askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998). Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah 1

Upload: annisarindu

Post on 01-Dec-2015

279 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

keluarga berencana

TRANSCRIPT

Page 1: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu

diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana

merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.

Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya

karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-

metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan

nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk

memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket

Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang

serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas

diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah

kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan

penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan

reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus

menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/

masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr.

Abdul Bari Saifuddin, 2003).

Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.

Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB

berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. ibu harus

mendapatkan asuhan mengenai KB salah satunya melalui pendekatan

1

Page 2: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

manajemen kebidanan. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi

sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif

dan efisien.

KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda

kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau

membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan

medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).

(http:/psikis.bkkbn.go.id/gemapria/articles.php).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen kebidanan?

2. Apa yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan kepada keluarga

berencana melalui pendekatan manajemen kebidanan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian dari manajemen kebidanan

2. Mahasiswa mampu menyebutkan isi dari pendekatan manajemen kebidan.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan maanajemen

kebidanan.

2. Mahasiswa memahami isi dari pendekatan manajemen kebidanan dan

mampu menerapkannya dalam kehidupan.

2

Page 3: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

BAB II

PENDEKATAN MANAJEMEN KEBIDANAN

2.1 Pengertian

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis, sistematis.

Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang

bidan dalam memberikan arah atau kerangka dalam menangani kasus yang

menjadi tanggung jawabnya.(Estiwidani, dkk., 2009)

Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah

lesehatan Ibu dan Anak yang khusus dilakukan oleh Bidan di dalam

memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga, dan masyarakat.

Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenaga kesehatan memiliki kewajiban

memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan

kesehatan. Untuk melaksanakan asuhan tersebut, digunakan metode dan

pendekatan yang disebut manajemen kebidanan.

Metode dan pendekatan digunakan untuk mendalami permasalahan yang

dialami oleh pasien atau klien, dan kemudian merumuskan permasalahan

tersebut, serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya. Dengan

manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan di dalam

melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan.

Manajemen kebidanan sebagai metode dan pendekatan pemecahan masalah

harus secara benar dan tepat dikuasai, dan membudaya di masyarakat bidan

sendiri. Bidan harus memiliki pola berfikir sistematis sesuai dengan tahapan

manajemen kebidanan. Kemampuan berfikir secara analitik dan kritis di

dalam mellihat permasalahan dan segala aspek yang mempengaruhinya

diperlukan, sehingga selanjutnya dapat secara langsung menetukan tindakan

kebidanan yang efektif untuk dilaksanakan dalam upaya menolong pasien

atau kliennya.

3

Page 4: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

Dengan manajemen kebidanan, keprofesionalan bidan dituntut sebagai

pemberi asuhan yang rasional dalam mengatasi masalah kesehatan ibu, anak,

dan keluarga berencana yang menjadi tanggung jawabnya.

Asuhan kebidanan komunitas merupakan bagian integral dari sistem

pelayanan, kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan Ibu, anak, dan

keluarga berencana. Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan

oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan

masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari

gangguan kesehatan. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang

secara berurutan yaitu, identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah,

rencana dan tindakan pelaksanaan, serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen

kebidanan juga dilakukan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak,

dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti. (Syafrudin

dan Hamidah, 2009)

2.2 Pendekatan Manajemen Kebidanan

(Syafrudin dan Hamidah, 2009) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita

usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana:

a. Mengkaji kebutuhan pelayanan KB pada pasangan atau wanita usia subur.

b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.

c. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah berasam klien.

d. Melaksanaakan asuhan sesuai rencana yang telah dibuat.

e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.

f. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.

g. Membuat catatan dan laporan.

Penerapan manajemen kebidanan dalam proses bentuk kegiatan praktek

kebidanan, dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah – langkah

atau proses manajemen kebidanan.

4

Page 5: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

Langkah – langkah manajemen kebidanan adalah sebagai berikut :

1.    Identifikasi dan Analisis Masalah

Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah identifikasi dan

analisis masalah. Di dalam langkah pertama ini bidan sebagai tenaga

profesional tidak dibenarkan untuk menduga- duga masalah yang terdapat

pada pasien atau kliennya. Bidan harus mencari dan menggali data / fakta

baik dari pasien / klien, keluarga, maupun anggota tim kesehatan lainnya,

dan juga dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri.

Yang dimaksudkan data disini ialah informasi dalam bentuk angka atau

bentuk lain. Sedangkan fakta adalah kenyataan yang ditemukan dalam

suatu kejadian atau peristiwa.

Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan,

analisis data / fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini merupakan

proses berfikir yang ditampilkan oleh bidan dalam tindakan yang akan

menghasilkan perumusan masalah yang di derita oleh pasien.

a.    Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan adalah data subyektif, termasuk biodata, dan

data obyektif dari pasien.

1) Data subyektif

Informasi yang termasuk di dalam biodata, adalah mencakup nama,

umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan,pendidikan.

Informasi yang terdapat didalam data subyektif lainnya dalam

bentuk keluhan – keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara

langsung kepada pasien ( anamnesa ) atau dari keluarga dan tenaga

kesehatan lainnya ( aloanamnesa ).

Pada waktu mengumpulkan data subyektif, bidan harus :

o Mengembangkan hubungan antar personal yang efektif dengan

pasien atau orang lain yang diwawancarai.

o Lebih memperhatikan hal – hal yang menjaadi keluhan utama

pasien dan yang mencemaskan

5

Page 6: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

o Berupaya mendapatkan data yang sangat bermakna dalam kaitan

dengan masalah pasien.

2) Data obyektif

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik,

laboratorium sederhana. Pada pemeriksaan fisik, bidan secara

sistematis melakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi, sesuai dengan kebutuhan. Secara khusus, bidan melakukan

periksa dalam ( pervaginam ).

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh bidan mencakup

pemeriksaan hemoglobin, kadar glukosa, dan protein di dalam urine,

dan tes kehamilan.

Pada waktu pengumpulan data obyektif, bidan harus :

o Mengamati ekspresi dan perilaku pasien

o Mengamati perubahan / kelainan fisik pasien

o Memperhatikan aspek sosial budaya pasien

o Menggunakan tekhnik pemeriksaan yang tepat dan benar.

o Melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan dengan

keluhan pasien.

Untuk melengkapi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan,

dalam kaitan dengan pengumpulan data obyektif diperlukan data

penunjang.

b.    Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan diolah. Dalam praktek asuhan kebidanan,

pengolahan data tidak banyak dilakukan. Pengolahan data pada

umumnya dilakukan di dalam kegiatan pelayanan kesehatan ibu, anak,

dan keluarga berencana.

6

Page 7: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

Pengolahan data disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan pengolahan

mencakup menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan yang

lainnya, sehingga menunjukkan fakta. Tujuan pengolahan data adalah

untuk menunjukkan fakta berdasarksan kumpulan data.

c.    Analisis

Data yang telah diolah, dianalisis. Bidan melakukan analisis

berdasarkan urutan sebagai berikut :

1. Mencari hubungan antara data yang satu dengan lainnya, untuk

mencari sebab dan akibat.

2. Menentukan masalah dan apa masalah utamanya.

3. Menentukan penyebab utamanya

4. Menentukan tingkat resiko masalah

Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentuan perumusan

masalah untuk menetapkan diagnosa kebidanan.

2.   Interpretasi Data Dasar (Diagnosa Kebidanan)

Setelah ditentukan masalah, dan masalah utamanya maka bidan

merumuskannya kedalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi,

masalah, penyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang

dimaksud mencakup masalah potensial dan prognosa. Hasil dari

perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan

yang disebut diagnosa kebidanan. Dalam menentukan diagnosa kebidnan,

pengetahuan keprofesionalan diperlukan.

Diagnosa kebidanan mencakup :

a. Kondisi pasien yang terkait dengan masalah

b. Masalah utama dan penyebab utamanya ( tingkat resikonya )

c. Masalah potensial

d. Prognosa

7

Page 8: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam

upaya menanggulangi ancaman keselamatan hidup pasien.

Masalah potensial dalam kaitannya dengan diagnosa kebidanan adalah

masalah yang mungkin terjadi dan bila tidak segera diatasi akan

mengganggu keselamatan hidup pasien. Oleh karena itu, masalah potensial

harus segera di antisipasi, dicegah dan diawasi dan segera dipersiapkan

tindakan untuk mengatasinya.

3. Mengidentifikasi Diagnosis atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukaqn pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosis  / masalah potensial ini benar-benar terjadi.

4. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan 

Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan tau

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ke-4 mencerminkan

kesinambungan  dari proses manajemen kebidanan. Beberapa data

mungkin mengidentifitkasikan situasi yang gawat dan bidan harus

bertindak segera untuk keselamatan jiwa calon atau akseptor KB.

5.   Perencanaan Asuhan Menyeluruh

Berdasarkan diagnosa yang ditegakkan, bidan menyusun rencana

kegiatannya. Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah – langkah

yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk

memecahkan masalah pasien. Didalam rencana kegiatan yang disusun,

termasuk rencana evaluasi.

8

Page 9: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka langkah penyusunan rencana

kegiatan adalah sebagai berikut :

h. Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan.

Didalam tujuan tersebut dikemukakan sasaran dan hasil yang akan

dicapai.

i. Menentukan langkah – langkah tindakan sesuai dengan masalah dan

tujuan yang akan dicapai.

Langkah – langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara

mandiri, kegiatan kolaborasi atau rujukan. Kegiatan kolaborasi adalah

kegiatan yang dilakukan bersama dengan tenaga kesehatan lain.

Kegiatan rujukan adalah kegiatan penyiapan yang dilakukan oleh bidan

terhadap pasien yang akan dirujuk ke tenaga ahli yang terkait. Di dalam

penentuan langkah – langkah kegiatan tersebut ditentukan tujuan

masing – masing.

j. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan.

Di dalam rencana kegiatan ditentukan juga kriteria evaluasi dan

keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil tindakan perlu

ditentukan untuk mengukur keberhasilan dari pelaksanaan asuhan yang

dilakukan, bila kegiatan asuhan mengikuti kriteria dan mencapai hasil

yang telah ditetapkan, maka masalah telah dapat di atasi. Dan bila

terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian, maka bidan harus kembali ke

langkah pertama. Perencanaan yang disusun oleh bidan haruslah

komprehensif mencajup penanganan keseluruhan masalah termasuk

masalah potensialnya. Perencanaan mencakup kegiatan bimbingan dan

konsultasi yang dilakukan terhadap pasien. Semua rencana ini harus

rasional. Sebelum rencana dilaksanakan harus disepakati oleh pasien

terlebih dahulu.

6.   Pelaksanaan

Langkah pelaksanaan didalam proses manajemen kebidanan dilakukan

oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah

9

Page 10: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

pelaksanaan ini, bidan melakukannya secara mandiri. Pada pelaksanaan

penanganan kasus-kasus yang didalamnya memerlukan tindakan diluar

kewenangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Pada

langkah pelaksanaan ini, intervensi dilakukan kepada pasien. Selama

melakukan tindakan intervensi, bidan mengawasi dan memonitor

kemajuan kesehatan pasien. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan

didalam waktu yang singkat, efektif, hemat, dan berkualitas.

7.  Evaluasi

Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi. Evaluasi

adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi tujuan

evaluasi didalam manajemen kebidanan adalah untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan. Alat untuk

pengukur keberhasilan tindakan kebidanan telah ditetapkan didalam

rencana tindakan.

Evaluasi tidak hanya dilakukan dengan membandingkan keberhasilan

dengan tindakan. Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan

keberhasilan dengan langkah – langkah manajemen kebidanan lainnya.

Hasil evaluasi merupakan langkah awal dari langkah identifikasi dan

analisis masalah selanjutnya, bila diperlukan.

Manajemen kebidanan yang terdiri  dari tujuh langkah ini merupakan proses

berpikir dalam mengambil keputusan klinis dalam memberikan asuhan

kebidanan yang dapat diaplikasikan / diterapkan dalam seetiap situasi.

10

Page 11: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

2.3 Penerapan dalam Kasus

Ibu yang ingin memasang KB, sehingga melakukan konsultasi kepada bidan.

Dalam memeberikan asuhan kepada ibu tersebut bidan melakukan

pendekatan menggunakan manajemen kebidanan, yang dapat diilustrasikan

sebagai berikut:

Langkah 1. Pengkajian Data

Data subjektif dari calon / akseptor KB, yang harus dikumpulkan, meliputi:

a. Keluhan utama / alas an dating ke institusi pelayanan kesehatan dan

kunjungan saat ini apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang.

b. Riwayat perkawinan, terdiri atas: status perkawinan, perkawinan ke, umur

klien saat perkawinan dan lama perkawinan.

c. Riwayat menstruasi, meliputi: HPMT, siklus menstruasi, lama menstruasi,

disminorhroe, perdarahan pervaginam dan fluor albus.

d. Riwayat obstetric Para (P)…. Abortus (Ab)…. Anak hidup (Ah)….,

meliputi:pendarahan pada kehamilan,persalinan dan nifas yang

lalu,hipertensi dalam kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu,BB lahir

kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram serta masalah selama

kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu.

e. Riwayat Keluarga Berencana,meliputi:jenis metode yang di

pakai,waktu,tenaga dan tempat saat pemasangan dan

berhenti,keluhan/alasan berhenti.

f. Riwayat Kesehatan,meliputi:riwayat penyakit sistemik yang sedang/pernah

di derita (penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC, ginjal, asma, epilepsi,

hati, malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS), riwayat penyakit sistemik

keluarga, riwayat penyakit ginekologi, dan riwayat penyakit sekarang.

g. Riwayat Kecelakaan, operasi, alergi obat/makanan.

h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari,meliputi:pola nutrisi(makan dan

minum), eliminasi (BAB dan BAK), personal hygiene, aktivitas dan

istirahat.

11

Page 12: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

i. Keadaan Psikososial meliputi: pengetahuan dan respon pasien terhadap

semua metode/alat kontrasepsi dan/atau kontrasepsi yang digunakan saat

ini,keluhan/kondisi yang dihadapi saat ini,jumlah keluarga di rumah,

respon keluarga terhadap metode/alat kontrasepsi dan/atau kontrasepsi

yang di gunakan saat ini, dukungan keluarga,pengambilan keputusan

dalam keluarga dan pilihan tempat mendapatkan pelayanan KB.

Data obyektif dari calon/akseptor KB,yang harus di kumpulkan,meliputi:

a.      Pemeriksaan fisik,meliputi:

1. Keadaan umum,meliputi:kesadaran,keadaan emosi dan postur badan

pasien selama pemeriksaan,BB.

2. Tanda-tanda Vital:tekanan darah,susu badan,frekuensi denyut nadi

dan pernapasan.

3. Kepala dan leher,meliputi:edema wajah,mata(kelopak mata

pucat,warna sclera),mulut(rahang pucat,kebersihan,keadaan

gigi(karies,karang,tonsil),leher(pembesaran kelenjar tiroid,pembuluh

limfe).

4. Payudara,meliptuti:bentuk dan ukuran,hiperpigmentasi

areola,keadaan putting susu,retraksi,  adanya benjolan/ masa yang

mencurigakan, pengeluaran cairan dan pembesaran kelenjar limfe.

5. Abdomen, meliputi : adanya bentuk, adanya bekas luka, benjolan/

masa tumor, pembesaran hepar, nyeri tekan.

6. Ekstremitas, meliputi : edema tangan, pucat atau ikterus pada kuku

jari, varises berat atau pembengkakan pada kaki, edema yang sangat

pada kaki.

7. Genetalia,meluputi : luka, varises, kondiloma, cairan ( warna,

konsistensi, jumlah, bau, keluhan gatal/ panas), keadaan kelenjar

bartholini ( pembengkakan, cairan, kista ), nyeri tekan, hemoroid dan

kelainan lain.

8. Punggung, adanya kelainan bentuk atau tidak.

9. Kebersihan kulit, adakah ikterus.

12

Page 13: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

b.      Pemeriksaan ginekologi

Inspekulo, meliputi : keadaan servik ( cairan / darah, luka / peradangan /

tanda-tanda keganasan) , keadaan dinding vagina( cairan / darah, luka ),

posisi benang IUD ( bagi akseptor KB IUD)

Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak servik, adakah dilatasi dan

nyeri tekan / goyang. Palpasi uterus untuk menentukan ukuran, bentuk

dan posisi, mobilitas, nyeri, adanya masa atau pembesaran. Apakah

teraba masa di adneksa dan adanya kulkus genitalia.

c.       Pemeriksaan penunjang

Pada kondisi tertentu, calon / akseptor KB harus menjalani beberapa

pemeriksaan penunjang untuk melengkapi data yang telah dikumpulkan

dan keperluan menegakkan adanya kehamilan, maupun efek samping /

komplikasi penggunaan kontrasepsi. Beberapa pemeriksaan laboratorium

yang harus dilakukan pada calon atau akseptor KB, dalah pemeriksaan

tes kehamilan, USG, radiologi untuk memastikan posisi IUD atau

impland, kadar haemoglobin, kada gula darah dan lain – lain.

Langkah 2. Interpretasi Data Dasar

Masalah :

1. Takut dan tidak mau menggunakan IUD.

2. Ibu ingin menggunakan metode pil kontrasepsi, tetapi mersa berat jika

harus minum rutin setiap hari.

3. Kebutuhan :

a. Konseling tentang metode KB umtuk menjarangkan kehamilan.

b. Motivasi untuk menggunakan metode yang tepat untuk menjarangkan

kehamilan.

13

Page 14: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

Langkah 3. Mengidentifikasi Diagnosis atau masalah potensial

Contoh :

Diagnosis potensial : Hipermenorrea karena komplikasi pemakaian IUD

potensial terjadi anemia.

Masalah potensial : Jangan lupa minum pil 3 hari berturut-turut potensial

terjadi kegagalan.

Langkah 4. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang

Memerlukan  Penanganan Segera

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan suatu situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara yang ;lain harus menunggu intervensi

dari dokter, misalnya perdarahan pervaginam yang hebat akibat efek samping

IUD. Adanya hipermenorroea setiap menstruasi, mengharuskan bidan untuk

cepat bertindak antara lain memperbaiki keadaan umum akseptor dan bila

perlu pertimbangan segera menggan ti metode kontrasepsi untuk mencegah

akseptor kehilangan darah lebih banyak dan anemia.

Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atu dari setiap masalah yang berkaitan tetapi

juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, seperti apa

yang yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan

penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masala-

masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, cultural, atau masalah

psikologis.

Dengan perkataan lain asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup

setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan

haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, bidan dan klien, agar dapat

dilaksanakan dengan efektif karena merupakan bagian dari pelaksanaan

rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah

14

Page 15: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana

bersama klien, kemudian memuat kesepakatan sebelum melaksanakannya.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini haruslah

rasional dan benar-benar validberdasarkan pengetahuan dan teori yang up to

date serta sesuai dengan sumsi tentang apa yang akan atau tidak akan

dilakukan klien. Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai

dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau

berdasarkan suatu data dasar yang lengkap dan tidak berbahaya.

Langkah 6. Melaksanakan perencanaan

Bila perlu berkolaborasi dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi.

Manajemen yang efisien berhubungan dengan waktu, biaya serta peningkatan

mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan.

Langkah 7. Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasikan keefektifan asuhan yang telah diberikan,

apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam

diagnosis maupun masalah. Pelaksaan rencana asuhan tersebut dapat

dianggap efektif apabila anak menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan

yang lebih baik, terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan

kelompok usia dan ukuran fisik sesuai dengan batas ideal anak.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana dengan efektif

dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses manajemen asuhan ini

merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu evaluasi,

kenapa asuhan yang diberikan belum efektif. Dalam hal ini mengulang

kembali dari awal setiap asuahn yang belum efektif, melalui proses

manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif

serta melakukan penyesuaian dan modifikasi apabila memang diperlukan.

Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang

15

Page 16: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

memperjelas proses berpikir yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi

pada proses klinis, karena proses manajemen  tersebut berlangsung di dalam

situasi klinik.

16

Page 17: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.

Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB

berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Ibu harus

mendapatkan asuhan mengenai KB salah satunya melalui pendekatan

manajemen kebidanan. .    Identifikasi dan Analisis Masalah, Interpretasi

Data Dasar (Diagnosa Kebidanan), Mengidentifikasi Diagnosis atau masalah

potensial, Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan 

Penanganan Segera, Perencanaan Asuhan Menyeluruh, Pelaksanaan, Evaluasi.

Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya

mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan

efisien.

3.2 Saran

Penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan sumber-sumber yang tersedia, serta materi bahasan yang sempit. Untuk itu penulis selanjut harap melakukan pengkajian yang lebih mengenai judul terkait.

17

Page 18: askeb kb dengan pendekatan manajemen kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani, Dwiana. 2009. Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya.

Mulan, Ika. 2008. “Keluarga Berencana”.

http://911medical.blogspot.com/2008/04/artikel-makalah-tentang-kb-

keluarga.html. Diakses tanggal 15 Mei 2012.

Syafrudin dan Hamidah.2009.Komunitas Kebidanan. Jakarta:EGC.

18