aplikasi etika praktek kebidanan kb

30
TUGAS ETIKA PROFESI KEBIDANAN APLIKASI ETIKA PRAKTEK KEBIDANAN PADA KB Dosen Pembimbing: Anita Dwi Agustinasari, SST Disusun Oleh: ENI FITRI LESTARI 110.106.024 ISTATIK BADIAH 110.106.039 NIKEN RAHAYU 110.106.053 OKTIKA WAHYU S 110.106.0 RIA AYU LESTARI 110.106.062 SUSI PRASETYONINGSIH 110.106.083

Upload: mr-adheep-mahfud

Post on 08-Dec-2014

146 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Contoh aplikasi etika pada praktek kebidanan pada KB

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

TUGAS ETIKA PROFESI KEBIDANAN

APLIKASI ETIKA PRAKTEK KEBIDANAN PADA KB

Dosen Pembimbing:

Anita Dwi Agustinasari, SST

Disusun Oleh:

ENI FITRI LESTARI 110.106.024ISTATIK BADIAH 110.106.039NIKEN RAHAYU 110.106.053OKTIKA WAHYU S 110.106.0RIA AYU LESTARI 110.106.062SUSI PRASETYONINGSIH 110.106.083

PROGRAM STUDI D III KEBIDANANUNIVERSITAS TULUNGAGUNG

2013

Page 2: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang

Maha Esa, atas petunjuk dan kekuatan-Nya kami dapat

menyelesaikan tugas Etika Profesi Kebidanan dengan lancar

tanpa kendala yang berarti.

Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan

kami sebagai mahasiswa untuk menambah pengetahuan kami

tentang mata kuliah ini. Dengan mengumpulkan informasi dari

berbagai sumber yang relevan, yang nantinya dapat bermanfaat

bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar dalam

mempelajari mata kuliah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini tentunya banyak

melibatkan berbagai pihak. Untuk itu ucapan terimakasih kami

sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya makalah ini.

Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah

cukup sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan

saran untuk menjadikan isi makalah ini menjadi lebih baik dan

menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun makalah yang

sesuai dengan harapan kita semua yang bermanfaat untuk

sekarang dan masa depan. Semoga segala ikhtiyar kita diridhoi

Allah SWT, Amin.

Tulungagung, April 2013

Penyusun

ii

Page 3: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

iii

Page 4: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Paradigma baru program keluarga berencana NASIONAL telah di ubah

visinya dari mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2015”

keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,

mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung

jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan YME. Dalam paradigma baru

program KB ini, misinya sangat menekankan upaya menghormati hak-hak

reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga

berdasarkan salah satu pesan kunci dalam Rencana Strategik Nasional Making

Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia adalah bahwa setiap kehamilan harus

merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci

tersebut, Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama. (Saifuddin, 2003)

Untuk mencapai hal tersebut diatas bidan sangat memegang peranan dalam

kesinambungan keberhasilan program KB. Dalam memberikan pelayanan KB,

bidan berkewajiban melaksanakannya secara professional. Pekerja

professional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan

dan perannya didasari nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan

perannya dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya.

(Depkes, 2003)

Dengan demikian sebagai jabatan professional bidan dalam pelaksanaan

pelayanan kebidanan, selalu berpegang pada etika kebidanan. Etika dapat

berarti nilai dan moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sesuatu

kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika mencakup prinsip, konsep

dasar dan nilai-nilai yang membimbing makhluk hidup dalam berpikir dan

bertindak. (Supardan S, 2008)   

1

Page 5: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

B. Tujuan

1. Tujuan umum

1) Untuk meningkatkan profesionalisme bidan dalam pelayanan asuhan

kebidanan KB.

2) Untuk menerapkan etika kebidanan dalam pelayanan asuhan kebidanan

KB.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui dan mengimplememtasikan etika   asuhan

kebidanan pada saat konseling KB implan.

2) Untuk mengetahui dan mengimplementasikan etika asuhan kebidanan

pada saat imformed choice KB implan.

3) Untuk mengetahui dan mengimplementasikan etika asuhan kebidanan

pada saat pencegahan infeksi pemasangan KB Implan.

4) Untuk mengetahui dan mengimplementasikan etika asuhan kebidanan

pada saat pemasangan KB Implan.

5) Untuk mengetahui dan mengimplementasikan etika    asuhan

kebidanan pada saat menjaga privasi pemasangan Implan.

C. Manfaat 

1) Dapat mengetahui dan mengimplememtasikan etika asuhan kebidanan

pada saat konseling KB implan.

2) Dapat mengetahui dan mengimplementasikan etika asuhan kebidanan pada

saat imfored choice KB implan.

3) Dapat mengetahui dan mengimplementasikan etika asuhan kebidanan pada

saat pencegahan infeksi pemasangan KB Implan.

4) Datang mengetahui dan mengimplementasikan etika asuhan kebidanan

pada saat pemasangan KB Implan.

5) Dapat mengetahui dan mengimplementasikan etika asuhan kebidanan pada

saat menjaga privasi pemasangan Implan.

2

Page 6: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Etika

Etika (Yunani kuno: ”ethikos”, berarti “ timbul dari kebiasaan”) adalah

cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi 

studi mengenai  standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan

penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan

refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu,

objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan

ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki

sudut pandang normatif, maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk

terhadap perbuatan manusia.

2.2 Pengertian kode etik

Kode etik suatu profesi adalah serupa norma yang harus di indahkan oleh

setiap anggota profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas

profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-nortma tersebut

berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka

harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-

ketentuan tentang apa yang boleh dan tiak boleh di perbuat atau di

laksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas

profesinya, melaikan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam

pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.

2.3 Kode etik kebidanan

Kode etik bidan Indonesia pertama kali di susun pada tahun 1956 dan di

sahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun, sedangkan

1988 petunjuk pelaksanaanya disahkan dalam Rangka Kerja Nasional

( Rakernas ) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam berperilaku. Kode Etik

3

Page 7: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang

dalam mukadimah tujuan dan bab.

Secara umum kode etik tersebut terisi 7 bab. Ke tujuh bab tersebut dapat

di bedakan atas tujuh bagian yaitu :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir )

a. Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi, menghayati dan

mengamalkan sumpah jabatan dalam melaksanakan tugas

pengabdianya.

b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi

harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra

bidan.

c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman

pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan

klien, keluarga dan masyarakat.

d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan

kepentinagan  klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-

nilai yang berlaku di masyarakat.

e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan

kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan idntitas yang

sama dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam

hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong pertisipasi

masyarakat untuk meningkantkan derajat kesehatan secara

maksimal.

2. Kewajiban bidan terahadap tugasnya (3 butir)

a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada

klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi

yang di miliki berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan

masyarakat.

b. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai

kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk

keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.

4

Page 8: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan

atau kepercayaan kepadanya, kecuali bila di minta oleh pengadilan

atau diperlikan sehubungan dengan kepentingan klien.

3. Kewajiban bidan terdapat sejawat dan tenaga kesehatan lainya    ( 2

butir)

a. Setiap bidan harus menjamin hubungan dengan teman sejawatnya

untuk menciptakan suasana yang serasi.

b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling

menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan

lainya.

4. Kewajiban bidan terhadap rofesinya ( 3 butir)

a. Setiap bidan harus manjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra

profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan

memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan

meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Setiap bidan senatiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan

kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra

profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)

a. Setiap bidan harus memelihara kesehatanya agar dapat

melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

b. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2

butir)

a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan

ketentuan-ketentuan perintah dalam bidang kesehatan, khusunya

dalam pelayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga.

5

Page 9: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan

pemikiranya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu

jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan

kesehatan keluarga.

7. Penutup (1 butir)

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa

menghayati dan mengamalkan Kode Etik Budan Indonesia.

2.4 Mukadimah II.

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan di dorong oleh keingina

yang luhur demi tercapainya:

1.    Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila

Undang-undang dasar 1945.

2.    Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

3.    Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia

Maka ikatan bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang

menjadi wadah persatuan dan kesatuan bidan di Indonesia menciptakan

kode etik bidan Indonesia yang di susun atas dasar penekanan keselamatan

klien di atas kepentingan lainya. Terwujudnya kode etik ini merupakan

bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap bidan untuk

menberikan pelayanan kesehatan secara professional dan sebagai anggota

tim kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan kesehatan keluarga pada

khususnya. Mengupayakan seseuatu menyambut kelahiran insane generasi

secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari para bidan

Menelusuri  tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

terus meningkat sesuai pdengan perkembangan jaman dan nilai-nilai social

budaya yang berlaku ddalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik

bidan ini berdasarkan pancasila undang-undang dasar 1945 sebagai

landasan ideal dan garis-garis haluan Negara sebagai landasan operasional.

Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku

bagi bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan

keselarasan dalam pelayanan professional.

6

Page 10: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharan kesehatan yang

komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada

khususnya, sehingga mereka tumbuh kembang menjadi insan Indonesia

yang sehat pada jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan

kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi nmasyarakat dan keluarga pada

khususnya.

2.5 Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program

pendidikan ,dan telah diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan

diberikan izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri ini.

2.6 Manfaat penggunaan KB

1.    Aman artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila di gunakan.

2.    Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan dapat mencegah

kehamilan.

3.    Dapat diterima bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan

budaya masyarakat.

4.    Terjangkau.

5.    Bila metode tersebut dihentikan penggunaanya, klien akan segera

kembali kesuburanya, kecuali kontap.

2.7 Wewenang bidan dalam asuhan KB

Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan melalui proses

pengambilan keputusan dan tindakan dilakukan sesuai dengan wewenang

dan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Area kewenangan bidan dalam pelayanan keluarga berencana

tercantum dalam Kepmenkes 369/Menkes/SK/III/2007 yaitu bidan dalam

memberikan pelayanan keluarga berencana harus memperhatikan

kompetensi dan protap yang berlaku di wilayahnya meliputi :

7

Page 11: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

1.      Memberikan pelayanan keluarga berencana yakni pemasangan IUD,

AKBK, pemberian suntikan, tablet, kondom, diafragma, jeli dan

melaksanakan konseling.

2.      Memberikan pelayanan efek samping, pelayanan kontrasepsi.

3.      Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit. Tindakan ini dilakukan atas

dasar kompetensi dan pelaksananya berdasarkan protap. Pencabutan

AKBK tidak di anjurkan untuk di laksanakan melalui KB keliling.

4.      Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa bidan berwewenang

melakukan pelayanan kebidanan selain kewenangan yang di berikan bila

tidak mungkin memperoleh pertolongan dari tenaga ahli.

5.      Kewajiban bidan yang perlu di perhatikan dalam menjalankan

kewenangan :

a.    Meminta persetujuan yang akan di lakukan

b.   Memberikan informasi

c.    Melakukan rekam medis dengan baik

2.8 Kontrasepsi Implan

1.                  Jenis KB Implan

         Norplan

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4

cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg

Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

         Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kirs-kira 40

mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto-

desogestrol dan lama kerjanya 3 tahun.

         Jadena dan Implanon

Terdiri dari 2 batang yang terdiri dari Levonorgestrel dengan lama

kerja 3 tahun.

2.                  Cara kerja KB Implan

         Lender serviks menjadi kental

8

Page 12: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

         Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

menjadi implantasi

         Mengurangi transportasi sperma

         Menekan ovulasi

3.                  Efektivitas KB Implan

Sangant efektif ( kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 kehamilan )

4.                  Keuntungan KB Implan

         Daya guna tinggi

         Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun )

         Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

         Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

         Bebas dari pengaruh estrogen

         Tidak mengganggu kegiatan senggama

         Tidak mengganggu ASI

         Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

         Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

5.                  Keterbatasan KB Implan

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid

berupa perdarahan bercak ( spotting ), hipermenorea, atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta aminorea.

6.                  Indikasi KB Implan

         Usia reproduksi

         Telah memiliki anak ataupun yang belum

         Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan

menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang

         Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

         Pasca keguguran

         Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi

         Riwayat kehamilan ektopik

         Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah

atau anemia bulan sabit ( sickle cell )

9

Page 13: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

         Tidak boleh menggunakan kontrasepsi gormonal yang mengandung

estrogen

         Sering lupa menggunakan pil

7.                  Kontraindikasi KB Implan

         Hamil atau yang di duga hamil

         Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

         Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara

         Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

         Miom uterus dan kanker payudara

         Gangguan toleransi glukosa

2.9 Penerapan etika dalam pelayanan KB Implan

1)   Konseling

Merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga

berencana dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien

dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan di gunakan

sesuai dengan pilihanya. Jika klien belum mempunyai keputusan karena

disebabkan ketidakketahuan klien tentang kontrasepsi yang akan digunakan,

menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang kontrasepsi

yang dapat dipergunakan oleh klien, dengan memberikan beberapa alternatif

sehingga pasien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan

yang di milikinya.

1.   Tujuan konseling

a.    Calon peserta KB memahami manfaat KB Implan bagi dirinya maupun

keluarganya

b.    Calon peserta KB mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan ber-

KB,  cara menggunakan dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi

Implan

c.    Calon peserta KB mengambil keputusan pilhan alat kontrasepsi Implan

2.   Sikap bidan dalam melakukan konseling yang baik terutama bagi calon

klien baru.

a.    Memperlakukan klien dengan baik

10

Page 14: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

b.         Interaksi antara petugas dan klien

Bidan harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien

serta mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya

c.    Memberi informasi yang baik kepada klien

d.   Menghindari pemberian informasi yang berlebihan

Terlalu banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi

klien untuk mengingat hal yang penting.

e.     Tersedianya metode yang diinginkan klien

f.      Membantu klien untuk mengerti dan mengingat

Bidan memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar

memahaminya dengan memperlihtkan bagaimana cara penggunaannya.

Dapat dilakukan dengan dengan memperlihatkan dan menjelaskan dengan

flipchart, poster, pamflet atau halaman bergambar

Bidan sebagai konselor hendak nya memiliki pribadi :

1.   Minat untuk menolong orang lain

2.   Mampu untuk empati

3.   Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif

4.   Mempunyai daya pengamatan yang tajam

5.   Terbuka terhadap pendapat orang lain

6.      Mampu mengenali hambatan psikologis, social dan budaya.

3.      Langkah-langkah konseling

1.   Menciptakan suasan dan hubungan saling percaya

2.   Menggali permasalahan yang dihadapi dengan calon

3.   Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi

4.   Membantu klien untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya

5.   Ketrampilan konseling

a.    Mendengar dan mempelajari dengan menerapkan:

1) Posisi kepala sama tinggi

2) Beri perhatian dengan kontak mata

3) Sediakan waktu

4) Saling bersentuhan

5) Sentuhlah dengan wajar

11

Page 15: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

6) Beri pertanyaan terbuka

7) Berikan respon

8) Berikan empati

9) Refleks back

10) Tidak menghakimi

b.     Membangun kepercayaan dan dukungan:

1) Menerima yang dipikirkan dan dirasakan klien

2) Memuji apa yang sudah dilakukan dengan benar

3) Memberikan bantuan praktis

4) Beri informasi yang benar

5) Gunakan bahasa yang mudah dimengerti/sederhana

6) Memberikan satu atau dua saran.

2)   Informed choice dan informed concent dalam pelayanan keluarga berencana

Informed Choice adalah berarti membuat pilihan setelah mendapat

penjelasan tentang alternative asuhan yang dialami. Pilihan atau choice

lebih penting dari sudut pandang wanita yang memberi gambaran

pemahaman masalah yang berhubungan dengan aspek etika dalam otonomi

pribadi. Ini sejalan dengan Kode Etik Internasional Bidan bahwa : Bidan

harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan

mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab dari pilihannya.

Setelah klien menentukan pilihan alat kontrasepsi yang dipilih, bidan

berperan dalam proses pembuatan informed concent. Yang

dimaksud.Informed Concent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan

oleh klien/pasien atau walinya kepada bidan untuk melakukan tindakan

sesuai kebutuhan. Infomed concent adalah suatu proses bukan suatu

formulir atau selembar kertas dan juga merupakan suatu dialog antara bidan

dengan pasien/walinya yang didasari keterbukaan akal dan pikiran yang

sehat dengan suatu birokratisasi yakni penandatanganan suatu formulir yang

merupakan jaminan atau bukti bahwa persetujuan dari pihak pasien/walinya

telah terjadi. Dalam proses tersebut, bidan mungkin mengahadapi masalah

yang berhubungan dengan agama sehingga bidan harus bersifat netral, jujur,

tidak memaksakan suatu metode kontrasepsi tertentu. Mengingat bahwa

12

Page 16: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

belum ada satu metode kontrasepsi yang aman dan efektif, maka dengan

melakukan informed choice dan infomed concent selain merupakan

perlindungan bagi bidan juga membantu dampak rasa aman dan nyaman

bagi pasien. Sebagai contoh, bila bidan membuat persetujuan tertulis yang

berhubungan dengan sterilisasi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

bahwa sterilisasi bersifat permanen, adanya kemungkinan perubahan

keadaan atau lingkungan klien, kemungkinan penyelesaian klien dan

kemungkinan kegagalan dalam sterilisasi.

3)   Pencegahan Infeksi

a.    Tujuan

1.    Memenuhi prasyarat pelayanan KB yang bermutu.

2.    Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan

kontrasepsi AKDR, suntik, susuk dan kontrasepsi mantap

3.      Menurunkan resiko transmisi penyakit menular seperti hepatitis B dan

HIV/AIDS

b.   Kewaspadaan standar pelayanan KB membutuhkan kepatuhan

melaksanakan tindakan sesuai dengan kewaspadaan standar (standar

precaution)

Berikut merupakan cara pelaksanaan kewaspadaan standar

1. Anggap setiap orang dapat menularkan infeksi

2.    Cuci tangan

3.    Gunakan sepasang sarung tangan sebelum menyentuh apapun yang basah

seperti kulit terkelupas, membrane mukosa, darah atau duh tubuh lain, serta

alat-alat yang telah dipakai dan bahan – bahan lain yang terkontaminasi atau

sebelum melakukan tindakan invasive.

4.    Gunakan pelindung fisik, untuk mengantisipasi percikan duh tubuh.

5.    Gunakan bahan antiseptic untuk membersihkan kulit maupun membrane

mukosa sebelum melakukan operasi, membersihkan luka, menggosok

tangan sebelum operasi dengan bahan antiseptic berbahan dasar alcohol.

6.    Lakukan upaya kerja yang aman, seperti tidak memasang tutup jarum

suntik, memberikan alat tajam dengan cara yang aman.

13

Page 17: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

7.    Buang bahan – bahan terinfeksi setelah terpakai dengan aman untuk

melindungi petugas pembuangan dan untuk mencegah cidera maupun

penularan infeksi kepada masyarakat.

8.    Pemrosesan terhadap instrument , sarung tangan, bahan lain setelah dipakai

dengan cara mendekomentasikan dalam larutan klorin 0,5%, dicuci bersih,

DTT dengan cara-cara yang dianjurkan.

4)   Penjelasan / penerangan yang di berikan saat pemasangan / alat kontrasepsi

1.   Jelaskan kepada klien apa yang dilakukan dan mempersilahkan klien

mengajukan pertanyaan.

2.   Sampaikan pada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada

beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai

pada langkah tersebut.

3.   Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang keterangan yang

telah diberikan dan tentang apa yang akan dilakukan pada dirinya.

4.   Perlihatkan peralatan yang akan digunakan serta jelaskan tentang prosedur

apa yang akan dikerjakan.

5.   Jelaskan bahwa klien akan mengalami sedikit rasa sakit saat penyuntikan

anastesi local, sedangkan insersinya tidak akan menimbulkan nyeri (bila

pemasangan AKBK).

6.   Tentramkan hati klien setelah tindakan.

5)   Pelaksanaan tindakan sesuai standar oprasional prosedur berdasarkan

kepmenkes RI No 369/MENKEN/SK/III/2007 TENTAG STANDAR

PROFESI BIDAN pada standar V TINDAKAN yaitu :

1.   Kewajiban bidan yang perlu di perhatikan dalam menjalankan kewenangan:

            Meminta persetujuan yang akan dilakukan

            Memberikan infomasi tentang KB yang akan di pilih

2.   Memberikan pelayanan keluarga berencana yakni jenis, indikasi, cara

pemberian, cara pencabutan, dan efek samping berbagai kontrasepsi yang di

gunakan antara lain pil, suntik, AKDR, AKBK, kondom, tablet vagina dan

tisu vagina.

3.   Memberikan pelayanan konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode

kontrasepsi.

14

Page 18: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

4.   Memberikan peranan KB yang sedia sesuai kewenangan budaya

masyarakat.

5.   Melkukan pemeriksaan berkala akseptor KB dan melakukan interfensi

sesuai kebutuhan

6.   Melakukan pemasangan AKBK tanpa penyulit, tindakan ini dilakukan atas

dasar kompetensi dan pelaksanya berdasaran protab.

7.   Pencabutan AKBK dengan letak normal.

Mendokumentasikan temuan-temuan dari interfensi yang di temukan

Pada definisi operasional disebutkan bahwa tindakan kebidanan

dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau hasil

kolaborasi.

2.10 Langkah pemasangan :

         Menyapa klien

         Mempersilahkan klien masuk dan duduk

         Menanyakan tujuan pemakaian alat kontrasepsi

         Memberikan konseling macam-macam alat kontrasepsi

         Memastikan bahwa klien yakin memilih kontrasepsi implan menjelaskan

kebutuhan pemasangan implan dan apa yang akan klien rasakan pada saat

proses pemasangan dan pasca pemasangan

         Menyiapkan informed concent

         Memeriksa tekanan darah dan berat badan

         Menganjurkan klien untuk mencuci tangan sampai siku mempersilahkan

klien naik ketempat tidur

         Menjaga privasi klien

         Petugas mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir

         Memakai sarung tangan steril

         Melakukan desinfektan pada tangan klien yang akan dipasang implan

         Memasang duk bolong pada lingan ynag akan di pasang imlpant

         Menyuntikan anastesi lokal 0,3-0,5 cc tepat dibawah kulit  sampai

menggelembung

         Menguji anestesi sampai dangkal

15

Page 19: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

         Melakukan insisi sedalam 2 mm

         Memasangkan alat kontrasepsi

Memasang trokar dan pendorongnya, keluarkan pendorond dan masukan 1

batang implant dan dorong dengan pendorong trokar sampai ada tahanan,

ulangi untuk penasangan 1 batang berikutnya

         Meraba kapsul untuk mengetahui semua kapsul  implan telah terpasang

dalam deretan seperti kipas

         Meraba daerah insisi untuk mengetahui seluruh kapsul berada jauh dari

insisi

         Mendekatkan ujung-ujung insisi dan menutup dengan band aid

         Memberitahukan pada ibu bahwa telah selesai pemasangannya

         Mempersilahkan ibu untuk duduk kembali

         Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertannya

         Mengucapkan terimakasih pada ibu atas kesediaanya melakukan

pemasangan kontrasepsi implan.

6)   Menjaga kerahasiaan dan privasi  klien  berdasarkan kode etik kebidanan

Berdasarkan KODE ETIK KEBIDANAN salah satu kewajiban bidan

terhadap tugasnya adalah setiap bidan harus menjamin kerahasiaan

keterangan yang didapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila

diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan

klien.

Contoh : saat petugas akan melakukan pemasangan KB Implan ruangan

harus di tutup, sehingga hanya pasien dan petigas yang ada di dalam

ruangan.

16

Page 20: Aplikasi Etika Praktek Kebidanan Kb

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Etika dapat berarti nilai dan moral yang menjadi pegangan bagi seseorang

atau sesuatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika mencakup

prinsip, konsep dasar dan nilai-nilai yang membimbing makhluk hidup dalam

berpikir dan bertindak. Kode etik suatu profesi adalah serupa norma yang

harus di indahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di dalam

melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.

Kode etik bidan Indonesia pertama kali di susun pada tahun 1956 dan di

sahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun, sedangkan

1988 petunjuk pelaksanaanya disahkan dalam Rangka Kerja Nasional

( Rakernas ) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam berperilaku. Kode Etik

Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang

dalam mukadimah tujuan dan bab.

Area kewenangan bidan dalam pelayanan keluarga berencana tercantum

dalam Kepmenkes 369/Menkes/SK/III/2007 yaitu bidan dalam memberikan

pelayanan keluarga berencana harus memperhatikan kompetensi dan protap

yang berlaku di wilayahnya

3.2.   Saran

1. Diharapkan setiap bidan dapat memahami dan menerapkan etika dalam

menjalankan profesinya sebagai bidan.

2. Diharapkan setiap bidan dapat mengetahui kewajiban dalam menjalankan

kewenangannya sebagai bidan.

3. Diharapkan setiap bidan mengetahui wewenang bidan dalam pelayanan

KB.

4. Diharapkan setiap bidan dapat mengetahui norma budaya lingkungan yang

berlaku pada wilayah tempat ia berada.

17