askeb holistik - manusia makhluk psikologis
DESCRIPTION
Manusia dikatakan sebagai makhluk psikologis, karena memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll), memiliki tingkah laku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan, memiliki kecerdasan dan daya pikir, serta memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian.TRANSCRIPT
TUGAS ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK
MANUSIA MAKHLUK PSIKOLOGIS
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang
diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Hal ini membuat manusia
memiliki peradaban yang tinggi bila dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Manusia adalah mahluk yang utuh (holistik) dan unik. Manusia sebagai makhluk
holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk
biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan.
Manusia dikatakan unik karena memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap
manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi
kebutuhannya.
Manusia sebagai mahluk psikologi memiliki arti bahwa manusia mahluk
yang unik, yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, stres, jinak, lupa dan
sebagainya yang membedakan dengan makhluk yang lainnya. Manusia memiliki
kemampuan bergerak yang melahirkan dinamisme, atau makhluk yang selalu atau
sewajarnya melahirkan rasa senang, humanisme dan kebahagiaan pada pihak-
pihak lain. Dan juga manusia itu pada hakikatnya merupakan makhluk yang
berfikir, berbicara, berjalan, menangis, merasa, bersikap dan bertindak serta
bergerak.
Manusia dikatakan sebagai makhluk psikologis, karena memiliki
kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll), memiliki tingkah laku yang
merupakan manifestasi dari kejiwaan, memiliki kecerdasan dan daya pikir, serta
memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian.
BAB II
ISI
I. MANUSIA
A. DEFINISI MANUSIA
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin)
yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti
manusia. Dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-
partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia
(ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik
yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi
(ilmu fisika). Ditinjau dari segi ilmu biologi manusia merupakan mahluk
biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia.
Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan,
sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia juga
merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi),
mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (ilmu politik), makhluk
yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (ilmu filsafat).
Sedangkan secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu
individum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau
suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas. Arti yang paling sering
digunakan adalah manusia sebagai sekelompok atau seorang manusia.
Makna manusia sebagai suatu gagasan jarang sekali dipergunakan. Para
ahli sendiri dalam mendefinisikan manusia tidak menemui kata sepakat.
Mereka mendefinisikan dengan apa yang mereka pahami tentang konsep
manusia. Berikut ini beberapa definisi manusia menurut para ahli :
1. Paula J. C & Janet W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam
situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara
1
kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
2. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah
mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3
dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya
selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk
sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan
Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga
sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau
tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan
kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia
dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya. Dengan akal atau pikiran manusia bisa
berkreasi, bisa berinovasi, bisa membangun peradaban dan yang tidak
kalah penting dengan akalnya manusia bisa membedakan antara yang baik
maupuan yang buruk. Hal ini yang membuat manusia menjadi ciptaan
Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
B. KONSEP MANUSIA
Konsep manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu manusia sebagai
sistem dan manusia sebagai makhluk holistik.
1. Manusia Sebagai Sistem
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari
beberapa unsur atau sistem yang membentuk suatu totalitas yakni
sistem adaptif, sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial.
2
A. Manusia sebagai sistem adaptif, disebabkan adanya proses
perubahan individu sebagai respons terhadap perubahan lingkungan
yang dapat mempengaruhi integritas atau keutuhan.
B. Manusia sebagai sistem personal, disebabkan karena setiap manusia
memiliki proses persepsi dan bertumbuh kembang.
C. Manusia sebagai sistem interpersonal, disebut demikian karena
manusia dapat berinteraksi, berperan dan berkomunikasi dengan
orang lain.
D. Manusia sebagai sistem sosial, disebabkan karena setiap individu
memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan
dalam lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan tempat kerja.
2. Manusia Sebagai Makhluk Holistik
Holistik memiliki arti menyeluruh. Pandangan holistik memiliki
arti membangun manusia yang utuh, sehat dan seimbang dalam seluruh
aspek; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika,
emosi dan fisik. Jadi sehat yang dimaksud bukan hanya secara fisik
tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritual.
Manusia dipandang sebagai makhluk yang holistik memiliki
arti, dalam memandang manusia tidak hanya sebagian saja akan tetapi
secara menyeluruh yaitu manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,
sosial dan spiritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk
biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat
terpisahkan, gangguan terhadap salah satu aspek merupakan ancaman
terhadap aspek atau unsur yang lain.
Manusia dikatakan sebagai makhluk biologis, disebabkan
karena manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh yang
memiliki kemampuan mempertahankan hidup dan tidak terlepas dari
hukum alam (khususnya hukum perkembangan). Setiap individu
memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik dll), tingkah
laku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan, memiliki kecerdasan
dan daya pikir, serta memiliki kebutuhan psikologis untuk
3
mengembangkan kepribadian, oleh karena itu manusia disebut sebagai
makhluk psikologis.
Manusia dikatakan sebagai makluk sosial, karena setiap individu
hidup bersama dengan orang lain, dipengaruhi oleh kebudayaan, terikat
oleh norma yang berlaku dimasyarakat, dapat beradaptasi dengan
lingkungan sosial, dan tidak dapat hidup sendiri perlu bantuan orang
lain. Selain itu manusia memiliki keyakinan sendiri tentang adanya
Tuhan, memiliki pandangan hidup, serta dorongan sejalan dengan
keyakinan yang membuatnya disebut sebagai makhluk spiritual.
II. PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari dua kata bahasa yunani psyche yang berarti jiwa
dan logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu
ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Menurut Branca menyatakaan bahwa
psikologi sebagai ilmu tentang perilaku.
Menurut Woodworth dan Marquis, menyatakan bahwa psikologi adalah
ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun
emosinonal. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada
aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi
kejiwaannya.
Menurut Plato, manusia adalah jiwanya dan tubuhnya hanya sekadar alat
saja. Sedangkan aristoteles mengatakan bahwa jiwa adalah fungsi dari badan
sebagaimana penglihatan adalah fungsi dari mata. Psikologi atau ilmu jiwa
yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan
mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena itu
jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang
berada dan melekat dalam manusia itu sendiri. Walaupun jiwa itu tidak
nampak, tetapi dapat dilihat keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai
gejala-gejala kehidupan kejiwaan, misalnya orang yang sedang menggerutu,
suatu pertanda bahwa orang ini sedang tidak senang dalam hatinya.
4
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu
pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang yang merupakan
manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.
III.MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PSIKOLOGI
Manusia adalah insan bila dilihat dari sudut psikologisnya, insan dalam
bahasa Arab menunjukan manusia sebagi makhluk psikologi, kata insan
tersebut terdiri dari tiga unsur yaitu uns, nasa yanusu, dan nasiya. Uns
memiliki makna mesra, harmonis, jinak, dan tampak. Nasa yanusu bermakna
terguncang, stress. Nasiya sendiri memiliki arti lupa.
Manusia sebagai mahluk psikologi artinya bahwa manusia mahluk yang
unik, yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, stres, jinak, lupa dan
sebagainya yang membedakan dengan makhluk yang lainnya. Hal tersebut
tentunya dirasakan setiap manusia. Mengenai sifat makhluk yang bernama
manusia itu sendiri yakni bahwa makhluk itu memiliki potensi lupa atau
memiliki kemampuan bergerak yang melahirkan dinamisme, atau makhluk
yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang, humanisme dan
kebahagiaan pada pihak-pihak lain. Dan juga manusia itu pada hakikatnya
merupakan makhluk yang berfikir, berbicara, berjalan, menangis, merasa,
bersikap dan bertindak serta bergerak.
Ada dua bentuk kemungkinan yang dapat terjadi pada diri manusia yaitu
manusia baik dan manusia jahat. Manusia baik adalah manusia yang memiliki
pandangan dan pedoman hidup yang baik sebagai makhluk individu, sosial,
politik, ekonomi dan yang lainnya. Manusia jahat merupakan kebalikan dari
manusia baik yang tidak menyikapkan karakter manusia melainkan sesekali
menginginkan sesuatu yang berunsur karakter hewan.
Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat
bahwa penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan
jasmani, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan. Selain itu psikologi apapun
alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya bercorak
antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala
pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang
5
menyangkut masalah manusia. Hingga kini ada empat mazhab pskilogi, yakni
psikoanalisa, behaviorisme, kognitif dan humanisme.
A. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang yang pertama
berusaha merumuskan psikologi manusia. Freud memandang manusia
sebagai homo volens, yakni makhluk yang perilakunya dikendalikan oleh
alam bawah sadarnya. Ia memfokuskan perhatiannya pada totalitas
kepribadian manusia, bukan pada bagian-bagian yang terpisah. Menurut
Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi antara komponen
biologis (id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial
(superego); atau unsur animal, rasional, dan moral.
1. Id
Id merupakan potensi yang terbawa sejak lahir, dipandang sebagai
nafsu yang membuat dorongan-dorongan biologis manusia, seperti
makan, minum, seks, kasih saying serta dorongan biologis lain yang
bermuara pada pencapaian kesenangan, sehingga sering dikatakan id
bergerak berdasarkan kesenangan (pleasure principle). Dengan id
individu menjadi tidak peduli dengan orang lain, lingkungan sekitar
atau pada bentuk kenyataan hidup, hanya berfokus pada terpenuhinya
nafsu biologis. Karena itu, id sangat egois, tidak mengeenal moralitas
sehingga membuat individu sama dengan hewan.
Dalam id terdapat dua insting dominan yaitu libido dan thanatos.
Libido merupakan insting reproduktif yang menyediakan energi dasar
untuk melakukan kegiatan agar tetap hidup (eros). Sedangkan thanatos
adalah insting yang merujuk kepada kematian.
2. Ego
Ego merupakan kesadaran akan realitas dan bergerak atas prinsip
realitas (reality principle) yang membawa struktur kepribadian individu
kearah kenyataan sosial. Dengan demikian ego yang membuat
keinginan individu terpenuhi. Seebaiknya, id hanya menghasilkan
sejumlah keinginan bukan memenuhinya.
6
3. Super ego
Super ego merupakan polisi kepribadian, hati nurani yang
berupaya mewujudkan keinginan-keinginan ideal manusia, yaitu norma
sosial dan budaya masyarakat. Super ego menuntut adanya
kesempurnaan dalam diri dan tuntutan yang bersifat idealitas.
B. Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme
Menurut Bandura, behaviorisme sangat bermanfaat untuk
menjelaskan persepsi interpersonal, konsep diri, eksperimen, sosialisasi,
kontrol sosial serta ganjaran dan hukuman. Behaviorisme lahir sebagai
reaksi terhadap instropeksionisme (yang menganalisa jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan juga psikoanalisis (yang
berbicara alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme menganalisis perilaku manusia hanya berdasarkan
perilaku yang nampak serta dapat diukur. Perilaku tertentu seorang
individu memerlukan peneguhan (reinforcement), sedangkan kemampuan
potensial untuk melakukan ditentukan oleh peniruan (imitation) dalam
suatu proses belajar sosial (social learning). Aliran ini menganggap bahwa
manusia adalah netral, baik atau buruk dari perilakunya ditentukan oleh
situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia tersebut. Aliran ini
memandang perilaku manusia bukan dikendalikan oleh faktor dalam (alam
bawah sadar) tetapi sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan.
Behaviorisme memandang manusia sebagai homo mechanicus (manusia
mesin).
C. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu
berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir (homo
sapiens). Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi
secara pasif pada lingkungannya. Psikologi kognitif telah memasukkan
kembali jiwa manusia yang sudah dicabut oleh behaviorisme. Manusia
kini hidup dan mulai berpikir. Tetapi manusia bukan sekedar makhluk
yang berpikir, ia juga berusaha menemukan identitas dirinya dan mencapai
apa yang didambakannya.
7
D. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Humanistik
Manusia dalam pandangan psikologi humanistik dipandang sebagai
manusia bermain (homo ludens), dimana setiap manusia hidup dalam
pengalaman pribadinya yang unik, dengan pengalaman yang berbeda dan
berinteraksi dalam kehidupan sosial (intersubjectivity). Pandangan
psikologi humanistic berpijak pada keunikan manusia, pentingnya nilai
dan makna serta kemampuan manusia untuk mengembangkan diri.
8
BAB III
KESIMPULAN
1. Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan akal budi serta
mampu menguasai makhluk lain.
2. Konsep manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu manusia sebagai makhluk
holistik dan manusia sebagai sistem.
3. Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk
yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering
disebut juga sebagai makhluk biopsikososialspritual.
4. Manusia sebagai sistem memiliki arti bahwa manusia terdiri dari beberapa
unsur atau sistem yang membentuk suatu totalitas yakni sistem adaptif, sistem
personal, sistem interpersonal dan sistem sosial.
5. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku
seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa tersebut.
6. Manusia sebagai mahluk psikologi artinya bahwa manusia mahluk yang unik,
yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, stres, jinak, lupa dan sebagainya
yang membedakan dengan makhluk yang lainnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir, Muhammad. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Citra Aditya.
Bishop, Anne, John Scudder. 2006. Etika Keperawatan : Praktek Asuhan Holistik
(volume 2). Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Jarvis, Matt. 2005. Teori-teori Psikologi : Pendekatan Modern untuk Memahami
Perilaku, Perasaan dan Pikiran Manusia. Jakarta : Nusa Media.
Morton, Patricia G, Dorrie F. 2010. Keperawatan Kritis : Pendekatan Asuhan
Holistik (volume 1). Jakarta: EGC.
Pieter, Zan H., Namora LL. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Yogyakarta : Prenanda Medika.
Puspitawati, Ira, Iriani I.H. 2012. Psikologi Faal : Tinjauan Psikologi dan
Fisiologi dalam Memahami Perilaku Manusia. Jakarta : Rosda.
Samsunuwiyati, Lieke I.K. 2005. Perilaku Manusia : Pengantar Singkat Tentang
Psikologi. Jakarta : Refika Aditama.
Setiadi, Elly M., Kama AH., Ridwan E. 2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar (edisi 2).
Yogyakarta: Prenada Media Group.
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2353074-pengertianmanusia/
#ixzz2Ji3AqmYN
10