arsitekturu
DESCRIPTION
yg mau nyelesaiin tugasTRANSCRIPT
BAB I
Pengertian arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga
ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber
tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik
Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas);
arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut,
dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur
harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula
bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun
psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika,
sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip
Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan
proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun
menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb.
Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme,
empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah
beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur
Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktek tidak boleh terlalu ditekankan,
meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "Praktek dan
teori adalah akar arsitektur. Praktek adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap
pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan
bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan
proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu
persoalan. Seorang arsitek yang berpraktek tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan
dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa
berpraktek hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek
yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan
kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan".
DEFINISI-DEFINISI
Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan,
pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya.
Selain definisi di atas, terdapat beberapa definisi arsitektur berasal dari sumber acuan lainnya,
yaitu:
1. Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture ), berarti seni dan ilmu membangun
bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton
= adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka
architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang
mengandung keindahan.
2. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan
sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh
dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan
peradaban manusia.
3. Berdasarkan wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah
gedung serta struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan
tempat berteduh bagi kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur
juga meliputi desain dari keseluruhan lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu
bagaimana bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan
tingkat mikro dari arsitektur atau detil konstruksi, misal: furnitur.
Definisi asitektur sebenarnya sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini
masih sering diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan
industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan
pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan
binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu
dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.
Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga
perencanaan transportasi, urban/rural planning), landscape planning, urban design.
Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan
termasuk eksterior maupun taman.
MANUSIA DAN ARSITEKTUR
Sejak manusia diciptakan dibumi ini, dia selalu berdampingan dengan alam, yang
disini dijabarkan sebagai iklim dan lingkungan. Kemana saja manusia melangkah, alam
selalu didekatnya. Manusia memang tak akan dapat melepaskan diri dari pelukannya, dari
batasan-batasan dan hukum-hukumnya. Oleh sebab itu alam (iklim dan lingkungan)
memegang peranan yang amat besar dalam membentuk segala cara hidup manusia: pola
tingkah laku serta hasil tingka laku manusia itu sendiri. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa: iklim dan lingkungannlah yang membentuk kebudayaan manusia.
Keadaan alam yang berbeda melahirkan jenis kebudayaan yang berbeda pula.
Perbedaan alam yang kecil saja sudah cukup kuat untuk melahirkan kebudayaan yang
bercorak lain. Kebudayaan dengan warna tertentu, mempunyai corak arsitektur yang tertentu
pula. Karena itu dapat dikatakan. Arsitektur adalah cermin kebudayaan.
Para antropologi dan archeologi dapat mengisahkan secara terperinci kebudayaan
yang telah lama berlalu, hanya dengan meneliti arsitektur yang masih tertinggal dengan alat-
alat yang ada di dalamnya. Dari reruntuhan bangunan ibadah dapat dijelaskan apa bentuk
kepercayaan kuno yang dianut oleh masyarakat dulu, apakah ada upacara kurban atau tidak,
apakah bentuk kepercayaannya, bagaimana sistem keluargannya, perekonomiannya dan
sebagainnya. Banguna yang mencerminkan sifat kebudayaan, lebih jau lagi dapat
mencerminkan suatu negara tertentu beserta periodenya dalam sejarah. Bangunan serupa itu
disebut The Master Work.
Sebenarnya bagaimana arsitektur hadir dalam mulanya? Bila dia hadir? Dia hadir
sejak manusia menciptakan ruang tempat tinggal, yang semata-mata merupakan tempat
perlindungannya terhadap alam, dalam rangka mempertahankan hidupnya jadi mula-mula
arsitektur hadir dari kebutuhan semata-mata. Setalah manusia dengan mantap berhasil
mempertahankan hidupnya,dia mulai mencari kesenangan atas kepuasan bathin dari benda-
benda yang membuatnya dapat tetap mempertahankan hidupnya. Salah satu dari benda-benda
itu adalah tempat tinggalnya.dengan keahliannya ia mulai bermain dengan bentuk, warna,dan
tekstur yang mampu menyentuh perasaan, entah senang, takjub, takut atau yang lainnya.
Makin lama pengolahan-pengolahan ini makin berkembang. Dengan sedikit keahlian
petukangan, pengetahuan membangun secara praktis dan secara spontan serta dengan akal
yang dipunyainya, dia memecahkan secara logis kebutuhan-kebutuhan hiudupnya yang
sangat dekat dengan alam. Kebudayaanpun menuntut suatu kebutuhan yang lebih rumit,
arsitektur 1 ruang menjadi arsitektur banyak ruang , begitu pula jenis bangunan, dari rumah
tinggal menjadi lebih bervariasi : lumbung padi, penggilingan padi dan sebagainya.
Bangunan-bangunan ini sangat dekat dengan alam, memakai bahan alam dan
dipecahkan secara alamiah. Bangunan ini dinamakan archetype. Karena jarang merupakan
hasil individu, melainkan hasil pemecahan bersama. Pada bangunan ini, bentuk-bentuk
warna-warna dan arsitektur semakin diperhatikan.
Permainan bentuk semakin menajam untuk mendapatkan sesuatu yang indah.
Keindahan brarti seni Visuil, dan tak dapat disangkal lagi bahwa arsitektur adalah bagian –
dari seni visuil. Bahkan orang-orang jaman dahulu memberikan predikat ibu seni pada
arsitektur. Pada masa sekarangpun kedudukan arsitektur didalam seni tidaklah goyah.
Karena itu tak dapat diragukan lagi bahwa tujuan arsitektur secara umum dapat
dikatakan sama dengan tujuan seni visuil yaitu keindahan. Kiranya hal ini tak perlu
diperdebatkan lagi, arsitek memang mengabdikan dirinya pada”keindahan ideal”. Alat
terpenting dalam arsitektur untuk mencapai keindahan adalah bentuk,yang peranannya kurang
lebih sama kuatnya dengan warna dalam seni lukis, meskipun selain bentuk ada hal-hal lain
yang juga ikut berbicara.
Pengertian lain dalam arsitektur, ditilik dari sudut yang lain, yang juga merupakan inti pokok
arsitektur dituangkan dalam pernyataan ”arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia
dengan berbahagia. Sehinggan dapat dikatakan inti dari arsitektur adalah ruang.Ruang tidak
dapat dinyatakan tanpa agregatenya atau indikatornya. Dan bentuk adalah agregate ruang
yang paling kuat,dan paling banyak berbicara, meskipun ada agregate-agregate lain yang
dapat memprkuat kesan ruang.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa perwujudan arsitektur adalah bentuk, yang lahir
dari kebutuhan manusia akan wadah ruang untuk melakukan kegiatan.
Bentuk dalam arsitektur, sama halnya dengan warna dalam seni lukis, mampu
menggerakkan perasaan manusia, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Berarti manusia
bersaksi terhadap bentuk arsitektur, dan tentu bentuk memeberikan aksi untuk
membangkitkan reaksi, sebab tak ada reaksi tanpa aksi. Dalam hal ini boleh kita katakan (dan
memang sudah sepantasnya) bahwa kegiatan aksi dan reaksi tersebut adalah
suatukomunikasi. Dan komunikasi tersebut terjadi antara masyarakat (pengamat dan pemakai
dengan Hasil Karya Arsitektur.
ARSITEKTUR DI INDONESIA
Arsitektur Indonesia dipengaruhi oleh keanekaragaman budaya, sejarah dan geografi
di Indonesia. Para penyerang, penjajah, dan pedagang membawa perubahan kebudayaan yang
sangat memperuhi gaya dan teknik konstruksi bangunan. Pengaruh asing yang paling kental
pada zaman arsitektur klasik adalah India, meskipun pengaruh Cina dan Arab juga termasuk
penting. Kemudian pengaruh Eropa pada seni arsitektur mulai masuk sejak abad ke-18 dan
ke-19.
Arsitektur Keagamaan
Walaupun arsitektur keagamaan tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, seni
arsitektur ini berkembang pesat di Pulau Jawa. Pengaruh sinkretisasi agama di Jawa meluas
sampai ke dalam arsitektur, sehingga menghasilkan gaya-gaya arsitektur yang berkhas Jawa
untuk bangunan-bangunan ibadah agama Hindu, Buddha, Islam, dan sampai ke umat yang
berjumlah kecil yaitu Kristen.
Sejumlah bangunan agama seperti candi, yang seringkali berukuran besar dan didisain
secara kompleks, banyak dibangun di Pulau Jawa pada zaman kejayaan kerajaan Hindu-Buda
Indonesia antara abad ke-8 sampai ke-14. Candi-candi Hindu tertua yang masih berdiri di
Jawa terletak di Pegunungan Dieng. Diperkirakan dahulu terdapat sekitar empat ratus candi
di Dieng yang sekarang hanya tersisa delapan candi. Pada awalnya, struktur bangungan-
bangunan di Dieng berukuran kecil dan relatif sederhana. Akan tetapi tingkat kemahiran
arsitektur di Jawa semakin meningkat. Dalam kurun waktu seratus tahun saja kerajaan kedua
Mataram telah dapat membangun kompleks candi Prambanan di dekat Yogyakarta yang
dianggap sebagai contoh arsitektur Hindu terbesar dan terbagus di Jawa.
Candi Borobudur, sebagai monumen umat Buddha yang tercantum di dalam daftar
Situs Warisan Dunia UNESCO, dibangun oleh wangsa Syailendra antara tahun 750 sampai
dengan 850 Masehi, tetapi kemudian ditinggalkan sesaat seketika Borobudur telah siap
dibangun, merujuk pada saat mundurnya agama Buddha dan perpindahan kekuasaan ke
sebelah timur Jawa. Borobodur memiliki sejumlah besar pahatan-pahatan menarik yang
menampilkan cerita yang apabila dicermati mulai dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas
merupakan metafor peraihan pencerahan. Dengan mundurnya Kerajaan Mataram, sebelah
timur Jawa menjadi pusat arsitektur keagamaan dengan gaya yang sangat menarik yang
mencerminkan Siwaisme, Buddha dan pengaruh khas Jawa; sebuah fusi yang mencerminkan
karakteristik agama di seluruh pulau Jawa.
Pada abad ke-15, Islam sudah jadi agama berkuasa di Jawa dan Sumatra, yaitu pulau-
pulau yang paling banyak penduduknya. Seperti agama Hindu dan Buddha sebelumnya,
pengaruh asing yang ikut agama baru ini menampung dan menafsirkan sedemikian rupa
menghasilkan gaya-gaya arsitektur mesjid yang berkhas Jawa.
Arsitektur Adat
Arsitektur adat adalah tempat aktivitas manusia yang berhubungan dengan bangunan
atau wadah aktivitas dan lingkungan yang diwarnai oleh budaya dan adat istiadat setempat.
Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai jenis arsitektur tradisional yang berbeda.
Rumah tradisional Indonesia tidak didesain oleh arsiktek. Orang desa membuat
rumahnya sendiri, atau desanya menyatukan sumber untuk membangun struktur dibawah
bimbingan pemimpin tukang kayu.
BAB 2
CAKUPAN ARSITEKTUR
KORELASI BIDANG-BIDANG ILMU DALAM ARSITEKTUR
Selama ini dikenal tiga khasanah teori yang diakui ada dalam dunia arsitektur.
Pertama, teori tentang arsitektur (theory about architecture) bersifat memaparkan tentang
what is architecture menurut posisi teoritis arsitek dan paradigma yang dianutnya. Kedua,
teori di dalam arsitektur (theory in architecture) berupa teori "apa saja" yang digunakan oleh
para arsitek dalam praktik profesionalnya. Ketiga, teori arsitektur (theory of architecture)
yakni sebentuk teori yang khas arsitektur, mirip teori atom atau teori gravitasi yang muncul
serta berlaku dalam ilmu fisika. Teori arsitektur jenis ketiga ini sebenarnya lebih tepat berada
dalam kategori theory on architecture, yang menunjukkan adanya academic sense daripada
theory about architecture. Meskipun demikian, theory on architecture akan muncul dari
adanya theory about architecture, sebagai konsekuensi logis dan menjadi substansi dari
paradigma arsitektur yang dianut seorang pencetus teori.
Dalam pemahaman dunia akademik, suatu teori dikenal memiliki tiga sifat, yakni
eksplanatif, prediktif, dan kontrol. Teori dengan pengertian semacam itu umumnya berlaku
bagi teori - teori dalam ilmu (scientific theories), namun tidak berlaku dalam dunia arsitektur.
Teori dalam dunia arsitektur bersifat unscientific, spekulatif, subyektif, terkait dengan
eksplanasi konsep desain, merupakan tuntunan praktik, atau iluminasi tentang suatu desain
arsitektur. Teori dalam arsitektur tidak mampu memberikan jaminan keberhasilan prediksi
seperti halnya teori dari khasanah ilmu. Dengan demikian, arsitektur hanya akan mendukung
status quo, menciptakan yang lama dalam situasi baru, maka tidak mampu menjadi sarana
emansipatori kehidupan manusia. Oleh karenanya, arsitektur tidak dapat lagi menggunakan
teori tradisional atau bersifat spekulatif saja karena tidaklah memadai untuk praktek arsitektur
kini dan masa depan.
Arsitektur hingga kini telah semakin terlibat di dalam kehidupan masyarakat, bahkan
menjadi sarana bagi penyelesaian problematika kehidupan manusia, maka sudah selayaknya
tidak hanya menggunakan teori - teori yang bersifat spekulatif, melainkan perlu dilandasi
dengan nilai - nilai etis. Arsitektur semestinya mampu menjadi sarana emansipatori manusia,
yakni pembebasan dari kealamiahan manusia maupun dari rintangan yang dibuatnya sendiri.
Hal itu berarti, arsitektur yang mau menjadi sarana emansipatori manusia hendaknya selalu
berada di dalam diskursus tanpa henti dengan pengalaman praktik (dimensi empiris) maupun
dengan teori - teori (dimensi transenden). Dunia arsitektur harus menyadari bahwa kebenaran
yang telah ditemukan (dibekukan menjadi teori) sebenarnya bersifat tentatif, dan hanya
dengan refleksi dua kutub, maka kebenaran sejati makin menampakkan diri. Arsitektur perlu
belajar dari pemikiran Juergen Habermas, menjadi arsitektur yang kritis karena hendak
bersifat emansipatoris. Arsitektur semestinya tidak semata - mata berada di dalam paradigma
ilmu - ilmu empiris - analitis, atau ilmu - ilmu historis - hermeneutis, sebaiknya juga
dilandasi paradigma ilmu - ilmu tindakan yang berkepentingan emansipatoris.
Implikasinya, teori - teori dalam dunia arsitektur hendaknya selalu berada dalam
kondisi dinamis, senantiasa direfleksikan terhadap cita - cita etis dan emansipatori manusia
karena teori yang berubah menjadi ideologi atau mitos akan memutlakkan kebenaran -
kebenaran ideologis serta menolak pemikiran - pemikiran kritis. Teori semacam itu potensial
menjadi pembatas gerak bagi kelestarian kehidupan. Teori arsitektur meskipun berkembang
di dalam sejarah arsitektur, dialektika teori - praksis, dan di dalam kritikisme, sebenarnya
menjadi bagian dari sejarah perkembangan ilmu - ilmu. Teori dalam arsitektur perlu selalu
diinteraksikan dengan teori dalam bidang - bidang ilmu lain, sehingga memiliki kekuatan
yang makin efektif sebagai sarana emansipatoris.
PROFESI DALAM BIDANG ARSITEKTUR
Seperti halnya dokter, akuntan dan pengacara, arsitek adalah profesi yang menjual
jasanya kepada masyarakat. Keberadaan arsitek diakui untuk mengurusi segala permasalahan
mengenai rancang bangun, mulai dari penyusunan konsep perancangan hingga pengawasan
berkala sampai akhirnya menjadi sebuah produk arsitektural. Selain itu, seorang arsitek juga
mempunyai tanggung jawab secara moral seumur hidup terhadap karya-karyanya. Peran
arsitek di dalam kehidupan masyarakat sangat penting karena arsitek sebagai salah satu
komponen masyarakat yang berperan di dalam pembentukan peradaban kehidupan manusia.
Arsitek sebagai profesi yang menciptakan ruang bagi aktifitas dan kelangsungan hidup
manusia dituntut selalu peka terhadap perkembangan zaman dan teknologi serta sedapat
mungkin selalu membela kepentingan masyarakat umum. Seiring dengan kemajuan dan
pembangunan yang terjadi di Indonesia, profesi arsitek juga semakin mendapat tempat di
masyarakat. Meskipun tidak sepopuler dokter, peran kerja arsitek dalam pengabdian kepada
masyarakat semakin dihargai. Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, arsitek
dituntut menguasai ilmu arsitektur yang dipadukan dengan berbagai disiplin ilmu lain yang
selalu berkembang dengan dinamis.
TANGGUNG JAWAB ARSITEK
Setiap anggota mempunyai hak:
1. Mendapatkan manfaat, pelayanan, pembinaan, pembelaan, turut serta mengikuti
segala kegiatan, dan menggunakan sarana/fasilitas organisasi.
2. Memperoleh tanda keanggotaan dan kompetensi sesuai dengan kategori
keanggotaannya, sertifikat keahlian IAI dan atau sertifikat lainnya sesuai ketentuan
organisasi.
3. Membela diri dan memberikan keterangan atas keputusan dan atau sanksi organisasi
kepada Sidang Dewan Kehormatan IAI yang diselenggarakan khusus untuk hal
tersebut.
4. Menyampaikan pendapat pribadi dalam dalam kegiatan Musyawarah dan Rapat
Anggota.
Setiap Anggota Profesional dan Anggota Biasa berhak menjadi peserta dalam Rapat
Pleno Anggota atau Musyawarah serta mempunyai hak suara dan hak memilih Ketua IAI,
baik pada lingkup nasional/daerah/cabang.
Hanya Anggota Profesional yang mempunyai:
1. Hak mendapat sertifikat keahlian IAI dan mendapat rekomendasi dalam memperoleh
lisensi kerja.
2. Hak suara untuk dipilih menjadi Ketua IAI pada lingkup nasional/daerah/cabang.
Setiap anggota mempunyai kewajiban untuk:
1. Menegakkan Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek, serta
menjunjung tinggi kesejawatan dan integritas profesi.
2. Membayar Uang Pangkal dan Iuran Anggota sesuai ketentuan organisasi, kecuali
Anggota Kehormatan.
3. Menggunakan hak suara atau hak pilih dalam Munas/Musda/Muscab, kecuali
Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan.
4. Senantiasa mengembangkan wawasan arsitektur dan keprofesionalannya sesuai
program yang telah diatur organisasi.
5. Melengkapi dan menyampaikan tambahan dan atau perubahan data serta karya profesi
ke sekretariat IAI secara berkesinambungan.
6. Memberikan keterangan yang sesungguhnya untuk membantu tugas Dewan
Kehormatan IAI apabila dibutuhkan dalam rangka menegakkan etika berprofesi.
7. Menjalankan kegiatan profesinya sesuai ketentuan Pedoman Hubungan Kerja Antara
Arsitek Dengan Pengguna Jasa.
Setiap anggota bertanggung jawab dalam mewujudkan tujuan organisasi dengan:
1. Mengabdikan keahliannya demi membela kepentingan masyarakat serta menciptakan
lingkungan binaan yang berkelanjutan.
2. Melayani masyarakat pengguna jasa arsitek/pemberi tugas dengan sikap dan perilaku
profesional, untuk dapat membangkitkan dan menumbuhkembangkan kepercayaan
serta penghargaan terhadap profesi arsitek.
BAB 3
PERANAN ARSITEK
ARSITEK SEBAGAI PENYUSUN KONSEP
Arsitektur bangunan berurusan dengan pembuatan wadah untuk menampung kegiatan
manusia. Pada umumnya, ini berarti menciptakan ruang yang ideal untuk suatu kegiatan
manusia. Disinilah peran arsitektur sebagai penyusun konsep dalam pembuatan bangunan ini
berperan.
Bila kita merancang suatu bangunan, kita merancang penggabungan berbagai unsur
ruang untuk menampungsuatu proses kegiatan sehingga menghasilkan suatu keseluruhan
yang lebih kaya dan lebih bermakna.
Hasil-hasil kreasi arsitektur membawa dampak pada masyarakat, karena ia hadir
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, ia menjadi bagian dari everyday life. Dalam era
lama dimana bangunan-bangunan dibentuk oleh pola pikir masyarakatnya; misalnya
arsitektur tradisional yang dibentuk oleh budaya yang melingkupinya, saat ini bahkan
seringkali berbalik 180 derajat. Arsitektur justru menjadi media perubahan, dimana
kehadirannya merepresentasikan paradigma baru yang ‘meloncat’ dari masanya, sehingga
memicu wacana baru, bahkan perubahan disekitarnya.
Peranan arsitek tidak hanya terletak pada masalah perancangan, melainkan juga
bagaimana arsitek memposisikan masyarakat, khususnya masyarakat pengguna sebagai
subyek dalam perancangan tersebut, dengan melibatkan masyarakat. Arsitektur untuk rakyat,
tidak terbatas pada perancangan fisik saja, melainkan juga perancangan sosial yang
berorientasi pada proses, yang menempatkan masyarakat sebagai subyek dengan
melibatkannya dalam proses perancangan.
Jika mengacu kepada pemikiran politik dan arsitektur, dengan kata lain proses ini merupakan
kombinasi antara self-concius tradition yang menekankan pada otoritas arsitek clan unself-
concious tradition yang menekankan pada otoritas rakyat.
Peran arsitek dalam perancangan partisipatif tidak lagi sebagai pendeta yang secara
kosmologis, punya wewenang untuk mengubah kosmos dengan memandang arsitektur
sebagai model surgawi, tidak sebagai seorang master builders yang individualistis terhadap
kreatifitas rancangannya semata, melainkan lebih sebagai seorang fasilitator dengan gagasan-
gagasan yang lebih demokratis.
Ketika Arsitektur Modern mulai dikembangkan, ia merupakan sebuah elit terkemuka
berlandaskan filosofis,moral, dan estetis. Konsep perencanaan kurang mengindahkan sejarah
dan condong kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Peran Arsitek menjadi sangat penting
dan dianggap sebagai “kepala/pimpinan”. Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam
lingkup produksi massal yang sederhana dan relatif murah sehingga mudah diperoleh.
Dampaknya, bangunan di berbagai tempat memiliki bentuk yang mirip/cenderung tipikal.
Tidak ada ciri khas ataupun keunikan bangunan Arsitektur Modern ini, masyarakat umum
mulai jenuh menerima arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan
makna, kemandulan,keseragaman, serta kesan-kesan psikologisnya. Sebagian arsitek
berusaha menghilangkan kesan buruk ini dengan menampilkan Arsitektur Post-Modern yang
membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan
mengabaikan konsepnya.
ARSITEK SEBAGAI PERANCANG
Arsitek sebenarnaya adalah seorang perancang. Sebagai seorang perancang arsitek
adalah pekerja kreatif dengan permasalahan kreatifitas sebagai isu sentralnya.
1. Kreatifitas berhubungan dengan gagasan yang asli/orisinal. Secara statistic jarang atau
bahkan mungkin belum pernah dilakukan atau dipikirkan orang.
2. Kreatifitas berhubungan dengan kemampuan menghubungkan masa lalu,masa kini
untuk sebuah langkah berkelanjutan di masa depan,maka selalumelibatkan
evaluasi ,elaborasi dan alternative alternative pengembangan.
Gordon Allport(2952)menyatakan bahwa:
Makin tebal mental seseorang maka makin besar dorongan untuk menolak
bipolarisme atau kencenderungan mengenal 2 kutub: bear dan kecil
ARSITEK SEBAGAI SUPERVISOR
Tugas utama supervisior ialah untuk melakukan penyeliaan terhadap para pegawai
pelaksana langkah-langkah kebiasaan kegiatan niaga perusahaan sehari-hari. Supervisior
adalah tingkat kepemimpinan yang tidak boleh merancang kebijakan yang bersifat laku-baik
(strategic), tetapi hanya boleh menerjemahkan dan menyampaikan kebijakan laku-baik
atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan dengan berhasilguna (effective) dan
mampu menghasilkan (productive). Oleh karena itu, seorang supervisior harus memiliki
kemampuan yang bermutu tinggi dan mencakup keterampilan membina hubungan baik di
antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap kegunaan dan peran kerja agar mampu
bekerja dengan baik, berdayacipta (creative), berhasilguna, bermutu, mampu menghasilkan,
berdayaguna (efficient), berturutkerja (synergetic), dan cerdas melakukan penyeliaan
terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan jiwa batiniah (emotional intelligence) serta pola
pikir yang membina watak baik.
Arsitektur adalah pemicu yang pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan-
perubahan paradigma dan wacana di sekitarnya. Untuk itu, sangatlah besar peranan seorang
arsitek dalam hal perubahan suasana dan era yang baru. Itulah sebabnya suatu arsitektur bisa
disebut sebuah peradaban. Maka, seorang arsitek adalah orang yang memegang peradaban
dan yang bisa mengubah peradaban saat itu. Atau sebaliknya, seseorang yang memegang
sebuah peradaban bisa disebut sebagai seorang arsitek.
Seorang arsitek juga harus memperhatikan lingkungan dan masyarakat di
sekelilingnya. Seorang arsitek adalah fasilitator untuk masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya, yaitu berupa tempat tinggal yang layak dan nyaman. Karena yang
memakai suatu arsitektur adalah masyarakat dan yang dipengaruhi arsitektur adalah
lingkungan, sehingga seorang arsitek harus mengikutsertakan masyarakat dalam
pembangunan, dengan memposisikan masyarakat tersebut sebagai subjek perancangan.
Karena lingkungan juga sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, maka seorang
arsitek harus memperhatikan persoalan lingkungan. Apalagi disaat ini masalah lingkungan
sudah sangat banyak, dan yang paling banyak adalah masalah limbah, terutama limbah rumah
tangga. Adalah tanggung jawab seorang arsitek atas limbah-limbah yang keluar dari suatu
bangunan, walaupun yang menciptakan limbah tersebut bukanlah si arsitek.
BAB IV
Aspek Fungsi dalam Arsitektur
Fungsi Bangunan : wisma, karya, suka, ibadah
Fungsi bangunan adalah cara bangunan itu dapat melayani pemakainya dalam suatu
kegiatan yang mengandung proses. Dalam fungsi ini dapat dilihat bahwa adanya tujuan, ada
prosesmencapai tujuan, ada bagian-bagian dari proses kegiatan, dan ada hubungan dengan
dengan bagian-bagiannya. Bangunan berfungsi dengan baik jika semua unsur diatur dengan
baik sehingga tidak terjadi hambatan dalam operasinya. Agar bangunan menjadi fungsional,
arsitek harus mempunyai daya khayal. Asitek harus mampu mengalami proses yang terjadi
dalam fungsi sebuah bangunan, atau sebagai penghuni dari bangunan yang akan dibangun.
Bentuk bangunan harus bisa direalisasikan dengan baik sesuai dengan fungsi, karena bentuk
harus mencerminkan fungsinya (Form follow function). Jika bentuk bangunan merupakan
cerminan dari fungsi bangunan maka fungsi bangunan dibagi menjadi empat golongan besar.
Empat golongan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Wisma
Bangunan dapat digolongkan wisma jika fungsi bangunan untuk rumah
tinggal. Wisma dapat berupa rumah, vila, mess, dll. Penghuni biasanya terbatas pada
satu keluarga jika luas ukuran bangunan sempit.
2. Karya
Bangunan dapat digolongkan karya jika fungsi bangunan untuk tempat orang
bekerja. Karya dapat mencakup berbagai macam kantor dan berbagai macam
industry sampai ke lapangan-lapangan pertambangan. Konsep tempat bekerja pada
umumnya adalah bagaimana orang dapat bekerja dengan nyaman, baik dari suasana
maupun kondisi fisik bangunan. Suasana yang nyaman atau baik tercipta karena
suasana yang cukup tenang dan sehat. Secara umum, ruang kerja memiliki ukuran
ruang yang luas karena tempat kerja merupakan tempat umum. Acara untuk
merancang bangunan tempat untuk bekerja sama dengan prosesnya ketika memulai
dengan menyelidiki proses kegiatan yang terjadi, memerhatikan syarat-syarat fisik
dan psikisnya, membuat program ruang, membuat pengelompokan, membuat
diagram hubungan ruang dan akhirnya membuat sketsa awal dengnan beberapa
alternatif.
3. Suka
Bangunan dapat digolongkan suka jika fungsi bangunan untuk menyediakan
jasa hiburan. Tempat hiburan dapat berupa sebauh gedung, beberapa gedung atau
satu daerah luas yang terdiri dari berbagai macam gedung dan stand. Konsep dari
tempat hiburan adalah harus membuat orang bergembira.
4. Tempat ibadah
Bangunan dapat digolongkan tempat ibadah jika fungsi bangunan memiliki
konsep untuk mempersiapkan orang untuk merenung, meninggalkan urusan duniawi
dan mencai Tuhan. Suasana harus tenang dan khidmat bahkan mulia sehingga
memungkinkan orang melupakan hal duniawi untuk sesaat dan mencari Tuhan.
Kesan tenang, khidmat, dan mulia ini harus diperoleh dengan mengolah bentuk
ruang. Karena tempat ibadah merupakan tempat umum, maka dengan sendirinya
tempat ibadah harus besar. Tempat ibadah tidak hanya menyediakan ruang untuk
ibadahnya saja. Ruang seperti lobi maupun foyer dan semacamnya dibutuhkan untuk
memisahkan ruang untuk beribadah dengan ruang luar yang tak berfungsi sebagai
ruang ibadah. Hal ini diterapkan agar pencapaiannya bertahap dan tidak
mengejutkan tiap orang yang akan masuk ke ruang ibadah. Lobi diperlukan untuk
tempat bercakap-cakap dengan sesama atau pemuka agama. Jika bercakap-cakap di
dalam ruang ibadah terkesan kurang sopan dan mengganggu ketenangan bagi orang
yang melakukan ibadah. Lokasi ruang pribadi seperti toilet juga harus ditentukan
secara matang. Akan lebih baik jika lokasi toilet agak menjauh dari ruang ibadah
untuk mencegah masuknya aroma yang tidak sedap.
BAB V
Aspek Struktur dalam Arsitektur
Jenis-jenis Struktur
Kata struktur berarti suatu susunan yang diatur dengan mengikuti suatu cara tertentu.
Dalam arsitektur, struktur berarti bagian-bagian pokok bangunan yamh tersusun menjadi
kekokohan banguna yang menentukan. Sebuah bangunan dikatakan struktural jika unsure-
unsur utamanya yang bekerja sebagai pendukung beban dan kekokohan bangunan disusun
dan dibentuk sedikimian rupa sehingga fungsinya sebagai pendukung beban dan kekokohan
bangunan terlihat jelas. Dalam buku karangan Curt Siegel “Structure and Form in Modern
Architecture” jenis struktur yang sekarang dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :
1. Struktur rangka
Struktur rangka atau skeleton structure adalah susunan batang-batang yang
tergabung membentuk suatu kesatuan. Stuktur rangka adalah sistem yang paling
sederhana, penyaluran gaya melalui 1 dimensi (one line dimension), ini berarti
kerangka hanya kuat menahan gaya vertikal. Untuk bangunan bertingkat banyak
harus ada core atau pengaku lain untuk menahan gaya horizontal. Golongan ini
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Petak-petak Sempit(Narrow Grid) Dan Petak-petak Lebar(Wide Grid)
Curt Siegel dalam bukunya Structure and Form in Modern Architecture
membagi bangunan rangka bertingkat banyak ke dalam dua golongan yaitu Grid
Sempit(Narrow Grid) Dan Grid Lebar(Wide Grid).
(a) Pengakuan pada Bangunan Rangka
Konstruksi bangunan rangka baik untuk menahan gaya vertikal sehingga cocok
untuk bangunan bertingkat banyak, tetapi rangka ini tidak kaku sehingga kurang
baik untuk menahan gaya horizontal. Disamping itu, makin tinggi bangunan, gaya
horisontalnya makin besar. Ada lima cara untuk mengakukan bangunan rangka yaitu
:
1) Kekakuan didapat dari bentuk massa yang stabil
2) Kekakuan dengan shear wall
3) Pengakuan dengan Core
4) Pengakuan dengan batang-batang diagonal
5) Pengakuan dengan batang open frame
2. Struktur Penopang
Struktur penopang terdiri dari penopang- penopang berbentuk V atau V
terbalik. Pada bangunan-bangunan kuno, struktur V terbalik biasanya dipakai karena
makin ke bawah momen akibat gaya horizontal makin besar. Karena bentuknya yang
melebar ke bawah maka struktur penopang dapat menahan gaya verikal dan juga
gaya horizontal dengan baik. Kemudian muncul struktur modern dengan bentuk V.
Bentuk V yang meruncing ke bawah memungkinkan fleksibilitas itu asalkan
sambungan tiang dan balok palangnya kaku dan kuat dengan kaki bawah diberi
engsel. Rangka dua sendi ini termasuk jenis rangka kaku. Karena struktur penopang
V ini sanggup menahan gaya vertical dan horizontal, maka pengakuan untuk
menahan gaya horizontal tidak diperlukan. Core yang biasanya ada di bangunan
bertingkat banyak tidak berfungsi sebagai pengaku sehingga core dapat diletakkan di
luar bangunan.
3. Struktur Ruang
Pada struktur ruang, gaya yang diterima disalurkan ke berbagai arah
permukaan. Jadi, mempunyai tiga line dimension. Struktur ruang berupa kulit yang
membentang secara lengkung. Ini terlihat pada struktur binatang yang paling rendah.
Struktur ruang cocok untuk bangunan-bangunan besar yang memerlukan
ruang-ruang besar bebas tiang. Unsur0unsur struktur ruang dapat terdiri dari
“rangka-rangka”. Ini disebut “kerangka ruang” atau space frames, tetapi kita harus
ingat bahwa tidak semua frames adalah space frames.
Syarat-syarat Struktur
Untuk membuat suatu bangunan yang fungsional, pertama-tama kita harus memperhatikan syarat syarat bangunan dalam pembuatan bangunan tersebut. Dalam dunia arsitektur syarat syarat tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu syarat fisik, dan syarat psikis. Berikut adalah penjelasannya:
A. Syarat fisik
1. Syarat ukuran luas dan tinggi ruang untuk memenuhi suatu kegiatan tertentu. Ada syarat minimum yang efisien dan ada syarat maksimum yang masih dapat dijangkau manusia.
2. Syarat luas untuk gerak perorangan maupun kelompok, standar minimum statis gerak.
3. Syarat luas untuk perlengkapan kelompok kebutuhan lain
4. Syarat hubungan dan pemisahan antar bagian dalam ruang itu sendiri atau dengan luasnya
5. Pola hubungan antar ruang
6. Syarat kemudahan pemeliharaan dan perlengkapan mekanis.
B. Syarat psikis
1. Ventilasi dan penerangan serta pengaruhnya terhadap suasana ruang.
2. Pemandangan, hubungan interior dengan eksterior melalui pembukaan dinding atau jendela untuk menciptakan suasana tertentu
3. Pengaruh penerangan. Misalnya pengaruh penerangan siang hari melalui jendela kaca warna seperti di gereja.
4. Efek penerangan buatan. Penerangan buatan dapat diarahkan langsung atau tidak langsung ke bagian yang kita kehendaki. Kita juga dapat memantulkan dari seluruh permukaan langit-langit atau dari sebagian langit-langit. Pantulannya dapat kita arahkan ke suatu daerah kecil atau besar.