art akgepi

33
-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI -1- ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR GEDUNG DAN PERMUKIMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan BAB XIII Pasal 43 Anggaran Dasar Asosiasi Kontraktor Gedung dan Permukiman Indonesia. 2. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan yang tidak ter-pisahkan dari Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud ayat (1). BAB II ORGANISASI Pasal 2 PEMBENTUKAN ORGANISASI 1. AKGEPI dideklarasikan oleh Dewan Pendiri pada tanggal 8 Agustus 2001 di Jakarta dihadapan para Pengusaha Jasa Konstruksi, para Pemerhati Dunia Jasa Konstruksi dan Perwakilan Daerah sebanyak 17 (tujuh belas) Propinsi. 2. Untuk pertama kali AKGEPI serta perangkat organisasi Tingkat Pusat dibentuk oleh Musyawarah Nasional-I di Jakarta pada tanggal 9 10 Desember 2001 dan dikukuhkan dengan Musyawarah Nasional-I No. 03/SK/MUNAS-I/AKGEPI/XII/2001 tanggal 10 Desember 2001. 3. Untuk pembentukan DPD Tingkat I dan Tingkat II Kota/Kabupaten, DPP AKGEPI menerbitkan : a. SURAT MANDAT Dewan Pimpinan dalam pembentukan AKGEPI untuk DPD Tingkat I Propinsi dan DPD Tingkat II Kabupaten/Kota memberikan Mandat kepada anggota Badan Usaha Jasa Konstruksi yang bertugas untuk mensosialisasikan tentang kehadiran dan keberadaan AKGEPI, dan melaporkan hasilnya ke Dewan Pimpinan yang lebih tinggi dan selanjutnya menyusun Komposisi Personalia Pengurus sementara yang diajukan/diusulkan ke Dewan Pimpinan yang lebih tinggi untuk dibuat Surat Keputusan. b. SURAT KEPUTUSAN PRA MUSDA Surat Keputusan Pra-MUSDA adalah Surat Keputusan Sementara yang diusulkan oleh Penerima Mandat untuk dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan yang lebih Tinggi dan bertugas :

Upload: sekbarsrg

Post on 07-Aug-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ART AKGEPI

TRANSCRIPT

Page 1: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-1-

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI KONTRAKTOR GEDUNG DAN PERMUKIMAN INDONESIA

BAB I

UMUM

Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan BAB XIII Pasal 43 Anggaran Dasar Asosiasi Kontraktor Gedung dan Permukiman

Indonesia. 2. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan yang tidak

ter-pisahkan dari Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud ayat (1).

BAB II

ORGANISASI

Pasal 2

PEMBENTUKAN ORGANISASI

1. AKGEPI dideklarasikan oleh Dewan Pendiri pada tanggal 8 Agustus 2001 di Jakarta dihadapan para Pengusaha Jasa Konstruksi, para Pemerhati Dunia Jasa Konstruksi dan Perwakilan Daerah sebanyak 17

(tujuh belas) Propinsi. 2. Untuk pertama kali AKGEPI serta perangkat organisasi Tingkat Pusat

dibentuk oleh Musyawarah Nasional-I di Jakarta pada tanggal 9 – 10 Desember 2001 dan dikukuhkan dengan Musyawarah Nasional-I No.

03/SK/MUNAS-I/AKGEPI/XII/2001 tanggal 10 Desember 2001. 3. Untuk pembentukan DPD Tingkat I dan Tingkat II Kota/Kabupaten,

DPP AKGEPI menerbitkan :

a. SURAT MANDAT Dewan Pimpinan dalam pembentukan AKGEPI untuk DPD

Tingkat I Propinsi dan DPD Tingkat II Kabupaten/Kota memberikan Mandat kepada anggota Badan Usaha Jasa Konstruksi yang bertugas untuk mensosialisasikan tentang

kehadiran dan keberadaan AKGEPI, dan melaporkan hasilnya ke Dewan Pimpinan yang lebih tinggi dan selanjutnya menyusun

Komposisi Personalia Pengurus sementara yang diajukan/diusulkan ke Dewan Pimpinan yang lebih tinggi untuk dibuat Surat Keputusan.

b. SURAT KEPUTUSAN PRA MUSDA

Surat Keputusan Pra-MUSDA adalah Surat Keputusan Sementara yang diusulkan oleh Penerima Mandat untuk dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan yang lebih Tinggi dan

bertugas :

Page 2: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-2-

b.1. Mensosialisasikan kehadiran, keberadaan AKGEPI kepada seluruh masyarakat jasa konstruksi,

khususnya Badan Usaha Jasa konstruksi dan kepada Pemerintah, BUMN dan BMUD

b.2. Mempersiapkan seluruh perangkat organisasi mulai dari Kantor Sekretariat, Kop Surat, Stempel, Papan Nama/Plank Organisasi dan lain-lain.

b.3. Mempersiapkan untuk Pelaksanaan MUSDA. b.4. Komposisi Dewan Pengurus Pra-MUSDA sama

dengan Komposisi Personalia. b.5. Dewan Pengurus Pra-MUSDA memiliki wewenang,

tugas dan kewajiban hampir setara dengan

Pengurus hasil MUSDA.

c. SURAT KEPUTUSAN MUSDA

Pasal 3

HUBUNGAN JENJANG STRUKTUR ORGANISASI

Dewan Pimpinan Daerah Propinsi adalah Pelaksana Kebijaksanaan Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota adalah pelaksana

kebijak-sanaan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang bersangkutan.

BAB III

KEANGGOTAAN

Pasal 4 PENDAFTARAN ANGGOTA

Yang menjadi Anggota AKGEPI adalah Perusahaan Jasa Konstruksi yang bergerak pada Bidang / Sub Bidang :

1. Perumahan dan Permukiman, 2. Gedung dan Pabrik, 3. Apartemen dan Rumah Toko, Rumah Kantor dan Rumah Susun,

4. Pembukaan Areal / Permukiman dan Pemeliharaan. 5. Interior.

Pasal 5

PERSYARATAN MENJADI ANGGOTA

Persyaratan untuk diterima menjadi Anggota AKGEPI adalah sebagai

berikut : 1. Anggota Biasa :

a. Badan Usaha Milik Swasta, Milik Koperasi, Milik Negara dan Milik

Daerah yang bergerak di bidang jasa konstruksi yang memiliki akte pendirian dan perubahannya yang sah menurut hukum di

Indonesia,

Page 3: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-3-

b. Persyaratan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dengan persetujuan

Dewan Pimpinan Pusat dengan mengingat keadaan daerah yang bersangkutan.

2. Anggota Luar Biasa :

a. Badan Usaha yang berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA)

yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

b. Badan Usaha Milik Asing yang bergerak dibidang Usaha Jasa Konstruksi yang telah memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,

c. Persyaratan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dengan persetujuan

Dewan Pimpinan Pusat dengan mengingat keadaan daerah yang bersangkutan.

Pasal 6 PROSEDUR PENDAFTARAN KEANGGOTAAN

Prosedur pendaftaran Anggota :

1. Pendaftaran dilakukan pada DPD Kabupaten/Kota, yang selanjutnya diteruskan kepada DPD Propinsi yang bersangkutan,

2. Pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir yang dilampiri salinan

Surat Keterangan Domisili, Izin Usaha, Tanda Daftar Perusahaan, NPWP, PKP dan Akte Pendirian beserta seluruh perubahannya,

3. Perusahaan yang diterima menjadi anggota akan mendapat Kartu Tanda Anggota dari DPD Propinsi yang bersangkutan,

4. Keputusan tentang diterima atau tidaknya menjadi anggota

disampaikan melalui Surat Pemberitahuan Dewan pimpinan Daerah Propinsi, selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah formulir

pendaftaran diterima oleh DPD Propinsi dan Kartu Tanda Anggota harus diberikan oleh DPD Propinsi melalui DPD Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal

pemberitahuan, 5. Formulir Pendaftaran dan Kartu Tanda Anggota, format dan

bentuknya seragam diseluruh Indonesia dan dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 7 HAK ANGGOTA

1. Setiap Anggota Biasa AKGEPI berhak untuk :

a. Memilih Pimpinan,

b. Dipilih menjadi Pimpinan, c. Mengajukan usul, saran dan pendapat bagi kebaikan organisasi,

d. Mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas organisasi, e. Mendapatkan informasi, bimbingan bantuan, pelayanan dan per-

lindungan organisasi dalam menjalankan profesinya,

Page 4: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-4-

f. Diikut sertakan pada setiap kegiatan pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh organisasi,

g. Mengajukan Permohonan untuk Sertifikasi, Klasifikasi dan Kualifikasi Usaha.

2. Setiap Anggota Luar Biasa AKGEPI mempunyai hak yang sama

dengan Anggota Biasa AKGEPI kecuali hak dipilih dan memilih,

3. Dalam menggunakan hak anggota AKGEPI tersebut ayat 1, Anggota Biasa AKGEPI hanya dapat diwakilkan kepada satu orang :

a. Secara otomatis kepada orang yang identitasnya tercantum dalam Kartu Tanda Anggota (KTA) AKGEPI yang masih berlaku,

b. Dalam hal diwakilkan kepada orang lain, harus dapat dibuktikan

terlebih dahulu bahwa yang mewakili adalah pengurus perusahaan tersebut yang nama dan jabatannya tercantum

dalam akte perusahaan (akte pendirian dan/atau perubahan-perubahan) dan yang bersangkutan mendapat surat kuasa penuh dari pimpinan perusahaan tersebut untuk mewakilinya dalam

organisasi AKGEPI, c. Dalam hal penggunaan hak anggota yang diwajibkan

sebagaimana tersebut ayat 3b, untuk keperluan kepersertaan dalam musyawarah, maka akte perubahan yang diberlakukan

adalah akte perubahan yang dimasukkan/dilaporkan keorganisasi AKGEPI pada saat pendaftaran ulang keanggotaan atau akte perubahan yang waktunya dibuat 3 (tiga) bulan sebelum

berlangsungnya musyawarah, d. Dalam hal penggunaan hak anggota diwakilkan sebagaimana 3b

dan 3c maka ketentuan ayat 3a menjadi gugur dan hak mewakili anggota dialihkan kepada yang mendapatkan kuasa penuh tersebut.

Pasal 8

KEWAJIBAN ANGGOTA Setiap Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa AKGEPI berkewajiban,

untuk : 1. Memenuhi semua ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga, 2. Tunduk pada peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang

dikeluarkan oleh organisasi,

3. Menjunjung tinggi nama organisasi, profesionalisme dan Kode Etik “PANCA - BRATA”,

4. Membayar Uang Pangkal, Uang Iuran dan biaya lainnya yang ditetapkan organisasi dan untuk penetapan penarikan keuangan yang dikeluarkan organisasi di Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota

harus dengan persetujuan Dewan Pimpinan Pusat.

Page 5: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-5-

Pasal 9 SANKSI ANGGOTA

1. Pemberian sanksi dapat berupa :

a. Teguran dan peringatan tertulis, b. Pemberhentian sementara, c. Pemberhentian/dikeluarkan menjadi anggota.

2. Setiap Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa dapat sanksi karena :

a. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Kode Etik “PANCA - BRATA”,

b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi,

c. Tidak memenuhi kewajiban keuangan sebagaimana ditetapkan organi-sasi,

d. Tidak mematuhi dan memenuhi keputusan organisasi, e. Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang

diberikan oleh organisasi,

f. Tidak menjalankan profesi organisasi sebagaimana mestinya sehingga merugikan nama baik organisasi,

g. Perusahaan dinyatakan pailit atau menyatakan pailit serta izin usahanya dicabut oleh yang berwenang.

3. Pemberhentian sementara anggota dilakukan oleh dewan Pimpinan

Daerah Propinsi setelah kepada yang bersangkutan diberikan

peringatan tertulis terlebih dahulu sebanyak 2 (dua) kali tidak dipenuhi, jangka waktu pemberhentian sementara 3 (tiga) bulan guna

yang bersangkutan memperbaiki kesalahan atau pembelaan, 4. Pemberhentian dilakukan jika selama pemberhentian sementara tiga

bulan tidak ada tanda-tanda perbaikan atau hal-hal luar biasa yang

merugikan organisasi, berdasarkan Rapat Dewan pimpinan Lengkap dari Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang bersangkutan,

5. Anggota yang dikenakan sanksi pemberhentian atau pemberhentian sementara dapat melakukan pembelaan diri atau naik banding secara berturut-turut, kepada :

a. Dewan Pimpinan Pusat yang tingkatannya lebih tinggi, b. Rapimda yang bersangkutan,

c. Musda yang bersangkutan, d. Rapimda yang tingkatannya lebih tinggi, e. Musda yang tingkatannya lebih tinggi,

f. Rapimnas, g. Munas.

6. Dalam masa menjalani sanksi, anggota yang bersangkutan

kehilangan hak-haknya,

7. Anggota yang kehilangan haknya karena terkena sanksi akan memperoleh pemulihan hak-haknya setelah sanksi yang dikenakan

kepadanya dicabut kembali.

Page 6: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-6-

Pasal 10

SERTIFIKASI

1. Anggota AKGEPI dapat mengajukan Sertifikasi untuk Klasifikasi atau Kualifikasi sesuai ketentuan yang berlaku,

2. Sistem dan biaya sertifikasi yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan

Pusat yang dikukuhkan dengan ketetapan organisasi.

Pasal 11 PENCABUTAN SERTIFIKASI

Sertifikasi yang dimiliki dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku jika : 1. Data-data yang diberikan dalam Daftar Isian Sertifikat (DIS) ternyata

tidak benar, 2. Pemegang Sertifikat melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

sertifikasi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.

BAB IV KEPEMIMPINAN

Pasal 12

DEWAN PIMPINAN LENGKAP

1. Dewan Pimpinan Lengkap terdiri dari Dewan Pimpinan ditambah

Ketua-Ketua Kompartemen untuk Tingkat Pusat, Departemen untuk Daerah Propinsi, Bidang-Bidang untuk Daerah Kabupaten/Kota.

2. Jumlah Dewan Pimpinan Lengkap setiap tingkatan sebanyak-

banyaknya adalah : a. 47 (Empat puluh tujuh) untuk tingkat Pusat,

b. 31 (Tiga puluh satu) untuk tingkat Daerah Propinsi, c. 31 (Tiga puluh satu) untuk tingkat Daerah Kabupaten/Kota.

3. Pengurus Kompartemen diangkat Oleh Dewan Pimpinan Tingkat Pusat, Pengurus Departemen diangkat oleh Dewan Pimpinan Daerah

Propinsi dan Pengurus Bidang-Bidang diangkat oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/ Kota.

4. Kompartemen dipimpin oleh seorang Ketua Kompartemen,

Departemen dipimpin oleh Ketua Departemen, dan Bidang dipimpin oleh seorang Ketua Bidang.

5. Kesekretariatan Kompartemen ditangani oleh Sekretaris Kompartemen yang merupakan Staf Sekretaris Jenderal untuk Tingkat Pusat dan Kesekre-tariatan Departemen Daerah Propinsi serta

Bidang-Bidang Daerah Kabupaten/Kota ditangani oleh Sekretaris Eksekutif.

Page 7: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-7-

Pasal 13 KESEKRETARIATAN ORGANISASI

AKGEPI memiliki Sekretariat Organisasi yang disebut Sekretariat Jenderal

untuk Tingkat Pusat dan Sekretariat untuk Tingkat Daerah Propinsi dan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota dengan uraian tugas, jabatan dan wewenang, sebagai berikut :

1. Sekretariat Jenderal. a. Sekretariat Jenderal bertugas melayani semua urusan Dewan

Pimpinan, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pembina Pusat. b. Sekretariat Jenderal bertugas melaksanakan semua ketetapan

dan tugas-tugas harian yang dibebankan Dewan Pimpinan Pusat

yang tidak merupakan kebijaksanaan, mengelola segala urusan administrasi, manajemen, personalia, keuangan, harta benda

organisasi dan berbagai tugas kesekretariatan lainnya, c. Sekretariat Jenderal dipimpin oleh seorang Direktur Eksekutif, d. Direktur Eksekutif diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada

Dewan Pimpinan Pusat melalui Ketua Umum, e. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, Direktur Eksekutif

dapat dibantu oleh beberapa Kepala Bagian dan Staf lainnya yang jumlah serta pembagian bidang kerjanya diatur sesuai kebutuhan

atas persetujuan Dewan Pimpinan Pusat, f. Kepala-Kepala Bidang dan Staf diangkat dan diberhentikan oleh

Dewan Pimpinan Pusat dan dalam menjalankan tugasnya

bertanggung jawab kepada Direktur Eksekutif, g. Direktur eksekutif adalah tenaga professional yang bekerja penuh

waktu yang diangkat oleh Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan kontrak kerja oleh sebab itu, ia mendapat gaji sebagai karyawan tetap AKGEPI,

h. Pengangkatan dan pemberhentian karyawan AKGEPI dilaksanakan sesuai dengan norma-norma peraturan atau

perundang-undangan ketenaga-kerjaan yang berlaku.

2. Sekretariat.

a. Sekretariat AKGEPI Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota masing-masing dipimpin oleh seorang Sekretaris Eksekutif,

b. Uraian tugas, jabatan dan wewenang Sekretaris Eksekutif pada prinsipnya sama dengan tugas, jabatan dan wewenang Direktur Eksekutif tersebut diatas pada nomor (1).

Pasal 14

SEKRETARIAT JENDERAL 1. Sekretatiat Jenderal AKGEPI dipimpin oleh seorang Sekretaris

Jenderal yang dibantu oleh Direktur Eksekutif yang profesional dan bekerja penuh waktu,

2. Sekretaris Jenderal berfungsi sebagi koordinator pelaksana harian semua kebijaksanaan dan ketetapan serta tugas-tugas harian yang dibebankan Dewan Pimpinan Pusat yang tidak merupakan

kebijaksanaan,

Page 8: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-8-

3. Dalam melaksanakan tugasnya pada ayat (2) diatas, Sekretaris Jenderal dibantu oleh Direktur Eksekutif,

4. Sekretaris Jenderal bertanggung jawab kepada Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 15

PEMBAGIAN TUGAS DEWAN PIMPINAN

1. Pembagian tugas diantara Pengurus dilakukan oleh Ketua Umum

untuk Tingkat Pusat, Tingkat Propinsi dan Ketua untuk Kabupaten/Kota berdasarkan Rencana Kerja/Program Kerja dan Keputusan-Keputusan MUNAS/MUSDA Propinsi/MUSDA Kabupaten/

Kota masing-masing, 2. Ketua Umum Tingkat Pusat dan Tingkat Propinsi serta Ketua

Kabupaten/ kota masing-masing berkewajiban : a. Memimpin Dewan Pimpinan masing-masing dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya, baik keluar maupun kedalam,

b. Mengkoordinasikan langkah-langkah Dewan Pimpinan masing-masing dalam hal yang bersifat kebijaksanaan,

c. Memimpin Rapat-Rapat yang diadakan Dewan Pimpinan masing-masing,

d. Mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan tugas para Ketua Umum/Ketua-Ketua/Wakil Ketua masing-masing,

e. Bertanggung jawab kepada MUNAS/MUSDA Propinsi/MUSDA

Kabupaten/Kota masing-masing.

3. Ketua-Ketua Tingkat Pusat, Ketua-Ketua Tingkat Propinsi serta Wakil Ketua Kabupaten/kota masing-masing berkewajiban : a. Membantu Ketua Umum Tingkat Pusat/Propinsi, Ketua

Kabupaten/Kota dalam mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan tugas Kompartemen/

Depatemen/ Bidang dalam lingkup tugasnya masing-masing, b. Membina kerja sama yang serasi dan harmonis serta mengawasi

kelancaran pelaksanaan tugas Kompatemen/Departemen/Bidang

dalam lingkup bidang tugasnya masing-masing, c. Mewakili Ketua Umum Tingkat Pusat/Propinsi dan Ketua

Kabupaten/ Kota atas dasar penunjukan Ketua Umum/Ketua masing-masing,

d. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Tingkat Pusat/Propinsi

dan Ketua Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.

4. Ketua-Ketua Kompartemen Tingkat Pusat, Ketua-Ketua Departemen

Propinsi dan Ketua-Ketua Bidang Kabupaten/Kota berkewajiban :

a. Memimpin Kompartemen/Departemen/Bidang mengkoordinasikan dan men-sinkronisasikan pelaksanaan tugas Kompartemen/

Departemen/Bidang dalam lingkup tugasnya masing-masing, b. Mengawasi kelancaran tugas Kompatemen/Departemen/Bidang

dalam lingkup tugasnya masing-masing,

Page 9: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-9-

c. Mewakili Ketua yang membidangi Kompartemennya/ Ketua yang membidangi Departemennya /Ketua yang membidangi Bidangnya

bila Ketua-Ketua tersebut berhalangan, d. Mewakili Ketua Umum dan Ketua-Ketua Tingkat Pusat/Propinsi

dan Kabupaten/ Kota atas dasar penunjukan jika yang bersangkutan berhalangan,

e. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Ketua

Umum/Ketua yang membidangi kompartemennya/ Departemennya/Bidangnya, kepada Ketua-Ketua yang

membidangi kompartemen/ Departemen/Bidang masing-masing.

5. Apabila Ketua Umum Tingkat Pusat/Propinsi atau Ketua Kabupaten/

Kota berhalangan sementara atau tidak dapat menjalankan tugasnya sehari-hari dalam waktu tertentu :

a. Untuk Tingkat Pusat/Tingkat Propinsi, Ketua Umum menunjuk salah seorang Ketua untuk mewakilinya dan jika semua Ketua berhalangan maka Ketua Umum menunjuk

salah seorang Ketua Kompartemen/Departemen yang mewakilinya.

b. Untuk Tingkat Daerah Kabupaten/Kota. Ketua menunjuk salah seorang Wakil Ketua mewakilinya dan jika

semua Wakil Ketua berhalangan maka Ketua Umum menunjuk salah seorang Ketua Bidang mewakilinya.

Pasal 16 DEWAN PIMPINAN PUSAT

Tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Pusat antara lain sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan MUNAS/Rapat dan/atau yang setingkat dengan itu

sebagaimana yang dimaksud dalam BAB IX Pasal 30 Ayat 1 Anggaran Dasar AKGEPI,

2. Menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa, diselenggarakan sesuai dengan Pasal 31 ayat 1.1 Anggaran Dasar AKGEPI,

3. Menyelenggarakan Musyawarah Khusus, diselenggarakan sesuai

dengan Pasal 32 Anggaran Dasar AKGEPI, 4. Menjabarkan dan melaksanakan Keputusan-Keputusan MUNAS

dan/atau yang setingkat sebagaimana tersebut pada ayat 1, 5. Mengukuhkan dan Melantik Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, 6. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk-petunjuk

kepada Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dalam menjalankan tugasnya,

7. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas Dewan Pimpinan Daerah Propinsi,

8. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Pemerintah Pusat,

Instansi-Instansi dan Badan-Badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan organisasi,

9. Bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional melakukan Sertifikasi, Klasifikasi dan Kualifikasi pelaksana Jasa Konstruksi,

Page 10: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-10-

10. Mengatur dan mempertanggung jawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di Tingkat Pusat,

11. Melaksanakan pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan organisasi.

Pasal 17 DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI

Tugas dan wewenang Dewan pimpinan Daerah Propinsi antara lain sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan MUSDA/Rapat-Rapat dan/atau yang setingkat dengan itu sebagaimana yang dimaksud dalam BAB IX Pasal 30 Ayat 2 Anggaran Dasar AKGEPI,

2. Menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa, diselenggarakan sesuai dengan Pasal 31 ayat 1.2 Anggaran Dasar AKGEPI,

3. Menjabarkan dan melaksanakan Keputusan-Keputusan MUSDA Propinsi dan/atau yang setingkat sebagaimana tersebut pada ayat 1,

4. Mengukuhkan dan Melantik Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota

di daerahnya masing-masing, 5. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk-petunjuk

kepada Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota di daerahnya masing-masing dalam menjalankan tugasnya,

6. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,

7. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Pemerintah Daerah

setempat, Instansi-Instansi dan Badan-Badan yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan organisasi,

8. Bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Daerah melaksanakan Sertifikasi, Klasifikasi dan Kualifikasi pelaksanaan Jasa Konstruksi,

9. Mengatur dan mempertanggung jawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di Tingkat Daerah Propinsi,

10. Melaksanakan pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan organisasi.

Pasal 18

DEWAN PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

Tugas dan wewenang Pimpinan antara lain : 1. Menyelenggarakan MUSDA dan Rapat-Rapat dan atau yang setingkat

dengan itu sebagaimana dimaksud dalam BAB IX Pasal 30 ayat 3

Anggaran Dasar AKGEPI, 2. Menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa, diselenggarakan sesuai

dengan Pasal 31 ayat 1.3 Anggaran Dasar AKGEPI, 3. Menjabarkan dan melaksanakan Keputusan-Keputusan MUSDA

Kabupaten/Kota dan/atau yang setingkat tersebut pada ayat 1,

4. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada para anggotanya dalam menjalankan tugasnya,

5. Mengadakan hubungan dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat, Instansi-Instansi dan Badan-Badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan organisasi,

Page 11: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-11-

6. Mengatur dan mempertanggung jawabkan kebijakan Anggaran

organisasi di Daerah Kabupaten/Kota, 7. Melakukan pembinaan-pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan

organisasi.

Pasal 19 SANKSI JABATAN

1. Anggota Dewan Pimpinan dapat dikenai sanksi organisasi berdasarkan

besar kecilnya kesalahan yang dilakukan sampai pada bentuk

pemberhentian melalui tahapan sebagai berikut : a. Tahap Teguran atau peringatan tertulis,

b. Tahap peringatan keras, c. Tahap Pemberhentian sementara jabatan, d. Tahap pemberhentian jabatan.

2. Sanksi organisasi tersebut ayat (1) dikenakan kepada Anggota Dewan

Pimpinan apabila yang bersangkutan : a. Secara sadar melanggar dan atau tidak mematuhi Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, b. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik perusahaan, c. Melanggar peraturan dan ketentuan organisasi serta tidak

mematuhi keputusan organisasi, d. Tidak memenuhi dan atau melalaikan kewajibannya sebagai

Pengurus, e. Menyalah-gunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang

diberikan organisasi.

3. Keputusan pemberhentian atau pemberhentian sementara dilakukan

setelah kepada yang bersangkutan diberikan peringatan tertulis sebanyak tiga kali berturut-turut terlebih dahulu berdasarkan Keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan yang bersangkutan,

4. Dalam masa Pemberhentian atau Pemberhentian Sementara, Anggota Pengurus yang bersangkutan kehilangan haknya sebagai Pengurus

dan tidak lagi berfungsi sebagai Anggota Dewan Pimpinan, 5. Anggota Dewan Pimpinan yang diberhentikan atau diberhentikan

sementara berhak membela diri atau naik banding berturut-turut

pada jenjang tingkatan berikut : a. Dewan Pimpinan yang tingkatannya lebih tinggi,

b. Rapimda Kabupaten/Kota yang bersangkutan, c. Musda Kabupaten/Kota yang bersangkutan, d. Rapimda yang tingkatannya lebih tinggi,

e. Musda yang tingkatannya lebih tinggi, f. Rapimnas,

g. Munas.

Page 12: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-12-

6. Anggota Dewan Pimpinan yang kehilangan hak dan jabatannya karena terkena sanksi Pemberhentian atau Pemberhentian Sementara

akan memperoleh pemulihan hak dan jabatannya, setelah sanksi yang dikenakan dicabut atau diubah oleh dewan Pimpinan yang

bersangkutan atau Dewan Pimpinan yang tingkatannya lebih tinggi atau Rapim atau Musyawarah tersebut Ayat (5).

BAB V TUGAS DAN KEWENANGAN DEWAN PERTIMBANGAN

Pasal 20

DEWAN PERTIMBANGAN

1. Dewan Pertimbangan adalah perangkat organisasi AKGEPI yang

terdiri dari Wakil Pengusaha Nasional dan Daerah yang dipilih dan diangkat oleh MUNAS/MUSDA,

2. Dewan Pertimbangan dipilih dari daftar nama calon yang disusun oleh

Dewan Pertimbangan periode sebelumnya, 3. Dewan Pertimbangan beranggotakan sebanyak-banyaknya 17 (tujuh

belas) orang yang terdiri dari Pimpinan-Pimpinan BUMN/D dan tokoh pengusaha Jasa Konstruksi,

4. Dewan Pertimbangan dipimpin oleh seorang Ketua, Dua orang Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris serta beberapa Anggota,

5. Dewan Pertimbangan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung

jawab kepada MUNAS/MUSDA, 6. Dewan Pertimbangan bekerja secara kolektif yang tata caranya

ditentukan dan disepakati dalam Rapat Dewan Pertimbangan, 7. Merekomendasikan Dewan Pimpinan untuk mengadakan MUNAS Luar

Biasa atau menyampaikan kepada Dewan kode Etik untuk

memberhentikan Ketua Umum Dewan Pimpinan jika Ketua Umum Dewan Pimpinan tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan MUNAS/ MUSDA.

Pasal 21 TUGAS DAN WEWENANG

DEWAN PERTIMBANGAN PUSAT 1. Merekomendasikan Dewan Pimpinan Pusat untuk mengadakan

MUNAS Luar Biasa atau menyampaikan kepada Dewan kode Etik untuk memberhentikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat jika

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan MUNAS,

2. Memberi rekomendasi kepada Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat untuk mem-berhentikan Personalia Dewan Pimpinan Pusat,

3. Menyeleksi calon Ketua Umum yang diajukan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi untuk dipilih secara langsung dalam Musyawarah Nasional,

Page 13: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-13-

4. Menyeleksi calon Personalia Dewan Pimpinan Pusat, 5. Melantik Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi,

6. Mengadakan Rapat-Rapat rutin setiap bulan dan memberikan hasil penilaian kinerja Dewan Pimpinan Pusat,

7. Mengadakan Rapat Tahunan untuk memberikan catatan atau saran pada Rapat Kerja Nasional,

8. Melaporkan Hasil Kerja dan Laporan Keuangan kepada Dewan Kode

Etik pada akhir masa jabatan.

Pasal 22 TUGAS DAN WEWENANG

DEWAN PERTIMBANGAN DAERAH PROPINSI

1. Menampung keluhan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota

terhadap jalannya Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, 2. Memberikan saran mengikat ataupun tidak mengikat kepada Dewan

Pimpinan Daerah Propinsi,

3. Merekomendasikan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi untuk mengadakan MUSDA Luar Biasa atau menyampaikan kepada Dewan

Kode Etik untuk memberhentikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, jika Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Propinsi

tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan MUNAS, Keputusan MUSDA dan ketentuan lainnya,

4. Memberi rekomendasi Kepada Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Propinsi untuk memberhentikan Personalia Dewan Pimpinan Daerah

Propinsi, 5. Menyeleksi calon Ketua Umum yang diajukan Dewan Pimpinan

Daerah Kabupaten/ kota untuk dipilih secara langsung dalam MUSDA

Propinsi, 6. Menyeleksi calon Personalia Dewan Pimpinan Daerah Propinsi untuk

dipilih oleh formatur dalam MUSDA Propinsi, 7. Melantik Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota, 8. Mengadakan Rapat-Rapat rutin setiap bulan dan memberikan hasil

penilaian kinerja Daerah Propinsi, 9. Mengadakan Rapat Tahunan untuk memberikan Catatan atau Saran

pada Rapat Kerja Daerah Propinsi, 10. Melaporkan Hasil Kerja dan Laporan Keuangan Dewan Pertimbangan

Daerah Propinsi kepada Dewan Pertimbangan Pusat pada akhir masa

jabatan.

Pasal 23 TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PERTIMBANGAN

DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. Menampung keluhan Anggota jalannya Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/ Kota, 2. Memberikan saran mengikat ataupun tidak mengikat kepada Dewan

Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,

Page 14: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-14-

3. Merekomendasikan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota untuk mengadakan MUSDA Luar Biasa atau menyampaikan kepada Dewan

Kode Etik untuk mem-berhentikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, jika Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/Kota tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan MUNAS, Keputusan MUSDA Propinsi, Keputusan MUSDA Kabupaten/Kota dan ketentuan

lainnya, 4. Memberi rekomendasi Kepada Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/ Kota untuk memberhentikan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,

5. Menyeleksi calon Ketua Umum yang diajukan Dewan Pimpinan

Daerah Kabupaten/ kota untuk dipilih secara langsung dalam MUSDA Kabupaten/ Kota,

6. Menyeleksi calon Personalia Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota untuk dipilih oleh formatur dalam MUSDA Kabupaten/Kota,

7. Mengadakan Rapat-Rapat rutin setiap bulan dan memberikan hasil

penilaian kinerja Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, 8. Mengadakan Rapat Tahunan untuk memberikan Catatan atau Saran

pada Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota, 9. Melaporkan Hasil Kerja dan Laporan Keuangan Dewan Pertimbangan

Daerah Kabupaten/Kota kepada Dewan Pertimbangan Propinsi pada akhir masa jabatan.

BAB VI SUSUNAN DEWAN PIMPINAN

Pasal 24

DEWAN PIMPINAN PUSAT

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terdiri dari :

a. Seorang Ketua Umum, b. Beberapa Ketua sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang yang

masing-masing mengkoordinasikan beberapa Kompartemen

tertentu, c. Seorang Sekretaris Jenderal beserta Sekretarisnya sebanyak-

banyaknya 2 (dua) orang, d. Seorang Bendahara Umum beserta Bendaharanya sebanyak-

banyaknya 2 (dua) orang,

e. Beberapa Ketua Kompartemen sesuai perkembangan dan kebutuhan.

2. Jumlah Personalia Dewan Pimpinan Pusat sebanyak-banyaknya 47

(empat puluh tujuh) orang,

3. Guna pelaksanaan kegiatan harian organisasi, Dewan Pimpinan Pusat dibantu Sekretariat Jenderal yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal

dan dibantu oleh seorang Direktur Eksekutif yang merupakan tenaga penuh yang professional yang ditempatkan oleh organisasi,

Page 15: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-15-

4. Dewan Pimpinan Pusat berwenang untuk membentuk Badan-Badan Kerja, Panitia-Panitia Khusus atau mengangkat Penasehat-Penasehat

Ahli yang diperlukan demi tercapainya tujuan organisasi, 5. Dewan Pimpinan Pusat patut menerima saran-saran baik diminta

ataupun tidak dari Dewan Pertimbangan Pusat dan Dewan Pembina

Pusat, 6. Dewan Pimpinan Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Republik

Indonesia.

Pasal 25 DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI

1. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi (DPD) terdiri dari :

a. Seorang Ketua Umum,

b. Beberapa Ketua sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang yang masing-masing meng-koordinasikan beberapa Departemen

tertentu, c. Seorang Sekretaris Umum beserta 2 (dua) orang Sekretaris,

d. Seorang Bendahara Umum beserta 2 (dua) orang Bendahara, e. Beberapa Ketua Departemen sesuai perkembangan dan

kebutuhan.

2. Jumlah Personalia Dewan Pimpinan Daerah Propinsi sebanyak-

banyaknya 31 (tiga puluh satu ) orang, 3. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi

yang ber-sangkutan.

Pasal 26

DEWAN PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (DPD) terdiri dari :

a. Seorang Ketua, b. Beberapa Ketua sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang yang

masing-masing dapat merangkap/menangani beberapa Bidang tertentu,

c. Seorang Sekretaris beserta seorang wakilnya,

d. Seorang Bendahara beserta seorang wakilnya, e. Beberapa orang Ketua Bidang sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan.

2. Jumlah Personalia Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota

sebanyak-banyaknya 31 (tiga puluh satu) orang, 3. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota berkedudukan di Pusat kota

Kabupaten/ Kota yang bersangkutan.

Page 16: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-16-

BAB VII SUSUNAN DEWAN PERTIMBANGAN

Pasal 27

DEWAN PERTIMBANGAN PUSAT 1. Dewan Pertimbangan Pusat terdiri dari :

a. Ketua, b. Wakil Ketua 2 (dua) orang,

c. Sekretaris, d. Wakil Sekretaris, e. Beberapa Anggota

2. Jumlah Personalia sebanyak-banyaknya 17 (tujuh belas) orang

ditambah secara ex officio Ketua Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi,

3. Dewan Pertimbangan Pusat berwenang membentuk team kerja atau

Panitia Khusus sesuai dengan keperluan dan demi tercapainya pengawasan yang maksimal,

4. Dewan Pertimbangan Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 28

DEWAN PERTIMBANGAN DAERAH PROPINSI

1. Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi terdiri dari :

a. Ketua, b. Wakil Ketua 2 (dua) orang, c. Sekretaris,

d. Wakil Sekretaris, e. Beberapa Anggota

2. Jumlah Personalia Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi sebanyak 17

(tujuh belas) orang ditambah perwakilan secara ex officio Ketua

Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota, 3. Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi berwenang membentuk Panitia

Khusus untuk menyelesaikan suatu masalah yang timbul didaerahnya,

4. Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi berkedudukan di Ibukota

Propinsi yang bersangkutan.

Pasal 29 DEWAN PERTIMBANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari : a. Ketua,

b. Wakil Ketua 2 (dua) orang, c. Sekretaris, d. Wakil Sekretaris,

e. Beberapa Anggota

Page 17: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-17-

2. Jumlah Personalia Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota

sebanyak 17 (tujuh belas) orang, 3. Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota berwenang membentuk

Panitia Khusus untuk menyelesaikan suatu masalah yang timbul di daerahnya,

4. Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota berkedudukan di Pusat

Kota Kabupaten/ Kota yang bersangkutan.

BAB VIII TATA CARA PEMILIHAN, PERSYARATAN DAN MASA JABATAN

DEWAN

PIMPINAN SERTA PENGGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 30 DEWAN PIMPINAN PUSAT

Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Pusat : 1. Bakal calon formatur diajukan oleh seluruh Dewan Pertimbangan

Daerah masing-masing sebanyak 2 (dua) bakal calon ke Dewan Pertimbangan Pusat dan Dewan Kode Etik,

2. Dewan Pertimbangan dan Dewan Kode Etik menyeleksi bakal calon formatur Dewan Pimpinan Pusat, dihasilkan minimal 5 (lima) orang untuk disampaikan pada pemilihan formatur MUNAS,

3. Pemilihan formatur diupayakan dengan jalan musyawarah, jika tidak tercapai dilakukan pemilihan langsung melalui pemungutan suara

secara tertulis dan bersifat bebas dan rahasia. Dilakukan oleh peserta penuh Musyawarah Nasional,

4. Dari perhitungan suara yang masuk dan sah maka nama yang

memperoleh suara terbanyak merupakan Ketua Formatur dan berhak menjadi Ketua Umum, sedang perolehan suara terbanyak kedua dan

ketiga menjadi Anggota Formatur, 5. Ketua Umum terpilih kemudian membentuk Dewan Pimpinan Harian

atau sekaligus membentuk Dewan Pimpinan Lengkap yang telah

diseleksi oleh Dewan Kode Etik, 6. Dalam hal Ketua Umum dan Formatur Terpilih hanya dapat

membentuk Dewan Pimpinan Harian maka Dewan Pimpinan Harian Terpilih kemudian membentuk Dewan Pimpinan Lengkap paling lambat 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 31

DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi :

1. Bakal calon formatur diajukan oleh seluruh Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/ Kota sebanyak 2 (dua) orang. Disampaikan pada

Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi, 2. Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi melakukan seleksi kelayakan

untuk menyampaikan minimal 5 (lima) calon formatur ke pemilihan

formatur MUSDA Propinsi,

Page 18: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-18-

3. Pemilihan formatur diupayakan dengan jalan musyawarah, jika tidak

tercapai dilakukan pemilihan langsung melalui pemungutan suara secara tertulis, bersifat bebas dan rahasia. Dilakukan oleh peserta

penuh Musyawarah Daerah Propinsi, 4. Dari perhitungan suara yang masuk dan sah maka nama yang

memperoleh suara terbanyak merupakan Ketua Formatur dan berhak

menjadi Ketua Umum, sedang perolehan suara kedua dan ketiga menjadi Anggota Formatur,

5. Ketua Umum terpilih kemudian membentuk Dewan Pimpinan Harian atau sekaligus membentuk Dewan Pimpinan Lengkap yang telah diseleksi oleh Dewan Kode Etik dan dewan Pertimbangan Daerah,

6. Dalam hal Ketua Umum dan Formatur Terpilih hanya dapat membentuk Dewan Pimpinan Harian maka Dewan Pimpinan Harian

Terpilih kemudian membentuk Dewan Pimpinan Lengkap paling lambat 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 32 DEWAN PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi :

1. Bakal calon formatur diajukan oleh seluruh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten / Kota diajukan oleh anggota kepada Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi minimal 10 (sepuluh) orang,

2. Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota melakukan seleksi kelayakan dan hasil seleksi tersebut minimal 5 (lima) calon formatur

kemudian diserahkan ke pemilihan formatur MUSDA Kabupaten/Kota, 3. Pemilihan formatur diupayakan dengan jalan musyawarah, jika tidak

tercapai dilakukan pemilihan langsung melalui pemungutan suara

secara tertulis, bersifat bebas dan rahasia. Dilakukan oleh peserta penuh Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota,

4. Dari perhitungan suara yang masuk dan sah maka nama yang memperoleh suara terbanyak merupakan Ketua Formatur dan berhak menjadi Ketua Umum, sedang perolehan suara terbanyak kedua dan

ketiga menjadi Anggota Formatur, 5. Ketua Umum terpilih kemudian membentuk Dewan Pimpinan Harian

atau sekaligus membentuk Dewan Pimpinan Lengkap yang telah diseleksi oleh Dewan Pertimbangan Daerah,

6. Dalam hal Ketua Umum dan Formatur Terpilih hanya dapat

membentuk Dewan Pimpinan Harian maka Dewan Pimpinan Harian Terpilih kemudian membentuk Dewan Pimpinan Lengkap paling

lambat 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 33

PERSYARATAN MENJADI DEWAN PIMPINAN

Pada dasarnya yang berhak untuk duduk dalam Dewan Pimpinan AKGEPI adalah mereka yang memenuhi kriteria/syarat-syarat sebagai berikut : 1. Pengusaha yang perusahaannya dalam tahun terakhir tercatat dalam

keanggotaan AKGEPI,

Page 19: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-19-

2. Khusus untuk Jabatan Ketua Umum/Ketua, dapat dipilih untuk 2 (dua) kali masa jabatan secara berturut-turut dan harus pernah

duduk dalam pengurusan, 3. Anggota Dewan Pimpinan tidak diperbolehkan duduk dalam Dewan

Pertimbangan dan Dewan Pembina baik pada tingkatan yang

bersangkutan maupun pada tingkatan organisasi yang lebih tinggi atau yang lebih rendah,

4. Menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan, 5. Tidak sedang terkena sanksi organisasi atau jabatan.

Pasal 34 MASA JABATAN PIMPINAN

1. Masa jabatan Dewan Pimpinan disemua tingkatan organisasi adalah 5

(lima) tahun dan setelah masa tersebut mantan Anggota Dewan

Pimpinan yang bersangkutan dapat dipilih kembali, 2. Anggota Dewan Pimpinan tidak diperbolehkan duduk dalam Dewan

Pertimbangaan baik pada tingkatan yang bersangkutan maupun pada tingkatan organisasi yang lebih tinggi atau yang lebih rendah.

Pasal 35

PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Untuk Dewan Pimpinan :

1. Apabila Ketua Umum/Ketua berhalangan tetap dan/atau karena sesuatu sebab tidak dapat menjalankan/menyelesaikan kewajiban sampai masa jabatan Dewan Pimpinan berakhir maka jabatan Ketua

umum/Ketua diganti oleh Ketua I/Ketua II, demikian seterusnya sesuai dengan urutannya sampai masa jabatan yang tersisa.

a. Masa Jabatan bagi pengganti Ketua Umum/Ketua untuk masa jabatan yang tersisa, dihitung satu kali masa jabatan pengganti Ketua Umum/Ketua ber-langsung lebih dari setengah masa

jabatan Dewan Pimpinan yang bersangkutan. b. Apabila karena suatu sebab terjadi lowongan dalam Dewan

Pimpinan maka pengangkatan pergantian untuk pengisisan lowongan tersebut diputuskan oleh Dewan Pimpinan Harian yang bersangkutan untuk masa jabatan yang tersisa.

2. Dalam hal terjadinya kekosongan Dewan Pimpinan dan membuat

aktivitas organisasi PASIF, dan Dewan Pimpinan tidak melakukan tindakan sesuai ayat 1 (a) dan 1 (b) maka untuk penyelamatan organisasi Pergantian Antar Waktu dapat diambil alih oleh :

a. Untuk Dewan Pimpinan Pusat, maka Dewan Pertimbangan ataupun Dewan Kode Etik sebagai Pendiri dapat membuat

kebijakan Penggantian Antar Waktu (PAW) untuk masa jabatan tersisa.

Page 20: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-20-

b. Untuk Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I Propinsi, dalam hal terjadi kekosongan Dewan Pengurus dan menyebabkan aktifitas

organisasi PASIF maka Dewan Pimpinan Pusat dapat membuat kebijakan untuk melakukan Penggantian Antar Waktu (PAW)

untuk masa jabatan yang tersisa. c. Untuk Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II Kabupaten/Kota, dalam

hal terjadi kekosongan Dewan Pengurus dan menyebabkan

aktifitas organisasi PASIF maka Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I Propinsi dapat membuat kebijakan untuk melakukan

Penggantian Antar Waktu (PAW) untuk masa jabatan yang tersisa dan melaporkannya ke Dewan Pimpinan Pusat.

3. Tindakan yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Harian sebagaimana dimaksudkan ayat 1 (a) dan (b) dan ayat 2 (a), 2 (b), 2 (c) harus

dilaporkan kepada Dewan Pimpinan yang tingkatan organisasinya lebih tinggi dan dipertanggung jawabkan kepada Musyawarah pada tingkatan masing-masing.

BAB IX TATA CARA PEMILIHAN DEWAN PERTIMBANGAN

Pasal 36

PEMILIHAN DEWAN PERTIMBANGAN PUSAT

1. Bakal calon Dewan Pertimbangan Pusat disampaikan oleh seluruh

Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi masing-masing sebanyak 2 (dua) orang setiap Propinsi kepada Dewan Kode Etik,

2. Dewan Kode Etik melakukan seleksi kelayakan minimal 20 orang

untuk disampaikan ke Musyawarah Nasional pada saat pemilihan Dewan Pimpinan Pusat,

3. Cara pemilihan sama seperti pemilihan Dewan Pimpinan Pusat, 4. Calon Dewan Pertimbangan Pusat yang memperoleh suara terbanyak

1 sampai 10 berhak duduk di Dewan Pertimbangan,

5. Yang memperoleh suara terbanyak berhak menjadi Ketua Dewan Pertimbangan dan menentukan susunan personalia dewan yang ber-

sangkutan.

Pasal 37

PEMILIHAN DEWAN PERTIMBANGAN DAERAH PROPINSI

1. Bakal calon Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi disampaikan oleh seluruh Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota minimal sebanyak 5 (lima) orang setiap Kabupaten/Kota kepada Dewan

Pertimbangan Pusat, 2. Dewan Pertimbangan melakukan seleksi kelayakan minimal 20 orang

untuk diajukan dalam pemilihan Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi melalui Musyawarah Daerah Propinsi,

3. Cara pemilihan sama seperti pemilihan Formatur,

Page 21: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-21-

4. Calon yang memperoleh suara terbanyak 1 sampai 10 berhak duduk di Dewan Pertimbangan,

5. Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama berhak menjadi Ketua Dewan Pertimbangan dan menentukan susunan Dewan

Pertimbangan.

Pasal 38 PEMILIHAN DEWAN PERTIMBANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. Bakal calon Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota

disampaikan oleh Anggota Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan kepada Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi sebanyak 20 orang,

2. Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi melakukan seleksi kelayakan minimal 10 orang untuk diajukan dalam pemilihan Dewan

Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota di Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota,

3. Cara pemilihan sama seperti pemilihan Formatur, 4. Calon yang memperoleh suara terbanyak 1 sampai 10 berhak duduk

di Dewan Pertimbangan Daerah,

5. Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama berhak menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Daerah dan menentukan susunan Dewan

Pertimbangan Daerah.

Pasal 39 PERSYARATAN MENJADI DEWAN PERTIMBANGAN

Pada dasarnya yang berhak duduk menjadi Dewan Pertimbangan adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Memiliki KTA yang masih berlaku, 2. Anggota Kehormatan,

3. Diutamakan yang telah duduk di kepengurusan, 4. Menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan,

5. Tidak sedang menjalani sanksi organisasi atau jabatan, 6. Lulus seleksi yang dilakukan Dewan Kode Etik / Dewan Pertimbangan.

Pasal 40 MASA JABATAN

Masa jabatan Dewan Pertimbangan disemua tingkatan adalah 5 (lima) tahun dan setelah menjadi mantan, anggota Dewan Pertimbangan dapat

dipilih kembali.

Pasal 41 PENGGANTIAN ANTAR WAKTU

1. Apabila Ketua Dewan Pertimbangan berhalangan tetap dan atau karena suatu hal tidak dapat menjalankan/menyelesaikan

kewajibannya sampai jabatannya berakhir, maka jabatan Ketua Dewan Pertimbangan dijabat oleh Wakil Ketua, selanjutnya

kekosongan diputuskan dalam Rapat Dewan Pertimbangan,

Page 22: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-22-

2. Dan hasil Keputusan Rapat Dewan Pertimbangan tentang perubahan Personalia Dewan Pertimbangan dilaporkan ke Dewan Pertimbangan

diatasnya atau Dewan Kode Etik.

BAB X

TUGAS DAN WEWENANG MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 42

MUSYAWARAH NASIONAL 1. Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi

organisasi di tingkat Nasional, 2. Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional adalah :

a. Menetapkan Garis-Garis Besar kebijakan Organisasi, b. Menyusun dan menetapkan Program Kerja dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Organisasi,

c. Memberikan keputusan terhadap permasalahan organisasi dan masalah-masalah penting lainnya,

d. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat,

e. Menerima Laporan Kerja Dewan Pertimbangan Pusat, f. Memilih Dewan Pembina Pusat, g. Memilih Dewan Pertimbangan Pusat,

h. Memilih Dewan Pimpinan pusat.

3. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari : a. Peserta Penuh, yaitu utusan Dewan Pimpinan Daerah dengan

membawa Surat Mandat dari Dewan Pimpinan Daerah masing-

masing dan memiliki hak suara yaitu hak memilih dan hak dipilih serta hak dalam pemungutan suara untuk pengambilan

keputusan dan hak bicara yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan,

b. Peserta Biasa, yaitu Dewan Pimpinan Lengkap dan Dewan

Pertimbangan Pusat yaitu masing-masing memiliki hak bicara dan hak dipilih,

c. Peserta Peninjau, yaitu utusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi diluar peserta penuh dan utusan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/kota yang membawa mandat dari Dewan Pimpinan

Daerah Propinsi yang bersangkutan, Dewan Kode Etik yaitu masing-masing memiliki hak bicara,

d. Undangan, yaitu Pejabat Pemerintah, utusan Kamar Dagang dan Industri dan Organisasi-organisasi lainnya ditingkat pusat, tokoh-tokoh pengusaha dan masyarakat dan undangan lain yang

dianggap perlu.

4. Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan pelaksanaan Musyawarah Nasional itu menjadi tanggung jawabnya,

Page 23: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-23-

5. Untuk melaksanakan Musyawarah Nasional, Dewan Pimpinan Pusat membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah yang

bertanggung jawab kepadanya, 6. Rancangan Jadwal acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah

Nasional disiapkan oleh Panitia dan disahkan terlebih dahulu oleh Musyawarah Nasional sebelum ditetapkan.

Pasal 43 MUSYAWARAH KERJA NASIONAL

1. Tugas dan wewenang Musyawarah Kerja Nasional :

a. Mengadakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat,

b. Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat,

c. Penyampaian Laporan Keuangan yang diaudit akuntan publik dan

menetapkan Rencana Anggaran Tahunan Dewan Pimpinan Pusat, d. Mengadakan inventarisasi permasalahan organisasi dan masalah-

masalah penting lainnya serta menetapkan kebijaksanaan dan keputusan pemecahan/penyelesaian masalahnya,

e. Membantu Dewan Pimpinan Pusat untuk memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri,

f. Memperhatikan dengan baik seluruh nota laporan dari Dewan

Pertimbangan Pusat.

2. Peserta Musyawarah Kerja Nasional sama dengan peserta Musyawarah Nasional,

3. Musyawarah Kerja Nasional dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat

dan Pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional itu menjadi tanggung jawabnya,

4. Untuk melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional, Dewan Pimpinan Pusat mem-bentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya,

5. Rancangan Jadwal Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah Kerja Nasional disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan terlebih

dahulu oleh Musyawarah Kerja Nasional sebelum ditetapkan.

Pasal 44

MUSYAWARAH DAERAH PROPINSI

1. Musyawarah Daerah Propinsi adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat Daerah,

2. Tugas dan wewenang Musyawarah Daerah adalah :

a. Menyusun dan menetapkan Program Kerja Organisasi, b. Menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi,

c. Memberikan keputusan terhadap permasalahan organisasi dan masalah-masalah penting lainnya,

d. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung

jawaban Dewan Pimpinan Daerah Propinsi,

Page 24: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-24-

e. Menerima Laporan Kerja Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi, f. Memilih Dewan Pembina Daerah Propinsi,

g. Memilih Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi, h. Memilih Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.

3. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari : a. Peserta Penuh, yaitu utusan Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/Kota dengan membawa Surat Mandat dari Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota masing-masing dan memiliki hak suara yaitu hak memilih dan hak dipilih serta hak dalam

pemungutan suara untuk pengambilan keputusan dan hak bicara yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.

Jumlah Peserta Penuh minimal 30 (tiga puluh) orang yang dibagi rata diantara cabang-cabang yang ada, untuk Dewan Pimpinan Daerah yang memiliki kurang dari 5 (lima) Dewan Pimpinan

Daerah Kabupaten/Kota dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dari setiap Dewan Pimpinan Daerah Kabuapten/Kota,

b. Peserta Biasa, yaitu Dewan Pimpinan Daerah Kabuapaten/Kota dan Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi yaitu masing-masing

memiliki hak bicara dan hak dipilih, c. Peserta Peninjau, yaitu utusan Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/Kota diluar peserta penuh dan utusan anggota yang

membawa mandat dari Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan yaitu masing-masing memiliki hak bicara,

d. Undangan, yaitu Pejabat Pemerintah, utusan Kamar Dagang dan Industri Daerah Propinsi dan Organisasi-organisasi Profesi lainnya didaerah Propinsi, tokoh-tokoh pengusaha dan masyarakat dan

undangan lain yang dianggap perlu.

4. Musyawarah Daerah Propinsi dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dan pelaksanaan Musyawarah Daerah Propinsi itu menjadi tanggung jawabnya,

5. Untuk melaksanakan Musyawarah Daerah Propinsi, Dewan Pimpinan Daerah Propinsi membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah

yang bertanggung jawab kepadanya, 6. Rancangan Jadwal Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah

Daerah Propinsi disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan terlebih

dahulu oleh Musyawarah Daerah Propinsi sebelum ditetapkan.

Pasal 45 MUSYAWARAH KERJA DAERAH PROPINSI

1. Tugas dan wewenang Musyawarah Kerja Daerah Propinsi : a. Mengadakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi,

Page 25: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-25-

b. Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Daerah

Propinsi, c. Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan

Pimpinan Daerah Propinsi, d. Mengadakan inventarisasi permasalahan organisasi dan masalah-

masalah penting lainnya serta menetapkan kebijaksanaan dan

keputusan pemecahan/penyelesaian masalahnya, e. Membantu Dewan Pimpinan Daerah Propinsi untuk memutuskan

hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri, f. Memperhatikan nota laporan dari Dewan Pertimbangan Daerah

Propinsi.

2. Peserta Musyawarah Kerja Daerah Propinsi sama dengan peserta Musyawarah Daerah Propinsi,

3. Musyawarah Kerja Daerah Propinsi dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dan Pelaksanaan Musyawarah Kerja Daerah Propinsi itu menjadi tanggung jawabnya,

4. Untuk melaksanakan Musyawarah Kerja Daerah Propinsi, Dewan Pimpinan Daerah Propinsi membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia

Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya, 5. Rancangan Jadwal Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah

Kerja Daerah Propinsi disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan

terlebih dahulu oleh Musyawarah Kerja Daerah Propinsi sebelum ditetapkan.

Pasal 46

MUSYAWARAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota adalah pemegang kekuasaan

tertinggi organisasi di tingkat Daerah Kabupaten/Kota, 2. Tugas dan wewenang Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota adalah :

a. Menyusun dan menetapkan Program Kerja serta Anggaran

Pendapatan dan Belanja Organisasi, b. Memberikan keputusan terhadap permasalahan organisasi dan

masalah-masalah penting lainnya, c. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung

jawaban Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,

d. Menerima laporan Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota, e. Memilih Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota,

f. Memilih Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Peserta Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari : a. Peserta Penuh, yaitu segenap anggota yang ada di wilayah

Daerah Kabupaten/ Kota yang bersangkutan. Pada dasarnya kepesertaan tidak dapat diwakilkan, mengikuti ketentuan Pasal 7

ayat 3 Anggaran Rumah Tangga dalam hal diwakilkan, harus mengikuti ketentuan Pasal 7 ayat 3b dan 3c Anggaran Rumah Tangga. Peserta Penuh ini memiliki hak suara yaitu hak memilih

dan hak dipilih serta hak dalam pemungutan suara untuk pengambilan keputusan dan hak bicara, yaitu hak mengeluarkan

pendapat dan mengajukan pertanyaan,

Page 26: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-26-

b. Peserta Biasa, yaitu Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dan Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota yang masing-

masing memiliki hak bicara dan hak dipilih. Peserta Biasa ini berubah status kepesertaannya menjadi Peserta Penuh setelah laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/Kota dinyatakan diterima oleh Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota,

c. Undangan, yaitu Pejabat Pemerintah, utusan Kamar Dagang dan Industri Daerah Kabupaten/Kota dan Organisasi-organisasi Profesi lainnya di Daerah Kabupaten/ Kota, tokoh-tokoh

pengusaha dan masyarakat dan undangan lain yang dianggap perlu.

4. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Dewan

Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan Musyawarah

Daerah Kabupaten/Kota itu menjadi tanggung jawabnya, 5. Untuk melaksanakan Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota, Dewan

Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya,

6. Rancangan Jadwal Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah Daerah Kabupaten/ Kota disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan terlebih dahulu oleh Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota

sebelum ditetapkan.

Pasal 47 MUSYAWARAH KERJA DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. Tugas dan wewenang Musyawarah Kerja Daerah Kabupaten/Kota : a. Mengadakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,

b. Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan dan pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/ Kota,

c. Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,

d. Mengadakan inventarisasi permasalahan organisasi dan masalah-

masalah penting lainnya serta menetapkan kebijaksanaan dan keputusan pemecahan/penyelesaian masalahnya,

e. Membantu Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota untuk memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri,

2. Peserta Musyawarah Kerja Daerah Kabupaten/Kota sama dengan peserta Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota,

3. Musyawarah Kerja Daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dan Pelaksanaan Musyawarah Kerja Daerah Kabupaten/Kota itu menjadi tanggung jawabnya,

Page 27: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-27-

4. Untuk melaksanakan Musyawarah Kerja Daerah Kabupaten/Kota, Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota membentuk Panitia

Pelaksana dan Panitia Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya, 5. Rancangan Jadwal Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah

Kerja Daerah Kabupaten/Kota disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan terlebih dahulu oleh Musyawarah Kerja Daerah Kabupaten/Kota sebelum ditetapkan.

Pasal 48

RAPAT PIMPINAN ORGANISASI DAN RAPAT ANGGOTA 1. Rapat Pimpinan Organisasi di tingkat Pusat atau Rapimnas, Rapat

Pimpinan Organisasi di tingkat Daerah Propinsi atau Rapimda dan Rapat Pimpinan Organisasi di tingkat Daerah Kabupaten/Kota atau

Rapimda Kabupaten/ Kota, diadakan untuk : a. Menetapkan arah kebijaksanaan dalam menyelaraskan gerak dan

langkah organisasi pada tingkatan masing-masing dalam

menghadapi perkembangan/ situasi yang ada. b. Menampung dan menyelesaikan secara tuntas masalah-masalah

yang dihadapi organisasi dan anggota pada tingkatan masing-masing dalam waktu tertentu.

2. Rapat Pimpinan Organisasi tersebut pada ayat 1 dapat diadakan

setiap waktu sesuai kebutuhan untuk :

a. Rapimnas, berdasarkan inisiatif dari Dewan Pimpinan Pusat dan atau adanya usulan dari Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.

b. Rapimda Propinsi, berdasarkan inisiatif Dewan Pimpinan Propinsi dan atau adanya usulan dari Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

c. Rapimda Kabupaten/Kota, berdasarkan inisiatif dari Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dan atau dari anggota yang

bersangkutan.

3. Semua Keputusan Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat anggota

tersebut pada ayat 1 dan ayat 2 merupakan keputusan organisasi dan yang harus mengikat yang diper-tanggung jawabkan.

4. Peserta Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat Anggota terdiri dari : a. Untuk Rapimnas terdiri dari Dewan Pimpinan lengkap di tingkat

Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pertimbangan Pusat serta utusan

Dewan Pimpinan Daerah Propinsi. b. Untuk Rapimda terdiri dari Dewan Pimpinan lengkap di tingkat

Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi bersangkutan serta utusan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

c. Untuk Rapimda Kabupaten/Kota terdiri dari Dewan Pimpinan lengkap di tingkat Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota serta

anggota yang bersangkutan.

Page 28: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-28-

5. Rapat Pimpinan Organisasi tersebut pada ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab Dewan Pimpinan

yang bersangkutan.

Pasal 49

RAPAT DEWAN PIMPINAN

Tugas dan wewenang Rapat Dewan Pimpinan pada setiap tingkatan

organisasi adalah sebagai berikut : 1. Rapat Dewan Pimpinan Harian :

a. Menetapkan kebijakan organisasi berdasarkan Keputusan-Keputusan Musyawarah.

b. Mengadakan penilaian secara berkala terhadap kebijakan operasional dari keputusan organisasi.

2. Rapat Dewan Pimpinan lengkap : a. Membahas dan menyususn Rencana Kerja dan Anggaran

Tahunan serta pelak-sanaan teknis dan Program Kerja hasil Keputusan Musyawarah,

b. Menetapkan kebijaksanaan koordinasi atas kegiatan dan tugas-tugas Kompartemen/Departemen/Bidang, agar serasi dan berhasil guna,

c. Mengadakan penilaian secara berkala terhadap pelaksanaan sehari-hari dari Rencana Kerja setiap Kompartemen/

Departemen/Bidang.

Pasal 50

MUSYAWARAH LUAR BIASA

1. Tugas dan wewenang Musyawarah Luar Biasa Tingkat Nasional, adalah : a. Menilai, mensahkan atau menolak Laporan Kerja beserta

pertanggung jawaban keuangan Dewan Pimpinan Pusat, b. Memberhentikan Dewan Pimpinan walaupun masa tugasnya

belum berakhir, c. Memilih dan mengangkat Dewan Pimpinan Pusat yang baru.

2. Tugas dan wewenang Musyawarah Luar Biasa Tingkat Daerah Propinsi adalah :

a. Menilai, mensahkan atau menolak Laporan Kerja beserta pertanggung jawaban keuangan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi,

b. Memberhentikan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi walaupun masa tugasnya belum berakhir,

c. Memilih dan mengangkat Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang baru.

Page 29: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-29-

3. Tugas dan wewenang Musyawarah Luar Biasa Tingkat Daerah Kabupaten/ Kota adalah :

a. Menilai, mensahkan atau menolak Laporan Kerja beserta pertanggung jawaban keuangan Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/Kota, b. Memberhentikan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota

walaupun masa tugasnya belum berakhir,

c. Memilih dan mengangkat Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/ Kota yang baru.

4. Tata cara penyelenggaraan Musyawarah Luar Biasa sama dengan tata

cara penyelenggaraan Musyawarah Nasional/Musyawarah Daerah

Propinsi/ Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota sesuai tingkatan masing-masing, dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung Jawab

Pimpinan yang bersangkutan dengan pengawasan dari Dewan Pimpinan yang tingkatannya lebih tinggi, untuk Musyawarah Daerah Propinsi dan Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota,

5. Peserta Musyawarah Luar Biasa sama dengan Peserta Musyawarah Nasional/ Musyawarah Daerah Propinsi/Musyawarah Daerah

Kabupaten/Kota sesuai tingkatan masing-masing, 6. Pada Musyawarah Luar Biasa tidak ada Peninjau dan Undangan,

7. Untuk mengadakan Musyawarah Luar Biasa : a. Pada Tingkat Pusat :

Dewan Pimpinan Pusat dengan bimbingan Dewan Pertimbangan

di Tingkat Pusat membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah dengan mengikut sertakan Dewan Pimpinan Daerah

Propinsi yang ditunjuk mewakili Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Daerah yang meminta Musyawarah Luar Biasa, dan Panitia Pelaksana serta Panitia Pengarah tersebut bertanggung

jawab kepadanya, b. Pada Tingkat Daerah Propinsi :

Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang bersangkutan dengan bimbingan Dewan Pimpinan Pusat bersama-sama Dewan Pertimbangan di tingkat Daerah mem-bentuk Panitia Pelaksana

dan Panitia Pengarah dengan mengikut sertakan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota yang ditunjuk mewakili Dewan Pimpinan

Daerah Kabupaten/Kota yang meminta Musyawarah Luar Biasa dan Panitia Pelaksana serta Panitia Pengarah tersebut bertanggung jawab kepadanya,

c. Pada Tingkat Daerah Kabupaten/Kota : Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan

dengan bimbingan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang membawahinya bersama-sama Dewan Pertimbangan di tingkat Daerah Kabupaten/Kota membentuk Panitia Pelaksana dan

Panitia Pengarah dengan mengikut sertakan wakil-wakil anggota yang meminta Musyawarah Luar Biasa dan Panitia Pelaksana

serta Panitia Pengarah tersebut bertanggung jawab kepadanya,

Page 30: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-30-

8. Rancangan Jadwal Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah

Luar Biasa disiapkan oleh Panitia Pengarah yang bersangkutan dan disahkan terlebih dahulu oleh Musyawarah Luar Biasa sebelum

ditetapkan.

Pasal 51 MUSYAWARAH KHUSUS

1. Tugas dan wewenang Musyawarah Khusus :

a. Merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,

b. Membubarkan Organisasi.

2. Tata cara Musyawarah Khusus sama dengan tata cara Musyawarah Nasional dan menjadi tanggung jawab Dewan Pimpinan Pusat.

3. Peserta Musyawarah Khusus :

a. Utusan Daerah sama dengan Musyawarah Nasional, b. Dewan Kode Etik.

4. Pada Musyawarah Khusus tidak ada Peninjau dan Undangan.

5. Rancangan Jadwal Acara dan Rancangan Tata Tertib Musyawarah Khusus disiapkan oleh Panitia Pengarah yang bersangkutan dan disahkan terlebih dahulu oleh Musyawarah Luar Biasa.

BAB XI

KEUANGAN

Pasal 52

UANG PANGKAL, UANG IURAN DAN UANG SERTIFIKASI ANGGOTA

1. AKGEPI memperoleh dana sebagaimana diatur dalam BAB XI Pasal 38 Anggaran Dasar,

2. Besarnya Uang Pangkal dan Uang Iuran anggota dan tata cara

penarikannya ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Propinsi sesuai pedoman yang ditetapkan Dewan Pimpinan Pusat,

3. Besarnya Uang Pangkal dan Iuran Anggota dibedakan antara Perusahaan Besar, Menengah, Kecil dan Golongan Ekonomi Lemah,

4. Besarnya Biaya Sertifikasi ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat,

5. Untuk memperkuat keuangan AKGEPI pada setiap tingkat, Dewan Pimpinan setiap tingkat dibenarkan mengadakan upaya sendiri yang

sah, tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga .

Pasal 53 PERIMBANGAN PEMBAGIAN KEUANGAN

1. Pemasukan Uang Pangkal dan Iuran Anggota dan Uang Sertifikasi

sebagaimana tersebut dalam Pasal 51 diatas di tetapkan sebagai

berikut :

Page 31: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-31-

a. Dewan Pimpinan Pusat : 15 % b. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi : 25 %

c. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota : 40 % d. Dewan Pertimbangan Pusat : 5 %

e. Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi : 5 % f. Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota : 7.5 % g. Dewan Kode Etik : 2.5 %

2. Seluruh setoran uang anggota melalui rekening bank,

3. Penanggung jawab penyampaian keuangan : a. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota bertanggung jawab

atas penyampaian uang sebagaimana dimaksud ayat (1) berikut

daftar anggotanya untuk Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, b. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi bertanggung jawab atas

penyampaian uang sebagaimana dimaksud ayat (1) berikut daftar anggotanya untuk Dewan Pimpinan Pusat.

4. Penggunaan dan pengelolaan dana pada setiap tingkatan organisasi ditentukan oleh Dewan Pimpinan masing-masing dengan

menggunakan Program dan Rencana Kerja Tahunan sebagai acuan dan ketentuannya diatur dalam peraturan tersendiri.

Pasal 53

PENGGUNAAN DANA

1. Dewan Pimpinan setiap tingkatan bertanggung jawab atas

pengawasan, penerimaan dan penggunaan dana serta pengelolaan harta kekayaan organisasi pada tingkatan masing-masing,

2. Untuk keperluan pengawasan, Dewan Pimpinan setiap tingkatan

harus menggunakan akuntan publik yang akan melakukan pemeriksaan keuangan (audit).

Pasal 54

PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN

1. Selambat-lambatnya dalam satu kali tiga bulan harus diadakan Rapat

Dewan Pimpinan untuk membahas dan meneliti Laporan Keuangan Organisasi dari Ketua Umum untuk tingkat Pusat/Daerah Propinsi, Ketua untuk Daerah Kabupaten/Kota atau Ketua yang menangani

keuangan organisasi pada tingkatan masing-masing, 2. Laporan Keuangan organisasi harus disampaikan pada setiap

RAPIMNAS / RAPIMDA Propinsi/RAPIMDA Kabupaten/Kota masing-masing,

3. Pembukuan organisasi disetiap tingkatan dimulai setiap tanggal 1

(satu) Bulan Januari sampai 31 (tiga puluh satu) Bulan Desember setiap tahunnya,

4. Dewan Pimpinan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan dan harta kekayaan organisasi kepada MUNAS/MUSDA Propinsi/MUSDA Kabupaten/Kota masing-masing,

Page 32: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-32-

5. Setiap Dewan Pimpinan pada semua tingkatan organisasi diwajibkan membuat laporan keuangan setiap satu bulan untuk kemudian

diteruskan, sebagai berikut : a. Laporan Keuangan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota

disampaikan kepada segenap anggota masing-masing, Dewan Pertimbangan Daerah Kabupaten/Kota dan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang membawahinya,

b. Laporan Keuangan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi disampaikan kepada Dewan Pimpinan daerah Kabupaten/Kota masing-masing,

Dewan Pertimbangan Daerah Propinsi dan Dewan Pertimbangan Pusat,

c. Laporan Keuangan Dewan Pimpinan Pusat disampaikan kepada

semua Dewan Pimpinan Daerah Propinsi dan Dewan Pertimbangan Pusat.

6. Laporan Keuangan Tahunan harus sudah disampaikan kepada yang

bersangkutan selambat-lambatnya dalam 3 (tiga) bulan setelah batas

waktu penutupan buku.

BAB XII

LAMBANG DAN BENDERA AKGEPI

Pasal 56

LAMBANG AKGEPI

Lambang AKGEPI bentuk, arti dan maknanya seperti tertera pada lampiran (1) Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 57

BENDERA AKGEPI Dewan Pimpinan disetiap tingkatan organisasi memiliki Bendera AKGEPI

yang seragam bentuknya sekaligus menunjukkan identitas masing-masing. Ketentuan Bendera AKGEPI tersebut seperti pada lampiran (2)

Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB XIII PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 58

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Perubahan Anggaran Rumah Tangga AKGEPI ditetapkan berdasarkan Keputusan MUNAS, sebagaimana diatur dalam BAB IX Pasal 32 Anggaran Dasar.

Page 33: ART AKGEPI

-----------------------------------------------------------------------ANGGARAN RUMAH TANGGA AKGEPI

-33-

BAB XIV ATURAN PENUTUP

Pasal 59

LAIN – LAIN

1. Hal-hal yang belum atau tidak culup diatur dalam Anggaran Rumah

Tangga ini, akan ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam suatu Keputusan atau Peraturan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga ini dan diper-tanggung jawabkan pada Musyawarah Nasional,

2. Dalam hal terjadi pengaturan yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka menurut urutannya berturut-turut yang berlaku untuk menjadi pegangan adalah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah

Tangga, Keputusan MUNAS, Keputusan MUKERNAS, Keputusan RAPIMNAS dan Peraturan-Peraturan/Keputusan Dewan Pimpinan.

Pasal 60

P E N U T U P 1. Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan pertama kali oleh

Musyawarah Nasional –I di Jakarta pada tanggal 9 – 10 Desember 2001,

2. Agar setiap anggota dapat mengetahuinya, Dewan pimpinan

diperintahkan untuk mengumumkan dan atau menyebar-luaskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini kepada setiap

anggota dan masyarakat lainnya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tangga : 10 Desember 2001

MUSYAWARAH NASIONAL – I AKGEPI Pimpinan Sidang Tetap,

H. YOYO KARTOYO, MBA Ir. H. AGUS ASENI, Dipl.Ing

Ketua Umum Sekretaris