ars jengki

Click here to load reader

Upload: herry-gunawan

Post on 05-Jul-2015

416 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MAKALAH Sejalan dengan akan dilaksanakannya ulangan tengah semester. Oleh sebab itu saya mengikuti untuk tanggungan saya membuat sebuah artikel sebagai salah tugas resensi artikel ilmiah dalam pelajaran Pengantar Arsitektur. Karena sebab diatas tadi saya mengerjakan tugas ini memenuhi tugas di atas tadi. Dalam tugas ini memasukan tentang kutipan sebuah wacana yang saya anggap dapat menjadi wacana yang menarik untuk menambah dan sebagai inspirasi agar mahasiswa dapat termotivasi dan terus berusaha dalam mencapai apa yang dinginkannya. 1.2 BATASAN MAKALAH Penanggulangan masalah yang disebut dalam identifikasi masalah peru di lakukan. Masalah perlu dilakukan agar kebutuhan dalam hal resensi artikel ilmiah yang akan dijelaskan dalam permasalahan ini. Oleh sebab itu,batasan masalah yang diambil oleh penulis hanya menyangkut kepada: 1. Narasumber berasal dari sebuah kutipan baik buku, majalah, internet, dll. 2. Topik resensi ilmiah yang akan di bahasa yang berkenaan dengan Arsitektur.

1.3 TUJUAN MAKALAH

Makalah ini dibuat sebagai pelengkap dari tugas mata pelajaran pengantar arsitektur saya yang berisi tentang topik yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran pengatar arsitektur. Oleh karena itu batasan makalah yang saya ambil hanya menyangkut pada: 1. Resensi ilmiah yang berhubungan dengan topik yaitu tetang arsitektur. 2. Kutipan yang saya ambil sebagai narasumber. 3. Sebagai sumber inspirasi bagi masa depan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

1

1.4 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Pengenalan tentang dunia arsitektur yang perlu diperdalam agar kita bisa menetahui sejarah perkembangan arsitektur yang berkembang di nusantara. 2. Kurangnya pengetahuan tentatang arsitektur yang terdahulu dan pengenalan para arsitektur yang fragmen sejarah arsitektur Nusantara Pasca kepulangan para arsitek Belanda. 3. Pengenalan para arsitektur Arsitektur berkembang pada saat era Ir.Soekarno. Pada saat itu Ir.Soekarno merupakan orang yang sangat Nasionalisme (cinta tanah air dan bangsa Indonesia).

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

2

BAB II DASAR TEORI

2.1 Sejarah Arsitektur Jengki Asal penggunaan kata jengki sering dihubungkan dengan hal-hal di luar dunia arsitektur. Menurut morfologi atau pembentukan kata, istilah jengki mungkin berasal dari kata Yankee, yaitu sebutan untuk orang-orang New England yang tinggal di bagian Utara Amerika Serikat. Para ahli bangunan pribumi ini kebanyakan merupakan lulusan dari pendidikan menengah bangunan. Arsitektur Jengki adalah satu istilah dalam fragmen sejarah arsitektur Nusantara Pasca kepulangan para arsitek Belanda sekitar tahun 1950-1960. Arsitektur jengki tumbuh dari kreatifitas pemuda Indonesia yang pada umumnya lulusan STM dan pernah magang pada konsultan arsitektur di jaman kolonial dan beberapa mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri.

2.2 Ciri Arsitekur Jengki Ciri dominan arsitektur jengki adalah penggunaan atap pelana dan pemanfaatan beton pada berbagai elemen struktur Jengki berasal dari kata yankee atau warga negara New England di Amerika. Model jengki memiliki ciri khas, yaitu meruncing ke bawah. Maka, rumah jengki pun memiliki ciri, dindingnya miring di kedua sisinya dan meruncing ke bawah. Dinding biasanya dibuat mural atau kerancang yang berfungsi sebagai ventilasi. Ventilasi bangunan jengki amat bervariasi. Ada yang berbentuk lingkaran, segi lima, atau setengah lingkaran dengan tutupan. Pada jendela atau pintu ada pelipit, atau bingkai dari tembok yang tebal berbentuk kotak dengan sisi kiri dan kanan berbentuk segitiga. Pintu pagarnya sering kali berornamen dua garis diagonal membentuk segitiga. Jendelanya berengsel di tengah, dan biasanya dibagi menjadi sembilan lembar dalam satu bingkai. Bangunan seperti overhange dan kolom dengan variasi bentuk yang dinamis. Fasad bangunan hampir selalu tampil dengan tekstur kasar dan variatif dengan komposisi tidak simetris. Demikian juga banyak ditemui permainan letak jendela dengan ketinggian yang tidak sejajar. Pola permukaan dinding biasanya penuh dengan permainan komposisi bentuk yang ekspresif.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

3

BAB III METODE DAN PENDEKATAN

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktekpraktek, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif, dengan pendekatan literatur. Metode deskriptif adalah salah satu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek suatu set kondisi suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan metode pendekatan ini adalah membuat gambaran secara sistematis mengenai Arsitektur Jengki di mulai dari sejarah, definisi, konstruksi rumah, bentuk, estetika, makna hingga perkembangannya.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

4

BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Contoh Rumah Design Arsitektur Jengki

Gambar 2. Rumah gaya jengki dengan komposisi bentuk geometris (Repro: Tabloid Rumah 20 Juli02 Agustus 2004). prinsip-prinsip bentuk seperti repetisi, kontras, balance, unity dan lain-lain. Hal itu menurut Djelantik (2004) dapat dikatagorikan sebagai Estetika Instrumental, yang tidak ada sangkut pautnya dengan musik, tetapi mengacu pada sesuatu yang terukur. Estetika juga terkait dengan persoalan filsafat atau filsafat estetika. Model-model berpikir yang berhubungan dengan keindahan sudah dimulai dari zaman Plato (idea Plato, karya seni tiruan alam maya), Aristoteles (Mimesis, seni adalah imitasi atau tiruan) sampai dengan pemikiran modern Susanne Langer (Art is Expresive Symbolism), semuanya termasuk filsafat estetika. Artinya pandangan-pandangan yang dilahirkan dari pemikiran banyak tokoh itu lebih mengarah kepada filsafat seni atau rumusan estetika yang bertalian dengan seni. Pemikiran itu sebenarnya bisa diadopsi untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan denganUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

5

arsitektur, desain dan seni. Seni dalam konteks ini lebih mengarah pada kegunaan. Simak pendapat Sidharta dalam Budiarhardjo, Arsitektur adalah seniguna, karena dia

menyelesaikan persoalan fungsional, persoalan kemasyarakatan (Budihardjo, 1991).

4.2 Bentuk Dan Makna Arsitektur Jengki Bentuk atau wujud atau rupa merupakan factor penting dalam dunia arsitektur, karena dengan bentuk itulah ciri-ciri arsitektur sebagai gaya menjadi nampak. Beberapa bentuk gaya rumah jengki yang disarikan dari pendapat Totok Roesmanto, Imam Prakoso dan Budi Sukada dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dinding bagian tepi miring ke luar, membentuk bidang segi lima mirip dengan simbol TNI AU (Gambar 1 ad.2). 2. Bidang atap menjadi tidak bertemu dan tidak memiliki bumbungan. Bidang tegak (dinding yang disebut gewel) di antara ke dua bidang atap yang miring, direkayasa menjadi lubang ventilasi. Krepyak mulai dikenal untuk alat agar udara panas di atas langit-langit keluar (Gambar 1 ad.4). 3. Atap datar untuk teras atau beranda disangga tiang besi berbentuk V. Beranda ini dimungkinkan karena penggunaan sudut kemiringan atap yang cukup tinggi, sehingga beranda menjadi unsure yang mandiri. Beranda sebagai penanda pintu masuk ke dalam bangunan yang biasa disebut dengan portico. Atap datar memberi tekanan perbedaan dengan bangunan utama yang beratap pelana. Selain itu beranda berfungsi sebagai ruang penerima, ruang peneduh, ruang penyejuk untuk interiornya 4. Penggunaan rooster atau karawang sebagai lubang ventilasi yang tidak sekedar untuk pergantian udara, namun lebih dari itu sebagai media untuk mengekspresikan estetika baru. Penggunaan bentuk-bentuk kusen yang tidak simetris menjadi ciri menonjol lainnya pada rumah gaya jengki. Bentuk yang tidak simetris itu terlihat pula pada jendela-jendelanya. 5. Rumah gaya jengki jika dilihat dari luar terkesan miring, namun untuk interiornya masih berbentuk kubus. Maksudnya dinding tetap tegak dan langitlangitnya masih datar.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

6

4.3 Estetika Dari Arsitektur Jengki Istilah estetika muncul tahun 1750 oleh filsuf yang bernama Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 - 1762). Estetika diambil dari bahasa Yunani kuno Aestheton yang artinya, kemampuan melihat lewat penginderaan. Istilah estetika (Aesthetica) dipopulerkan oleh Immanuel Kant (17241804) (Sumardjo, 2000). Pengertian secara umum estetika adalah halhal yang mempelajari tentang keindahan, baik sebagai objek yang disimak dari karya -karya seni (termasuk arsitektur dan desain), maupun dari subjeknya, atau penciptaannya yang berkaitan dengan proses kreatif dan filosofinya. Estetika dalam karya-karya arsitektur, desain dan seni bisa ditelusuri dari unsur-unsur bentuk seperti garis, warna, tekstur, bidang, dan bisa disimak dari

Gambar 1. Sketsa Totok Roesmanto, rumah kampung (1) dan variasi rumah gaya jengki dari dinding yang berbentuk segi lima (2). Dinding segi lima dibelah dan ditarik ke depan untuk pintu (3 dan 4). Atap tidak bertemu pada bumbungan, bidang kosong untuk penempatan krepyak yang berfungsi untuk sirkulasi udara (4 dan 5). Bidang datar untuk beranda yang disangga pipa besi berbentuk V (6). Rumah gaya jengki dibuat lebih atraktif (7). (Repro Suara Merdeka 25/7/2004).UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

7

4.4 Design Interior Rumah Jengki Gaya arsitektur ini sangat cocok diterapkan di Indonesia yang beriklim tropis. Atapnya yang miring membuatnya antibocor saat musim hujan.Ingin berbeda dari rumah biasanya! Itulah yang ingin diungkapkan Ir. Sigit Antoro terhadap rumah seluas 158 meter persegi di daerah Bintaro Permai ini. Sebagai arsitek, Sigit memilih gaya Jengki yang penuh warna dan berkesan low profile. Sang pemilik rumah, Bambang SP dan Dewi, menginginkan rumah yang nyaman plus, "Begitu masuk rumah, suasananya harus mengingatkan kepada Allah, kata Dewi. gaya simpel dan sederhana pun disukai ibu dua anak ini. Makanya saya tak suka menaruh pernak -pernik terlalu banyak biar enggak ribet. Lalu, begitu buka jendela, bisa menikmati taman dengan kolam ikan Koi atau di taman bisa mendengar dan melihat gemericik air.

Keinginan pasangan ini diwujudkan sang arsitek ke dalam ruanganruangan yang unik dan cantik. Dari luar, arsitektur jengki terlihat pada bentuk atap yang menyerupai pelana dengan bidang miring. Masuk ke ruang tamu, ada sentuhan warna merah lembut sesuai keinginan Dewi, yang diwakili oleh lukisan, vas bunga, bantal, tanaman, dan kap lampu. Di situ terdapat dua sofa, motif polkadot serta bahan kulit warna hitam. Memang tak ada interior khusus untuk rumah jengki. Hanya saja karena eranya berdekatan dengan Retro, jadi bergaya Retro, jelas Sigit sambil menambahkan, gaya ini bisa bertahan lama. Di ruang keluarga, warna merah kembali hadir di kap lampu, sofa, dan lemari. Tirainya senada dengan ruang tamu, yaitu abu-abu yang menurut Sigit, Warna netral agar terkesan lembut dan tenang. Ini, kan, rumah low profile. Tak banyak detail dan ukiran, kalem. Kalaupun ada warna mencolok, lebih ke aksen saja. Seperti di bantal dan lampu. Tak ada barang-barang mahal di rumah ini, semua sederhana, dibuat dan dicari sendiri. Unsur warna lebih terasa di dapur. Dinding kitchen set diberi warna merah dan oranye yang membuat suasana terasa lebih hidup. Berbatasan dengan dapur adalah dapur kotor yang dibatasi dengan kaca sampaiUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

8

ke eternit. Dengan pemisah kaca, ruangan jadi terkesan lega. Bandingkan jika diganti dinding, pasti akan sempit. Lebih Aman Di kamar tidur utama di lantai dua, warna oranye muncul di seprei, lukisan, bantal, dan lampu. Warna merah diwakili oleh karpet. Sedangkan untuk ruang anak dipilih warna hijau untuk kursi dan gorden. Sementara furnitur dipakai warna cokelat. Warna hijau kembali muncul di dinding kamar mandi sehingga terkesan ceria. Jendela kamar mandi tak seperti biasanya, seperti nako tapi tak pakai kusen jendela, jelas Sigit. Kusen juga tak ada di pintu-pintu rumah itu.Selain hemat, praktis, juga terhindar dari rayap, papar Sigit yang mendesain seluruh rumah berikut isinya. Ibaratnya, sang empunya rumah tinggal bawa kopor dan masuk ke rumah. Menurut Sigit, karaktek penghuni biasanya tercermin dari gaya rumahnya. Kalau karkaternya santai, gaya rumahnya juga santai. Nah, gaya Jengki adalah karakter yang tidak terlalu glamor, tak seperti gaya klasik yang formal, atau Victorian yang berkilau dan banyak detail. Apalagi, tambahnya, "Cocok untuk daerah tropis. Terlebih dengan curah hujan yang tinggi seperti sekarang, aman dari bocor karena kemiringan atapnya. SERBA-SERBI RUMAH JENGKI 1. Arsitektur Jengki merupakan karya arsitektur asli arsitek Indonesia. Gaya ini banyak dipakai tahun 1950-1960-an. 2. Nama Jengki berasal dari Yank atau Yankee (warga negara bagian New England di AS). Populer dipakai pada benda seperti celana (celana jengki) atau sepeda (sepeda jengki). 3. Rumah Jengki memiliki ciri dinding miring di kedua sisinya dan meruncing ke bawah. Dinding biasanya dibuat mural atau kerancang yang berfungsi sebagai ventilasi. 4. Tak ada tatanan ruang yang khas, terserah keinginan pemilik. 5. Pola dinding sirip yang miring dan lis jendela yang miring berfungsi menahan terpaan angin dan hujan. Selain itu, tampil sebagai pemanis desain yang cantik. Lokasi: Kediaman Bambang SP & Dewi, Bumi Bintaro Permai, Bintaro.

Interior: Saffron, Kitchen & Wardrobe.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN Rumah gaya jengki mempunyai nilai keindahan atau estetika dilihat dari komposisi bidang yang tidak simetris dan penggunaan bahan yang bervariasi. Mempunyai makna untuk mengekspresikan gaya hidup pola kebudayaan adaptif pada zamannya. Pada hal setiap orang mampu bangkit dari keterpurukan dan menjadi lebih baik ketika masalah datang asalkan kita percaya dan terus berusaha ini di dasari dari arsitektur jengki yang mampu membuat design yang merupakan ciri khas dari indonesia di tengah bergejolaknya perpolitikan di masa tersebut. Bila jaman dahulu para arsitek Indonesia dapat mendesign bangunan dengan begitu hebatnya kanapa kita tidak bisa lebih dari mereka.

5.2 SARAN Untuk itu penulis menyarankan perlu adanya pendokumentasikan rumah gaya jengki di Indonesia atau di daerah-daerah yang masih ada peninggalan arsitektur jengkinya. Pendokumentasian ini dapat dilakukan lewat penelitian agar warisan arsitek Indonesia di awal-awal berdirinya Republik Indonesia dengan semangat heroismenya melahirkan arsitektur khas Indonesia itu dapat diselamatkan. Pendokumentasian tidak hanya terbatas dari kalangan arsitektur melainkan juga dari desain interior. Saran-saran lain adalah agar rumah gaya jengki secara bentuk dapat dijadikan sebagai sumber ide dengan cara diinterpretasi sesuai dengan konteks masa kini untuk melahirkan karya-karya yang baru. Agar karya baru tersebut dapat bersanding dengan karyakarya arsitektur yang bermunculan saat ini.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

10

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Utama : http://sheilucu.blogspot.com/2009/03/arsitektur-jengki-dan-sputnik-belum.html Sumber Tambahan: http://sheilucu.blogspot.com/search/label/estetika%2Bstruktur%20a.k.a%20arsitektur http://www.kaskus.us/showthread.php?p=251418200 http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=15185 http://bataviase.co.id/node/202945

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Teknik Arsitektur Perumahan D3

11