asam pektinat
TRANSCRIPT
TUGAS ILMU TEKNOLOGI PANGAN
BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
(ASAM PEKTINAT)
disusun oleh :
Addina Rizky Fitriyanti 22030111130055
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pektin adalah suatu komponen serat yang terdapat pada lapisan lamella
tengah dan dinding sel primer pada tanaman. Pektin merupakan asam
poligalakturonat yang mengandung metil ester. Pektin merupakan pangan
fungsional bernilai tinggi yang berguna secara luas dalam pembentukan gel dan
bahan penstabil pada sari buah,bahan pembuatan jelly, jam dan marmalade.
Konsentrasi pektin berpengaruh terhadap pembentukan gel dengan tingkat
kekenyalan dan kekuatan tertentu.
Pektin terdapat hampir pada semua tumbuhan tingkat tinggi, terdapat
pada dinding sel lapisan-lapisan antar sel. Fungsi utama adalah sebagai perekat.
penggunaan pektin dalam makanan, pektin harus larut seluruhnya untuk
menghindari pembentukkan gel yang tidak merata. Pektin dapat ditambahkan
pada rekonstitusi air buah untuk memperoleh konsistensi keadaan aslinya.
Pektin secara luas berguna sebagai bahan tekstur dan pengental dalam
makanan dan mampu membungkus logam berat dan juga sebagai bahan
tambahan produk susu terfermentasi. Selain itu rantai sisi pektin yang komplek
mempunyai aktivitas anti kanker dan senyawa bioaktif lainnya. Kondisi ekstraksi
pektin berpengaruh terhadap karakteristik pektin dan sifat fisik pektin tergantung
dari karakteristik kimia pektin. Suhu yang tinggi selama ekstraksi dapat
meningkatkan rendemen pektin. Selain dapat membentuk tekstur gel, pektin
dapat meningkatkan viskositas dan menstabilkan sistem emulsi.
Sifat-sifat pektin ini yang menjadi latar belakang penggunaannya sebagai
zat aditif pada industri makanan dan farmasi. Sumber potensial pektin di negara
berkembang antara lain berasal dari daun tembakau, mangga, jambu biji,
papaya, kopi, dan coklat. Dan dari setiap jenis buah memiliki kandungan pektin
yang bervariasi.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana deskripsi mengenai asam pektinat?
2. Bagaimana aplikasi asam pektinat dalam bahan pangan?
3. Bagaimana pengaruh asam pektinat dalam kesehatan?
4. Bagaimana regulasi dalam asam pektinat?
III. TUJUAN
1. Mengetahui deskripsi mengenai asam pektinat
2. Mengetahui aplikasi asam pektinat dalam industri pangan, industri farmasi
maupun industri kosmetik
3. Mengetahui pengaruh asam pektinat dalam kesehatan
4. Mengetahui regulasi dalam penggunaan asam pektinat
IV. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan asam pektinat
2. Mahasiswa dapat mengetahui aturan dalam penggunaan asam pektinat
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dan efek samping dalam penggunaan
asam pektinat
PEMBAHASAN
ASAM PEKTINAT
I. DESKRIPSI MENGENAI ASAM PEKTINAT
Pektin merupakan suatu kompleks turunan karbohidrat koloidal yang
diekstrak dari jaringan tanaman. Secara umum, kelompok senyawa pektin
disebut substansi pektat, sementara istilah pektin lebih menggambarkan suatu
produk komersial. Didalam tata nama yang dikeluarkan oleh American Chemical
Society, istilah pektin digunakan secara umum sebagai asam pektinat yang larut
dalam air dan memiliki kemampuan dalam pembentukan gel dengan adanya
gula dan asam atau pada kondisi yang sesuai.1
Gambar1. Rumus Molekul Pektin
Komponen utama dari senyawa pektin adalah asam D-galakturonat tetapi
terdapat juga D-galaktosa, L-rabinosa, dan L-rhamninosa dalam jumlah
bervariasi dan kadang-kadang terdapat gula-gula lain dalam jumlah kecil. Apel
dan kulit jeruk adalah bahan baku yang sering digunakan dalam produksi pectin
komersial. Kedua bahan baku tersebut tersedia cukup melimpah sebagai limbah,
juga mengandung kadar pektin yang cukup tinggi. kandungan pektin rata-rata
untuk buah-buahan berdasarkan berat basah adalah 0,5 %.
Kandungan pektin di dalam tanaman berbeda-beda tergantung pada
sumber dan metoda ekstraksi yang dilakukan. Perubahan kandungan pektin ini
terjadi pula selama proses pematangan, setelah pemanenan atau pada
penyimpanan. Umumnya pektin di dalam buah pada awal pertumbuhan hampir
termetoksilasi sempurna dengan berat molekul yang tinggi. sejalan dengan
pertumbuhan dan pematangan buah, enzim pektinesterase dan
polygalakturonase menghidrolisis pektin menjadi polimer yang lebih kecil dengan
kandungan metoksil yang lebih rendah, kandungan karboksil yang lebih tinggi
dan berat molekul yang lebih rendah.3
Sifat pektin antara lain dapat terekstraksi oleh air panas, asam,
ammonium okasalat. Asam yang biasanya digunakan untuk mengekstraksi
pektin ini antara lain adalah asam sulfat, asam klorida, asam nitrat dan asam
sitrat. Polisakarida ini dapat mengendap dengan adanya pelarut organik yang
bercampur baik dengan air seperti methanol, etanol, aseton dan propanol.
Larutan asam akan menghidrolisis ikatan ester dan ikatan glikosida dari
pektin diikuti saponifikasi pada temperatur rendah atau diikuti dengan
depolimerisasi pada temperatur tinggi. Larutan asam yang sangat kuat akan
mengkibatkan degradasi dari molekul pektin. Sedangkan larutan alkali dapat
memutuskan ikatan ester tanpa disertai depolimerisasi pada temperatur rendah,
sedangkan pada temperature ruangan terjadi depolimerisasi melalui eliminasi β.
Pektin dalam air dapat membentuk larutan kental. Kekentalan larutan
pektin ini tergantung pada berat molekul dan dipengaruhi oleh konsentrasi
elektrolit, pH dan derajat esterifikasi. Derajat esterifikasi ini mempengaruhi
viskositas larutan pectin. Gugus karboksil dari pektin metoksil tinggi terionisasi
dengan naiknya pH. Akibatnya timbul tolakan elektrostatik yang dapat
memperpanjang rantai sehingga lebih banyak interaksi intermolekuler dan
akhirnya viskositasnya naik. Gugus karboksil memberikan kontribusi pada
kerakteristik gel dari pektin. Di atas pH 3,5 gugus karboksil yang terionisasi
sebesar 40% sehingga sulit membentuk gel karena terjadi tolakan dari gugus-
gugus yang bermuatan negatif. Sedangkan dibawah pH 3,5 gel dapat mudah
terbentuk. Gula atau gugus hidroksil yang serupa diperlukan untuk mengurangi
solvasi molekul pektin.3
Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam
pektat. Dalam bentuk garam, pektin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula
dan asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah asam pektinat
yang sebagian besar gugusan karboksilnya bebas tidak teresterkan. Pektin
dengan metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua.
Untuk membentuk gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi (biasanya gula)
dan harus ditambahkan asam dengan jumlah yang cocok.4
Mc Cready dan Owen membuat klasifikasi pektin berdasar derajat
esterifikasi dari asam anhidrogalakturonat menjadi tiga jenis yaitu radip set, slow
set dan metoksil rendah. Rapid set merupakan pektin dengan derajat esterifikasi
lebih dari 70% dengan pH optimum pembentukan gel 3,0-3,4 dan dapat
menghasilkan gel yang kuat dalam waktu yang cepat. Slow set adalah pektin
dengan derajat esterifikasi 50% sampai 70% dan akan membentuk gel dengan
pH optimum 2,8-3,1 dalam waktu yang lebih lama daripada rapid set. Sedangkan
metoksil rendah merupakan pektin dengan derajat esterifikasi kurang dari 50%
dan dapat membentuk gel yang baik dengan penambahan kation bivalen seperti
kalsium.3
Martin glicksman membuat klasififikasi yang lebih sederhana dengan
berdasarkan kadar metoksil dari pektin yaitu:
1. Pektin regular atau pektin metoksil tinggi (pektin MT) dengan kadar
metoksil 7 sampai 12%
2. Pektin metoksil rendah (pektin MR) dengan kadar metoksil kurang dari
7%
II. PENGGUNAAN ASAM PEKTINAT
Pektin digunakan sebagai pembentuk jeli, selai, pengental, dan
dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai obat diare (National Research
Development Corporation 2004). Pektin cukup luas dan banyak kegunaannya
baik dalam industri pangan maupun nonpangan. Pektin berkadar metoksil tinggi
digunakan untuk pembuatan selai dan jeli dari buah-buahan, pembuatan
kembang gula bermutu tinggi, pengental untuk minuman dan sirup buah-buahan,
serta digunakan dalam emulsi flavor dan saus salad.
Pektin dengan kadar metoksil rendah biasa digunakan dalam pembuatan
saus salad, puding, gel buah-buahan dalam es krim, selai, dan jeli. Pektin
berkadar metoksil rendah efektif digunakan dalam pembentukan gel saus buah-
buahan beku karena stabilitasnya yang tinggi pada proses pembekuan, thawing
dan pemanasan, serta digunakan sebagai penyalut dalam banyak produk
pangan.
Pektin memiliki potensi juga dalam industri farmasi, yaitu digunakan dalam
penyembuhan diare dan menurunkan tingkat kolesterol darah. Pektin bisa
digunakan sebagai zat penstabil emulsi air dan minyak. Pektin juga berguna
dalam persiapan membran untuk ultrasentrifugasi dan elektrodialisis. Dalam
industri karet pektin berguna sebagai bahan pengental lateks. Pektin juga dapat
memperbaiki warna, konsistensi, kekentalan, dan stabilitas produk yang
dihasilkan.2
Pektin MT akan membentuk gel dengan adanya gula dan asam pada
konsentrasi yang tepat. Larutan pektin 0,3-0,4% membentuk gel dengan cepat
bila pH diatur 2,0-3,5 dan konsentrasi gula 60-65%, bahkan pada temperatur
yang mendekati titik didihnya. Gel dari pektin MT terbentuk akibat adanya ikatan
hidrogen atau tarikan elektrostatik. Pembentukan gel jenis ini memerlukan zat
pendehidrasi seperti gula, alkohol atau gliserol dengan konsentrasi lebih dari
atau sama dengan 50% dan pH kurang dari sama dengan 3,5. Berbeda dengan
pektin MT, pektin MR tidak terlalu dipengaruhi oleh pH atau bisa dikatakan gel
dari pektin MR dalam aplikasinya dapat terebentuk pada interval pH yang cukup
lebar. Walaupun demikian pektin MR ini sensitif terhadap kation bivalen akan
berikatan dengan gugus karboksil bebas dari asam anhidrogalakturonat. Pektin
MR dapat membentuk gel tanpa adanya gula, tapi keberadaan sejumlah kecil
gula ( 10%-20%) akan memberikan tekstur gel yang baik sedangkan
konsentraasi gula yang terlalu tinggi akan mengganggu pembentukan gel.
Pektin mempunyai kemampuan sebagai pembentuk gel, pengental dan
stabilisator sehingga banyak digunakan dalam berbagai industri makanan dan
farmasi. Pektin MT biasa digunakan dalam industri selai, jeli, jus/sari buah, buah
kalengan, susu dan gula-gula. Sedangkan pektin MR selain digunakan dalam
industri saus buah kalengan, es krim, puding dan makanan yang dibekukan.
Didalam industri farmasi, pektin digunakan sebagai salah satu campuaran obat
anti diare, dapat mengurangi kolestrol darah dan kadar gula penderita diabetes
serta untuk pertahanan viskositas obat sirup.3,9
III. RESIKO KESEHATAN
Pektin merupakan salah satu tipe serat pangan yang bersifat larut dalam
air, karena merupakan serat yang berbentuk gel, pektin dapat memperbaiki otot
pencernaan yang mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan. Pektin
mempunyai kemampuan menggumpalkan toksin dan meningkatkan fungsi
fisiologi dari saluran pencernaan dengan membentuk daerah permukaan yang
terdiri dari misel-misel (partikel ultramikroskopik) sehingga dapat melindungi dan
melapisi mukosa saluran pencernaan dari erosi asam lambung.4 Sehingga dapat
menurunkan resiko kanker pada kolon.
Pektin juga dikenal sebagai antikolestrol karena dapat mengikat asam
empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme kolestrol. Makin banyak asam
empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh, makin banyak
kolestrol yang dimetabolisme sehingga pada akhirnya kolestrol menurun
jumlahnya. Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus,
memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dari usus. Serat
larut pun ternyata mampu memperlambat masuknya glukosa dari pencernaan
karbohidrat ke aliran darah. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengontrol penyakit
kencing manis.5-6
Dari penelitian yang dilakukan pada mencit dengan konsumsi pektin
selama seminggu menunjukkan bahwasanya mencit yang diberi perlakuan
dengan pektin mempunyai rata-rata kolestrol darah yang berdistribusi normal
dan lebih normal dibandingkan dengan mencit yang tanpa perlakuan . Dan hal ini
berpengaruh pada berat organ hati, pada hati mencit dengan perlakuan
pemberian pektin mengalami penurunan atau memiliki berat organ hati yang
normal sedangkan pada mencit yang tidak diberi perlakuan memiliki berat organ
hati yang abnormal karena keeratan kolerasi kadar kolestrol dengan berat hati
kuat dan kolerasinya positif yang berarti jika kadar kolestrol tinggi berat hati tinggi
sedangkan jika kadar kolestrol rendah maka berat hati juga rendah. 7
IV. REGULASI
Salah satu bahan tambahan makanan (BTM) yang dijinkan digunakan
pada makanan berdasarkan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1998 adalah
pengemulsi, pemantap, pengental, yaitu BTM yang dapat membantu
terbentuknya dan memantapka, sistem diversi yang homogen pada makanan.
Contohnya: agar, ammonium alginat, gelatin, pektin
Pektin Penggunaan Dosis
Krim dan sejenisnya 10g/kg (tunggal atau
campuran dengan
pemantap lain)
Yogurt beraroma dan
produk lain yang
dipanaskan setelah
terfermentasi
5g/kg (tunggal atau
campuran dengan
pemantap lain)
Sayuran kalengan yang
mengandung mentega,
lemak dan minyak
10g/kg (tunggal atau
campuran dengan
pemantap atau pengental
lain)
Krim pasteurisasi atau
sterilisasi
5g/kg (tunggal atau
campuran dengan
pengental lain)
Minuman hasil olahan 10g/kg
Susu, minuman ringan 500mg/kg
Sirup 2,5g/kg
Sumber: Peraturan Menkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 8
KESIMPULAN
Pektin secara luas berguna sebagai bahan tekstur dan pengental dalam
makanan dan mampu membungkus logam berat dan juga sebagai bahan
tambahan produk susu terfermentasi. Konsentrasi pektin berpengaruh terhadap
pembentukan gel dengan tingkat kekenyalan dan kekuatan tertentu. Selain dapat
membentuk tekstur gel, pektin dapat meningkatkan viskositas dan menstabilkan
sistem emulsi.
Pektin cukup luas dan banyak kegunaannya baik dalam industri pangan
maupun nonpangan. Pektin berkadar metoksil tinggi digunakan untuk pembuatan
selai dan jeli dari buah-buahan, pembuatan kembang gula bermutu tinggi,
pengental untuk minuman dan sirup buah-buahan, serta digunakan dalam emulsi
flavor dan saus salad. Pektin dengan kadar metoksil rendah biasa digunakan
dalam pembuatan saus salad, puding, gel buah-buahan dalam es krim, selai,
dan jeli. Pektin memiliki potensi juga dalam industri farmasi, yaitu digunakan
dalam penyembuhan diare dan menurunkan tingkat kolesterol darah.
SARAN
1. Berdasarkan kajian tentang asam pektinat yang berfungsi sebagai pengental maka bahan ini sering ditambahkan dalam pembuatan selai, jeli, ,marmalade, saus salad dll
2. Asam pektinat merupakan salah satu bentuk serat sehingga baik untuk pencernaan
DAFTAR PUSTAKA
1. A Mediya. Pengaruh Jumlah Pengendap Dan Alat Pengering Pada Proses
Pembuatan Pektin Berbahan Baku Kulit Jeruk manis. (Tesis) Institut
Pertanian Bogor; 2003
2. O Farobie. Pembuatan Dan Pencirian Pektin Asetat. (Tesis) Institut
Pertanian Bogor; 2006
3. T Rosmiati. Isolasi Identifikasi Pektin Dari Labu Siam (Sechium Edule SW)
(Tesis) Universitas Diponegoro; 2000
4. K Umi. Pengaruh Buah Pisang Raja (Musa sapientum) Dalam mengurangi
Timbulnya Ulkus Peptikum Pada Lambung Tikus (Rattus norvegicus)
Galur Wistar Yang Diinduksi Indometasin (Tesis) Universitas Brawijaya
Malang; 2008
5. Yulianti S. Khasiat Dan Manfaat Apel. Jakarta: Agro Media
6. P. Ide. Health Secret of Dragon Fruit. Jakarta: PT Elex Media Komputindo;
2009
7. A Sussi. Pengaruh Pemberian Pektin Kulit Jeruk Lemon Dalam Ransum
Terhadap Kadar Kolestrol, Trigliserida, LDL Dan HDL Serum Tikus.
(Tesis) Universitas lampung; 2010
8. S Cahyo, H Diana. Bahan Tambahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius;
2006
9. Winarno. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
2004