apses periodontal, dan perikoronitis

19
Abses Periodontal Definisi Suatu inflamasi purulent yang telokalisir pada jaringan periodonsium. Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau abses parietal. Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat dengan cepat merusak jaringan periodonsium terjadi selama periode waktu yang terbatas serta mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi local pus dan terletak dalam saku periodontal. Abses periodontal merupakan infeksi lokal purulen di dalam dinding gingivapada saku periodontal yang dapat menyebabkan destruksi ligamen periodontal dan tulang alveolar. Abses periodontal secara khusus ditemukan pada pasien dengan periodontitis yang tidak dirawat dan berhubungan dengan saku periodontal yang sedang dan dalam, biasanya terletak diluar daerah mukogingiva. Gambaran klinisnya terlihat licin, pembengkakan gingiva mengkilat disertai rasa sakit, daerah pembengkakan gingivanya lunak karena adanya eksudat

Upload: ratri-reswitadewi

Post on 16-Feb-2015

217 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

Abses Periodontal

Definisi

Suatu inflamasi purulent yang telokalisir pada jaringan periodonsium. Lesi

ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau abses parietal. Abses

periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat dengan cepat merusak jaringan

periodonsium terjadi selama periode waktu yang terbatas serta mudah diketahui

gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi local pus dan terletak dalam

saku periodontal. Abses periodontal merupakan infeksi lokal purulen di dalam

dinding gingivapada saku periodontal yang dapat menyebabkan destruksi ligamen

periodontal dan tulang alveolar.

Abses periodontal secara khusus ditemukan pada pasien dengan

periodontitis yang tidak dirawat dan berhubungan dengan saku periodontal yang

sedang dan dalam, biasanya terletak diluar daerah mukogingiva.

Gambaran klinisnya terlihat licin, pembengkakan gingiva mengkilat

disertai rasa sakit, daerah pembengkakan gingivanya lunak karena adanya eksudat

purulen dan meningkatnya kedalaman probing, gigi menjadi sensitif bila diperkusi

dan mungkin menjadi mobiliti serta kehilangan perlekatan periodontal dengan

cepat dapat terjadi.

Abses periodontal sering muncul sebagai eksaserbasi akut dari saku

periodontal yang ada sebelumnya terutama terkait pada ketidak sempurnaan dalam

menghilangkan kalkulus dan tindakan medis seperti pada pasien setelah perawatan

bedah periodontal, setelah pemeliharaan preventif, setelah terapi antibiotik

sistemik dan akibat dari penyakit rekuren.

Page 2: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

Abses periodontal yang tidak berhubungan dengan inflamasi penyakit

periodontal termasuk perforasi gigi, fraktur dan impaksi benda asing. Kurangnya

kontrol terhadap diabetes mellitus merupakan faktor predisposisi dari

pembentukan abses periodontal. Pembentukan abses periodontal merupakan

penyebab utama kehilangan gigi. Namun, dengan perawatan yang tepat dan

perawatan preventif yang konsisten, gigi dengan kehilangan tulang yang

signifikan dapat dipertahankan selama bertahun-tahun.

Gambar Abses Periodontal

2. Berdasarkan jalannya lesi

a. Abses periodontal akut

Suatu abses periodontal akut mengakibatkan rasa sakit dan bengkak.

Abses ini sering keliru dengan abses alveolar akut . Meskipun abses alveolar akut

timbul baik dengan pulpa vital maupun pulpa nekrotik , sumbernya biasanya

adalah eksaserbasi infeksi dengan pembentukan nanah di dalam poket infraboni

yang dalam . Bila tes pulpa menunjukan vitalitas pulpa dalam jangkauan normal,

maka perawatan darurat terdiri atas kuretase, debridement dan pembuatan

drainase poket infraboni melalui krevis sulkular. Kadang-kadang diperlukan insisi

jaringan lunak.

Page 3: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

Bila pulpa terpengaruh maka harus juga di ekstirpasi . Bila pulpa abnormal

dan vital, gigi dirawat sebagai pada pulpitis ireversibel akut. Bila pulpa nekrotik,

gigi hendaknya dirawat sebagai pada abses alveolar akut. Pada setiap kasus

perawatan periodontal darurat harus dikerjakan secara serempak ; kalau tidak ,

pasien tidak akan terbebas dari rasa sakit dan bengkak.

Abses periodontal akut biasanya menunjukkan gejala seperti sakit,

edematous,lunak, pembengkakan, dengan penekanan yang lembut di jumpai

adanya pus, peka terhadap perkusi gigi dan terasa nyeri pada saku, sensitifitas

terhadap palpasi dan kadang disertai demam dan limfadenopati.

Gambar Abses Periodontal Akut

Gambar Abses Periodontal Akut, pada pemeriksaan klinisnya tanda-tanda dan gejala sangat jelas terlihat( S.

schward.Periodontal Disease, a different diagnostic.Periodontics.1986:1:76)

Page 4: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

b. Abses periodontal kronis

Abses periodontal kronis biasanya berhubungan dengan saluran sinus danc

asimtomatik, walaupun pada pasien didapatkan gejala-gejala ringan.2 Abses

inicterbentuk setelah penyebaran infeksi yang disebabkan oleh drainase spontan,

respon host atau terapi. Setelah hemeostatis antara host dan infeksi tercapai, pada

pasienchanya sedikit atau tidak terlihat gejalanya. Namun rasa nyeri yang tumpul

akan timbul dengan adanya saku periodontal, inflamasi dan saluran fistula

Abses Periodontal Kronis

Etiologi abses periodontal dibagi atas 2, yaitu:

a. Abses periodontal berhubungan dengan periodontitis

Hal- hal yang menyebabkan abses periodontal yang berhubungan dengan

periodontitis adalah:

1. Adanya saku periodontal yang dalam dan berliku.

2. Penutupan marginal saku periodontal yang dapat mengakibatkan perluasan

infeksi ke jaringan periodontal sekitarnya karena tekanan pus di dalam saku

tertutup.

3. Perubahan dalam komposisi mikroflora, virulensi bakteri, atau dalam

pertahanan host bisa juga membuat lumen saku tidak efisien dalam meningkatkan

Page 5: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

pengeluaran suppurasi.

4. Pengobatan dengan antibiotik sistemik tanpa debridemen subgingiva

padapasien dengan periodontitis lanjut juga dapat menyebabkan pembentukan

abses.

b. Abses periodontal tidak berhubungan dengan periodontitis

Hal-hal yang menyebabkan abses periodontal yang tidak berhubungan dengan

periodontitis adalah:

1. Impaksi dari benda asing seperti potongan dental floss, biji popcorn,

potongan tusuk gigi, tulang ikan, atau objek yang tidak diketahui.

2. Perforasi dari dinding gigi oleh instrumen endodontik.

3. Infeksi lateral kista.

4. Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi morfologi akar dapat menjadi

predisposisi pembentukan abses periodontal. Adanya cervical cemental tears

dapat memicu pekembangan yang cepat dari periodontitis dan perkembangan

abses.

Keadaan Darurat Pada Waktu Perawatan

Keadaan darurat endodontic dapat terjadi pada waktu melakukan

perawatan endodontic . Biasanya disebabkan karena instrumensasi yang melebihi

apeks akar, yang mengakibatkan trauma pada jaringan periapikal, atau bila debris

dan mikroorganisme didorong melalui foramen apical kedalam jaringan periapikal

dan menyebabkan suatu hal yang dapat menular.

Page 6: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

Penyebab ini dapat berupa iritasi kimiawi , seperti larutan irigasi atau

medikamen intra kanal , penetrasi jaringan periapikal , debridement semua saluran

akar yang tidak sempurna atau tidak cukup, penutup lubang kavitas yang hilang

atau tertekan yang dapat menyebabkan rekontaminasi saluran akar, atau saluran

akar yang telah diisi berlebih sehingga menyebabkan saluran inflamasi periapikal.

Semua keadaan darurat ini dapat dihindari bila alat-alat larutan irigasi,

obat-obatan, bahan semen dan bahan tumpatan dibatasi pada saluran akar saja dan

gigi yang dirawat dilakukan dengan baik diantara dua kunjungan dan dikontur

seperti semula untuk mencegah trauma.

Bila terjadi periodontitis gawat, rasa nyeri pasien dapat dikurangi dengan

membuka kembali gigi dengan pemasangan isolator karet, mengambil obat-obat

yang digunakan sebagai penutup, dengan hati-hati menyeka kering saluran akar

dengan poin absorben steril, dan menutup kembali saluran akar dengan gulungan

kecil kapas yang telah diberi obat obtunden (menghilangkan rasa sakit ringan)

seperti eugenol (kresatin), dan jika perlu oklusi hendaknya disesuaikan.

Bila timbul rasa sakit atau bengkak, obat yang digunakan sebagai penutup

diambil dan gigi dibuka untuk drainase. Sebaiknya diberi analgesika opioid dan

non opioid, tergantung parahnya reaksi.

Bila diindikasikan dapat juga diberi antibiotic. Insisi dan drainase

pembengkakan yang lunak dan berfluktuasi hendaknya dipertimbangkan jika

drainase tidak mencukupi jika rasa sakit berat bertahan.

Jika saluran akar sudah diisi dan timbul rasa tidak enak, oklusi sebaiknya

di cek dan perawatan serta pengisian saluran akar yang telah dikerjakan dievaluasi

kembali. Pengisian saluran akar yang agak berlebih baik dengan care maupun

Page 7: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

semen sering menyebabkan rasa mengganggu yang bersifat sementara, tetapi hal

ini mungkin timbul pada beberapa kasus.

PERIKORONITIS

Perikoronitis adalah peradangan dari jaringan lunak di sekitar mahkota

gigi yang erupsi sebagian atau impaksi. Umumnya hal ini berkaitan dengan molar

ketiga bawah yang sedang bererupsi tetapi dibatasi oleh ruang yang tidak cukup.

Perikoronitis berawal dari keradangan follicle dan selanjutnya dapat meluas ke

jaringan lunak di sekitarnya.

ETIOLOGI

Perikoronitis merupakan infeksi bakteri pada gingiva, meskipun organisme

penyebab yang spesifik tidak diketahui secara pasti. Penyebab infeksi ini dapat

berupa flora normal rongga mulut yaitu kuman streptokokkus dan beberapa jenis

kuman anaerob serta dapat terjadi akibat trauma gigitan dari gigi molar ketiga

rahang atas. Operkulum dari mahkota gigi molar ketiga rahang bawah dapat

menjadi bengkak karena tergigit dari gigi molar ketiga rahang atas.

Faktor penyebab tersering pada perikoronitis adalah karena gigi molar 3

tidak dapat erupsi dengan baik dikarenakan tidak cukup ruang untuk

pertumbuhannya, sehingga sulit untuk erupsi dinamakan impaksi . Impaksi

bertendensi menimbulkan infeksi ( perikoronitis ), dikarenakan adanya karies

pada gigi geraham depannya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar 2

Page 8: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

dikarenakan gigi molar 3 mengalami impaksiAda sejumlah faktor yang

menyebabkan gigi mengalami impaksi. Karena jaringan sekitarnya yang terlalu

padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal.

Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang “kesempitan”

dikarenakan pertumbuhan tulang rahang yang kurang sempurna.

Teori lain mengatakan Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi

bergerak maju ke arah depan. Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang

merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya, karena infeksi, trauma, malposisi

gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya.

Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi

dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai

rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar, ada kemungkinan salah seorang

anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa terjadi

kekurangan tempat erupsi gigi molar 3, dan terjadilah impaksi.

Sempitnya ruang erupsi gigi molar 3, menurut drg. Danardono, itu karena

pertumbuhan rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola

makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang

merangsang pertumbuhan tulang rahang.

Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif

mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk

mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru menjadikan rahang

berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung rahang merupakan

titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang, sendi-

sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang

Page 9: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

yang harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi

bungsu yang selalu tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh

normal. Ada yang tumbuh dengan posisi miring, atau bahkan “tidur” di dalam

karena tidak ada tempat untuk nongol.

Ada 3 sumber utama infeksi gigi, yaitu :

1. Dari periapikal ( ujung akar gigi ) sebagai akibat kerusakan pulpa

dan masuknya kuman ke jaringan periapikal

2. Dari jaringan periodontal ( jaringan pengikat akar gigi ) sebagai

akibat saku gusi semakin dalam karena penumpukan karang gigi

sehingga penetrasi kuman semakin mudah.

3. Dari Perikoroner akibat akumulasi kuman di sekeliling mahkota gigi

saat erupsi / tumbuh.

Impaksi gigi molar kadang – kadang tampak pada waktu dilakukan

pemeriksaan roentgen rutin seputar daerah tidak bergigi pada rahang bawah.

Penekanan selaput lender antara mahkota molar 3 dan prothesa menyebabkan rasa

sakit. Tekanan pada gusi yang menutupi menyebabkan kematian sel dan dapat

menimbulkan penyebaran infeksi.

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis perikoronitis dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu

perikoronitis akut, sub akut, dan kronis.

Page 10: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

Perikoronitis Akut

Pasien mengeluh tentang rasa sakit spontan berdenyut terlokalisasi di

daerah radang. Gerakan rahang bawah seperti pengunyahan, membuat nyeri

semakin bertambah. Nyeri tidak dipengaruhi oleh rangsangan suhu panas atau

dingin. Berdasarkan hasil pengamatan visual dan palpasi didapatkan

pembengkakan, peradangan dan terdapat segmen jaringan lunak yang menutupi

satu atau lebih permukaan koronal termasuk permukaan oklusal.

Pada ekstraoral terdapat suatu pembengkakan edematous ringan di daerah

pipi, ventral dari perlekatan otot masseter yang melintasi pinggir rahang bawah ke

daerah submandibular. Hampir selalu terdapat trismus ringan dan besarnya

trismus tergantung luas pembengkakan. Kelenjar limfe submandibular dapat

diraba dan nyeri pada tekanan. Selain itu, nyeri dapat menyebar di daerah wajah,

telinga atau angulus mandibula.

Perikoronitis Subakut dan Kronik

Keluhan subyektif pada perikoronitis subakut adalah lebih ringan daripada

yang berbentuk akut. Terdapat keluhan nyeri ringan di daerah geraham sulung

bawah, yang dapat bertambah keras pada gerakan pengunyahan dan menjalar ke

telinga. Tidak terdapat pembengkakan pipi dan trismus, namun rasa kaku yang

tidak menyenangkan pada gerakan rahang bawah. Bila menyedot di daerah

tersebut, pus dapat sampai di mulut dan terdapat fetor oris. Kelenjar limfa

submandibular dapat diraba dengan jelas dan seringkali nyeri ringan pada tekanan.

Page 11: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

Jaringan perikoronal dan operkulum membengkak, nyeri pada tekanan dan

dapat menunjukkan ulserasi karena traumatik oklusi dengan gigi antagonis. Bila

ditekan, pus muncul dari bawah operkulum atau dari dalam pseudopocket.

Pada perikoronitis kronik, gejala intra oral ini terdapat hanya sedikit atau

tidak sama sekali. Kadang-kadang perikoronitis kronik menunjukkan eksaserbasi.

GAMBARAN RADIOLOGI

Radiograf dari daerah tersebut menggambarkan radiolusen di sekeliling

giginya, dengan batas kortikal pada sisi distal dari lusensi menghilang atau sangat

menebal karena deposisi tulang yang sangat reaktif.

KOMPLIKASI

Perikoronitis dapat menyebabkan terjadinya abses perikoronal. Penjalaran

infeksi pada rahang bawah dapat membentuk abses sublingual, abses submental,

abses submandibular, abses submaseter, dan angina Ludwig. Ujung akar molar

kedua dan ketiga terletak di belakang bawah linea mylohyoidea yang terletak di

aspek dalam mandibula, sehingga jika molar kedua dan ketiga terinfeksi dan

membentuk abses, pusnya dapat menyebar ke ruang submandibula dan dapat

meluas ke ruang parafaringal. Selain itu, juga ditemukan sebuah selulitis dari pipi

atau jaringan submandibular, dengan trismus kuat merupakan suatu gambaran

penyakit yang banyak ditemui.

Page 12: Apses Periodontal, Dan Perikoronitis

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan awal yang harus dilakukan adalah penangan secara

simptomatik dengan menghilangkan gejala radang akut dengan pemberian

analgesik dan antibiotik.

Pada perikoronitis akut mutlak diberikan terapi antibiotik untuk

mengurangi infeksi yang ada, mengurangi komplikasi infeksi yang serius dan

mempercepat perawatan perikoronitis yang ada. Di samping perawatan umum di

atas, perlu disertai pula perawatan lokal pada daerah perikorona, yaitu:

1. Irigasi pocket dengan H2O2 3% untuk foaming action. Irigasi juga

dapat digunakan dengan larutan chlorhexidine 0.05%.

2. Bila terdapat trauma dari gigi molar rahang atas, dilakukan

pemendekan tontol oklusal gigi tersebut dan bila memungkinkan dapat

dilakuakan pencabutan gigi tersebut.

3. Bila terbentuk abses pada jaringan perikoronal, perlu dilakuakn insisi.

Penanganan perikoronitis terdiri dari debridemen dan drainase pada pocket

perikoronal dengan kuretase gentle dan eksternal pressure. Setelah peradangan

hilang, penanganan selanjutnya dapat dilakukan perawatan dengan cara

operkuloktomy atau ekstraksi/odontektomi.