artikel6f158f881bffbe83453740b3b60f74f1_2

Upload: tiara-wahidah

Post on 20-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    1/9

    *Oktavia Abrianti Putri (Alamat: Jalan Gadang gang 21 C No.12 Malang) adalah mahasiswi S1

    HKn /FIS Universitas Negeri Malang.

    Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dalam Meningkatan

    Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas VII-D

    di SMP Negeri 19 Malang.

    Oktavia Abrianti Putri*

    Abstrak: Rumusan masalah penelitian ini adalah (a) apakahpenggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan

    hasil belajarpada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 19 Malang,

    (b) bagaimana pelaksanaan model pembelajaran talking stick .

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 19 Malang

    dengan penggunaan model pembelajaran talking stick bagi siswa

    kelas VII-D. Dengan menemukan analisis data kualitatif. Hasilpenelitian dengan peningkatan hasil belajar dari siklus I dan II yaitu

    48,1%.

    Kata Kunci:Hasil Belajar PKn, Model Pembelajaran, Talking Stick

    Dalam meningkatkan proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

    guru menjadi fasilitator untuk mengarahkan siswa dalam menemukan informasi

    dan juga pengetahuan yang secara yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.

    Untuk itu siswa adalah sebagai subjek yang bertanggung jawab atas belajar

    mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-

    pertanyaan yang dihadapkan kepada mereka. Dalam mengajarkan suatu pokok

    materi tertentu harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

    yang akan dicapai. Oleh karena i\tu dalam memilih model pembelajaran dalam

    materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya di SMP Negeri 19

    Malang, guru harus mempertimbangkan dahulu materi pelajaran, tingkat

    perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia.

    Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan pembekalan ilmu

    pengetahuan yang tidak hanya pada nilai-nilai, etika, tetapi juga merupakan nilai-

    nilai keagamaan dan moral maupun budaya bangsa. Hal ini akan membawa

    bangsa Indonesia dapat menerapkan ataupun menumbuhkan wawasan dan

    kesadaran bernegara, serta sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan

    kebudayaan bangsa.

    1

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    2/9

    2

    Salah satu cara yang dilakukan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan

    pembelajaran dalam pendidikan saat ini dapat menggunakan model pembelajaran

    yang berbasis cooperative learning adalah talking stick. Model pembelajarantalking stick menurut Suherman (2006:84) adalah metode pembelajaran

    bermain tongkat yaitu pembelajaran yang dirancang untuk mengukur tingkat

    penguasaan materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat.

    Menurut Suprijono (2011: 109) model pembelajaran talking stick diawali

    dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Siswa

    diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Guru selanjutnya

    meminta kepada siswa menutup bukunya.

    Dalam hal ini agar mampu meningkatkan keaktifan siswa dan mampu

    menjawab pertanyaan dengan baik dan benar khususnya dalam mata pelajaran

    PKn. Berdasarkan hal tersebut peneliti merumuskan masalah: 1) Apakah

    penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar

    pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 19 Malang?, 2) Bagaimana pelaksanaan

    model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar pada mata

    pelajaran PKn di SMP Negeri 19 Malang?. Berdasarkan rumusan masalah diatas

    yaitu sebagai berikut 1). untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran

    talking stick dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PKn di SMP

    Negeri 19 Malang, 2)u ntuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran talking

    stick dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 19

    Malang.

    METODE

    Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Secara khusus penelitian ini difokuskan pada keaktifan siswa dan keberanian

    siswa dalam kegiatan belajar dikelas dengan menngunaan model pembelajaran

    talking stick pada mata pelajaran PKn bagi siswa kelas VII D SMP Negeri 19

    Malang.

    Guru bidang studi PKn dan siswa kelas VII D SMP negeri 19 Malang

    untuk berkolaborasi dengan peneliti. Peneliti disini sebagai pengamat untuk

    meningkatakan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn.

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    3/9

    3

    Tugas peneliti adalah sebagai observer atau pengamat. Model siklus

    dalam PTK ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan

    Taggart (1990), yakni dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponendi antaranya: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan (acting), 3) pengamatan

    (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Hal yang belum teratasi dalam siklus

    pertama dilanjutkan pada siklus kedua, untuk perbaikan atas siklus pertama.

    Latar penelitian tindakan kelas ini adalah SMP Negeri 19 Malang,

    berlokasi di Jalan Belitung No.1 Malang.Subjek penelitian tindakan kelas ini

    adalah siswa-siswi kelas VII-D sebanyak 43 orang yaitu terdiri dari 20 siswa laki-

    laki sedangkan 23 siswa untuk perempuan.

    Pengumpulan data dilakukan dengan teknik yaitu wawancara, observasi,

    dan tes. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui data mengenai penggunaan

    model pembelajaran talking stickpada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 19

    Malang. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan model

    pembelajaran talking stick di dalam proses belajar-mengajar dikelas. Sedangkan

    tes pada penelitian ini bertyjuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn.

    Dokumen dalam penelitian ini berupa foto yang diambil saat berlangsung aktivitas

    anak dan guru. Foto-foto yang didokumentasikan dideskripsikan sesuai dengan

    aktivitas yang dilakukan siswa dan guru peneliti pada siklus yang terjadi.

    Dokumentasi foto dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model

    pemebelajaran talking stick. Foto yang didokumentasikan dalam penelitian ini

    yaitu: 1) kegiatan siswa saat menjawab pertanyaan dari guru peneliti, 2) kegiatan

    siswa ketika mendapatkan tongkat dalam menggunakan model pembelajaran

    talking stick, 3)kegiatan siswa ketika mendapatkan soal post test, dan 4) guru

    peneliti mengadakan pertanyaan kepada siswa untuk penilaian pada saat proses

    pembelajaran berlangsung.

    Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan instrumen yang

    berupa camera digital dan pedoman observasi.Analisis data dalam PTK ini adalah

    deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

    a. Reduksi data, yakni proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui proses

    seleksi, pengelompokkan, dan pengorganisasian data mentah menjadi

    informasi yang bermakna.

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    4/9

    4

    b.

    Paparan data, yakni upaya menampilkan data secara jelas dari hasil penelitian

    pada siklus I dan II.

    c.

    Penyimpulan data, yakni pengambilan intisari dari sajian data yang telahterorganisasi dalam bentuk pernyataan singkat, padat dan memberi penjelasan

    dengan teapt.

    HASIL

    Hasil dari analisis data pada siklus I yaitu siswa yang mendapatkan

    giliran tongkat dan mendapatkan pertanyaan dari guru yaitu

    Tabel 1.1 Prosentase Siswa yang dapat Menjawab Pertanyaan dengan

    Menggunakan Model Pembelajaran Talki ng Stick Secara

    Berkelompok

    NO Keterangan Prosentase (%)

    1 Siswa yang mendapatkan giliran tongkat dan

    menjawab

    23,3 %

    2 Siswa yang tidak menjawab karena tidak

    mendapatkan giliran tongkat

    76,7 %

    Sedangkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yaitu

    dengan menggunakan model pembelajaran talking stick secara berkelompok yaitu

    dapat dilihat pada tbel 1.2

    Tabel .1.2 Prosentase Siswa yang dapat Menjawab Pertanyaan dengan Menggunakan

    Model Pembelajaran Talki ng Stick secara Berkelompok

    NO Keterangan Prosentase (%)

    1 Siswa yang mendapatkan giliran tongkat dan

    menjawab

    71.4%

    2 Siswa yang tidak mendapatkan giliran tongkat 28,5 %

    Peningkatan hasil belajar pada kelas VII-D dapat meningkat, karena

    peneliti memberikan model pembelajaran talking stickpada siklus I secara

    individual sedangkan pada siklus II secara berkelompok. Sehingga hasil belajara

    khusnya pada mata pelajaran PKn di kelas VII-D sudah terlihat peningkatan hasil

    belajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick secara

    berkelompok.

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    5/9

    5

    PEMBAHASAN

    Dalam menggunakan model pembelajaran talking stickpada matapelajaran PKn terutamadi kelas VII-D dapat meningkatkan hasil belajar. Namun

    tidak hanya melakukan dengan model pembelajaran pada pertemuan ke I saja,

    tetapi dengan melaksanakan perbaikan pada siklus II. Awal pertemuan pada siklus

    I dengan menggunakan cara individual, kendala yang didapatkan pada siklus I ini

    yaitu siswa masih ramai, ketika mendapatkan giliran untuk menjawab slaha satu

    siswa takut dan malu-malu.

    Model pembelajaran talking stickmenurut Sugeng (2011:1) ini

    mempunyai kelebihan yaitu diantaranya (a) menguji kesiapan siswa, (b) melatih

    membaca dan memahami dengan cepat, (c) agar lebih giat lagi dalam belajar.

    Sedangan kekurangannya yaitu

    membuat siswa yang tidak siap gugup ketika

    mendapat bagian tongkat dan menjawab pertanyaan dari guru. Penggunaan model

    pembelajaran dalam proses belajar mengajar mempunyai maksud agar tujuan

    pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Oleh karena itu model

    pembelajaran harus memperhatikan kondisi siswa, sifat materi, bahan ajar,

    fasilitasmedia yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

    Solusi yang diambil oleh peneliti disni yaitu dengan menggunakan model

    pembelajaran talking stick secara berkelompok, karena untuk mengetahui siswa-

    siswi pada waktu proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik seperti

    siswa yang takut untuk menjawab pertanyaan dari peneliti, kondisi kelas menjadi

    lebih baik dan siswa dengan awalnya malu-malu sambil menutup wajahnya

    dengan buku, menjadi lebih siap dan tidak malu utuk menjawab pertanyaan dari

    peneliti.

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui dengan menggunakan model

    pembelajaran talking stick secara berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar

    khususnya dalam mata pelajaran PKn, peneliti sebagai guru peneliti

    kelas.Sedangkan Pembelajaran pada tahap siklus I yaitu menggunakan cara

    individual tidak efektif dan masih menemukan permasalah di kelas VII-D,

    sehingga peneliti beserta observer menemukan siswa yang sering menggangu

    temannya untuk ikut ramai. Pada waktu pembelajaran dan mendapatkan tongkat,

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    6/9

    6

    salah satu siswa yang ramai tidak mau menjawab dengan alasan takut dan malu

    untuk menjawab pertanyaan.

    Pembelajaran pertama pada siklus I belum menunjukkan pada peningkatanhasil belajar PKn karena pendapat Djamariah, (dalam Juprimalino, 2012 :1) hasil

    belajar suatu adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan individu

    maupun kelompok. Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas, yaitu bahwa tidak

    akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan yaitu dengan mengyunakan model

    pembelajaran talking stickdengan cara individual maupun berkelompok dan

    mendapatkan hasil belajar pada mata pelajaran PKn .

    Kelebihan menggunakan model pembelajaran talking stick secara

    berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa, dengan

    dilakukannya pada pertemuan siklus II, peningkatan hasil belajar yang

    sebelumnya pada siklus I siswa yang mendapat giliran tongkat masih malu-malu

    dengan menutup wajahnya dengan buku, kemudian pada siklus II siswa dapat

    pecaya diri dan mampu atau berani menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti

    pada siklus II. Peneliti pada siklus II sudah mengetahui peningkatan prestasi

    belajar, dari siklus I terdiri 28 siswa yang remidial sudah menapatkan nilai sesuai

    standar kelulusan minimal yaitu 7,5, namun masih terdapat salah satu siswa yang

    tidak tuntas yaitu mendapatkan nilai 74.

    Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKn dengan menggunakan

    Model pembelajaran talking stick ini peneliti menekankan pada empat kegiatan

    pokok yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,pengamatan dan refleksi pada

    siklus I dan siklus II. Berdasarkan pelaksanaan hasil evaluasi proses dan evaluasi

    hasil pada siklus I dapat diperoleh prosentase kemampuan siswa dalam menjawab

    pertanyaan dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dan dapat

    dilihat pada data tabel pada lampiran.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini

    maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1) Dengan pengguanaan

    model pembelajaran dengan menggunakan talking stick secara berkelompok pada

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    7/9

    7

    mata pelajaran PKn bagi siswa kelas VII-D di SMP Negeri 19 Malang dapat

    meningkatakan hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Dengan peningkatan

    prosentase yaitu 48,1%, 2) Siklus I secara individual dengan prosentase 23,3%dapat menjawab, sedangkan yang tidak mendapatkan giliran 76,7%. Pada tahap

    siklus II secara kelompok dengan prosentase 71,4% yang dapat menjawab,

    sedangkan 28,5% yang tidak mendapat giliran tongkat untuk menjawab, 3)

    Dengan pelaksanaan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan model

    pembelajaran talking stick secara individual meningkatkan model pembelajaran

    dengan cara berkelompok pada siswa kelas VII-D di SMP Negeri 19 Malang.

    Saran

    Bagi Siswa

    Siswa dapat meningkatkan keberaniannya pada proses pembelajaran

    dalam menjawab pertanyaan dengan baik pada model pembelajaran talking stick.

    Bagi Guru

    Guru harus meningkatkan kemampuan guru dalam penyususnan

    program pembelajaran dengan baik.

    Bagi Peneli ti

    Adapun saran kepada peneliti yaitu peneliti harus

    mengembangkan dan menggunakan pengetahuan khususnya yanga

    berhubungan dengan model pembelajaran talking stick.

    DAFTAR RUJUKAN

    Ardiani, 2011.Pola Pelaksanaan Moving Class pada Pembelajaran Pendidikan

    Kewarganegaraan di SMP Negeri 8 Malang.Skripsi tidak diterbitkan.

    Malang: Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS Universitas Negeri

    Malang.

    Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

    Jakarta: PT Rineka Cipta.

    Darlia, Tatik. 2010.Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk

  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    8/9

    8

    Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada siswa kelas V SDN Blitar

    Kecamatan Sukorejo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan PGSD

    FIS Universitas Negeri Malang.

    Depdiknas, 2003.Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian

    berdasarkan Kurikukulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

    Djamarah, Syaiful B. & Zain, Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

    RinekaCipta.

    Ibrahim, H. Muslimin. 2000.Pembelajaran Kooperatife. Surabaya: University

    Press.

    Isjoni, dan Rosmawanty. 2010. Cooperatife Learning Efektivitas Pembelajaran

    Kelompok. Bandung: Alfabeta.

    Jamaluddin, 2011.Model Pembelajaran Kooperatife.(online)

    (http://jamaluddink1.blogspot.com/)diakses pada tanggal 15 Juni 2012.

    Juprimalino, 2012.Pengertian Hasil Belajar. (online)

    (http://juprimalino.blogspot.com/) diakses pada tanggal 10 Agustus 2012 .

    Lutfiadi, 2011.Pengertian Metode Cooperatife Learning.(online)

    (http://lutfiadi.blogspot.com)diakses pada tanggal 6 juni 2012.

    Moleong, Lexy J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:Remaja Rosdakarya.

    Roikah, Ani. 2007.Pelaksanaan Penilaian Portofolio pada Mata Pelajaran PKn

    di SMP Sriwedari Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan

    Hukum dan Kewarganegaraan. Universitas Negeri Malang.

    Sagala, Syaiful. 2003.Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Memecahkan

    Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : CV alvabeta.

    Sudjana, Nana. 2008.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya.

    Sugianti, Indri. 2009.Model Pembelajaran Cooperatife Learning.(online)

    (http://indrisugianti.blogspot.com/)diakses pada tanggal 16 Agustus 2012.

    Suherman, Eman. 2006. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang:

    Universitas Negeri Malang.

    Sunarto, 2001.Pengertian Cooperatife Learning.(online)

    (http://sunarto.blogspot.com/)diakses pada tanggal 23 Maret 2012.

    http://jamaluddink1.blogspot.com/http://lutfiadi.blogspot.com/http://indrisugianti.blogspot.com/http://sunarto.blogspot.com/http://sunarto.blogspot.com/http://indrisugianti.blogspot.com/http://lutfiadi.blogspot.com/http://jamaluddink1.blogspot.com/
  • 7/24/2019 artikel6F158F881BFFBE83453740B3B60F74F1_2

    9/9

    9

    Suprijono, Agus. 2011. Cooperatife Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Susilo, Herawati, Laksono. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Malang:Bayumedia.

    Suyatno, 2009.Menjelajahi Pembelajaran Inovatif.Jakarta: Masmedia Buana

    Pustaka.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

    Pendidikan Nasional. (online) (http://www.uusisdiknas.com/)diakses

    pada tanggal 15 Januari 2012.

    Rizkiyah, Umi. 2012.Macam-Macam Metdode Pembelajaran.(online) (http://my-

    ora-mudeng.blogspot.com)diakses pada tanggal 28 Juni 2012.

    Riadi, Sugeng. 2011.Model Pembelajaran Talking Stick.(online)

    (http://kafeilmucoccatemadefinis-p.blogspot.com/)diakses tanggal 16 Agustus

    2012

    Universitas Negeri Malang. 2010.Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Edisi

    Kelima. Malang: UM PRESS.

    Untari, Sri. 2009.Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan Bidang

    Studi Pendidikan Kewarganegaraan. Malang : Universitas Negeri Malang.

    Widya, 2011.Pengertian Model Talking Stick.(online) (http://

    rumahdesakoe.blogspot.com/) diakses pada tanggal 18 juli 2012

    Widodo, Rahmad. 2009.Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick.(online)

    (http://rahmadwidodos.blogspot.com)diakses pada tanggal 21 Januari

    2012

    http://www.uusisdiknas.com/http://www.uusisdiknas.com/http://www.uusisdiknas.com/http://www.uusisdiknas.com/http://my-ora-mudeng.blogspot.com/http://my-ora-mudeng.blogspot.com/http://kafeilmucoccatemadefinis-p.blogspot.com/http://rahmadwidodos.blogspot.com/http://rahmadwidodos.blogspot.com/http://kafeilmucoccatemadefinis-p.blogspot.com/http://my-ora-mudeng.blogspot.com/http://my-ora-mudeng.blogspot.com/http://www.uusisdiknas.com/