app gridiron
DESCRIPTION
mklhTRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
Apendisitis Akut
Apendisitis Akut adalah inflamasi pada dari vermiform appendiks dan ini merupakan
kasus operasi intraabdominal tersering yang memerlukan tindakan bedah.1 Penyebab pasti dari
appendisitis belum diketahui pasti. Beberapa studi menyampaikan bahwa ada tendensi
keturunan. Belakangan diketahui itu disebabkan oleh kesamaan kebiasaan makan, resistensi
genetik dari flora bakteri. Kebiasaan makan rendah serat, tinggi gula dan lemak juga merupakan
predisposisi terjadi buang air besar yang tidak banyak, waktu transit makanan di usus jauh lebih
lama, dan peningkatan tekanan di dalam lumen usus. 2,3
Gambar 4. Perjalanan Penyakit Apendisitis4
Penegakkan Diagnosis
Karakter klinis dari appendisitis dapat bervariasi, namun umumnya ditampikan dengan
riwayat sakit perut yang samar-samar, dimana dirasakan pertama kali di ulu hati. Mungkin
diikuti mual dan muntah, demam ringan. Nyeri biasanya berpindah dari fossa ilaka kanan setelah
beberapa jam, sampai dengan 24 jam. Titik maksimal nyeri adalah pada sepertiga dari umblikus
ke fossa ilaka kanan, itu disebut titik Mc Burney. Nyeri biasanya tajam dan diperburuk dengan
gerakan (seperti batuk dan berjalan). Nyeri pada titik Mc Burney juga dirasakan pada penekanan
iliaka kiri, yang biasa disebut tanda Rovsing. Posisi pasien dipengaruhi oleh posisi dari
apendiks. Jika apendiks ditemukan di posisi retrosekal (terpapar antara sekum dan otot psoas)
nyeri tidak terasa di titik Mc Burney, namun ditemukan lebih ke lateral pinggang. Jika apendiks
terletak retrosekal nyeri jika ilaka kiri ditekan tidak terasa. Ketika apendiks dekat dengan otot
psoas, pasien datang dengan pinggul tertekuk dan jika kita coba meluruskan maka akan terjadi
nyeri pada lokasi apendiks (tanda psoas). Ketika apendiks terletak retrosekal maka bisa
menyebabkan iritasi pada ureter sehingga darah dan protein dapat ditemukan dalam urinalisis.
Jika apendiks terletak di pelvis, maka tanda klinik sangat sedikit, sehingga harus dilakukan
pemeriksaan rektal, menemukan nyeri dan bengkak pada kanan pemeriksaan. Jika apendiks
terletak di dekat otot obturator internus, rotasi dari pinggang meningkatkan nyeri pada pasien
(tanda obturator). Hiperestesia kutaneus pada daerah yang dipersarafi oleh saraf spinal kanan
T10,T11 dan T12 biasanya juga mengikuti kejadian appendisitis akut. Jika apendiks terletak di
depan ileum terminal dekat dengan dinding abdominal, maka nyeri sangat jelas. Jika apendiks
terletak di belakang ileum terminal maka diagnosa sangat sulit, tanda-tanda yang ada samar dan
nyeri terletak tinggi di abdomen.5-6
Rovsing’s sign Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan
pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada
sisi kanan.
Psoas sign atau
Obraztsova’s sign
Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian
dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif
jika timbul nyeri pada kanan bawah.
Obturator sign Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan
dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif
jika timbul nyeri pada hipogastrium atau vagina.
Dunphy’s sign Pertambahan nyeri pada tertis kanan bawah
dengan batuk
Ten Horn sign Nyeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut
pada korda spermatic kanan
Kocher (Kosher)’s
sign
Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium
atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke
kuadran kanan bawah.
Sitkovskiy
(Rosenstein)’s sign
Nyeri yang semakin bertambah pada perut
kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan
pada sisi kiri
Bartomier-
Michelson’s sign
Nyeri yang semakin bertambah pada kuadran
kanan bawah pada pasien dibaringkan pada sisi
kiri dibandingkan dengan posisi terlentang
Aure-Rozanova’s
sign
Bertambahnya nyeri dengan jari pada petit
triangle kanan (akan positif Shchetkin-
Bloomberg’s sign)
Blumberg sign Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada
kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tiba-
tiba
Tabel 1. Sign of
Appendicitis6-7
Kemungkinan
apendisitis dapat
diyakinkan dengan
menggunakan skor
Alvarado. Sistem skor
dibuat untuk meningkatkan
cara mendiagnosis
apendisitis.6
The Modified Alvarado Score Skor
Gejala Perpindahan nyeri dari ulu hati
ke perut kanan bawah
1
Mual-Muntah 1
Anoreksia 1
Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Demam diatas 37,5 ° C 1
Pemeriksaan
Lab
Leukositosis 2
Hitung jenis leukosit shift to
the left
1
Total 10
Interpretasi dari Modified Alvarado Score:
1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
Tabel 2. The Modified Alvarado score6
Pemeriksaan laboratorium didapati peningkatan sel darah putih. Pemeriksaan kehamilan
harus di kerjakan pada pasien wanita untuk menyingkirkan kasus-kasus kebidanan. Pemeriksaan
USG dikerjakan jika tanda-tanda klinik tidak jelas, pemeriksaan USG mempunyai sensitivitas
80% dan spesifitas 100%.8
Tabel 3. Diagnosa banding pada Appendisitis5
Tatalaksana Appendisitis
Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendektomi. Keterlambatan
dalam tatalaksana dapat meningkatkan kejadian perforasi.9 Penggunaan ligasi ganda pada setelah
appendektomi terbuka dilakukan dengan jahitan yang mudah diserap tubuh. Ligasi yang biasa
dilakukan pada apendektomi adalah dengan purse string (z-stich atau tobacco sac) dan ligasi
ganda. Pada keadaan normal, digunakan jahitan purse string. Ligasi ganda digunakan pada saat
pembalikkan tunggul tidak dapat dicapai dengan aman, sehingga yang dilakukan adalah meligasi
ganda tunggul dengan dua baris jahitan. Dengan peningkatan penggunaan laparoskopi dan
peningkatan teknik laparoskopik, apendektomi laparoskopik menjadi lebih sering. Prosedur ini
sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat
dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah, akan tetapi terdapat peningkatan kejadian
abses intra abdomen dan pemanjangan waktu operasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa
dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutama pada wanita. Beberapa studi mengatakan
bahwa laparoskopi meningkatkan kemampuan dokter bedah untuk operasi.10
Insisi Grid Iron (McBurney Incision)11
Insisi Gridiron pada titik McBurney. Garis
insisi parallel dengan otot oblikus eksternal,
melewati titik McBurney yaitu 1/3 lateral garis
yang menghubungkan spina liaka anterior
superior kanan dan umbilikus.
Lanz transverse incision12
Insisi dilakukan pada 2 cm di bawah pusat,
insisi transversal pada garis miklavikula-
midinguinal. Mempunyai keuntungan kosmetik
yang lebih baik dari pada insisi grid iron.
Rutherford Morisson’s incision (insisi
suprainguinal)13
Merupakan insisi perluasan dari insisi
McBurney. Dilakukan jika apendiks terletak di
parasekal atau retrosekal dan terfiksir.
Low Midline Incision13
Dilakukan jika apendisitis sudah terjadi
perforasi dan terjadi peritonitis umum.
Insisi paramedian kanan bawah13
Insisi vertikal paralel dengan midline, 2,5 cm
di bawah umbilikus sampai di atas pubis.
Tabel 4. Macam-macam Insisi untuk apendektomi
DAFTAR PUSTAKA
1. Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex Appendicitis. Elsevier. 2010. Surgery
28:11. p544048.
2. Andersson N, Griffiths H, Murphy J, et al. Is appendicitis familial? Br Med J 1979 Sep 22; 2:
697e8.
3. Heaton KW. In: Br Med J, Res Clin, eds. Aetiology of acute appendicitis 1987 Jun 27;
294:1632e3.
4. Bewes P. Appendicitis. [Internet] April 2003. [cited April 2011] E-Talc Issue 3. Available
from:http://web.squ.edu.om/medLib/MED_CD/E_CDs/health%2520development/html/clients/
beweshtml/bewes_01.htm
5. Soybel D. Appendix. In: Norton JA, Barie PS, Bollinger RR, et al. Surgery Basic Science and
Clinical Evidence. 2nd Ed. New York: Springer. 2008.
6. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, et al. Shwartz’s Principles of Surgery. 9 th Ed. USA:
McGrawHill Companies. 2010.
7. Appendicitis [Internet] [updated September 2010; cited April 2011]. Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/Appendicitis
8. Puylaert JB, Rutgers PH, Lalisang RI, et al. A prospective study ofultrasonography in the
diagnosis of appendicitis. N Engl J Med 1987 Sep 10; 317: 666e9.
9. Temple CL, Huchcroft SA, Temple WJ. The natural history of appendicitis in adults. A
prospective study. Ann Surg 1995 Mar; 221: 278-81.
10. Birnbaum BA, Wilson SR. Appendicitis at the millennium. Radiology 2000 May; 215: 337e48.
11. Skandalakis JE, Colborn GL, Weidman TA, et al. Editors. Skandalakis’ Surgical Anatomy. USA:
McGrawHill. 2004.
12. Russell RCG, Williams NS, Bulstrode CJK. Editors. Bailey and Love’s Short Practice of
Surgery. 24th Ed. London: Arnold. 2004.
13. Patnalk VG, Singla RK, Bansal VK. Surgical Incisions-Their Anatomical Basis. J Anat. Soc.
India 50(2) 170-178 (2001)
Teknik bedah minor Insisi
Insisi adalah sayatan yang dilakukan pada jaringan dengan instrumen yang tajam tanpa
melakukan pengangkatan organ atau jaringan tersebut. Insisi harus cukup panjang agar operasi
dapat leluasa dikerjakan tanpa retraksi yang berlebihan. Retraksi yang berlebihan akan
meningkatkan rasa nyeri pasca bedah. Usahakan agar insisi dibuat hanya dengan satu sayatan,
karena sayatan tambahan akan meninggalkan bekas yang lebih buruk.
Teknik bedah minor Eksisi
Eksisi adalah suatu tindakan pengangkatan massa tumor dan jaringan sehat di sekitarnya
atau pengangkatan sebagian dari jaringan dari organ dalam tubuh.
Teknik bedah minor Ekstirpasi
Ekstirpasi adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya atau
pengangkatan seluruh jaringan atau organ yang rusak.
Teknik bedah minor Roser plasty
Roser plasty adalah tindakan mengangkat sebagian kuku kira-kira 1/3 bagian dengan
tujuan tertentu. Indikasi tindakan ini sering dilakukan pada kasus infeksi kuku seperti unguis
inkarnatus. Indikasi lain ialah inflamasi berulang pada kuku ibu jari yang tumbuh ke dalam dan
disertai eritema dan pembengkakan di sepanjang tepi kuku.
Seiring berkembangnya inflamasi, terbentuk jaringan granulamatosa sepanjang tepi kuku.
Gejalanya adalah nyeri pada kuku yang terkena, tepi kuku terlihat bengkak dan terdapat tanda
radang. Pada pemeriksaan fisik terlihat kuku yang tumbuh masuk ke dalam daging.
teknik:
Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada jari yang terkena
Pasang doek berlubang
Lakukan tindakan block anestesi di pangkal jari bagian dorsolateral kiri dan kanan.
Masukkan sonde pada 1/3 lateral kuku yang akan dibuang sampai matriks kuku.
Gunting kuku di atas sonde
masukkan klem, jepit bagian kukku yang akan dibuang, putar ke pinggir hingga kuku
terlepas dari dasarnya lalu kuku ditarik hingga terlepas.
Kerok dasar kuku yang telah dibuang dengan kuret
Gunting matriks kuku pada sisi kuku, bila perlu jahit penutup matriks kuku
Luka ditutup dengan salep atau betadin, lalu tutup dengan kasa steril.
Setelah selesai penderita diberi antibiotik profilaksis,analgetik dan roboransia.
Pemeriksaan patologi anatomi
Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) ialah pemeriksaan morfologi tumor, meliputi
pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi. Bahan untuk pemeriksaan PA dapat diperoleh dari
biopsi tumor ganas atau dari spesimen operasi. Ada beberapa cara biopsi yang sering dilakukan,4
yaitu:
1. Biopsi insisi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor ganas dengan menggunakan
pisau bedah;
2. Biopsi eksisi (biopsi in toto), yaitu mengambil seluruh tumor. Untuk tumor jinak,
tindakan ini sekaligus sebagai terapi;
3. Biopsi truneut, yaitu mengambil sebagian jaringan tumor dengan alat biopsi khusus
berbentuk jarum besar yang dapat memotong dan mengambil jaringan tumor;
4. Biopsi aspirasi dengan jarum (Needle Aspiration Biopsy), yaitu mengambil sebagian
kecil jaringan tumor ganas dengan cara disedot menggunakan jarum yang ditusukkan
kedalam jaringan tumor.
5. Biopsi endoskopi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor dengan menggunakan
endoskop.
SeteIah bahan sediaan PA diperoleh, selanjutnya diproses melalui beberapa cara agar dapat
dipotong sangat halus. Proses tersebut antara lain: sediaan beku (Vries coupe), paraffine block,
plastic coupe, pemeriksaan sitologi, pemeriksaan histopatologi.