arsitekturu

28
BAB I Pengertian arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis. Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan

Upload: wiswa-karma-yoga

Post on 13-Aug-2015

48 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

yg mau nyelesaiin tugas

TRANSCRIPT

Page 1: ArsitekturU

BAB I

Pengertian arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih

luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai

dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga

ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga

merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber

tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik

Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas);

arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut,

dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur

harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula

bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun

psikologis.

Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika,

sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip

Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan

proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun

menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb.

Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme,

empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah

beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur

Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktek tidak boleh terlalu ditekankan,

meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "Praktek dan

teori adalah akar arsitektur. Praktek adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap

pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan

bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan

proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu

Page 2: ArsitekturU

persoalan. Seorang arsitek yang berpraktek tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan

dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa

berpraktek hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek

yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan

kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan".

DEFINISI-DEFINISI

Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan,

pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya.

Selain definisi di atas, terdapat beberapa definisi arsitektur berasal dari sumber acuan lainnya,

yaitu:

1. Berdasarkan  kamus, kata arsitektur (architecture ), berarti seni dan ilmu membangun

bangunan.  Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi  = kepala, dan techton

= adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka

architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang

mengandung keindahan.

2. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan

sebagai wujud  hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh

dalam menggubah ruang dan lingkungan  binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan

peradaban manusia.

3. Berdasarkan wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah

gedung serta  struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan

tempat berteduh bagi kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur 

juga meliputi desain dari keseluruhan  lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu

bagaimana bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan

tingkat mikro dari arsitektur atau detil konstruksi, misal:  furnitur.

Page 3: ArsitekturU

Definisi asitektur sebenarnya sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini

masih sering diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan

industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan

pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni  secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan

binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban  manusia, sehingga dapat menyatu

dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.

Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga

perencanaan transportasi, urban/rural planning), landscape planning, urban design.

Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan

termasuk eksterior maupun taman.

MANUSIA DAN ARSITEKTUR

Sejak manusia diciptakan dibumi ini, dia selalu berdampingan dengan alam, yang

disini dijabarkan sebagai iklim dan lingkungan. Kemana saja manusia melangkah, alam

selalu didekatnya. Manusia memang tak akan dapat melepaskan diri dari pelukannya, dari

batasan-batasan dan hukum-hukumnya. Oleh sebab itu alam (iklim dan lingkungan)

memegang peranan yang amat besar dalam membentuk  segala cara hidup manusia: pola

tingkah laku serta hasil tingka laku manusia itu sendiri. Secara singkat dapat dikatakan

bahwa: iklim dan lingkungannlah yang membentuk kebudayaan manusia.

Keadaan alam yang berbeda melahirkan jenis kebudayaan yang berbeda pula.

Perbedaan alam yang kecil saja sudah cukup kuat untuk melahirkan kebudayaan yang

bercorak lain. Kebudayaan dengan  warna tertentu, mempunyai corak arsitektur yang tertentu

pula. Karena itu dapat dikatakan. Arsitektur adalah cermin kebudayaan.

Para antropologi dan archeologi dapat mengisahkan secara terperinci kebudayaan

yang telah lama berlalu, hanya dengan meneliti arsitektur yang masih tertinggal dengan alat-

alat yang ada di dalamnya. Dari reruntuhan bangunan ibadah dapat dijelaskan apa bentuk

kepercayaan kuno yang dianut oleh masyarakat dulu, apakah ada upacara kurban atau tidak,

apakah bentuk kepercayaannya, bagaimana sistem keluargannya, perekonomiannya dan

sebagainnya. Banguna yang mencerminkan sifat kebudayaan, lebih jau lagi dapat

mencerminkan suatu negara tertentu beserta periodenya dalam sejarah. Bangunan serupa itu

disebut  The Master Work.

Page 4: ArsitekturU

Sebenarnya bagaimana arsitektur hadir dalam mulanya? Bila dia hadir? Dia hadir

sejak manusia menciptakan ruang tempat tinggal, yang semata-mata merupakan tempat

perlindungannya terhadap alam, dalam rangka mempertahankan hidupnya  jadi mula-mula

arsitektur hadir dari kebutuhan semata-mata. Setalah manusia dengan mantap berhasil

mempertahankan hidupnya,dia mulai mencari kesenangan atas kepuasan bathin dari benda-

benda yang membuatnya dapat tetap mempertahankan hidupnya. Salah satu dari benda-benda

itu adalah tempat tinggalnya.dengan keahliannya ia mulai bermain dengan bentuk, warna,dan

tekstur yang mampu menyentuh perasaan, entah senang, takjub, takut atau yang lainnya.

Makin lama pengolahan-pengolahan ini makin berkembang. Dengan sedikit keahlian

petukangan, pengetahuan membangun secara praktis dan secara spontan serta dengan akal

yang dipunyainya, dia memecahkan secara logis kebutuhan-kebutuhan hiudupnya yang

sangat dekat dengan alam. Kebudayaanpun menuntut suatu kebutuhan yang lebih rumit,

arsitektur 1 ruang menjadi arsitektur banyak ruang , begitu pula jenis bangunan, dari rumah

tinggal menjadi lebih bervariasi : lumbung padi, penggilingan padi dan sebagainya.

Bangunan-bangunan ini sangat dekat dengan alam, memakai bahan alam dan

dipecahkan secara alamiah. Bangunan ini dinamakan archetype. Karena jarang merupakan

hasil individu, melainkan hasil pemecahan bersama. Pada bangunan ini, bentuk-bentuk

warna-warna dan arsitektur semakin diperhatikan.

Permainan bentuk semakin menajam untuk mendapatkan sesuatu yang indah.

Keindahan brarti seni Visuil, dan tak dapat disangkal lagi bahwa arsitektur  adalah bagian –

dari seni visuil. Bahkan orang-orang jaman dahulu memberikan predikat ibu seni pada

arsitektur. Pada masa sekarangpun kedudukan arsitektur didalam seni tidaklah goyah.

Karena itu tak dapat diragukan lagi bahwa tujuan arsitektur secara umum dapat

dikatakan sama dengan tujuan seni visuil yaitu keindahan. Kiranya hal ini tak perlu

diperdebatkan lagi, arsitek memang mengabdikan dirinya pada”keindahan ideal”. Alat

terpenting dalam arsitektur untuk mencapai keindahan adalah bentuk,yang peranannya kurang

lebih sama kuatnya dengan warna dalam seni lukis, meskipun selain bentuk ada hal-hal lain

yang juga ikut berbicara.

Pengertian lain dalam arsitektur, ditilik dari sudut yang lain, yang juga merupakan inti pokok

arsitektur dituangkan dalam pernyataan ”arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia

Page 5: ArsitekturU

dengan berbahagia. Sehinggan dapat dikatakan inti dari arsitektur adalah ruang.Ruang tidak

dapat dinyatakan tanpa agregatenya atau indikatornya. Dan bentuk adalah agregate ruang

yang paling kuat,dan paling banyak berbicara, meskipun ada agregate-agregate lain yang

dapat memprkuat kesan ruang.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa perwujudan arsitektur adalah bentuk, yang lahir

dari kebutuhan manusia akan wadah ruang untuk melakukan kegiatan.

Bentuk dalam arsitektur, sama halnya dengan warna dalam seni lukis, mampu

menggerakkan perasaan manusia, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Berarti manusia

bersaksi terhadap bentuk arsitektur, dan tentu bentuk memeberikan aksi untuk

membangkitkan reaksi, sebab tak ada reaksi tanpa aksi. Dalam hal ini boleh kita katakan (dan

memang sudah sepantasnya) bahwa kegiatan aksi dan reaksi tersebut adalah

suatukomunikasi. Dan komunikasi tersebut terjadi antara masyarakat (pengamat dan pemakai

dengan Hasil Karya Arsitektur.

ARSITEKTUR DI INDONESIA

Arsitektur Indonesia dipengaruhi oleh keanekaragaman budaya, sejarah dan geografi

di Indonesia. Para penyerang, penjajah, dan pedagang membawa perubahan kebudayaan yang

sangat memperuhi gaya dan teknik konstruksi bangunan. Pengaruh asing yang paling kental

pada zaman arsitektur klasik adalah India, meskipun pengaruh Cina dan Arab juga termasuk

penting. Kemudian pengaruh Eropa pada seni arsitektur mulai masuk sejak abad ke-18 dan

ke-19.

Arsitektur Keagamaan

Walaupun arsitektur keagamaan tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, seni

arsitektur ini berkembang pesat di Pulau Jawa. Pengaruh sinkretisasi agama di Jawa meluas

sampai ke dalam arsitektur, sehingga menghasilkan gaya-gaya arsitektur yang berkhas Jawa

untuk bangunan-bangunan ibadah agama Hindu, Buddha, Islam, dan sampai ke umat yang

berjumlah kecil yaitu Kristen.

Sejumlah bangunan agama seperti candi, yang seringkali berukuran besar dan didisain

secara kompleks, banyak dibangun di Pulau Jawa pada zaman kejayaan kerajaan Hindu-Buda

Indonesia antara abad ke-8 sampai ke-14. Candi-candi Hindu tertua yang masih berdiri di

Page 6: ArsitekturU

Jawa terletak di Pegunungan Dieng. Diperkirakan dahulu terdapat sekitar empat ratus candi

di Dieng yang sekarang hanya tersisa delapan candi. Pada awalnya, struktur bangungan-

bangunan di Dieng berukuran kecil dan relatif sederhana. Akan tetapi tingkat kemahiran

arsitektur di Jawa semakin meningkat. Dalam kurun waktu seratus tahun saja kerajaan kedua

Mataram telah dapat membangun kompleks candi Prambanan di dekat Yogyakarta yang

dianggap sebagai contoh arsitektur Hindu terbesar dan terbagus di Jawa.

Candi Borobudur, sebagai monumen umat Buddha yang tercantum di dalam daftar

Situs Warisan Dunia UNESCO, dibangun oleh wangsa Syailendra antara tahun 750 sampai

dengan 850 Masehi, tetapi kemudian ditinggalkan sesaat seketika Borobudur telah siap

dibangun, merujuk pada saat mundurnya agama Buddha dan perpindahan kekuasaan ke

sebelah timur Jawa. Borobodur memiliki sejumlah besar pahatan-pahatan menarik yang

menampilkan cerita yang apabila dicermati mulai dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas

merupakan metafor peraihan pencerahan. Dengan mundurnya Kerajaan Mataram, sebelah

timur Jawa menjadi pusat arsitektur keagamaan dengan gaya yang sangat menarik yang

mencerminkan Siwaisme, Buddha dan pengaruh khas Jawa; sebuah fusi yang mencerminkan

karakteristik agama di seluruh pulau Jawa.

Pada abad ke-15, Islam sudah jadi agama berkuasa di Jawa dan Sumatra, yaitu pulau-

pulau yang paling banyak penduduknya. Seperti agama Hindu dan Buddha sebelumnya,

pengaruh asing yang ikut agama baru ini menampung dan menafsirkan sedemikian rupa

menghasilkan gaya-gaya arsitektur mesjid yang berkhas Jawa.

Arsitektur Adat

Arsitektur adat adalah tempat aktivitas manusia yang berhubungan dengan bangunan

atau wadah aktivitas dan lingkungan yang diwarnai oleh budaya dan adat istiadat setempat.

Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai jenis arsitektur tradisional yang berbeda.

Rumah tradisional Indonesia tidak didesain oleh arsiktek. Orang desa membuat

rumahnya sendiri, atau desanya menyatukan sumber untuk membangun struktur dibawah

bimbingan pemimpin tukang kayu.

Page 7: ArsitekturU

BAB 2

CAKUPAN ARSITEKTUR

KORELASI BIDANG-BIDANG ILMU DALAM ARSITEKTUR

Selama ini dikenal tiga khasanah teori yang diakui ada dalam dunia arsitektur.

Pertama, teori tentang arsitektur (theory about architecture) bersifat memaparkan tentang

what is architecture menurut posisi teoritis arsitek dan paradigma yang dianutnya. Kedua,

teori di dalam arsitektur (theory in architecture) berupa teori "apa saja" yang digunakan oleh

para arsitek dalam praktik profesionalnya. Ketiga, teori arsitektur (theory of architecture)

yakni sebentuk teori yang khas arsitektur, mirip teori atom atau teori gravitasi yang muncul

serta berlaku dalam ilmu fisika. Teori arsitektur jenis ketiga ini sebenarnya lebih tepat berada

dalam kategori theory on architecture, yang menunjukkan adanya academic sense daripada

theory about architecture. Meskipun demikian, theory on architecture akan muncul dari

adanya theory about architecture, sebagai konsekuensi logis dan menjadi substansi dari

paradigma arsitektur yang dianut seorang pencetus teori.

Dalam pemahaman dunia akademik, suatu teori dikenal memiliki tiga sifat, yakni

eksplanatif, prediktif, dan kontrol. Teori dengan pengertian semacam itu umumnya berlaku

bagi teori - teori dalam ilmu (scientific theories), namun tidak berlaku dalam dunia arsitektur.

Teori dalam dunia arsitektur bersifat unscientific, spekulatif, subyektif, terkait dengan

eksplanasi konsep desain, merupakan tuntunan praktik, atau iluminasi tentang suatu desain

arsitektur. Teori dalam arsitektur tidak mampu memberikan jaminan keberhasilan prediksi

seperti halnya teori dari khasanah ilmu. Dengan demikian, arsitektur hanya akan mendukung

status quo, menciptakan yang lama dalam situasi baru, maka tidak mampu menjadi sarana

emansipatori kehidupan manusia. Oleh karenanya, arsitektur tidak dapat lagi menggunakan

teori tradisional atau bersifat spekulatif saja karena tidaklah memadai untuk praktek arsitektur

kini dan masa depan.

Arsitektur hingga kini telah semakin terlibat di dalam kehidupan masyarakat, bahkan

menjadi sarana bagi penyelesaian problematika kehidupan manusia, maka sudah selayaknya

tidak hanya menggunakan teori - teori yang bersifat spekulatif, melainkan perlu dilandasi

dengan nilai - nilai etis. Arsitektur semestinya mampu menjadi sarana emansipatori manusia,

Page 8: ArsitekturU

yakni pembebasan dari kealamiahan manusia maupun dari rintangan yang dibuatnya sendiri.

Hal itu berarti, arsitektur yang mau menjadi sarana emansipatori manusia hendaknya selalu

berada di dalam diskursus tanpa henti dengan pengalaman praktik (dimensi empiris) maupun

dengan teori - teori (dimensi transenden). Dunia arsitektur harus menyadari bahwa kebenaran

yang telah ditemukan (dibekukan menjadi teori) sebenarnya bersifat tentatif, dan hanya

dengan refleksi dua kutub, maka kebenaran sejati makin menampakkan diri. Arsitektur perlu

belajar dari pemikiran Juergen Habermas, menjadi arsitektur yang kritis karena hendak

bersifat emansipatoris. Arsitektur semestinya tidak semata - mata berada di dalam paradigma

ilmu - ilmu empiris - analitis, atau ilmu - ilmu historis - hermeneutis, sebaiknya juga

dilandasi paradigma ilmu - ilmu tindakan yang berkepentingan emansipatoris.

Implikasinya, teori - teori dalam dunia arsitektur hendaknya selalu berada dalam

kondisi dinamis, senantiasa direfleksikan terhadap cita - cita etis dan emansipatori manusia

karena teori yang berubah menjadi ideologi atau mitos akan memutlakkan kebenaran -

kebenaran ideologis serta menolak pemikiran - pemikiran kritis. Teori semacam itu potensial

menjadi pembatas gerak bagi kelestarian kehidupan. Teori arsitektur meskipun berkembang

di dalam sejarah arsitektur, dialektika teori - praksis, dan di dalam kritikisme, sebenarnya

menjadi bagian dari sejarah perkembangan ilmu - ilmu. Teori dalam arsitektur perlu selalu

diinteraksikan dengan teori dalam bidang - bidang ilmu lain, sehingga memiliki kekuatan

yang makin efektif sebagai sarana emansipatoris.

 

PROFESI DALAM BIDANG ARSITEKTUR

Seperti halnya dokter, akuntan dan pengacara, arsitek adalah profesi yang menjual

jasanya kepada masyarakat. Keberadaan arsitek diakui untuk mengurusi segala permasalahan

mengenai rancang bangun, mulai dari penyusunan konsep perancangan hingga pengawasan

berkala sampai akhirnya menjadi sebuah produk arsitektural. Selain itu, seorang arsitek juga

mempunyai tanggung jawab secara moral seumur hidup terhadap karya-karyanya. Peran

arsitek di dalam kehidupan masyarakat sangat penting karena arsitek sebagai salah satu

komponen masyarakat yang berperan di dalam pembentukan peradaban kehidupan manusia.

Arsitek sebagai profesi yang menciptakan ruang bagi aktifitas dan kelangsungan hidup

manusia dituntut selalu peka terhadap perkembangan zaman dan teknologi serta sedapat

Page 9: ArsitekturU

mungkin selalu membela kepentingan masyarakat umum. Seiring dengan kemajuan dan

pembangunan yang terjadi di Indonesia, profesi arsitek juga semakin mendapat tempat di

masyarakat. Meskipun tidak sepopuler dokter, peran kerja arsitek dalam pengabdian kepada

masyarakat semakin dihargai. Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, arsitek

dituntut menguasai ilmu arsitektur yang dipadukan dengan berbagai disiplin ilmu lain yang

selalu berkembang dengan dinamis.

TANGGUNG JAWAB ARSITEK

Setiap anggota mempunyai hak:

1. Mendapatkan manfaat, pelayanan, pembinaan, pembelaan, turut serta mengikuti

segala kegiatan, dan menggunakan sarana/fasilitas organisasi.

2. Memperoleh tanda keanggotaan dan kompetensi sesuai dengan kategori

keanggotaannya, sertifikat keahlian IAI dan atau sertifikat lainnya sesuai ketentuan

organisasi.

3. Membela diri dan memberikan keterangan atas keputusan dan atau sanksi organisasi

kepada Sidang Dewan Kehormatan IAI yang diselenggarakan khusus untuk hal

tersebut.

4. Menyampaikan pendapat pribadi dalam dalam kegiatan Musyawarah dan Rapat

Anggota.

Setiap Anggota Profesional dan Anggota Biasa berhak menjadi peserta dalam Rapat

Pleno Anggota atau Musyawarah serta mempunyai hak suara dan hak memilih Ketua IAI,

baik pada lingkup nasional/daerah/cabang.

Hanya Anggota Profesional yang mempunyai:

1. Hak mendapat sertifikat keahlian IAI dan mendapat rekomendasi dalam memperoleh

lisensi kerja.

2. Hak suara untuk dipilih menjadi Ketua IAI pada lingkup nasional/daerah/cabang.

Setiap anggota mempunyai kewajiban untuk:

Page 10: ArsitekturU

1. Menegakkan Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek, serta

menjunjung tinggi kesejawatan dan integritas profesi.

2. Membayar Uang Pangkal dan Iuran Anggota sesuai ketentuan organisasi, kecuali

Anggota Kehormatan.

3. Menggunakan hak suara atau hak pilih dalam Munas/Musda/Muscab, kecuali

Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan.

4. Senantiasa mengembangkan wawasan arsitektur dan keprofesionalannya sesuai

program yang telah diatur organisasi.

5. Melengkapi dan menyampaikan tambahan dan atau perubahan data serta karya profesi

ke sekretariat IAI secara berkesinambungan.

6. Memberikan keterangan yang sesungguhnya untuk membantu tugas Dewan

Kehormatan IAI apabila dibutuhkan dalam rangka menegakkan etika berprofesi.

7. Menjalankan kegiatan profesinya sesuai ketentuan Pedoman Hubungan Kerja Antara

Arsitek Dengan Pengguna Jasa.

Setiap anggota bertanggung jawab dalam mewujudkan tujuan organisasi dengan:

1. Mengabdikan keahliannya demi membela kepentingan masyarakat serta menciptakan

lingkungan binaan yang berkelanjutan.

2. Melayani masyarakat pengguna jasa arsitek/pemberi tugas dengan sikap dan perilaku

profesional, untuk dapat membangkitkan dan menumbuhkembangkan kepercayaan

serta penghargaan terhadap profesi arsitek.

Page 11: ArsitekturU

BAB 3

PERANAN ARSITEK

ARSITEK SEBAGAI PENYUSUN KONSEP

Arsitektur bangunan berurusan dengan pembuatan wadah untuk menampung kegiatan

manusia. Pada umumnya, ini berarti menciptakan ruang yang ideal untuk suatu kegiatan

manusia. Disinilah peran arsitektur sebagai penyusun konsep dalam pembuatan bangunan ini

berperan.

Bila kita merancang suatu bangunan, kita merancang penggabungan berbagai unsur

ruang untuk menampungsuatu proses kegiatan sehingga menghasilkan suatu keseluruhan

yang lebih kaya dan lebih bermakna.

Hasil-hasil kreasi arsitektur membawa dampak pada masyarakat, karena ia hadir

dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, ia menjadi bagian dari everyday life. Dalam era

lama dimana bangunan-bangunan dibentuk oleh pola pikir masyarakatnya; misalnya

arsitektur tradisional yang dibentuk oleh budaya yang melingkupinya, saat ini bahkan

seringkali berbalik 180 derajat. Arsitektur justru menjadi media perubahan, dimana

kehadirannya merepresentasikan paradigma baru yang ‘meloncat’ dari masanya, sehingga

memicu wacana baru, bahkan perubahan disekitarnya.

Peranan arsitek tidak hanya terletak pada masalah perancangan, melainkan juga

bagaimana arsitek memposisikan masyarakat, khususnya masyarakat pengguna sebagai

subyek dalam perancangan tersebut, dengan melibatkan masyarakat. Arsitektur untuk rakyat,

tidak terbatas pada perancangan fisik saja, melainkan juga perancangan sosial yang

berorientasi pada proses, yang menempatkan masyarakat sebagai subyek dengan

melibatkannya dalam proses perancangan.

Jika mengacu kepada pemikiran politik dan arsitektur, dengan kata lain proses ini merupakan

kombinasi antara self-concius tradition yang menekankan pada otoritas arsitek clan unself-

concious tradition yang menekankan pada otoritas rakyat.

Page 12: ArsitekturU

Peran arsitek dalam perancangan partisipatif tidak lagi sebagai pendeta yang secara

kosmologis, punya wewenang untuk mengubah kosmos dengan memandang arsitektur

sebagai model surgawi, tidak sebagai seorang master builders yang individualistis terhadap

kreatifitas rancangannya semata, melainkan lebih sebagai seorang fasilitator dengan gagasan-

gagasan yang lebih demokratis.

Ketika Arsitektur Modern mulai dikembangkan, ia merupakan sebuah elit terkemuka

berlandaskan filosofis,moral, dan estetis. Konsep perencanaan kurang mengindahkan sejarah

dan condong kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Peran Arsitek menjadi sangat penting

dan dianggap sebagai “kepala/pimpinan”. Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam

lingkup produksi massal yang sederhana dan relatif murah sehingga mudah diperoleh.

Dampaknya, bangunan di berbagai tempat memiliki bentuk yang mirip/cenderung tipikal.

Tidak ada ciri khas ataupun keunikan bangunan Arsitektur Modern ini, masyarakat umum

mulai jenuh menerima arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan

makna, kemandulan,keseragaman, serta kesan-kesan psikologisnya. Sebagian arsitek

berusaha menghilangkan kesan buruk ini dengan menampilkan Arsitektur Post-Modern yang

membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan

mengabaikan konsepnya.

ARSITEK SEBAGAI PERANCANG

Arsitek sebenarnaya adalah seorang perancang. Sebagai seorang perancang arsitek

adalah pekerja kreatif dengan permasalahan kreatifitas sebagai isu sentralnya.

1. Kreatifitas berhubungan dengan gagasan yang asli/orisinal. Secara statistic jarang atau

bahkan mungkin belum pernah dilakukan atau dipikirkan orang.

2. Kreatifitas berhubungan dengan kemampuan menghubungkan masa lalu,masa kini

untuk sebuah langkah berkelanjutan di masa depan,maka selalumelibatkan

evaluasi ,elaborasi dan alternative alternative pengembangan.

Gordon Allport(2952)menyatakan bahwa:

Makin tebal mental seseorang maka makin besar dorongan untuk menolak

bipolarisme atau kencenderungan mengenal 2 kutub: bear dan kecil

Page 13: ArsitekturU

ARSITEK SEBAGAI SUPERVISOR

Tugas utama supervisior ialah untuk melakukan penyeliaan terhadap para pegawai

pelaksana langkah-langkah kebiasaan kegiatan niaga perusahaan sehari-hari. Supervisior

adalah tingkat kepemimpinan yang tidak boleh merancang kebijakan yang bersifat laku-baik

(strategic), tetapi hanya boleh menerjemahkan dan menyampaikan kebijakan laku-baik

atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan dengan berhasilguna (effective) dan

mampu menghasilkan (productive). Oleh karena itu, seorang supervisior harus memiliki

kemampuan yang bermutu tinggi dan mencakup keterampilan membina hubungan baik di

antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap kegunaan dan peran kerja agar mampu

bekerja dengan baik, berdayacipta (creative), berhasilguna, bermutu, mampu menghasilkan,

berdayaguna (efficient), berturutkerja (synergetic), dan cerdas melakukan penyeliaan

terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan jiwa batiniah (emotional intelligence) serta pola

pikir yang membina watak baik.

Arsitektur adalah pemicu yang pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan-

perubahan paradigma dan wacana di sekitarnya. Untuk itu, sangatlah besar peranan seorang

arsitek dalam hal perubahan suasana dan era yang baru. Itulah sebabnya suatu arsitektur bisa

disebut sebuah peradaban. Maka, seorang arsitek adalah orang yang memegang peradaban

dan yang bisa mengubah peradaban saat itu. Atau sebaliknya, seseorang yang memegang

sebuah peradaban bisa disebut sebagai seorang arsitek.

Seorang arsitek juga harus memperhatikan lingkungan dan masyarakat di

sekelilingnya. Seorang arsitek adalah fasilitator untuk masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan pokoknya, yaitu berupa tempat tinggal yang layak dan nyaman. Karena yang

memakai suatu arsitektur adalah masyarakat dan yang dipengaruhi arsitektur adalah

lingkungan, sehingga seorang arsitek harus mengikutsertakan masyarakat dalam

pembangunan, dengan memposisikan masyarakat tersebut sebagai subjek perancangan.

Page 14: ArsitekturU

Karena lingkungan juga sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, maka seorang

arsitek harus memperhatikan persoalan lingkungan. Apalagi disaat ini masalah lingkungan

sudah sangat banyak, dan yang paling banyak adalah masalah limbah, terutama limbah rumah

tangga. Adalah tanggung jawab seorang arsitek atas limbah-limbah yang keluar dari suatu

bangunan, walaupun yang menciptakan limbah tersebut bukanlah si arsitek.

BAB IV

Aspek Fungsi dalam Arsitektur

Fungsi Bangunan : wisma, karya, suka, ibadah

Fungsi bangunan adalah cara bangunan itu dapat melayani pemakainya dalam suatu

kegiatan yang mengandung proses. Dalam fungsi ini dapat dilihat bahwa adanya tujuan, ada

prosesmencapai tujuan, ada bagian-bagian dari proses kegiatan, dan ada hubungan dengan

dengan bagian-bagiannya. Bangunan berfungsi dengan baik jika semua unsur diatur dengan

baik sehingga tidak terjadi hambatan dalam operasinya. Agar bangunan menjadi fungsional,

arsitek harus mempunyai daya khayal. Asitek harus mampu mengalami proses yang terjadi

dalam fungsi sebuah bangunan, atau sebagai penghuni dari bangunan yang akan dibangun.

Bentuk bangunan harus bisa direalisasikan dengan baik sesuai dengan fungsi, karena bentuk

harus mencerminkan fungsinya (Form follow function). Jika bentuk bangunan merupakan

cerminan dari fungsi bangunan maka fungsi bangunan dibagi menjadi empat golongan besar.

Empat golongan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Wisma

Bangunan dapat digolongkan wisma jika fungsi bangunan untuk rumah

tinggal. Wisma dapat berupa rumah, vila, mess, dll. Penghuni biasanya terbatas pada

satu keluarga jika luas ukuran bangunan sempit.

2. Karya

Bangunan dapat digolongkan karya jika fungsi bangunan untuk tempat orang

bekerja. Karya dapat mencakup berbagai macam kantor dan berbagai macam

industry sampai ke lapangan-lapangan pertambangan. Konsep tempat bekerja pada

umumnya adalah bagaimana orang dapat bekerja dengan nyaman, baik dari suasana

maupun kondisi fisik bangunan. Suasana yang nyaman atau baik tercipta karena

suasana yang cukup tenang dan sehat. Secara umum, ruang kerja memiliki ukuran

Page 15: ArsitekturU

ruang yang luas karena tempat kerja merupakan tempat umum. Acara untuk

merancang bangunan tempat untuk bekerja sama dengan prosesnya ketika memulai

dengan menyelidiki proses kegiatan yang terjadi, memerhatikan syarat-syarat fisik

dan psikisnya, membuat program ruang, membuat pengelompokan, membuat

diagram hubungan ruang dan akhirnya membuat sketsa awal dengnan beberapa

alternatif.

3. Suka

Bangunan dapat digolongkan suka jika fungsi bangunan untuk menyediakan

jasa hiburan. Tempat hiburan dapat berupa sebauh gedung, beberapa gedung atau

satu daerah luas yang terdiri dari berbagai macam gedung dan stand. Konsep dari

tempat hiburan adalah harus membuat orang bergembira.

4. Tempat ibadah

Bangunan dapat digolongkan tempat ibadah jika fungsi bangunan memiliki

konsep untuk mempersiapkan orang untuk merenung, meninggalkan urusan duniawi

dan mencai Tuhan. Suasana harus tenang dan khidmat bahkan mulia sehingga

memungkinkan orang melupakan hal duniawi untuk sesaat dan mencari Tuhan.

Kesan tenang, khidmat, dan mulia ini harus diperoleh dengan mengolah bentuk

ruang. Karena tempat ibadah merupakan tempat umum, maka dengan sendirinya

tempat ibadah harus besar. Tempat ibadah tidak hanya menyediakan ruang untuk

ibadahnya saja. Ruang seperti lobi maupun foyer dan semacamnya dibutuhkan untuk

memisahkan ruang untuk beribadah dengan ruang luar yang tak berfungsi sebagai

ruang ibadah. Hal ini diterapkan agar pencapaiannya bertahap dan tidak

mengejutkan tiap orang yang akan masuk ke ruang ibadah. Lobi diperlukan untuk

tempat bercakap-cakap dengan sesama atau pemuka agama. Jika bercakap-cakap di

dalam ruang ibadah terkesan kurang sopan dan mengganggu ketenangan bagi orang

yang melakukan ibadah. Lokasi ruang pribadi seperti toilet juga harus ditentukan

secara matang. Akan lebih baik jika lokasi toilet agak menjauh dari ruang ibadah

untuk mencegah masuknya aroma yang tidak sedap.

Page 16: ArsitekturU

BAB V

Aspek Struktur dalam Arsitektur

Jenis-jenis Struktur

Kata struktur berarti suatu susunan yang diatur dengan mengikuti suatu cara tertentu.

Dalam arsitektur, struktur berarti bagian-bagian pokok bangunan yamh tersusun menjadi

kekokohan banguna yang menentukan. Sebuah bangunan dikatakan struktural jika unsure-

unsur utamanya yang bekerja sebagai pendukung beban dan kekokohan bangunan disusun

dan dibentuk sedikimian rupa sehingga fungsinya sebagai pendukung beban dan kekokohan

bangunan terlihat jelas. Dalam buku karangan Curt Siegel “Structure and Form in Modern

Architecture” jenis struktur yang sekarang dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :

1. Struktur rangka

Struktur rangka atau skeleton structure adalah susunan batang-batang yang

tergabung membentuk suatu kesatuan. Stuktur rangka adalah sistem yang paling

sederhana, penyaluran gaya melalui 1 dimensi (one line dimension), ini berarti

kerangka hanya kuat menahan gaya vertikal. Untuk bangunan bertingkat banyak

harus ada core atau pengaku lain untuk menahan gaya horizontal. Golongan ini

dibagi menjadi dua jenis yaitu :

Petak-petak Sempit(Narrow Grid) Dan Petak-petak Lebar(Wide Grid)

Curt Siegel dalam bukunya Structure and Form in Modern Architecture

membagi bangunan rangka bertingkat banyak ke dalam dua golongan yaitu Grid

Sempit(Narrow Grid) Dan Grid Lebar(Wide Grid).

(a) Pengakuan pada Bangunan Rangka

Konstruksi bangunan rangka baik untuk menahan gaya vertikal sehingga cocok

untuk bangunan bertingkat banyak, tetapi rangka ini tidak kaku sehingga kurang

baik untuk menahan gaya horizontal. Disamping itu, makin tinggi bangunan, gaya

Page 17: ArsitekturU

horisontalnya makin besar. Ada lima cara untuk mengakukan bangunan rangka yaitu

:

1) Kekakuan didapat dari bentuk massa yang stabil

2) Kekakuan dengan shear wall

3) Pengakuan dengan Core

4) Pengakuan dengan batang-batang diagonal

5) Pengakuan dengan batang open frame

2. Struktur Penopang

Struktur penopang terdiri dari penopang- penopang berbentuk V atau V

terbalik. Pada bangunan-bangunan kuno, struktur V terbalik biasanya dipakai karena

makin ke bawah momen akibat gaya horizontal makin besar. Karena bentuknya yang

melebar ke bawah maka struktur penopang dapat menahan gaya verikal dan juga

gaya horizontal dengan baik. Kemudian muncul struktur modern dengan bentuk V.

Bentuk V yang meruncing ke bawah memungkinkan fleksibilitas itu asalkan

sambungan tiang dan balok palangnya kaku dan kuat dengan kaki bawah diberi

engsel. Rangka dua sendi ini termasuk jenis rangka kaku. Karena struktur penopang

V ini sanggup menahan gaya vertical dan horizontal, maka pengakuan untuk

menahan gaya horizontal tidak diperlukan. Core yang biasanya ada di bangunan

bertingkat banyak tidak berfungsi sebagai pengaku sehingga core dapat diletakkan di

luar bangunan.

3. Struktur Ruang

Pada struktur ruang, gaya yang diterima disalurkan ke berbagai arah

permukaan. Jadi, mempunyai tiga line dimension. Struktur ruang berupa kulit yang

membentang secara lengkung. Ini terlihat pada struktur binatang yang paling rendah.

Struktur ruang cocok untuk bangunan-bangunan besar yang memerlukan

ruang-ruang besar bebas tiang. Unsur0unsur struktur ruang dapat terdiri dari

“rangka-rangka”. Ini disebut “kerangka ruang” atau space frames, tetapi kita harus

ingat bahwa tidak semua frames adalah space frames.

Page 18: ArsitekturU

Syarat-syarat Struktur

Untuk membuat suatu bangunan yang fungsional, pertama-tama kita harus memperhatikan syarat syarat bangunan dalam pembuatan bangunan tersebut. Dalam dunia arsitektur syarat syarat tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu syarat fisik, dan syarat psikis. Berikut adalah penjelasannya:

A. Syarat fisik

1. Syarat ukuran luas dan tinggi ruang untuk memenuhi suatu kegiatan tertentu. Ada syarat minimum yang efisien dan ada syarat maksimum yang masih dapat dijangkau manusia.

2. Syarat luas untuk gerak perorangan maupun kelompok, standar minimum statis gerak.

3. Syarat luas untuk perlengkapan kelompok kebutuhan lain

4. Syarat hubungan dan pemisahan antar bagian dalam ruang itu sendiri atau dengan luasnya

5. Pola hubungan antar ruang

6. Syarat kemudahan pemeliharaan dan perlengkapan mekanis.

B. Syarat psikis

1. Ventilasi dan penerangan serta pengaruhnya terhadap suasana ruang.

2. Pemandangan, hubungan interior dengan eksterior melalui pembukaan dinding atau jendela untuk menciptakan suasana tertentu

3. Pengaruh penerangan. Misalnya pengaruh penerangan siang hari melalui jendela kaca warna seperti di gereja.

4. Efek penerangan buatan. Penerangan buatan dapat diarahkan langsung atau tidak langsung ke bagian yang kita kehendaki. Kita juga dapat memantulkan dari seluruh permukaan langit-langit atau dari sebagian langit-langit. Pantulannya dapat kita arahkan ke suatu daerah kecil atau besar.