apron-by 5th - class c -2010 print

33
BAB VII APRON 7.1. Pendahuluan Apron merupakan tempat pesawat parkir yang konstruksi perkerasannya sama dengan runway dan taxiway yang berfungsi sebagai tempat naik turun penumpang/ barang dari pesawat, namun dalam perencanaan luasnya berbeda dengan perencanaan geometrik runway dan taxiway. Dalam Ensiklopedia Online Internasional, Wikipedia disebutkan bahwa “The airport ramp or apron is part of an airport. It is usually the area where aircraft are parked, unloaded or loaded, refueled or boarded. Although the use of the apron will be covered by regulations, such as lighting on vehicles, it is typically more accessible to users than the runway or taxiway. However, the apron is not usually open to the general public and a licence would be required to gain access.” Apron: Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir, menunggu, mengisis bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building. Menurut Canada Air Transport dalam website resminya menyebutkan Apron. That part of an aerodrome, other than the manoeuvring area, intended to accommodate the loading and unloading of passengers and cargo, the refuelling, servicing, maintenance and parking of aircraft, and

Upload: mhd-akbar-muttaqin

Post on 27-Jun-2015

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

BAB VII

APRON

7.1. Pendahuluan

Apron merupakan tempat pesawat parkir yang konstruksi perkerasannya sama

dengan runway dan taxiway yang berfungsi sebagai tempat naik turun penumpang/

barang dari pesawat, namun dalam perencanaan luasnya berbeda dengan perencanaan

geometrik runway dan taxiway.

Dalam Ensiklopedia Online Internasional, Wikipedia disebutkan bahwa

“The airport ramp or apron is part of an airport. It is usually the area where

aircraft are parked, unloaded or loaded, refueled or boarded. Although the use

of the apron will be covered by regulations, such as lighting on vehicles, it is

typically more accessible to users than the runway or taxiway. However, the

apron is not usually open to the general public and a licence would be required

to gain access.”

Apron: Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir,

menunggu, mengisis bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan

penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building.

Menurut Canada Air Transport dalam website resminya menyebutkan

“Apron. That part of an aerodrome, other than the manoeuvring area, intended

to accommodate the loading and unloading of passengers and cargo, the

refuelling, servicing, maintenance and parking of aircraft, and any movement of

aircraft, vehicles and pedestrians necessary for such purposes.”

Yang dimaksud apron adalah bagian dari aerodrome tidak termasuk dalam

manouevring area, apron digunakan untuk bongkar muat, penumpang dan kargo,

pengisian bahan bakar, pelayanan, perawatan dan parkir pesawat dan pergerakan

pesawat, kendaraan dan pejalan kaki dengan tujuan tertentu.

Dalam annex 14, Aerodrome Volume I disebutkan “ Apron is defined Area, on a

land aerodrome, intended to accommodate aircraft for purposes of loading, or

unloading passenger, mail or cargo, fuelling, parking or maintenance.” Jadi yang

Page 2: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

dimaksud apron adalah suatu area tertentu di daratan Aerodrome yang dimaksudkan

untuk menampung pesawat dengan tujuan bongkar muat penumpang, pos atau kargo,

pengisian bahan bakar, parkir atau pemeliharaan pesawat.

Pelataran pesawat (bahasa Inggris: apron) adalah bagian dari bandar udara yang

digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran

pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi

penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (airport side)

yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan

dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu.(wikipedia.ci.id)

ICAO merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Apron hendaknya dibuat nyaman untuk bongkar muat penumpang, kargo atau

pos sebaik memberikan pelayanan kepada pesawat tanpa mengganggu

traffic lainnya di aerodrome tersebut.

b. Seluruh area apron hendaknya mampu digunakan untuk expeditious handling

traffic di aerodrome tersebut pada saat traffic padat.

c. Setiap bagian dari apron hendaknya dapat digunakan untuk pesawat yang

akan segera ditangani walau beberapa bagian apron memang dikhususkan

untuk dipakai jika traffic padat saja.

d. Slope di apron termasuk aircraft stand taxilane dibuat agar air tidak

tergenang.

e. Slope terbesar pada aircraft stand adalah 1%

f. Setiap aircraft stand harus memiliki jarak yang aman terhadap aircraft stand

yang lain, bangunan- bangunan didekatnya, dan benda- benda lain di apron.

Berikut ini adalah jarak aman antar aircraft stand :

1) Code letter A : 3 m

2) Code letter B : 3 m

3) Code letter C : 4,5 m

4) Code letter D : 7,5 m

5) Code letter E : 7,5 m

6) Code letter F : 7,5 m

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 3: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Untuk pesawat dengan Code letter D,E,F jika lingkungan sekitar

memungkinkan jaraknya bisa dikurangi dengan model nose in parking.

Dengan memperhatikan :

a) Terminal, termasuk garbarata, dan nose pesawat.

b) Beberapa stand menggunakan azimut guidance dan yang sebagian

lagi menggunakan visual docking guidance system.

7.1.1. Daerah Parkir Pesawat (Parking Apron)

Untuk perawatan yang perlu waktu di tanah agak lama. Sebaiknya disediakan parking

apron terpisah untuk pesawat-pesawat type executive general aviation.

Holding apron: Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang

dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin

pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take

off.

(Hendra Taufik, ST, M.Sc& Dr. Ari Sandhyavitri, M.Sc.,2005)

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 4: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

7.1.2.Kriteria Dimensi Apron

Dalam perencanaan bandara yang baru ataupun pengembangannya, masalah

pengaturan ruang parkir harus diperhatikan sejak awal, mengingat hal ini merupakan

faktor yang cukup mendasar bagi perencanaan lay-out suatu apron. Dalam

perencanaannya banyak sekali variasi lay-out yang dimungkinkan, mengingat bahwa

banyak sekali kemungkinan pengaturan terminal, kemungkinan sudut miring parkir,

kombinasi pesawat dan kemungkinan parkir.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan apron adalah

sebagai berikut:

1) Konfigurasi bangunan terminal

2) Ramalan kebutuhan parkir pesawat selama periode jam puncak dan informasi

mengenai pesawat campuran

3) Dimensi pesawat, berat dan jari-jari belokan

4) Konfigurasi parkir pesawat

5) Wing tip clearence terhadap pesawat lain atau objek yang berhenti

6) Efek semburan minyak jet (jet blast)

7) Instalasi hidran BBM

8) Kebutuhan jalur pelayanan di apron

9) Kebutuhan peralatan parkir

10) Kemiringan apron

11) Marking apron

Areal yang dibutuhkan oleh pesawat untuk parkir sangat tergantung pada

besarnya pesawat, cara parkir pesawat dan sudut kemiringan pesawat terhadap gedung

terminal. Pergerakan pesawat untuk mendekati atau menjauhi ruang parkir dapat

dilakukan dengan tenaga sendiri ataupun dangan ditarik, atau kombinasi dari keduanya.

Untuk menghitung luas apron yang dibutuhkan harus diketahui jenis dan jumlah

pesawat yang akan dilayani pada jam tersibuk. Luas tersebut berdasarkan radius

terbesar pesawat terbang ditambah jarak antara dua sayap pesawat terbang atau

terhadap objek tetap yang dikenal dengan wing tip clearence. Besarnya wing tip

clearence untuk masing-masing tipe pesawat dihimpun dalam Tabel 2.11 berikut:

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 5: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Tabel 2.11 Wing Tip Clearence Pesawat Terbang

Kode Huruf Bentang Sayap (m) Clearence (m)

A

B

C

D

E

< 15

15 – 24

24 – 36

36 – 52

52 - 60

3.0

3.0

4.5

7.5

7.5

Sumber: Basuki (1990)

7.2. KETENTUAN - KETENTUAN UMUM

Umum

Rekomendasi

apron harus disediakan jika perlu untuk memungkinkan-dan off-loading penumpang,

barang dan pos serta pembayaran pesawat tanpa mengganggu dengan lalu lintas bandar

udara.

Ukuran apron

Rekomendasi

Luas apron total harus memadai untuk memungkinkan penanganan yang cepat dari

bandar udara kepadatan lalu lintas maksimum diantisipasi.

Kekuatan apron

Rekomendasi

Setiap bagian dari apron harus mampu menahan lalu lintas pesawat itu

dimaksudkan untuk melayani, pertimbangan diberikan kepada kenyataan

bahwa beberapa bagian dari apron akan dikenakan lebih tinggi kepadatan lalu lintas

dan, sebagai akibat dari lambat bergerak atau stasioner pesawat, untuk lebih

menekankan dari landasan pacu.

Lereng apron

Rekomendasi

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 6: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

termasuk yang pada berdiri taxilane pesawat, harus cukup untuk mencegah akumulasi

air di permukaan apron tetapi harus dijaga tingkat persyaratan drainase izin.

Lereng pada apron

Rekomendasi .

Pada pesawat berdiri kemiringan maksimum tidak boleh melebihi 1 persen.

a) antara terminal, termasuk penumpang tetap jembatan, dan hidung pesawat terbang,

dan

b) atas bagian manapun dari stand yang disediakan dengan azimut bimbingan oleh

sistem panduan visual docking.

Catatan .- Pada apron, pertimbangan juga harus diberikan kepada penyediaan layanan

jalan dan untuk manuver dan penyimpanan daerah untuk peralatan tanah (lihat Desain

Bandar Udara Manual, Bagian 2, untuk panduan dalam penyimpanan peralatan tanah).

POSISI PARKIR PESAWAT TERPENCIL

Sebuah posisi pesawat terisolasi parkir harus ditunjuk atau menara kontrol bandar udara

harus diberitahu tentang area atau area yang cocok untuk parkir pesawat terbang yang

diketahui atau diyakini menjadi subyek yang melanggar hukum, atau yang karena

alasan lain kebutuhan isolasi dari normal kegiatan bandar udara.

Pesawat terisolasi

Rekomendasi

posisi parkir harus berada pada jarak maksimum praktis dan dalam hal apapun tidak

pernah kurang dari 100 m dari lainnya posisi parkir, bangunan atau tempat umum, dll

Perawatan harus diambil untuk memastikan bahwa posisi tidak terletak di atas utilitas

bawah tanah seperti gas dan bahan bakar penerbangan dan, sejauh mungkin, listrik atau

komunikasi kabel.

Fasilitas De-icing/anti-icing

Catatan .- Aman dan operasi pesawat yang efisien dari utama pentingnya dalam

pengembangan deicing pesawat / anti-icing fasilitas. Untuk panduan lebih lanjut, lihat

Manualdi Lapangan Pesawat De-icing/Anti-icing Operasi (Doc

9640).

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 7: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Umum

Rekomendasi

fasilitas Pesawat yang harus disediakan di bandar udara di mana icing

kondisi yang diharapkan terjadi.

Lokasi fasilitas De-icing/anti-icing

Rekomendasi

harus disediakan baik di pesawat terbang atau berdiri di tertentu daerah-daerah

terpencil di sepanjang taxiway menuju runway berarti untuk take-off, asalkan

pengaturan drainase yang memadai untuk pengumpulan dan pembuangan yang aman

dari de-icing/anti-icing kelebihan cairan yang tersedia untuk mencegah pencemaran air

tanah. Pengaruh tingkat volume arus lalu lintas dan keberangkatan harus juga

dipertimbangkan.

Catatan 1 .- Salah satu faktor utama yang mempengaruhi lokasi fasilitas de-icing/anti-

icing adalah untuk memastikan bahwa peninggalan waktu pengobatan anti-icing masih

berlaku di akhir taxi dan ketika take-off clearance dari diperlakukan pesawat diberikan.

Catatan fasilitas 2 .- Remote kompensasi untuk mengubah

kondisi cuaca ketika kondisi icing atau salju yang

diharapkan terjadi di sepanjang rute taksi yang diambil oleh pesawat

ke landasan pacu dimaksudkan untuk take-off.

Kontrol de-icing/antiicing

Rekomendasi

fasilitas harus ditempatkan menjadi jelas hambatan keterbatasan permukaan yang

ditentukan dalam Bab 4, tidak menyebabkan gangguan terhadap alat bantu navigasi

radio dan terlihat jelas dari menara kontrol lalu lintas udara kliring diperlakukan

pesawat.

The remote de-icing/antiicing

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 8: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Rekomendasi

fasilitas harus begitu berkedudukan sebagai untuk memberikan untuk arus lalu lintas

cepat, mungkin dengan konfigurasi bypass, dan tidak memerlukan manuver taxi biasa

masuk dan keluar dari bantalan. Catatan. - Efek Ledakan jet disebabkan oleh pesawat

bergerak di pesawat lain menerima pengobatan anti-icing atau taxi belakang harus

dipertimbangkan untuk mencegah degradasi pengobatan.

Ukuran dan jumlah de-icing/anti-icing bantalan

Catatan .- Sebuah pad de-icing/anti-icing pesawat terdiri dari

a) suatu daerah dalam untuk parkir pesawat diperlakukan, dan

b) wilayah luar untuk pergerakan dari dua atau lebih mobile de-icing / anti-icing

peralatan.

Ukuran de-icing/antiicing

Rekomendasi

pad harus sama dengan area parkir yang dibutuhkan oleh paling menuntut pesawat

dalam kategori tertentu dengan minimal 3,8 m area beraspal yang jelas sepanjang

semua pesawat untuk gerakan kendaraan de-icing/anti-icing.

Catatan .- mana lebih dari satu pad de-icing/anti-icing adalah disediakan, pertimbangan

harus diberikan untuk menyediakan deicing / gerakan anti-icing daerah kendaraan

pembalut yang berdekatan yang tidak tumpang tindih, tetapi pad eksklusif untuk

masing-masing. Pertimbangan juga perlu diberikan untuk melewati daerah dengan

lainnya pesawat dengan jarak bebas yang ditentukan dalam 3.14.9 dan 3.14.10.

Jumlah de-icing/antiicing

Rekomendasi

bantalan yang diperlukan harus ditentukan berdasarkan kondisi meteorologi, jenis

pesawat yang akan diperlakukan, metode penerapan fluida de-icing/anti-icing, ketik

dan kapasitas alat meracik yang digunakan, dan keberangkatan aliran tarif.

Catatan .- Lihat Manual Aerodrome Design, Bagian 2.

Lereng pada bantalan de-icing/anti-icing

Rekomendasi

harus disediakan dengan lereng yang sesuai untuk memastikan memuaskan drainase

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 9: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

daerah tersebut dan untuk memungkinkan koleksi semua kelebihan

de-icing/anti-icing cairan berjalan dari pesawat terbang. kemiringan memanjang

maksimum harus sesedikit praktis dan kemiringan melintang tidak boleh melebihi 1

persen.

Kekuatan de-icing/anti-icing bantalan

Rekomendasi

bantala de-icing/anti-icing harus mampu menahan lalu lintas pesawat itu dimaksudkan

untuk melayani, pertimbangan diberikan kepada kenyataan bahwa pad de-icing/anti-

icing (seperti apron) akan dikenakan kepadatan lalu lintas dan yang lebih tinggi,

sebagai akibat dari slowmoving atau stasioner pesawat, lebih tinggi daripada tegangan

landasan pacu.

Clearance jarak pada pad de-icing/anti-icing

Rekomendasi

harus menyediakan jarak bebas minimum yang ditentukan dalam 3.12.6 untuk

pesawat berdiri. Jika tata letak pad seperti untuk memasukkan bypass konfigurasi, jarak

jarak minimum yang ditentukan dalam Tabel 3-1, kolom 12, harus disediakan.

Rekomendasi .- mana yang de-icing/antiicing

Fasilitas ini terletak berdampingan dengan taxiway teratur, taxiway jarak jarak

minimum ditentukan dalam Tabel 3-1, kolom 11, harus disediakan. (Lihat Gambar 3-

3.)

Pertimbangan lingkungan

Catatan .- Cairan de-icing/anti-icing kelebihan berjalan mengeluarkan

pesawat menimbulkan risiko pencemaran air tanah dalam Selain mempengaruhi

gesekan permukaan perkerasan karakteristik.

Letak de-icing/anti-icing

Rekomendasi

kegiatan yang dilakukan, drainase permukaan harus direncanakan untuk

mengumpulkan run-off secara terpisah, mencegah campurannya dengan

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 10: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

permukaan normal run-off sehingga tidak mencemari tanah air.

(Annex 14 – 1999)

7.3. TIPE-TIPE DAN KONFIGURASI APRON

Beberapa tipe apron dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Apron Kargo

Pesawat-pesawat yang khusus mengangkut kargo biasanya diparkir di daerah

apron yang berdekatan dengan gedung kargo, yang berjarak agak jauh dari

aktifitas penumpang lainnya. Apron yang khusus diperuntukkan melayani

pesawat-pesawat ini disebut sebagai apron kargo.

Dalam perencanaan hendaknya dialokasikan areal yang cukup luas untuk

mengakomodasikan sebanyak mungkin pesawat-pesawat dapat diparkir secara

simultan. Jika pengoperasian pesawat kargo tidak begitu banyak, maka areal

apron di dekat terminal dapat digunakan sementara. Syaratnya adalah bahwa

prosedur pengoperasiannya tidak bertentangan dengan pengoperasian lainnya.

Konfigurasi apron untuk pesawat kargo ini secara umum sama dengan konfigurasi

apron bagi pesawat penumpang biasa.

2. Apron Terminal

Apron terminal adalah areal yang diperuntukkan bagi manuver pesawat dan juga

parkir pesawat di dekat terminal. Areal ini merupakan daerah dimana penumpang

dapat turun dari ataupun naik pesawat. Selain untuk fasilitas penumpang, apron

terminal ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan bakar ataupun

fasilitas perawatan kecil.

3. Apron Parkir

Suatu bandara terkadang memerlukan apron parkir yang agak terpisah, sebagai

tambahan apron terminal. Pada apron parkir, pesawat dapat diparkir dalam waktu

yang lebih lama. Apron jenis ini digunakan selama para crew pesawat beristirahat,

ataupun karena diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat. Meskipun letaknya

agak terpisah dari apron terminal, hendaknya tidak terlalu jauh. Untuk pesawat

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 11: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

kargo dan pesawat angkut, lokasi apron parkir untuk pesawat ini hendaknya dekat

dengan lokasi bongkar muat. Hal ini untuk memungkinkan adanya penambahan

waktu tunggu. Apron jenis ini sering digunakan untuk perawatan ataupun

perbaikan pesawat. Pengaturan posisi parkir atau spacing-nya serupa dengan

apron untuk pesawat penumpang biasa.

Untuk pesawat kecil atau pesawat eksekutif, hendaknya diperhatikan kemungkinan

penggunaan dari kedua jenis pesawat tersebut. Areal parkir untuk kedua jenis

pesawat ini diletakkan di dekat base-nya dan agak jauh dari lokasi lainnya, agar

tidak mengganggu aktifitas pesawat kargo ataupun pesawat angkut. Konfigurasi

apronnya tergantung pada tipe dan jumlah pesawat yang akan dilayani.

4. Apron Hanggar dan Apron Service

Apron hanggar merupakan areal/ tempat pesawat keluar masuk hanggar.

Sedangkan apron service adalah areal di dekat hanggar perbaikan yang digunakan

untuk perbaikan ringan.

5. Isolated Apron

Isolated apron adalah apron yang digunakan bagi pesawat-pesawat yang perlu

diamankan, misalnya dicurigai membawa bahan peledak. Lokasi apron ini

biasanya diletakkan agak jauh dari apron biasa ataupun dari bandara dan bangunan

lainnya.

7.3.1 Konfigurasi Apron

Secara umum dikenal empat jenis konfigurasi apron, yaitu konfigurasi frontal,

konfigurasi jari, konfigurasi satelit dan konfigurasi terbuka (lihat Gambar 2.11).

Pembedaan tipe apron ini didasarkan pada pengaturan penambatan pesawat dan juga

hubungan antara terminal dengan pesawat tersebut. Uraian mengenai jenis-jenis

konfigurasi apron di atas adalah sebagai berikut:

1) Konfigurasi Frontal (linier)

Konfigurasi apron dengan konfigurasi frontal sangat cocok untuk bangunan

terminal dengan empat pintu atau kurang. Jika bangunan terminal membutuhkan

lebih dari empat pintu, maka sirkulasi penumpang manjadi sulit dan biaya

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 12: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

pengaturan posisi pintu menjadi bertambah. Jika dibutuhkan 9 pintu atau lebih,

maka sistem yang ekonomis adalah dengan konfigurasi jari.

2) Konfigurasi Jari (finger system)

Jarak antara ticket counter ke pesawat hendaknya sekitar 300 m. Jika

menggunakan konfigurasi jari tunggal, jarak antara pintu pesawat ke ticket

counter akan sangat tergantung dengan banyaknya jumlah pintu (gate). Sistem

jari tunggal dengan 14 pintu akan menyebabkan jarak antara ticket counter ke

pintu pesawat antara 210 m (terpendek) dan 360 m (terpanjang). Sistem jari

ganda akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan konfigurasi tunggal

jika jumlah pintu yang diperlukan lebih dari 12 buah. Dalam menentukan tipe jari

yang akan digunakan, hendaknya didasarkan pada jumlah pintu yang diperlukan

pada awal pembangunan dan jumlah pintu pada akhir pengembangan (ultimate).

Jika jumlah pintu pada pengembangan awal adalah 8 dan pengembangan akhir 12

maka konfigurasi jari tunggal akan lebih memadai. Jika kebutuhannya

diperkirakan antara 8 sampai 20 pintu, maka sistem jari ganda akan lebih cocok.

Jika kondisi lahan memungkinkan konfigurasi “Y” atau ”T” dapat

dipertimbangkan, namun sistem ini tidak begitu efisien. Jika jumlah pintu lebih

dari 30 maka konfigurasi multi finger akan lebih efisien.

3) Konfigurasi satelit

Konfigurasi satelit biasanya dibuat untuk memungkinkan adanya ruang apron

yang bebas dari gangguan, dan untuk memungkinkan adanya pola parkir pesawat

yang rapat. Sistem ini menyebabkan jarak antara pintu pesawat ke ticket counter

menjadi lebih jauh. Dilihat dari jarak ini, maka konfigurasi satelit ini tidak begitu

efisien dari banyaknya pintu yang dapat dialokasikan/ disediakan.

4) Konfigurasi apron terbuka

Konfigurasi ini merupakan sistem dimana pesawat diparkir di depan terminal

dengan lebih dari dua barisan parkir. Hubungan antara pesawat dengan gedung

terminal dilakukan dengan berjalan ataupun dengan kendaraan tertutup. Sistem

ini akan sangat memadai jika hubungan antara gedung terminal dan pesawat

dilakukan dengan mobile lounge. Jenis kendaraan ini akan mampu mengangkut

50 orang penumpang dari gedung terminal ke pesawat dan sebaliknya. Dengan

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 13: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

sistem ini pula pesawat dapat diparkir di tempat yang paling memadai.

Keuntungan lainnya adalah bahwa jarak taxi dari runway ke apron menjadi jauh

berkurang.

Apron merupakan tempat pesawat parkir yang konstruksi perkerasannya sama

dengan runway dan taxiway yang berfungsi sebagai tempat naik turun penumpang/

barang dari pesawat, namun dalam perencanaan luasnya berbeda dengan perencanaan

geometrik runway dan taxiway. Beberapa tipe apron dapat diuraikan sebagai berikut:

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan:

Pengembangan wilayah

jenis operasi pesawat ; komersial atau militer, lokal atau internasional, dll)

jarak antar terminal udara dan ke moda transportasi lainnya

keadaan topografi

cuaca

daya pandang (visibility)

Penghalang (obstruction)

Keadaan ekonomi

Konfigurasi dari bandar udara sangat tergantung pada pengaturan runway dan sistem

pengendalian operasi pesawat yang dilayani.

Beberapa konfigurasi apron (konfigurasi parkir pesawat ada 4 ) yaitu :

1. Apron Kargo

Pesawat-pesawat yang khusus mengangkut kargo biasanya diparkir di daerah

apron yang berdekatan dengan gedung kargo, yang berjarak agak jauh dari

aktifitas penumpang lainnya. Apron yang khusus diperuntukkan melayani

pesawat-pesawat ini disebut sebagai apron kargo.

2) Apron Terminal

Apron terminal adalah areal yang diperuntukkan bagi manuver pesawat dan juga

parkir pesawat di dekat terminal. Areal ini merupakan daerah dimana penumpang

dapat turun dari ataupun naik pesawat. Selain untuk fasilitas penumpang, apron

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 14: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

terminal ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan bakar ataupun

fasilitas perawatan kecil.

3) Apron Parkir

Suatu bandara terkadang memerlukan apron parkir yang agak terpisah, sebagai

tambahan apron terminal. Pada apron parkir, pesawat dapat diparkir dalam waktu

yang lebih lama. Apron jenis ini digunakan selama para crew pesawat beristirahat,

ataupun karena diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat. Meskipun letaknya

agak terpisah dari apron terminal, hendaknya tidak terlalu jauh. Untuk pesawat

kargo dan pesawat angkut, lokasi apron parkir untuk pesawat ini hendaknya dekat

dengan lokasi bongkar muat. Hal ini untuk memungkinkan adanya penambahan

waktu tunggu. Apron jenis ini sering digunakan untuk perawatan ataupun

perbaikan pesawat. Pengaturan posisi parkir atau spacing-nya serupa dengan

apron untuk pesawat penumpang biasa.

Untuk pesawat kecil atau pesawat eksekutif, hendaknya diperhatikan kemungkinan

penggunaan dari kedua jenis pesawat tersebut. Areal parkir untuk kedua jenis

pesawat ini diletakkan di dekat base-nya dan agak jauh dari lokasi lainnya, agar

tidak mengganggu aktifitas pesawat kargo ataupun pesawat angkut. Konfigurasi

apronnya tergantung pada tipe dan jumlah pesawat yang akan dilayani.

4) Apron Hanggar dan Apron Service

Apron hanggar merupakan areal/ tempat pesawat keluar masuk hanggar.

Sedangkan apron service adalah areal di dekat hanggar perbaikan yang digunakan

untuk perbaikan ringan.

5) Isolated Apron

Isolated apron adalah apron yang digunakan bagi pesawat-pesawat yang perlu

diamankan, misalnya dicurigai membawa bahan peledak. Lokasi apron ini

biasanya diletakkan agak jauh dari apron biasa ataupun dari bandara dan bangunan

lainnya.

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 15: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Gambar 2.4 : Tempat parkir pesawat (Apron) Bandara SSK II

(Sumber : Heri Kuswandi, 2009)

(Sumber : Heri Kuswandi, 2009)

Jika hubungan antara pesawat dan ticket counter sama sekali tidak dilindungi

oleh apapun, dan jika pesawat menggunakan tenaganya sendiri untuk merapat dan

menjauhi posisi pintu, maka konfigurasi- konfigurasi berikut perlu dipertimbangkan.

(lihat Gambar 2.12)

1) Nose-in dan Angled Nose-in

Konfigurasi parkir pesawat Angle Nose-in, yaitu sistem parkir pesawat udara dengan hidung pesawat menghadap gedung terminal membentuk sudut 45° terhadap gedung terminal.

a). Keuntungan-keuntungannya:

- Kebisingan akibat pergerakan pesawat selama taxi tidak begitu mengganggu.

- Tidak ada semburan jet yang mengarah ke gedung terminal pada waktu

setempat.

- Pintu depan pesawat lebih dekat ke gedung terminal.

b). Kerugian-kerugiannya:

- Dibutuhkan tenaga yang cukup besar untuk berputar, karena pesawat saat

menjauhi pintu sudah terisi penuh. Selain itu, semburan jet pada gedung

terminal akan terasa keras.

- Jika letak pesawat terlalu dekat dengan terminal, maka kebisingan yang

tercipta akibat turbin dan knalpot ekor akan langsung mengarah pada gedung

terminal.

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 16: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

- Pintu belakang pesawat menjadi jauh dari gedung terminal.

2) Nose-out dan Angled Nose-out

Konfigurasi parkir pesawat Angle Nose-Out : yaitu sistem parkir pesawat udara dengan hidung pesawat membelakangi terminal membentuk sudut 45° terhadap gedung terminal.

a). Keuntungan-keuntungannya:

- Momentum yang dihasilkan pesawat dan juga karena ringannya pesawat

memungkinkan pesawat untuk manuver dengan mudahnya dengan tenaga

minimum. Dengan demikian kebisingan yang timbul relatif lebih sedikit.

- Jika letak pesawat terlalu dekat dengan gedung terminal, maka kebisingan

yang disebabkan semburan jet tidak mengarah ke gedung terminal.

- Pintu belakang pesawat menjadi dekat ke gedung terminal.

- Kebutuhan areal apron lebih sedikit.

b). Kerugian-kerugiannya:

- Kerugian utama dari konfigurasi ini adalah efek semburan jet yang mengarah

langsung pada gedung terminal pada saat meninggalkan apron.

3) Parkir Paralel

Konfigurasi Parkir Pesawat Palalel, yaitu sistem parkir pesawat udara sejajar dengan bangunan terminal.

Konfigurasi parkir yang terbaik ditinjau dari sirkulasi penumpang adalah

sistem paralel ini. Hal ini disebabkan karena muka dan belakang pesawat

mempunyai jarak relatif sama ke arah terminal. Konfigurasi ini membutuhkan

lebih banyak ruang. Selain itu semburan jet dan kebisingan yang ditimbulkan

mengarah langsung ke pintu terminal.

7.5. CLEARING DISTANCE

Jarak Clearance

Rekomendasi .- Sebuah pesawat harus berdiri memberikan jarak bebas

minimum sebagai berikut antara pesawat menggunakan berdiri dan setiap

bangunan yang berdekatan, pesawat yang lain berdiri dan objek lainnya:

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 17: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Kode huruf Clearance

A 3 m

B 3 m

C 4,5 m

D 7,5 m

E 7,5 m

F 7,5 m

Ketika keadaan khusus sehingga menjamin, ini mungkin jarak berkurang pada hidung

pesawat, di mana huruf kode D, E, atau F:

7.6 MARKING APRON

7.6.1.Pelampuan Landasan Hubung

Baik setelah mendarat atau pada saat akan lepas landas, penerbangharus

menjalankan pesawatnya melalui landas hubung menujunkke atau dari terminal dan

hanggar. Di Bandar ngaudara yang besar, sistem landas hubung dapat sangat rumit

sehingga harus disediakan alat bantu pelampuan yang memadai untuk bergerak

perlahan dari dank e landas hubung di malam hari dan juga di siang hari ketika jarak

pandang sangat jelek. Kriteria perancangan berikut ini berlaku untuk alat bantu visual

bagi landas hubung:

a. Landas hubung harus jelas dan mudah dikenali sehingga tidak terkacau dengan

landasan pacu.

b. Tanda ke luar dari landasan pacu harus jelas. Hal ini terutama berlaku untuk

jalan ke luar kecepatan tinggi, dimana penerbang harus dapat menentukan letak titik

belok, 1200 sampai 1500 kaki sebelum pesawat sampai di titik belok.

c. Harus terdapat pedoman arah yang memadai di sepanjang landas hubung.

d. Landas hubung khusus harus mudah dikenali penerbang.

e. Perpotongan landas hubung dengan landas hubung dan antara landas hubung

dengan landasan pacu harus jelas ditandai.

f. Rute yang lengkap dari landasan pacu ke apron harus mudah dikenali.

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 18: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Pengumpulan Data

Hitung Luas Apron

Konfigurasi Apron

Selesai

Mulai

Karakteristik Pesawat Rencana

Tentukan Lebar Sayap dan Jarak Pemisahannya

Jumlah Pesawat yang Dilayani

Terdapat dua tipe lampu, yang pertama menerangi sisi landas hubung dan yang kedua

menerangi garis-garis tengah landasan hubung. Lampu sisi landas hubung berwarna

biru dan lampu garis tengah landas hubung berwarna hijau.

7.6.2.Lampu sisi landas hubung

Lampu-lampu dua arah yang terletak diatas perkerasan biasanya diletakkan denagn

jarak tidak lebih dari 200 kaki disetiap sisi landas hubung. Jarak yang tepat dipengaruhi

oleh denah fisik landas hubung. Jarak yang lebih rapat diperlukan pada belokan. Lampu

terletak tidak lebih dari 10 kaki dari perkerasan kekuatan penuh. Lampu tidak boleh

setinggi lebih dari 30 inchi di atas perkerasan.

7.6.3.Pelampuan Garis Tengah Landas Hubung.

Untuk jalan keluar dari landas hubung normal, lampu garis-tengah berakhir di tepi

landasan pacu. Pada perpotongan landas hubung, lampu menerus melintasi perpotongan

landas hubung.

7.7.BAGAN ALIR PERENCANAAN APRON

Bagan Alir Perencanaan Apron Metoda ICAO

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 19: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Gambar 2.13 Bagan alir perencanaan apron metoda ICAO

Konfigurasi Bandar Udara (Bandara)

Oleh: Dr. Ari Sandhyavitri dan Indrayadi Talha, ST

UNRI, 2005

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 20: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

DAFTAR PUSTAKA

(Annex 14, 1999)

Richard de neufville, Amedeo Odoni.Airpot system planning,design, and management. 2003. Mc-GrawHill Companies : United States of America

Robert Horonjeff, Francis X.Mc Kelvey.Perencanaan dan perancangan bandar udara.1983. Mc-GrawHill Companies : United States of America

http://dimasmonde.blogspot.com/2010/06/trip-report-pertama-gua.html

http://www.google.co.id/imglanding?

q=apron+pesawat+terbang&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-

US:official&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=-iQ44ejDGC0zKM:&imgrefurl=http://

www.indoflyer.net/forum/tm.asp%253Fm%253D175143&imgurl=http://

4sythe.typepad.com/photos/babo/

slide31.jpg&zoom=1&w=500&h=375&iact=hc&ei=9_T8TPagJ4G8cOPMpPQO&oei=

NvT8TJX8NoyqrAet5djYCA&esq=3&page=2&tbnh=135&tbnw=198&start=18&ndsp

=18&ved=1t:429,r:1,s:18&biw=1360&bih=582

http://dedesutarman.tripod.com/halaman/bandara_hang_nadim.htm

http://img840.imageshack.us/img840/4581/220920101354.jpg

http://www.google.co.id/imglanding?

q=apron+pesawat+terbang&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-

US:official&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=ChfWILh8JdBAmM:&imgrefurl=http://

aerotek.blogspot.com/2010_03_01_archive.html&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/__-

UuxCz7VY0/S6_b7QASGpI/AAAAAAAAAIA/m2KZFYIXy_w/s1600/

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 21: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

images.jpg&zoom=1&w=400&h=300&ei=gPn8TP2HIcT4cZuX2fQO&iact=hc&oei=

NvT8TJX8NoyqrAet5djYCA&esq=17&page=11&tbnh=136&tbnw=223&start=184&n

dsp=18&ved=1t:429,r:8,s:184&biw=1360&bih=582

http://www.google.co.id/imglanding?

q=apron+pesawat+terbang&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-

US:official&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=lBFpt28Q10FE9M:&imgrefurl=http://

simflight.com/2010/11/25/aerosoft-munich-x-review/&imgurl=http://simflight.com/

wp-content/uploads/2010/11/Apron-2-

area.jpg&zoom=1&w=1280&h=720&iact=hc&ei=jfn8TMSuE4PJcde5-

fMO&oei=NvT8TJX8NoyqrAet5djYCA&esq=19&page=13&tbnh=101&tbnw=180&s

tart=223&ndsp=18&ved=1t:429,r:12,s:223&biw=1360&bih=582

http://en.wikipedia.org/wiki/Lennart_Meri_Tallinn_Airport

http://www.indoflyer.net/forum/tm.asp?m=320789

http://www.faa.gov/air_traffic/publications/atpubs/aim/Chap2/aim0203.html

http://aviationglossary.com/?s=apron&submit=Search

http://www.pilotfriend.com/training/flight_training/communication/

taxiway_markings.htm

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 22: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010

Page 23: Apron-By 5th - Class C -2010 Print

Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010