lapsus app

26
PENDAHULUAN Fraktur adalah retaknya tulang, yang biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang paling sering mengalami fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma (Hahn, 2007). Fraktur Galeazzi pertama kali diuraikan oleh Riccardo Galeazzi (1935) yaitu fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi sendi radio-ulnar distal. (Mikic, 2012) Fraktur Galeazzi meliputi 3-7% dari semua fraktur lengan bawah. Ia biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki. Fraktur Galeazzi lebih banyak ditemukan daripada fraktur Monteggia. Kebanyakan ditemukan pada orang dewasa dan jarang pada anak-anak. (Ertl J, 2012) Dari anamnesa terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal lengan bawah. Adanya tonjolan tulang atau nyeri pada ujung ulnar adalah manifestasi yang 1

Upload: made044

Post on 16-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

readback

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Fraktur adalah retaknya tulang, yang biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang paling sering mengalami fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma (Hahn, 2007).Fraktur Galeazzi pertama kali diuraikan oleh Riccardo Galeazzi (1935) yaitu fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi sendi radio-ulnar distal. (Mikic, 2012) Fraktur Galeazzi meliputi 3-7% dari semua fraktur lengan bawah. Ia biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki. Fraktur Galeazzi lebih banyak ditemukan daripada fraktur Monteggia. Kebanyakan ditemukan pada orang dewasa dan jarang pada anak-anak. (Ertl J, 2012)Dari anamnesa terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal lengan bawah. Adanya tonjolan tulang atau nyeri pada ujung ulnar adalah manifestasi yang paling sering ditemukan. Nyeri dan edema pada jaringan lunak bisa didapatkan pada daerah fraktur radius 1/3 distal dan pada pergelangan tangan. Cedera ini harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologi. (Mikic, 2012)Anterior interroseous nerve palsy juga bisa terjadi tapi sering dilewati karena tidak ada komponen sensorik pada temuan ini. Nervus interosseous anterior merupakan cabang dari nervus medianus. Cedera pada nervus interosseous anterior ini bisa mengakibatkan paralisis dari fleksor policis longus dan fleksor digitorum profundus pada jari telunjuk, dan menyebabkan hilangnya mekanisme menjepit antara ibu jari dengan jari telunjuk. (Ertl J, 2012)Dengan pemeriksaan roentgen diagnosis dapat ditegakkan. Foto radiologi lengan bawah posisi anteroposterior (AP) dan lateral di perlukan untuk menegakkan diagnosis. Foto radiologi ekstremitas kontralateral bisa diambil untuk perbandingan. Foto polos lengan bawah bisa ditemukan cedera pada sendi radioulnar distal: (Ertl J, 2012)Malunion merupakan salah satu komplikasi. Reduksi nonanatomik dari fraktur radius disertai dengan kegagalan untuk mengembalikan alignment rotasi atau lateral dapat mengakibatkan hilangnya fungsi supinasi dan pronasi, serta nyeri pada range of motion. Ini mungkin memerlukan osteotomy atau ulnar distal shortening untuk kasus-kasus di mana gejala pemendekan dari radius mengakibatkan ulnocarpal impaction.Open reduction internal fixation merupakan terapi pilihan, karena closed treatment dikaitkan dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Fiksasi plate dan screw adalah terapi pilihan. Pendekatan Henry anterior (interval antara fleksor karpi radialis dan brakioradialis) biasanya menyediakan eksposur yang cukup untuk melihat fraktur radius, dengan fiksasi plate pada permukaan yang datar, permukaan volar dari radius. (Mikic, 2012)Anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Dengan anestesi umum akan diperoleh trias anestesia, yaitu: hipnotik (tidur), analgesia (bebas dari nyeri), relaksasi otot (mengurangi ketegangan tonus otot). Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar. (Wan dkk, 2012)Anastetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anastesia atau narkosa, yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan. Berdasarkan cara penggunaanya, anastesi umum dapat dibagi dalam lima kelompok yaitu, anastetika Inhalasi (gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran, sevofluran). Obat-obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran nafas. Keuntungannya adalah resepsi yang cepat melalui paru-paru seperti juga ekskresinya melalui gelembung paru (alveoli) yang biasanya dalam keadaan utuh. Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anastesi. Yang kedua adalah anastetika Intravena yaitu, thiopental, diazepam dan midazolam, ketamin, dan propofol. Obat-obat ini juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rectal, tetapi resorpsinya kurang teratur. Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anastesi total, atau memeliharanya, juga sebagai anastesi pada pembedahan singkat (Wan dkk, 2012).Sebagai anastesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekadar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran (ekshalasi). Keuntungan anastetika-inhalasi dibandingkan dengan anastesi-intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anastesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas/uap yang diinhalasi. Kebanyakan anastesi umum tidak di metabolisasikan oleh tubuh,karena tidak bereaksi secara kimiawi dengan zat-zat faali. Mekanisme kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anastetika umum di bawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil. Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anastesia (Wan dkk, 2012).

LAPORAN KASUSIdentitasNama:I Nyoman Kori Agus Wipala (+)Tempat, Tanggal Lahir :Mataram, 29 Agustus 1998Umur:16 tahunAgama:HinduPendidikan:SMAPekerjaan:PelajarMRS:17 September 2014

Pre Operatif (17 September 2014)a. Anamnesis Keluhan Utama : pasien merasa tangan kirinya bengkok RPS: Onset : 1 bulan yang lalu Lokasi : tangan kiri bawah Kualitas : - Kuantitas : - Faktor yang memperberat dan memperingan : - Kronologis : pasien mengalami patah tulang setelah kecelakaan lalu lintas dan dibawa ke tukang urut Keluhan penyerta : tangan tidak bisa diputar ke arah luar RPD : Asma (-), Alergi ikan laut (+) RPK : - RPO : Pasien pernah ke tukang urut Riwayat sosial/ekonomi : sehari-hari pasien pergi ke sekolah menggunakan motor BB : 50 kg TB : 165 cm

b. Pemeriksaan fisika. Kesadaran : compos mentisb. Tanda Vital : - Tekanan Darah : 120 / 70 Suhu : 37,2 RR : 16 x/menit Nadi : 74 x/menitc. Kesan Gizi : gizi cukupd. Tes Mallampati : grade 1e. Jarak Thyromental : 9cmf. Status Generalisasi1. Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit cukup, CRT < 2 detik dan teraba hangat2. Kepala : tidak ada jejas3. Mata : Sklera Ikterik -/- , Konjungtiva anemis -/-4. Leher : tidak ada jejas5. Ekstremitas atas : Dextra : tidak ada jejas, bekas luka (+) Sinistra : deformitas os radius dan os ulnaris sinistra 1/3 distal, Nyeri saat supinasi, bekas luka (+)

6. Ekstremitas bawah : jejas -/- , bekas luka -/-7. Paru : Rh -/- , Wh -/-8. Tidak terpasang kateterc. Pemeriksaan Penunjang1. Laboratoriuma. WBC : 8,78 x 103/ulb. RBC : 4,85 x 106/ulc. HB : 14,5 gr/dld. HCT : 40,4%e. PLT : 253 x 103/ulf. PT : 9,5 detikg. APTT : 31,0 detik

2. Rontgen

d. Diagnosis Pre-operasi Diagnosis : Malunion Fraktur Radius sinistra 1/3 distal Tindakan : Osteotomy + ORIFe. Kesan AnestesiLaki - Laki 16 tahun menderita Malunion Fraktur Radius sinistra 1/3 distal dengan ASA If. Terapi Pre-operasi1. Puasa 6 jam pre-operasi2. Inform consent ke keluarga tentang resiko tinggi operasi3. Tutofusin 20 tpm4. Premed metil prednisolon 125 mgg. KesimpulanACC untuk operasi

Durante Operasi (18 September 2014)1. Tempat : Ruang OK Rumah Sakit Umum Kota Mataram2. Status AMPLE : A : alergi obat (-), alergi ikan laut (+) M : Pernah menjalani pengobatan ke tukang urut P : belum pernah operasi, asma (-) L : puasa 6 jam sebelum operasi E : Malunion karena penanganan awal kurang tepat3. Jenis Pembedahan : osteotomy + ORIF4. Jenis Anestesi : General Anestesi5. Teknik Anestesi : Inhalasi dengan Laryngeal Mask Airways6. LMA : ukuran 47. Mulai Anestesi : 18 Sepetember 2014, Pukul 11.00 WITA8. Mulai Operasi : 18 Sepetember 2014, Pukul 11.15 WITA9. Premedikasi : Ondansentron 8mgFortanes (Midazolam) 3mgFentanil 50ug10. Induksi : Propofol 200mg11. Medikasi Tambahan : Tramadol 100mgKetorolak 30mg12. Maintenance : Oksigen (O2), N2O, Isoflurance, Sevoflurance13. Posisi : supine14. Cairan durante operasi : RL 750cc15. Perdarahan : 300cc16. Selesai operasi : 12.45

WaktuO2N20An.InhalasiHRTDSaO2ObatKet

11.008 L-Isoflurane 2%107135/8399Propofol 200mgOndansentron 8mgMidazolam 3mgFace Mask

11.15(mulai operasi)4 L3 LIsoflurane 4%110130/8099Tramadol 100mgKetorolak 30mgLMA

11.304 L3 LIsoflurane 2%85112/6599-

11.454 L3 LIsoflurane 2%85129/7099-

12.004 L3 LIsoflurane 2%84105/5199-

12.154 L3 LIsoflurane 2%75118/5899-

12.304 L3 LIsoflurane 2%75110/5399-

12.458 L-Sevoflurane1%78107/5399-Kanul

13.00---10495/5899--

Recovery Room Diberikan oksigen 3 liter/menit Pantau hemodinamik pasien hingga pasien sadar Minimal skor Adrette 8, dipindahkan ke ruang perawatan

Post OperasiTanggal AnamnesisPemeriksaan FisikTerapi

18/9/2014 19.30

19/9/20147.30

19/9/2014 15.30

Nyeri ditangan kiri (area operasi), nyeri bertambah jika tangan ditekan dan diangkat.Mual muntah (-)Pusing (-)BAK (-)

Nyeri ditangan kiri (area operasi), nyeri bertambah jika tangan ditekan dan diangkat.Mual muntah (-)Pusing (-)BAK (2x)

Nyeri ditangan kiri (area operasi), nyeri bertambah jika tangan ditekan dan diangkat.Mual muntah (-)Pusing (-)BAK (2x)

TD : 120/90T : 36,9RR : 14xN : 74xKU : baik Rh -/-Wh -/-Akral : hangatCRT