artikel analisis perhitungan pemotongan dan...
TRANSCRIPT
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 1 I I
ARTIKEL
ANALISIS PERHITUNGAN PEMOTONGAN DAN PELAPORAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PT. ST MORITA INDUSTRI
Oleh :
ERVINA VEBRIANTIKA
NPM : 14.1.02.01.0217
Dibimbing oleh :
1. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si. Ak.
2. Dyah Ayu Paramitha, M.Ak
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UN PGRI KEDIRI
2018
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 2 I I
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 3 I I
ANALISIS PERHITUNGAN PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21 PT. ST MORITA INDUSTRI
Ervina Vebriantika
NPM: 14.1.02.01.0217
Fakultas Ekonomi - Akuntansi
Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si. Ak. Dan Dyah Ayu Paramitha, M.Ak
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi bahwa masih banyak terdapat perusahaan yang
melakukan perhitungan mengenai pembayaran pajak yang belum sesuai dengan
ketentuan dan adanya keterlambatan dalam pelaporan pajak serta pemotongan pajak
yang belum sesuai . Agar perusahaan dapat memperoleh hasil seperti yang
diharapkan, maka perusahaan dapat menerapkan perhitungan PPh Pasal 21 yang berlaku
serta memiliki kesadaran dalam melaporkan pajak perusahaan. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui proses perhitungan pemotongan dan pelaporan PPh
Pasal 21.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian adalah karyawan tetap dan karyawan
kontrak yang penghasilannya melebihi PTKP. Sumber dari penelitian ini menggunakan
sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi berupa (1) data
pegawai (2) data rekap pegawai tetap (3) data rekap penghasilan teratur dan tidak teratur
(5) data pengurang Penghasilan (6) data rekap pemotongan pajak PPh Pasal 21 (7) SPT
dan SSP PT. St Morita Industri. Analisis data menggunakan pedoman aturan pemerintah
PPh Pasal 21.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal
21 yang dilakukan oleh PT. St. Morita Industri telah sesuai dengan aturan perundang -
undangan perpajakan yakni UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. (2)
Pelaporan SPT masa yang dilakukan PT. St. Morita Industri ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) telah dilakukan dengan tepat waktu, yakni paling lama 20 hari setelah akhir masa
pajak.
Dalam penelitian ini sebaiknya PT. St. Morita Industri mengadakan pendidikan
atau pelatihan dalam hal perpajakan bagi Bagian Perbendaharaan, untuk menambah
keahlian dan pengetahuan dalam menghitung dan memotong pajak yang sesuai dengan
peraturan perpajakan. Bagi karyawan wajib pajak sebaiknya memiliki rasa kedisiplinan,
kepatuhan serta kesadaran diri dalam kewajibannya membayar pajak. Peneliti
selanjutnya sebaiknya menambah variabel pencatatan dan penyetoran yang
berhubungan dengan PPh Pasal 21. Karena variabel yang digunakan dalam penelitian
hanya meliputi perhitungan pemotongan PPh Pasal 21 dan Pelaporan PPh Pasal 21.
KATA KUNCI: PPh 21, Pemotongan PPh 21, Pelaporan PPh 21
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 4 I I
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Definisi pajak menurut Undang –
Undang Nomer 16 tahun 2009 tentang
perubahan ke empat atas Undang –
Undang Nomer 6 tahun 1983 tentang
ketentuan Umum dan tata cara
perpajakan pada pasal 1 ayat 1
berbunyi pajak adalah konstribusi
wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang
– Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar – besarnya kemakmuran
rakyat.
Definisi tersebut mempunyai
makna bahwa pajak dipungut
berdasarkan perundang – undangan
yang berlaku dan bersifat memaksa.
Hasil dari penerimaan pajak tersebut
digunakan untuk keperluan –
keperluan negara yang bertujuan untuk
kemakmuran rakyat.
Menurut Mardiasmo, (2016: 03)
pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontraprestrasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Tanggung jawab
atas kewajiban membayar pajak
berada pada kesadaran serta
pemahaman anggota masyarakat itu
sendiri untuk memenuhi kewajiban
tersebut.
Dalam upaya pemenuhan
kewajiban membayar pajak, wajib
pajak dapat memenuhi kewajibannya
salah satunya dengan menggunakan
Pajak Penghasilan pasal 21. Menurut
Mardiasmo (2016: 197) PPh pasal 21
merupakan pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apa
pun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi Subjek
Pajak dalam negeri, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 Undang-
Undang Pajak Penghasilan.
Dalam sistem Perpajakan di
Indonesia fiskus menyerahkan atau
memberikan wewenang terhadap wajib
pajak orang pribadi atau badan untuk
menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri besarnya pajak. Dimana
perhitungan, pemotongan,
pelaporannya harus sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku
yaitu undang – undang Perpajakan No.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 5 I I
36 Tahun 2008. Namun dalam
kenyataanya masih banyak terdapat
perusahaan yang melakukan
perhitungan mengenai pembayaran
pajak yang belum sesuai dengan
ketentuan. Terkadang terjadi selisih
antara perhitungan perusahaan dengan
perhitungan perpajakan, jika
perhitungan perusahaan lebih kecil dari
pada perhitungan perpajakan maka
terjadi kurang bayar. Selain itu juga
adanya keterlambatan dalam pelaporan
pajak serta pemotongan pajak yang
belum sesuai. Denganadanyahal –
haltersebut perusahaan dapat dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Menurut Dalughu (2015),
melakukan penelitian dengan judul
Analisis Perhitungan Dan Pemotongan
PPh pasal 21 pada Karyawan PT. BPR
Primaesa Sejahtera Manad. Metode
penelitian yang digunakan adalah
metode Analisis Deskriptif. Penelitin
tersebut menyimpulkan bahwa
perhitungan dan pemotongan Pajak
Penghsilan Pasal 21 di PT. BPR
Primaesa Sejahtera Manado telah
sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perpajakan yang berlaku yaitu UU No.
36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan. Sedangkan perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang adalah metode penelitian,
dimana penelitian terdahulu
menggunakan metode Deskriptif,
sedangkan penelitian sekarang
menggunakan metode Kualitatif
Deskriptif. Serta terdapat perbedaan
pada tahun penelitian, penelitian
terdahulu dilakukan pada tahun 2015,
sedangkan penelitian sekarang
dilakukan tahun 2016.
Muaya, Amelia (2016) dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis
Perhitungan, Penetapan dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 pada
Yayasan Perguruan Tinggi Katolik
Keuskupan Manado”, hasil penelitian
menunjukkan bahwa Penyetoran dan
pelaporan pajak penghasilan bulanan
tidak sesuai dengan undang – undang
perpajakan namun pelaporan tahunan
telah dilaksanakan sesuai dengan
undang – undang perpajakan yang
berlaku.
Jeane (2013) dalam
penelitiannya yang berjudul Analisis
perhitungan pajak penghasilan pasal 21
pada PT. Megasurya Nusalestari
Manado, hasil penelitian menunjukkan
bahwa PT. Megasurya Nusalestari
dalam perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 telah sesuai dengan ketentuan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 6 I I
peraturan perpajakan yang berlaku
yaitu Pasal 21 Undang – Undang No.
36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan serta penyetoran dan
penyampaian SPT Masa yang
dilakukan PT. Megasurya Nusalestari
pada kantor pelayanan pajak telah
dilakukan dengan tepat waktu.
Berdasarkan masalah di atas
peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan judul “Analisis
Perhitungan Pemotongan dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
PT. ST Morita Industri.
II. METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional variabel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Pemotongan (X1)
Menurut Mardiasmo (2011:
168) Pemotongan PPh Pasal 21
adalah wajib pajak badan,
termasuk berbentuk usaha tetap
yang mempunyai kewajiban
untuk melakukan pemotongan
pajak atas penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, kegiatan orang pribadi
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 21 dan pasal 26 Undang –
Undang Pajak Penghasilan.
b. Pelaporan (X2)
Menurut Mulyono (2010:
95) Pelaporan PPh Pasal 21
adalah Guna pelunasan PPh
dapat dilakukan dengan berbagai
pihak seperti halnya orang
pribadi, wajib pajak, pemungutan
pajak, pemotongan pajak, yang
menyerahkan barang dan
pegawai atau petugas perpajakan.
Menurut Mardiasmo (2016:
197), PPh Pasal 21 adalah Pajak
atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan oleh orang
pribadi subjek pajak dalam
negeri, sebagaimna dimaksud
dalam pasal 21 Undang –
Undang Pajak Penghasilan.
B. Pendekatan dan Teknik Penelitian
Untuk dapat memperoleh data yang
dikehendaki guna memperoleh
penyelesaian dan kesimpulan yang
dapat dipercaya, maka perlu
melaksanakan penelitian ilmiah dan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 7 I I
menggunakan metode-metode atau
cara-cara yang tepat. Dengan metode
yang tepat dimaksudkan agar hasil
penelitian yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam
penelitian ini, pendekatan yang
digunakan oleh peneliti adalah
pendekatan kuantatif.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2016: 4), “ Pendekatan
Kuantitatif ” dapat diartikan sebagai
“metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel
tertentu”.
2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif. Menurut
Sugiyono dalam Malombeke (2016:
649), mendefinisikan “Penelitian
deskriptif merupakan jenis
penelitian yang tujuannya untuk
menyiapkan gambaran lengkap
mengenai setting social atau
hubungan antara fenomena yang
diuji”. Dimana penelitian secara
langsung mendatangi objek
penelitian yaitu PT. ST Morita
Industri.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini diperlukan
objek atau sasaran penelitian yang
dapat mendukung kelancaran dalam
penelitian dan memberikan
informasi mengenai hal – hal yang
berhubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan. Sehingga
peneliti memilihPenelitian ini
dilakukan di PT. ST Morita Industri
Kota Jakarta Timur yang beralamat
di Jalan Mesjid Bendungan No. 10 –
11, Dewi Sartika Cawang 3.
2. Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dan
informasi yang akurat saat
penelitian dilaksanakan selama 3
bulan mulai bulan April 2018 – Juni
2018.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan
suatu proses penelitian dimana
penulis menggunakan penelitian
secara langsung dengan cara
mengadakan pengamatan langsung
pada objek untuk memperoleh
keterangan guna memperlancar
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 8 I I
penyelesaian penulisan Skripsi ini.
Subjek dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala Tata Usaha
Untuk mendapatkan data – data
tentang gambaran umum
perusahaan.
b. Bagian Perbendaharaan
Untuk mendapatkan data – data
berupa rekap daftar gaji, dan
rekap pemotongan PPh pasal 21
SPT dan SSP.
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini
mengambil Objek yang digunakan
adalah daftar gaji karyawan yang
penghasilannya lebih dari PTKP.
E. Sumber dan Langkah – Langkah
Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan
adalah data sekunder. Menurut
Sugiyono (2014: 137), bahwa “Data
Sekunder” pada dasarnya adalah
“Sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen.”
Data yang dikumpulkan melalui
catatan dan dokumen resmi
perusahaan dan data yang telah
diolah seperti sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi dan
dokumen lainnya. Objek utama data
sekunder penelitian ini adalah data
yang terkait tentang pajak
penghasilan pasal 21 atas karyawan.
2. Langkah – Langkah Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data
merupakan suatu cara yang
digunakan untuk mendapatkan data
yang berkualitas berdasarkan
prosedur yang telah ditentukan.
Adapun prosedur pengumpulan data
yang dilakukan penulis untuk
mendapatkan data – data yang
diperlukan guna menunjang
keakuratan penelitian ini adalah
dengan menggunakan langkah
dokumentasi.
Dokumentasi yaitu
pengumpulan data dengan cara
mengambil atau mempelajari
catatan – catatan atau dokumen
dokumen yang saling berhubungan
yang ada dalam perusahaan. Dalam
penelitian ini, dokumen yang
didapat berupa tulisan dan gambar
yaitu :
F. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan yang dikutip oleh
Sugiyono (2016: 333), menyatakan
bahwa analisis data dimaknai sebagai
berikut:
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 9 I I
analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh
dari wawancara, catatan
lapangan, dan bahan – bahan
lain, sehingga dapat mudah
dipahami dan temuannya dapat
di informasikan kepada orang
lain.
Langkah – langkah yang dilakukan
oleh penulis dalam melakukan analisis
data adalah :
1. Analisis Kuantitatif
a) Perhitungan PPh 21
Tabel 1
Perhitungan PPh Pasal 21
2. Analisis Deskriptif
Berdasarkan analisis kuantitatif
diatas dapat diketahui bahwa :
Besarnya Penghasilan Kena Pajak
(PKP) adalah sebesar penghasilan
neto dikurangi PTKP. Sedangkan
penghasilan neto dihitung seluruh
penghasilan bruto dikurangi dengan
biaya jabatan dan iuran – iuran yang
terkait, dimana hal tersebut
digunakan dalam perhitungan PPh
21.
III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Perhitungan Pemotongan Pajak
PPh 21
Contoh perhitungan pajak
penghasilan PT. St. Morita
Industries di sajikan pada tabel 4.4
di atas, dan rekap perhitungan
pajak penghasilan PT. St. Morita
Industries seluruh karyawan PT. St.
Morita Industries disajikan pada
tabel 4.5 untuk karyawan tetap PT.
St. Morita Industries dan 4.6 untuk
karyawan kontrak.
a. Penghasilan Karyawan yang
kena pajak
Penghasilan Kena Pajak
(PKP) dimaknai sebagai berikut:
merupakan dasar perhitungan
untuk menentukan besarnya
Pajak Penghasilan yang terutang.
Untuk menentukan besarnya
Penghasilan Kena Pajak, yaitu
dengan cara Penghasilan Netto
dikurangi dengan Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) yang
seharusnya. Namun apabila
Penghasilan Bruto
Gaji total setahun Xxx
Tunjangan Transport Xxx
Premi Asuransi JKK, JKT Xxx
Bonus Jasa, THR Xxx
Jumlah Penghasilan Bruto Xxx
Pengurangan
Biaya Jabatan Pensiun Xxx
Iuran Pensiun Xxx
Iuran JHT Xxx
Jumlah Pengurangan Xxx
Penghasilan Netto Xxx
PTKP (TK) Xxx
Penghasilan Kena Pajak Xxx
PPh 21 Terutang Setahun Xxx
PPh 21 Terutang Sebulan Xxx
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 10 I I
Penghasilan Nettonya lebih kecil
dari pada Penghasilan Tidak
Kena Pajak maka Penghasilan
Kena Pajaknya NIHIL.
Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 101-
PMK 010-2016 adalah sebagai
berikut :
a. Rp 54.000.000,00 (lima puluh
empat juta rupiah) untuk dari
Wajib Pajak Orang pribadi.
b. Rp 4.500.000,00 (empat juta
lima ratus ribu rupiah)
tambahan untuk Wajib Pajak
kawin.
c. Rp 54.000.000,00 (lima puluh
empat juta rupiah) untuk istri
yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan
suami.
d. Rp 4.500.000,00 (empat juta
lima ratus ribu rupiah)
tambahan untuk setiap
tanggungan.
Dibawah ini pada tabel 4.7
ditampilkan daftar karyawan
tetap dan kontrak PT. St. Morita
Industri yang berpendapatan
kena pajak.
Tabel 2
Daftar Karyawan PT. St. Morita
Industri yang Pedapatannya Kena
Pajak
Sumber: Data Diolah Peneliti
b. Data karyawan yang tidak kena
pajak
Pendapatan karyawan yang
diperoleh dibawah PTKP
(54.000.000) maka tidak
dikenakan pajak. Berikut ini
tabel 4.8 disajikan daftar
karyawan yang pendapatannya
tidak kena pajak.
Tabel 3
Daftar Karyawan yang
Pendapatannya Tidak Kena
Pajak
No Nama Status Pendapatan
Neto
1 Hendra Soni Tetap 50.378.810,00
2 Febbry Pahala
Samosir
Tetap
47.608.103,00
3 Ramli
Simanjuntak
Tetap 52.388.103,00
4 Londas
Lumbantoruan
Tetap
53.958.103,00
5 Wahyu Agus Setiawan
Tetap 43.425.603,00
6 Marjoko Tetap 41.825.000,00
7 Prascoyo Tetap 41.825.000,00
8 Saut
Tampubolon
Tetap
38.837.500,00
N
o
Nama PPH 21/Tahun
(Rp)
POT PPH 21
(Rp)
1 Maruap Siahaan 21.948.715,00 1.829.060,00
2 Ewis Udur Siagian 3.100.000,00 258.333,00
3 Setiyo Dedi 9.348.715,00 779.059,00
4 Jovita Jusman 427.280,00 35.607,00
5 Humala Simanjuntak 5.762.500,00 480.208,00
6 Bilardo Tua Manurung 1.357.503,00 113.125,00
7 Henny Nababan 425.625,00 35.469,00
8 Benni Hasiolan Siagian 1.472.905,00 122.742,00
9 Ervina Rotua Agustina 287.500,00 23.958,00
10 Nastiti 873.750,00 72.812,00
11 Septian Sakti 1.860.000,00 155.000,00
12 Doni Moh. Ramdani M 1.883.256,00 156.938,00
13 Foren Axela Nangin 2.430.000,00 202.500,00
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 11 I I
9 Artha Mei
Eriwati Siahaan
Tetap
43.724.353,00
10 Yustina Heny
Tantrasary
Tetap
47.608.103,00
11 Tamin Nurhasim
Tetap 42.230.603,00
12 Saptono
Atmaja
Tetap
47.608.103,00
13 Mario Benyamin
Pakpahan
Tetap
47.600.000,00
14 Deskastiarmin Mokoginta H
Tetap 47.608.103,00
15 Evendy
Simajuntak
Tetap
41.633.103,00
16 Peri Suwandi J.Simanjuntak
Tetap 47.800.000,00
17 Roland
Samosir
Tetap
39.325.060,00
18 Molly Simanjuntak
Tetap 47.800.000,00
19 Subroto Tetap 35.658.103,00
20 Kalvin
Simanjuntak
Tetap
47.800.000,00
21 Lidiya
Sihaloho
Tetap
51.275.060,00
22 Saad Saputra Tetap 36.337.560,00
23 Ramli Siahaan Kontrak 35.910.000,00
24 Santiana Siahaan
Kontrak 41.325.000,00
25 Dodik Ibnu
Mawardi
Kontrak
51.100.000,00
26 Hamdani Kontrak 40.935.120,00
27 Reza Hafif Kontrak 51.108.103,00
28 Torbit
Pasaribu
Kontrak
40.848.103,00
29 Micael Mangatas P
Kontrak 41.505.120,00
30 Yan Floressi
Tambunan
Kontrak
46.065.120,00
31 Sutoyo Kontrak 45.408.103,00
32 Lasro
Johannes
Siburian
Kontrak 46.740.000,00
33 Natal Peri Baeringbing
Kontrak 46.548.103,00
34 Entis Sutisna Kontrak 40.278.103,00
35 Endri Kontrak 35.148.103,00
36 Muhaeming Kontrak 40.848.103,00
37 Martaulina Sagala
Kontrak 46.065.120,00
Sumber: Data diolah Peneliti
2. Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal
21 pada PT. St. Morita Industries
Yang Sesuai Dengan UU
Perpajakan No.36 tahun 2008
Tentang Pajak Penghasilan
Setelah melaksanakan
perhitungan dan pemotongan atas
pajak penghasilan pasal 21,
berikutnya masuk pada tahap
pencatatan dan pelaporan pajak
penghasilan pasal 21 PT. St. Morita
Industries. Pencatatan adalah hal
yang sangat penting dilakukan
karena untuk menyetor PPh Pasal
21 perusahaan harus teliti dalam
melakukan pencatatan sehingga
tidak menimbulkan kesalahan-
kesalahan yang dapat merugikan
perusahaan. Pencatatan dilakukan
sebelum melakukan penyetoran,
setelah menghitung dan memotong
PPh Pasal 21 kemudian di catatat
dalam bentuk jurnal dan disetorkan
menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP) ke kantor pos/bank. Setelah
selesai menyetor ke kantor pos/bank
yang disetujui oleh Menteri
Keuangan kemudian
melaporkannya ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP). Mekanisme
pencatatan dan pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 PT. St. Morita
Industri:
a. Bagian administrasi dan
keuangan melakukan pengisian
SPT dengan lengkap dan jelas.
b. Melaporkan SPT ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP).
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 12 I I
c. Memperoleh tanda terima
penyampaian SPT.
Hasil penelitian ini di dukung
penelitian dari Jeane (2013) hasil
penelitian menunjukkan bahwa PT.
Megasurya Nusalestari dalam
perhitungan pajak penghasilan pasal
21 telah sesuai dengan ketentuan
peraturan perpajakan yang berlaku
yaitu Pasal 21 Undang – Undang
No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan serta penyetoran dan
penyampaian SPT Masa yang
dilakukan PT. Megasurya
Nusalestari pada kantor pelayanan
pajak telah dilakukan dengan tepat
waktu. Hal ini sudah sejalan dengan
peraturan UU Nomor 16 Tahun
2009 Batas waktu penyampaian
Surat Pemberitahuan adalah
a. Untuk surat pemberitahuan
masa, paling lama 20 hari
setelah akhir pajak;
b. Untuk surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan wajib
pajak orang pribadi, paling lama
3 bulan setelah akhir tahunan
pajak;
c. Untuk surat pemberitahuan
pajak penghasilan wajib pajak
badan, paling lama 2 bulan
setelah akhir tahunan pajak;
d. Wajib pajak dengan kriteria
tertentu dapat melaporkan
beberapa masa pajak dalam 1
surat pemberitahuan masa;
e. Batas waktu dan tata cara
pelaporan atas pemotongan dan
pemungutan pajak yang
dilakukan oleh bedahara
pemerintah dan badan tertentu;
f. Wajib pajak dapat
memperpanjang jangka waktu
penyampaian surat
pemberitahuan tahunan pajak
penghasilan untuk paling lama 2
bulan dengan cara
menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis atau dengan cara
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 13 I I
lain kepada direktur jenderal
pajak;
g. Pemberitahuan harus disertai
dengan penghitungan sementara
pajak yang terutang dalam satu
kali pajak dan surat setoran
pajak sebagai bukti peelunasan
kekurangan pembayaran pajak
yang terutang
h. Apabila surat pemberitahuan
tidak disampaikan sesuai batas
waktu perpanjangan
penyampaian surat pemberitahan
tahunan dapat diterbitkan surat
teguran;
IV. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN
A. Simpulan
1. Perhitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 yang dilakukan oleh PT.
St. Morita Industries telah sesuai
dengan aturan perundang-
undangan perpajakan yakni UU
No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
2. Pelaporan SPT masa yang
dilakukan PT. St. Morita Industries
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
telah dilakukan dengan tepat
waktu, yakni paling lama 20 hari
setelah akhir masa pajak.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas
maka implikasi yang dapat diambil
adalah sebagai berikut :
1. Teoritis
Perhitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 yang dilakukan oleh PT.
St. Morita Industri telah sesuai
dengan aturan perundang -
undangan perpajakan yakni UU
No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan. Hal ini sejalan
dengan peraturan perpajakan yang
berlaku di Indonesia yaitu sesuai
dengan peraturan perundang –
undangan UU No. 36 Tahun 2008.
Pelaporan SPT masa yang
dilakukan PT. St. Morita Industri
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
telah dilakukan dengan tepat
waktu, yakni paling lama 20 hari
setelah akhir masa pajak. Hal ini
sudah sejalan dengan UU Nomor
16 Tahun 2009 Batas waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan
pada kantor pelayanan pajak telah
dilakukan dengan tepat waktu.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 14 I I
2. Praktis
Implikasi praktis pada
penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu
panduan atau acuan dalam
pemotongan dan pelaporan pajak
PPh 21 bagi Instansi. Sehingga
dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam perhitungan
PPh Pasal 21 untuk tahun
kedepannya.
C. Saran
1. Teoritis
a. Instansi atau Kantor Pajak
PT. St. Morita Industri sebaiknya
mengadakan pendidikan atau
pelatihan dalam hal perpajakan
bagi Bagian Perbendaharaan,
untuk menambah keahlian dan
pengetahuan dalam menghitung
dan memotong pajak yang sesuai
dengan peraturan perpajakan.
b. Bagi Wajib Pajak
Bagi karyawan wajib pajak
sebaiknya memiliki rasa
kedisiplinan, kepatuhan serta
kesadaran diri dalam
kewajibannya membayar pajak.
c. Bagi Peneliti Berikutnya
Peneliti selanjutnya sebaiknya
menambah variabel pencatatan
dan penyetoran yang
berhubungan dengan PPh Pasal
21. Karena variabel yang
digunakan dalam penelitian
hanya meliputi perhitungan
pemotongan PPh Pasal 21 dan
Pelaporan PPh Pasal 21.
V. DAFTAR PUSTAKA
Dalughu, M. 2015. Analisis Perhitungan
Dan Pemotongan PPh pasal 21
pada Karyawan PT. BPR
Primaesa Sejahtera Manado.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,
Vol.15 N0.3, 2015
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi
Revisi. Yogyakarta: Andi
. 2016. Perpajakan.
Yogyakarta: Andi
Muaya, A. 2016. Analisis Perhitungan,
Penetapan Dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Pada
Yayasan Perguruan Tinggi
Kattolik Keuskupan Manado.
Jurnal EMBA. Vol. 4 No. 2,
ISSN: 2303-1174
Mulyono, D. 2010. Panduan Brevet
Pajak:Pajak Penghasilan.
Yogyakarta : Andi
Sugiyono. 2014. Metode penelitin
kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
. 2016. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ervina Vebriantika I 14.1.02.01.0217 simki.unpkediri.ac.id Ekonomi – Akuntansi I I 15 I I
Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 1983 Tentang
Ketentuan Umum dan tata cara
perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir
dengan undang – undang republic
Indonesia nomer 16 tahun 2009.
(Online). Tersedia:
http://ketentuan.pajak.go.id/index.
php?r=aturan/rinci&idcrypt=oJeko
6A%3D, diunduh 6 Juni 2018.
Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Keempat atas Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan.
(Online). Tersedia :
http://ketentuan.pajak.go.id/index.
php?r=aturan/rinci&idcrypt=oJeko
6A%3D, diunduh 4 April 2018.