artikel guru, profesi dengan tuntutan profesional dan ideal
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIRPROFESI KEPENDIDIKAN
GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
ARTIKEL
OLEH:AFIFAH ASRA, S.Pd.
PROGRAM STUDI AKUNTANSIPROGRAM PENDIDIKAN CALON PENDIDIK
AKADEMI KOMUNITAS (PPCPAK)FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2013
GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Afifah Asra
Program Studi Akuntansi, Program Pendidikan Calon Pendidik Akademi
Komunitas (PPCPAK), Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang
Pendidikan pada hakikatnya merupakan hal yang sangat penting untuk
menjamin perkembangan kelangsungan kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan
yang memadai suatu bangsa akan mengalami ketertinggalan dari bangsa lain di
segala bidang. Oleh karena itu tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
berkepribadian mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
ditentukan oleh komponen-komponen pendidikan, yaitu tujuan pendidikan,
pendidik, peserta didik, isi/ materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan
pendidikan. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan saling menunjang
satu sama lainnya. Salah satu komponen penting adalah guru atau pendidik.
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan tentunya tak terpisahkan dari
system pendidikan. Paradigma system pendidikan nasional harus mencakup
berbagai faktor diantaranya input, proses, dan output pendidikan. Dalam
pelaksanaannya, pendidikan lebih ditekankan pada upaya membangkitkan peserta
didik untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan
bangsa. Sehingga peran guru dalam menciptakan pembelajaran yang
menggairahkan, dan menyenangkan menuntut guru lebih kreatif dan profesional.
Hal ini penting, karena dalam setiap pembelajaran, memiliki peran yang sangat
sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator dalam
pembelajaran.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, di mana tempat
pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen pendidikan adalah
salah satu harapan bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam aspek
kehidupan. Sebagaimana kita ketahui bangsa Indonesia belum mampu keluar dari
krisis multidimensional, misalnya angka kemiskinan di Indonesia yang semakin
meningkat yang membutuhkan lahirnya pemuda bangsa yang berkawan dan
selalu bergelut dengan ilmu pengetahuan dan teknologi modern sehingga tujuan
pendidikan relevan dengan pembangunan bangsa dengan salah satu misi untuk
mengentaskan kemiskinan bangsa.
Guru adalah salah satu aktor utama yang menentukan kesuksesan
pendidikan di samping orang tua, lingkungan masyarakat dan elemen lainnya.
Walaupun kurikulum dirumuskan dengan kesempurnaan, visi, misi, finansial yang
menyokong, jika tanpa keterlibatan aktif seorang guru, maka sekolah sebagai
lembaga pendidikan tidak akan mampu menjadikan generasi muda yang
membantu pembangunan bangsa. Akan tetapi, jika gurunya aktif dan inovatif
maka lembaga-lembaga pendidikan akan menghasilkan generasi-generasi yang
memberikan terobosan yang baik bagi pembangunan. Apalagi jika seluruh
komponen pendidikan, mulai dari kurikulum hingga guru yang berkualitas sebagai
salah satu pelaksana pendidikan saling menunjang, maka semakin berkualitaslah
generasi muda yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan.
Di sinilah letak strategis peran guru dalam dunia pendidikan. Oleh karena
itu, guru-guru yang ada harus mampu memposisikan diri sebagai guru yang
profesional dan ideal, yakni guru-guru yang mampu menciptakan kondisi dan
suasana belajar yang kondusif yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik,
memberikan rasa aman, memberikan rasa aman, memberikan ruang pada siswa
untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam meengeksplorasi dan
mengelaborasi kemampuannya. Guru juga harus menyesuaikan diri dengan
tuntutan zaman yang kian maju dan kompetitif, mempunyai kekuatan spiritual,
intelektual, emosional, dan sosial tinggi, serta kreatif melakukan terobosoan dan
pembaruan yang kontinu dan konsisten.
Namun, fakta yang ada di Indonesia menunjukkan banyak guru tidak sesuai
dengan harapan di atas. Mereka belum mencerminkan diri sebagai guru ideal dan
inovatif yang siap mendidik siswa dengan profesionalisme. Kapasitas intelektual
yang masih rendah, kurangnya kedisiplinan, semangat untuk terus belajar yang
hampir hilang, integritas moral yang sering menyeleweng, dan dedikasi sosial
yang rendah adalah sebagian potret buram guru. Hal ini membuat lembaga
pendidikan monoton, bahkan terkesan semakin mundur. Banyak generasi muda
bangsa yang tidak memiliki keahlian apa pun ketika menyelesaikan
pendidikannya, ketidakserapan para generasi muda di dunia kerja sehingga
peningkatan penganguran pun tak dapat dielakkan. Hal ini menghilangkan
kepercayaan public termasuk generasi muda terhadap lembaga pendidikan sebagai
salah satu jalan untuk membantu pembangunan bangsa. Ini menunjukkan bahwa
pendidikan di negeri ini mengalami kemunduran dan keterbelakangan, kurang
mampu mengantisipasi tantangan masa depan secara akurat, dan miskin
kreativitas dan inovasi. Kebutuhan akan guru-guru berkualitas dalam konteks ini
menjadi suatu kebutuhan pokok untuk mengubah masa depan bangsa agar bangsa
ini menjadi bangsa yang disegani dalam dunia pendidikan serta mampu
memberikan sumbangsih bagi pembangunan bangsa.
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan
strategis. Hal ini disebabkan karena guru menjadi “garda terdepan” dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Guru adalah sosok yang langsung berhadapan dengan
peserta didik dalam mendidik putra putri bangsa dengan nilai-nilai konstruktif. Di
lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama, bertugas membimbing,
mengajar, melatih anak didik mencapai kedewasaan. Guru mengemban misi dan
tugas yang berat, sehingga jabatan guru merupakan salah satu jabatan
profesionalisme, yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan profesi
yang secara teori tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih
atau tidak dipersiapkan untuk itu.
Profesi guru memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan.
Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan
kepada masyarakat. Secara khusus guru dituntut untuk memberikan layanan
profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru
dikatakan profesional jika ia memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
guru dengan kemampuan maksimal.
Guru memegang peranan yang sangat penting terutama dalam membentuk
watak bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik. Kehadiran guru tidak
tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang multicultural
dan multidimensional, di mana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-
tugas guru masih sangat minim. Guru juga memiliki peranan yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Sesuai dengan UU RI No. 14 Tahun 2005 bahwa guru dituntut untuk
memiliki Kompetensi, maksudnya adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi tersebut meliputi
kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan
kompetensi social. Dalam kompetensi pedagogic, seorang guru atau dosen harus
mempunyai kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif,
dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional
adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi-kompetensi tersebut
memegang peranan penting dalam pembentukan seorang guru profesional dan
ideal yang menjadi tuntutan pada saat ini untuk mengimbangi perubahan zaman
yang semakin modern.
Oleh karena itu, agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan
meningkat, maka diperlukan guru yang memahami dan menghayati profesinya,
dan tentunya guru yang memiliki wawasan pengetahuan dan ketrampilan sehingga
membuat proses pembelajaran aktif, guru mampu menciptakan suasana
pembejaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Salah satu ciri pokok profesional adalah apabila seseorang memiliki
komitmen yang mendalam terhadap tugasnya. Kecintaan terhadap tugas
ditunjukkan dalam bentuk curahan tenaga, waktu dan pikiran serta penerapan
disiplin yang baik dan kuat dalam proses pendidikan akan menghasilkan mental,
watak dan kepribadian yang kuat. Karena itu diharapkan para guru mempunyai
daya kreatifitas yang tinggi dalam mengelola pembelajaran, inovatif dalam
bidangnya dan bidang lainnya, serta tidak pernah puas bila sudah mengajarkan
bahan pelajaran. Guru juga sebagai pemikir dan perancang bahan pelajaran yang
kritis dan analitis serta berani mengungkapkan berbagai gagasan kreatifnya.
Hanya dengan sikap yang demikian itulah peran seorang guru dalam dunia
pendidikan akan tampak.
Seorang guru harus menjadikan dirinya sebagai guru profesional. Guru yang
profesional menguasai berbagai kompetensi yang disyaratkan untuk menjadi
seorang guru. Hal ini akan sejalan dengan guru ideal. Guru ideal merupakan sosok
seorang guru yang senantiasa menjadi dambaan para peserta didik, selalu
memberikan keteladanan dan menjadi panutan. Guru yang ideal menguasai ilmu-
ilmunya dengan baik sehingga mampu dalam mengelola pembelajaran yang
bermakna. Dia disukai oleh anak didiknya karena dalam cara mengajarnya pun
mudah dipahami dan menarik. Dia juga terbuka untuk menerima kritikan dari
anak didiknya, karena dari kritikan itulah dia belajar dari para peserta didiknya.
Dari mereka seorang guru bisa mengetahui kekurangan dalam cara mengajarnya,
dan melakukan umpan balik (feedback).
Menurut Rachmawati (2013: 5) guru yang baik dan ideal digambarkan
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Guru yang waspada secara profesional. Ia terus berusaha untuk
menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi
anak-anak muda.
2. Mereka yakin akan nilai-nilai atau manfaat pekerjaannya. Mereka terus
memperbaiki diri serta meningkatkan mutu pekerjaannya.
3. Mereka tak lekas tersinggung dan marah oleh larangan-larangan dalam
hubungannya dengan kebebasan-kebebasan pribadi yang dikemukakan
oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruan. Mereka
secara psikologi lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan terhadap
dirinya dapat ditaksir.
4. Mereka memiliki seni dalan hubungan-hubungan manusiawi yang
diperolehnya dari pengamatannya tentang bekerjanya psikologi, biologi,
dan antropologi cultural di dalam kelas.
5. Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh. Mereka sadar bahwa di
bawah pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya.
Berdasarkan poin-poin di atas, dapat kita rumuskan bahwa untuk menjadi
guru yang baik dan ideal tidak hanya focus pada pengusaan materi yang di
ajarkan. Seorang guru harus mampu menjalin komunikasi atau mempunyai
hubungan social yang tidak hanya interaksi dengan siswa di kelas saja. Interaksi
atau hubungan social sesama guru, dengan para pimpinan di sekolah, dengan
orang tua atau wali peserta didik, maupun dengan lingkungan masyarakat lainnya.
Paradigma guru yang melekat dalam masyarakat kita adalah seorang guru
merupakan orang yang patut untuk ditiru, orang yang pantas untuk diteladani.
Selain itu, profesi keguruan juga merupakan suatu profesi yang menuntut
dedikasi yang tinggi. Selain melaksanakan tugasnya menyelenggarakan
pembelajaran di kelas, seorang guru pun juga harus menyediakan sedikit
waktunya, bisa saja di luar kelas untuk memberikan pendidikan-pendidikan
tertentu kepada peserta didiknya. Misalnya memberikan gambaran-gambaran atau
membentangkan kehidupan nyata yang nanti akan ditemukan oleh peserta didik
nantinya di dalam masyarakat. Memberikan pedoman atau panduan tertentu
kepada mereka agar mampu diterima dan bertahan dalam kehidupan
bermasyarakat. Tentunya kesebaran dan keihklasan guru dalam mengayomi
peserta didik sangat lah dituntut.
Suatu profesi dilaksanakan oleh profesional dengan memperhatikan dan
mempergunakan perilaku yang memenuhi norma-norma etika profesi. Kode etik
adalah kumpulan norma-norma yang merupakan pedoman perilaku profesional
dalam melaksanakan profesi. Guru, sebagai salah satu profesi juga mempunyai
kode etik tertentu. Guru yang profesional dan ideal harus selalu bersikap dan
bertindak sesuai dengan kode etik yang mengatur profesinya. Kode etik guru
merupakan suatu norma atau aturan tata susila yang mengatu tingkah laku guru,
dan oleh karena itu haruslah ditaati oleh guru. Tujuan dari kode etik guru adalah:
1. Agar guru mempunyai rambu-rambu yang dapat dijadikan pedoman
dalam bertingkah laku sehari-hari sebagai pendidik.
2. Agar guru dapat bercermin diri mengenai tingkah lakunya, apakah sudah
sesuai dengan profesi pendidik yang disandangnya ataukah belum.
3. Agar guru-guru dapat menjaga atau mengambil langkah preventive,
jangan sampai tingkah lakunya dapat menurunkan martabatnya sebagai
seorang profesional yang bertugas utama sebagai pendidik.
4. Agar guru selekasnya dapat kembali (mengambil langkah kuratif), jika
ternyata apa yang mereka lakukan selama ini bertentangan atau tidak
sesuai dengan norma-norma yang telah dirumuskan dan disepakati
sebagai kode etik guru.
5. Agar segala tingkah laku guru, senantiasa selaras atau paling tidak, tidak
bertentangan dengan profesi yang disandangnya sebagai seorang
pendidik. Lebih lanjut dapat diteladani oleh anak didiknya dan oleh
masyarakat umum.
Kode etik guru ini mengatur guru dalam bersikap. Sebagaimana diketahui
guru ideal merupakan gambaran tentang kondisi guru dimana ia mampu menjadi
guru yang menjadi tauladan baik bagi siswanya. Karenanya, dibutuhkan
kepribadian-kepribadian yang menunjukkan sifat-sifat dan kepribadian yang
pantas untuk digugu dan ditiru oleh siswanya.
Di samping itu, guru harus dinamis, bersemangat untuk selalu mencari dan
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi, dan ketrampilan terkini yang selalu
berkembang setiap hari. Sebagai on going formation, guru harus menyempatkan
diri dengan penuh gairah untuk belajar terus menerus, guru harus selalu men-
update atau memperbaharui ilmu yang dimilikinya. Hal ini dilakukan tidak hanya
lewat pelatihan ataupun penataran, tetapi lewat membaca buku atau majalah
profesional, mengikuti kursus lisan dan tertulis, mengikuti lokakarya dan seminar
yang berbobot yang menuntut adanya semangat guru, ketekunan dan rasa
tanggung jawabnya.
Seorang guru sejatinya juga memiliki sejumlah kecerdasan untuk membantu
menjadi tenaga profesional. Tingkat kecerdasan seseorang diukur dengan
keintelektualan, emosional, sosial, moral dan spiritual. Seorang guru yang pada
dirinya terdapat kecerdasan-kecerdasan tersebut, ia patut diberi apresiasi dengan
sebutan guru ideal dan profesional.
Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat
modern dewasa ini dan sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya
pendidik yang profesional. Hal ini berarti bahwa di masyarakat diperlukan
pemimpin yang baik, di rumah diperlukan orang tua yang baik dan di sekolah
dibuthkan guru yang profesional. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik
benang merahnya bahwa di atas pundak gurulah terdapat beban yang berat dan
semakin menantang, karena memang tugas guru adalah sedemikian kompleks dan
akan semakin kompleks dengan semakin majunya masyarakat serta
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya, guru merupakan
ujung tombak atau pelaksana yang terdepan. Bila kita misalkan bidang ekonomi,
politik, kedokteran, industri dan bidang lainnya adalah untuk kepentingan
manusia, maka guru bertugas untuk membangun manusianya sendiri. Hal ini
tentunya memerlukan persyaratan khusus untuk melaksanakan tugas tersebut,
yaitu guru sebagai suatu profesi, sebagai perpaduan antara panggilan, ilmu, dan
teknologi yang bertumpu pada landasan pengabdian dan sikap kepribadian yang
mulia.
Di era global seperti sekarang, peranan guru semakin penting. Hanya
melalui bimbingan guru yang profesional dan ideal, setiap siswa atau peserta didik
dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif, dan produktif
sebagai asset nasional dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan
berat sekarang dan di masa datang. Dengan kata lain, guru yang profesional dan
ideal mempunyai tugas untuk turut menyiapkan tenaga untuk pembangunan
bangsa.
DAFTAR RUJUKAN
Kode Etik Guru Indonesia.
Rachmawati, Tutik dan Daryanto. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya. Gava Media: Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.