asi rsud sleman untuk monotoring dan evaluasi
DESCRIPTION
Audit Sistem InformasiTRANSCRIPT
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
1/10
AUDIT SISTEMINFORMASI
RSUD SLEMANUNTUKMONITORING
DAN EVALUASIKINERJASISTEM
Beni Suranto, Farah Fauziyah anu!, Kho"i# aryono
O"eh$
Ran#i er!a%an &'() '**+(+++-+.
Ri/0ian/yah R &'1)'**+(+++2--.
Riz0i 3rata!a &'2) '**+(+++2**.
KELOM3OK ( KELAS 24D AKUNTANSI REGULER
SEKOLA TINGGI AKUNTANSI NEGARA
5+'*)5+'
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
2/10
1. Pendahuluan
Sumber daya di bidang kesehatan secara umum terdiri atas segala bentuk dana, tenaga,
perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, serta fasilitas pelayanan kesehatan danteknologi. Seperti yang pada umumnya dipahami, teknologi diperlukan untuk mendapatkan informasi
dengan lebih optimal, efektif, dan efisien. Selain itu, teknologi diperlukan untuk mendapatkan dan
mengolah informasi dengan lebih optimal. Lebih jauh lagi, pemanfaatan teknologi (sistem informasi)
juga dapat berpengaruh pada seberapa jauh visi, misi ataupun tujuan suatu organisasi telah tercapai.
Sistem informasi sebagai salah satu produk teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai sebuah
sistem yang dapat mengatur kombinasi dari orang (staf), perangkat lunak, perangkat keras, jaringan
komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan Informasi di dalam
organisasi dan/atau instansi.
ntuk memastikan bah!a fungsi sistem informasi telah berjalan dan mampu memberikan
kontribusi dengan baik, haruslah dilakukan evaluasi. "valuasi secara menyeluruh terhadap sistem
informasi dilakukan dengan cara melakukan audit. #udit merupakan akumulasi dan evaluasi dari
bukti$bukti yang menunjukkan informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi dengan krite ia yang sudah ditetapkan. %roses audit harus dilakukan oleh seseorang
yang berkompeten dan independen. Sebagai sebuah institusi kesehatan yang sudah
mengimplementasikan sistem informasi dalam proses bisnisnya, &S' Sleman membutuhkan audit
sistem informasi sebagai bagian penting dari aktivitas monitoring dan evaluasi kinerja sistem yang
ada.
'alam konteks audit sistem informasi, kerangka kerja *I+ dapat memberikan gambaran
mengenai strategi dan kontrol dalam proses pengaturan teknologi informasi. *I+ mempunyai nilai
%rocess apability Level yang merepresentasikan tingkat keselarasan tujuan teknologi informasi dan
tujuan organisasi. 'ari hasil audit akan diketahui apa saja kebutuhan &umah Sakit mum 'aerah
Sleman dalam hal teknologi telah terpenuhi atau belum. amun perlu digarisba!ahi, bah!a audit ini
hanya bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi guna meningkatkan mutu rumah
sakit. 'apat dikatakan bah!a audit ini tidak mencari pelaku kesalahan melainkan menemukan resiko
agar dapat kesalahan dicegah.
2. Metodologi
%enelitian ini dilaksanakan dalam lima tahapan, yaitu-
2.1. enentukan tujuan audit
+ahapan a!al yang dilakukan untuk mengetahui tujuan objektif yang ingin dicapai oleh
organisasi, yaitu &S' Sleman, berdasarkan analisis a!al terhadap kondisi dari implementasi
sistem.
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
3/10
2.2. enentukan standar audit
%ada proses ini, peneliti/auditor menentukan standar yang akan digunakan sebagai pedoman
dalam menjalankan audit. 'alam penelitian ini, standar yang dipilih oleh peneliti/auditor dalam
melaksanakan audit implementasi sistem informasi adalah *I+ . #lasan dipilihnya *I+
adalah sejajarnya *I+ dengan standar lain yang relevan dan dengan frame!ork yang digunakan
oleh di dunia industri.
2.3. %erencanaan #udit
%ada tahap ini peneliti/auditor menyusun langkah$langkah apa yang akan dilakukan sebelum
proses audit itu dilaksanakan. 0al ini mencakup penentuan lingkup audit dan juga merancang jad!al
pelaksanaan audit.
2.4. %elaksanaan #udit
%elaksanaan audit dia!ali dengan melakukan studi pustaka, mengumpukan fakta dengan
melakukan observasi terhadap kondisi implementasi sistem, menentukan daftar stakeholder,
membuat kertas kerja audit dan mengumpulkan data. +erdapat dua jenis dapat yang dikumpulkan.
%ertama adalah data primer dengan menggunakan kuesioner dan !a!ancara, sedangkan data
kedua adalah data sekunder yang didapat dari hasil studi literatur. Setelah data terkumpul,
peneliti/auditor membuat kertas kerja pemeriksaan, mengolah dan menganalisis data yang telah
terkumpul.
2.5. "valuasi 0asil #udit
Setelah audit dilaksanakan, hasil dari pengolahan dan analisis data akan dinilai untuk
kemudian disusun menjadi sebuah rekomendasi bagi &S' Sleman. &ekomendasi yang disusun
berdasarkan analisis hasil audit tersebut diharapkan mampu menjadi referensi dalam peningkatan
kualitas tata kelola sistem informasi bagi &S' Sleman. Selain itu, rekomendasi diharapkan mampu
menjadi salah satu landasan kebijakan bagi &S' Sleman dalam hal monitoring dan evaluasi dari
implementasi sistem informasi sehingga sistem informasi yang ada dapat diperbaiki untuk menjadi
lebih andal, efektif, dan efisien. +entunya hal ini akan mendukung kepuasan pasien terhadap
pelayanan di &S' Sleman.
3. Hasil Audit
'alam penelitian ini, acuan peneliti menggunakan capability level *I+ yang terbagi atas
enam tingkatan level yang dapat dilihat pada +abel 1.
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
4/10
3.1. Analisis Proses Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi di RS! Sleman
a. onitor, "valuate dan #ssess 1
Segala hal yang ditemukan pada saat proses monitoring sistem informasi, dilaporkan kepada
'irektur &S' Sleman. amun sebelum dilaporkan, terlebih dahulu temuan tersebut dianalisis oleh
2epala Instalasi IT dengan menggunakan metode Root Cause Analisys (RCA). Selain digunakan
untuk menganalisis hasil temuan, metode juga digunakan oleh 2epala Instalasi IT untuk mencari
penyebab jika target monitoring tidak terpenuhi.
2esulitan- pelaksanaan monitoring tidak real time atau tidak sesuai dengan jad!al yang telah
ditetapkan.
b. onitor, "valuate dan #ssess 3
2ontrol internal yang dijalankan oleh 2epala Instalasi IT adalah dengan mengecek langsung
semua instalasi/unit setiap hari. 4adi jika terdapat keluhan dari karya!an mengenai sistem informasi,
maka 2epala Instalasi IT akan menjalankan metode dan melaporkannya kepada 'irektur &S'
Sleman. 2ontrol internal dilakukan dengan beberapa cara.
1) Laporan dari setiap 2epala Instalasi.
3) engadakan rapat rutin mingguan/bulanan yang dihadiri oleh semua 2epala Instalasi
5) "valuasi mutu pelayan yang dilakukan setiap tiga bulan sekali.
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
5/10
Selain melakukan ketiga cara di atas, 'irektur &S' Sleman dan 2epala Instalasi IT juga
melakukan review atas laporan bulan yang lalu. %roses review laporan bulanan tersebut dilakukan
secara berkala ataupun secara insidental tergantung kebutuhan.
2epala Instalasi IT berpendapat bah!a sistem informasi belum sesuai dengan tujuan rumah
sakit. amun jika membahas tentang kesesuaian sistem informasi dengan kebutuhan, 2epala
Instalasi IT menganggap bah!a sistem informasi telah sesuai kebutuhan.
3.2. Analisis Efe"tifitas# Efisiensi !an $eandalan $iner%a Sistem Informasi !i RS! Sleman
+abel 3 menunjukkan bah!a capability level mengenai efektifitas, efisiensi, dan keandalan
sistem informasi berada pada score 5,617869:;5. 2arena score tersebut berada diantara 3,1< 5,,
berarti score tersebut berada pada capability level yang ketiga ("stablished).
%roses bisnis mengenai ketiga hal tersebut (kinerja sistem informasi) harus dijalankan
dengan lebih maksimal. 0al tersebut bertujuan agar kemampuan sistem informasi yang dimiliki, dapat
berjalan lebih baik. Selain itu, agar prediksi mengenai proses bisnis dapat terealisasikan.
3.3. Analisis &ing"at $esesuaian Sistem Informasi !engan $e'utuhan di RS! Sleman
=ambar 1 menunjukkan bah!a capability score kesesuaian sistem informasi dengan
kebutuhan berada pada level kedua (managed) dengan nilai 1,7555.
0al tersebut menunjukkan bah!a sistem informasi sudah dikelola dengan baik dan sesuai dengan
kebutuhan.
3.4. Analisis $e(uasan Pasien A"an Pela)anan Mengguna"an Sistem Informasi
%ertanyaan pertama pada kuesioner yang dibagikan kepada pasien terkait dengan
pengetahuan pasien tentang adanya penggunaan sistem informasi di &S' Sleman.
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
6/10
*erdasarkan pada tabel 5 di atas, dapat dilihat bah!a jumlah pasien yang mengetahui bah!a
&S' Sleman telah menggunakan sistem informasi lebih dominan. Selanjutnya pada +abel ; dapat
dilihat bah!a sebanyak 7:,6> pasien tidak puas dengan pelayanan yang memakan !aktu sangat
lama. Sebanyak 87,6> pasien merasa puas dengan pelayanan di &S' Sleman yang terbilang
mudah. Sebanyak 1,6> pasien merasa tidak puas dengan proses pelayanan menggunakan sistem
informasi, kaitannya dengan kecepatan karya!an dalam melayani pasien. amun, secara
keseluruhan, sebanyak 85,6> pasien menganggap bah!a pelayanan menggunakan sistem informasi
di &S' Sleman sudah sesuai dengan harapan meskipun pelayanannya masih lambat.
3.5. "valuasi 0asil #udit
*erdasarkan hasil revie! !a!ancara, dapat diketahui capability score dari setiap control
objective, subdomain,dan domain Monitor, Evaluate, and Assess. ntuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pada =ambar 3.
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
7/10
core yang terdapat pada =ambar 3 didapatkan dari penilaian yang mengacu pada
Capability !evel. +otal dari capability score atas semua control objective adalah 7,. Sedangkanbanyaknya control objectiveyang dimiliki oleh subdomain "#1 adalah . Score tersebut digunakan
untuk mencari capability score subdomain, hasil perhitungan adalah 1,3. 0asil dari pembagian
capability score atas semua control objective dengan banyaknya control objective biasa disebut
dengan Capability score ubdomain. Capability score ubdomainadalah 1,3, yang berarti berada
pada capability level kedua (per"ormed). #rtinya, &S' Sleman telah menjalankan monitoring,
namun proses tersebut belum berjalan dengan maksimal sehingga tujuan dari monitoringitu sendiri
belum tercapai.
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
8/10
%ada =ambar 5 didapatkan bah!a hasil penjumlahan dari capability score atas semua
control objectiveadalah 1,. Sedangkan banyaknya control objective yang dimiliki oleh subdomain
"#3 adalah :. core tersebut digunakan untuk mencari capability score subdomain. 0asil dari
pembagian capability score atas semua control objective dengan banyaknya control objective adalah
1,7. core tersebut biasa disebut dengan Capability score atas ubdomain. ntuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada =ambar ;.
core yang terdapat pada =ambar ;, berasal dari rata$rata capability score atas controlobjectivesetiap subdomain. 2edua score tersebut akan dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
9/10
subdomain untuk didapatkan rata$rata atau yang biasa disebut dengan capability score domain. 0asil
pembagian dari kedua subdomain dengan banyaknya subdomain adalah 1,. core tersebut
berada pada rentang 1,1< 3,# core tersebut terletak pada rentang score capability level yang
kedua (Managed). Level ini mencakup hal$hal yang berhubungan dengan pengelolaan (mulai dari
perencanaan, monitoring, sampai dengan proses evaluasi) yang telah berjalan dengan baik.
*erdasarkan hasil observasi, revie! kuesioner yang dibagikan kepada karya!an, dapat disimpulkan
bah!a karya!an menganggap kinerja dari sistem informasi sudah efektif, efisien, dan andal. +erbukti
bah!a pekerjaan menjadi lebih mudah untuk diselesaikan, beban pekerjaan yang mereka kerjakan
menjadi semakin ringan, pekerjaan menjadi lebih cepat untuk diselesaikan, memudahkan koordinasi
antara satu instalasi dengan instalasi lain, menu dalam sistem informasi dapat digunakan dengan
baik dan maksimal, sistem informasi mudah dan tidak membingungkan dalam pengoperasian, data
pasien yang telah disimpan langsung dapat diakses oleh seluruh instalasi/unit, dan fungsionalitas
sistem informasi sudah sesuai dengan kebutuhan.
4. Penutu(
*erdasarkan pada hasil analisis hasil audit dan revie! !a!ancara, dapat disimpulkan bah!a
sistem informasi yang ada belum sesuai dengan tujuan rumah sakit. amun jika berbicara mengenai
kesesuaian sistem informasi dengan kebutuhan, maka sistem informasi yang ada telah sesuai
dengan kebutuhan. eskipun telah sesuai dengan kebutuhan, sistem informasi masih memiliki
kekurangan. 2ekurangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. ?aktor pertama adalah berbelit$
belitnya menu dalam sistem informasi. ?aktor kedua adalah tidak stabilnya tegangan listrik yang
membuat komputer dan atau jaringan internet menjadi sering off. Lama off komputer dan ataujaringan internet, tidak hanya dalam hitungan menit, terkadang hingga hitungan jam. *ahkan
komputer dan atau jaringan internet pernah off sehari penuh. ?aktor ketiga adalah masih berlakunya
sistem informasi manual (pencatatan data pasien ke dalam buku), dan masih digunakannya rekam
medik manual atau menggunakan kertas. Sistem informasi manual tersebut membuat karya!an
harus 3 kali kerja yang otomatis memakan !aktu dan tenaga 3 kali lebih banyak. ?aktor keempat
adalah belum adanya komitmen dan kurangnya kepatuhan dari beberapa karya!an atas penggunaan
sistem informasi. eskipun 2epala Instalasi I+ memiliki strategi dan jaminan khusus untuk
menghadapi sesuatu yang mungkin terjadi, namun tidak semua masalah yang ada dapat ditangani
oleh 2epala Instalasi I+. %asalnya, 2epala Instalasi I+ menganggap bah!a faktor penghambat kinerja
sistem informasi yang menyangkut kelistrikan, ketidakpercayaan, kepatuhan, dan komitmen, bukan
lagi !e!enang dari 2epala Instalasi I+
Selanjutnya, rekomendasi yang disarankan kepada &S' Sleman adalah sebagai berikut. 1.
ulai lebih mengoptimalkan penggunaan sistem informasi dan mengurangi proses manual,
khususnya dalam urusan pencatatan rekam medis. 3. ulai dipikirkan untuk membuat kebijakan
mengenai kepatuhan dan komitmen karya!an dalam menjalankan tugas, khususnya dalam
penggunaan sistem informasi. 5. %erlu adanya pelatihan atas prosedur manual penggunaan sistem
informasi bagi karya!an. %elatihan tersebut bertujuan untuk membuat karya!an menjadi semakin
memahami cara menggunakan sistem informasi. Semakin karya!an paham akan penggunaan menu,
-
5/19/2018 ASI RSUD Sleman Untuk Monotoring Dan Evaluasi
10/10
maka semakin cepat pula pelayanan yang diberikan kepada pasien. ;. %erlunya penambahan daya
dan alat khusus yang digunakan untuk mencegah ketidakstabilan tegangan listrik. 0al tersebut
bertujuan untuk mengurangi intensitas matinya komputer dan jaringan internet.