ascariosis1

Upload: saptarima-echaa-estiany

Post on 19-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 ascariosis1

    1/11

    VVoolluummee1166,,NNoommoorr11,,JJuunnii22000077 IISSSSNN00221155--119911XX

    ZZOOOOIINNDDOONNEESSIIAAJurnal Fauna Tropika

    THE HERPETOFAUNA OF THE GOLD MINING PROJECT AREA INNORTH SUMATRA: SPECIES RICHNESS BEFOREEXPLOITATION ACTIVITIES. Hellen Kurniati.....................................1

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus) DI

    KEBUN BINATANG SURABAYA. Kartika Dewi & R.T.PNugraha ............................................................................................13

    ARTHROPODA GUA DI NUSAKAMBANGAN CILACAP, JAWATENGAH Cahyo Rahmadi ................................................................21

    CATATAN KOLEKSI LARVA NYAMUK (DIPTERA: CULICIDAE)PADA RUAS BAMBU DI TAMAN NASIONAL GN. GEDE-PANGRANGO DAN TAMAN NASIONAL. GN. HALIMUN. AwitSuwito ...............................................................................................31

    SUGAR ANALYSIS OF THE DIGESTIVE TRACT OF Tabanusrubidus (DIPTERA: TABANIDAE). Sri Hartini, Janita Aziz &Chairul ..............................................................................................49

    Zoo Indonesia Volume 16 (1) 1-50 2007 ISSN 0215-191X

  • 7/23/2019 ascariosis1

    2/11

    Ketua Redaksi

    Dr. Dede Irving Hartoto (Limnologi)

    Anggota Redaks i

    Dr. Hagi Yulia Sugeha (Oseanologi)Dr. Rosichon Ubaidillah (Entomologi)

    Dr. Dewi Malia Prawiradilaga (Ornitologi)Ir. Ike Rachmatika MSc. (Ikhtiologi)

    Sekretaris Redaksi & Produksi

    Rochmanah S.KomYulia Aris Kartika S.Kom

    Mitra Bestari

    drh. L.E SetyoriniIr. Endang Purwaningsih

    Garth Taylor BScDr. Sri Hartini

    Dr. Hari SutrisnoDr. Sampurno Kadarsan

    Alamat RedaksiZoo Indonesia

    Bidang Zoologi, Puslit Biologi LIPIGd. Widyasatwaloka

    Jl. Raya Bogor-Jakarta KM. 46Cibinong 16911

    Telp. (021) 8765056

    Fax. (021) [email protected]

    Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) adalah suatu organisasi profesi dengan anggotaterdiri dari peneliti, pengajar, pemerhati dan simpatisan kehidupan fauna tropika,khususnya fauna Indonesia. Kegiatan utama MZI adalah pemasyarakatan tentangilmu kehidupan fauna tropika Indonesia, dalam segala aspeknya, baik dalam bentukpublikasi ilmiah, publikasi popular, pendidikan, penelitian, pameran ataupunpemantauan.

    Zoo Indonesia adalah sebuah jurnal ilmiah di bidang fauna tropika yang diterbitkanoleh organisasi profesi keilmiahan Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) sejak tahun1983. Terbit satu tahun satu volume dengan dua nomor (Nopember & Juni). Memuattulisan hasil penelitian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan aspek fauna,

    khususnya wilayah Indonesia dan Asia. Publikasi ilmiah lain adalah Monograph ZooIndonesia - Seri Publikasi Ilmiah, terbit tidak menentu.

  • 7/23/2019 ascariosis1

    3/11

  • 7/23/2019 ascariosis1

    4/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    13

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus) DANPREVALENSINYA YANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA

    Kartika Dewi & R.T.P. Nugraha

    Bidang Zoologi, Puslit Biologi LIPIJl. Raya Jakarta - Cibinong Km. 46, Cibinong 16911

    ABSTRAK

    Dewi, K & R.T.P Nugraha. 2007. Endoparasit pada feses babi kutil (Susverrucosus) yang berada di Kebun Binatang Surabaya. Zoo Indonesia 16 (1): 13-19. Babi kutil (Sus verrucosus) merupakan babi endemik untuk pulau Jawa, Madura

    dan Bawean. Dalam studi ini tujuh ekor babi kutil yang ada di Kebun BinatangSurabaya diperiksa kotorannya untuk dicaria ada tidaknya endoparasit. Hasil analisis

    menunjukkan adanya telur dari jenis Oesophagostomum sp. dan Ascaris sp., kistaEimiria sp., dan Balantidium coli, dengan tingkat prevalensi berturut-turut 28.57%,14.28%, 57.14% and 85.71%.

    Kata kunci: babi kutil, Sus verrucosus, endoparasit.

    ABSTRACT

    Dewi, K & R.T.P Nugraha. 2007. Endoparasites of captive Javan Warty pig (Susverrucosus) and their prevalence in Surabaya Zoo. Zoo Indonesia 16 (1): 13-19.Javan warty pig (Sus verrucosus) is endemic to Java, Madura and Bawean islands. Inthis study faeces of seven captive Javan warty pigs from Surabaya Zoo were

    examined for endoparasites. The examination was conducted using native methodswith six times replications. The results were obtained eggs of Oesophagostomum sp.and Ascaris sp., cysts of Eimiria sp., and Balantidium coli with the prevalence were28.57%, 14.28%, 57.14% and 85.71% respectively.

    Keywords:Javanwarty pig, Sus verrucosus, endoparasites.

    PENDAHULUAN

    Babi kutil atau babi goteng, Susverrucosus,merupakan babi liar yang

    endemik untuk P. Jawa dan P.Bawean. Populasinya yang dahulupernah ada di P. Madura sekarangdiyakini telah punah (Semiadi &Meijaard 2006). Pada tahun 2000, TheIUCN Species Survival Commissionmenempatkan Sus verrucosus dalamkatagori Endangered, atau sebagai

    jenis yang menghadapi kemungkinankepunahan di alam yang cukup tinggi.Hal tersebut disebabkan karenapenurunan populasi dalam kurunwaktu 10 tahun terakhir,

    terfragmentasinya populasi yangdemikian tinggi atau terjadinyapenurunan sub-populasi serta jumlahindividu dewasa (IUCN 2000). Sampai

    saat ini Indonesia belum memasukkanbabi kutil ke dalam satwa liar yangharus dilindungi.

    Ancaman kepunahan babi kutil diIndonesia disebabkan karenahilangnya habitat babi ini untukdijadikan permukiman dan daerahpertanian oleh penduduk. Selain itubabi ini sering diburu karena merusakarea pertanian dan ada sebagianpenduduk yang memanfaatkannyasebagai bahan makanan. Untuk itu

  • 7/23/2019 ascariosis1

    5/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    14

    diperlukan usaha dalam penyelamatandan melestarikannya. Usaha yangdapat dilakukan antara lain adalahmerehabilitasi kembali sebagianhabitatnya untuk tempat tinggal alami

    babi (konservasi in-situ) atau denganpenangkaran (konservasiex-situ).

    Mengetahui status kesehatan babiyang dipelihara merupakan hal yangpenting untuk mencapai keefektifanmanajemen pemeliharaannya padatingkat penangkaran, khususnya,selain untuk mencegah kemungkinanpenyebaran penyakit yang diakibatkanoleh babi lebih luas. Meskipun telahterdapat banyak data mengenai

    keberadaan endoparasit pada jenisbabi liar, namun data tersebutumumnya hanya mengacu pada jenisSus scrofa. Sedangkan untuk jenisSus verrucosus masih sedikit yangdiketahui. Untuk itu penelitian inidiharapkan dapat memberikaninformasi tambahan mengenaiendoparasit yang terdapat pada babikutil.

    MATERI & METODE

    Sampel feses pada kondisi segar (< 1jam defekasi) diambil sekitar 20 gramdari babi kutil yang dipelihara di KebunBinatang Surabaya (KBS). Jumlahbabi yang diperiksa berjumlah tujuhekor, yang terdiri dari lima ekordewasa (3 jantan dan 2 betina) dandua ekor anakan (1 betina dan 1

    jantan). Sampel kemudian disimpandalam larutan formalin 4% untukkemudian diperiksa ada tidaknya

    endoparasitnya. Pemeriksaanendoparasit dilakukan di BidangZoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI,Cibinong.

    Pemeriksaan dilakukan menggunakanmetode natif (Neva & Brown 1994)dengan enam kali ulangan untuksetiap sampel. Identifikasi jenisdilakukan berdasarkan temuan teluratau endoparasit pada feses. Untukmemudahkan identifikasi, hasiltemuan positif di foto dengan

    menggunakan kamera Nikon Optiphot-2 yang dilengkapi dengan kameraNikon FDX 35. Hasil foto kemudiandipindai mempergunakan scannerCanon 3000 F dengan resolusi 600

    dpi. Citra hasil pemindaianselanjutnya dianalisa menggunakanperangkat lunak ImageJ ver 3.7. Untukperhitungan unit metrik padaperangkat lunak, satuan pixel yangdihasilkan pada program Image J ver.3.7 dikalibrasi terlebih dahulu denganmenggunakan foto micrometer yangdiambil pada perbesaran yang sama,sehingga menghasilkan resolusi 9.3pixel/mikrometer. Hasil dijabarkansecara deskripitif dengan sifat-sifat

    biologinya yang telah diketahui.

    HASIL & PEMBAHASAN

    Hasil dari pemeriksaan feses tujuhekor babi kutil yang terdapat di KBSditemukan telur Ascaris sp.,Oesophagostomum sp., oosit dariEimiria sp. dan bentuk trofosoit dankista dari Balantidium coli (Tabel 1).Dari ketujuh ekor babi kutil yangdiperiksa hanya terdapat satu ekor

    yang bebas dari endoparasit padapemeriksaan fesesnya.

    Ascar issp.

    Telur yang ditemukan dalam keadaanbelum berkembang, berukuran 64,52m x 81,14 m dan 56,22 m x 63,26m. Bentuk telur oval, mempunyaidinding yang tebal, mempunyailapisan albumin dan berwarna coklatkekuningan (Gambar 1A). Menurut

    Anderson (2000) dan Soulsby (1982)ukuran telur A. suum adalah 40 - 60m x 50 75 m, Jenis Ascaris yangkosmopolitan dijumpai pada babi liardan domestik adalah A. suum(Fernandes-de-Mera et al. 2002; 2003;Eslami &Farsad-Hamdi, 1992;Coombs & Springer, 1974; Ineson,1953). Pada pemeriksaan ini telur

    Ascaris sp. ditemukan pada fesesseekor anakan babi kutil (14,28%).

  • 7/23/2019 ascariosis1

    6/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    15

    Tabel 1.Jenis endoparasit yang ditemukan pada pemeriksaan feses babi danprevalensinya

    ParasitPrevalensi (%)

    Dewasa (n = 5) Anakan (n = 2) Total (n = 7)

    Nemotoda

    Oesophagostomum sp. 40 0 28,57

    Ascaris sp. 0 50 14,28

    Protozoa

    Emiria sp. 40 100 57,14

    Balantidium coli 80 100 85,71

    Telur A. suum di lingkungan yangkering dapat bertahan selama 2 4minggu, sedangkan di lingkunganyang lembab dan dingin bisa bertahanselama delapan minggu (Olson &Geselle 2000).

    Secara perkembangan, telur beluminfektif ketika dikeluarkan inangmelalui feses dan akan berkembangmenjadi infektif jika menemukanlingkungan yang menguntungkan.

    Tingkat prevalensi Ascaris pada babisangat dipengaruhi tercemarnyapakan oleh telur infektif tersebut.Selain hal tersebut pada babi liar yanghidup dalam kelompok kecil denganarea jelajah yang luas akan memilikiprevalensi Ascaris yang lebih kecildibandingkan kelompok besar dengankepadatan yang tinggi (Coombs &Springer 1974).

    Telur infektif yang tertelan dalamtubuh inang akan menetas di usushalus menjadi larva. Larva tersebuttidak akan langsung menjadi dewasamelainkan melakukan migrasi didalam tubuh inangnya. Selamaperjalanan migrasinya larva akanmenembus dinding usus dan masukke dalam vena kecil atau pembuluhlimfe, melalui sirkulasi darah portalmasuk ke hati. Larva ditemukan didalam hati tiga hari setelah

    terinfeksinya babi, kemudian menujujantung untuk melanjutkanperjalanannya ke paru-paru pada hariyang ketujuh dan setelah itu keluardengan pecahnya kapiler dan akanmenuju alveoli, untuk kemudianbersama aliran darah masuk ke dalambronchiolus. Dari bronchiolus larvaakan naik ke trachea sampaiepiglotis, dan turun melaluioesophagus ke usus halus danmengalami perubahan terakhir dalam

    waktu 2129 hari setelah infeksi.Cacing menjadi dewasa danmelakukan perkawinan untukmelengkapi siklus hidupnya dalamwaktu 5055 hari dan telur ada padafeses babi pada hari ke 60 62(Anderson 2000).

    Infeksi dari cacing ini pada babi seringtidak menunjukkan gejala klinis yangnyata. Cacing dewasa hidup di dalamrongga usus dan mendapat makananberupa makanan yang setengahdicernakan dan dari sel-sel mukosausus. Cacing ini juga mempunyaikemampuan menghambat pencernaanprotein dengan mengeluarkan zatpenghambat tripsin. Akibatnya babiakan mengalami kelesuan danmenjadi lebih rentan terinfeksipenyakit lain. Pada infeksi yang beratcacing ini dapat menyebabkanpenyumbatan pada usus.

  • 7/23/2019 ascariosis1

    7/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    16

    (A) (B) (C)

    (D) (E)

    Gambar1. (A) telurAscaris sp., (B) telur Oesophagostomumsp., (C) oosit Eimeria,(D)trofozoitBalantidium coli,(E) kista Balantidium coli. A, B & C skala: 40 m, D &E skala 50 m (Foto: R.T.P Nugraha & K. Dewi).

    Oesophagostomum sp.

    Telur Oesophagostomum sp.

    Ditemukan pada dua ekor babi kutildewasa (28,57%). Sedangkan padaanakan tidak ditemukan. Eijck &Borgsteede (2005) menyebutkanbahwa angka prevalensi cacing iniakan meningkat seiring pertambahanumur babi yang mengindikasikankurangnya tingkat kekebalan inangyang didapatkan.

    Telur berbentuk oval berdinding tipis,terdiri dari dua lapis dan berukuran

    63,18 m x 36,75 m dan 67,20 m x38,79 m (Gambar 1C). MenurutOlsen (1967) telur Oesophagostomumberukuran 7488 m x 45 54 m.Telur dikeluarkan bersama fesesinangnya dalam keadaan beluminfektif, kemudian di luar tubuh akanberkembang menjadi larvarhabditiform yang pertama yang akanmenetas kurang lebih 24 jam padasuhu yang optimum. Larva hidupdengan memakan bakteri yangterdapat di lingkungan dan

    berkembang menjadi larva tahapkedua yang akan menjadi larvafilariformyang infektif dalam waktu 3

    5 hari setelah menetas. Inang menjaditerinfeksi dengan menelan larvatahap ketiga yang infektif atau denganmasuknya larva tersebut melalui kulit(per-kutan) (Anderson 2000).

    Anggota dari margaOesophagostomum dikenal sebagaicacing pembentuk nodul pada bagianusus. Cacing tersebut merupakanparasit yang umum dijumpai padausus besar babi, hewan ruminansia,

    primata dan tikus. Cacing dari margaini yang kosmopolitan dijumpai padababi adalah O. dentatum (Fernandes-de-Mera et al. 2002; 2003). Pada babikeberadaan O. dentatum jugaditemukan di Belanda (Eijck &Borgsteede 2005), New Zealand(Ineson 1954) dan Iran (Eslami &Farsad-Hamdi 1992). Sedangkan di

    Amerika ditemukan jenisOesophagostomum quadrispinulatumpada babi liar (Pence et al. 1988).

  • 7/23/2019 ascariosis1

    8/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    17

    Eimeria sp.

    Bentuk oosit dari Eimeria ditemukan

    pada feses empat ekor babi(57,14%), yang terdiri dari dua ekor

    dewasa dan dua ekor anakan. Eimeriayang ditemukan pada pemeriksaanfeses adalah stadium ookista,berbentuk ovoid, berukuran 32,88 mx 38,82 m dengan dinding ookistayang tebal dan halus (Gambar 1D).Menurut Olsen Eimeria yangditemukan pada babi berukuran 12 40 m.

    Marga Eimeria merupakan parasityang tergolong dalam filum Protozoa

    yang menyebabkan penyakitkoksidosis. Infeksi koksidiamerupakan hal yang umum ditemuipada babi anakan (Eijck & Borgsteede2005). Jenis Eimeria yang tercatatditemukan pada babi adalah E.cerdonis,E. neodeblieckidan E. porci,yang ditemukan pada feses babi di

    Amerika Utara dan India, E. guevaraidi Spanyol, E. scrofae ditemukan diSwiss, E. spinosa yang ditemukanpada babi yang didomestikasi di

    Amerika dan negara bekas bagian Uni

    Soviet serta E. debliecki, E. scrabadan E. perminuta yang mempunyaidistribusi pada babi di seluruh dunia(Soulsby 1982)

    Penularannya melalui ookista yangsudah bersporulasi. Hewan yangterserang koksidosis sering tidakmenunjukkan gejala klinis yang nyata,kecuali pada infeksi yang berat.Eimeria umumnya mengalamiperkembangan siklus hidup secara

    lengkap di dalam dan di luar tubuhinangnya, dan dapat dibagi menjadisiklus aseksual dan seksual. Siklushidup ini lebih dikenal dengan tigastadium, yaitu skizogoni, gametogonidan sporogoni. Siklus aseksualmerupakan stadium skizogoni, siklusseksual meliputi gametogami,sedangkan sporogoni adalahpembentukan spora (Tampubolon1996).

    Siklus hidup terjadi dengantertelannya ookista yang bersporulaoleh babi, setelah tiga hari akanmembentuk skison di jejenum. Skisongenerasi kedua dan ketiga matang

    dalam waktu lima dan tujuh harisetelah infeksi di ileum. Generasikedua skison menghasilkan 1422merosoit, sedangkan generasi ketigamenghasilkan 1428 merozoit.Gamon, yang akan membentuk dua

    jenis kelamin, terbentuk pada hari kedelapan, mikrogamet dan makrogametmasak pada hari kesembilan setelahinfeksi. Makrogamet tersebut akandifertilisasi oleh mikrogamet danmembentuk zigot yang berkembang

    menjadi oosit. Oosit keluar darisekum atau usus kecil dan keluarbersama feses (Olsen 1982).

    Balant id ium col i

    Balantidium coli merupakan protozoayang termasuk dalam kelasKinetofragminophora yangmempergunakan silia sebagai alatgerak. Organisme ini berbentuk ovalsampai elips, di dalamnya terdapatmakroukleus dan mikronukleus. Silia

    tersusun berbaris di seluruh tubuh.Mulut atau peristome terletak dekatdengan ujung anterior. Bentuktrofozoit rata-rata berukuran 50 60m panjangnya, beberapa diantaranyadapat mencapai 150 m (Olsen1982). Pada penelitian ini trofosoit B.coli yang ditemukan berukuran 66,52m panjangnya dan dengan lebar47,90 m (Gambar 1D). Kistaberbentuk bulat atau sedikit lonjongdan berukuran 40 60 mikron

    (Tampubolon 1996). Kista yangditemukan pada penelitian iniberukuran 70,93 m (Gambar 1E).

    B. coli biasanya bersifat komensaldalam lumen sekum babi. Infeksi B.coli yang berat pada babimenyebabkan terjadinya diare. Babiyang terinfeksi B. coli dapatmenularkannya pada manusia jikapengolahan air limbah kotoran tidakditangani dengan baik. Jenis ini tinggaldi dalam mukosa usus dan dapat

  • 7/23/2019 ascariosis1

    9/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    18

    menyebabkan diare pada manusia.Diare tersebut dapat ditularkan darimanusia ke manusia yang lain lewatair (water born diseases). Babi liardiduga memegang peranan pada

    balantidiasi yang terjadi pada manusiadi Iran (Solaymani-Mohammadi et al.

    2004)

    Infeksi B. colipada babi liar dan babidomestik diketahui memiliki sebaranyang mendunia, diantaranya di

    Amerika Tengah dan Utara, Filipina,New Guinea, Iran, Asia Tenggara danbeberapa pulau di Kepulauan Pasifik(Solaymani-Mohammadi et al. 2004).Nakauchi (1999) dalam Solaymani-

    Mohammadi et al. (2004) melakukanstudi prevalensi B. coli pada jenismamalia dan menemukan bahwa 100% babi liar terinfeksi oleh B. coli.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasihkepada Dr. Gono Semiadi APU atassampel feses yang diberikan untukpenelitian ini, serta Rosita Sulis TantySSi. yang membantu dalam proses

    koleksi di lapang. Penulis jugamengucapkan terimakasih kepada Dr.Isabel Gracia fernadez-de-Mera dariNational Research Institute on GameBiology (REC, CSIC-UCLM), Spanyolatas bantuannya dalam identifikasifoto spesimen.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anderson, R. C. 2000. Nematode

    parasites of vertebrates. Theirdevelopment and transmission.2

    nd edition. CABI Pulishing.

    UK. xx + 650 hal.Coombs, D.W. & M.D Springer. 1974.

    Parasites of feral Pig XEuropean Wild Boar Hybrids inSouthern Texas. Journal ofWildlife Diseases. 10:436-441

    Eijk, I.A.J.M. & F.H.M Borgsteede.2005. A survey ofgastrointestinal pig parasites onfree-range, organic and

    conventional pig farms in theNetherlands. Vet ResearchComm. 29: 407-414.

    Eslami, A. & S Farsad-Hamdi. 1992.Helminth Parasites of Wild

    Boar, Sus scrofa, in Iran.Journal of Wildlife Diseases.28: 316-318.

    Fernades-de-Mera, I. G., J Vicente, CGortazar, U Hfle, & Y Fierro.2002. Efficacy of an in-feedpreparation of ivermectinagainst helminths in theEuropean wild Boar. ParasitolRes92: 133136.

    Fernades-de-Mera, I. G., C Gortazar,J Vicente, U Hfle & Y Fierro.

    2003. Wild boar helminth: riskin animal translocations.Veterinary Parasitology 19: 1-7.

    Ineson, M.J. 1953. A comparison ofthe parasites of wild anddomestic pigs in New Zealand.Transactions of the RoyalSociety of New Zealand 8:579-609.

    Neva, F. A & H. W Brown. 1994.Basic clinical parasitology. 6

    th

    edition. Appleton and LangeNorwarlk Connecticut. New

    York.Olsen, O. W. 1967. Animal Parasites.

    Their biology and life cycles.Burgess Publishing Company.Minneapolis, x + 431.

    Olson, M. E & N Guselle. 2000. Arepig parasites a human healthrisk? Advances in PorkProduction 11: 153.

    Pence, D.B., R.J Warren & C.R Ford.1988. Visceral helminthcommunities of an insular

    population of feral swine. J.Wildlife Disiases 24: 105-112.Semiadi, G & E Meijaard. 2003.

    Survai keberadaan babi kutil(Sus verrucosus) di Pulau Jawadan sekitarnya. Laporan AkhirPuslit Biologi LIPI & IUCN. 123pp.

    Solaymani-Mohammadi, S Rezaian, MHooshyar, H Mowlavi, G.RBabaei, & M.A Anwar. 2004.Intestinal protozoa in WildBoars (Sus scrofa) in Western

  • 7/23/2019 ascariosis1

    10/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    19

    Iran. Journal Wildlife Diseases40: 801-803

    Soulsby, E. J. L. 1982. Helminth,arthropods and protozoa ofdomesticated animals. 7

    th

    edition. Bailliere Tindall, aDivision of Cassell Ltd. London,xi + 809

    Tampubolon, M. P. 1996.Protozoologi. Pusat AntarUniversitas Ilmu Hayat, InstitutPertanian Bogor. Bogor. vii+234hal.

  • 7/23/2019 ascariosis1

    11/11

    ENDOPARASIT PADA FESES BABI KUTIL (Sus verrucosus)DAN PREVALENSINYAYANG BERADA DI KEBUN BINATANG SURABAYA:Zoo Indonesia Vol. 16(1):13 - 19

    20