asas.docx

23
ASAS-ASAS MANAJEMEN Dr. Julia Wuysang, M.Si PENDEKATAN DALAM ILMU MANAJEMEN Tugas Mandiri oleh Jelena Octavia 2011320112 ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KHATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 2011 Kata Pengantar Pertama saya berterima kasih kepada Tuhan YME karena telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini sehingga selesai tepat waktu. Makalah ini bertajuk Pendekatan Dalam Ilmu Manajemen. Penulis membahas tentang paradigma ilmu sosial menurut Ritzer, pendekatan-pendekatan dalam manajemen menurut Ulber Silalahi dan membahas lebih spesifik tentang pendekatan klasik. Paradgima Ilmu Sosial terbagi menjadi 3 bagian, paradigma fakta sosial, ilmu sosial, dan perilaku sosial.

Upload: icaanisa

Post on 15-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASAS.docx

ASAS-ASAS MANAJEMENDr. Julia Wuysang, M.Si

PENDEKATAN DALAM ILMU MANAJEMENTugas Mandiri

olehJelena Octavia

2011320112

ADMINISTRASI BISNISFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KHATOLIK PARAHYANGANBANDUNG

2011

Kata Pengantar

                Pertama saya berterima kasih kepada Tuhan YME karena telah membimbing saya

dalam menyusun makalah ini sehingga selesai tepat waktu.

            Makalah ini bertajuk Pendekatan Dalam Ilmu Manajemen. Penulis membahas tentang

paradigma ilmu sosial menurut Ritzer, pendekatan-pendekatan dalam manajemen menurut

Ulber Silalahi dan membahas lebih spesifik tentang pendekatan klasik.

            Paradgima Ilmu Sosial terbagi menjadi 3 bagian, paradigma fakta sosial, ilmu sosial,

dan perilaku sosial. pendekatan-pendekatan dalam manajemen menurut Ulber Silalahi terdiri

dari pendekatan pra klasik,pendekatan klasik, pendekatan perilaku, pendekatan hubungan

manusia, pendekatan kuantitatif, dan pendekatan kontemporer. Sedangkan pendekatan klasik

terbagi menjadi 3 aliran yaitu, manajemen ilmiah manajemen administrative serta manajemen

birokrasi.

Page 2: ASAS.docx

            Demikian makalah ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Saya tahu masih banyak

kekurangan dalam menulis makalah ini, karena itu saya meminta maaf karena kekurangan

tersebut.  Terima kasih.                                          

 Bandung, September 2011

PenulisDAFTAR ISI

Kata Pengantar

DAFTAR ISI

Bab1. Paradigma Ilmu Sosial menurut Ritzer

1.1 Paradigma Fakta Sosial

1.2. Paradigma Definisi Sosial

1.3.       Paradigma Perilaku Sosial

Bab 2. Pendekatan Klasik Dalam Manajemen (menurut buku Silalahi)

2.1.       Manajemen Ilmiah

2.2.       Manajemen Administratif

2.3.       Manajemen Birokratik

Bab 3. Pendekatan Perilaku Dalam Manajemen (menurut buku Silalahi)

3.1.       Hubungan Manusia

3.2.       Perilaku

Bab 4. Pendekatan Kuantitatif

Bab 5. Pendekatan Kontemporer

5.1.       Teori Sistem

5.2.       Pendekatan Kontingensi

Bab 6. Pendekatan Klasik

6.1. Aliran Manajemen Ilmiah (Scientific Management)

6.2.  Manajemen Administratif

6.3.  Manajemen Birokrasi

DAFTAR PUSTAKA

Bab1. Paradigma Ilmu Sosial menurut Ritzer1.1 Paradigma Fakta Sosial

            Objek kajian dari paradigma fakta sosial adalah fakta sosial. Inti dari paradigma ini

adalah bahwa penjelasan dari satu fakta sosial adalah fakta sosial lain yang menjadi

penyebabnya.  Menurut paradigma ini sifat dasar fakta-fakta sosial dan interaksinya

merupakan hal utama yang seharusnya dikaji oleh sosiologi. Secara terperinci, fakta sosial

Page 3: ASAS.docx

mencakup berbagai hal, seperti kelompok, keluarga, pemerintahan, ekonomi, pendidikan,

ilmu pengetahuan, agama, nilai-nilai, norma-norma, sistem sosial, dan lain sebagainya.

            Dalam kaitannya dengan individu hal-hal tersebut dikatakan sebagai hal-hal yang

eksternal terhadap individu. Selain itu, sifat dari hal-hal eksternal tersebut ‘memaksa’

individu untuk bersikap seturut dengan fakta-fakta sosial yang terdapat dalam habitat sosial

tempat ia hidup. Dalam habitat sosial yang didalamnya terdapat fakta-fakta sosial itulah

seseorang mendapat cara-cara bertingkah laku dan bersikap.

Kesimpulan: paradigma fakta sosial menuntut individu untuk bertingkah laku sesuai dengan

realitas sosial yang ada di lingkungannya.

1.2. Paradigma Definisi Sosial         

            Dalam paradigma definisi sosial, yang menjadi objek kajian adalah tindakan sosial.

Paradigma definisi sosial melihat bahwa dalam paradigma fakta sosial, tindakan manusia

ditentukan sepenuhnya oleh norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan hal-hal lain di

luar diri manusia.

            Paradigma definisi sosial menilai bahwa paradigma fakta sosial mengabaikan arti

penting dari peranan individu. Penolakan yang sama juga diberikan kepada paradigma

perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial dianggap merendahkan derajat manusia karena

melihat tindakan manusia hanya sebagai respon terhadap stimulus. Bagi paradigma definisi

sosial, manusia merupakan aktor kreatif dari realitas sosialnya. Individu memiliki

kemampuan dalam menentukan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersedia untuk

mencapai tujuannya.

           

Kesimpulan: Fakta-fakta sosial bukan penentu dari tindakan sosial, melainkan hanya

merupakan kerangka dimana individu kreatif bertindak.

1.3.         Paradigma Perilaku Sosial

Page 4: ASAS.docx

            Bagi paradigma perilaku sosial, objek yang seharusnya dikaji adalah perilaku

manusia. Fokus dari paradigma perilaku sosial adalah hubungan antara akibat dari tingkah

laku individu dengan tingkah laku individu tersebut.  

            Paradigma perilaku sosial berusaha untuk menerangkan tingkah laku individu melalui

akibat-akibat dari perilaku individu tersebut. Ramalan tentang apa yang akan dilakukan masa

sekarang – apakah akan mengulangi tingkah laku yang sama atau mengambil tingkah laku

yang berbeda dari masa lalu –didapat dengan melihat reward dan punishment dari satu

tindakan. Semakin tinggi reward yang diperoleh atas yang akan diperoleh, semakin besar satu

tingkah laku akan diulang. Prinsip ini berlaku terbalik jika digunakan pada

konsep punishment.

Kesimpulan: Tingkah laku individu di masa lalu akan mempengaruhi tingkah laku individu

di masa sekarang.

Bab 2. Pendekatan Klasik Dalam Manajemen (menurut buku Silalahi)

            Di dalam bukunya, Silalahi mengungkapkan bahwa pendekatan klasik menekankan

atau memusatkan perhatian pada produksi (management concern for production) dengan

ansumsi manusia adalah rasional. Pendekatan ini juga menekankan peranan manajemen

dalam satu hirarki yang ketat dan memusatkan pada efisiensi dan konsistensi pelaksanaan

kerja.

            Ada tiga cabang utama dalam pendekatan klasik dalam manajemen yaitu, pendekatan

manajemen ilmiah yang dikembangkan oleh Fredrick W. Taylor, pendekatan manajemen

administrative yang dikembangkan oleh Henry Fayol, dan Pendekatan Manajemen Birokrasi

yang dikembangkan oleh Max Weber.

2.1.         Manajemen Ilmiah

            Tokoh yang terkenal dalam manajemen ilmiah yaitu Fredrick W. Taylor. Beliau juga

disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor menerbitkan buku pada tahun 1991 yang

berjudul Principles of Scientific Management sekaligus ditandainya awal penciptaan sebuah

teori yang serius di bidang manajemen.

Page 5: ASAS.docx

            Menurut Taylor, Scientific Management adalah pendekatan suatu pendekatan yang

menekankan studi ilmiah tentang metode-metode kerja secara teratur untuk meningkatkan

efisiensi pekerja. Gagasan manajemen ilmiah yang dikembangkan Taylor muncul antara lain

dari adanya tuntutan kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi usaha

industry yang pada waktu itu relatif rendah di Amerika Serikat.

            Taylor mengatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja tidak semata-mata

menerapkan metode-metode dan teknik-teknik kerja tapi juga disertai dengan pemberian

penghargaan yang besar, latihan yang memadai dan bantuan manajerial.

            Karakterisktik pendekatan ilmiah dari Taylor adalah

-          Menggantikan cara asal-asalan atau kebiasan dengan ilmu yang tersusun (science, not rule ot

thumb is stressed)

-          Membangun kerukunan dalam gerakan kelompok untuk mencapai tujuan bukan

ketidakteraturan (harmony, not discord is the goal)

-          Mewujudkan kerjasama kelompok dan bukan individualism yang kacau (cooperation, not

indivualism is required)

-          Bekerja untuk mencapai keluaran maksimum dan bukan keluaran terbatas (output maximum,

not restricted output is to be achieved)

-          Mengembangkan pekeja sampai pada taraf efisiensi setinggi-tingginya untuk kesehjateraan

mereka dan organisasi di mana mereka bekerja (development of each worker to his greatest

efficiency and prosperity is considered desirable)

            Prinsip manajemen ilmiah dapat berhasil dilaksanakan hanya jika terjadi revolusi

mental menyeluruh, baik di pihak manajemen maupun pekerja dan tanpa revolusi mental

menyeluruh dari manajemen dan buru, manajemen ilmiah tidak ada dan tidak dapat

dilaksanakan.

            Metode Taylor menekankan system mekanistis dalam bekerja untuk meningkatkan

produktivitas disertai penerapan sistem intesif atau pengupahan berdasarkan keluaran untuk

menjamin agar pekerja yang berprestasi dibayar menurut produktivitas mereka atau diberi

upah lebih sebagai motivasi kepada pekerja untuk lebih produktif.

2.2.         Manajemen Administratif

Page 6: ASAS.docx

            Manajemen administratif disebut juga sebagai manajemen proses yang berati sistem

manajemen tradisional yang memfokuskan pada manajer dan tindakannya daripada struktur

organisasi secara menyeluruh dan pegawai atau pekerja.

            Henry Fayol merupakan pelopor dari pendekatan manajemen administratif dan

merupakan orang pertama yang mengelompokkan fungsi-fungsi manajer. Manajemen

administratif adalah satu pendekatan yang berpusat pada prinsip-prinsip yang dapat

digunakan oleh manajer untuk koordinasi kegiatan internal dari organisasi.

            Unit pengamatan Fayol lebih mengutamakan pada para manajer sehingga teori Fayol

dinamakan juga Top Level Theory. Ada empat aspek pokok yang dibahas Fayol dalam

bukunya ‘Industrial and General Administration’ atau ‘Industrial and General

Management’ yaitu, aktivitas organisasi (organization activity), elemen atau fungsi

manajemen (management functions), prinsip-prinsip manajemen (the principles of

management), dan pengajaran manajemen (teaching of management).

2.3.         Manajemen Birokratik

            Max Weber, seorang sosiolog Jerman, merupakan tokoh pertama yang menjelaskan

problema-problema dan secara luas diakui ketika hasil karya tulisannya tentang birokrasi

tahun 1947. Istilah birokrasi dimaksudkan untuk mengindentifikasi organisasi besar yang

bekerja berdasarkan dasar-dasar rasional.

            Manajemen birokratik (bureaucratic management) adalah suatu pendekatan

manajemen ideal untuk organisasi besar yang menekankan pada aturan-aturan, seperangkat

hirarki, pembagian kerja yang jelas dan tuntas, mengikuti prosedur-prosedur dan

menitikberatkan pada struktur keorganisasian secara menyeluruh.

            Menurut Weber, karakteristik Birokrasi (dalam buku Silalahi ini) adalah:

-          Pembagian kerja (division of labor)

-          Struktur hirarki (hierarchical structure)

-          Aturan formal dan prosedur (formal rules and procedure)

-          Impersonalitas (impersonality)

-          Karir didasarkan atas prestasi (career based on merit)

-          Rasionalitas (rationality)

Page 7: ASAS.docx

Bab 3. Pendekatan Perilaku Dalam Manajemen (menurut buku Silalahi)

            Pendekatan perilaku disebut juga pendekatan humanistis yang berarti satu perspektif

yang menekankan pentingnya usaha untuk memahami berbagai faKtor yang mempengaruhi

perilaku manusia dalam berorganisasi. Pendekatan ini muncul karena dengan pendekatan

mekanistis tidak dapat mencapai efisiensi produksi yang maksimal dan keserasian kerja yang

sempurna.

            Pendekatan humanistis dikelompokkan atas dua pendekatan yaitu pendekatan

hubungan manusia (human relations approach) yg dipelopori oleh Elton Mayo, F.J.

Roethlisberger, Hugo Munsterberg dan pendekatan perilaku (behavior approach) yang

dipelopori oleh Chester I. Barnard, Mary Parker Follet, Argyris McGregor, dan Abraham

Maslow.

3.1.         Hubungan Manusia

            Jika pendekatan klasik menekankan struktur, aturan, organisasi formal, dan

rasionalitas tujuan, maka pendekatan hubungan manusia diutamakan pada factor-faktor

sosial, organisasi informal, dan motivasi individual.

Dari hasil percobaan Elton Mayo, dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian khusus terhadap

aspek yang berhubungan dengan manusia, seperti tekanan dan penerimaan kelompok serta

rasa aman dalam kelompo menyebabkan orang lebih produktif. Atau kata lainnya, norma

sosial kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.

            Bila ditarik kesimpulan dari percobaan Mayo dan hasil kajian Roethlisberger dari

Harvard Business School, perhatian kepada manusia dan sikap-sikap terhadap pekerjaan

mungkin lebih penting artinya bagi efisiensi dan produktivitas daripada factor materi seperti

periode istirahat, penerangan dan bahkan uang.

            Dalam hal ini pekerja yang mendapatkan perhatian khusus akan termotivasi untuk

meningkatkan kinerja mereka. Supervisi yang simpatik akan akan memperkuat motivasi

pekerja Fenomena ini yang dikenal sebagaiHawthorne effect, yaitu kecendrungan orang

untuk bekerja keras karena ada perhatian khusus yang diberikan kepada mereka.

3.2.         Perilaku

Page 8: ASAS.docx

            Peneliti-peneliti perilaku disebut juga sebagai ilmuwan perilaku (behavioral scientis)

bukan ahli teori hubungan manusia (human relation theorist). Bila para teorisi hubungan

manusia mengenalkan manusia sosial didorong oleh kehendak untuk membentuk hubungan

dengan orang lain, maka beberapa ahli ilmu perilaku seperti Argyris, Maslow dan McGregor,

berpendapat bahwa konsep manusia yang mewujudkan diri (self actualizing man) lebih tepat

untuk menjelaskan motivasi manusia.

            Para ahli perilaku (behaviorist) tertarik bukan saja pada hubungan interpersonal tetapi

lebih utama adalah terhadap perilaku individu. Mereka menganggap bahwa individu tidak

sekedar kelompok kerja, melainkan juga ia tetap sebagai individu  yang bekerja dalam

organisasi dengan motivasi untuk memenuhi kebutuhan individualnya.

Bab 4. Pendekatan Kuantitatif

            Pendekatan kuantitatif untuk manajemen memberikan asumsi bahwa teknik

matematik, statistic, dan bantuan informasi dapar digunakan untuk mendukung perbaikan

pembuatan keputusan dan pemecahan masalah manajerial dan efektivitas organisasional.

Salah satu pendekatan kuantitatif ialahmanagement science.

            Nama umum management science ialah operations research.Management science

tidak sama dengan scientific management dalam pendekatan klasik. Management science

lebih mengaplikasikan ilmiah dari teknik-teknik matematik dan metode statistic untuk

problema-problema manajemen.

Bab 5. Pendekatan Kontemporer

            Pendekatan kontemporer melihat bahwa dimensi lingkungan juga menentukan

efektivitas pencapaian tujuan organisasional atau yang disebut sebagai perspektif integratif

dalam manajemen. Ada dua teori dari pendekatan kontemporer ini yaitu teori sistem dan teori

kontingensi.

5.1.         Teori Sistem

            Pendekatan sistem dilandaskan atas suatu anggapan bahwa organisasi dipandang

sebagai sistem. Satu sistem adalah satu set bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling

Page 9: ASAS.docx

tergantung yang beroperasi sebagai satu keseluruhan dalam pengejaran tujuan umum. Sistem

ini terbagi menjadi 2, sistem terbuka dan sistem tertutup.

Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan atau melakukan interasi

dengan lingkungan, sedangkan sistem tertutup (close system) adalah sistem yang tidak

berhubungan atau berinteraksi dengan ligkungannya.

            Pendekatan sistem dalam manajemen dipandang sebagai satu cara berpikir tetang

pekerjaan manajemen yang menggambakan suatu kerangka kerja untuk memvisualisasikan

elemen-elemn lingkungan internal dan eksternal sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi

dengan organisasi dan dalam pekerjaan manajer.

            Pendekatan sistem dalam manajemen memberikan suatu pendekatan penyelesaian

masalah melalui diagnose di dalam suatu kerangka kerja dari sistem organisasional yang

terdiriatas empat komponen utama yaitu:

-          Masukan (input): sumber-sumber seperti manusia, informasi, finansial, bahan, dan teknologi

yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

-          Proses transformasi (transformation process): proses mengubah masukan menjadi keluaran.

-          Keluaran (output): barang dan jasa atau hasil akhir lainnya yang dihasilkan organisasi.

-          Umpan balik (feedback): setiap informasi tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan.

            Dalam pendekatan sistem, kegiatan manajemen ditujukan untuk pengadaan sumber-

sumber (masukan), memanajemeni proses transformasi atau mengubah masukan menjadi

keluaran berupa barang dan atau jasa, menyebar keluaran kepada yang membutuhkan,

memanajemeni umpan balik dan bahkan memanajemeni lingkungan.

5.2.         Pendekatan Kontingensi

            Pendekatan kontingensi disebut juga sebagai pendekatan situasional (situational

approach) yang menekankan bahwa tindakan manajerial yang tepat tergantiing pada

parameter khusus dari situasi. Lingkungan organisasi sebagai variable kontingensi

menentukan efektifitas kegiatan manajerial dalam usaha mencapai tujuan organisasional.

Page 10: ASAS.docx

            Pendekatan kontingensi lebih dimengerti melalui analisis faktor-faktor determinan

utama yan menjadi kendala yang ada dalam organisasi-organisasi. Pendekatan ini mengakui

ada empat basis kendala yaitu lingkungan, teknologi, tugas, dan manusia.

            Kendala lingkungan berhubungan dengan berbagai faktor sosial-politik dan ekonomi

yang mungkin mempengaruhi suatu organisasi. Kendala teknologi berupa tipe dan

fleksibilitas sarana-sarana organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa. Kendala manusia

menunjuk pada kesesuaian perilaku orang dan motivasi yang bekerja dalam organisasi dan

tingkat kompetensi dari orang yang dipekerjakan oleh organisasi. Sedangkan kendala tugas

berhubungan dengan karakteristik pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja.

Bab 6. Pendekatan Klasik

                 Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat

diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen

selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk

membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam

organisasi yang terus mengalami perubahan. Salah satunya adalah dengan pendekatan klasik.

            Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen

ilmiah (scientific management) dan manajemen administratif (administrative management)

serta manajemen birokrasi (bureaucratic management) yaitu pendekatan pada studi

manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.

6.1. Aliran Manajemen Ilmiah (Scientific Management)

                Teori manajemen ilmiah adalah salah satu dari tiga bagian dasar dari teori

pendekatan klasik. Manajemen ilmiah berbagi dengan teori administrasi dan teori birokrasi

yang menekankan pada sisi logika, perintah dan hirarki dalam organisasi.

            Seperti halnya dalam teori administrasi, di dalam manajemen ilmiah terdapat

perbedaan pada praktek manajemennya. Bila teori administrasi menjelaskan cara-cara

organisasi yang harus dibangun, manajemen ilmiah lebih menjelaskan cara-cara spesifik dari

tugas organisasi yang harus dibangun untuk meningkatkan efisiensi pencapaian hasilnya.

Page 11: ASAS.docx

Tokoh yang terkenal dan paling berpengaruh dalam teori pendekatan klasik ini

adalah Frederick Winslow Taylor, seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat. Beliau

terkenal atas usahanya meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai ‘bapak manajemen

ilmiah’. Dalam bukunya yang berjudulPrinciples of Scientific Management pada tahun 1911,

Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk

menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.” Beberapa penulis

seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori

manajemen modern.

             Taylor menyatakan bahwa pengamatan ilmiah, analisis dan intervensi harus

digunakan untuk meningkatkan cara-cara di mana tugas harus diselesaikan dalam organisasi

industri. Taylor menaruh perhatian pada operasi yang tidak sistematis dari organisasi dalam

dua dekade pertama abad dua puluh

            Taylor memperkenalkan beberapa prinsip dasar dan konsep manajemen yang penting

dalam Manajemen Ilmiah yang telah melalui banyak pengujian. Di antaranya:

1.      Ilmu harus menekankan pada rule of thumb dalam memandu rancangan tugas dan aktivitas

organisasi. Efektivitas operasi organisasi harus diukur secara objektif dan ilmiah.

2.      Harmonisasi harus ditingkatkan dalam organisasi dengan menciptakan kaidah, aturan dan

peran formal anggota organisasi secara ilmiah dengan basis dan penunjukkan yang jelas.

3.      Perusahaan harus menekankan pada individualisme. Manajemen harus bekerja sama dengan

pekerja untuk memastikan bahwa tugas diselesaikan dengan sangat efisien, dan berbasis pada

cara ilmiah.

4.      Pencapaian hasil maksimum, termasuk output terbatas, harus menjadi tujuan utama

organisasi.

5.      Semua pekeja harus meningkatkan kemampuan produksi maksimum dan potensi kerjanya

sehingga dengan demikian mereka bisa mencapai efisiensi dan kesesuaian yang lebih baik.

Hal ini dapat dicapai dengan pemilihan dan pelatihan pekerja secara ilmiah untuk tugas-tugas

khusus. Hanya pekerja kelas satu yang harus diberikan pekerjaan dalam organisasi.

6.      Perlunya divisi kerja di antara manajer dan para pekerjanya. Manajer harus bertanggung

jawab atas penyelesaian tugas dimana mereka memiliki dukungan yang lebih baik untuk

Page 12: ASAS.docx

menangani tugas ketimbang yang dimiliki bawahannya. Perencanaan dan tugas administrasi

harus dilakukan oleh manajer yang terlatih dan ahli dalam

tugas, sedangkan pekerja harus diarahkan untuk menyelesaikan tugas yang dirancang oleh

manajer.

7.      Perhatian harus diberikan untuk menghilangkan semua bentukshouldering dalam aktivitas

organisasi. Anggota organisasi bekerja serius dan memberikan kemampuan yang terbaik.

8.       Pekerja harus diberi gaji atas pekerjaan yang dilakukannya melalui penggunaan piece rate.

Berdasarkan tingkat yang ditetapkan dalam studi waktu dan gerak, standar minimum

produksi harus ditentukan, dan pekerja harus dihargai menurut kemampuan standar

minimum. ‘Bonus’ kepada pekerja dapat pula diberikan jika standar produksi minimum

terlampaui.

Konsep manajemen ilmiah Taylor menekankan pentingnya struktur dan desain dalam

penyelesaian tugas organisasi. Penelitiannya memberi andil bagi pengembangan teknik

manajemen dalam standarisasi kerja, perencanaan tugas, studi waktu dan gerak, piece rate,

dan penghematan biaya dan terbentuknya bidang studi seperti pengawasan, teknik industri,

manajemen industri, dan manajemen personal.

6.2.  Manajemen Administratif 

            Manajemen administratif lahir dan berkembang seiring dengan terjadinya revolusi

industri yang menyebabkan pertumbuhan industri secara cepat sebagai akibat dari

digantikannya tenaga manusia dengan mesin. Keanekaragaman industri ini menyebabkan

organisasi perusahaan kesulitan dalam mengelola perusahaan terutama yang berkaitan dengan

ketersediaan tenaga kerja

baik yang professional maupun tenaga kerja terampil, hal ini disebabkan oleh ketidakhadiran

maupun turn over karyawan yang tinggi.

            Manajemen administratif adalah pembelajaran tentang bagaimana menciptakan

sebuah struktur organisasi dan sistem kendali yang berujung pada efisiensi dan efektifitas

yang tinggi. Sedangkan, pengertian struktur organisasi sendiri adalah sistem dari hubungan

Page 13: ASAS.docx

antara tugas dan otoritas yang mengendalikan bagaimana para karyawan menggunakan

sumberdaya-sumberdaya untuk mencapai tujuan organisasi.

            Henri Fayol, ilmuwan manajemen Perancis yang disebut juga Bapak teori manajemen

operasional mengemukakan teori administrasi dapat diterapkan pada semua bentuk organisasi

kerjasama manusia menekankan rasionalisme dan konsistensi logis. Administrasi merupakan,

suatu proses yang menyeluruh dan terdiri dari berbagai kegiatan yang berhubungan dan

bersambungan.

Manusia merupakan pertimbangan penting dalam manajemen daripada alat-alat teknik

moderen, bahasa dan sasaran ditetapkan dan dicapai melalui manusia, dengan demikian

konsep penting dalam manajemen adalah manusia, lingkungan kerja, dan hubungan diantara

mereka.

Henry Fayol merumuskan 14 prinsip administrasi yang dalam adaptasi

luas bisa diterapkan sebagai prinsip manajemen atau organisasi, yaitu:

1.      Spesialisasi/pembagian kerja

Dengan adanya spesialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan

efisiensi.

2.      Wewenang

Wewenang adalah hak dari para manajer untuk memberi perintah dan juga berhak menuntut

kepatuhan dari yang diperintah. Wewenang disatu pihak menimbulkan tanggung jawab

kepada pihak lain, yaitu tanggung jawab untuk melaksanakan perintah.

Ada dua macam wewenang yaitu: wewenang formal dan wewenang pribadi. Wewenang

formal adalah wewenang yang didapat dari atasannya untuk memberi perintah kepada orang

lain. Wewenang pribadi adalah wewenang yang didapat oleh seseorang karena

pengetahuannya, pengalamannya, dan sebagainya.

3.      Disiplin

Prinsip ini menekankan bahwa anggota organisasi harus menghormati aturan dan kesepakatan

yang mengatur organisasi itu.

4.      Kesatuan Komando

Setiap orang dalam organisasi hanya menerima perintah dari satu atasan saja.

Page 14: ASAS.docx

5.       Kesatuan arah

Hanya ada satu orang pimpinan dengan satu rencana untuk semua kegiatan kelompok

organisasi dalam mencapai tujuannya.

6.       Kepentingan umum di atas kepentingan pribadi

Semua anggota organisasi harus selalu mendahulukan kepentingan organisasi daripada

kepentingan pribadinya. Hal ini harus dilakukan karena tanpa adanya komitmen seperti itu,

suatu organisasi tidak dapat maju dan berkembang.

7.      Pemberian upah

Pemberian upah ini harus sesuai dengan usaha yang telah dikeluarkan dan sedapat mungkin

memuaskan kedua belah pihak.

8.      Sentralisasi

Adanya pemusatan kekuasaan, yaitu pada top manager. Prinsip ini hanya berlaku di

perusahaan kecil. Pada perusahaan besar biasanya diterapkan desentralisasi.

9.      Rantai skala

Menunjukkan garis wewenag dalam organisasi yang menunjukkan kedudukan dari pimpinan

puncak sampai ketingkat bawah. Garis wewenang ini harus merupakan rantai komunikasi

yang berjalan lancar dari atas sampai ke bawah dan sebaliknya.

10.  Ketertiban

Maksud dari prinsip ini adalah manusia dan bahan-bahan harus berada ditempat dan pada

waktu yang tepat.

11.  Keadilan

Maksud prinsip ini adalah para manajer harus bersikap adil terhadap semua bawahannya

dalam setiap hal.

12.  Kestabilan organisasi

Organisasi harus menjaga supaya turn over yang terjadi tidak terlalu tinggi, karena tidak baik

untuk kelancaran kegiatan perusahaan.

13.  Inisiatif

Setiap anggota dalam organisasi berhak diberi kesempatan membuat rencana dan

melaksanakannya.

Page 15: ASAS.docx

14.  Semangat kesatuan

Harus diciptakan rasa bangga terhadap organisasinya, karena dapat meningkatkan persatuan.

6.3.  Manajemen Birokrasi

           

            Max Weber menyadari bahwa bentuk ‘birokrasi yang ideal’ itu tidak ada dalam

realita. Weber menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya

sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam

kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi

besar sekarang ini.

            Max Weber menulis pada permulaan abad 19 dan telah mengembangkan

sebuah model struktural yang ia katakan sebagai alat yang paling efisien bagi

organisasi-organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Ia menyebut struktur

ideal ini sebagai birokrasi. Struktur tersebut ditandai dengan adanya pembagian

kerja, sebuah hirarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal,

peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan hubungan pribadi

(impersonal). Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak

organisasi besar sekarang ini.

            Weber mengemukakan pokok-pokok pikirannya tentang birokrasi dalam

organisasi modern, sebagai suatu tipe khusus sebuah struktur sebagi berikut:

1.      Pemerintahan yang bersih atau memiliki aturan kegiatannya atau aktivitasnya

dilakukan secara khusus atau spesialisasi staf administrasi (tidak sama seperti

bentuk tradisional dimana penyerahan tugas-tugas dilakukan oleh pemimpin dan

dapat dirubah kapan saja)

2.      Organisasi mengikuti prinsip hirarki, sub-koordinat taat terhadap tata tertib atau

kekuasaan, tetapi memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat (berbeda dengan

otoritas dalam struktur tradisional).

3.      Maksud (intensial), keputusan yang mengatur aturan yang abstrak, tindakan,

dan keputusan selalu stabil, mendalam, dan dapat dipahami. Ketetapannya

terarsipkan secara permanen (di dalam bentuk tradisional hukum bersifat kurang

tegas atau tidak direkam secara tertulis).

Page 16: ASAS.docx

4.      Pengertian produksi atau administrasi adalah sebagai akktifitas perkantoran.

Kepemilikan pribadi terpisah dari kepemilikan kantor (dinas).

5.      Pegawai diseleksi berdasarkan tehnik kualifikasi bukan dipilih begitu saja tanpa

spesialisasi yang jelas. Mereka diberi kompensasi berupa imbalan dan penalti

sesuai aturan.

6.      Jabatan pada organisasi merupakan suatu karier yang permanen. Pegawai

merupakan pekerja full-time dan berpandangan ke depan kepada suatu

kehidupan karier yang panjang.

Sesudah beberapa periode mereka mendapatkan kenaikan atau promosi jabatan

dan dilindungi dari pemecatan yang sewenang-wenang.

            Gambaran tersebut merupakan tipe ideal dari birokrasi sebagai suatu

model yang disederhanakan yang di fokuskan pada sisi yang paling penting.

Thompson (1967) mendukung pendapat Weber dengan berpendapat bahwa

tujuan hakiki dari administrasi adalah mengurangi ketidak pastian, tetapi tidak

pula mengurangi fleksibilitas organisasi. Weber menyadari bahwa bentuk

“birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita.

            Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud

menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan

dapat dilakukan dalam kelompok besar.

Adapun Kelemahan-kelemahan dalam birokrasi yaitu:

a. Penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional.

b. Terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hierarki.

c. Kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi.

d. Berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi.           

            Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam birokrasi sebenarnya tidak berarti bahwa

birokrasi adalah satu bentuk organisasi yang negatif, tetapi seperti dikemukakan oleh K.

Merton lebih merupakan bureaucratic dysfunction dengan ciri utamanya trained incapacity.

            Usaha untuk memperbaiki penampilan birokrasi diajukan dalam bentuk teori birokrasi

sistem perwakilan. Asumsi yang dipergunakan adalah bahwa birokrat di pengaruhi oleh

Page 17: ASAS.docx

pandangan nilai-nilai kelompok sosial dari mana ia berasal. Pada gilirannya aktivitas

administrasi diorientasikan pada kepentingan kelompok sosialnya. Sementara itu, kontrol

internal tidak dapat dijalankan. Sehingga dengan birokrasi sistem perwakilan diharapkan

dapat diterapkan mekanisme kontrol internal.   

            Teori birokrasi sistem perwakilan secara konseptual amat merangsang, tetapi tidak

mungkin untuk diterapkan. Karena teori ini tidak realistik, tidak jelas kriteria keperwakilan,

emosional dan mengabaikan peranan pendidikan.

            Menurut pendapat Robert Presthus birokrasi tetap diperlukan. Karena ternyata

birokrasi merupakan satu bentuk organisasi yang amat adaptif terhadap program-program

yang berbeda.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ulber, Silalahi,2002, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manejemen, Mandar Maju.

http://blog.unand.ac.id/sumberilmu/2010/11/27/teori-manajemen-dan-organisasi/ 9/16/2011

, 21.17 PM

http://onlyhadi.wordpress.com/2010/03/05/konsep-administrative-dan-behavior-management/

http://www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=151:teori -

manajemen-administratif-&catid=58:pengantar-manajemen&Itemid=54 9/16/2011, 21.00

PM

http://enikkirei.multiply.com/journal/item/115/TEORI_BIROKRASI_MAX_WEBER

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Manajemen%20Ilmiah%20_%20Nur%20Alam

%20MN.htm  9/13/2011, 13.15 PM

http://omusu.blogspot.com/2008/11/manajemen-ilmiah-dari-frederick-taylor.html

http://kerajaan-semut.blogspot.com/2010/03/teori-birokrasi.html

Page 18: ASAS.docx

sumber