asam jengkolat

21
Discovering Learning 1 BSN 3 Pemicu 3 “Asam Jengkolat” Oleh: Feby Fitriatus (11141040000027) Imas Meilia H (11141040000043) Luluk Nafisah (11141040000006) Khoir Ni’matu Z (11141040000028) Nazilatul Habibah F (11141040000010) Sulistyawati (11141040000019) Syifa Ramadiana (11141040000039) Puspita Sari (11141040000040)

Upload: dinikhaeranianjellic

Post on 09-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

semoga bermanfat

TRANSCRIPT

Discovering Learning 1 BSN 3Pemicu 3 Asam Jengkolat

Oleh:Feby Fitriatus (11141040000027) Imas Meilia H (11141040000043)Luluk Nafisah (11141040000006)Khoir Nimatu Z (11141040000028)Nazilatul Habibah F (11141040000010)Sulistyawati (11141040000019)Syifa Ramadiana (11141040000039)Puspita Sari (11141040000040)Putri Nur Afiani (11141040000005)Yoyoh Rokayah (11141040000034)

6

Kata PengantarPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Ciputat, 26 Maret 2015

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar1Daftar Isi2BAB I Pendahuluan31.1Latar Belakang31.2 Rumusan Masalah41.3 Metode Penulisan41.4 Tujuan Penulisan4BAB II Pembahasan5BAB III Penutup113.1 Kesimpulan113.2 Saran11DAFTAR PUSTAKA12

BAB I Pendahuluan1.1 Latar BelakangNama Pithecellobium jiringa, Pithecellobium lobatum atau Archidendron jiringa mungkin terdengar kurang akrab di telinga kita, tetapi jika disebutkan nama jengkol, sebagian besar masyarakat Indonesia tentu mengenalnya. Jengkol merupakan tanaman yang seringkali dimanfaatkan bijinya untuk dikonsumsi.Walaupun mempunyai aroma yang kurang sedap, jengkol banyak digemari tidak hanya oleh masyarakat Indonesia, namun juga oleh sebagian masyarakat di Malaysia, Thailand, dan juga Filipina. Di Indonesia, jengkol dikenal dengan banyak nama antara lain jengkol (Jawa), jaring (Sumatera), kicaang (Sunda), blandingan (Bali), jering atau jiring (Melayu), jaawi (Lampung), dan lubi (Sulawesi). Biji jengkol biasanya diolah dan dikonsumsi dalam bentuk emping, semur, sambal goreng, rendang, urap atau lalapan mentah. Selain bijinya yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan, jengkol juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan.Kulit batang tanaman jengkol secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit gigi, sedangkan daunnya digunakan untuk mengobati luka dan kudis.Selain itu, jengkol juga digunakan pada penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi. Kandungan Nutrisi dalam Biji Jengkol Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam biji jengkol terkandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh antara lain karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, dan besi. Kadar protein dalam biji jengkol (23,3 gram per 100 gram bahan) melebihi kadar protein dalam tempe (18,3 gram per 100 gram bahan) sehingga jengkol dapat menjadi sumber protein nabati. Namun, selain kandungan nutrisi tersebut terdapat kandungan senyawa dalam jengkol yang berisiko dapat menimbulkan keracunan yaitu asam jengkolat. Asam jengkolat atau jengkolic acid (S,S-methylenebicysteine) merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. Adanya unsur sulfur ini menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap.1.2 Rumusan Masalah1. Apa Definisi dari Asam Jengkolat?2. ApaPenyebab Mengkonsumsi Jengkol?3. ApaGejala Keracunan Asam Jengkolat?4. Bagaimana Patofisiologi Gagal Ginjal Akut pada Keracunan Jengkol?5. Bagaimana Diagnosis Keracunan Asam Jengkolat?6. Bagaimana Penatalaksanaan Keracunan Asam Jengkolat?7. Bagaimana Komplikasi Keracunan Asam Jengkolat?8. Bagaimana Prognosis Keracunan Asam Jengkolat?9. Bagaimana Pencegahan Terhadap Keracunan Jengkol?1.3 Metode PenulisanPembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu mengumpulkan materi-materi dan informasi melalui buku-buku, jurnal, artikel, dan sebagainya.1.4 Tujuan PenulisanMakalah ini dibuat untuk :1. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai asam jengkolat.2. Untuk mengetahui kandungan apasaja yang berada dijengkol.3. Untuk mendapatkan informasi mengenai apa saja penyebab memakan jengkol bagi kesehatan.4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi pasien yang mengalami gangguan pada urinenya akibat asam jengkolat.5. Untuk mengetahui cara pencegahan terhadap keracunan jengkol.

BAB II Pembahasan2.1 DefinisiAsam Jengkolat Asam jengkolat merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. Adanya unsur sulfur ini, menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap. Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang diikat oleh satu gugus metil pada atom belerangnya.Sifatnya sangat sukar larut dalam air, sedikit larut dalam asam atau basa, mudah mengkristal pada ginjal manusia. Pada keadaan asam, kristal asam jengkolat sangat mudah terbentuk. Asam inilah yang bertanggung jawab terhadap gangguan pembuangan urin yang dikenal sebagai jengkolan. Kejengkolan terjadi karena asam jengkol akan mengendap membentuk Kristal jarum-jarum halus apabila bertemu dengan urin yang asam.Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol bervariasi, tergantung varietas dan usia bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam jengkolat relatif lebih sedikit daripada biji yang sudah tua.Pada biji jengkol tua terkandung asam jengkolat 1-2% dari berat bijinya. Sebutir biji jengkol mentah dengan berat 15 gram dapat mengandung sekitar 0,15 0,30 gram asam jengkolat.

2.2 Penyebab Mengkonsumsi Jengkol Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. Namun demikian tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan mengalami keracunan karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya tahan tubuh seseorang, dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara memasaknya. Seseorang yang mengkonsumsi jengkol dalam kondisi lambung yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan. Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa.Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal.Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat nefrotoksik atau toksik terhadap ginjal.2.3 Gejala Keracunan Asam Jengkolat Seseorang yang mengkonsumsi jengkol umumnya akan menghasilkan bau jengkol pada napas, mulut, dan urinnya. Keluhan gejala akibat keracunan umumnya timbul 5-12 jam setelah seseorang mengkonsumsi jengkol.Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah, serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan berkemih), dan hematuria (darah di dalam urin). Adanya darah dalam urin disebabkan oleh adanya luka pada lambung, saluran kemih, bahkan ginjal akibat terkena kristal asam jengkolat yang tajam. Jika berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase oliguri-anuria (pengeluaran urin yang sangat sedikit hingga tidak dapat keluar), yang kemudian diikuti dengan fase poliuria (volume urin yang sangat besar dalam periode tertentu).Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop di laboratorium, dapat ditemukan hablur asam jengkolat berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.2.4 Patofisiologi Gagal Ginjal Akut pada Keracunan JengkolGagal ginjal akut yang terjadi pada keracunan jengkol termasuk gagal ginjal renal yang disebabkan oleh obstruksi intra renal akibat deposisi Kristal asam jengkol pada ginjal.Menurut Oen L.H. dari Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, keracunan jengkol merupakan salah satu sebab gagal ginjal akut (acute kidney disease).Telah disepakati oleh para peneliti bahwa keracunan jengkol disebabkan oleh pengendapan Kristal-kristal asam jengkolat di dalam saluran-saluran traktus urogenitalis, sehingga menyebabkan penyumbatan mekanis.Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.Di dalam ginjal molekul asam jengkol dapat melewati membrane semipermeable dari glomerulus. Dari penelitian-penelitian dengan cara ultrafiltrasi dan dialisa keseimbangan diperoleh bukti-bukti bahwa asam jengkolat di dalam darah terdapat dalam bentuk larut, yaitu terikat dengan albumin serum. Albumin sendiri tidak dapat melewati membrane ini oleh karena memiliki molekul yang terlampau besar.Jadi kompleks albumin serum dan asam jengkol berdisosiasi sehingga menghasilkan albumin serum dan asam jengkol bebas dan asam jengkol yang bebas ini melewati membrane glomerulus. Masih terdapat kemungkinan bahwa selain filtrasi lewat glomerulus tejadi juga sekresi asam jengkol secara aktif lewat tubuli ginjal, akan tetapi hal ini masih perlu pembuktian lebih lanjut.Ditemukannya berbagai zat yang seharusnya tidak larut dalam air akan tetapi dapat diangkut dalam keadaan larut oleh darah memang bukan hal yang baru. Telah diketahui sejak lama, bahwa zat-zat yang hanya dapat larut dalam lemak atau pelarut-pelarut lemak, seperti carotene, bilirubin, steroid dan berbagai jenis obat bereaksi dengan protein dalam darah membentuk kompleks yang larut dalam darah, sehingga memungkinkan pengangkutannya. Ikatan semacam ini bukan merupakan ikatan kimia, akan tetapi lebih berupa ikatan fisik yang mudah terurai kembali tergantung dari suasana lingkungan.Menurut hasil penelitian yang dilakukan pakar medis asal Jerman, dalam sekeping biji jengkol terdapat ikatan organic yang disebut asam jengkol atau jengkolic acid.Asam jengkol ini bersifat amphoter, bisa berbentuk ion pada reaksi biasa, tapi juga bersifat molekul netral pada reaksi netral (dengan pH sekitar 7). Ion asam jengkol sedikit larut pada reaksi asam dan reaksi basa., tetapi menjadi Kristal yang tidak larut di dalam air pada pH netral.Asam jengkol yang sekarang terdapat dalam ultrafiltrat mudah sekali menghablur menjadi Kristal oleh karena tidak terdapat lagi protein yang membuatnya lenih larut seperti terjadi di dalam darah.Apalagi di dalam perjalanan selanjutnya terjadi penyerapan kembali sejumlah air oleh bagian menurun dari lengkung Henle. Kesemuanya ini menyebabkan asam jengkol mencapai titik kejenuhan (oversaturated) dan mengendaplah asam jengkol menjadi Kristal-kristal berbentuk jarum-jarum yang tajam.Kristal asam jengkol itu berbentuk jarum mikroskopik yang sangat tajam kedua ujungnya.Bentuknya seperti jarum-jarum halus.Ujung jarum yang luar biasa tajam ini menusuk-nusuk dinding saluran air seni, sehingga menimbulkan rasa sakit dan pegal luar biasa.Tusukan-tusukan itu juga yang membuat saluran buang air seni mengkerut, sehingga jarum mikroskopik dapat menusuk lebih dalam dan lebih dalam lagi.Setelah itu, terjadilah penyumbatan air seni, sebuah gejala dengan anuria (tidak keluar kencing).Lazimnya, luka bekas tusukan itu juga mengeluarkan darah sehingga menyebabkan hematuria alias kencing darah. Memang, setelah melalui masa-masa menyakitkan selama berjam-jam, lambat laun air seni akan kembali normal. Endapan Kristal asam jengkolpun larut kembali, diikuti oleh hilangnya rasa sakit.2.5 DiagnosisPenetapan diagnosis keracunan jengkol bagi seorang dokter yang pernah melihat kasus keracunan jengkol dan pernah mencium bau khas jengkol memang tidak terlalu sulit. Anamnesa yang cukup teliti akan mengungkapkan bahwa gejala-gejala keracunan timbul beberapa waktu setelah memakan buah jengkol.Gejala paling umum ditandai dengan nyeri perut, kadang disertai muntah, adanya serangan kolik pada waktu berkemih, munculnya gangguan pengeluaran urin dan hematuria.Volume air kemih juga berkurang bahkan sampai terjadi anuria.Kadang-kadang terdapat hematuria.Napas, mulut, dan urin berbau jengkol. Pada keracunan yang lebih berat, penderita bahkan tidak bisa kencing sama sekali.Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop dapat ditemukan hablur asam jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.2.6 Penatalaksanaan Keracunan Asam Jengkolat Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut, atau sakit pinggang) penderita tidak perlu dirawat, cukup dianjurkan agar banyak minum air serta memberikan natrium bikarbonat saja (air bersoda).Bila gejala penyakit sudah pada tahap lebih berat (oliguria, hematuria, anuria dan tidak dapat minum) penderita perlu dirawat dan diberi infus natrium bikarbonat dalam larutan glukosa 5 persen. Sedangkan jika terjadi gagal ginjal akut, penderita harus diberi minum bikarbonat lewat infus dengan dosis sesuai analisis gas darah.Pengobatan keracunan jengkol dilakukan dengan pemberian cairan melalui infus dengan maksud membangkitkan kembali diuresis. Penambahan natrium bikarbonat akan mempermudah larutnya kembali Kristal-kristal asam jengkol untuk diekskresikan dengan urin.Tindakan yang dilakukan di rumah sakit berupa: a. Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support).b. Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena kondisi pasien dapat memburuk secara tiba-tiba dan berat.c. Memberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan untuk mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.d. Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal asam jengkolat.e. Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium bikarbonat melalui infus dengan dosis yang disesuaikan hasil analisis gas darah.2.7 KomplikasiKomplikasi yang sering terjadi pada keracunan jengkol adalah terjadinya gagal ginjal akut, perdarahan pada saluran kencing (hematuria), kesulitan didalam berkemih dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria sampai anuria).2.8 PrognosisPrognosis gagal ginjal akut pada keracunan jengkol umumnya baik.Dengan penanganan yang tepat ginjal dapat kembali berfungsi dengan normal.Belum ada data yang menyebutkan bahwa terdapat kasus orang yang meninggal karena keracunan jengkol.2.9 Pencegahan terhadap keracunan jengkolUntuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengkonsumsi jengkol, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:a. Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau jangan disertai makanan/ minuman lain yang besifat asam.b. Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak.c. Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.d. Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang mengalami gangguan ginjal.

BAB III Penutup3.1 KesimpulanJengkolan adalah suatu penyakit yang terjadi ketika asam jengkolat (jencolid acid) gagal dilarutkan oleh ginjal sehingga membentuk Kristal padat yang berakibat sulit membuang air seni. Pada kondisi urine yang cenderung asam, asam jengkolat akan membentuk Kristal tak larut. Kristal itu menyebabkan obstruksi intra renal yang akan memicu gagal ginjal akut.3.2 SaranMeskipun jengkol menjadi menu makanan yang banyak digemari di Indonesia, namun kita perlu mencermati kandungan dan bahaya yang terdapat di dalamnya jika mengonsumsinya secara berlebihan. Disarankan untuk tidak terlalu berlebihan mengonsumsi jengkol agar tidak terjadi pengendapan Kristal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Choudhurry D. Acute Kidney Injury: Current Perspective. Postgraduate Medicine 2010; 122(60): 29-392. Oen LH. Peranan Asam Jengkol pada Keracunan Buah Jengkol. Dalam Simposium Nasional Masalah Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran 1982; 28:59-60.3. Markum, M. H. S. Gagal Ginjal Akut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, editors. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid i. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006.4. Murungan R and Kellum JA. Acute kidney injury: whats the prognosis?. Nat. Rev. Nephol 2011;7: 209-217.5. Akcay A, Turkmen K, Lee DW, Edelstein CL. Update On The Diagnosis and Management of Acute Kidney Injury. International Journal of Nephrology and Renovaskular Disease 2010;3:129-1540.6. Acute Kidney Injury United States Renal Data System [online], http://www.usrds.org/2009/pdf/VI_08_09.PDF(2009).7. Hasbi AR. Gagal ginjal Akut: Tinjauan Pustaka. Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. 2010.1