran histamin
Organ target (saluran
pernafasan)
Edema mukosa
Peningkatan produksi
mukus
Tidak
efektifnya
jalan napas
S:
O:
- Ibu mengungkapkan sulit
mengontrol makanan yang
dimakan oleh anak yang
menjadi sumber alergi.
- Klien menderita alergi
sejak usia 3 tahun
Klien agak batuk, agak sesak,
RR 28 x/mnt.
Alergi
Membutuhkan
pengetahuan orang tua dan
kepatuhan anak untuk
penghindaran alergen
Tidak patuh
Ketidakefektifan
Penatalaksana
an regimen
tidak efektif
8
penatalaksanaan regimen
pengobatan
Perumusan Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan anak batuk diserta dengan
sesak sejak 3 hari yang lalu, Wheezing +, Rhonci - , RR 28 x/mnt, teratur,
Retraksi intercosta ringan.
2.Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan berhubungan
dengan ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan sulit
mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber alergi.
9
Rencana tindakan
NO. DIAGNOSA KEP. TUJUAN KRITERIA
HASILRENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Ketidakefektifan jalan
nafas berhubu ngan
dengan pening katan
produksi sekret yang
ditandai dengan Ibu
mengungkapkan anak
batuk disertai dengan
sesak sejak 3 hari
yang lalu, Wheezing +
Rhonci - RR 28 x/mnt,
teratur, Retraksi
intercosta ringan.
Jalan nafas
efektif dan
patent setelah
mendapat
tindakan
keperawatan.
- Pada saat
bernafas
tidak
menggunaka
n otot-otot
bantu.
- frekwensi
nafas dalam
batas normal
15-30 x/mnt.
- suara nafas
broncho
vesikuler.
a. Jelaskan pada klien dan
keluarga beberapa tindakan
yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan proses
pengeluaran sekret.
b. Anjurkan kepada klien dan
keluarga agar memberikan
minum lebih banyak dan
hangat kepada klien.
c. Ajarkan pada keluarga
fisioterapi nafas dan latihan
batuk efektif
a. Pengetahuan yang memadai
memungkinkan keluarga dan klien
kooperatif dalam tindakan perawatan.
b. Peningkatan hidrasi cairan akan
mengencerkan sekret sehingga sekret
akan lebih mudah dikeluarkan.
c. Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari
tempat perlekatan, postural drainase
memudahkan pengaliran sekret, batuk
efektif mengeluarkan sekret secara
adekuat.
10
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN
KRITERIA
HASILRENCANA TINDAKAN RASIONAL
d. Kolaborasi dalam
pemberian ekspektoran.
e. Observasi: Pernafasan
(rate, pola, penggunaan
otot bantu, irama, suara
nafas, cyanosis), tekanan
darah, nadi, dan suhu.
d. Ekspektoran mengandung regimen yang
berfungsi untuk mengencerkan sekret
agar lebih mudah dikeluarkan.
e. Tanda vital merupakan indikator yang
dapat diukur untuk mengetahui
kecukupan suplai oksigen, suplai
oksigen yang cukup merupakan tanda
jalan nafas sudah bebas dan patent.
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN
KRITERIA
HASILRENCANA TINDAKAN RASIONAL
2. Ketidakefektifan
penatalaksanaan regimen
pengobatan berhubungan
dengan ketidakpatuhan
yang ditandai dengan Ibu
Orang tua
menunjukkan
keinginan
untuk
berperan aktif
dalam penata
- Orang tua
mengetahui
faktor-faktor
yang mem
pengaruhi
timbulnya
a. Berikan penyuluhan pada
keluarga tentang bahan-bahan
terutama makanan yang
menjadi bahan alergen bagi
anak.
b. Diskusikan dengan keluarga
a. Pengetahuan yang memadai
memungkinkan klien dan keluarga
koopertif terhadap tindakan perawatan.
b. Alternatif cara yang dipilih oleh keluarga
11
mengungkapkan sulit
mengontrol makanan
yang dimakan oleh anak
yang menjadi sumber
alergi.
laksanaan
pengobatan
dan perawatan
agar efektif
setelah
mendapat
penjelasan
dari petugas.
alergi.
- Orang tua
mengetahui
cara dan
tindakan
yang
dilakukan
untuk
menghindari
kontak
dengan
alergen.
mengenai alternatif tindakan
yang mungkin dilakukan untuk
menghindari kontak dengan
alergen.
c. Berikan positif reinforcement
pada orang tua dan anak jika
kooperatif.
merupakan jalan keluar yang sesuai
dengan keadaan keluarga.
c. Positif reinforcement meningkatkan rasa
percaya diri dan motivasi keluarga
untuk berperan aktif dalam perawatan
klien.
12
5. Pelaksanaan
Tgl/ Pukul No. DP Pelaksanaan tindakan
16 April
2002
10.30 WIB
1. a. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat
dikeluarkan dengan batuk, tetapi bila sekret kental
akan mempersulit pengeluaran sekret. Oleh karena
itu sekret perlu diencerkan dengan minum lebih
banyak dan hangat, minum obat sesuai dosis dan
tepat waktu.
b. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan
minum yang lebih banyak kepada anak dan yang
hangat.
c. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk
efektif yaitu menghirup nafas dalam 2 kali
kemudian dibatukkan dengan keras sampai riak
keluar.
d. Memberikan penjelasan tentang pengobatan (ECD)
dan perawatan klien dirumah.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk mengulang
kembali penjelasan dari petugas sesuai dengan
bahasa ibu sendiri.
16 April
2002
11.30 WIB
2. a. Memberikan penjelasan tentang faktor alergen
yang seharusnya dihindari oleh anak.
b. Berdiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang
dapat dilakukan untuk menghindari alergen yaitu:
- Membersihkan rumah.
- Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber
alergen.
- Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber
alergen dengan makanan yang lain.
- Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi
makanan yang menjadi sumber alergen.
c. Memberikan pujian dan dorongan terhadap
rencana tindakan keluarga yang positif.
1.
2. Evaluasi
No. S O A P
1. S: Ibu mengungkapkan dapat memahami penjelasan yang diberikan
oleh petugas tentang tindakan yang mungkin dilakukan untuk
O:
A:
P:
memudahkan
Atau mengefektifkan jalan napas.
Ibu mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan petugas
sesuai dengan bahasa ibu sendiri.
- Ibu tampak menganggukkan kepala saat dijelaskan oleh petugas.
- Batuk (+), Wheezing +, ronchi -.
Masalah belum teratasi.
Ibu mengerti tentang penjelasan tentang tindakan untuk membantu
pengeluaran sekret.
Kontrol setiap minggu / sewaktu ada keluhan yang mendadak
2. S:
O:
A:
P:
Ibu mengungkapkan sudah mengerti penjelasan tentang faktor yang
menjadi penyebab batuk-batuk dan sesak pada anaknya dan cara
untuk menghindarinya.
Ibu dapat menjelaskan kembali tentang alergen dan usaha untuk
menghindarinya.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan, kontrol tiap minggu .
Daftar pustaka .
1. Suparman, Ilmu penyakit dalam Jilid II. Balai penerbit FKUI.
Jakarta. 1990
2. Bahna SL : Management of food allergies.Annals of
allergi,1984
2