arah kebijakan nasional penanggulangan kemiskinan
Upload: pusat-informasi-virtual-air-minum-dan-penyehatan-lingkungan-piv-ampl
Post on 05-Dec-2014
980 views
DESCRIPTION
Disampaikan oleh Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan UKM pada Lokakarya Nasional PNPM Mandiri Perkotaan di Jakarta 9-11 Februari 2012TRANSCRIPT
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan,Ketenagakerjaan dan UKM
Lokakarya Nasional PNPM Mandiri Perkotaan-ICDD Jakarta, 9 Februari 2011
1
Kerangka Paparan Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan (RPJMN 2010-
2014)
Kondisi Saat ini dan Tantangan terkait Penanggulangan Kemiskinan
Langkah-langkah Antisipasi yang Diperlukan
PNPM Mandiri ke Depan
2
PRIORITAS NASIONAL RPJMN 2010-2014
RKP 2010 RKP 2011
PENEKANAN SESUAI TEMA“PERCEPATAN
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
DIDUKUNG PEMANTAPAN
TATA KELOLA DAN SINERGI PUSAT
DAERAH”
RKP 2012 RKP 2013 RKP 2014
RPJMN 2010-20141 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan
5
6 Infrastruktur
7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8 Energi
9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik
11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Bidang Perekonomian
Bidang Kesejahteraan Rakyat
12
13
14
• Sudah jelas & konkrit sasaran dan K/L Pelaksana: program, kegiatan, outcome, output, & pendanaannya
• Sedang disusun Inpres percepatan pelaksanaan prioritas 2011
Ketahanan Pangan
PEMULIHAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT
DITENTUKAN DALAM PROSES
PENYUSUNAN RKP 2012
DITENTUKAN DALAM PROSES
PENYUSUNAN RKP 2013
DITENTUKAN DALAM PROSES
PENYUSUNAN RKP 2014
• Inpres 1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional
• Inpres 3/2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan
3
Sasaran dan Arah Kebijakan PK RPJMN 2010-2014
4
Sasaran:
1. Kebutuhan dasar:
a. Pemenuhan hak & kualitas kebutuhan dasar affirmative action
b. Peningkatan kualitas data dan penggunaannya secara terintegrasi
2. Peningkatan kualitas program2 pemberdayaan untuk mewujudkan kemandirian masyarakat (integrasi PNPM Mandiri)
3. Perluasan kesempatan berusaha masyarakat miskin melalui diversifikasi pendapatan untuk peningkatan dan keberlanjutan kesejahteraan masyarakat miskin.
4. Peningkatan kualitas kebijakan, program dan pelaksanaan PK di daerah
5. Pengembangan kebijakan utuk mengatasi kerentanan masyarakat
Arah Kebijakan:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yg mengikutsertakan dan dapat dinikmati seluas-luasnya masyarakat, terutama masyarakat miskin (pro-poor growth)
2. Meningkatkan kualitas kebijakan & program penanggulangan kemiskinan (kebijakan afirmatif/ keberpihakan).
3. Meningkatkan efektivitas penurunan kemiskinan di daerah.
4. Mempercepat pembangunan daerah terpencil & perbatasan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMN) 2010-2014
AGENDA PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Realisasi 2005 Realisasi 2006 Realisasi 2007 Realisasi 2008 Realisasi 2009Pertumbuhan Ekonomi : 5.7% 5.5 % 6.3% 6.1% 4.5%Pengangguran: 11.24% 10.28% 9.11% 8.39% 7.87%Kemiskinan: 15.97% 17.75 % 15.42% 15.42% 14.15%
Target 2010 Target 2011 Target 2012 Target 2013 Target 2014 Pertumbuhan Ekonomi 5.8% 6.0%-6.3% 6.4%-6.9% 6.7%-7.4% 7.0%-7.7%Pengangguran 7.6% 7.3%-7.4% 6.7%-7.0% 6.0%-6.6% 5%-6%
(realisasi 7,14%)
Kemiskinan 12.0%-13.5% 11.5%-12.5% 10.5%-11.5% 9.5%-10.5% 8%-10% (realisasi 13,33%)
Catatan: • Kemiskinan menurun, namun lajunya melambat. Hal ini antara lain disebabkan oleh pertumbuhan yang relatif
stagnan.• Sasaran yg tercantum dalam RPJM hanya sasaran akhir tahun RPJM 2014 saja.
5
RKP 2011 – TEMA: PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG OLEH PEMANTAPAN TATAKELOLA DAN
SINERGI PUSAT DAERAH
Tata Kelola (Governance)Kualitas Birokrasi dan SDM (Responsif, transparan dan
akuntabel)
Sinergi Pusat dan DaerahPengelolaan Kebijakan dan
Sumber Pendanaan (APBN/APBD)
Sasaran Pembangunan
Nasional
SASARAN PEMBANGUNAN1. Sasaran pembangunan
kesejahteraan rakyat;
2. Sasaran perkuatan pembangunan demokrasi;
3. Sasaran penegakan hukum.
TATA KELOLA DAN SINERGI PUSAT - DAERAH
Arah Kebijakan Prioritas:
Penurunan tingkat kemiskinan absolut menjadi 11,5 – 12,5% dari jumlah penduduk pada tahun 2011, melalui arah kebijakan sbb:
1. Mendorong pertumbuhan yang pro-rakyat miskin dg memberi perhatian khusus pada usaha-usaha yang melibatkan masyarakat miskin dan vulnerable;
2. Meningkatkan kualitas kebijakan dan program melalui kebijakan afirmatif/ keberpihakan;
3. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan penurunan kemiskinan di daerah.
6
Alokasi Pendanaan Prioritas Penanggulangan Kemiskinan dalam RKP2011
No Prioritas/Fokus Prioritas Rencana Tahun 2010
Perkiraan Pencapaian Tahun 2010
Rencana Tahun 2011
Perkiraan Maju
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
A. Fokus Prioritas: Peningkatan dan Penyempurnaan Kualitas Kebijakan Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga
41.508,27 41.244,57 28.925,4 37.841,7 40.604,5 42.730,7
B. Fokus Prioritas: Menyempurnakan dan Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan PNPM Mandiri
15.184,3 14.867,5 18.415,6 14.977,6 14.392,6 14.754,4
C. Fokus Prioritas: Peningkatan Akses Usaha Mikro dan Kecil kepada Sumberdaya Produktif
2.158,2 2.158,2 2.898,5 2.166,2 2.175,6 2,191,4
D. Fokus Prioritas: Peningkatan Sinkronisasi dan Efektivitas Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan serta Harmonisasi antar Pelaku
7,6 7,6 6,9 7,6 8.3 9.1
TOTAL 58.858,3 58.277,9 50.246,4 54.993,0 57.181,1 59.685,6
(Rp miliar )
Catatan: Data berdasarkan Perpres RKP 2011
7
KONDISI SAAT INI TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Tidak hanya merupakan hasil dari pelaksanaan Prioritas 4 RPJM 2010-2014 (tentang Penanggulangan Kemiskinan), namun juga sangat ditentukan oleh:a. Pertumbuhan ekonomi, khususnya pada bidang kegiatan ekonomi yang menyerap
tenaga kerjab. Peningkatan pendapatan, khususnya sektor-sektor mikro yang menjadi bidang
usaha masyarakat miskin.c. Berbagai kebijakan nasional dan daerah yang langsung berakibat pada masyarakat
(subsidi, ketahanan pangan, stabilitas harga, implikasi berbagai Perda, dsb).
2. Kebijakan dan Program yang direncanakan dalam RPJM dan RKP selama ini merupakan:a. Bentuk afirmasi atau keberpihakan kepada masyarakat miskin. Namun demikian,
meskipun sudah bekerja dan berusaha masih banyak yang berada di dekat garis kemiskinan (rentan).
b. Kebijakan perluasan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin masih belum menjangkau mereka yang tinggal terisolasi di daerah terpencil dan tertinggal.
8
Catatan: Semakin besarnya jumlah penduduk yang dekat miskin atau rentan membutuhkan:• Strategi dan kebijakan PK yang lebih beragam sesuai karakter dan kebutuhan masyarakat miskin yang
beragam pula• Perbaikan targeting program2 PK agar dapat lebih tepat mensasar kelompok/wilayah miskin.
99
RUMAH TANGGA SASARAN (RTS)
2005 (PSE 05) 2008 (PPLS 2008)
RIBU RTS % RIBU RTS %
SANGAT MISKIN 3.894,3 20,4 2.989,9 17,1
MISKIN 8.237,0 43,1 6.828,8 39,1
HAMPIR MISKIN (NEAR POOR)
6.969,6 36,5 7.665,3 43,8
TOTAL 19.100,9 100,0 17.484,0 100,0
Data Kemiskinan Mikro (PSE 2005 & PPLS 2008)
10
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 -
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Penduduk miskin perkotaan (juta orang) Penduduk miskin perdesaan (juta orang)
% Penduduk miskin perkotaan % Penduduk miskin perdesaan
Tahun Kota DesaKota+Des
a
2000 91.632 73.648 80.842
2001 100.011 80.382 88.234
2002 130.499 96.512 108.889
2003 138.803 105.888 118.554
2004 143.455 108.725 122.775
2005 165.565 117.365 138.574
2006 175.324 131.256 151.997
2007 187.942 146.837 166.697
2008 204.896 161.831 182.636
2009 222.123 179.835 200.262
2010 232.989 192.354 211.726
Sebagian Besar Penduduk Miskin Tinggal di Perdesaan, 2000 - 2010
Garis Kemiskinan Perkotaan dan Perdesaan
(Rupiah/kapita/bulan)
….namun laju penurunan kemiskinan di perdesaan jauh lebih cepat daripada penurunan kemiskinan di perkotaan
11
KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI DESA DAN KOTA, 2010
URAIAN KEMISKINAN PENGANGGURAN
DESA 19,93 juta jiwa (64,2%)
3,75 juta jiwa(43,7 %)
KOTA 11,10 juta jiwa(35,8%)
4,84 juta jiwa(56,3%)
TOTAL 31,02 juta jiwa(13.3%)
8,59 juta jiwa(7,14%)
Catatan:1. Tidak semua penganggur adalah miskin Penganggur berkecukupan (discourage worker)2. Orang bekerja tapi tetap miskin underemployed (<35 jam) dan unpaid worker3. Dari total Angkatan Kerja (2009) sebesar 113.83 juta, hanya 29,11 juta (25.6%) pekerja formal4. Di sektor formal, hanya 4,5 juta orang tercatat memiliki upah di atas Rp 3 juta.
12
TANTANGAN KE DEPAN
1. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik masih perlu diarahkan pada kegiatan ekonomi yang memberikan kesempatan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin
2. Dampak globalisasi meningkatkan kerentanan masyarakat miskin harga BBM dan pangan dunia yang fluktuatif dan kompetisi bebas yang menurunkan posisi tawar masyarakat yang miskin/unskilled
3. Peran daerah yang semakin besar dalam era desentralisasi menuntut strategi dan mekanisme yang tepat untuk sinergi upaya pusat dan daerah dalam pengurangan kemiskinan
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DISIAPKAN (1)
1. Peningkatan kegiatan ekonomi yang memberikan kesempatan usaha dan pendapatan masyarakat miskin
Kota perlu disiapkan agar lebih“pro-poor” (baik secara politik, sosial, maupun ekonomi)
Perbaikan & pemeliharaan infrastruktur yang melancarkan keterhubungan desa-kota penting bagi pengurangan kemiskinan
Keberdayaan masyarakat untuk melawan kondisi miskin melalui peningkatan berbagai akses dan pemanfaatan segala sumberdaya yang ada untuk peningkatan kesejahteraannya.
Peningkatan kapasitas produksi dalam negeri yg menyerap tenaga kerja besar, seperti pertanian dan sektor informal perlu mendapat perhatian lebih besar.
13
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DISIAPKAN (2)
2. Perlindungan terhadap hal-hal yang meningkatkan kerentanan masyarakat miskin, seperti
Pasar domestik yang semakin terekspos pada fluktuasi harga yang berpengaruh kepada meningkatnya biaya hidup masyarakat miskin. Program2 jaminan sosial seperti Raskin, Jamkesmas, beasiswa siswa miskin, dan PKH harus
dilakukan secara tepat waktu dan sasaran. Bila diperlukan, dapat diberikan juga kompensasi lainnya secara selektif (bantuan nelayan, pupuk, dsb).
Program APBN lainnya agar dipercepat pelaksanaannya untuk mempertahankan daya beli (pendapatan masyarakat).
Pengawasan perilaku pedagang untuk mencegah adanya permainan oleh pedagang/ pengoplosan BBM dan komoditas pangan.
Perlindungan masyarakat miskin terhadap keterbukaan pasar persaingan yang mempersulit masyarakat miskin mendapatkan perkerjaan layak dan meningkat pendapatannya. Berbagai pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat miskin Perlindungan TKI (dalam dan luar negeri)
Masyarakat yang paling menderita terhadap dampak perubahan iklim (ie. musim tidak teratur dan menurunnya ketersediaan air serta bencana mengancam petani miskin). Diseminasi adaptasi perubahan iklim & mitigasi bencana, khususnya di daerah/masyarakat
miskin14
3. Strategi dan mekanisme sinergikan upaya pusat dan daerah dalam pengurangan kemiskinan Memperkenalkan kerangka kerja Pro-poor Planning and Budgeting (P3B) yang
komprehensif dengan upaya pencapaian MDGs melalui:• Mengembangkan komitmen berbagai stakeholder untuk keberlanjutan pencapaian MDGs• Meningkatkan penggunaan berbagai instumen P3B (mengembangkan indikator & basis data,
pengintegrasian perencanaan partisipatif dan reguler, monev, dan good governance) Mensinergikan kegiatan & anggaran program sektor & daerah yang diarahkan langsung
kepada wilayah dan kelompok masyarakat miskin TKPK daerah sebagai focal point.
Meningkatkan kapasitas pemerintah kec. dan desa/kelurahan al: • Menggalang keterlibatan para pelaku (stakeholders) dalam Forum SKPD,
Musrenbang, dan forum publik lainnya; • Mengembangkan forum publik untuk monev pelaksanaan pembangunan daerah; • Mendorong perumusan regulasi yang mendukung partisipasi dan kapasitas
masyarakat.
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DISIAPKAN (3)
15
Apa dampak PNPM yang
ingin kita ketahui ?
Apakah PNPM mensasar kantong2
kemiskinan di perdesaan/per
kotaan?
Apakah PNPM dapat
menginternalisasi masyarakat miskin/margin
al dalam kegiatan PNPM
(lapangan kerja, dsb)?
Apakah PNPM mendorong partisipasi
masyarakat, pembentukan modal sosial,
dan good governance?
Bagaimana tingkat
ownership & keberlanjutan
PNPM di masyarakat?
Apakah PNPM dapat mengisi
kegagalan pasar/ layanan publik yg tidak
berjalan?
Langkah-langkah Yang Perlu Disiapkan - Terkait PNPM Mandiri
16
Alur membangun Monev PNPM Mandiri
Dampak
Hasil akhir
Hasil Jangka Menengah
Keluaran
kegiatanPaket2 kegiatan masing2 program PNPM Mandiri
Keluaran seperti jumlah fasilitator, jalan desa terbangun, nilai modal usaha dari dana bergulir, dst
Meningkatnya akses informasi
masyarakat
Meningkatnya respon Pemda utk kebutuhan masy.
miskin
Meningkatnya akses
prasarana dasar
Meningkatnya kesempatan kerja & pendapatan masy.
miskin
• Kesejahteraan masyarakat meningkat • Kerangka P & E digunakan sbg dasar pengambilan keputusan (kebijakan, rencana, anggaran,
implementasi & akuntabilitas• Pelaku lainnya (legislatif, CSR, LSM, dll) bersinergi utk penanggulangan kemiskinan
Meningkatnya efektivitas pembangunan
Meningkatnya penyediaan pelayanan, pertumbuhan ekonomi & pengurangan kemiskinan
17
18
1. PNPM berdampak positif terhadap peningkatan konsumsi, akses kesehatan, dan kesempatan kerja, namun dampaknya tidak signifikan terhadap kelompok marjinal Apakah pendekatan yg ada sekarang merupakan strategi terbaik untuk kecamatan yg tidak
miskin dan kurang membutuhkan infrastruktur?2. PNPM sangat efektif dan efisien sebagai mekanisme penyaluran dana ke masyarakat, khususnya bagi
pembangunan infrastruktur. Namun sebagai program pemberdayaan, masih kurang belum berhasil. Tingkat partisipasi kelompok marjinal rendah Tingkat partisipasi menurun saat program sudah berjalan rutin.
3. Biaya pemeliharaan infrastruktur yang dapat diserahkan kepada masyarakat hanya yang bersifat rutin dan menggunakan unskill labor.
4. Sumber dana kredit perguliran sangat bergantung dari BLM dan pemanfaatan terbatas perempuan, sementara orang miskin produktif lainnya juga perlu.
5. Perbaikan kinerja fasilitator Meninjau ulang beban kerja fasilitator berdasarkan beban administrasi, faktor geografis,
proporsi RTM, dan ketersediaan fasilitas layanan umum6. PNPM potensial menjadi “sekolah prinsip-prinsip demokrasi”: transparansi, partisipasi,
akuntabilitas. Menjadi tantangan kedepan menjaga potensi tersebut saat portfolio program membesar.
7. Meskipun banyak keluhan terhadap DDUB (terlambat informasi ke daerah, memberatkan daerah berkapasitas fiskal rendah, transparansi perhitungannya), namun sistem cost sharing ini merupakan mekanisme yang terbaik saat ini.
BEBERAPA TEMUAN PENTING EVALUASI DAN IMPLIKASINYA
TANTANGAN PNPM MANDIRI Penguatan kapasitas manajemen di masing-masing K/L pelaksana sejalan
dengan perluasan cakupan PNPM Mandiri.
Mengintegrasikan perencanaan PNPM sekaligus sebagai Musrenbangdes/kel, atau melaksanakannya sebelum Musrembangdes/kel, agar aspirasi warga yang tidak tertampung di PNPM menjadi prioritas Musrenbangdes/kel.
Peningkatan kapasitas fasilitator Menyiapkan sertifikasi fasilitator
Sinkronisasi dan harmonisasi program-program berbasis pemberdayaan lainnya (Sektor dan Pemda) dalam PNPM Mandiri
19
20
TERIMA KASIH