arthopoda. sistematika hewan

10
7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 1/10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan bukit dan pantai Batu Burung Sedau, Singkawang Kalimantan-Barat menyimpan pesona keanekaragaman hayati yang tinggi serta beragamnya tipe ekosistem. Keunikan flora dan fauna serta bentang alam yang khas yang ada dikawasan ini mampu menarik perhatian khusus dari para peneliti serta mahasiswa untuk keperluan penelitian maupun praktikum. Beragamnya tipe ekosistem ini sangat mendukung berbagai habitat satwa maupun flora khususnya berbagai jenis hewan Arthopoda.  Arthopoda umumnya dikenal sebagai organisme hidup dengan ciri khas mempunyai tubuh yang beruas-ruas serta merupakan filum yang paling banyak memiliki jenis hewan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai habitat dan persebaran serta keanekaragaman hewan Arthopoda yang ada dilingkungan sekitar bukit dan pantai Batu Burung Sedau, Singkawang, maka kami lakukan praktikum lapangan Sistematika Hewan 1, Supaya memudahkan dalam mengenal berbagai macam bentuk keanekaragaman hewan  Arthopoda yang berada didarat maupun dilaut dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi (Rahayu, 2004). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari praktikum lapangan sistematika tumbuhan 1 ini adalah : a) Bagaimana biodiversitas Arthopoda di sekitar pantai batu burung, Sedau? b)Bagaimana Karakteristik  Arthopoda yang terdapat di sekitar pantai batu burung, Sedau ? 1.3 Tujuan Tujuan dari praktikum lapangan sistematika tumbuhan 1 ini adalah: a) Mengetahui biodiversitas Arthopoda di sekitar pantai batu burung, Sedau b)Mengetahui Karakteristik  Arthopoda yang terdapat di sekitar pantai batu burung, Sedau

Upload: sumibacen

Post on 05-Mar-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SISTEMATIKA HEWAN PRAKTIKUM LAPANGAN

TRANSCRIPT

Page 1: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 1/10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan bukit dan pantai Batu Burung Sedau, Singkawang Kalimantan-Barat

menyimpan pesona keanekaragaman hayati yang tinggi serta beragamnya tipe

ekosistem. Keunikan flora dan fauna serta bentang alam yang khas yang ada

dikawasan ini mampu menarik perhatian khusus dari para peneliti serta mahasiswa

untuk keperluan penelitian maupun praktikum. Beragamnya tipe ekosistem ini

sangat mendukung berbagai habitat satwa maupun flora khususnya berbagai jenis

hewan Arthopoda.

 Arthopoda umumnya dikenal sebagai organisme hidup dengan ciri khas

mempunyai tubuh yang beruas-ruas serta merupakan filum yang paling banyak 

memiliki jenis hewan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai habitat dan

persebaran serta keanekaragaman hewan Arthopoda yang ada dilingkungan sekitar

bukit dan pantai Batu Burung Sedau, Singkawang, maka kami lakukan praktikum

lapangan Sistematika Hewan 1, Supaya memudahkan dalam mengenal berbagai

macam bentuk keanekaragaman hewan  Arthopoda yang berada didarat maupun

dilaut dan menentukan kedudukannya dalam klasifikasi (Rahayu, 2004).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum lapangan sistematika tumbuhan 1 ini adalah :

a) Bagaimana biodiversitas Arthopoda di sekitar pantai batu burung, Sedau?

b)Bagaimana Karakteristik  Arthopoda yang terdapat di sekitar pantai batu burung,

Sedau ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum lapangan sistematika tumbuhan 1 ini adalah:

a) Mengetahui biodiversitas Arthopoda di sekitar pantai batu burung, Sedau

b)Mengetahui Karakteristik  Arthopoda yang terdapat di sekitar pantai batu burung,

Sedau

Page 2: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 2/10

1.4 Manfaat

Manfaat dari praktikum lapangan sistematika Tumbuhan 1 ini adalah:

a) Mahasiswa dapat mengetahui biodiversitas  Arthopoda di sekitar pantai batu

burung, Sedau.

b) Mahasiswa dapat mengetahui Karakteristik  Arthopoda yang terdapat di sekitar

pantai batu burung, Sedau.

Page 3: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 3/10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Arthopoda

Beberapa karakteristik dari   Arthopoda diantaranya berikut ini (Campbell,

2005).

a) Tubuh simestris bilateral, memiliki 3 lapis sel, tubuh biasanya beruas-ruas,

kepala, dada, dan perut secara bervariasi dapat dibedakan atau bersatu (Ruas-

ruas kepala selalu bersatu).

b) Setiap ruas memiliki embelan tubuh satu pasang atau kurang, masing-masing

dengan beberapa atau banyak sendi yang dilengkapi dengan otot.

c) Rangka luar yang terbuat dari kitin disekresikan oleh epidermis berfungsi untuk 

melindungi tubuh bagian dalam, bagian inti secara interval akan mengalami

pergantian (molting)

d) Saluran pencernaan lengkap, alat-alat mulut dengan rahang lateral beradaptasi

untuk mengunyah, menjilat atau menusuk anus yang terletak dibagian ujung.

e) Peredaran darah terbuka, jantung bagian dorsal mengedarkan darah oleh arteri

ke organ-organ tubuh serta jaringan, dan akan kembali kedalam jantung melalui

rongga tubuh (haemocoel).

f) Respirasi bervariasi, ada yang menggunakan insang, trakea, paru-paru buku,

atau permukaan tubuh.

g) Ekskresi dilakukan oleh koksal(coxal), kelenjar hijau atau saluran Malpighi

yang terletak dibagian usus.

h) Berumah dua, jantan dan betina umumnya berbeda, pembuahan umumnya

didalam, telur dengan kuning telur yang banyak dan terletak didalam cangkang,

umumnya bertelur (ovovivipar). Perkembangn telur yang telah dibuahi untuk 

menjadi individu dewasa banyakyang dilakukan secara bertahap melalui bentuk 

larva dan metamorfosis,pada beberapa crustacea dan insecta

perkembangbiakannya dapat terjadi melalui partthenogenesis.

Page 4: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 4/10

2..2 Klasifikasi Arthopoda

Arthopoda dibagi menjadi 5 kelas,yaitu Arachnida, insecta, Chilopoda,

Crustacea, dan Diplopoda.

2.2.1 Arachnida

Tubuh memiliki satu atau dua bagian utama yaitu, sefalothoraks dan abdomen.

Enam pasang anggota badan (chelicerae, pedipalpus, dan empat pasang kaki untuk 

berjalan), Sebagian besar adalah hewan darat seperti laba-laba, kutu, dan tungau.

Pada sefalothoraks terdapat beberapa embelan yang terdiri atas chelicerae,

pedipalpus, dan maksila. Bagian abdomen terdapat kelenjar sutra yang berfungsi

menghasilkan cairan yang akan mengeras apabila brtemu dengan udara luar sebagai

benang pembentuk sarang. Alat pemital untuk pembentuk sarang dinamakan

spinneret (Rahayu, 2004).

Arachnida merupakan hewan yang menghisap cairan tubuh organisme lain

sebagai makanannya yang selanjutnya akan dicerna dalam saluran pencernaan,

bernapas dengan paru-paru buku, dan mengeluarkan sisa metabolisme (ekskresi)

dengan badan malpighi yang terletak pada bagian usus.

2.2.2 Insecta

Tubuh terbagi menjadi kepala toraks, dan abdomen; memiliki antena; bagian

mulut dimodifikasi untuk mengunyah, menyedot atau menelan; umumnya memiliki

dua pasang sayap dan tiga pasang kaki, sebagaian besar adalah hewan

teresterial.umumnya memiliki dua pasang sayap dan tiga pasang kaki, sebagaian

besar adalah hewan teresterial. Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa

mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai

dari larva sampai dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah

mengalami metamofosis, yaitu kutu buku ( Episma saccharina)

Berdasarkan metamorfosisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu:

Hemimetabola dan Holometabola.

1. Hemimetabola

Yaitu serangga yang tidak mengalami metamorfosis sempurna. Dalam daur

hidupnya serangga Hemimetabola mengalami tahapan perkembangan sebagai

berikut: 1. Telur 2. Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk 

Page 5: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 5/10

sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian

kulit. 3. Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua

organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Borror,

2005).

Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain: Achyptera atau

 Isoptera, Orthoptera, Odonata, Hemiptera, Homoptera, mantodea.

a) Orthoptera

Memiliki dua pasang sayap bermembran (beberapa tahapan tidak bersayap),

mulut untuk mengunyah; sangat sosial; metamorfosis tak sempurna. Contoh: rayap.

b) Odonata

Memiliki dua pasang sayap bermembran; bagian mulut untuk menggigit;

metamorfosis tak sempurna. Contoh: Damselfly, capung.

c) Hemiptera

Memiliki dua pasang sayap (satu pasang seperti berkuit, satu pasang

bermembran) mulut untuk menusuk dan menyedot. Metamorfosis tidak sempurna.

Contoh: kutu busuk. Chinch bug, Assassin bug, Bedbug

d) Isoptera

Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Tipe mulutnya

untuk menggigit. Metamorfosis tidak sempurna.

e) Mantodea

Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu: kepala (caput), dada (thorax) dan perut

(abdomen); antena berbentuk kawat; betina biasanya memiliki abdomen yang lebih

besar dibandingkan dengan yang jantan; metamorfosis tidak sempurna.

Contoh:belalang sembah (Erya, 2011).

2. Holometabola

Yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna, Tahapan dari daur

serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Telur  –  larva – pupa  – 

imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan

dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan

kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ.

Page 6: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 6/10

Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi

6 ordo, yaitu ordo: Dermaptera, Lepidoptera, Diptera, Coleoptera ,Siphonoptera

 ,Hymenoptera.

a) Hymenoptera

Memiliki dua pasang sayap bermembran, kepala dapat bergerak; bagian mulut

untuk mengunyah atau penghisap, organ untuk menyengat pada bagian posterior

pada betina; metamorfosis sempurna; banyak spesies bersifat sosial. Contoh: semut,

lebah, tawon

b) Lepidoptera

Memiliki dua pasang sayap yang ditutupi dengan sisik kecil; lidah panjang

melilit untuk penghisap; metamorfosis sempurna. Contoh: kupu-kupu, ngengat.

c) Diptera

Memiliki satu pasang sayap dan halter (organ untuk keseimbangan); mulut untuk 

penghisap, menusuk atau menelan; metamorfosis sempurna. Contoh: lalat, nyamuk 

(Campbell et al. 2005).

d) Siphonoptera

Tidak memiliki sayap, tipe mulut penghisap, kakinya panjang dan digunakan

untuk melompat. Contoh Kutu manusia (Pulex irritans), kutu kucing

(Stenossphalus felic).

e) Coleoptera

Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap

depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk, sedangkan

sayap belakang tipis seperti selaput. Tipe mulut menggigit. Contoh Kumbang

kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah ( Rhyzoperta dominica).

f) Dermaptera

Memiliki dua paang sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang

bermembran, atau tidak bersayap. Tipe mulut menggigit. Contoh Earwig

2.2.3 Chilopoda

Bentuk tubuh panjang dan pipih dorso-ventral, terdiri atas 15-181 ruas dan

seluruh tubuhnya ditutupi oleh kutikula (rangka luar) yang terbuat dari kitin. Tubuh

dengan kepala yang jelas memiliki antena besar dan tiga pasang bagian mulut,

Page 7: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 7/10

anggota badan segmen tubuh pertama dimodifikasi sebagai cakar beracun, segmen

badan mengandung satu pasang kaki berjalan setiap segmen, teresterial, karnivora.

Saluran pencernaannya lurus, dengan 2-3 pasang kelenjar ludah dibagian mulut,

serta saluran malpighi yang panjang dibagian posterior sebagai alat ekskresi.

Jantung memanjang disepanjang tubuhnya, dikelilingi oleh rongga pericardium.

Pada jantung terdapat sepasang lubang kecil yang disebut ostium tempat masuknya

darah dari rongga pericardium. Pada beberapa ruas terdapat spirakel lubang tempat

masuknya udara dari luar kedalam sistem trakea yang berfungsiuntuk pernapasan

(Campbell, 2005).

2.2.4 Crustacea

Tubuh terdiri atas kepala dan dada yang bersatu disebut cephalothorax dan perut

(abdomen). Bagian tersebut memiliki ruas (kepala 5, dada 8, dan perut 6), ruas-ruas

kepala biasanya bersatu. Bagian sefalothorak ditutupi oleh penutup yang disebut

karapaks. Untuk membedakan daerah kepala dan dada pada bagian tersebut terdapat

lekuk servik. Ujung anterior karapaks meruncing, disebut rostrum. Dibawah

karapaks terdapat sepasang antenna (panjang) dan antenula (pendek) yang

berfungsi sebagai alat peraba. Mata terdapat pada tangkai pendek yang dapat

digerakkan sehingga memperluas daerah penglihatannya. Mulut terdapat

dipermukaan ventral yang dilengkapi dengan alat mulut berupa maxila yang

berfungsi untuk membantu memasukkan makanan kedalam mulut dan mandibula

untuk memotong/menghaluskan makanan (Romimohtarto, 2005).

Daerah posterior diujung abdomen terdapat uropod yang bentuknya melebar

seperti kipas dengan telson diantaranya yang berfungsi untuk membantu pergerakan

ketika berenang. Setiap ruas atau somit memiliki sepasang embelan yang terdiri atas

tiga jenis , yaitu foliaseus, misalnya maksila, bercabang dua (hiramaous), misalnya

kaki renang, dan tidak bercabang (uniramous), misalnya seperti kaki jalan

2.2.5 Diplopoda

Bentuk tubuhnya agak bulat panjang terdiri atas 25-100 ruas atau lebih, selruh

tubuhnya ditutupi oleh kutikula. Pada bagian kepala terdapat sepasang antena

Page 8: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 8/10

pendek, sepasang mandibula, dan sepasang mata yang masing-masing terdiri atas

sekelompok mata sederhana.

Bagian abdomen yang terdiri atas 9-100 ruas atau lebih, setiap ruasnya memiliki

dua pasang kaki (masing-masing 7 ruas), dua pasang spirakel, ostia, dan ganglion

syaraf. Sistem pencernaan, peredaran darah, dan ekskresi mirip dengan yang

dimiliki oleh Chilopoda. Diplopoda banyak memiliki trakea tersendiri, masing-

masing dengan kantung berjumbai yang berhubungan dengan spirakel

(Radipoetra,1996).

Page 9: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 9/10

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu dan Tempat Praktikum Lapangan

Praktikum lapangan Sistematika Tumbuhan 1 ini dilaksanakan pada hari

Sabtu, 23 Mei 2015, berlokasi di Pantai dan Bukit Batu Burung Sedau, kecamatan

Singkawang Selatan, pada pukul 11.00 sampai 17.00 WIB. Preparasi hasil

praktikum lapangan Sistematika Hewan 1 ini dilaksanakan dari tanggal 25 Mei

3.2 Deskripsi Lokasi Praktikum Lapangan

Kalimantan Barat memiliki berbagai potensi pariwisata yang menarik salah

satunya Pantai Batu Burung Sedau. Pantai ini menjadi pilihan pariwisata karena

menyajikan pemandangan yang menyejukan mata dengan bebatuan granit di

sepanjang pantai, selain sebagai tempat pariwisata, pantai ini juga menjadi edukasi

alam karena menyediakan berbagai macam Hewan tingkat rendah yang memadai

guna keperluan penelitian baik didaerah bukit maupun pantainya.

Secara umum, keadaan perairan dipantai ini masih baik, karena masih

terlihat bersih dan dari hasil praktikum lapangan sebelumnya menunjukan daerah

ini masih memiliki keanekaragaman mahluk hidup bawah air yang cukup tinggi,

selain itu pantai ini memiliki tingkat kedalaman yang bertahap sehingga

memudahkan dalam sampling. Daerah bukitnya sendiri, meskipun bukan tergolong

hutan primer tetapi masih memiliki tingkat keanekaragaman yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, pantai batu burung Sedau, Singkawang dipilih Oleh Mahasiswa

Biologi sebagai lokasi untuk melakukan praktikum lapangan Sistematika Hewan 1.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah,jaring serangga,

kamera,kantong plastik,keping sechi, kertas laminating, plastik klip, toples,

termometer

Page 10: ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

7/21/2019 ARTHOPODA. SISTEMATIKA HEWAN

http://slidepdf.com/reader/full/arthopoda-sistematika-hewan 10/10

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah Formalin

3.4 Cara Kerja

3.4.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling bebas dengan menjelajahi

pantai dan bukit. Setiap   Arthopoda yang dijumpai diambil secara utuh tanpa

menaggalkan bagian tubuh dari arthopa tersebut, untuk arthopoda yang akuatik 

langsung ditempatkan didalam toples, dan untuk yang terestirial disimpan dalam

plastik klip dan disuntik dengan formalin agar tidak rusak dan busuk.

3.4.2 Preparasi

Preparasi dilakukan dengan menambahkan formalin pada sampel Arthopoda

yang akuatik kedalam toples, sedangkan yang terestirial sampel disuntik dengan

formalin, dan khusus yang insecta dibuat insectarium.

3.4.3 Pengukuran Parameter

a) Suhu

Pengukuran suhu dengan termometer dilakukan didalam air dan diudara hingga

mencapai titik tetap dan dicatat suhunya

b) Kecerahan

diukur menggunakan keping secchi, yaitu dengan menenggelamkan keping

secchi hingga warna putih dari keping secchi tampak hilang dan dilihat angka pada

meteran jahit. Setelah itu, keping secchi diangkat dan diamati angka dimana warna

putih mulai tampak kembali. Perhitungan yakni dengan merata-ratakan kedua

angka yang didapat.

3.4.4 Identifikasi

Identifikasi sampel dilakukan dengan pengamatan morfologi, lalu dicocokkan

dengan literature.