ars 02300103

Upload: afra-putra-banten

Post on 06-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

limbah

TRANSCRIPT

  • KEBUTUHAN MAKAM BAGI WARGA PERUMAHAN (Junaedy, et al.)

    Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

    21

    KEBUTUHAN MAKAM BAGI WARGA PERUMAHAN(Studi kasus di Perumahan wilayah Surabaya Barat)

    JunaedyYoni Putranto

    Alumnus, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen -Universitas Kristen Petra

    Njo AnastasiaStaf Pengajar, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen - Universitas Kristen Petra

    Benny PoerbantanoeStaf Pengajar, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Arsitektur - Universitas Kristen Petra

    ABSTRAK

    Makam merupakan salah satu komponen pembentuk ruang kota dan salah satu fasilitas yang harusdisediakan oleh pengembang. Namun pengembang tidak menyediakan makam di kawasan perumahan. Bilapenghuni perumahan ada yang meninggal sulit dimakamkan di sekitar wilayah perumahan, sebab warga sekitarperumahan menolak.

    Faktor yang diteliti untuk menentukan kebutuhan makam adalah kewajiban pengembang, psikologi, lokasi,sosial ekonomi, keyakinan dan pengetahuan, budaya, serta agama, yang dianalisa menggunakan analisa faktor.

    Hasil analisa menunjukkan bahwa warga perumahan di Surabaya Barat menyatakan perlunya fasilitasmakam bagi penghuni namun lokasinya di luar wilayah perumahan. Karakteristik makam yang dibutuhkanadalah makam yang dekat tempat tinggal, jenis makam umum, serta bentuk bangunannya permanen (kijing, bongpai, atau rumah makam).

    Kata kunci: makam, kawasan perumahan, analisa faktor, makam umum, bangunan permanen.

    ABSTRACT

    One of the components to build city is cemetery and this facility must build by developer. But the developeris not facilitated the cemetery in housing estate area. If inhabitant housing estate died, it is very difficult toreside because the inhabitant surrounded housing estate refused.

    The factor such as developer obligation, physiology, location, social economic, conviction and knowledge,cultural and religion are analyzed by factor analysis.

    The result showed that the inhabitant housing estate in West Surabaya necessary cemetery facility for theinhabitant but the location is outside housing estate area. The characteristic cemetery needed not so far fromhousing estate, general cemetery, and permanent cemetery.

    Keywords: cemetery, hausing estate, factor analysis, general dormitory, permanent building.

    LATAR BELAKANG DAN RUMUSANMASALAH

    Surabaya menghadapi masalah penting yaituperkembangan perumahan-perumahan baru yangtidak diimbangi penambahan lahan pemakaman.Walikota Surabaya, H. Sunarto Sumoprawiromenyatakan sampah dan kuburan adalah masalahbesar. Warga Surabaya yang meninggal duniakini tidak bisa dengan mudah dimakamkan dikotanya sendiri. Sembilan dari 10 lokasipemakaman seluas 180 hektar yang dikelola olehPemerintah Kota Surabaya, penuh dan tertutup,karena yang terisi sudah di atas 92 persen(Kompas,9 November 2000:20)

    Tabel 1. Luas Lahan Makam yang ada diSurabaya

    Wilayah Surabaya Luas Lahan Makam (per m2)Utara 367.953Timur 446.525Selatan 1.435.445Pusat 326.883Barat 375.123Total 2.851.929

    Sumber: Radar Surabaya, 14 Mei 2001

    Sedangkan kondisi makam yang dikelolaoleh Pemerintah Kodyamadya Dati II Surabayasampai dengan tahun 2000 dapat dilihat padatabel 2.

  • DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No. 1, Juli 2002: 21 - 26

    Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

    22

    Tabel 2. Kondisi Makam yang Dikelola Peme-rintah Dati II Kodya Surabaya

    Wilayah Pemakaman(per bulan)

    Status Kondisi

    SurabayaPusat

    Tembok GedePenelehAsemjajar

    83-

    28

    IslamKristenUmum

    PenuhDitutup92%

    SurabayaUtara

    KalianakKarangtembokWonokusumo Kidul

    829117

    IslamIslam

    Umum

    Sangat PenuhPenuh92%

    SurabayaSelatan

    NgagelrejoPutatgedeKembang KuningSimokwagen

    76551403

    IslamIslam

    KristenTionghwa

    Sarat92%Penuh40%

    Jumlah 304

    Sumber: Kompas, 9 November 2000:20

    Gejala yang tidak sehat terasa lewat sikappenolakan warga di sekitar lahan pemakaman,jika ada warga dari luar wilayah yang inginmenguburkan anggota keluarganya di makamtersebut (Kompas,10 November 2000:18).Masyarakat di sekitar perumahan tidak menerimapendatang baru, sehingga harus dikuburkan ditempat asal dan bahkan sering dikuburkan dimakam Pemda yang diperuntukan bagi orangyang tidak dikenal (Surabaya Post,8 September2000; Radar Surabaya,14 Mei 2001:2).

    Terbukti dengan di beberapa pemakamanada penumpukan beberapa jenazah sekaligusdalam satu liang lahat. Tabel 3 menunjukkananalisa pengunaan lahan terpakai sesuai PP no.9tahun 1987 dengan ukuran 3,75 m2 per jenasahhingga bulan Pebruari 2001.

    Tabel 3. Analisa Pengunaan Lahan MakamTerpakai Sesuai PP. 9 Tahun 1987Februari 2001

    Lokasi Makam LahanProduktif

    (m2)

    Kerangkayang masuks/d Pebruari

    2001

    Luas lahansesuai

    PP.9/1987(3,75 m2)

    PerkiraanTumpang

    an

    KalianakKarang TembokTembok GedeNgagel RejoAsem JajarKapas KrampungWonokusumo KidulPutat GedeKembang KuningSimokwagen

    56.591,75 78.818,00 106.551,00 52.311,10 25.956,80 75.263,60 65.809,00 117.253,10 297.769,45 120.962,50

    49.473211.292114.17674.14412.15046.03613.14134.07863.22012.443

    185.523,75 792.345,00 428.160,00 278.040,00 45.562,50 172.635,00 49.278,75 127.792,50 237.075,00 46.661,25

    3,28 10,05

    4,025,321,762,290,751,090,800,39

    Jumlah 997.286,30 630.153 2.363.077,50 29,75

    Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman Surabaya

    Menurut Murtadji, kepala Dinas Pertamanan& Pemakaman Seksi Pemakaman Surabaya,menyatakan pengembang tidak akan maumenyediakan makam sekalipun ada peraturanpemerintah yang menyatakannya. Pengembangmungkin akan mau menyediakan makam diperumahan, jika warganya menuntut atauberunjuk rasa.

    Hal ini terbukti, 10 Desember 2000, wargaperumahan Lembah Harapan dan Pinus Asri diKelurahan Lidah Wetan mematok dan memagarimenggunakan kawat berduri tanah milikpengembang seluas 4.000 meter persegi.Menurut Abdul Hamid (ketua RW V Lidah),warga melakukan tindakan tersebut karena sudah10 tahun pengembang belum juga menyediakanlahan makam. Akibatnya setiap ada warga yangmeninggal dunia timbul kesulitan mencari lahanpemakaman, dimana penduduk setempat meno-lak jenazah penghuni perumahan dimakamkan dimakam kampung. Pada 12 Desember 2000,pengembang Lembah Harapan dan Pinus Asriterpaksa menyediakan lahan seluas 1.000 meterpersegi untuk tanah makam. (Kompas,13Desember 2000:18; Surya,13 Desember 2000:2).

    Menurut Rudiansyah, sekretaris DPD REIJatim, siapa yang paling bertanggung jawab ataspenyediaan lahan pemakaman, apakah pemerin-tah daerah, pengembang, ataukah penghunikawasan perumahan. Hal ini adalah penyebabpersoalan makam menjadi rumit, karena bukanhanya persoalan pihak yang menyediakan lahanpemakaman, namun ada faktor lain yang mem-pengaruhi. (Surya,23 September 2000).

    Dari polemik-polemik yang timbul di atasmaka rumusan masalahnya adalah:1. Apakah terdapat kebutuhan makam bagi

    penghuni perumahan di wilayah SurabayaBarat terhadap lahan pemakaman di kawasanperumahannya?

    2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkanpenghuni perumahan di wilayah SurabayaBarat membutuhkan lahan pemakaman dikawasan perumahannya ?

    3. Karakteristik makam seperti apa yangdiinginkan penghuni perumahan di wilayahSurabaya Barat ?

    KAJIAN TEORI DAN LITERATUR

    Syarat dan Peraturan tentang Makam

    Berdasarkan Undang-Undang no. 4 tahun1992, (Departemen Pekerjaan Umum,1995:44-77), perumahan adalah kelompok rumah yangberfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal ataulingkungan hunian yang dilengkapi dengan pra-sarana dan sarana lingkungan. Kawasan peru-mahan harus memenuhi persyaratan aksesbilitas,kompatibilitas, fleksibilitas, dan ekologi.

    Sedangkan fasilitas sosial adalah fasilitasyang dibutuhkan masyarakat dalam lingkunganpemukiman meliputi: pendidikan, kesehatan,

  • KEBUTUHAN MAKAM BAGI WARGA PERUMAHAN (Junaedy, et al.)

    Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

    23

    perbelanjaan dan niaga, pemerintahan danpelayanan umum, peribadatan, rekreasi dankebudayaan, olah raga dan lapangan terbuka,pertamanan dan pemakaman.

    Maka berdasarkan Peraturan Pemerintah no.9 tahun 1987 (DPD REI), pengelolaan tanahpemakaman di Indonesia dibedakan beberapamacam, yaitu:1. Tempat pemakaman umum2. Tempat pemakaman bukan umum atau pema-

    kaman partikelir3. Tempat pemakaman khusus4. Makam desa5. Makam keluarga6. Krematorium7. Tempat penyimpanan abu jenasah8. Tempat penyimpanan jenasah

    Untuk ketertiban tempat pemakaman,pemerintah daerah tk. II menetapkan PeraturanDaerah yang memuat: (Dinas Pertamanan danPemakaman, 1999)1. Perlakuan yang sama terhadap setiap jenasah

    yang akan dimakamkan.2. Pengunaan tanah untuk pemakaman jenasah

    seseorang baik pada pemakaman umum mau-pun pemakaman bukan umum. Ditetapkanpanjang makam tidak lebih dari 2,5 meter,lebar makam tidak lebih dari 1,5 meterdengan kedalaman minimum 1,5 meter, danjarak antar makam satu sama lain tidak bolehlebih dari 0,5 meter.

    3. Hiasan tempat pemakaman tidak diperkenan-kan berlebihan baik bentuk maupun ukuran-nya.

    4. Keindahan tempat pemakaman, selain ber-fungsi sebagai makam sebaiknya juga ber-fungsi sebagai taman atau penghijauan,kelestarian, dan keindahan lingkungan.

    Menurut peraturan di atas, maka peraturantentang makam kaitannya dengan perumahanadalah:1. Peraturan Menteri Dalam Negeri no.1 tahun

    1987, tentang penyerahan prasarana ling-kungan, utilitas umum, dan fasilitas sosialperumahan sebesar 40% dari luas area yangakan dibangun kepada Pemerintah Daerah.

    2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.9 tahun 1987, tentang penyediaan danpenggunaan tanah untuk keperluan tempatpemakaman.

    3. Surat Gubenur Kepala Daerah Tingkat I JawaTimur tanggal 22 Juli 1996 no. 496/9615/011/1996, tentang penyediaan dan peng-gunaan tanah untuk tempat pemakaman.

    Mewajibkan partisipasi pihak pengembanguntuk pengadaan tanah makam dengankompensasi, misalnya 2%-5% dari luas areayang akan dibangun (di luar fasilitas umumyang sudah ditetapkan 40%). Pengadaantanah makam untuk keperluan lingkunganperumahan ini agar dibuat secara terpadu,sehingga dapat melayani beberapa perumahandalam satu kawasan.

    4. Surat Keputusan Walikotamadya KepalaTingkat II Surabaya no. 65 tahun 1997,tentang kewajiban pengembang perumahanuntuk menyediakan tempat pemakamanumum dan tata cara pelaksanaannya diwilayah Kotamadya Daerah Tingkat IISurabaya. Kewajiban tersebut adalahmenyerahkan tanah dan atau uang senilaiharga tanah seluas 2% dari luas tanah yangtercantum dalam izin lokasi.

    Kebutuhan Makam Ditinjau dari PerilakuKonsumen

    Kebutuhan didefinisikan sebagai kesenjang-an atau pertentangan yang dialami antara suatukenyataan dengan dorongan yang ada dalam diriseorang. Apabila kebutuhan seseorang tidakterpenuhi, maka ia akan menunjukkan perilakukecewa, demikian pula sebaliknya. Jadi kebu-tuhan merupakan dasar dari perilaku konsumen.

    Hakekatnya perilaku konsumen bukan halyang mudah dipelajari, karena menyangkutpikiran, kehendak, sikap, dan faktor-faktor lainyang mempengaruhi serta bersifat kompleks dansulit diduga. Namun perilaku konsumen sangatpenting bagi pengembang untuk merumuskanbarang (rumah atau kavling siap bangun) danjasa (sarana dan prasarana penunjang) yang dapatmemenuhi dan memuaskan kebutuhan dankeinginan konsumen tersebut.

    Menurut Engel, Roger, dan Paul, perilakukonsumen adalah tindakan yang terlibat langsungdalam usaha mendapatkan, mengkonsumsi, danmenghabiskan produk dan jasa, termasuk proseskeputusan yang mendahului dan mengikutitindakan tersebut (1994:3). Menurut Kotlerfaktor-faktor budaya, sosial ekonomi, pribadi,dan psikologi adalah yang mempengaruhiperilaku konsumen. (1997:173)

    HIPOTESIS

    1. Diduga penghuni perumahan di wilayahSurabaya Barat membutuhkan lahan pema-kaman di kawasan perumahan.

  • DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No. 1, Juli 2002: 21 - 26

    Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

    24

    2. Diduga faktor budaya, sosial ekonomi, pri-badi, dan psikologi yang mempengaruhiwarga perumahan menginginkan pemakamandi kawasan perumahan.

    3. Diduga karakteristik makam yang dibutuhkanadalah makam yang dekat dengan tempattinggal, dibangun secara permanen, danmakam umum.

    METODE PENELITIAN

    Populasi penelitian adalah perumahan tipemenengah dan sederhana yang ada di SurabayaBarat. Sebelum menentukan jumlah sampel,terlebih dahulu dilakukan pre-test di perumahanLembah Harapan, kelurahan Lidah Kulon padatanggal 23-31 Maret 2001. Pre-test dilakukandengan mengambil sampel sebanyak 33 respon-den, masing-masing enam responden di RukunTetangga (RT) pada kawasan Rukun Warga(RW) 5 kelurahan Lidah Kulon. Dari hasil pre-test tersebut dilakukan analisa validitas danrealibilitas untuk mengukur validitas danrealibilitas data yang diperoleh untuk kemudiandilanjutkan pada pengambilan sampel yangutama.

    Metode pengambilan sampel adalahnonprobality sampling dengan teknik quotasampling, ditetapkan 30 responden untuk setiapperumahan. Sampel yang dipilih adalah 180penghuni di enam perumahan di Surabaya Barat,yang diwakili kepala keluarga, sebab dapatmemberikan pendapat yang obyektif danmewakili keseluruhan keluarga, yaitu:1. Perumahan Lembah Harapan (mewakili

    kasus tentang tuntutan lahan makam).2. Perumahan Griya Citra Asri (mewakili

    perumahan sederhana kelas atas).3. Perumahan Citra Sentosa (mewakili

    perumahan menengah).4. Perumahan Sambikerep Indah (mewakili

    perumahan menengah kelas atas).5. Perumnas Bumi Tengger (mewakili

    perumahan sederhana).6. Perumnas Manukan (mewakili perumahan

    sederhana).

    Metode analisa data yang dipergunakanadalah analisa deskriptif, analisa faktor, dananalisa chi-square tabulasi silang terhadap faktoryang diteliti yaitu budaya, sosial ekonomi,pribadi, psikologis dan keberadaan makam dikawasan perumahan.

    ANALISA DATA

    Analisa Deskriptif

    Berdasarkan karakteristik respondendiperoleh data bahwa 72,3% responden beradapada kelompok usia 30-49 tahun, 48,9% ber-pendidikan akhir S-1, 42,8% responden bekerjasebagai pegawai swasta dimana 27,2% penge-luaran rutinnya Rp.1.000.000-2.000.000 perbulan, 67,2% beragama Islam, 71,1% bersukubangsa Jawa, 54,4% responden berasal dariSurabaya.

    Berdasarkan analisa terhadap kebutuhanmakam diperoleh hasil bahwa:1. 87,7% responden menyatakan perlunya lahan

    pemakaman di perumahan yang mampumengakomodasi kebutuhan warga perumah-an, 12,2% menyatakan tidak memerlukanmakam di kawasan perumahan.

    2. 60% responden menghendaki makam di luarkawasan perumahan, 27,8% menghendakimakam di kawasan perumahan, 12,2% tidakmenghendaki makam yang disediakan pe-ngembang.

    3. 31,1% responden menyatakan radius antaraperumahan dan pemakaman yang ideal adalah 1 km, 31,1% menyatakan dalam radius 6km, 26,1% menyatakan dalam radius 2 km,dan sisanya menyatakan dalam radius ber-beda.

    4. 75% responden menghendaki bangunanmakam adalah permanen, sisanya meng-hendaki bangunan makam sementara.

    5. 72,2% responden menghendaki makamumum, sisanya menghendaki jenis makamagama.

    Analisa Faktor

    1. Uji KMO dan Bartlett digunakan untukmemilih kelayakan variabel dalam analisafaktor. Setelah sejumlah variabel terpilih,maka dilakukan ekstraksi dari 20 variabelmenjadi 7 variabel, menggunakan teknikPrincipal Component Analysis (PCA). Hasilyang ditunjukkan adalah tingkat ketepatanmodel 67,967%.

    Tabel 4. Hasil Perhitungan Analisa Faktor

    No. Keterangan Nilai Sig Kesimpulan1234

    Uji BartlettUji KMOJumlah FaktorMaksimum Kumulatif Varian

    1149.1660.732

    767,967 %

    ,000 SignifikanMemadai

    Baik

    Sumber: data survei, diolah

  • KEBUTUHAN MAKAM BAGI WARGA PERUMAHAN (Junaedy, et al.)

    Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

    25

    2. Interpretasi analisa faktor dapat dilihat padatabel di bawah.

    Tabel 5. Pengelompokan Variabel DalamAnalisa Faktor

    Faktor Variabel Loading EigenValue

    Varian

    Faktor 1KebutuhanFasilitasPengetahuan thp pengembangKewajiban

    AQUV

    0,2300,2660,2650,277

    4,462 22,311 %

    Faktor 2Sikap akan pindahSikap-makamnya yang pindahImage

    GHI

    0.4020.3520.373

    2,509 12,546 %

    Faktor 3Kelompok acuanLokasi makam di dalamperumahan

    ER

    0.5310,389

    1,832 9,159 %

    Faktor 4Lingkungan sosialBiayaBirokrasi

    KLM

    0,5380,3340,452

    1,437 7,186 %

    Faktor 5Keyakinan- makam umumKeyakinan- makam permanenPengetahuan terhadap Pemkot

    NST

    0,1920,5230,484

    1,205 6,025 %

    Faktor 6Perilaku budayaAsal tempatDekat dengan tempat tinggal

    CDO

    0,6380,3390,199

    1,137 5,684 %

    Faktor 7AgamaKeyakinan- makam agama

    BP

    0,2160,659

    1,011 5,055 %

    Ketujuh faktor utama dalam tabel di atas adalah:

    Faktor 1: Kewajiban PengembangPertimbangan utama warga perumahan terhadapkebutuhan makam adalah kebutuhan (A),fasilitas (Q), pengetahuan terhadap pengembang(U), serta kewajiban pengembang sebelummenjual perumahannya (V). Persepsi penghuniperumahan untuk ke-empat variabel dalam faktor1 yang paling dipertimbangkan (faktor loading-nya paling besar 0,277) adalah kewajibanpengembang sebelum menjual perumahan (V),terutama penyediaan fasilitas lahan pemakaman.

    Faktor 2: PsikologiTerdiri dari tiga variabel yaitu sikap akan pindahrumah (G), sikap untuk meminta lahanmakamnya yang pindah (H), serta image (I).Pada faktor kedua, Faktor loading dari ketigavariabel yang terbesar 0,402 yaitu sikap wargaperumahan yang akan pindah jika ada makam dikawasan perumahan (G).

    Faktor 3 : LokasiFaktor ke-3 terdiri dari kelompok acuan (E) sertalokasi makam di dalam wilayah perumahan (R).Faktor loading kelompok acuan (E) terbesar(0,531) berarti variabel yang palingdipertimbangkan penghuni perumahan adalahkelompok acuan (E).

    Faktor 4 : Sosial BudayaKategori faktor sosial budaya terdiri darilingkungan sosial (K), biaya (L), serta birokrasi(M). Dalam faktor ini yang paling dipertimbang-kan penghuni perumahan adalah lingkungansosial (K).

    Faktor 5 : Keyakinan dan PengetahuanTerdiri dari keyakinan untuk makam umum (N),keyakinan untuk makam permanen (S), sertapengetatahuan terhadap Pemkot (T). Faktor yangpaling penting bagi penghuni perumahan adalahkeakinan penghuni perumahan terhadap kebe-radaan makam permanen (S).

    Faktor 6 : BudayaFaktor ke-6 terdiri dari perilaku budaya (C), asaldaerah (D), serta kedekatan dengan tempattinggal (O). Faktor loading 0,638 untuk perilakubudaya terbesar, berarti penghuni perumahanpaling mempertimbangkan faktor perilakubudaya lingkungan perumahan setempat (C).

    Faktor 7 : AgamaTerdiri dari agama (B) dan keyakinan akanmakam agama (P).Dan penghuni perumahanpaling mempertimbangkan faktor keyakinanpenghuni perumahan terhadap keberadaanmakam agama (P).

    Analisa Chi-square

    Hasil pengujian chi-square secara lengkapterlihat pada tabel di bawah:

    Table 6. Hasil Uji Keselarasan KarakteristikResponden dg. Kebutuhan Makam

    KarakteristikResponden

    2 tabel 2 hitung Keterangan

    UsiaPendidikanPekerjaanAgamaSuku BangsaAsal KotaLuas TanahPengeluaran Rutin

    9,4911,07 7,81 9,4915,51 5,99 9,4911,07

    89,000231,400114,722270,444713,500 40,133187,422 54,533

    Tolak H0Tolak H0Tolak H0Tolak H0Tolak H0Tolak H0Tolak H0Tolak H0

    Sumber: data survei, diolah.

    Melihat hasil pengolahan data di atas yangmenunjukkan kesimpulan tolak H0 dikarenakannilai 2 hitung lebih besar daripada 2 tabel, makakebutuhan makam berhubungan erat dengankelompok usia, tingkat pendidikan, golonganpekerjaan, agama, suku bangsa, asal daerah, luastanah, dan pengeluaran rutin bulanan.

  • DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No. 1, Juli 2002: 21 - 26

    Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

    26

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Dari 180 responden di kawasan perumahanSurabaya Barat, 87,7% menyatakan memerlu-kan keberadaan makam di perumahan yangharus disediakan pengembang, namun lokasipemakaman tersebut sebaiknya di luarwilayah perumahan.

    2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhanmakam di kawasan perumahan adalah ke-wajiban pengembang, psikologis, lokasi,sosial ekonomi, keyakinan dan pengetahuan,perilaku budaya, dan agama.

    3. Karakteristik makam yang dibutuhkan adalahmakam permanen berupa pemakaman umumnamun dekat tempat tinggal dalam radius 1sampai 2 km.

    4. Kebutuhan makam berkaitan erat dengankarakteristik usia, pendidikan, pekerjaan,agama, suku bangsa, asal daerah, luas tanah,dan pengeluaran rutin bulanan responden.

    Saran

    1. Pihak pengembang berkewajiban menyedia-kan lahan pemakaman bagi penghuni peru-mahan, sebab faktor kewajiban pengembangdalam penyediaan lahan pemakaman merupa-kan faktor utama yang dipertimbangkankonsumen dalam memilih rumah.

    2. Pihak pemerintah kota Surabaya hendaknyamenetapkan peraturan secara jelas dan tegasmengenai kewajiban para pengembang dalammenyediakan lahan pemakaman untukpenghuni perumahan.

    3. Bagi para pengembang perumahan yangberdekatan lokasinya dapat bergabung dalampenyediaan lahan makam bersama.

    DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Pekerjaan Umum, PetunjukPerencanan Kawasan Perumahan Kota,Yayasan Badan Penerbit PekerjaanUmum, 1995.

    Dinas Pertamanan dan Permakaman, LaporanMagang dan Pelatihan Tentang WawasanManajemen dan Teknik Tata Pemakamandi DKI Jakarta, Surabaya, 1997.

    _______, Perda No.12 Tahun 1999

    DPD REI, Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 9 tahun 1987

    Engel, J.F, Roger, D.B., and Paul, W.M.,Perilaku Konsumen, jilid 1, edisi ke enam,diterjemahkan oleh Budiyanto, BinarupaAksara, Jakarta, 1994.

    Kompas, Surabaya Kesulitan Tanah Makam, 9November 2000, pp.20

    _______, Makam Kurang, Jenazah Ditumpuk, 10November 2000, pp.18

    _______, Pengembang Terpaksa SediakanTanah Makam, 13 Desember 2000, pp.18

    Kotler, Philip, Marketing Management: Analysis,Planning, Implementation, and Control,9th

    edition, Printice-Hall, Inc., New Jersey,1997.

    Radar Surabaya, Bayangkan, Bayi itu HarusDikubur Sembunyi-Sembunyi, 14 Mei2001, pp.2.

    Radar Surabaya, 80 Persen Makam SudahPenuh, Makam Estat Juga MasihRencana. 14 Mei 2001, pp.2.

    Rudiansyah, M., Pusing Soal Makam, Surya 23September 2000, pp.20.

    Surabaya Post, PIP DPD REI: Dilematis, Penye-diaan Makan Bagi Warga Perumahan, 8September 2000.

    Surya, Pengembang sanggupi makam 1.000 m2,13 Desember 2000, pp. 2.