artikel_10205246

12
ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL ITY  POSITIONING TERHADAP CUSTOMER COMPANY IDENTIFICATI ON,  LOYALTY , DAN ADVOCACY  PADA PRODUK LIFEBUOY Chairul Amala Komplek Puspiptek Blok III-D-28, Serpong – Tangerang ([email protected] ) ABSTRAK Skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan terhadap customer company indentification, loyalty, dan advocacy . Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan untuk menganalisis adalah uji validitas dan realibilitas untuk kuesioner, dan uji regersi linier berganda untuk analisis data. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa 21 indikator pertanyaan dikatakan valid dan semua variabel dinyatakan reliabel. Dari pengujian dapat disimpulkan secara nyata corporate social responsibility memengaruhi customer company identification, loyalty, dan advocacy . Diketahui bahwa semakin tinggi nilai customer company identification, loyalty, dan advocacy  semakin tinggi pula corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan. Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Customer Company Identification,  Loyalty, Advoca cy Pendahuluan Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang tinggi (efisiensi). Dengan alasan efisiensi ini banyak perusahaan seringkali mengabaikan masalah- masalah sosial seperti kesejahteraan karyawan, keamanan lingkungan dan kepedulian sosial. Padahal, perusahaan baik skala besar atau kecil merupakan bagian dari lingkungan bisnis global. Setiap perusahaan memiliki hubungan yang kompleks dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara langsung ataupun tidak, perusahaan terpengaruh dengan isu-isu, kejadian-kejadian sosial maupun tekanan dari seluruh dunia. Seiring dengan semakin besar dan luasnya pengaruh perusahaan terhadap kehidupan masyarakat, perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab terhadap keseluruhan lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahaan. Setiap keputusan dan tindakan yang diambil perusahaan harus mencerminkan tanggung jawab  perusahaan. Memasuki tahun 1990-an, telah banyak perusahaan yang menyadari arti penting  pertanggung jawaban sosial dan memasukkan tanggung jawab sosial dalam isu strategi  bisnis mereka, bahkan tidak jarang perusahaan yang memasukkan isu tanggung jawab sosial kedalam visi dan misi perusahaan. Pertanggung jawaban sosial ini lazim disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu perusahaan besar yang telah menerapkan corporate social responsibility selama bertahun-tahun adalah Unilever. Unilever telah membuat program

Upload: rifki-yulian

Post on 20-Jul-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 1/12

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY 

 POSITIONING TERHADAP CUSTOMER COMPANY IDENTIFICATION,

 LOYALTY , DAN ADVOCACY PADA PRODUK LIFEBUOY

Chairul Amala

Komplek Puspiptek Blok III-D-28, Serpong – Tangerang

([email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh corporate social responsibility yang

dilakukan perusahaan terhadap customer company indentification, loyalty, danadvocacy. Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan untuk menganalisis adalah uji

validitas dan realibilitas untuk kuesioner, dan uji regersi linier berganda untuk analisis

data. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa 21 indikator pertanyaan dikatakanvalid dan semua variabel dinyatakan reliabel. Dari pengujian dapat disimpulkan secara

nyata corporate social responsibility memengaruhi customer company identification,

loyalty, dan advocacy. Diketahui bahwa semakin tinggi nilai customer company

identification, loyalty, dan advocacy semakin tinggi pula corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Customer Company Identification,

 Loyalty, Advocacy

Pendahuluan

Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih

keuntungan yang tinggi (efisiensi).Dengan alasan efisiensi ini banyak perusahaan seringkali mengabaikan masalah-

masalah sosial seperti kesejahteraan karyawan, keamanan lingkungan dan kepeduliansosial. Padahal, perusahaan baik skala besar atau kecil merupakan bagian dari

lingkungan bisnis global. Setiap perusahaan memiliki hubungan yang kompleks dengan

masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara langsungataupun tidak, perusahaan terpengaruh dengan isu-isu, kejadian-kejadian sosial maupun

tekanan dari seluruh dunia.

Seiring dengan semakin besar dan luasnya pengaruh perusahaan terhadapkehidupan masyarakat, perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab terhadapkeseluruhan lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahaan. Setiap keputusan

dan tindakan yang diambil perusahaan harus mencerminkan tanggung jawab

 perusahaan.Memasuki tahun 1990-an, telah banyak perusahaan yang menyadari arti penting

 pertanggung jawaban sosial dan memasukkan tanggung jawab sosial dalam isu strategi bisnis mereka, bahkan tidak jarang perusahaan yang memasukkan isu tanggung jawab

sosial kedalam visi dan misi perusahaan. Pertanggung jawaban sosial ini lazim disebutsebagai Corporate Social Responsibility (CSR).

Salah satu perusahaan besar yang telah menerapkan corporate social

responsibility selama bertahun-tahun adalah Unilever. Unilever telah membuat program

Page 2: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 2/12

CSR dengan memasukkan unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam visi dan misi

 perusahaan mereka. Misi Unilever adalah untuk menambahkan vitalitas dalamkehidupan. Unilever memenuhi kebutuhan masyarakat akan nutrisi, kebersihan, dan

 perawatan pribadi dengan menyediakan produk-produk yang akan membantu

masyarakat untuk merasa, melihat dan menjadi lebih baik dalam kehidupan.(www.unilever.com). Unilever telah mengakar kuat dalam kultur dan pasar di seluruhdunia dan membuat Unilever memiliki hubungan yang kuat dengan pelanggan yang

akan menjadi landasan untuk pertumbuhan di masa mendatang. Unilever akan

membawa pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melayani seluruhmasyarakat dunia.

Produk-produk dari Unilever yang terdiri dari consumer goods telah tersebar diseluruh dunia dengan total penjualan lebih dari 27 juta Euro, 29% disumbang dari

 penjualan produk mereka di Asia dan Afrika (www.unilever.com). Di Indonesia, salahsatu produk Unilever yang menjadi pemimpin pasar adalah Lifebuoy. Menurut hasil

survei yang dilakukan Swa bersama MarkPlus dan MARS, Lifebuoy adalah salah satu

 produk yang memiliki brand value tertinggi pada tahun 2003, 2004, 2005 untuk kategorisabun mandi padat.

Perlindungan dan kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk masyarakat.Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun yang lalu Lifebuoy telah membuat program-

 program pertanggungjawaban sosial untuk memberikan pengertian dan pemahamankepada masyarakat tentang arti penting menjaga kebersihan. Program-program yang

telah dilakukan oleh Lifebuoy antara lain, kampanye membudayakan mencuci tangandengan sabun, kampanye kebersihan lingkungan, menyumbang sarana MCK untuk 

masyarakat miskin, menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam

 program “berbagi sehat” yang pada intinya mengajak masyarakat untuk salingmengingatkan untuk menjaga kebersihan.

Meskipun telah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program corporatesocial responsibility ini mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan

membawa efek yang positif bagi masyarakat, tetapi apakah perilaku pembeliankonsumen akan terpengaruh oleh program-program corporate social responsibility

seperti ini? Atas dasar itulah penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimanakahrespon konsumen terhadap kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan

lifebuoy dan apakah kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan oleh

lifebuoy membawa efek langsung terhadap perilaku pembelian konsumen.

Metode Penelitian

Objek PenelitianSubjek penelitian ini adalah130 mahasiswa/i pra sarjana yang masih terdaftar 

dan sedang melakukan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma serta yang

mengkonsumsi produk Lifebuoy.

Teknik Pengumpulan Data 

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif,maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang

 bersumber pada hasil wawancar terstruktur terhadap responden dengan menggunakan

kuesioner.Survei dilakukan pada mahasiswa/i pra sarjana yang masih terdaftar dan sedang

melakukan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, dengan menyebar 

Page 3: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 3/12

kuesioner kepada 130 responden. Kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup, yaitu

kuesioner yang menyajikan pertanyaan dengan pilihan jawabannya. Pengukuran datadilakukan oleh penulis yaitu dengan skala likert. Pertanyaan ini mempunyai skor 

tertinggi 5 (lima) dan terkecil 1 (satu).

Teknik Pengambilan Sampel 

Dari seluruh mahasiswa/i pra sarjana yang masih terdaftar dan sedangmelakukan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma serta yang

mengkonsumsi produk Lifebuoy, akan dipilih secara acak 130 responden sebagaisample penelitian, yang mana setiap responden harus mengisi daftar pertanyaan yang

tersedia dalam kuesioner penelitian.

Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

Corporate Social Responsibility pada perusahaan Produk Lifebuoy, yaitu : CorporateSocial Responsibility Awareness, Corporate Ability Belief , Corporate Social

 Responsibility Belief , Customer Company Identification, Loyalty, dan Advocacy.

Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh diolah dan disajikan dalam bentuk tabel maupundiagram, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan alat analisis yang peneliti

akan gunakan. Analisis kuantitatif, yaitu analisa yang menginterprestasikan data dalam

 bentuk angka-angka. Analisis ini digunakan sebagai alat bantu statistik, sehinggamemudahkan penulis menafsirkan data mentah yang diperoleh. Penulis menghitung

dengan menggunakan aplikasi software SPSS 16.

Reliabilitas dan Validitas 

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik, maka

terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar data-data yang

diperoleh valid dan reliable. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian dilakukandengan mengunakan software SPSS 16. Pengujian validitas adalah pengujian untuk 

mengetahui kemampuan indikator-indikator suatu konstruk (variable laten) untuk mengukur konstruk tersebut secara akurat. 

Variabel indikator memenuhi kriteria valid jika nilai hitung component > 0,5.Jika masih terdapat nilai hitung component < 0,5, maka indikator tersebut harus

dikeluarkan dan tidak dianalisis lebih lanjut .Setelah dilakukan uji validitas, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pengujian reliabilitas. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila diukur dua kali atau lebih terhadap gejala yangsama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Indikator untuk uji reliabilitas adalah

Cronbach Alpha, apabila nilai  Alpha Cronbach > 0,6 berarti menunjukkan instrumenyang digunakan reliabel (Sekaran, 2003).

Analisis Regresi Linear berganda

Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least 

square/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias

Page 4: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 4/12

yang terbaik (best lineat unbias /BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa

asumsi yang disebut dengan asumsi klasik, sebagai berikut:1.  Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan utuk mengetahui apakah residual yang diteliti

 berdistribusi normal atau tidak. Cara Mendeteksi dengan menggunakanhistogram regression residual yang sudah distandarkan serta menggunakananalisis kolmogrov-smirnov. Dikatakan menyebar normal apabila nilai

kolmogrov-smirnov Z ≤ Z table atau nilai asymp. Sig (2-tailed) > α.

2.  Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinaeritas, salah satu caranya

dengan melihat variance inflation factor  (VIF) dari masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 5, maka model

tidak terdapat multikolinearitas.

3.  Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas metode yang dapat digunakan

seperti metode grafik park glesyer , barlet, dan rank spearman. Dengan metodeini, gejala heteroskedastisitas akan ditunjukkan oleh koefisien dari masing – 

masing variable independen terhadap nilai absolute residunya (e), jika nilai probabilitas > nilai alpha-nya (0,05), maka dapat dipastikan model tidak 

mengadung unsur heteroskedastisitas atau t hitung ≤ t table pada alpha 0,05.4.  Linearitas

Pengujian ini untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan model linear atau tidak. Pengujian linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan MWD test.

5.  Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara serangkaian data

observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section).Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu dengan cara metode

metode durbin-warson.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner, datatersebut diolah dan dianalisis. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan

 program SPSS.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan model regresi linier berganda. Rumusregresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = b0 + b1x1 + b2x2

C-C Identification = b0 + b1 CA Belief + b2 CSR Belief   Loyalty = b0 + b1 CA Belief + b2 CSR Belief  

 Advocacy = b0 + b1 CA Belief + b2 CSR Belief  

Dimana,

Y adalah Variabel terikat, yang terdiri dari :Y1 = C-C Identification

Y2 = LoyaltyY3 = Advocacy

 b0 = Koefisien konstanta

 b1, b2 = koefisien regresi

Page 5: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 5/12

Dan x merupakan variabel bebas, yang terdiri dari :

x1 = CA Belief  (Corporate Ability Belief )x2 = CSR Belief ( Corporate Social Responsibility Belief )

Hasil dan PembahasanCorporate Social Responsibility (CSR), menurut World Business Council for 

Sustainable Development (WBCSD) in Fox, adalah sebagai suatu komitmen bisnis

untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para

karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut masyarakat setempat (lokal)dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

Uji Asumsi Klasik Variabel Dependen

Sebelum menggunakan uji regresi linear berganda, data terlebih dahulu diujidengan menggunakan uji asumsi klasik. Hal ini untuk mengetahui apakah data tersebuk 

layak diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik.

 NormalitasDengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui nilai Asymp.

Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan nilai residual terstandarisasidikatakan menyebar secara normal. Pada variabel C-C Identification diketahui bahwa

nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,64, variabel  Loyalty nilai Asymp. Sig (2-tailed)sebesar 0,26, dan pada variabel  Advocacy nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,09.

Maka, dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel dependen menyebar secara normal.

Uji Heteroskedatisitas

Gejala heterokedasitisitas terjadi apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05(alpha). Dari ketiga variabel dependen tidak mengalami gejala heteroskedatisitas karena

ketiga variabel memiliki nilai signifikan lebih besar dari nilai 0,05 (alpha). Karen rata – rata nilai signifikan ketiga variabel berkisar antara 0,2 – 0,5.

Uji Multikolinearitas

Model dikatakan tidak terjadi multikolinear apabila VIF lebih kecil dari 10.Dapat dilihat pada tabel Coefficient  ketiga variabel dependen memiliki nilai VIF

sebesar 1,653 atau dapat dikatakan bahwa ketiga variabel dependen tidak mengalami

multikolinear.

Uji Linearitas

Dengan menggunakan analisis Mackinnon-White-Davidson (MWD) Modeldikatakan linear jika signifikan Z1 ≥ α. Nilai Z1 dari lebih besar dari 0,05. Dilihat padaTabel Coefficient Z1, variabel C-C Identification diketahui nilai signifikan Z1 sebesar 

0,062, nilai signifikan variabel  Loyalty sebesar 0,183, dan nilai signifikan variabel Advocacy sebesar 0,140. Dapat disimpulkan ketiga variabel dependen memiliki nilaisignifikan lebih besar dari 0,05, maka model dikatakan linear.

Model dikatakan linear jika nilai signifikan Z2 ≤  α. Dilihat pada tabelCoefficient  Z2 (lampiran 4), variabel C-C Identification memiliki nilai signifikan

sebesar 0,119, variabel  Loyalty memiliki nilai signifikan sebesar 0,566, dan variabel Advocacy memiliki nilai signifikan sebesar 0,127. maka dapat dikatakan bahwa ketiga

variabel dependen ini memiliki model nonlinear.

Page 6: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 6/12

Kesimpulan:

Jika Z1 dan Z2 linear : model menggunakan persamaan linear.Jika Z1 dan Z2 nonlinear : model menggunakan persamaan nonlinear 

Jika salah satu Nonlinear : model boleh menggunakan persamaan linear atau

nonlinear.Berdasarkan uji MWD, Nampak bahwa Z1 menunjukkan gejala linear dan Z2

menunjukkan gejala nonlinear. Sehingga dapat dikatakan bahwa model dapat

menggunakan regresi nonlinear atau regresi linear.

Uji AutocorrelationPengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua bantuan nilai yang

diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan dU untuk jumlah K=2 dan n=120.

 Nilai tabel Durbin Watson dengan nilai n =120,K=2, maka akan diperoleh nilai

dL= 1,663 dan dU= 1,733, nilai 4-dU sebesar 2,267, sedangkan nilai 4-dL=2,367.Pada variabel C-C identification nilai Durbin-Watson sebesar 1,824, nilai

Durbin-Watson pada variabel  Loyalty sebesar 1,915, dan nilai Durbin-Watson padavariabel Advocacy sebesar 1,803. Sehingga, ketiga model tersebut tidak mengalami

 Autocorrelation.

Uji Regresi Linear Berganda

Uji regresi Linear Berganda Variabel C-C Identification

Tabel 1.

Model Summary C-C Identification

Sumber: data diolah

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .775a

.601 .594 2.17164

a. Predictors: (Constant), CSRbelief, CAbelief

Pada tabel 1 yang menunjukkan tabel Summary angka R Square sebesar 0,601.Hal ini berarti 60,1 % dari variasi C-C Identification yang dapat dijelaskan oleh

 perubahan dalam variabel CA Belief dan CSR Belief . Sedangkan sisanya (100%-60,1%= 39,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dengan catatan semakin kecil angka R 

Square semakin lemah hubungan kedua variabel.Tabel 2.

Anova C-C Identification

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 832.093 2 416.047 88.220 .000a

Residual 551.774 117 4.716  

1

Total 1383.867 119  

a. Predictors: (Constant), CSRbelief, CAbelief

b. Dependent Variabel: CCidentification

Page 7: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 7/12

 

Dari tabel 2 besarnya F hitung adalah 88,220 dengan tingkat signifikan 0,000.Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 ,maka model regresi bisa

dipakai untuk memprediksi C-C Identification. Atau bisa dikatakan, variabel X (yaitu

CA Belief dan CSR Belief ) berpengaruh terhadap C-C Identification.

Tabel 3.

Koefisien C-C Identification

Sumber : Data Diolah

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 4.235 1.631   2.596 .011

CAbelief 1.189 .169 .527 7.016 .000

1

CSRbelief .554 .127 .327 4.361 .000

a. Dependent Variabel: CCidentification

Tabel 3 menggambarkan persamaan regresi :

Y = 0,527X1 + 0,327X2 + ε Dimana,

Y = C-C Identificationx1 = CA Belief 

  x2 = CSR Belief  

ε = Error 

Koefisien regresi X1 sebesar 0,527 menyatakan bahwa setiap penambahansumber daya misal X rupiah dalam pembentukan dimensi CA Belief, maka perusahaan

Lifebuoy akan mendapatkan peningkatan dimensi C-C Identification sebesar 0,527Xrupiah. Sedangkan koefisien regresi X2 sebesar 0,327 menyatakan bahwa setiap

 penambahan sumber daya missal X rupiah dalam pembentukan dimensi CSR Belief ,maka perusahaan Lifebuoy akan mendapatkan peningkatan C-C Identification sebesar 

0,327X rupiah.Dari tabel 3, dapat dilihat pula koefisien terstandarisasi untuk  CA Belief   β 

sebesar 0,527 lebih besar dari koefisien CSR Belief , yaitu sebesar 0,327. Jadi, dapat

disimpulkan dimensi C-C Identification lebih banyak dipengaruhi oleh dimensi CA Belief  daripada CSR Belief . Hal ini dapat disebabkan karena konsumen merasa lebihterikat secara psikologis dengan perusahaan ketika perusahaan menyebarkan nilai yang

 baik dalam produknya dibandingkan ketika perusahaan melakukan kegiatan CSR-nya.

Page 8: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 8/12

Uji Regresi Linear Berganda Variabel Loyalty 

Tabel 4.Tabel Model Summary Loyalty 

Sumber : Data Diolah

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .725a

.525 .517 1.82011 1.915

a. Predictors: (Constant), CSRbelief, CAbelief

b. Dependent Variabel: Loyalty

Pada tabel 4 yang menunjukkan tabel Summary angka R Square sebesar 0,525.

Hal ini berarti 52,5 % dari variasi loyalty yang dapat dijelaskan oleh perubahan dalamvariabel CA Belief  dan CSR Belief . Sedangkan sisanya (100%-52,5% = 47,5%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dengan catatan semakin kecil angka R Squaresemakin lemah hubungan kedua variabel

Tabel 5.ANOVA Loyalty 

Sumber : Data Diolah

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 428.394 2 214.197 64.657 .000a

Residual 387.597 117 3.313  

1

Total 815.992 119  

a. Predictors: (Constant), CSRbelief, CAbelief

b. Dependent Variabel: Loyalty

Dari tabel 5 di dapat F hitung adalah 64,657 dengan tingkat signifikan 0,000.Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 ,maka model regresi bisa

dipakai untuk memprediksi Loyalty. Atau bisa dikatakan, variabel X (yaitu CA Belief  

dan CSR Belief ) berpengaruh terhadap Loyalty.

Tabel 6.Koefisien Regresi Loyalty 

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -5.870 1.367   -4.293 .000

CAbelief .829 .142 .478 5.833 .000

1

CSRbelief .418 .107 .322 3.925 .000

a. Dependent Variabel: Loyalty

Sumber : Data Diolah

Page 9: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 9/12

  Tabel 6 menggambarkan persamaan regresi :

Y = 0,478X1 + 0,322X2 + ε Dimana,

Y = Loyalty

x1 = CA Belief   x2 = CSR Belief  

ε = Error 

Koefisien regresi X1 sebesar 0,478 menyatakan bahwa setiap penambahansumber daya misal X rupiah dalam pembentukan dimensi CA Belief , maka perusahaan

Lifebuoy akan mendapatkan peningkatan dimensi Loyalty sebesar 0,478X rupiah.Sedangkan koefisien regresi X2 sebesar 0,322 menyatakan bahwa setiap penambahan

sumber daya misal X rupiah dalam pembentukan dimensi CSR Belief , maka perusahaanLifebuoy akan mendapatkan peningkatan Loyalty sebesar 0,322X rupiah.

Dari tabel 6, dapat dilihat pula koefisien terstandarisasi untuk  CA Belief   β 

sebesar 0,478 lebih besar dari koefisien CSR Belief , yaitu sebesar 0,322. Jadi, dapatdisimpulkan dimensi Loyalty lebih banyak dipengaruhi oleh dimensi CA Belief daripada

CSR Belief . Hal ini dapat disebabkan karena keterikatan hubungan konsumen dengan perusahaan dalam bentuk kesetiaan membeli dipengaruhi ketika perusahaan kualitas

 produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen daripada ketika persepsi konsumenakan kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan.

Uji Regresi Linear Berganda Variabel Advocacy 

Tabel 7.

Model Summary Advocacy 

Sumber: Data Diolah

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .798a

.637 .631 1.65566 1.503

a. Predictors: (Constant), CSRbelief, CAbelief

b. Dependent Variabel: Advocacy  

Pada tabel 7 yang menunjukkan tabel Summary angka R Square sebesar 0,637.

Hal ini berarti 63,7% dari variasi Advocacy yang dapat dijelaskan oleh perubahan dalam

variabel CA Belief  dan CSR Belief . Sedangkan sisanya (100%-63,7% = 36,3%)dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dengan catatan semakin kecil angka R Square

semakin lemah hubungan kedua variabel.Dari tabel 8 di dapat F hitung adalah 102,559 dengan tingkat signifikan 0,000.

Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 ,maka model regresi bisadipakai untuk memprediksi Advocacy. Atau bisa dikatakan, variabel X (yaitu CSR Belief  

dan CA Belief ) berpengaruh terhadap Advocacy.

Page 10: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 10/12

Tabel 8.

Tabel ANOVA Advocacy 

Sumber: Data Diolah

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 562.270 2 281.135 102.559 .000a

Residual 320.722 117 2.741  

1

Total 882.992 119  

a. Predictors: (Constant), CSRbelief, CAbelief

b. Dependent Variabel: Advocacy  

Tabel 9.Tabel Koefisien Regresi Advocacy 

Sumber: Data Diolah

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -4.007 1.244   -3.222 .002

CAbelief .861 .129 .477 6.661 .000

1

CSRbelief .550 .097 .406 5.673 .000

a. Dependent Variabel: Advocacy  

Tabel 8 menggambarkan persamaan regresi : Y = 0,477X1 + 0,406X2 + ε 

Dimana,Y = Advocacy 

x1 = CA Belief 

  x2 = CSR Belief  ε = Error 

Koefisien regresi X1 sebesar 0,477 menyatakan bahwa setiap penambahansumber daya misal X rupiah dalam pembentukan dimensi CA Belief , maka perusahaan

Lifebuoy akan mendapatkan peningkatan dimensi  Advocacy sebesar 0,477X rupiah.

Sedangkan koefisien regresi X2 sebesar 0,406 menyatakan bahwa setiap penambahansumber daya misal X rupiah dalam pembentukan dimensi CSR Belief , maka perusahaan

Lifebuoy akan mendapatkan peningkatan Advocacy sebesar 0,406X rupiah.Dari tabel 8, dapat dilihat pula koefisien terstandarisasi untuk  CA Belief   β 

sebesar 0,477 lebih besar dari koefisien CSR Belief , yaitu sebesar 0,406. Jadi, dapatdisimpulkan dimensi Avocacy lebih banyak dipengaruhi oleh dimensi CA Belief  

daripada CSR Belief . Hal ini dapat disebabkan karena keterikatan hubungan konsumendengan perusahaan dalam bentuk word-of-mouth dipengaruhi positif ketika konsumen

memberitahukan kepada konsumen lain mengenai kualitas produk yang sesuai dengankebutuhan konsumen daripada ketika persepsi konsumen akan kegiatan CSR yang

dilakukan perusahaan.

Page 11: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 11/12

Kesimpulan

Dari variabel-variabel yang telah diuji dan dianalisis dapat disimpulkan sebagai berikut:1.  Corporate Social Responsibility Belief (CSR Belief) dari kegiatan Corporate Social

 Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan dan Corporate Ability Belief (CA

Belief) produk perusahaan berdampak positif pada Customer Company Identification (C-C Identification)

2.  Corporate Social Responsibility Belief (CSR Belief) dari kegiatan Corporate Social

 Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan dan Corporate Ability Belief (CA

Belief) berdampak positif pada loyalty3.  Corporate Social Responsibility Belief (CSR Belief) dari kegiatan Corporate Social

 Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan dan Corporate Ability Belief (CABelief) berdampak positif pada Advocacy.

Saran

1.  Sebaiknya perusahaan melakukan kegiatan sosialnya karena peduli akan

tanggung jawab sosial perusahaan dan untuk memperhatikan kesejahteraanmasyarakat.

2.  Perusahaan melakukan kegiatan sosial tidak hanya karena tuntutan persaingansaja, akan tetapi karena peduli akan tanggung jawab sosial perusahaan.

Daftar Pustaka

Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Giant Hypermartket jl.Dr. Djunjunan Bandung.2006. (tersedia pada

 portal:http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/1052/bab1-

2.pdf?sequence=3)Du, Shuili.,C.B. Bhattacharya, dan Sankar Sen. 2007. Reaping Relational Rewards from

Corporate social Responsibility : The role of competitive positioning (tersedia pada portal : http://ww.elsevier.com/locate/ijresmar )

International Journal of Commerce & Manajemen. 2007. The empirical study of CRM:

consumer-company identification and purchase intention in the direct 

selling industry (tersedia dalam portal :

http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0198-437516/The-empirical-study-of-

CRM.html)

Kotler, Philip. 2005.  Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas. Jakarta : PT. GhaliaIndonesia

Kotler, Philip and Nancy Lee. 2003. Corporate Social Responsibility: Doing the Most 

Good For Your Company and Your Cause (tersedia dalam portal: http://books.google.co.id/books?id=2ppzhuJyyPgC&dq=philip+kotler+CS

 R:+doing+the+most+good+for+your+company+and+your+cause&prints

ec=frontcover&source=bn&hl=id&ei ) Marliana, Tini. 2008 . Pengaruh Penerapan Program Corporate Social Responsibility

(CSR) terhadap Brang Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy (Studi pada

Konsumen Penerima Program CSR Sabun Mandi Lifebuoy  di Bandar 

 Lampung) (tersedia dalam portal :

http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/05/pengaruh-penerapan-program-

corporate-social-responsibility-csr-terhadap-brand-loyalty-sabun-mandi-

lifebuoy/ )

Page 12: Artikel_10205246

5/17/2018 Artikel_10205246 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel10205246 12/12

Maholtra, Naresh K. 2005.  Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Edisi Keempat Jilid 

2. Jakarta : PT. Indeks kelompok Media GroupProfil Perusahaan PT. Unilever Tbk. ( tersedia dalam portal :

http://www.unilever.co.id/id/ )

Profil Produk Lifebuoy ( tersedia dalam portal :http://www.unilever.co.id/id/produkkami/personalcare/lifebuoy.asp 

Sekaran, Uma.2006.  Research Method Business Edisi 4 Buku 2. Jakarta : Salemba

Empat

Sugiyoni. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: AlphabetaSuliyanto.2006. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesi

Susilowati, Endah. 2008  Analisis Positioning Operator Seluler Menurut Persepsi

konsumen dan Hubungannya Terhadap Perilaku konsumen Dalam

 Menggunakan Kartu Prabayar (studi kasus pada IM3dan XL Bebas).Jakarta : Universitas Gunadarma

Trihendradi, C. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik . Yogyakarta : Andi

Wu Lin, chia., Zih-Hua Wang., Shu-Hao Chang. 2009. A cross-level investigation of theeffect of corporate social performance on customer identification and 

behavior  ( tersedia pada portal : list.academic-

 journal.org/submissions/isfa2009_submission_131.doc)