artikel hidrokinon dalam kosmetik edit2

9
Hidrokinon dalam Kosmetik Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik tersebut, yang sering menjadi perhatian adalah kosmetik untuk kulit. Ditinjau dari struktur dan fungsinya, kulit merupakan bagian penting bagi tubuh dimana efek yang muncul pada kulit tidak hanya di permukaan kulit namun juga pada bagian dalam kulit. Efek yang muncul dapat permanen atau temporer tergantung dari jenis bahan aktif yang digunakan pada produk kosmetik tersebut. Produk kosmetik untuk mempercantik kulit terdiri dari berbagai jenis tergantung pada fungsinya, antara lain pelembut kulit, pembersih, pelembab, tabir surya, dan pencerah atau pemutih kulit (skin bleaching). Pemutih/pencerah kulit adalah produk yang ditujukan untuk mencerahkan atau menghilangkan pewarnaan kulit yang tidak diinginkan. Produk ini didesain untuk bekerja dengan cara berpenetrasi ke dalam kulit dan mengganggu produksi pigmen oleh sel kulit. Di beberapa negara produk ini digolongkan sebagai obat dan bukan sebagai kosmetik yang digunakan dengan bebas. Sedangkan di negara Asia seperti di Jepang, kosmetik yang berfungsi sebagai pemutih/pencerah kulit masih beredar sebagai kosmetik yang digemari, oleh karena itu bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pemutih/pencerah banyak diteliti dan

Upload: jona-pongdatu

Post on 28-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Hidrokinon Dalam Kosmetik Edit2

Hidrokinon dalam Kosmetik

Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik

untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik

tersebut, yang sering menjadi perhatian adalah kosmetik untuk kulit. Ditinjau

dari struktur dan fungsinya, kulit merupakan bagian penting bagi tubuh

dimana efek yang muncul pada kulit tidak hanya di permukaan kulit namun

juga pada bagian dalam kulit. Efek yang muncul dapat permanen atau

temporer tergantung dari jenis bahan aktif yang digunakan pada produk

kosmetik tersebut. Produk kosmetik untuk mempercantik kulit terdiri dari

berbagai jenis tergantung pada fungsinya, antara lain pelembut kulit,

pembersih, pelembab, tabir surya, dan pencerah atau pemutih kulit (skin

bleaching).

Pemutih/pencerah kulit adalah produk yang ditujukan untuk mencerahkan

atau menghilangkan pewarnaan kulit yang tidak diinginkan. Produk ini

didesain untuk bekerja dengan cara berpenetrasi ke dalam kulit dan

mengganggu produksi pigmen oleh sel kulit. Di beberapa negara produk ini

digolongkan sebagai obat dan bukan sebagai kosmetik yang digunakan

dengan bebas. Sedangkan di negara Asia seperti di Jepang, kosmetik yang

berfungsi sebagai pemutih/pencerah kulit masih beredar sebagai kosmetik

yang digemari, oleh karena itu bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai

pemutih/pencerah banyak diteliti dan dikembangkan. Salah satu bahan

pemutih/pencerah yang terkenal dan telah banyak digunakan adalah

hidrokinon.

Penggunaan Hidrokinon

Hidrokinon adalah senyawa kimia yang bersifat larut air, padatannya

berbentuk kristal jarum tidak berwarna, jika terpapar cahaya dan udara

warnanya akan berubah menjadi lebih gelap. Karena sifatnya sebagai zat

pereduksi Hidrokuinon dimanfaatkan pada proses cuci cetak foto,

penghambat polimerisasi pada beberapa senyawa kimia seperti asam akrilik

dan metil metakrilat, sebagai antioksidan karet dan zat-zat penstabil dalam

cat, pernis, bahan bakar motor dan minyak.

Page 2: Artikel Hidrokinon Dalam Kosmetik Edit2

Hidrokinon juga banyak digunakan pada produk kosmetik karena sifatnya

sebagai antioksidan dan sebagai depigmenting agent (zat yang mengurangi

warna gelap pada kulit). Dalam kosmetik, selain sebagai pemutih/pencerah

kulit, hidrokinon digunakan sebagai bahan pengoksidasi pewarna rambut dan

penghambat polimerisasi dalam lem untuk kuku artifisial (kuku palsu).

Cara kerja hidrokinon dalam mencerahkan kulit adalah melalui mekanisme

efek toksik hidrokinon terhadap melanosit (sel tempat sintesis melanin/pigmen

hitam pada kulit) dan melalui penghambatan melanogenesis (proses

pembentukan melanin).

Efek toksik hidrokinon terjadi karena hidrokinon berkompetisi dengan tirosin

sebagai substrat untuk tirosinase (enzim yang berperan dalam pembentukan

melanin), sehingga tirosinase mengoksidasi hidrokinon dan menghasilkan

benzokinon yang toksik terhadap melanosit.

Penggunaan hidrokinon sebagai bahan pengoksidasi pewarna rambut

dengan kadar maksimal 0,3% dianggap aman, karena meskipun dapat

terabsorpsi pada rambut, kadar yang terabsorpsi dibatasi oleh adanya

penurunan konsentrasi hidrokinon setelah proses perubahan warna dan

lamanya paparan pewarna rambut sebelum dibilas.

Pada kosmetik untuk kuku, hidrokinon digunakan sebagai salah satu bahan

dalam perekat untuk melekatkan kuku artifisial, yang umumnya terbuat dari

bahan akrilat, dengan kuku asli. Kadar maksimal penggunaan hidrokinon

pada kuku artifisial adalah sebesar 0,02% setelah pencampuran bahan

sebelum digunakan. Kadar tersebut sangat kecil dan hilang dengan cepat

selama proses polimerisasi (5-15 menit). Kandungan hidrokinon yang tersisa

juga sulit berpenetrasi melalui kuku karena terjebak dalam matriks polimer

yang mengeras, sehingga tidak menimbulkan dampak sistemik. Dampak

mungkin terjadi, jika saat penggunaan campuran yang mengandung

hidrokinon terpapar pada kulit atau kutikula sekitar kuku. Untuk itu

penggunaannya dibatasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga profesional.

Dampak Penggunaan Hidrokinon

Efek samping yang umum terjadi setelah paparan hidrokinon pada kulit adalah

iritasi, kulit menjadi merah (eritema), dan rasa terbakar. Efek ini terjadi segera

setelah pemakaian hidrokinon konsentrasi tinggi yaitu diatas 4%. Sedangkan

Page 3: Artikel Hidrokinon Dalam Kosmetik Edit2

untuk pemakaian hidrokinon dibawah 2% dalam jangka waktu lama secara terus-

menerus dapat terjadi leukoderma kontak dan okronosis eksogen.

Leukoderma kontak/Vitiligo

Vitiligo atau leukoderma adalah penyakit kulit yang dicirikan dengan hilangnya

pigmen kulit akibat disfungsi atau matinya melanosit. Leukoderma kontak dapat

terjadi jika kulit terpapar senyawa kimia dengan struktur mirip tirosin. Leukoderma

akibat hidrokinon paling sering terjadi setelah bersentuhan dengan cairan untuk

cuci cetak foto. Pada satu kasus, dampak ini terjadi pada seorang pria kulit hitam

yang terpapar larutan hidrokinon 0,06% setelah 8-9 bulan.

Penggunaan krim untuk menghilangkan pigmen atau mencerahkan kulit dapat

menyebabkan hilangnya pigmen secara keseluruhan di area yang dioleskan.

Kondisi ini menyebabkan noda-noda depigmentasi atau tanpa pigmen dengan

area hiperpigmentasi berupa bintik-bintik hitam (leukoderma-en-confetti).

Okronosis Eksogen

Okronosis merupakan diskolorisasi kulit berwarna biru kehitaman yang biasanya

disebabkan penyakit alkaptonuria (penumpukan homogentisic acid / HGA).

Alkaptonuria juga berhubungan dengan efek sistemik lainnya seperti gejala

osteoartritis dini, urin yang berwarna gelap dan warna kehitaman yang tampak

pada sklera dan telinga.

Tidak ada gejala sistemik yang berhubungan dengan okronosis eksogen.

Okronosis eksogen akibat hidrokinon terjadi setelah pajanan terhadap hidrokinon

secara terus-menerus dan dalam waktu yang panjang (kronik). Pada beberapa

kasus, pasien mengalami okronosis setelah menggunakan hidrokinon dalam

konsentrasi rendah sekitar 2% selama 10-20 tahun. Pada kasus lain, pasien yang

menggunakan hidrokinon dengan konsentrasi tinggi (6%) mulai mengalami

okronosis setelah pemakaian beberapa tahun. Karena hidrokinon menyerap sinar

ultraviolet, adanya sinar matahari akan memperburuk dan mempercepat

terjadinya okronosis eksogen.

Sejak tahun 1982, oleh lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika

FDA (Food and Drug Administration), produk obat bebas atau kosmetik

pemutih/pencerah kulit yang mengandung 1,5 – 2 % hidrokinon dikategorikan

sebagai produk yang secara umum diakui aman dan efektif (Generally

Recognized As Safe and Effective/GRASE). Penggunaan hidrokinon dalam

Page 4: Artikel Hidrokinon Dalam Kosmetik Edit2

kosmetik pun masih berlangsung hingga hampir 30 tahun. Seiring dengan

banyaknya efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaiannya, negara-

negara lain seperti Jepang, Kanada, Australia, Inggris dan Uni Eropa telah

melarang pemakaian hidrokinon sebagai pemutih/pencerah kulit. Di samping

itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa hidrokinon dapat menyebabkan

kanker pada tikus setelah pemberian oral dan juga dapat menyebabkan

okronosis (kulit gelap dan noda hitam) jika dioleskan pada kulit. Karena itu,

pada tahun 2006, FDA pun mengusulkan peraturan yang melarang

penggunaan hidrokinon sebagai obat bebas, namun hingga kini belum ada

keputusan untuk menarik peraturan tahun 1982 tersebut karena masih

banyak ahli kulit yang mendukung penggunaan hidrokinon sebagai

pemutih/pencerah. Meskipun tidak dilarang, namun saat ini penggunaan

hidrokinon dalam kosmetik atau obat bebas di dalam negeri telah dibatasi.

Di Indonesia, peraturan yang membatasi penggunaan hidrokinon dalam

kosmetik telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI

sejak tahun 2008, yaitu Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia

Nomor : HK.00.05.42.1018 Tentang Bahan Kosmetik, dan melalui surat

edaran Kepala Badan POM RI pada September 2008 semua kosmetik yang

tidak memenuhi ketentuan ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Dalam

peraturan tersebut disebutkan bahwa hidrokinon sebagai bahan kosmetik

hanya boleh digunakan untuk bahan pengoksidasi warna pada pewarna

rambut dengan ketentuan kadar maksimum sebesar 0.3% dan untuk kuku

artifisial dengan kadar maksimum sebesar 0.02% setelah pencampuran

sebelum digunakan dan hanya boleh digunakan oleh tenaga professional.

Page 5: Artikel Hidrokinon Dalam Kosmetik Edit2

Tips Aman Menggunakan Kosmetik

1. Cermat dalam memilih dan membeli kosmetik sesuai kebutuhan

Konsumen lebih rasional dan selektif dalam memilih kosmetik dan

tidak mudah terbujuk iklan atau promosi yang berlebihan.

Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya.

Pertimbangkan untung-rugi dalam memilih kosmetik.

2. Cermat dalam menggunakan kosmetik

Konsumen memperhatikan dengan baik kegunaan dan cara

penggunaan produk.

Jika konsumen sedang hamil, konsultasikan pemilihan kosmetik yang

aman ke dokter kandungan atau dokter kulit.

Sebelum menggunakan kosmetik, sebaiknya lakukan dahulu uji

kepekaan kosmetik yang akan dipakai dengan cara sebagai berikut:

a. Tempatkan beberapa tetes produk ke plester, lalu pasang plester

pada kulit lengan bawah bagian dalam.

b. Biarkan plester selama 24 jam, kemudian lepaskan dan periksa

apakah terjadi reaksi. Selama periode tersebut, jaga jangan

sampai plester menjadi basah.

Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh atau nyeri pada bagian kulit

yang ditutupi plester, maka kemungkinan pengguna produk sensitif

atau alergi terhadap produk atau beberapa komponen dalam produk

tersebut.

Jika tidak terjadi reaksi, maka produk tersebut aman untuk digunakan.

Jika kemerahan, gatal, melepuh, nyeri atau gejala lain yang terjadi

tidak hilang atau memburuk setelah mencuci bagian yang diuji, segera

konsultasikan dengan dokter.

Jangan gunakan kosmetik milik orang lain, yang belum tentu cocok

dengan jenis kulit kita.

Simpan kosmetik dengan baik.

Bila timbul iritasi atau efek samping lainnya, segera hentikan

penggunaan kosmetik.

Konsultasikan ke dokter kulit bila efek samping yang terjadi semakin

parah.

Page 6: Artikel Hidrokinon Dalam Kosmetik Edit2

3. Cermat membaca informasi yang tercantum pada label/kemasan kosmetik

konsumen memperhatikan informasi yang tersedia pada label seperti

cara penggunaan, kegunaan, komposisi, tanggal kadaluarsa atau

peringatan lain (bila ada).

Dianjurkan pula untuk mencari informasi lengkap mengenai produk

kosmetika tersebut.

Untuk produk kosmetika yang teregistrasi diwajibkan mencantumkan

nomor izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi pencantuman

nomor notifikasi tidak diwajibkan, namun nama dan alamat produsen

harus tercantum dengan jelas pada label.

Daftar produk kosmetik yang ternotifikasi/teregistrasi oleh Badan POM

dapat dicek melalui website Badan POM.