hubungan karakteristik perawat terhadap …repository.unjaya.ac.id/859/2/heri...
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI DI ICU RSUD SLEMAN DAN
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES A.Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
HERI HARTAWAN
NPM. 3210010
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2014
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
HUBUNGANKARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP
KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI DI ICU RSUD SLEMAN DAN PAEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
Dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada Program
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui penelitian ini bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah digunakan untuk
mendapat gelar sarjana di lingkungan Sekolah Tinggi Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta maupun Perguruan Tinggi atau Institusi manapunkecuali bagian yang
sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 11 Juli 2014
Heri Hartawan
NPM. 3210010
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu
Alhamdulillahi Rabbil Aalaamiin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah
SWT Yang Maha Besar, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-NYA, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “HUBUNGANKARAKTERISTIK
PERAWAT TERHADAP KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI ICU RSUD SLEMAN DAN
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA‟‟.
Tidak lupa pula sholawat serta salam atas Junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat dan para syuhada yang telah
dengan ikhlas mengorban segala yang dimiliki demi membawa alam ini dari dunia
kegelapan menuju dunia yang terang benderang dengan cahaya iman dan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis merasa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, karya tulis
ilmiah ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan
penghormatan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta dengan
penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini, terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis
hormati, yaitu:
1. Dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta yang
telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.
2. Dewi Retno Pamungkas,MNG, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan ijin
selama penyusunan skripsi ini.
3. Dwi Kartika R, M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku penguji Skripsi yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dengan baik sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
4. Maryana,M.Kep, selaku dosen pembimbing I, yang telah dengan baik dan
sungguh-sungguh bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
arahan dan motivasi dalam proses bimbingan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Fredi Erwanto, S.Kep.,Ns, selaku pembimbing II, yang telah dengan baik
membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Kepala Dinas Kesehatan daerah Slemandan Bantul Yogyakarta beserta
jajarannya yang telah ikut serta memberikan data-data yang dibutuhkan dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
7. Kepala RSUD Sleman dan Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta beserta
jajarannya yang senantiasa mengijinkan peneliti untuk melakukan studi
pendahuluan dan penelitian di RSUD Sleman Yogyakarta sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tua dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan
dukungan sepenuhnya, semangat dan do‟a sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang sudah ikut serta dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya.
Semoga bantuan do‟a dan dukungan yang telah diberikan dalam bentuk
apapun itu, menjadi sebuah kebaikan dan amal sholeh serta mendapat balasan
yang paling baik dari Allah SWT. InsyaAllah…Aamiin Yaa Rabbal Aalaamiin
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa di STIKES A. Yani Yogyakarta dan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih membutuhkan
pembenahan, untuk itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk dapat
memberikan saran dan masukan yang sifatnya membangun sehingga bisa menjadi
koreksi dan perbaikan dalam penulisan karya tulis selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Heri Hartawan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
PERNYATAAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x
INTISARI .............................................................................................. xi
ABSTRACT ............................................................................................. xii
PERSEMBAHAN ................................................................................. xiii
MOTO ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 7
E. Keaslian Penelitian ............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Keperawatan dan Proses Keperawatan ............. 11
B. Dokumentasi Asuhan Keperawatan .................................. 15
C. Karakteristik Perawat ........................................................ 23
D. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi ................. 27
E. Kerangka Teori .................................................................. 39
F. Kerangka Konsep .............................................................. 40
G. Hipotesis ............................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ......................................................... 41
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 41
C. Populasi dan Sampel .......................................................... 41
D. Variabel Penelitian ............................................................. 42
E. Definisi Operasional........................................................... 43
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................. 44
G. Validitas dan Reliabilitas ................................................... 48
H. Analisa dan Model Statistik .............................................. 50
I. Etika Penelitian .................................................................. 52
J. Jalannya Penelitian ............................................................. 53
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................. 55
B. Pembahasan ........................................................................ 62
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 69
B. Saran ................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Definisi Operasional ............................................................. 43
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan .......................................... 45
Tabel 3. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ............................. 51
Tabel 4. Distribusi Prekuensi Perawat Berdasarkan Umur di Ruang
ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2014 ............................................................... 56
Tabel 5. Distribusi Prekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja
di Ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2014 ............................................... 57
Tabel 6. Distribusi Prekuensi Perawat Berdasarkan Pendidikan
di Ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2014 ............................................... 57
Tabel 7. Distribusi Prekuensi Perawat Berdasarkan Perngetahuan
di Ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2014 ............................................... 57
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Ruang ICU RSUD Sleman dan
ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014 ....... 58
Tabel 9. Tabulasi Silang dan Hasil UjiSpearmanRank Hubungan
Umur Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Ruang ICU RSUD Sleman dan
ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014 ........ 59
Tabel 10. Tabulasi Silang dan Hasil UjiSpearmanRankHubungan
Masa Kerja Perawatdengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang
ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2014 ............................................................... 60
Tabel 11. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Spearman Rank Hubungan
Pendidikan Perawatdengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2014 ................................................................ 61
Tabel 12. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Spearman Rank Hubungan
Pengetahuan Perawatdengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2014 ............................................................... 62
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.Kerangka Teori ....................................................................... 39
Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................ 40
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 2. Surat Ijin Uji Validitas
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4. Lembar Penjelasan Responden
Lampiran 5. Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian
Lampiran 7. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 8. Instrumen Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Lampiran 9. Jadwal Penyusunan Skripsi
Lampiran 10. Jadwal Kegiatan Bimbingan Skripsi
Lampiran 11. Data Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 12. Data Hasil Penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI DI ICU RSUD SLEMAN DAN
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA
Hartawan1, Maryana
2, Erwanto
3
INTISARI
Latar Belakang: Dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap dapat menjadi
permasalahan di rumah sakit sehingga mempengaruhi mutu dan kualitas
pelayanan. Menurut Ikayanti (2012), perawat yang pendokumentasiannya kurang
(61,9%), sedang (23,81%) dan baik (14,29%).
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara karakteristik perawat terhadap
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ICU RSUD Sleman dan
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini menggunakan cross sectional
dengan desain penelitian deskriptif analitik dan jumlah sampel 30 orang. Teknik
analisis yang digunakan adalah Spearman Rank.
Hasil Penelitian: Karakteristik perawat di ruang ICU RSUD Sleman dan
Panembahan Senopati Bantul adalah berumur 31-40 tahun (50%),masa kerja 6-10
tahun (66,7%), berpendidikan D3 (66,7%) dan memiliki pengetahuan kategori
cukup (56,7%). Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan kategori
baik (50%). Hasil uji korelasi Spearman Rankhubungan umur dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diperoleh (p=0,000), masa
kerja (p=0,000), pendidikan (p=0,002) dan pengetahuan (p=0,000).
Kesimpulan:Terdapat hubungan umur, masa kerja, pendidikan dan pengetahuan
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang ICU RSUD
Sleman dan Panembahan Senopati Bantul.
Kata Kunci: Karakteristik perawat, kelengkapan pendokumentasian, gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
1Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2Dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta
3Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
THE RELATION BETWEEN NURSES’S CHARACTERISTICS AND
NURSING CARE DOCUMENTING COMPLETENESS TO PATIENTS
WITH OXIGENATION NEED FULFILMENT DISORDER IN
INTENSIVE CARE UNIT OF SLEMAN GENERAL
HOSPITAL AND BANTUL PANEMBAHAN
SENOPATI GENERAL HOSPITAL
YOGYAKARTA
Hartawan1, Maryana
2, Erwanto
3
ABSTRACT
Background: Uncomplete nursing documentation may contribute to problems in
hospitals which in turn may also lead to negative influences to service quality.
Referring to Ikayanti (2012), nurses with poor documenting (61,9%), medium
(23,81%) and good (14,29%).
Objective: To find out the relation between nurses‟s characteristics and nursing
care documenting completeness to patients with oxygenation need fulfilment
disorder in the Intensive Care Unit of Sleman General Hospital and Bantul
Panembahan Senopati General Hospital Yogyakarta.
Methods: This research design used cross sectional with analytical descriptive
research design and 30 persons as samples. Analysis technique was Spearman
Range.
Results:The nurse‟s characteristics who were in charge in the Intensive Care Unit
of Sleman General Hospital and Bantul Panembahan Senopati General Hospital
were; 31 to 40 years old (50%), 6 to 10 years of working term (66,7%), held
Diploma III degree (66,7%), and had knowledge of medium category (56,7%).
Nursing Care Documenting Completeness was in good category (50%). The result
of Spearman Range corelation test; the relation between age and Nursing Care
Documenting completeness took the value (p=0,000), working term (p=0,000),
education (p=0,002), and knowledge (p=0,000).
Conclusion:There was a relation between age, working term, education, and
knowledge and Nursing Care Documenting Completeness in the Intensive Care
Unit of Sleman General Hospital and Bantul Panembahan Senopati General
Hospital.
Keywords:Nurse‟s characteristics, Documenting Completeness, Oxygenation
Need Fulfilment Disorder.
1Student of Nursing Study Program of STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta 2Lecturer of Politeknik Kesehatan Yogyakarta
3Lecturer of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien
khususnya untuk penyembuhan maupun rehabilitasi di rumah sakit. Upaya
pelayanan kesehatan tersebut mencakup upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan kesehatan yang harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, berkesinambungan, dan perlu adanya kerja sama antara
pemerintah dengan masyarakat dalam penerapannya yang harusdidukung oleh
sumber daya kesehatan (Depkes RI, 2010). Pelayanan keperawatan di masa
mendatang memberikan consumer mindedterhadap pelayanan yang diterima. Hal
tersebut didasarkan pada “trends” perubahan saat ini dan persaingan yang
semakin ketat. Perawat diharapkan dapat mendifinisikan, mengimplementasikan,
dan mengukur perbedaan bahwa praktik keperawatan dapat sebagai indikator
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang profesional di
masa depan (Nursalam, 2008).
Menurut Dermawan (2012), pelayanan keperawatan merupakan pelayanan
profesional dari pelayanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara
berkelanjutan selama masa perawatan pasien. Dengan demikian pelayanan
keperawatan memegang peranan penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan
kualitas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan. Peningkatan kualitas pelayanan
di sarana pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tugas perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan antara lain: mengkaji kebutuhan pasien;
merencanakan tindakan keperawatan; melaksanakan rencana tindakan;
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan; dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan.
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data
untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan, dan penilaian keperawatan disusun secara sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Ali, 2009). Dokumentasi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
asuhan keperawatan juga menjadi hal yang penting sebagai alat bukti tanggung
jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam menjalankan tugasnya. Perawat
profesional dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab yang lebih tinggi dan
tanggung gugat setiap tindakan yang dilaksanakan dari berbagai kemungkinan
masalah yang dialami pasien baik masalah kepuasan maupun ketidakpuasan
terhadap pelayanan yang diberikan. Intervensi keperawatan yang diberikan kepada
klien harus dihindari dari kesalahan-kesalahan (negligence) dengan melakukan
pendekatan proses keperawatan serta pendokumentasian yang akurat dan benar
(Nursalam, 2008).
Dokumentasi keperawatan memiliki enam pedoman penting yang harus
diikuti yaitu dasar faktual, keakuratan, kelengkapan, keterkinian, organisasi dan
kerahasiaan. Pada kelengkapan, informasi di dalam laporan harus lengkap,
mengandung informasi singkat, dan lengkap tentang perawatan klien. Data
singkat mudah dipahami, catatan panjang sulit untuk dibaca, catatan tidak jelas
atau dengan singkatan dapat memberikan kesan bahwa asuhan keperawatan
dilakukan dengan terburu-buru atau tidak lengkap (Potter & Perry, 2005).
Fenomena rendahnya pengisian dokumentasi asuhan keperawatan sebanyak
50% disebabkan lemahnya pemahaman perawat dalam pengisian dokumentasi
asuhan keperawatan. Kurangnya pendokumentasian keperawatan sebanyak 60%
disebabkan karena banyaknya tidak tahu data apa saja harus dimasukkan dan
bagaimana cara dokumentasi benar. Dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan catatan asuhan
keperawatan dapat menjadi permasalahan di rumah sakit sehingga mempengaruhi
mutu dan kualitas pelayanan (Hariyati, 2002 citSumarsih, 2012).
Dari hasil prasurvei tentang pendokumentasian asuhan keperawatan di
instalasi rawat inap BPRSUD Kota Salatiga oleh Martini tahun 2006, didapatkan
hasil dari 302 rekam medik yang masuk di bagian sub bidang rekam medik dapat
diperoleh informasi bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan kurang
lengkap dalam penulisannya meliputi pengkajian 55%, diagnosa keperawatan
55%, perencanaan keperawatan 54%, tindakan keperawatan 55% dan evaluasi
tindakan keperawatan 57%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Berdasarkan hasil penelitian Ikayanti (2012) di ruang perinatal RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan karakteristik responden berjumlah 21
orang perawat dengan usia responden paling banyak berada pada rentang usia 26-
30 tahun yaitu sebanyak 11 orang (52,38%), tingkat pendidikan terbanyak adalah
DIII keperawatan yaitu sebanyak 19 perawat (90,4%) dan masa kerja perawat
sebagian besar masih kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 9 orang (42,86%). Hasil
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang perinatal RSUD Panembahan
Senopati Bantul, perawat yang melaksanakan pendokumentasian kurang sebanyak
13 orang (61,9%), sedang sebanyak 5 orang (23,81%), dan baik sebanyak 3 orang
(14,29%).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di ICU RSUD Sleman
pada tanggal 30 Maret 2014 didapatkan hasil jumlah perawat ruang ICU sebanyak
14 perawat. Empat perawat diantaranya adalah berjenis kelamin laki-laki dan
sepuluh perawat berjenis kelamin perempuan dengan latar belakang pendidikan
rata-rata DIII keperawatan. Usia perawat dari yang terendah/termuda 26 tahun dan
yang tertinggi/tertua 45 tahun dengan masa kerja yang bervariasi antara 3 tahun
sampai 10 tahun. Hasil survei kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
dengan menggunakan pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan
(instrumen A) dari Depkes RI pada 3 rekam medis pasien didapatkan prosentase
hasil sebagai berikut: pada aspek Pengkajian 66,7%; Diagnosa
keperawatan33,33%; Perencanaan keperawatan 77,8%; Tindakan keperawatan
50%; Evaluasi tindakan keperawatan 100% dan Catatan asuhan keperawatan
73,33%.
Hasil studi pendahuluan di ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul pada
tanggal 11 April 2014, didapatkan hasil jumlah perawat di ruang ICU sebanyak 16
perawat. Tiga perawat diantaranya adalah berjenis kelamin laki-laki dan tiga belas
perawat berjenis kelamin perempuan dengan latar belakang pendidikan rata-rata
DIII keperawatan. Usia perawat dari yang terendah/termuda 25 tahun dan yang
tertinggi/tertua 49 tahun. Hasil survei tentang kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan dengan menggunakan instrumen A pada 3 rekam medis pasien
didapatkan prosentase hasil sebagai berikut: pengkajian 75%, diagnosa
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
keperawatan 44,44%, perencanaan keperawatan 83,33%, tindakan keperawatan
50%, evaluasi tindakan keperawatan 100% dan catatan asuhan keperawatan 80%.
Pendokumentasian adalah suatu dokumen yang legal, dari status sehat sakit
pasien pada saat lampau dan sekarang dalam bentuk tulisan yang menggambarkan
asuhan keperawatan yang diberikan. Umumnya catatan pasien berisi informasi
yang mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan dan medik, respon pasien
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan dan respon terhadap pengobatan
serta berisi beberapa rencana untuk intervensi lebih lanjutan. Keberadaan
dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan membantu komunikasi
antara sesama perawat maupun disiplin ilmu lain dalam rencana keperawatan
(Dermawan, 2012).
Rencana keperawatan disusun berdasarkan masalah yang terjadi, kemudian
dilaksanakan dengan mempertimbangkan keunikan dari klien sebagai manusia
yang holistik. Melihat situasi dan kondisi tempat pelayanan kesehatan yang ada,
evaluasi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan dari tindakan yang sudah dikerjakan. Melihat begitu pentingnya
pendekatan penyelesaian masalah ini, proses keperawatan menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari asuhan keperawatan yang profesional (Rohmah & Saiful
2012).
Manusia sebagai mahluk holistik merupakan mahluk yang utuh atau paduan
dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Manusia tersusun atas sistem
organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir,
tumbuh kembang, hingga meninggal. Manusia sebagai mahluk psikologis
mempunyai struktur kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan, dan
kemampuan berfikir serta kecerdasan. Manusia sebagai makhluk sosial perlu
hidup bersama orang lain, saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidup. Manusia sebagai mahluk spiritual memiliki keyakinan, pandangan
hidup, dan dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya
(Hidayat, 2009).
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang dikenal
dengan “Hierarki Maslow”. Lima kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu penting, adapun
kebutuhan yang dimaksud meliputi: kebutuhan fisiologi; kebutuhan keamanan dan
keselamatan; kebutuhan cinta dan memiliki; kebutuhan harga diri dan kebutuhan
aktualisasi diri. Kebutuhan dasar secara fisiologi merupakan kebutuhan yang
harus terpenuhi diantaranya adalah kebutuhan oksigenasi (Andarmoyo, 2012).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam
kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses
metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna
bagi tubuh, salah satunya kematian. Berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk
menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik (Mubarak & Chayani,
2007).
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan
melalui beberapa cara yaitu melalui kanula nasal dan masker dengan tujuan
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia dengan beberapa
masalah kebutuhan oksigenasi yang sering ditemukan seperti tachypnea,
bradypnea, dyspnea, orthopnea, hipoventilasi dan hiperventilasi (Hidayat, 2009).
Agar dapat menghadapi klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, perawat perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik
tentang anatomi dan fisiologi sistem pernapasan. Pengetahuan danpemahaman
tentang fungsi-fungsidasar sistem pernapasan ini penting untuk mengatasi
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang sering ditemukan oleh
paraperawat di klinik (Muttaqin, 2008).
Dari data pencatatan jumlah pasien yang masuk ruang ICU RSUD Sleman
sejak bulan Desember 2013-Februari 2014 tercatat sebanyak 63 pasien dan
pencatatan jumlah pasien di ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul sejak bulan
Januari-Maret 2014 tercatat sebanyak 111 pasien mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya gangguan irama/frekuensi
pernapasan, insufisiensi pernapasan, hipoksia, obstruksi jalan napas dan
pertukaran gas. Dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
Berdasarkan hasil persentase kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan dan jumlah pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi yang tinggi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Hubungan Karakteristik Perawat Terhadap Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi di ICU RSUD Sleman dan Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan bahwa masalah
penelitiannya adalah:“Adakah hubungan karakteristik perawat terhadap
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ICU RSUD Sleman dan
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara karakteristik perawat terhadap kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ICU RSUD Sleman dan Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik perawat yang meliputi umur, masa kerja,
tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
b. Mengetahui kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
D. Manfaat Penelitian
Harapan peneliti bahwa dengan penelitian ini nantinya akan bermanfaat
bagi semua pihak meliputi:
1. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
sebagai masukan pada ilmu pengetahuan dan dikembangkan dalam ilmu
praktik keperawatan khususnya mengenai kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi.
2. Manfaat secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Institusi Rumah Sakit
Dapat mengevaluasi kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi dan bahan pertimbangan untuk memperbaiki
profesionalisme kerja dalam menghadapi tuntutan perkembangan
pelayanan dan persaingan.
b. Institusi Pendidikan Kesehatan
Memberi informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang bisa
digunakan sebagai bahan pustaka.
c. Peneliti lain
Sebagai bahan masukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya
khususnya bidang keperawatan, menambah pengetahuan, khususnya
penelitian mengenai hubungan karakteristik perawat terhadap
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
E. Keaslian Penelitian
1. Ana Zakiyah (2011) dengan judul “Hubungan Sikap Dan Karakteristik Perawat
Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum
Sidoarjo”. Desain penelitian ini adalah cross sectional, karena variabel bebas
dan variabel terikat diamati pada saat yang bersamaan. Populasi penelitian ini
adalah perawat pelaksana yang bertugas di rawat inap RSUD Sidoarjo
berjumlah 107 dan dokumentasi keperawatan yang ada di status pasien.
Instrumen yang digunakan pada variabel karakteristik perawat (umur, jenis
kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan) dan variabel sikap adalah kuesioner
yang telah dirancang. Sedangkan variabel pendokumentasian asuhan
keperawatan menggunakan instrumen C dari Depkes tahun 2005. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap (p=0,044) dan tingkat
pendidikan perawat (p=0,029) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan,
sedangkan usia, jenis kelamin dan masa kerja tidak terdapat hubungan.
Persamaan pada penelitian ini adalah variabel dependen yaitu
pendokumentasian asuhan keperawatan dan desain penelitian cross-sectional.
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada jumlah responden dan
instrumen yang digunakan untuk pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu
instrumen C dari Depkes. Sedangkan peneliti menggunakan instrumen A dari
Depkes.
2. Nur Aini (2013) dengan judul “Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di IRNA RSUD Kanjuruhan
Kapanjen Malang”. Desain penelitian ini menggunakan korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan data dengan menggunakan
total sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 14 Januari-7 Februari 2013
dengan jumlah sampel 40 orang. Analisis hubungan antar variabel dengan
menggunakan uji ststistika Spearmendengan nilai α = 0,024. Hasil penelitian
ini menunjukkan nilai Correlation Coefficientsebesar 0,362 dn nilai p = 0,05
yang artinya H1 diterima dan dinyatakan terdapat hubungan antara beban kerja
dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di irna RSUD Kanjuruhan
Kapanjen Malang.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
9
Persamaan pada penelitian ini adalah variabel dependen yaitu
pendokumentasian asuhan keperawatan, rancangan penelitian cross-sectional
dan tehnik sampling yaitu total sampling.
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada jumlah sampel dan variabel
indevendent yaitu beban kerja. Sedangkan peneliti pada variabel indevenden
yaitu karakteristik perawat.
3. Martini (2007) dengan judul penelitian “Hubungan Karakteristik Perawat,
Sikap, Beban Kerja, Supervisi Dengan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Rawat Inap BPRSUD Kota Salatiga”. Penelitian ini merupakan
penelitian eksplanatory survey dengan menggunakan dua pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, sedangkan waktu pengumpulan data secara cross
sectional. Subjek penelitian 8 kepala bangsal dan 56 orang perawat pelaksana.
Pengukuran supervisi dengan wawancara mendalam yang selanjutnya
dilakukan content analisis, untuk pengukuran karakteristik, sikap, beban kerja,
dan fasilitas pengambilan sampelnya secara proporsif dengan analisis
kuantitatif. Pengolahan data penelitian dengan tehnik deskriptif dan analitik
dengan uji korelasi Rank Sperman. Hasil analisis menunjukkan pengetahuan
perawat 52% yang mempunyai pengetahuan baik p=0,0001. Sikap yang baik
mencapai 57% p= 0,000. Beban kerja sedang 37% p=0,011. Format tersedia
61% p= 0,001. Standar asuhan keperawatan tersedia 59% p=0,001 serta hasil
pendokumentasian asuhan keperawatan pengkajian 43%, diagnosa 29,6%,
perencanaan keperawatan 29,8%, tindakan 57,8%, evaluasi 53,4%, catatan
asuhan keperawatan 69%. Hasil analisis statistik untuk variabel pengetahuan,
sikap, beban kerja serta fasilitas ada berhubungannya dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan, sedangkan untuk variabel umur, masa
kerja dan pendidikan tidak ada hubungan.
Persamaan pada penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan
karakteristik perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan dan
rancangan penelitian yaitu cross sectional.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
10
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada pengambilan sampel, yaitu
secara proporsif dengan analisis kuantitatif. Sedangkan peneliti menggunakan
total sampling.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. RSUD Sleman
RSUD Sleman merupakan Rumah Sakit milik pemerintah Daerah
Kabupaten Sleman. Saat ini RSUD Sleman merupakan Rumah Sakit tipe
B Non Pendidikan berdasarkan SK Menkes RI No. 1613/ Menkes/ SK/
XII, 2003 tertanggal 10 Desember 2013. Pelayanan yang tersedia di
RSUD Sleman meliputi pelayanan medis (Instalasi Gawat Darurat/ IGD,
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral/ IBS
dn Pelayanan Hemodialisa), pelayanan penunjang medis dan pelayanan
penunjang non medis. Instalasi rawat inap salah satunya ruang ICU
(Intensiv Care Unit) memiliki kapasitas perawatan pasien yang terdiri
dari 4 tempat tidur pasien dengan remot kontrol/ elektrik. 3 tempat tidur
pasien non isolasi dan 1 tempat tidur pasien isolasi. Tempat tidur yang
satu dengan yang lain dipisahkan dengan tirai dan ruangan dilengkapi
dengan pendingin ruangan/ AC. Ruang ICU memiliki 1 ruang perawat, 1
ruang kamar mandi, 1 ruang konsul perawat dengan keluarga pasien dan
1 ruang ganti perawat. Alat-alat kesehatan di ruang ICU sudah tersedia
seperti lemari obat-obatan emergensi, BSM, Ventilator, Syring pump,
Infus Pump dan lain-lain. Perawat ruang ICU dalam melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan masih menggunakan media
buku/lembaran dokumentasi, tetapi dalam mengerjakan tugas lain sudah
menggunakan media komputer.
b. RSUD Panembahan Senopati Bantul
RSUD Panembahan Senopati Bantul terletak di Jl. Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Bantul yang saat ini merupakan Rumah Sakit tipe B
dengan kapasitas tempat tidur ruang rawat inap 289 tempat tidur.
Pelayanan yang tersedia di RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
pelayanan Gawat Darurat/ IGD, pelayanan poli klinik rawat jalan,
pelayanan poli sore, pelayanan rawat inap, pelayanan bedah sentral
(elektif dan emergency) dan pelayanan rehabilitasi medik. Pelayanan
rawat inap salah satunya ruang ICU (Intensiv Care Unit)
memiliki kapasitas perawatan pasien yang terdiri dari 6 tempat tidur
pasien dengan remot kontrol/ elektrik. 4 tempat tidur pasien non isolasi
dan 2 tempat tidur pasien isolasi. Tempat tidur pasien yang satu dengan
yang lain dipisahkan dengan tirai dan ruangan dilengkapi dengan
pendingin ruangan/ AC. Ruang ICU memiliki 1 ruang perawat, 1 ruang
kamar mandi, 1 ruang konsul perawat dengan keluarga pasien, 1 ruang
dapur dan 1 ruang ganti perawat. Alat-alat kesehatan di ruang ICU sudah
tersedia seperti lemari obat-obatan emergensi, BSM, Ventilator, Syring
pump, Infus Pump dan lain-lain. Perawat ruang ICU dalam melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan masih menggunakan media
buku/lembaran dokumentasi, tetapi dalam mengerjakan tugas lain sudah
menggunakan media komputer.
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap karakteristik perawat yang meliputi umur, masa
kerja,tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang ICU RSUD Sleman dan ICU
RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014 disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Umur di Ruang ICU RSUD
Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
Umur
20-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
> 50 tahun
5
15
10
0
16,7
50,0
33,3
0
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2014
Tabel 4 menunjukkan sebagian besar perawat berumur 31-40 tahun (50%)
dan sebagian kecil berumur 20-30 tahun (16,7%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja di Ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
Masa kerja
1-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
> 20 tahun
3
14
5
4
4
10,0
46,7
16,7
13,3
13,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2014
Tabel 5 menunjukkan sebagian besar perawat memiliki masa kerja 6-10 tahun
(46,7%) dan sebagian kecil memiliki masa kerja 1-5 tahun (10%).
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pendidikan di Ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
Pendidikan
SPK
D3
S1
1
20
9
3,3
66,7
30,0
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2014
Tabel 6 menunjukkan pendidikan perawat sebagian besar adalah D3 (66,7%)
dan sebagian kecil berpendidikan SPK (3,3%).
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pengetahuan di Ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
9
17
4
30,0
56.7
13,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer, 2014
Tabel 7 menunjukkan pengetahuan tentang kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan sebagian besar adalah cukup (56,7%) dan sebagian kecil
kurang (13,3%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
3. Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
Hasil penelitian terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2014 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Pendokumentasian AsuhanKeperawatan
di Ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun
2014
Frekuensi Prosentase
(%)
Baik 48 53,3
Sedang 38 42,2
Kurang 4 4,4
Jumlah 90 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Tabel 8 menunjukkan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar
adalah baik (53,3%) dan sebagian kecil adalah kurang (4,4%).
4. Hubungan Karakteristik Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
a. Hubungan Umur Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Tabulasi silang dan hasil uji Spearman Rank hubungan umur perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU RSUD
Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014 disajikan
pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
59
Tabel 9. Tabulasi Silang dan Hasil UjiSpearman Rank Hubungan Umur Perawat
dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014 Kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan
Total r p-
Umur Baik Sedang Kurang value
f % F % f % f %
20-30 tahun 2 2,2 11 12,2 2 2,2 15 16,7
31-40tahun 25 27,8 20 22,2 0 0 45 50,0 0,376 0,000
41-50 tahun 21 23,3 7 7,8 2 2,2 30 33,3
Total 48 53,3 38 42,2 4 4,4 90
Sumber: Data Primer, 2014.
Tabel 9menunjukkan sebagian besar perawat berumur 31-40 tahun memiliki
kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan kategori baik (27,8%).
Perawat berumur 41-50 tahun sebagian besar memiliki
kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan kategori baik (23,3%).
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasi Spearman
Rankseperti disajikan pada tabel 9, diperoleh p-value sebesar 0,000<
(0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan umur perawat dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU RSUD Sleman
dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Nilai koefisien korelasi
sebesar 0,376 menunjukkan keeratan hubungan umur perawat dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang ICU RSUD
Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah “Rendah”
karena terletak pada rentang koefisien korelasi 0,20-0,399.
b. Hubungan Masa Kerja Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Tabulasi silang dan hasil ujiSpearman Rankhubungan masa kerja
perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
disajikan pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
60
Tabel 10. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Spearman Rank Hubungan Masa
Kerja Perawatdengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
di Ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tahun 2014 Kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan
Total r p-
Masa kerja Baik Sedang Kurang value
f % F % F % F %
1-5 tahun 2 2,2 5 5,6 2 2,2 9 10,0
6-10 tahun 20 22,2 22 24,4 0 0 42 46,7 0,386 0,000
11-15 tahun 4 4,4 9 10,0 2 2,2 15 16,7
16-20 tahun 11 12,2 1 1,1 0 0 12 13,3
> 20 tahun 11 12,2 1 1,1 0 0 12 13,3
Total 48 53,3 38 42,2 4 4,4 90 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Tabel 10 menunjukkan sebagian besar perawat yang memiliki masa kerja 6-
10 tahun memiliki kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan
kategori sedang (24,4%).
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasiSpearman
Rankseperti disajikan pada tabel 10, diperoleh p-value sebesar 0,000<
(0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan masa kerja perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU RSUD
Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,386 menunjukkan keeratan hubungan masa kerja perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah
“Rendah” karena terletak pada rentang koefisien korelasi 0,20 – 0,399.
c. Hubungan Pendidikan Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Tabulasi silang dan hasil ujiSpearman Rank hubungan pendidikan
perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
disajikan pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
61
Tabel 11. Tabulasi Silang dan Hasil UjiSpearman Rank Hubungan Pendidikan
Perawatdengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang
ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014 Kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan Total r p-
Pendidikan Baik Sedang Kurang value
f % F % f % F %
SPK 0 0 1 1,1 2 2,2 3 3,3
D3 27 30,0 31 34,4 2 2,2 60 66,
7
0,325 0,002
S1 21 23,3 6 6,7 0 0 27 30,
0
Total 48 53,3 38 42,2 4 4,4 90 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Tabel 11 menunjukkan sebagian besar perawat yang memiliki pendidikan
D3 memiliki kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan kategori
sedang (34,4%). Perawat dengan pendidikan S1 sebagian besar memiliki
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawata kategori baik (23,3%).
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasiSpearman
Rankseperti disajikan pada tabel 11, diperoleh p-value sebesar 0,002<
(0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan pendidikan perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU RSUD
Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,325 menunjukkan keeratan hubungan pendidikan perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah
“Rendah” karena terletak pada rentang koefisien korelasi 0,20 – 0,399.
d. Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Tabulasi silang dan hasil ujiSpearman Rank hubungan pengetahuan
perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU
RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
disajikan pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
62
Tabel 12. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Spearman Rank Hubungan
Pengetahuan Perawatdengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2014 Kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan
Total r p-
Pengetahuan Baik Sedang Kurang value
F % F % F % f %
Baik 24 26,7 3 3,3 0 0 27 30,0
Cukup 23 25,6 26 28,9 2 2,2 51 56,7 0,532 0,000
Kurang 1 1,1 9 10,0 2 2,2 12 13,3
Total 48 53,3 38 42,2 4 4,4 90 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Tabel 12menunjukkan sebagian besar perawat yang memiliki pengetahuan
cukup memiliki kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan
kategori sedang (28,9%).
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasiSpearman
Rankseperti disajikan pada tabel 12, diperoleh p-value sebesar 0,000<
(0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU RSUD
Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,532 menunjukkan keeratan hubungan pengetahuan
perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di
ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
adalah “Sedang” karena terletak pada rentang koefisien korelasi 0,40 –
0,599.
B. Pembahasan
1. Hubungan Umur Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Hasil tabulasi silang menunjukkan sebagian besar perawat berumur 31-
40 tahun memiliki kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan
kategori baik. Perawat berumur 41-50 tahun sebagian besar memiliki
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
63
kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan kategori baik. Hasil
perhitungan statistik menggunakan uji korelasiSpearman Rank menunjukkan
adanya hubungan umur perawat dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi di ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Hasil penelitian ini berbeda dengan Zakiyah (2011) yang
menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Sidoarjo.
Secara fisiologis pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat
digambarkan dengan pertambahan umur, peningkatan umur diharapkan
terjadi pertambahan kemampuan motorik sesuai dengan tumbuh kembangnya.
Akan tetapi pertumbuhan dan perkembangan sesorang pada titik tertentu akan
terjadi kemunduran akibat faktor degenerative (Notoatmodjo, 2010). Menurut
Dariyo (2003), puncak karir bisa dicapai di usia dewasa muda akhir yaitu
sekitar usia 40 tahun. Pada rentang usia tersebut seseorang dianggap telah
cukup matang, bijaksana dan secara psikososial kerap kali dianggap lebih
mampu menyelesaikan tugas-tugas sosial dan lebih bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
Menurut Timpe (2000), dewasa adalah salah satu ciri individu yang
produktif, seseorang dikatakan dewasa jika mempunyai tanggung jawab yang
besar, mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya, percaya
diri, dapat belajar dari pengalaman dan mempunyai ambisi yang sehat.
Menurut Siagian (2002), umur terkait dengan kedewasaan dalam melakukan
pekerjaan maupun kematangan psikologisnya, semakin lanjut umur seseorang
maka semakin meningkat kematangan psikologisnya dan kedewasaan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian, perawat yang mempunyai usia
lebih tua umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih teliti dibanding dengan
usia muda, hal ini kemungkinan disebabkan usia yang lebih muda kurang
berpengalaman.
2. Hubungan Masa Kerja Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
64
Oksigenasi
Hasil tabulasi silang menunjukkan sebagian besar perawat yang memiliki
masa kerja 6-10 tahun memiliki kelengkapanpendokumentasian asuhan
keperawatan kategori sedang. Hasil perhitungan statistik menggunakan uji
korelasiSpearman Rank menunjukkan ada hubungan masa kerja perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU RSUD
Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian ini
berbeda dengan Zakiyah (2011) yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara masa kerja dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah
Sakit Umum Sidoarjo.
Menurut Notoatmodjo (2007) seseorang akan mencapai kepuasan
tertentu bila sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin
lama karyawan bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan
mereka sehingga kinerja mereka juga akan meningkat. Siagian (2002), masa
kerja adalah jangka waktu yang dibutuhkan seseorang dalam bekerja sejak
mulai masuk dalam lapangan pekerjaan, semakin lama seseorang bekerja
semakin terampil dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal
yang sama diungkapkan oleh Robbin (2003) yang menyatakan bahwa masa
kerja sangat penting karena dapat mencerminkan tingkat kemampuan akhir
yang dicapai seseorang. Bachori (2006) juga mengatakan masa kerja
merupakan salah satu alat ukur yang dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang bekerja, dapat mengetahui telah berapa lama seseorang bekerja dan
kita dapat menilai sejauh mana pengalamannya.
Menurut Anwar (2007), masa kerja yang lama akan cenderung membuat
seseorang betah dalam sebuah organisasi. Hal ini disebabkan karena telah
beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga akan merasa
nyaman dalam pekerjaannya. Semakin lama seseorang bekerja maka tingkat
prestasi akan semakin tinggi, prestasi yang tinggi didapat dari perilaku yang
baik. Hasil penelitian Jansson (2010) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pendokumentasian menunjukkan bahwa perawat dengan masa
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
65
kerja yang lama cendrung melakukan pendokumentasian dengan baik.
Semakin lama seseorang bekerja, kecakapan akan semakin baik karena dapat
menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Seseorang akan mencapai kepuasan
tertentu bila sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin
lama karyawan bekerja, mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan
mereka.
3. Hubungan Pendidikan Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Hasil tabulasi silang menunjukkan sebagian besar perawat yang memiliki
pendidikan D3 memiliki kelengkapanpendokumentasian asuhan keperawatan
kategori sedang. Perawat dengan pendidikan S1 sebagian besar memiliki
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawata kategori baik. Hasil
perhitungan statistik menggunakan uji korelasiSpearman Rankmenunjukkan
ada hubungan pendidikan perawat dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi di ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Hasil penelitian ini sesuai denganZakiyah (2011) yang
menunjukkan ada hubungan antara pendidikan perawat dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Sidoarjo.
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan lebih
rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya bermacam usaha
pembaharuan (Notoatmodjo, 2007). Sehingga semakin tinggi pendidikan
perawat maka kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan juga akan
semakin baik. Asmadi (2008) juga mengatakan pola pikir berpengaruh
terhadap perilaku sesorang dengan kata lain pola pikir seseorang yang
berpendidikan rendah akan berbeda dengan pola pikir seseorang yang
berpendidikan tinggi. Pendidikan keperawatan mempunyai pengaruh besar
terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan perawat yang berpendidikan
tinggi akan memberi pelayanan yang optimal.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
66
Menurut Hasibuan (2007), proses pendidikan merupakan suatu
pengalaman yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kualitas
kepribadian seseorang, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan
semakin besar motivasinya untuk memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilannya. Pendidikan yang dicapai seseorang diharapkan menjadi
faktor determinan produktifitas antara lain knowledge, skills, abilities,
attitude dan behavior yang cukup dalam menjalankan aktifitas pekerjaan.
Siagian (2002), menjelaskan bahwa pendidikan menyangkut kemampuan
intelektual yang berkaitan dengan kemampuan individu menyelesaikan tugas
dalam pekerjannya. Pendidikan merupakan suatu pengalaman untuk
meningkatkan kemampuan dan kualitas seseorang, sehingga semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula keinginan untuk
menerapkan atau mengaplikasikan kemampuannya dalam bekerja.
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
pendidikan perawat semakin lengkap dalam penulisan dokumentasi asuhan
keperawatan.
4. Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Hasil tabulasi silang menunjukkan sebagian besar perawat yang memiliki
pengetahuan cukup memiliki kelengkapanpendokumentasian asuhan
keperawatan kategori sedang (28,9%). Hasil perhitungan statistik
menggunakan uji korelasiSpearman Rankmenunjukkan ada hubungan
pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatanpada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
di ruang ICU RSUD Sleman dan ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Martini (2007) yang menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan perawat dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan di Rawat Inap BPRSUD Kota Salatiga.
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh
data untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
67
tindakan keperawatan, dan penilaian keperawatan disusun secara sistematis,
valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Ali, 2009).
Pengetahuan merupakan salah satu pendorong seseorang untuk merubah
perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang
pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan faktor yang menentukan
keterampilan seorang perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar baik
pendidikan formal maupun informal. Sebelum seorang perawat mengadopsi
perilaku (berperilaku baru), perawat harus tahu terlebih dahulu apa arti atau
manfaat pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut bagi mereka.
Apabila pengetahuan yang dimiliki perawat juga diikuti dengan urutan
perubahan perilaku sesuai dengan yang ada di teori yaitu menurut penelitian
Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010) maka perawat tersebut akan
terampil dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Hal ini sesuai teori Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan merupakan
faktor predisposisi terbentuknya perilaku, dengan pengetahuan akan
menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan merupakan faktor
yang penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, karena dari pengalaman
dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Hasil penelitian sebelumnya terkait dengan pengetahuan terhadap
pendokumentasian yang diteliti oleh Lukman (2002) didapatkan hasil
penelitian ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan. Pribadi (2009), mengemukakan bahwa perawat yang
berpengetahuan rendah memiliki resiko 6,280 kali lebih besar untuk
melakukan dokumentasi yang tidak lengkap.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
68
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan Penelitian
a. Data pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
dan yang tidak mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan kebutuhan
oksigenasi tidak dipisahkan, sehingga peneliti harus mengklasifikasi antara
pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan
yang tidak terlebih dahulu.
b. Peneliti tidak bisa memberikan batas waktu pengisian kuesioner pada
perawat.
c. Peneliti tidak bisa mengawasi perawat saat pengisian kuesioner yang
kemungkinan antara perawat yang satu dan lainnya saling mecontek.
2. Kelemahan Penelitian
Tidak dikendalikannya faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi perawat
terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, meliputi:
a. Faktor pendukung dan pendorong
1) Faktor pendukung (ketersediaan sumber daya kesehatan yang
terwujud dalam lingkungan fisik dan tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas atau sarana-sarana).
2) Faktor pendorong yang memperkuat perilaku seseorang yang
disebabkan sikap dan perilaku orang lain dan kelompok referensi.
b. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional yaitu rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatannya
dilakukan secara simultan pada satu waktu.
c. Jumlah sampel dalam penelitian ini masih kurang yaitu sebanyak 30 orang.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Karakteristik perawat di ruang ICU RSUD Sleman dan Panembahan Senopati
BantulYogyakarta adalah berumur 31-40 tahun sebanyak 50%, memiliki masa
kerja 6-10 tahun sebanyak 46,7%, berpendidikan D3 sebanyak 66,7%, dan
memiliki pengetahuan kategori cukup sebanyak 56,7%.
2. Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasidi ruang ICU RSUD Sleman dan
Panembahan Senopati Bantuladalah kategori baik sebanyak 53,3%.
3. Terdapat hubungan umur, masa kerja, pendidikan dan pengetahuandengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang ICU RSUD Sleman dan
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
a. Institusi Rumah Sakit
Manajerial keperawatan rumah sakit perlu melakukan monitor dan evaluasi
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi secara periodik dan
berkesinambungan untuk memperbaiki profesionalisme kerja dalam
menghadapi tuntutan perkembangan pelayanan dan persaingan.
b. Institusi Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan referensi dan informasi tambahan bagi
mahasiswa untuk meningkatkan mutu kegiatan proses belajar mengajar
terutama tentang kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
70
c. Peneliti lain
Peneliti selanjutnya perlu mengembangkan penelitian ini dengan menganalisis
faktor pendukung dan pendorong perilaku perawat dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi seperti tersedianya fasilitas/sarana, kelompok referensi (dukungan
sosial) orang penting, serta situasi lingkungan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. (2013). Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di IRNA RSUD Kanjuruhan Kapanjen Malang.
FKUB.
Ali, Z. (2009). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi) Konsep, Proses
dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anwar. (2007). Teori Perkembangan Kognitif. Jakarta: EGC.
Arikunto, S. (2010). Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi
Mahasata.
Asmadi.(2008). TeknikProseduralKeperawatanKonsepdanAplikasiKlien. Jakarta:
SalembaMedika.
Bachori. (2006). Manajemen Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda (20-40 Tahun).
Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Depkes RI. (2010). Sub Direktorat Penyakit Kronis Degeneratif Lainnya. Jakarta:
Depkes RI.
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan, Penerapan Konsep dan Kerangka
Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publising.
Diyanto, Y. (2007). Analisis Faktor-Faktor Prlaksanaan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugu Rejo Semarang. Tesis.
UNDIP: Semarang.
Green, L citNotoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hasibuan, M. (2007).ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta: BumiAksara.
Handayaningsih, I. (2007). Dokumentasi Keperawatan ―DAR‖ Panduan, Konsep,
dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Haryanto. (2008). Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep
(concept mapping). Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia—Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ikayanti, W. (2012). Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Ruang Perinatal RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Skripsi. Stikes A. Yani. Yogyakarta.
Isgiyanto, A. (2009). Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Non-
Eksperimental, Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Jansson, I. (2010). Factors and conditions that influence the implementation of
standardized nursing care plans. The Open Nursing Journal, 4, 25-34.
Kar, S. (1983) cit Notoatmodjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Lukman. (2002). Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatandi Rawat Inap BPRSUD Kota
Salatiga. Tesis. UNDIP: Semarang.
Martini. (2007). Hubungan Karakteristik Perawat, Sikap, Beban Kerja,
Ketersediaan Fasilitas Dengan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Rawat Inap BPRSUD Kota Salatiga. Tesis. UNDIP:
Semarang.
Mubarak, W.I & Chayani, N. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: SalembaMedika.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurjannah, I. (2010). Proses Keperawatan Nanda, NOC & NIC. Yogyakarta:
Moco Media.
Nursalam. (2008). Proses & Dokumentasi Keperawatan konsep dan praktik,
Jakarta: Salemba Medika.
. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ode, S. (2012). Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Potter, P. A., & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept Process,
and Practice, E/4. Jakarta: EGC.
Pribadi, A. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi dan Persepsi
Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD kelet
Jepara. Tesis. UNDIP: Semarang.
Riwidikdo, H. (2009). Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Robbin, S.P. (2003). Perilaku Organisasi (jilid 1). Edisi ke-9. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Rohmah, N. & Saiful, W. (2012). Proses keperawatan teori & aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Medika.
Saryono, S. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Mitra Cendekia.
Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Siagian, S.P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka
Cipta.
Skinner. (1990) cit Wawan & Dewi (2010). Teori &Pengukuran Pengetahuan,
Sikap,dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alvabeta.
Sumantri, A. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.
Sumarsih. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Skripsi. Stikes A. Yani. Yogyakarta.
Timpe, A.D. (2000). Seri Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.
Wawan, A. & Dewi. M. (2010). Teori &Pengukuran Pengetahuan, Sikap,dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wariningsih. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Darurat RS.
dr. Sardjito. Skripsi Sain Terapan Keperawatan Gawat Darurat. Politeknik
Kesehatan. Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Zakiyah, A. (2011). Hubungan Sikap Dan Karakteristik Perawat Dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Sidoarjo.
Skripsi. Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.