aplikasi teori multiple intelligences pada...

204
Karim Santoso Masri APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

Upload: others

Post on 23-May-2020

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

Karim Santoso Masri

APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES

PADA SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN

di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

Page 2: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 3: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

iii

APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISTEM

MANAJEMEN PEMBELAJARAN

di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

Oleh : Karim Santoso Masri

Diterbitkan oleh

Page 4: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 5: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

v

Persembahan

Amal Jariyah yang mengalir dari kebaikan buku ini, saya peruntukkan buat

ibunda:

Hj. Marion binti H. Agus

Allahummagfir laha warhamha wa’afiha wa’fu ‘anha wa akrim nuzulaha

wawassi’ madkholaha... Amin

Page 6: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 7: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

vii

Istriku... Heni Lestari Soetoro,

Allah SWT lancarkan studi Doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

dan Masa Depanku...

Nabiel Muhammad

(Karim Santoso Masri)

Page 8: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 9: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

ix

MUKADIMAH

Segala puji dan syukur kita panjatkan pada Allah Swt yang senantiasa

memberikan segala kenikmatanNya yaitu nikmat iman dan Islam. Shalawat

dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga,

sahabatnya dan seluruh umatnya yang setia mengamalkan sunnah-sunnahnya.

Belajar adalah sebuah upaya dan proses untuk mencapai indikator hasil

belajar pada setiap kompetensi. Sejatinya pengajaran yang menyesuaikan

dengan pola kerja otak sesuai gaya belajar peserta didik adalah mementingkan

usaha yang menyeluruh (the best process), dimana konsekuensi logis dari

usaha menyeluruh dan proses terbaik belajar peserta didik harus dinilai secara

autentik (penilaian berbasis proses). Proses terbaik akan menghasilkan hasil

(produk) terbaik. Dalam melakukan aktivitas pembelajaran, penting kita

mengetahui jenis kecerdasan terbaik dari peserta didik sebelum kita memilih

strategi pengajaran. Strategi mengajar multiple intelligences yang

diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis dominan kecerdasan jamak atau

multiple intelligences.

Dalam buku ini dibahas tentang manajemen pembelajaran berbasis

multiple intelligences theory, hubungan multiple intelligences theory dengan

konsep fitrah dalam pendidikan Islam, analisis aplikasi multiple intelligences

dalam pembelajaran, dan peran guru dalam aplikasi teori multiple

intelligences.

Tentu saja, seperti yang dikatakan Thomas Armstrong, strategi

pembelajaran multiple intelligences mendorong para guru melakukan inovasi

dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif

mencari terobosan untuk mengoptimalkan semua jenis kecerdasan yang ada.

Sehingga, kreatifitas-kreatifitas guru menjadi kata kunci untuk memunculkan

strategi mengajar multiple intelligences.

Akhirnya kita berdoa semoga Allah Swt memberikan kemudahan dan

bimbinganNya dalam menjalankan amanah yang mulia sebagai guru dan

aktifitas sehari-hari dalam rangka meraih sukses dunia dan akhirat.

Selamat membaca dan semoga buku ini bermanfaat. Amiin.

Jakarta, 03 Juli 2016

Page 10: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 11: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bismillāhi washsholātu wassalāmu ‘alā rasulillah saw

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, atas nikmat dan karunia-Nya,

shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw,

keluarga, para sahabatnya serta kaum muslimin yang setia menjalankan

sunnahnya hingga akhir zaman.

Alhamdu lillah, dengan selesainya penulisan disertasi ini, ucapan

terima kasih dan jazakumullahu khairan katsira kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan doa baik secara

langsung maupun tidak langsung. Mereka tersebut adalah Bapak Prof. Dr.

Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak

Prof. Dr. Masykuri Abdillah, sebagai Direktur SPs UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Bapak Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A., dan Bapak Dr. J. M. Muslimin,

M.A., masing-masing sebagai Kajur Program Doktor dan Kajur Program

Magister SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bapak Prof. Dr. Husni Rahim, dan Bapak Prof. Dr. Armai Arief,

M.Ag., sebagai promotor dan selaku pembimbing, terima kasih atas perhatian,

kesabaran, ilmu dan ide yang telah disampaikan, yang sangat berarti dalam

penyelesaian disertasi ini. Bapak Prof. Dr. Suwito, M.A., atas ide-ide cerdas

yang menghasilkan teori baru, telah memantik kreatifitas berpikir cepat, Bapak

Dr. Yusuf Rahman, M.A., Bapak Suparto, P.hD., Bapak M. Zuhdi, P.hD. yang

dalam kesibukannya masih bersedia membaca dan mengoreksi disertasi ini.

Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si terima kasih atas revisi judul saat

ujian WIP 1. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membuka wawasan intelektual

para mahasiswa. Seluruh karyawan Sekolah Pascasarjana, Mba Ima, Mas

Adam, Mas Arief dan tim yang telah memberikan bimbingan, informasi dalam

suasana penuh kekeluargaan, keramahan, dan pelayanan terbaik. Segenap

rekan-rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saudara

seperjuangan terutama Alamsyah Said, M.Si., Sapari Andi, Dr. Nicolas Habibi,

Dr. Supandi, yang telah memberi semangat, sabar, ikhlas dan setia menemani

penyelesaian disertasi ini. Pak Abdul, Pak Budi, Pak Alvi, Pak Arip, Pak

Chayat, Pak Kasman, Bang Uji, Pak Zein, Ust. Al Mansur Hidayatullah, Lc

dan tim.

Seluruh guru, karyawan, murid dan orang tua murid Sekolah Insan

Mandiri Jakarta: Pak Rohmat, M.Pd., Ust. H. Abdul Mughni, M.A., Bu Erliani

Prihati, M.Pd., Bu Tuti Alawiyah, M.Pd., Bu Mustiawati, S.Pd.I, Bu Driana

Sukma Anomsari, A.Md dan tim. Greenville: Pak Sugiarto, M.Pd., Ust. Anwar

Soleh, M.Pd. dan tim. Kalisari: Ustadzah Tri Rachma Nurullita, M.Pd., Ust.

Abdul Hakim, MM dan tim. Parung: Ust. Jafaruddin, S.Pd.I., Ust. Luthfi

Page 12: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xii

Zulkarnain, M.Si dan tim. Palembang: Ibu Adriyani Astuti, M.Pd dan tim yang

mendoakan serta memberikan semangat yang tidak terbatas.

Lembaga-lembaga pendidikan yang tergabung dalam Forum Group

Discussion, khususnya Pembina dan ketua umum JSIT Indonesia Ust. Dr.

Fahmi Alaydroes, Ust. Dr. Sukro Muhab, M.Si., Direktur Eksekutif KPI Ust.

Dr. Shobikhul Qisom, Direktur GLC Bapak Dr. Pardan Prasetyo, Direktur

Next Bapak Munif Chatib.

Ayahanda terhormat Bapak H. M. Masri HB, semoga selalu dalam

limpahan berkah dan ridhoNya, dan Ibunda tercinta Hj. Marion (Almh)

semoga Allah Swt tempatkan dalam rahmat dan maghfirahNya, semoga Allah

Swt menjadikan anak-anaknya, sebagai salah satu amal sholeh yang mengalir

selamanya bagi kedua orang tua.

Istri tersayang Hj. Heni Lestari, S.Pd, M.Si, terima kasih atas cintanya

yang tulus, ananda terkasih Nabiel Muhammad, hadirmu menjadi

penyemangat, semoga kelak menjadi pemimpin bagi orang-orang yang

bertakwa. Mertuaku Ibunda Hj. Siti Rohaya, Ujuk Hj. Koryati, Kak Cak, Yuk

Sari, Yuk Cek, Mas Gino, Yuk Nga, Kak Achyar, Yuk Kar, Bang Erwan, Said,

Nadia, Mahfud, Eliya, Syaeful, Eva, Irdan, Nurul, Luthfi, Bang Agus, Bang

Iim, Mama Mia serta seluruh keluargaku, terima kasih atas kasih sayang,

pengertian, doa, dan segala bantuannya yang tiada lelah hingga

terselesaikannya disertasi ini.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, tetapi

mempunyai peranan dalam menyelesaikan disertasi ini.

Semoga disertasi ini dapat memberi manfaat yang luas bagi penulis dan

para pembaca. Mohon maaf atas kekurangan dan keterbatasan penulisan

disertasi ini, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun terus

diharapkan demi perbaikan disertasi ini.

Semoga Allah Swt menerima semua amal kebaikan kita, Amiin.

Jakarta, 25 Maret 2016

Page 13: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xiii

ABSTRAK

Disertasi ini menunjukkan penerapan teori multiple intelligences dalam

strategi pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar, bakat, dan kreatifitas

peserta didik.

Hasil disertasi ini menguatkan pendapat Sibel G. Yalmanci dan Ali

Ibrahim, dalam “The Effects of Multiple Intelligences Theory Based Teaching

on Students Achievement and Retention of Knowledge,” tentang penerapan

teori multiple intelligences jika diterapkan dalam proses belajar lebih efektif

dibanding dengan pola pengajaran guru yang tradisional.

Penelitian ini membantah pendapat Anita Woolfolk dalam

“Educational Psychology” bahwa guru olahraga kesulitan mengajar atletnya

berdasarkan teori multiple intelligences. Walaupun pelajaran olahraga sangat

dominan praktek kinestetik, namun dapat diajarkan dengan strategi mengajar

melalui pendekatan multi strategi.

Penelitian dalam disertasi ini termasuk jenis penelitian kualitatif,

dengan menggunakan metode deskriptif analitis untuk mendeskripsikan dan

memaparkan sistem manajemen pembelajaran yang berbasis multiple

intelligences system. Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan

penyebaran angket, observasi, wawancara, dan forum group discusion.

Adapun subyek penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta.

Page 14: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 15: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman penulisan transliterasi dalam penelitian ini:

b = ب Z = ز F = ف

t = ت S = س Q = ق

th = ث Sh = ش K = ك

j = ج ṣ = ص L = ل

ḥ = ح ḍ = ض M = م

kh = خ ṭ = ط N = ن

d = د ẓ = ظ H = ه

dh = ع = ‘ ذ W = و

r = ر Gh = غ Y = ى

Short : a = ‘ i = u =

Long : ā = ا ī = ى ū = و

Diphthong : ay = اى aw او =

Page 16: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 17: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

MUKADIMAH ..............................................................................................ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................xi

ABSTRAK ................................................................................................... xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. xv

DAFTAR ISI .............................................................................................. xvii

DAFTAR TABEL ........................................................................................xix

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................xxi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Permasalahan ................................................................................. 12

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 13

D. Manfaat atau Signifikasi Penelitian ............................................... 14

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................... 14

F. Metodologi Penelitian .................................................................... 21

G. Sistematika Penulisan. ................................................................... 24

BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE

INTELLIGENCES THEORY A. Sistem Multiple Intelligences......................................................... 25

B. Multiple Intelligences Theory dalam Dunia Pendidikan dan

Pengajaran. ..................................................................................... 35

C. Hubungan Multiple Intelligences Theory dengan Konsep Fitrah

dalam Pendidikan Islam. ................................................................ 54

D. Kritik dan Kelemahan Teori Multiple Intelligences ...................... 61

BAB III SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN MANDIRI

JAKARTA PADA PELAKSANAAN MULTIPLE INTELLIGENCES

SYSTEM A. Sejarah Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia. ..................... 65

B. Profil Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dalam

Tinjauan Teori Multiple Intelligences System. .............................. 74

C. Tahapan Pelaksanaan Penerapan Teori Multiple Intelligences

dalam Pembelajaran. .................................................................... 112

BAB IV ANALISIS APLIKASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM

PEMBELAJARAN A. Analisis Aplikasi Multiple Intelligences dalam Hidden Kurikulum.

..................................................................................................... 123

B. Strategi Mengajar Multiple Intelligences di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri................................................................. 127

C. Penilaian Berbasis Proses (Authentic Assessment) ...................... 143

Page 18: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xviii

D. Peran Guru dalam Aplikasi Teori Multiple Intelligences. ........... 147

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. ................................................................................. 153

B. Saran. ........................................................................................... 153

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 155

GLOSARIUM ............................................................................................. 171

INDEKS ....................................................................................................... 175

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 179

Page 19: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xix

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Perubahan Paradigma. .................................................................... 31

2.2 Tabel Penerapan Teori Kecerdasan Majemuk. ........................................ 36

2.3 Tabel Fasilitas Penunjang Pembelajaran Sesuai Kecerdasan Jamak........ 51

3.1 Tabel Ringkasan Cara Pengembangan Manusia Dalam Praktek

Pendidikan Sesuai Usia dan Tumbuh Kembang ............................ 98

3.2 Tabel Pelatihan Guru. ............................................................................. 105

3.3 Tabel Mapping Kegiatan Pembelajaran Ekstrakurikuler Yang Sesuai

Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Peserta Didik .......... 109

3.4 Tabel Aplikasi Model PEP Dalam Sistem Pembelajaran Multiple

Intelligences Strategy Diterapkan. ............................................... 116

3.5 Tabel Hasil Multiple Intelligences Research.......................................... 118

3.6 Tabel Strategi Mengajar Berdasarkan Tabel Hasil Multiple Intelligences

Research. ...................................................................................... 119

4.1 Tabel Fasilitas Penunjang Pembelajaran Sesuai Kecerdasan Jamak...... 137

4.2 Tabel Aspek Penilaian Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences .. 144

Page 20: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 21: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xxi

DAFTAR DIAGRAM

2.1 Diagram Siklus Pengawasan Pembelajaran Sistem Multiple Intelligences.

................................................................................................... 30

3.1 Diagram Bagan Alur Input Penerimaan Calon Siswa Baru ..................... 75

3.2 Diagram Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis Multiple Intelligences

Research, peserta didik Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri. ..................................................................................... 77

3.3 Diagram Siklus pembelajaran berbasis Multiple Intelligences ................ 89

3.4 Diagram Alur Aplikasi Teori Multiple Intelligences Dalam Sistem

Manajemen Pembelajaran. ...................................................... 116

4.1 Diagram Penilaian Berbasis Proses ........................................................ 144

Page 22: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 23: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Standar Isi : 1. Kurikulum Kekhasan Sekolah Islam Terpadu

2. Islami Pembelajaran

Lampiran II Standar Proses : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

2. Mind Map Peserta Didik

3. Proses Folio Assessment

4. Kegiatan Pembiasaan

5. Kegiatan Pendukung

Lampiran III Standar Kompetensi Lulusan :

Lampiran IV Standar Pendidik dan Kependidikan : 1. Rekruitmen Guru

2. Pelatihan

Lampiran V Standar Sarana dan Prasarana: 1. Pemeliharaan Sarana dan Pra Sarana

Lampiran VI Standar Pengelolaan : 1. Dokumen Manual Mutu

2. Data Murid

3. Struktur Organisasi

4. Wawancara Yayasan

5. Wawancara Kepala Sekolah,

6. Wawancara Wakil Kepala Sekolah

7. Wawancara Guru

8. Wawancara Murid

9. Wawancara Orang Tua Murid

10. Wawancara Pengurus Jaringan Sekolah Islam Terpadu

11. Wawancara Pengurus Global Learning Center Indonesia

12. Wawancara Pengurus Kualita Pendidikan Indonesia

Lampiran VII Standar Pembiayaan : 1. Penggajian

2. Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah

3. Alur Pengajuan Keuangan

4. Operasional Pendidikan

5. Dana Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Page 24: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

xxiv

Lampiran VIII Standar Penilaian : 1. Observasi Kematangan Sekolah

2. Interview Calon Orang Tua Murid

3. Daftar Prestasi Murid

4. Hasil dari Multiple Intelligences Research

5. Alur Pendaftaran Penerimaan Murid Baru

Page 25: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan utama keberadaan sekolah adalah menjadikan peserta

didiknya sebagai manusia dengan akhlak dan karakter baik. Dengan kata lain

tujuan pendidikan adalah menciptakan seorang cerdik pandai yang beretika,

terampil, dan berakhlak. Yang demikian tersebut adalah hakikat filosofis

pendidikan.1 Dari filosofi ini terlihat bahwa pendidikan bukan hanya sebatas

nilai dalam bentuk angka untuk mata pelajaran tertentu, ataupun hanya sekedar

ranking satu. Pendidikan hakikatnya lebih daripada sekedar angka-angka di

atas kertas. Pendidikan adalah bagaimana menjadikan nilai-nilai positif

terinternalisasi dalam diri seorang peserta didik. Dalam perpspektif Islam

pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia

dalam menata kehidupan untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Untuk mencapai makna tersebut, Alquran tidak hanya menyebutkan

dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan kehidupan manusia, baik yang

menyangkut hubungan dengan Allah Swt sebagai Khaliq yang wajib

disembah, maupun sebagai integrasinya dalam hubungan sesama manusia.

Akan tetapi lebih jauh lagi tentang hal-hal yang berhubungan dengan

pendidikan.2 Plato menjelaskan bahwa pendidikan adalah etika. Aristoteles

menyebut pendidikan dengan cognito ergo sum,3 yaitu suatu pemenuhan

ruang-ruang kognisi (inteligensi atau kecerdasan) di dalam lobus-lobus otak.

Secara harfiah, Aristoteles ingin menekankan bahwa pendidikan juga

berkaitan dengan kemampuan akademik kognitif. Pendidikan juga adalah

menghasilkan produk. Thomas Alva Edison misalnya, ia merupakan tipe

peserta didik yang sangat aktif melakukan apa saja. Karena kebiasaannya

mengutak-atik sesuatu, Edison berhasil menemukan lampu. Karya Edison

disebut produk atau istilah pendidikannya adalah kreatifitas atau keterampilan

atau psikomotorik.

Pendidikan secara umum menyangkut pada masalah akhlak, karakter

etika estetika, akademik kognitif, dan keterampilan. Keempatnya bersemayam

dalam otak jiwa manusia. Adapun hubungan manusia dengan Allah Swt yang

diwujudkan dalam bentuk ibadah adalah manifestasi dari sifat berakhlak. Sifat

berakhlak manusia diyakini berada pada daerah komponen otak cortex

1 Alamsyah Said, Sekolah Tanpa Tembok Pendidikan Tanpa Batas: Mal Praktek

Pendidikan di Sekolah Tembok (Jakarta: Pena Publishing, 2015), 45. 2 Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam

Klasik (Bandung: Penerbit Angkasa, 2005), 1. 3 Cognito ergo sum berasal dari bahasa Latin yang berarti aku berpikir karena aku ada.

Page 26: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

2

orbitofrontalis, ventomedial prefrontal, lateral prefrontal.4 Manifestasi sifat

berakhlak merupakan hubungan transenden dalam bentuk ibadah ritual

(hablummin Allah, hubungan manusia dengan Allah Swt). Dalam teori

gelombang fisika disebutkan, bahwa setiap subjek yang bergerak cenderung

menghasilkan getaran dan gelombang. Dalam kehidupan manusia, implikasi

gelombang ibadah ritual (hablummin Allah) berdampak pada ibadah sosial

(hablumminannas, hubungan sesama manusia). Efek yang ditimbulkan dari

getaran dan gelombang akhlak adalah karakter. Karena itu, karakter

seharusnya muncul dari sebuah sebab, yaitu akhlak.

Di negara seperti Jepang, karakter muncul tidak disebabkan dari

akhlak, namun terbentuk dari pendidikan dan kebiasaan kolektif yang

terbudaya.5 Salah satu yang menjadi karakter orang Jepang adalah antri di

tempat umum, disiplin, dan taat aturan. Akhlak ibadah mereka menyembah

Dewa Matahari (tentu ini bukan akhlak dalam pandangan Islam).

Membingungkan, seorang yang berakhlak tidak serta merta berkarakter positif.

Bukankah akhlak shalat mencegah perbuatan keji dan munkar? Sepertinya ada

yang gagal dari sistem pendidikan karakter kita.

Karakter muncul dari perilaku umum yang dilakukan secara kolektif

komunal, diajarkan melalui contoh dan perilaku, disimulasikan secara edukatif

di ruang-ruang kelas, dipraktekkan di pojok-pojok kehidupan sekolah, dan

membentuk karakter, bahkan sampai menjadi budaya, tentu memerlukan

waktu yang panjang. Pada sistem pendidikan formal, pendidikan karakter

masih sebatas slogan saja. Sebagai guru, saya sangat mengerti, mengapa bisa

seperti ini, karena paradigma sistem pendidikan kita adalah bagaimana

memperoleh nilai ujian terbaik. Pendidikan di negeri ini sangat kuat

berorientasi akademik kognitif. Lebih mementingkan pemenuhan-pemenuhan

kognisi pada otak anak.

Di Indonesia pendidikan akhlak dan karakter adalah ironi. Dikarenakan

gravitasi paling besar dalam sistem pendidikan adalah akademik. Daya tarik

akademik begitu kuat sehingga nampak dominan.6 Untuk memenuhi unsur

keberhasilan akademik dibuatlah hasil belajar sistem ranking, peserta didik

diklasifikasikan dalam kelompok pintar, kurang pintar dan bodoh. Kuatnya

gravitasi akademik terhadap keberhasilan peserta didik, menjadikan orangtua

mengalami disorientasi makna kualitas pendidikan. Faktor kognitif dianggap

menjadi penentu sukses masa depan pendidikan seorang peserta didik.

4 Taufiq Pasiak, Tuhan dalam Otak Manusia: Mewujudkan Kesehatan Spiritual

Berdasarkan Neurosains (Bandung: Mizan, 2012), 208. 5 Andriana Nesia Arif, Dengan Pujian Bukan Kemarahan, Rahasia Pendidikan dari

Negeri Sakura (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002), 25. 6 Alamsyah Said, Sekolah Tanpa Tembok Pendidikan Tanpa Batas: Mal Praktek

Pendidikan di Sekolah Tembok, 48.

Page 27: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

3

Pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran juga selayaknya

berpusat pada peserta didik. Artinya dalam penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran di sekolah komponen-komponen terkait seperti: peserta didik,

guru-guru, para staf, orang tua peserta didik, masyarakat dan lain-lain harus

berfungsi optimal melalui aktivitas pemberdayaan yang dipengaruhi oleh

kebijakan dan kinerja organisasi sekolah. Sebagai operator sekolah, guru

menjadi sutradara sekaligus manajer dalam keberlangsungan proses

pendidikan. Faktor kualitas guru turut serta memberikan dampak pada

pelaksanaan sistem manajemen berbasis sekolah.7 Statement yang

disampaikan Supriyoko, bahwa pendidikan tanpa guru bermutu sudah berjalan

bertahun-tahun.8 Telah memberikan penegasan bahwa kualitas mutu guru yang

rendah akan sulit melakukan sistem manajemen pada sekolah.9

Umumnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah harus

menentukan salah satu fokus arah dan tujuan yang jelas, yaitu bagaimana

kinerja sekolah yang akan ditingkatkan. Sulit akan meningkatkan kinerja

sekolah secara umum tanpa adanya arah yang jelas. Apakah akan terfokus pada

mutu belajar peserta didik, mutu manajemen pembelajaran, mutu kurikulum,

mutu personal, mutu pengelolaan keuangan dan lain-lain.10 Selain manajemen

berbasis sekolah, faktor seperti kualitas kurikulum sekolah yang menekankan

tumbuh kembang, minat dan potensi peserta didik didukung dengan

kemampuan kualitas pengajaran guru yang sesuai dengan potensi multiple

intelligences peserta didik menjadi ruh penting bagi sekolah dalam

menerapkan manajemen berbasis sekolah.11

Aplikasi teori multiple intelligences pada sistem manajemen

pembelajaran dapat diterapkan sesuai dengan rujukan teori sistem manajemen

berbasis sekolah. Dalam penerapan sistem manajemen pembelajaran diawali

dengan sebuah perencanaan (planning), pengaturan sistem dan peraturan

7 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori Model dan Aplikasi (Jakarta:

Grasindo, 2002), 34. 8 Pendidikan tanpa guru bermutu sudah berjalan bertahun-tahun di Indonesia, dan

dampaknya sudah dirasakan kini. Kita harus mengakhiri semua itu. Pemerintah dalam hal ini

Depdiknas tidak perlu lagi menyibukkan diri dengan urusan-urusan yang sebenarnya bisa di

nomorsepuluhkan seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi, Manajemen Berbasis Sekolah,

Pendidikan Berbasis Masyarakat, dan sebagainya. Semua itu akan sia-sia belaka dan tidak

pernah dapat membuahkan hasil nyata tanpa guru bermutu. Kini, fokuskan kita, untuk

memutukan guru SD, SMP, SMU dan SMK. Bila guru sudah bermutu, urusan lain akan

terbereskan. Percayalah (Kompas, edisi 9 Juli 2002). 9 Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS sebagai salah satu pendekatan dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan mendekati suatu permasalahan dari sudut pandang dan dalam

perspektif yang lebih luas, Jakarta: Grasindo, 2002, 11. 10 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori Model dan Aplikasi, 4. 11 Disampaikan oleh Conny Semiawan, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta dalam

sebuah pengantar buku terjemahan karya: Thomas Armstrong. The Best School, Mendidik

Siswa Menjadi Manusia Indonesia Seutuhnya (Bandung: Kaifa Learning, 2006), 17-19.

Page 28: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

4

(organizing), pelaksanaan terhadap proses pendidikan dan pengajaran yang

luas (actuating) dan proses evaluasi melalui sistem supervisi dan konsultasi

(controling), serta proses pelaporan rekam jejak berbasis kinerja yang

dituangkan dalam bentuk rapor guru (report progrest). Pelaksanaan proses

manajemen berbasis sekolah menjadi suatu keharusan dalam proses

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Hal ini karena input yang mengalami

proses pendidikan dan pengajaran sampai menjadi output adalah manusia

(humaniora).

Sumber kecerdasan ditentukan oleh tiga hal yaitu: genetik, asupan

makanan, dan lingkungan. Kecerdasan yang diturunkan melalui faktor genetik

pada manusia tidak bersifat mutlak terhadap kecerdasan, namun sebagai

pondasi awal potensial kecerdasan. Kecerdasan manusia yang diperoleh dari

turunannya lebih bersifat kekuatan potensial saja. Proses belajar menjadi cara

terbaik untuk meningkatkan kualitas kecerdasan.12 Asupan makanan berfungsi

memperkaya kandungan kualitas kecerdasan, sedangkan faktor lingkungan

yang positif akan memberikan hal baik terhadap kualitas kecerdasan pada usia

tumbuh kembang. Pengalaman-pengalaman yang baik serta perilaku edukatif

yang diperoleh selama masa tumbuh kembang telah memberikan sumbangsih

besar dalam meningkatkan potensi kecerdasan manusia.13 Kesempurnaan dan

keistimewaan manusia yang lain adalah potensi kecerdasan yang dimiliki

melebihi level kecerdasan makhluk ciptaan Allah Swt yang lain. Potensi

kecerdasan ini adalah keberkahan luar biasa yang Allah Swt berikan melalui

otak. Otak merupakan perangkat keras esensi seorang sebagai manusia.14 Otak

merupakan sumber kecerdasan, karena itulah otak manusia merupakan sumber

bagi banyak hal.15

Dalam batok kepala manusia, milyaran saraf dan bahan dasar lain

tersusun sangat rapi dan kompleks. Allah Swt telah menciptakan setiap inci

bagian otak dengan sangat canggih. Dalam istilah ilmu kedokteran, bagian-

bagian otak disebut lobus. Posisi lobus-lobus dalam otak (lobes of the brain)

merupakan ruang-ruang kecerdasan yang menegaskan bahwa sepanjang

manusia terlahir dengan memiliki otak, maka anak itu cerdas dengan multiple

intelligences. Teori multiple intelligences lahir dari hasil riset otak dari sebuah

kerja sistem saraf atau neurosains. Multiple intelligences dilandasi dari proses

persepsi psikologis serta jalinan jalur saraf dalam otak yang membuat orang

12 Kazuo Murakami, The Divine Massage of The DNA: Tuhan dalam Gen Kita

(Bandung: Mizan, 2007), 79. 13 Faizah Dewi Utama, Keindahan Belajar dalam Perspektif Pedagogi: Memaknai

Pengembangan dan Pergulatan Masa Inisiatif di TK dan Masa Industri di Kelas Awal SD

(Jakarta: Cindy Grafika, 2008), 92. 14 Daniel G. Amen, Change Your Life Changer Your Brain: Mengoptimalkan Fungsi

Otak untuk Hidup yang Lebih Baik dan Lebih Sehat (Jakarta: Qonita, 2011), 15. 15 Taufiq Pasiak, Otak dan Kecerdasan dalam Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains

dan Alquran (Bandung: Mizan, 2002), 26.

Page 29: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

5

menyadari dan memperoleh pengetahuan.16 Multiple intelligences yang berarti

kecerdasan jamak adalah representasi proses dari sistem kerja neurosains.

Hasil penelitian Howard Gardner di universitas Harvard sejak tahun 1960 telah

melahirkan gagasan kemunculan kecerdasan jamak atau multiple intelligences

theory. Howard Gardner membangun teori multiple intelligences bukanlah

sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan steril dari dimensi lain, namun ia

mengaitkannya antara kecerdasan, kreativitas, kepemimpinan, profesionalitas,

tanggungjawab dan berbagai bentuk seni.17

Pada tahun 1983, tepat dua puluh tiga tahun sejak kali pertama

melakukan penelitian tentang otak, Howard Gardner mempostulatkan teori

multiple intelligences melalui tujuh dimensi kecerdasan yang kemudian terus

berkembang hingga kini sampai delapan dimensi kecerdasan (dengan

mengabaikan dimensi kecerdasan spiritual). Postulat teori multiple

intelligences yang ditawarkan Howard Gardner terdiri dari kecerdasan

linguistik, kecerdasan logis matematis, kecerdasan spasial visual, kecerdasan

musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal dan kecerdasan naturalis.18 Dua kecerdasan pertama yaitu

linguistik dan kecerdasan logis matematis, lebih sering masuk dalam ranah

akademik dan banyak berhubungan dengan penilaian di sekolah.

Tiga kecerdasan berikutnya, yaitu spasial visual, kecerdasan musik dan

kecerdasan kinestetik lebih sering diasosiasikan dengan seni. Jenis kecerdasan

ini kurang berhubungan dengan penilaian di sekolah. Sementara kecerdasan

interpersonal dan kecerdasan intrapersonal lebih terinput sebagai kecerdasan

personal (personality smart),19 dan jenis kecerdasan ini tidak mendapat porsi

penilaian di sekolah atau tidak berhubungan dengan penilaian dalam

pendidikan di sekolah. Sementara pada kecerdasan naturalis terfokus pada

suatu respon sikap, tanggungjawab dan perhatian dalam makna yang lebih luas

dari setiap individu terhadap lingkungan sekitar yang menyangkut flora dan

fauna. Hal ini bertumpu pada jalur emosi dalam otak manusia.20 Kecerdasan

naturalis adalah kecerdasan tambahan yang ditawarkan Howard Gardner selain

16 Taufiq Pasiak, Otak dan Kecerdasan dalam Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains

dan Alquran, 6. 17 Faizah Dewi Utama, Keindahan Belajar dalam Perspektif Pedagogi: Memaknai

Pengembangan dan Pergulatan Masa Inisiatif di TK dan Masa Industri di Kelas Awal SD, 97. 18 Thomas R Hoerr, Becoming A Multiple Intelligences School. 3rd Edition,

(Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision Curriculum Development ASCD,

2000), 4. Dan, Susan Baum, Julie Viens, dan Barbara Slatin in consultation with Howard

Gardner, Multiple Intelligences in the Elementary Classroom. A Teacher’s Toolkit, (New York

and London: Teacher College Columbia University, 2005), 10. 19 Reza Prasetyo dan Yeny Andriani, Multiply Your Multiple Intelligences (Yogyakarta:

Andi, 2009), 3. 20 Taufiq Pasiak, Otak dan Kecerdasan dalam Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains

dan Alquran, 27.

Page 30: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

6

juga kecerdasan eksistensialis. Ruang lingkup dan cakupan dimensi

kecerdasan tidak hanya dimensi kognisi saja, namun juga mencakup dimensi

kreativitas, kepemimpinan, profesionalitas, tanggungjawab dan berbagai

bentuk seni.

Howard Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan bukanlah suatu

kesatuan tunggal yang bisa diukur secara sederhana dengan tes IQ. Kecerdasan

dapat ditingkatkan dan berkembang sepanjang sejarah hidup seseorang.

Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai suatu kapasitas untuk

memecahkan permasalahan atau membentuk produk yang bernilai budaya.21

Potensi-potensi kecerdasan yang dibawa sejak lahir mengalami perkembangan

sesuai pengalaman setiap individu. Proses belajar secara terus menerus

memberikan stimulasi perkembangan jalur-jalur saraf di otak yang saling

terhubung antar masing-masing lobus dalam otak. Kompleksnya jalinan

milyaran saraf pada setiap lobus-lobus otak sangat memungkinkan setiap

individu memiliki kecerdasan lebih dari satu, namun juga memiliki

kemampuan terhadap kreativitas, kemampuan memecahkan masalah,

kepemimpinan, tanggungjawab, simpati, empati dan berbagai bentuk seni.

Walaupun payung hukum sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun

2003 menegaskan, bahwa pengembangan kemampuan dan membentuk watak

atau karakter peserta didik. Namun prakteknya, sistem pendidikan melalui pola

dan proses pengajaran guru dan pembelajaran peserta didik mengabaikan

faktor pengembangan kemampuan dan pembentukan watak atau karakter. Tak

dipungkiri, gravitasi capaian utama output keberhasilan peserta didik adalah

nilai akademik. Secara faktual, pengembangan kurikulum dan aplikasi silabus

materi ajar menitikberatkan pada target capaian penyelesaian soal-soal

bermuatan akademik. Secara nyata, hal ini masih mengindikasikan betapa

kuatnya tarikan gravitas kognitif akademik dalam proses panjang pendidikan

peserta didik.

Sistem pendidikan nasional melalui undang-undang Republik

Indonesia nomor 20 tahun 2003 menegaskan dasar, fungsi dan tujuan

pendidikan nasional sebagai pengembangan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.22

Ketentuan pendidikan nasional menurut undang-undang nomor 20

tahun 2003 sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

21 Reza Prasetyo dan Yeny Andriani, Multiply Your Multiple intelligences, 7. 22 Pasal 3 dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 3.

Page 31: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

7

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Prinsip

penyelenggaraan pendidikan nasional diselenggarakan dengan memberi

keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta

didik dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran, semua peserta

didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,

dan kemampuannya.

Setiap manusia memiliki fitrah yang dituangkan dalam bentuk potensi,

minat, bakat dan kecerdasan. Potensi kecerdasan teraktualisasi dalam bentuk

kemampuan. Potensi kemampuan ditimbulkan oleh otak yang ada dalam setiap

manusia. Manusia yang terlahir sepanjang memiliki otak (brain) dipastikan

cerdas.23 Otak yang ada dalam kepala manusia merupakan mesin pengelola

kecerdasan.24

Dalam proses pendidikan, penekanan yang utama dalam sekolah

adalah pengembangan kemampuan dan pembentukan watak atau karakter.

Kemampuan yang dimaksud dalam lingkup pendidikan sekolah berupa

potensi, minat, bakat, kemampuan kreatifitas, memecahkan masalah (problem

solver), keterampilan dan kemampuan akademik kognitif. Sedangkan,

pembentukan watak atau karakter dalam lingkup pendidikan sekolah berupa

pembentukan karakter positif melalui proses pembiasaan.

Sistem pendidikan nasional yang diatur dalam undang-undang dasar

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 memiliki konteks yang bersifat

humaniter (membangun manusia seutuhnya). Namun, dalam konteks

pelaksanaan sistem pendidikan nasional masih cenderung mengabaikan

potensi fitrah manusia. Target hasil proses pembelajaran peserta didik lebih

mengarah pada nilai akademik melalui penguatan kognisi. Hal ini terlihat dari

praktek pendidikan melalui kelulusan dalam ujian nasional peserta didik.

Disadari, dua kutub target yang ada dalam sistem ini, yaitu kutub target hasil-

hasil ujian atau disebut pencapaian akademik terstandar (penguatan kognisi

akademik) dan kutub target keterampilan serta kutub watak atau karakter, yang

cenderung tidak terukur hasilnya. Saat ini sistem penilaian kelulusan peserta

didik memiliki porsi yang lebih besar 60% pada performance akademik,

sedangkan performance keterampilan peserta didik memiliki komposisi 40%

dari kalkulasi standar output pendidikan.25 Sementara, sisi pengembangan

23 Linda Campbell dan Bruce Campbell, Multiple Intelligences And Student Achievment

Success Stories From Six Schools (Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision nd

Curriculum Development ASCD, 2000), 4. 24 Jeff Hawkins and Sandra Blakesle, On Intelligence (Jakarta: Buana Ilmu Populer,

2004), 57. 25 Petunjuk Teknis penilaian dalam Ujian Nasional (60% penilaian hasil UN dan 40%

penilaian hasul US).

Page 32: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

8

watak atau karakter tidak masuk dalam prosentase kalkulasi standar output

kelulusan.

Ironi pendidikan bangsa ini adalah terabaikannya pelatihan

pengembangan watak atau karakter positif pada proses pendidikan peserta

didik. Dalam prakteknya, proses pendidikan mengabaikan potensi fitrah serta

minat peserta didik dan bakat yang tidak terwadahi dalam sistem proses

pembelajaran. Semua sistem pendidikan termasuk proses pembelajarannya

mengarah pada target capaian kognitif akademik. Faktor-faktor di atas,

diakibatkan dari sistem yang sudah ada dan terbentuk akibat pola pikir atau

paradigma guru dalam menerapkan sistem pembelajaran. Dikarenakan sistem

pembelajaran, melalui pendekatan sistem sebagai suatu kesatuan dari

komponen-komponen pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan antara satu

dengan yang lain, karena satu sama lain saling mendukung. Maka, faktor

kepala sekolah, guru, orangtua peserta didik, sarana dan prasarana serta

lingkungan turut memberikan andil terhadap kualitas output hasil pendidikan.

Standar kelulusan peserta didik setiap jenjang sekolah yang diatur

dalam delapan standar pendidikan nasional mengacu pada undang-undang

dasar Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional.26 Artinya target kelulusan peserta didik tidak hanya persoalan

akademik kognitif semata tetapi juga masalah perilaku, watak dan sikap

peserta didik. Namun di lapangan, interpretasi, paradigma serta tujuan yang

diharapkan menjadi bias dan cenderung salah. Paradigma penyelenggara

sekolah, termasuk orang tua peserta didik lebih menekankan faktor akademik

semata.

Paradigma kesempurnaan peserta didik sebagaimana yang ditulis pada

awal bab pertama dan kelebihan manusia dalam bidang intelektualitas terhadap

ilmu pengetahuan yang disumberkan dari mesin kecerdasan otak serta faktor

kekuatan kemauan dan iradat yang dimiliki individu peserta didik tidak serta

merta dapat diterima dengan respon baik. Seolah hanya semata akademik

kognisi faktor kesuksesan dan keberhasilan setiap individu peserta didik. Tentu

hal ini salah dalam pandangan psikologi multiple intelligences. Ditambah

dengan faktor kualitas guru yang tidak memahami dengan benar konsep

penerapan multiple intelligences dalam dunia pendidikan. Menurut Thomas

Armstrong, bahwa semua anak terlahir cerdas dan berbakat dan karenanya

setiap anak itu unik.27

Dalam ranah pendidikan dan pengajaran guru di sekolah, pelaksanaan

penerapan teori multiple intelligences terjadi banyak salah memahami dan

tidak sesuai aplikasinya. Pandangan dan paradigma yang lebih luas terhadap

penerapan multiple intelligences dalam ranah pendidikan dan pengajaran

26 Standar Kelulusan Siswa dalam 8 Standar Pendidikan Nasional menurut Undang-

Undang Dasar Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 27 Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara (Bandung: Kaifa, 2002), 57.

Page 33: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

9

dimulai dari sistem yang lebih tinggi dari panduan proses pendidikan, yaitu

kurikulum. Kurikulum sebagai peta pelaksanaan proses pendidikan harus

mengikuti wacana perkembangan manusia.28 Teori multiple intelligences

sebagai ranah psikologi ditransformasikan ke dalam dunia pendidikan dan

pengajaran dalam bentuk penyesuaian strategi mengajar guru berdasarkan

gaya belajar dan modalitas belajar peserta didik. Secara utuh, proses

pendidikan dan pengajaran dimulai dari kehadiran peserta didik sebagai

peserta didik yang akan belajar di sekolah.

Kesalahan dalam memahami dan mempraktekkan multiple

intelligences dalam dunia pendidikan diakibatkan oleh pemahaman yang

parsial dan cenderung konservatif. Dalam beberapa kasus, multiple

intelligences dalam ranah pendidikan dianggap sebagai kurikulum.29 Tentu

pemahaman ini adalah kurang tepat. Dan akibat pemahaman yang salah

terhadap multiple intelligences, penerapannya dibuat dalam bentuk kelas

mengikuti komponen multiple intelligences. Tentu ini akibat pemahaman yang

parsial. Sementara disisi yang lain, kuatnya paham konservatif dari elemen-

elemen pengelola pendidikan sehingga menolak multiple intelligences dalam

suasana pembelajaran peserta didik. Bahwa, multiple intelligences membuat

peserta didik cenderung santai dan rileks sehingga dianggap tidak akan

memperoleh nilai akademik yang tinggi. Lebih dari pada itu, sistem penilaian

proses belajar lebih cenderung konservatif pragmatis. Peserta didik dinilai

secara tunggal melalui tes-tes tertulis. Dan salah satu dari sistem tersebut

adalah sistem kelulusan pada ujian nasional yang mengutamakan nilai

akademik.

Baik dalam penerapan teori multiple intelligences atau pun tidak,

terjadi pemahaman yang parsial, paradigma yang konservatif, dan keinginan

yang cenderung pragmatisme dalam mengelola proses pendidikan dari

pengambil kebijakan dan pengelola pendidikan harus dikritisi. Didukung

faktor kualitas guru yang cenderung kurang kreatif dan inovatif menyebabkan

terhambatnya kesuksesan penerapan teori multiple intelligences di sekolah.

Kegagalan guru dalam kreatifitas dan kekurangan inovasi dalam

mengoperasionalkan proses pengajaran, serta kecenderungan asal mengajar

tanpa melibatkan peserta didik belajar dalam proses mengajar guru

menyebabkan malpraktek pendidikan kita.

28 Thomas Armstrong, The Best School: Human Development Research Should Inform

Educaional Practice (Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision nd Curriculum

Development ASCD, 2006), 37. 29 Thomas Armstrong, Multiple Intelligencces in the Classroom. 3rd Edition

(Alexandria, Virginia USA: ASCD, 2000), 54.

Page 34: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

10

Secara sederhana, malpraktek pendidikan didefinisikan sebagai sebuah

kesalahan prosedural dan tindakan dalam melakukan proses pendidikan30

dalam makna yang luas. Makna yang luas dapat berarti asal mengajar dengan

mengindahkan gaya belajar sesuai multiple intelligences peserta didik.

Kesalahan ini bisa terjadi dalam proses pendidikan, baik di sekolah maupun di

rumah, sehingga peserta didik dan anak gagal meraih hasil belajar secara

paripurna. Kesalahan dalam proses pembelajaran di sekolah melibatkan

sekolah dan guru sebagai ujung tombak pendidikan. Sementara di rumah,

terkadang orangtua berperan dalam melahirkan bencana edukasi bagi anak-

anaknya. Sistem di rumah dan di sekolah yang masuk kategori malpraktek

pendidikan mempercepat pengkerdilan potensi kecerdasan dan mempercepat

kematian minat dan bakat.

Penerapan teori multiple intelligences digunakan sebagai dasar untuk

menyediakan layanan software perangkat pembelajaran di dalam kelas atau

berupa hasil desain metode yang sesuai dengan perangkat multiple

intelligences. Sangat mungkin aplikasi multiple intelligences muncul dalam

aplikasi multiple intelligences dalam pembelajaran komputer atau (multimedia

learning project). Penggunaan teks dalam aktivitas pembelajaran komputer

(multimedia learning project) dikategorikan sebagai area linguistik, ilustrasi

sebagai area spasial, penggunaan sound sebagai area musik dan linguistik, dan

video sebagai area kinestetik dan kecerdasan lainnya dapat dikembangkan oleh

guru dalam sebuah aktivitas pembelajaran kreatif.

Sebagai contoh, siswa yang belajar pada proyek holtikultura dapat

mengkresi prosedur aktivitas belajarnya. Program penguatan informasi dalam

proyek pembelajaran holtikultura dimulai dari menulis uraian bunga

(linguistik), melengkapi uraian tentang bunga pada proyek holtikultura dengan

data statisik (logis-matematis). Melukis ilustrasi bunga (spasial-visual),

menndengarkan, menyanyikan atau membuat lagu tentang bunga (musik dan

kecerdasan linguistik)) dan mempresentasikan hasil proyek bunga (kinestetik)

yang dilakukan secara kelompok (interpersonal) dan memaknai makna

kehidupan dari tumbuhan holtikutura (intrapersonal), belajar dialam terbuka

dengan media bunga (naturalis).31

Teori multiple intelligences berhasil ditransformasi ke dalam dunia

pendidikan dan pengajaran di sekolah dengan suatu pengembangan strategi-

strategi mengajar yang kreatif, inovatif dengan menekankan proses berpikir

tinggi atau high order thinking. Ini dilakukan agar menghasilkan kemampuan

memecahkan masalah dan kemampuan menghasilkan produk bernilai

30 Pardan Prasetyo, “Malpraktek Pendidikan Kita,” Majalah Oase, No 4. Jakarta, 4

Agustus 2015. 31 Thomas Armstrong, Multiple Intelligencces in the Classroom. 3rd Edition, 174.

Page 35: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

11

budaya.32 Strategi pembelajaran multiple intelligences adalah suatu upaya

mencapai kompetensi tertentu dalam pembelajaran dengan cara

mengoptimalkan delapan kecerdasan yang dimiliki masing-masing peserta

didik.33 Strategi pembelajaran multiple intelligences adalah suatu cara

mengakses informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang ada pada masing-

masing peserta didik, namun untuk mengeluarkannya kembali seluruh

kecerdasan bersinergi dalam satu kesatuan yang unik sesuai dengan kebutuhan.

Sehingga peserta didik mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran

dengan cara yang menakjubkan.

Strategi pembelajaran multiple intelligences menjadikan peserta didik

sebagai sang juara pada bidang-bidang tertentu sesuai dengan kecerdasan yang

menonjol pada dirinya, karena pada dasarnya dalam diri setiap peserta didik

selalu ada satu atau lebih kecerdasan dominan yang dimilikinya. Strategi

pembelajaran multiple intelligences mendorong para guru melakukan inovasi

dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif

mencari terobosan untuk mengoptimalkan semua jenis kecerdasan yang ada.

Sebagai strategi pembelajaran, asalkan memiliki prosedural aktivitas

yang tertuang dalam rencana pembelajaran guru. Strategi multiple

intelligences adalah seperti sebuah konteks yang luas. Apapun nama

strateginya, disebut sebagai strategi multiple intelligences. Misalnya, strategi

sosio drama (role play) sah-sah saja dimasukkan dalam keluarga besar strategi

multiple intelligences. Demikian juga tebak kata, konser, simulasi dan lain-

lain. Strategi mengajar multiple intelligences juga active learning,

menekankan pada pembelajaran peserta didik aktif. Strategi mengajar multiple

intelligences berdampak pada inovasi guru. Sebagaimana hasil penelitian

Iskandar tentang kemampuan pembelajaran dan keinovatifan guru

menunjukkan hubungan yang signifikan antara kemampuan pembelajaran

dengan keinovatifan guru.34 Pola inovasi dan kreatifitas guru ketika

menerapkan strategi multiple intelligences adalah guru dituntut memiliki

wawasan yang luas tentang cara, teknik, metode, pendekatan, dan strategi

pembelajaran, yang sesuai dengan karakteristik wawasan masing-masing.

Salah satu pendekatan yang dianggap sesuai untuk menjelaskan pokok bahasan

tersebut adalah melalui pendekatan cooperative learning dengan teknik

jigsaw.35 Pada konteks inilah, strategi pembelajaran guru yang sesuai dengan

32 Linda Campbell dan Bruce Campbell, Multiple Intelligences And Student Achievment

Success Stories From Six Schools, 4-5. 33 Thomas Armstrong, Multiple Intelligencces in the Classroom. 3rd Edition, 6-7. 34 Iskandar S, “Kemampuan Pembelajaran dan Keinovatifan Guru”, Jurnal Universitas

Pendidikan Indonesia, Vol. V, No. 9, April 2008, www.jurnal.upi.edu/ pendidikan dasar

(Accessed: 16/09/2015). 35 Mulyanto R, “Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan

Penguasaan Operasi Pecahan di SDN Paseh I Kabupaten Sumedang”, Jurnal Universitas

Page 36: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

12

karakteristik kecerdasan peserta didik menjadi inti dasar penerapan teori

multiple intelligences di sekolah.

Potensi-potensi intelektualitas, kekuatan kemauan dan iradatnya,

ditunjang kemampuan otak sebagai fungsi kecerdasan dan emosional sebagai

sumber kekuatan kecerdasan bermuara di sekolah. Penemuan dan peningkatan

potensi kecerdasan peserta didik menjadi tanggungjawab moral sekolah. Peran

sekolah seharusnya seperti detektif pencari minat, bakat dan potensial

kecerdasan peserta didik. Sebagaimana perbedaan pada pola genetik setiap

individu peserta didik, maka perbedaan pada kemunculan potensial kecerdasan

peserta didik adalah berbeda satu sama lain.36 Kalau ada banyak pintu menuju

syurga, begitu juga akan banyak cara untuk memantik munculnya potensi-

potensi kecerdasan. Ada banyak cara untuk menghadirkan anak-anak menjadi

cerdas. Kalau ada banyak cara, berarti ada banyak tanda pula untuk melihat

kecerdasan peserta didik. Tanda itu bukan hanya dapat dilihat dari prestasi

akademiknya di sekolah, atau mengikutkan anak ke dalam tes IQ. Setiap

peserta didik dapat memperlihatkan kecerdasannya lewat banyak cara. Cara itu

misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik (kemampuan

motorik) atau lewat cara sosial emosional. Secara keilmuan teori multiple

intelligences merupakan wilayah keilmuan pada bidang psikologi.

Berdasarkan penjelasan permasalahan-permasalahan sebelumnya,

maka perlu dilakukan kajian lebih mendalam dan komprehensif terhadap

aplikasi teori multiple intelligences pada manajemen pembelajaran. Oleh

karena itu, kajian dalam disertasi ini diberi judul: “Aplikasi Teori Multiple

Intelligences Pada Sistem Manajemen Pembelajaran: Studi pada Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta.”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat

diidentifikasi sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan cara

mengaplikasi teori multiple intelligences pada sistem manajemen

pembelajaran.

a. Kurangnya pemahaman para guru secara utuh mengenai konsep multiple

intelligences.

b. Rendahnya informasi tentang cara-cara untuk mengetahui tipe

kecenderungan kecerdasan atau gaya belajar peserta didik.

c. Belum adanya model aplikasi teori multiple intelligences pada sistem

manajemen pembelajaran.

Pendidikan Indonesia, Vol. V. No. 7, April 2007. www.jurnal.upi.edu/ pendidikan dasar

(Accessed: 16/09/2015). 36 Kazuo Murakami, The Divine Massage of The DNA: Tuhan dalam Gen Kita, 138.

Page 37: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

13

d. Kurangnya pengetahuan para guru mengenai cara melakukan penilaian

pembelajaran berbasis multiple intelligences.

e. Terbatasnya hasil penelitian yang terkait dengan cara mengaplikasikan teori

multiple intelligences pada manajemen sistem pembelajaran.

2. Pembatasan Masalah

Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka kajian ini dibatasi

tentang cara mengetahui kecenderungan kecerdasan peserta didik atau gaya

belajar peserta didik dan aplikasi teori multiple intelligences pada sistem

manajemen pembelajaran serta cara melakukan penilaian pembelajaran

berbasis multiple intelligences.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah yang akan

diteliti dirumuskan dalam sebuah pertanyaan besar yaitu, bagaimana aplikasi

teori multiple intelligences dalam sistem manajemen pembelajaran? Hal ini

perlu untuk dikaji mengingat bahwa teori multiple intelligences ini

beranggapan bahwa semua anak adalah cerdas.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum studi ini

bertujuan untuk mengetahui aplikasi teori multiple intelligences pada sistem

manajemen pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan aplikasi teori multiple

intelligences di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

b. Mengidentifikasi kecenderungan kecerdasan peserta didik berdasarkan

hasil Multiple Intelligences Research (MIR).

c. Menganalisa model aplikasi teori multiple intelligences pada sistem

manajemen pembelajaran.

d. Membandingkan teknik penilaian pembelajaran berbasis multiple

intelligences dengan teknik penilaian non multiples intelligences

e. Menghasilkan studi yang terkait dengan cara mengaplikasikan teori

multiple intelligences pada sistem manajemen pembelajaran.

Page 38: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

14

D. Manfaat atau Signifikasi Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mencoba mengaplikasikan teori multiple

intelligences pada sistem manajemen pembelajaran secara komprehensif

diawali dari input peserta didik, proses pembelajaran peserta didik dan output

pembelajaran peserta didik, serta outcome peserta didik. Dengan menggunakan

konsep multiple intelligences research dan strategi mengajar multiple

intelligences. Penelitian ini mencoba menjelaskan aplikasi multiple

intelligences pada sistem manajemen pembelajaran.

2. Manfaat Metodologis

Dengan penelitian kualitatif dan strategi focus group discussion

diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk keperluan menyusun teori.

Dalam penelitian ini juga disusun instrumen wawancara mencakup pra input,

input, proses, output dan outcome. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

perspektif baru mengenai aplikasi teori multiple intelligences pada sistem

manajemen pembelajaran di sekolah.

3. Manfaat Aplikatif

a. Penyusunan Kebijakan dan Pengelola Program

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi

kementerian pendidikan dan komisi nasional hak azasi manusia. Hasil ini dapat

memberikan pemahaman yang komprehensif dalam mengaplikasikan teori

multiple intelligences. Diharapkan para pembuat kebijakan dapat bekerja

secara sinergis dalam menyelenggarakan sistem pola asuh pendidikan di rumah

dan pendidikan di sekolah.

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini memfokuskan pada cara mengetahui kecenderungan

kecerdasan atau gaya belajar peserta didik, cara mengaplikasikan teori mutiple

intelligences pada sistem manajemen pembelajaran dan cara melakukan

penilaian pembelajaran berbasis multiple intelligences.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Penelitian : Pratical Assessment Research and Evaluation mengenai teori

multiple intelligences menyebutkan bahwa, Howard Gardner (1983)

mengusulkan agar pandangan baru tentang kecerdasan dimasukkan ke

dalam kurikulum Sekolah Dasar. Mengingat definisi kecerdasan dalam

teori multiple intelligences adalah sebagai kapasitas untuk memecahkan

masalah dan memperoleh produk yang bernilai budaya.37

2. Penelitian : Multiple intelligences Go to School Educational Implications

of the Theory of Multiple intelligences yang dimuat dalam American

37 Brualdy Timmins and Amy C, Multiple Intelligences: Gardner’s Theory, “Practical

Assessment, Research & Evaluation,” Vol. 5, No. 10 (1996), 10, Http://pareonline.net/

getvn.asp?v=5&n=10 (Accessed: 17/09/2015).

Page 39: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

15

Educational Research Association, menyimpulkan multiple intelligences

sebagai sebuah pendekatan humanis dengan spektrum yang lebih luas

terhadap kecerdasan seseorang. Howard Gardner Brualdi Timmins,

mendefinisikan kecerdasan sebagai kapasitas untuk memecahkan masalah

dan memperoleh produk yang bernilai budaya. Aplikasi dan penerapan

multiple intelligences dapat diterapkan pada kelompok peserta didik usia

dini (childhood) sampai peserta didik menengah atas.38

3. Penelitian : “Playing with the multiple intelligences How Play Helps Them

Grow.” Bermain yang dimaksudkan Gardner dalam penelitian ini adalah

permainan yang melibatkan semua tipe kecerdasan, seperti permainan

menggunakan verbal (kecerdasan linguistik), permainan dengan olahraga

(kecerdasan kinestetik), permainan konser (kecerdasan musik), permainan

angka-angka dan permainan melibatkan unsur logika (kecerdasan logis

matematis), permainan yang dilakukan secara berkelompok (kecerdasan

interpersonal), permainan yang dilakukan sendiri (kecerdasan

intrapersonal), permainan yang melibatkan unsur imajinasi dan khayalan

(kecerdasan spasial visual), dan permainan yang menggunakan lingkungan

outdoor dengan menggunakan unsur alam (kecerdasan naturalis). Hasil

riset yang dilakukan Eberle, Scott menyimpulkan bahwa bermain

meningkatkan keterampilan dan memperkuat bakat alami, yang mana

setiap jenis kecerdasan saling bersinergi satu sama lain dan betapa sulit

memisahkan satu kecerdasan dengan satu kecerdasan lainnya. Semua ini,

menurut Howard Gardner, meningkatnya keterampilan dan menguatnya

bakat alami anak adalah produk dan proses dari bermain yang membuat

anak tajam dalam penguatan keterampilan bakat.39

4. Penerapan multiple integlligences dalam sistem pembelajaran peserta didik

memiliki keunikan masing-masing. Setiap peserta didik memiliki

kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Pandangan yang menyatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat dilihat

berdasarkan hasil tes intelligences question sudah tidak relevan lagi karena

tes intelligences question hanya membatasi pada kecerdasan logika

(matematika) dan bahasa. Saat ini masih banyak sekolah yang terjebak

dengan pandangan tradisional tersebut. Masih banyak guru yang hanya

menekankan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Teori

multiple intelligences, mencoba untuk mengubah pandangan bahwa

kecerdasan seseorang hanya terdiri dari kemampuan logika (matematika)

dan bahasa. Multiple intelligences memberikan pandangan bahwa terdapat

38 Howard Gardner and Thomas Hatch, “Multiple Intelligences Go to School:

Educational Implications of the Theory of Multiple Intelligences,” American Educational

Research Association, Vol. 18, No. 8 (Nov. 1989), 4-10 (Accessed: 16/09/2015). 39 Eberle Scott, “Playing with the Multiple Intelligences How Play Helps Them Grow”,

American Journal of Play, Vol. 4, Number 1, (2011) (Accessed: 16/09/2015).

Page 40: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

16

sembilan macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Yang

membedakan antara yang satu dengan yang lainnya adalah komposisi atau

dominasi dari kecerdasan tersebut. Teori multiple intelligences mampu

menjembatani proses pengajaran yang membosankan menjadi suatu

pengalaman belajar yang menyenangkan dan peserta didik tidak hanya

dijejali oleh teori semata. Mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa teori

yang mereka terima memang dapat ditemui di dalam kehidupan nyata dan

dapat mereka alami sendiri sehingga mereka memiliki kesan yang

mendalam. Selain itu proses pendidikan dapat mengakomodir setiap

kebutuhan peserta didik dan sesuai dengan keunikannya masing-masing.

Jika sekolah ingin menerapkan multiple intelligences di dalam sistem

pendidikannya, maka dibutuhkan inisiatif dari setiap guru untuk mencoba

memulai dan bersedia untuk keluar dari zona nyamannya masing-masing.

Guru dan orang tua harus bersinergi agar memiliki pandangan yang sama

di dalam memberikan pendidikan bagi anak sesuai dengan kebutuhan dan

keunikannya masing-masing. Kesamaan pandangan dapat diciptakan

melalui pertemuan berkala antara wali kelas dan guru bimbingan konseling

dengan orang tua.40

5. Penelitian : Multiple Intelligences Theory, Action Research and Teacher

Professional Development: The Irish Multiple Intelligences Project yang

diterbitkan oleh jurnal Australian Journal of Teacher Education

memberikan kesimpulan bahwa, kegagalan peserta didik di sekolah

umumnya dikarenakan oleh pandangan yang sempit terhadap kecerdasan.

Konstruksi dan pandangan yang sempit terhadap kecerdasan memberikan

dimensi kerugian pada pendidikan. Konstruksi yang lemah pada

pendidikan dasar diakibatkan oleh ruang lingkup kecerdasan yang

dipersempit. Ruang lingkup yang ditawarkan oleh kecerdasan yang

diperluas mampu memberikan solusi terhadap kelemahan pendidikan. Efek

penerapan multiple intelligences dalam pendidikan dan pengajaran yang

diselenggarakan di sekolah mampu meningkatkan kemampuan, minat dan

motivasi, peserta didik dan secara manajerial, sistem manajemen yang

diterapkan dalam proses pendidikan dan pengajaran memberikan efek

peningkatan kompetensi pedagogi guru.41

6. Penelitian tentang pengaruh penerapan teori multiple intelligences

menegaskan bahwa teori multiple intelligences jika diterapkan dalam

proses belajar lebih efektif dibanding dengan pola pengajaran guru yang

40 Handy Susanto, “Penerapan Multiple intelligences Dalam Sistem pembelajaran”,

Jurnal Pendidikan Penabur, No.04/Th.IV/Juli 2005 (Accessed: 16/09/2015). 41 Joan Hanafin, “Multiple Intelligences Theory, Action Research, and Teacher

Professional Development: The Irish MI Project”, Australian Journal of Teacher Education.

Vol. 39, Issue 4 Article 8 (2004), (Accessed: 16/09/2015).

Page 41: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

17

tradisional. Peserta didik dapat lebih berhasil secara akademis melalui

pengajaran berbasis teori multiple intelligences.42

7. Penelitian penerapan teori multiple intelligences dalam pembelajaran fisika

menyebutkan bahwa metode pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif

berdasarkan penerapan teori multiple intelligences dapat meningkatkan

aktivitas dan rasa senang para peserta didik terhadap mata pelajaran fisika.

Proses pembelajaran fisika yang menarik dan menyenangkan sesuai

dengan kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Penerapan multiple

intelligences dalam pengajaran guru mampu meningkatkan minat dan

kreatifitas peserta didik.43

8. Manfaat multiple intelligences dalam proses pengajaran guru meliputi

metode dan praktek pengajaran. Dengan demikian penggunaan pendekatan

pembelajaran multiple intelligences bagi peserta didik akan menjadikan

peserta didik keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial

pada salah satu atau lebih dari sembilan jenis kecerdasan yang

dimilikinya.44

9. Penelitian tentang pengaruh strategi pembelajaran berbasis multiple

intelligences terhadap hasil belajar dengan kesimpulan yaitu terdapat

pengaruh yang signifikan pada penerapan strategi pembelajaran berbasis

multiple intelligences terhadap hasil belajar afektif peserta didik.45

10. Penelitian tentang multiple intelligences, bahwa berbagai kegiatan yang

relevan dengan pengembangan multi kecerdasan bermanfaat dalam

pengembangan kompetensi peserta didik. Pengembangan multiple

intelligences peserta didik pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas

peserta didik dalam menerima materi pelajaran, sekaligus dapat meningkat

mutu hasil pembelajaran. Kegiatan non intrakurikuler dalam proses

pendidikan dan pengajaran di sekolah mampu mengembangkan hobi,

bakat, dan minat peserta didik juga dapat meningkatkan mutu proses dan

hasil belajar, dan sekolah perlu mengembangkan multi kecerdasan peserta

42 Sibel G. Yalmanci and Ali Ibrahim, “The Effects of Multiple intelligences Theory

Based Teaching on Students Achievement And Retention of Knowledge”, International

Journal on New Trends in Education And Their Implication. Vol. 4, Issue: 3 (July 2013),

Article: 04 ISSN 1309-6349 (2013) (Accessed: 16/09/2015). 43 Piping Sugiarti, “Penerapan Teori Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran

Fisika”, Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 2, No. 05/Th.IV/Desember 2005 (Accessed:

16/09/2015). 44 Syukron Smanela, Makalah Hasil Penelitian Mengenai Multiple Intelligences. 45 Tri Mei Ade Saputra, Alben Ambarita dan Yuliana Hamdan, “Pengaruh Strategi

Mengajar Multiple intelligences terhadap Hasil Belajar”, Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung, 2015.

Page 42: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

18

didik secara terintegrasi dalam proses pembelajaran, karena hal itu dapat

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.46

11. Artikel pendekatan belajar multiple intelligences menyimpulkan bahwa

pendekatan pembelajaran multiple intelligences menekankan pada

kecerdasan dominan atau yang menonjol pada diri peserta didik dan

berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang

ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Penggunaan pendekatan

pembelajaran multiple intelligences kepada peserta didik akan menjadikan

peserta didik keluar sebagai individu yang memiliki jati diri yang potensial

pada salah satu atau lebih dari jenis kecerdasan yang ada.47

12. Penelitian : “Educational Implications of the Theory of Multiple

Intelligences” bahwa, implikasi yang ditimbulkan dari penerapan konsep

kecerdasan jamak dalam pendidikan sebagai berikut “preliminary data

secured from project spectrum, an application in early childhood, indicate

that even 4- and 5-year-old children exhibit distinctive profiles of strength

and weakness. Moreover, measures of the various intelligences are largely

independent and tap abilities other than those measured by standard

intelligence tests.” Bahwa pada usia 4 dan 5 tahun, anak-anak pada usia

dini mampu menunjukkan potensi kecerdasan jamak mereka.48

13. Penelitian mengenai Learning Style and Multiple Intelligences in Student.

Manner menjelaskan hasil risetnya bahwa, bagaimana peserta didik

memproses informasi dengan baik saat mereka belajar dan seberapa baik

peserta didik mempertahankan pengetahuan secara langsung sangat terkait

dengan gaya belajar setiap individu. Peserta didik yang belajar dengan baik

melalui pemaknaan informasi, mendengarkan ide, memproses informasi

melalui refleksi, melakukan brainstorming terhadap informasi yang

diterima dengan orang lain lalu merefleksikan informasi pengetahuan

dalam kehidupan nyata dan melibatkan informasi pengetahuan pada

pengalaman diri dari berbagai perspektif. Peserta didik yang secara aktif

terlibat dalam pembelajaran mereka sendiri berkembang selama proses

memanipulasi informasi pengetahuan atau ketika peserta didik

menggunakan hasil manipulasi informasi pengetahuan dalam memecahkan

persoalan atau problem solving yang dihadapi peserta didik. Manner

46 Siskandar, “Pengembangan Multiple Intelligences Melalui Kegiatan Non-

Ekstrakurikuler Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Proses dan hasil Pembelajaran”, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Dasar dan Menengah.

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 5, No. 2, 2008 (Accessed: 16/09/2015). 47 Siti Suratmi, “Pendekatan Belajar Multiple Intelligences”.

Http://suratmisitisuratmi.blogspot.com/2013/05/v-bahavorurldafaulttvmlo.html (Accessed:

16/09/2015). 48 Howard Gardner and Thomas Hatch, “Educational Implications of the Theory of

Multiple intelligences”, Journal Educational Researcher Journal, Vol 18, 4-10, (1989)

(Accessed: 16/09/2015).

Page 43: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

19

menyebut, sebagai cara kerja peserta didik dalam proses belajar atau

sebagai gaya belajar yang khas dari individu peserta didik. Setiap proses

belajar yang melibatkan semua dimensi berpikir dan manipulasi panca

inderawi saling terkordinasi dan terkoneksi dengan bidang-bidang

kecerdasan yang dimiliki setiap individu. Menurut Black (1994) yang

dikutip Manner, bahwa setiap individu memiliki masing-masing delapan

kecerdasan jamak sampai batas tertentu. Kombinasi dan derajat kecerdasan

masing-masing peserta didik berbeda dan sangat jarang beroperasi secara

independen.49

14. Penelitian : “Implications of Human Intelligences Theory in ELT Filed”,

menyimpulkan bahwa, peserta didik cenderung menjadi lebih terlibat

dalam belajar karena mereka menggunakan metode yang sesuai kecerdasan

mereka. Selain itu, peserta didik efektif dalam proses pembelajaran yang

melibatkan praktek. Keterlibatan pendekatan ini meningkatkan peserta

didik dan keberhasilan peserta didik dalam merangsang pembelajaran guru

untuk meningkatkan nilai mencapai tingkat keberhasilan semua. Inti

kesimpulan dari riset ini adalah teori multiple intelligences bisa memiliki

peran yang penting dalam menciptakan suasana yang menarik, mendorong

peserta didik dan memotivasi peserta didik dalam pembelajaran. Dari hasil

penemuan riset tersebut, memberikan rekomendasi sebagai berikut yaitu,

agar guru memiliki kesadaran bahwa teori multiple intelligences

memberikan implikasi dalam pendidikan secara umum dan pengajaran

secara khusus, dan untuk memahami metodologi penerapan teori multiple

intelligences dalam pendidikan dan pengajaran diperlukan sesi pelatihan

untuk para guru.50

15. Penelitian : “The Influence of Multiple Intelligences Theory on Web-Based

Learning”, Penerapan teori pembelajaran dalam pembelajaran jarak jauh

diterapkan dalam konsep pembelajaran menggunakan dinamika kelompok.

Kesimpulan riset ini melaporkan bahwa mengintegrasikan kecerdasan

jamak dalam dunia pendidikan dan pengajaran merupakan komponen

kunci untuk keberhasilan peserta didik. Guru yang memberi materi dan

memenuhi kebutuhan dari kecerdasan jamak akan mendorong keberhasilan

akademis dan mempromosikan pengalaman belajar yang berkualitas.51

49 Barbara Manner, “Learning Styles and Multiple Intelligences in Students”, Journal

of College Science Teaching, NSTA, 2001 (Accessed: 16/09/2015). 50 Ibnian, S.S.K. and Hadban, A.D, “Implications of Multiple Intelligences Theory in

ELT Field”, International Journal of Humanities and Sosial Science, Vol. 3. No. 4, 2013

(Accessed: 16/09/2015). 51 Mark Riha and Rebecca A.R. Pina, “The Influence of Multiple intelligences Theory

on Web-Based Learning”, Journal of Online Learning and Teaching, Vol. 5, No. 1, March

2009, (Accessed: 16/09/2015).

Page 44: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

20

16. Penelitian : “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kecerdasan Ganda

Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komputer (TIK)

Mahapeserta didik PGSD Universitas Negeri Medan.” Menyimpulkan

hasil belajar pelajaran TIK mahapeserta didik yang dibelajarkan dengan

menggunakan media pembelajaran CD multimedia interaktif lebih baik

dibandingkan dengan media pembelajaran modul. Hasil belajar

mahapeserta didik yang dominan kecerdasan spasial visualnya lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar mahapeserta didik yang memiliki

kecerdasan ganda linguistik.52

17. Penelitian : Manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah,

bahwa harapan masyarakat akan pendidikan yang bermutu sejalan dengan

tuntuan dunia usaha untuk memperoleh tenaga kerja yang berkualitas.

Sehingga, penyelenggaraan pendidikan harus mampu merespon dan

mengakomodir harapan dan tuntutan tersebut dalam proses pengambilan

keputusan untuk peningkatan mutu pendidikan. Ini memberi keyakinan

bahwa dalam proses pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu

pendidikan, dapat dipergunakan berbagai teori, perspektif dan kerangka

acuan (frame work) berbasis sekolah. Asumsi ini memberi konsekuensi

bahwa sekolah harus menjadi bagian utama dalam proses pembuatan

keputusan dalam peningkatan mutu pendidikan. Sementara masyarakat

dituntut partisipasinya agar lebih memahami pendidikan, sedangkan

pemerintah berperan dalam hal menentukan kerangka kebijakan

pendidikan.53

Penelitian-penelitian terdahulu lebih menitikberatkan pada penerapan

metode-metode pengajaran kreatif berbasis multiple intelligences dalam

pembelajaran,54 menitikberatkan hasil pembelajaran melalui penerapan

52 Harun Sitompul dan Reni Astuti, “Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kecerdasan

Ganda Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komputer (TIK) Mahasiswa PGSD

Universitas Negeri Medan”, Jurnal teknologi Pendidikan, Teknologi Pendidikan PPs

Universitas Negeri Medan. 2012 (Accessed: 16/09/2015). 53 Hamzah, “Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah”, Jurnal

Studi Islamika STAIN Datokarama, Palu. Vol. 5, No. 1, Juni 2013 (Accessed: 20/10/2015). 54 Lihat Piping Sugiharti dalam “Penerapan Teori Multiple Intelligences Dalam

Pembelajaran Fisika”, Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 2, No. 05/Th.IV/Desember 2005

(Accessed: 16/09/2015), Lihat juga Sibel G. Yalmanci dan Ali Ibrahim, dalam The Effects of

Multiple intelligences Theory Based Teaching on Students Achievement And Retention of

Knowledge”, International Journal on New Trends in Education And Their Implication. Vol.

4, Issue: 3 (July 2013), Article: 04 ISSN 1309-6349 (2013) (Accessed: 16/09/2015), dan lihat

juga Harun Sitompul dan Reni Astuti dalam “Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kecerdasan

Ganda Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komputer (TIK) Mahasiswa PGSD

Universitas Negeri Medan”, Jurnal teknologi Pendidikan, Teknologi Pendidikan PPs

Universitas Negeri Medan. 2012 (Accessed: 16/09/2015).

Page 45: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

21

strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences,55 serta paling umum dari

hasil penelitian-penelitian terdahulu adalah deskripsi proses pembelajaran

yang lebih kreatif, proses belajar efektif, dan peserta didik cenderung lebih

terlibat aktif dibanding pembelajaran konvensional.56

Perbedaan penelitian sebelumnya di atas dengan penelitian “Aplikasi

Teori Multiple Intelligences pada Sistem Manajemen Pembelajaran” terletak

pada jalur rangkaian penerapan teori multiple intelligences yang meliputi

input, proses, outpout dan outcome.57 Sehingga, pada penelitian ini meliputi

sistem manajemen pembelajaran. Penelitian ini, tidak hanya pada proses

pembelajaran dan hasil pembelajaran peserta didik namun juga menyangkut

input awal peserta didik serta outcome yang diperoleh setelah peserta didik

lepas menjalani proses pembelajaran.

F. Metodologi Penelitian

55 Tri Mei Ade Saputra, Alben Ambarita dan Yuliana Hamdan, dalam “Pengaruh

Strategi Mengajar Multiple intelligences terhadap Hasil Belajar”, Jurnal Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, 2015, dan lihat juga Siskandar dalam

“Pengembangan Multiple intelligences Melalui Kegiatan Non-Ekstrakurikuler Dalam Rangka

Meningkatkan Mutu Proses dan hasil Pembelajaran”, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pendidikan Nasional Dasar dan Menengah. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan,

Vol. 5, No. 2, 2008 (Accessed: 16/09/2015). 56 Ibnian S.S.K. dan Hadban, A.D., dalam “Implications of Multiple Intelligences

Theory in ELT Field”, International Journal of Humanities and Sosial Science, Vol. 3. No. 4,

2013 (Accessed: 16/09/2015). Amy C. Brualdi, dalam “Multiple Intelligences: Gardner’s

Theory, Practical Assessment, Research & Evaluation,” Vol. 5, No. 10 (1996), 10,

Http://pareonline.net/ getvn.asp?v=5&n=10 (Accessed: 17/09/2015). Mark Riha dan Rebecca

A.R. Pina dalam “The Influence of Multiple intelligences Theory on Web-Based Learning”,

Journal of Online Learning and Teaching, Vol. 5, No. 1, March 2009, (Accessed: 16/09/2015).

Alamsyah Said dalam Penerapan Hasil Riset Gaya Belajar Dalam Pengajaran Guru. Penelitian

Tindakan Sekolah”, GLC Indonesia, Jakarta, 2014, dan lihat juga Pardan Prasetyo dalam

“Manajemen Peningkatan Mutu Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Studi Deskriptip

Kualitatif di Sekolah Islam DKI Jakarta),” Disertasi Universitas Islam Nusantara Bandung,

2015. 57 Input adalah, peserta didik baru dan peserta didik lama yang menjadi sumber objek

pelaksanaan pembelajaran dimana setiap siswa baru dan lama dilakukan riset kecenderungan

kecerdasan melalui multiple intelligences research. Proses adalah pelaksanaan strategi-strategi

pembelajaran guru dalam aktivitas belajar mengjar peserta didik atau penerapan strategi

multiple intelligences setelah hasil riset multiple intelligences pada input diperoleh. Proses

merupakan langkah kedua penerapan multiple intelligences setelah pelaksanaan multiple

intelligencecs research. Output adalah aktivitas penilaian pada peserta didik, dimana penilaian

melaksanakan deskripsi rubrik penilaian. Dengan menekankan pada aktivitas proses belajar

pserta didik, maka penilaian otentik merupakan langkah ketiga pelaksanaan aplikasi teori

multiple intelligences dalam sistem manajemen pembelajaran. Sementara, Outcome adalah

hasil dari output yang diperoleh dari proses pembelajaran. Outcome merupakan hasil balik

yang dihasilkan setelah peserta didik lepas dari proses pembelajaran di sekolah. Outcome

memebrikan dampak yang lebih luas terhadap pendidikan.

Page 46: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

22

1. Tempat dan Sumber Penelitian.

Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pemilihan

objek penelitian terhadap Sekolah Dasar tersebut dikarenakan telah

mengaplikasikan teori multiple intelligences ke dalam sistem manajemen

pembelajaran dan metode pengajaran guru menggunakan pendekatan multiple

intelligences atau multiple intelligences approach.

Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah data-data utama yang

menjelaskan masalah yang dikaji yaitu dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta, wawancara dan observasi. Sedangkan sumber data

sekunder adalah buku-buku dan jurnal yang terkait teori multiple intelligences,

psikologi Islam dan buku-buku yang sesuai tema aplikasi teori multiple

intelligences pada sistem manajemen pembelajaran.

2. Metode Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang data-datanya

dinyatakan dalam bentuk verbal. Model peelitian ini dilakukan untuk

menjadikan penelitian dan fenomena-fenomena yang ditemukan dari data-data

yang ditemukan menjadi ilmiah dan filosofis. Kualitatif digunakan untuk

merumuskan generalisasi dari data-data yang dianalisis berdasarkan informasi

yang diperolah dari wawancara, observasi dan forum group discussion.

Informasi yang diperoleh diharapkan menjadi acuan aplikasi teori multiple

intelligences pada sistem manajemen pembelajaran. Penelitian ini juga bersifat

kualitatif karena data diperoleh melalui sumber utama yaitu dokumen Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri akan dideskripsikan dan dianalsis secara

komprehensif dan detail.58

Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah menggunakan teknik:

(1) Kuisioner

Pengumpulan data dengan cara penyebaran kuisioner langsung dengan

para pengelola lembaga yaitu pengurus yayasan terdiri dari pembina

yayasan, pengawas yayasan dan pengurus yayasan. Kepala sekolah serta

wakil kepala sekolah yang terdiri dari bidang kesiswaan, bidang akademik

dan sarana dan prasarana, guru-guru berjumlah 15 orang, siswa berjumlah

150 dan orangtua siswa 15 serta 10 orang alumni Sekolah Islam Terpdau

Insan Mandiri. Untuk mengetahui pandangan atau persepsi baik para

pengelola sekolah maupun para orangtua siswa terhadap pelaksanaan

aplikasi teori multiple intelligences dalam manajemen pembelajaran.

58 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 17.

Page 47: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

23

(2) Wawancara

Metode wawancara dilakukan untuk menggali lebih dalam dan detail serta

melengkapi informasi data kuisioner sebelumnya. Guru yang di

wawancara 5 orang, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dan 3 orang

pengurus yayasan. Diperoleh informasi hasil wawancara dari guru, kepala

sekolah, wakil kepala sekolah dan pengurus yayasan sebagai berikut:

Sekolah Insan Mandiri mengaplikasikan teori multiple intelligences

berdasarkan input peserta didik, proses pembelajaran, penilaian proses

pmbelajaran (output pembelajaran). Sementara hasil wawancara 10 orang

siswa dan 3 orang alumni adalah: Input siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri sangat beragam tipe kecerdasannya, prestasi siswa sangat

beragam, siswa sering mengikuti lomba bidang apa saja dan selalu juara

walaupun tidak mendapatkan juara pertama. Hal ini sesuai dengan motto

Sekolah Dasar Islam Terpadu sebagai Sekolah Para Juara. Hasil

wawancara 3 orangtua siswa memberikan informasi bahwa Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri menganggap bahwa setiap anak adalah

istimewa (juara), metode mengajar guru mampu memberikan kenyamanan

belajar bagi siswa dan sistem penilaian yang menekankan proses belajar

siswa.

(3) Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat proses kegiatan belajar mengajar di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, dan melihat secara langsung

kondisi ril tentang lingkungan fisik lembaga pendidikan dan lingkungan

sosial. Secara umum hasil observasi proses kegiatan belajar mengajar,

mengindikasikan aplikasi teori multiple intelligences pada sistem

manajemen pembelajaran, ini ditunjukkan melalui guru mengajar sesuai

dominan kecerdasan anak atau sesuai hasil multiple intelligences research.

Resume hasil observasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Guru-guru

Insan Mandiri sangat baik dalam menjelaskan materi sehingga murid-

murid bisa belajar dengan menyenangkan. Metode mengajar guru mudah

dipahami, ditunjang dengan perilaku guru yang baik dalam kegiatan

belajar mengajar, namun terkadang terlalu fokus.

(4) Forum Grup Diskusi

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan para tokoh yang menguasai

bidang pendidikan dan juga lembaga-lembaga yang konsern di dunia

pendidikan, untuk mendapatkan informasi terkait kelebihan dan

kekurangan pada lembaga yang sedang diteliti, terkait penerapan teori

multiple intelligences pada sistem manajemen pembelajaran. Para tokoh

dalam forum grup diskusi adalah global learning center Indonesia yaitu

lembaga konsultasi dan pelatihan pendidikan, jaringan sekolah Islam

terpadu Indonesia dan kualita pendidikan Indonesia sebagai lembaga

konsultasi dan pelatihan pendidikan. Proses forum grup diskusi sebagai

Page 48: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

24

berikut: Anggota grup berdiskusi mengenai penerapan teori multiple

intelligences pada sistem manajemen pembelajaran. Hasil diskusi

menunjukkan bahwa penerapan teori multiple intelligences harus diawali

dari kesamaan konsep tentang setiap anak cerdas, setiap anak memiliki

kecerdasan dominan sebagai gaya belajar. guru mengajar sesuai dengan

gaya belajar siswa dan penilaian pembelajaran siswa dilakukan secara

proses.

3. Metode Analisis Data.

Setelah data dikumpulkan dan direkap, selanjutnya untuk

menginterpretasikan data tersebut akan dianalisis dengan analisis kualitatif.

Adapun analisis kualitatif menjelaskan secara langsung dari observasi dan

wawancara serta hasil forum grup diskusi yang dilakukan secara langsung

sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas.

G. Sistematika Penulisan.

Dalam upaya menghadirkan karya tulis dalam bentuk yang sistematis,

jelas dan terarah, maka disertasi ini diklasifikasi menjadi enam bab. Dimana

setiap bab merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lainnya.

Berikut gambaran dari penjelasan masing-masing bab disertasi ini, yaitu:

Pada bab pertama, merupakan latar belakang problematika yang dikaji,

apakah implikasi teori multiple intelligences terhadap sistem manajemen

pembelajaran? Dalam bab ini juga terdiri dari beberapa sub bab seperti latar

belakang masalah, permasalahan masalah, penelitian terdahulu yang relevan,

tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab kedua ialah berisikan perdebatan akademik teori-teori multiple

intelligences serta sistem multiple intelligences, multiple intelligences theory

dalam dunia pendidikan dan pengajaran, hubungan multiple intelligences

theory dengan konsep fitrah dalam pendidikan Islam, kritik dan kelemahan

teori multiple intelligences.

Bab ketiga, berisikan sejarah jaringan sekolah Islam terpadu Indonesia,

profil Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dalam tinjauan teori

multiple intellegences system, tahapan pelaksanaan penerapan teori multiple

intelligences dalam pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta.

Bab keempat, multiple intelligences sebagai sistem sekolah unggul,

peran guru dalam multiple intelligences dan strategi mengajar, penilaian

berbasis proses.

Terakhir adalah bab kelima atau penutup, bab ini berisi tentang

kesimpulan dan saran-saran.

Page 49: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

25

BAB II

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE

INTELLIGENCES THEORY

Pada bab ini, dijelaskan tentang kerangka teori multiple intelligences

dalam pembelajaran. Dengan landasan-landasan teori ini, akan dikembangkan

teori yang sinkron berdasarkan teori-teori multiple intelligences dan

manajemen pembelajaran. Oleh karena itu, dalam beberapa sub bab ini, akan

dibahas tentang teori-teori multiple intelligences serta sistem multiple

intelligences, multiple intelligences theory dalam dunia pendidikan dan

pengajaran, hubungan multiple intelligences theory dengan konsep fitrah

dalam pendidikan Islam, kritik dan kelemahan teori multiple intelligences.

A. Sistem Multiple Intelligences

Untuk memperkuat perspektifnya tentang kognisi manusia, Howard

Gardner melahirkan teori multiple intelligences (kecerdasan majemuk), di

mana teori ini menyatakan bahwa kecerdasan seseorang tidak hanya diukur dari

hasil tes psikologi standar (Psycho test). Menurut teori Gardner ini kecerdasan

seseorang dapat dilihat dari dua aspek, yakni kemampuan menyelesaikan

masalah (problem solving) dan kreativitas (creativity) atau kemampuan

menciptakan produk yang bernilai budaya,1 di mana kedua hal ini didapatkan

seseorang dari perkembangan dan pengalamannya bukan karena faktor

kelahiran atau genetik atau bawaan semata.2 Teori multiple intelligences yang

dikenalkan Howard Gardner ini melengkapi teori kecerdasan sebelumnya di

mana kecerdasan tidak hanya dilihat secara verbal logika sepeerti halnya teori

kecerdasan IQ (Intellignece Quetient) Alfred Binet, teori kecerdasan EQ

(Emotional Quetient) Daniel Goleman, dan teori kecerdasan SQ (Spiritual

Quotient) yang dikenalkan oleh Steven Covey.

Dalam perspektif Islam antara IQ (Intellignece Quetient), EQ

(Emotional Quetient), dan SQ (Spiritual Quotient) memiliki kaitan yang erat

dan saling mempengaruhi serta memiliki tempat dan fungsi masing-masing.

IQ yang menempati tempat pada otak manusia berfungsi untuk memperoleh

pengetahuan secara nalar. Akal yang digunakan untuk berfikir akan

menciptakan pribadi yang unggul.3 Otak yang memiliki kemampuan yang luar

biasa ini baru bersifat potensi. Dan jika dikembangkan secara optimal dengan

mengetahui bagaimana cara kerjanya, maka akan tercapailah suatu kecerdasan

1 Thomas R. Hoerr, Becoming A Multiple Intelligences School (Alexandria, Virginia

USA: Association for Supervision and Curriculum Development ASCD, 2000), 2-3. 2 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002), 54. 3 Fuad Nashori, Potensi-Potensi Manusia, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2005), cet 1,

119-120. Lihat juga surat Ali-Imran:190-191

Page 50: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

26

intelektual yang besar. Kecerdasan emosional (EQ) menurut Goleman

merupakan suatu dorongan untuk bertindak atau rencana dalam mengatasi

masalah. Dalam perspektif Islam, kecerdasan spritual (SQ) merupakan

kematangan iman yang tempatnya di hati berupa kesadaran tauhid yang akan

mengendalikan kecerdasan intelektul dan kecerdasan emosional. Seseorang

yang hatinya terkendali oleh nilai-nilai tauhid (keimanan), maka emosinya

akan stabil dan akhirnya akan berimbas pada kemampuan berfikir yang

optimal.

Jika dilihat dari perspektif Islam hal ini sesuai dengan hadits yang

menyatakan bahwa setiap anak yang lahir itu membawa fitrah atau potensi.

Lingkungannyalah (orang tuanya) yang kemudian membentuknya menjadi

seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Berdasarkan hadits ini maka fitrah

merujuk pada faktor kelahiran atau genetik atau bawaan. Sedangkan orang tua

merujuk pada faktor lingkungan atau pengalaman yang diterimanya dalam

proses perkembangannya.

Teori kecerdasan majemuk Gardner menemukan bahwa kecerdasan

manusia tidak terbatas hanya pada satu atau dua jenis-jenis kecerdasan tapi

multiple atau beragam (kata sifat jamak). Itulah mengapa dalam pandangan

Gardner kecerdasan manusia tidak hanya dinilai dari aspek kognitif atau

akademik saja. Riset yang dilakukan Gardner menemukan paling sedikit ada

sembilan jenis kecerdasan pada manusia, yakni kecerdasan linguistik,

kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musik,

kecerdasan gerak-badani/kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal.4 Berikutnya, pada tahun 1999, Howard Gardner menambahkan

adanya dua kecerdasan baru, yaitu kecerdasan naturalis atau lingkungan dan

kecerdasan eksistensial.5 Pembahasan lebih lanjut mengenai kecerdasan

majemuk Gardner ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kecerdasan Linguistik, menurut Gardner kecerdasan ini merupakan

kemampuan mengekspresikan daya pikir melalui rangkaian kata dan bahasa

dalam menghargai makna yang kompleks. Anak yang memiliki kecerdasan

linguistik dalam proses belajar mengajar akan lebih percaya diri ketika mereka

mampu mempertahankan posisi dalam berargumentasi. Mereka memiliki

peluang untuk mengetahui lebih dalam suatu pelajaran dari diskusi dengan

teman-temannya. Dari kebiasaan berdiskusi inilah yang akan membuka

peluang seseorang mengembangkan kecerdasan bahasanya. Anak yang

memiliki cerdas bahasa ini akan menjadi manusia yang hebat dengan

kemampuan bahasanya dan memiliki peluang berkarir sebagai penyair,

pengarang, pembicara, pengajar, jurnalis dan sebagainya.

4 Howard Gardner, Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (New York:

Basic Books, 1983). 5 Howard Gardner, Intelligence Reframed: Multiple Intelligences (New York: Basic

Books, 1999).

Page 51: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

27

2. Kecerdasan logis-matematis, merupakan kemampuan menyelesaikan

operasi-operasi matematis seperti berhitung, mengukur, dan menilai.

Kecerdasan ini dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mengolah

angka-angka dan menggunakan logika.6 Strategi pembelajaran yang dapat

digunakan untuk anak dengan kecerdasan matematis logis ini dapat dilakukan

melalui proses penalaran dan berpikir dalam hubungan sebab akibat serta

melahirkan suatu hipotesis, menyusun keteraturan konseptual atau numerik,

dan sebagainya. Anak yang memiliki kecerdasan matematis logis ini akan

menjadi manusia yang hebat dengan kemampuannya ini dan memiliki peluang

berkarir sebagai ilmuwan, akuntan dan programer.

3. Kecerdasan visual-spasial, yaitu kecerdasan yang mencakup kemampuan

untuk memahami, mengubah dan mengkonstruksi aspek yang bersifat visual-

spasial. Anak dengan kecerdasan visual-spasial yang tinggi mempunyai dapat

memvisualisasikan sesuatu dengan begitu hidup dan membangkitkan kapasitas

tiga dimensi sebagaimana pelaut, pemahat, pelukis atau arsitek. Anak dengan

kecerdasan ini biasanya memiliki perilaku suka membuat coretan-coretan

lingkaran atau yang lainnya. Anak dengan kecerdasan visula-spasial yang

tinggi akan memiliki peluang berkarir sebagai arsitek, fotografer, dan insinyur

mesin, dan sebagainya.

4. Kecerdasan gerak badani atau kinestetik, sering disebut juga dengan

kecerdasan fisik yang mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan

keterampilan dalam menangani benda. Secara kognisi kecerdasan ini berawal

dari kontrol refleks dan gerakan-gerakan sukarelawan di mana inteligensi

kinestetik ini digunakan oleh tubuh mengubah tujuan menjadi aksi yang

menawan. Itulah mengapa anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki

peluang berkarir menjadi seorang atlet olahraga, penari, aktor dan pemain

pantomim, dan sebagainya. Dalam strategi pembelajaran, anak dengan

kecerdasan kinestetik ini akan menyukai proses pembelajaran yang banyak

mengakomodir gerak tubuh seperti berlari, memegang, menyentuh, dan

sebagainya.

5. Kecerdasan musikal, ciri dasar dari kecerdasan ini ialah kemampuan untuk

menangkap, menghargai dan menciptakan irama dan melodi melalui ritme dan

nada. Secara kognisi disebutkan bahwa di suatu tempat dalam benak kita,

terdapat ribuan ungkapan musikal yang menunggu isyarat untuk diaktifkan.

Modal inilah yang dikembangkan seorang musisi, komposer serta pembuat alat

musik untuk menciptakan nada-nada musik. Startegi pembelajaran yang dapat

digunakan untuk anak dengan cerdas musikal ini antara lain adalah melalui

metode bernyanyi atau nada-nada yang berirama.

6 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart, Identifiying and Development Your Multiple

Intelligences (New York: New American Library, 1993), 85-86.

Page 52: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

28

6. Kecerdasan interpersonal menurut Gardner merupakan kemampuan untuk

memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Anak dengan kecerdasan

interpersonal yang tinggi memiliki kemampuan untuk peka dan tanggap

terhadap suasana hati, perasaan, perangai, dan hasrat orang lain. Termasuk

juga kemampuan untuk membentuk dan membina hubungan serta mengetahui

berbagai peranan yang terdapat dalam suatu kelompok, baik sebagai anggota

maupun pemimpin.7 Kecerdasan ini terlihat jelas pada orang-orang yang

memiliki kemampuan sosial yang baik seperti pemimpin organisasi, guru, ahli

terapi dan konselor. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk anak

dengan kecerdasan ini antara lain adalah melalui kegiatan kelompok, sosio

drama, dan sebagainya.

7. Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk membuat persepsi yang

akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam

merencanakan dan mengarahkan hidup.8

8. Kecerdasan naturalis mampu mengenali dan memahami flora dan fauna

dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik.

Anak dengan kecerdasan ini menyukai kegiatan outdoor seperti camping,

hiking, memancing, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran mereka

menyukai aktifitas belajar di luar kelas untuk mengobservasi alam secara

langsung, serta senang mengoleksi benda-benda alam seperti batu-batuan, kulit

kerang dan sebagainya.

Teori multiple intelligences membawa implikasi perubahan terhadap

makna kecerdasan. Kecerdasan yang sebelumnya didefinisikan sebagai hasil

akhir dari sebuah proses ujian atau tes standar dan erat kaitannya dengan

intelligences question (IQ) seseorang yang pada akhirnya menjadi sebuah

labelisasi disability test, yaitu tes yang pada akhirnya digunakan untuk melihat

ketidakmampuan seseorang.9 Teori multiple intelligences atau kecerdasan

majemuk Gardner mengubah pandangan ini yang pada akhirnya memberikan

kontribusi besar terhadap dunia pendidikan menjadi sebuah strategi

pembelajaran untuk semua materi apapun. Namun dalam praktiknya umumnya

terdapat kesalahan pada sekolah yang menerapkan teori

multiple intelligences ini. Beberapa kesalahan tersebut antara lain adalah;

7 Psikolog asal Inggris, Nicholas Keynes Humphrey menyebut bahwa, inteligensi

sosial adalah hal yang paling penting dalam intelek manusia. Humphrey mengatakan bahwa

kegunaan kreatif dari pikiran manusia yang paling besar adalah mengadakan cara untuk

mempertahankan sosial manusia secara efektif. Lihat, Linda Campbell dan Bruce Campbell,

Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Depok: Intuisi Press, 2006),

172. 8 Sebagian besar peneliti percaya bahwa ketika kita lahir ke dunia, kecerdasan

intrapersonal telah berkembang dari sebuah kombinasi gen, lingkungan dan pengalaman.

Lihat, Linda Campbell dan Bruce Campbell, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple

Intelligences, 202. 9 Dicetuskan oleh Howard Gardner pada tahun 1983 di Harvard University.

Page 53: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

29

bahwa Multiple Intelligences dianggap sebagai bidang studi dan tidak

diterapkan secara sistemik (komprehensif).10

Aplikasi teori multiple intelligences pada sistem manajemen sekolah

dilakukan melalui beberapa tahapan yakni: input, process dan output. Input,

adalah bahan masukan berupa peserta didik yang dominan kecerdasannya

diriset menggunakan multiple intelligences research, hasil riset tersebut

menghasilkan informasi gaya belajar (kecenderungan kecerdasan yang paling

dominan). Data informasi gaya belajar peserta didik menjadi penting untuk

dilanjutkan ke dalam process pembelajaran, di mana guru menggunakan

strategi mengajar multiple intelligences sesuai data hasil multiple intelligences

research.11 Penekanan strategi mengajar multiple intelligences adalah aktivitas

belajar cara belajar. Proses aktivitas belajar peserta didik dinilai menggunakan

prinsip penilaian berbasis proses. Penilaian berbasis proses sebagai output

penilaian kompetensi. Fokus utama aplikasi sistem multiple

intelligences dalam manajemen pembelajaran adalah bagaimana gaya

mengajar guru sama dengan gaya belajar peserta didik karena selama ini

kesulitan peserta didik dalam menerima pelajaran dikarenakan gaya mengajar

guru yang tidak sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

Aplikasi sistem multiple intelligences dalam manajemen sistem

pembelajaran diterapkan dengan penekanan pada kinerja guru, tepatnya

sebelum pelaksanaan pembelajaran, yaitu pada tahap penyusunan rencana

pembelajaran guru melalui tahapan penguasaan strategi mengajar dengan

multiple intelligences, yaitu pemilihan modalitas belajar yang tepat dengan

memperhatikan kecerdasan siswa yang didapat melalui multiple intelligences

risearch (MIR), penguasaan teknik belajar cara belajar dan kemampuan

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Kelebihan aplikasi teori multiple

intelligences ini dalam manajemen pembelajaran antara lain dilakukan melalui

siklus pengawasan pembelajaran empat tahapan, di antaranya:

10 Sistemik penerapan teori multiple intelligences memiliki prasyarat pelaksanaan dan

syarat pelaksanaan. Prasayarat pelaksanaan adalah ketuntasan paradigma mengenai

kecerdasan. Sedangkan syarat pelaksanaan meliputi input-proses output. 11 Alamsyah Said, “Penerapan Hasil Riset Gaya Belajar Dalam Pengajaran Guru.

Penelitian Tindakan Sekolah”, GLC Indonesia, Jakarta, 2014.

Page 54: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

30

2.1 Diagram Siklus Pengawasan Pembelajaran Sistem Multiple

Intelligences.12

Pola kerja siklus pengawasan manajemen pembelajaran merupakan

bagian dari proses sistem multiple intelligences, dan bagian ini sebagai inti atau

titik poin dari pelaksanaan mengajar menggunakan strategi multiple

intelligences. Dampak yang dihasilkan dari siklus pengawasan pembelajaran

adalah:

1. Guru menguasai perencanaan belajar dengan alat pengawasan lesson plan.

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran secara otomatis merupakan standar

operasional prosedur guru dalam mengajar.

3. Alur isi rencana pelaksanaan pembelajaran adalah: persiapan (preparation),

presentasi (presentation), praktek (practice), penampilan aktivitas

(performance).

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan siklus pertama dari

sebuah proses pembelajaran yang profesional. Rencana pelaksanaan

pembelajaran adalah perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum mengajar.

Banyak sekali guru pada saat mengajar tidak membuat terlebih dahulu lesson

plan. Akan berbeda kualitas pembelajaran seorang guru yang diawali dengan

pembuatan lesson plan dibandingkan dengan guru yang tidak melakukan

persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum mengajar. Keuntungan

guru mengajar dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran:

1. Rencana pengajaran pada jenjang kompetensi secara otomatis tercatat dan

dapat di arsip.

2. Dengan adanya record/arsip dari rencana pelaksanaan pembelajaran akan

menjadi bekal untuk guru yang bersangkutan menggunakannya dengan

penyempurnaan pada tahun berikutnya.

12 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition,

(Alexandria, Virginia USA: ASCD, 2009), 64-67.

Lesson plan

Konsultasi

Observasi

Feedback

Page 55: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

31

3. Dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, kualitas guru akan terkontrol

dan tercatat (Management Quality Control). Tugas mengevaluasi kualitas

rencana pelaksanaan pembelajaran adalah konsultan atau supervisor atau

petugas yang ditunjuk.

4. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan siklus pertama dari sebuah

proses pembelajaran yang profesional.

5. Dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, akan dapat terukur kualitas

pembelajaran di kelas yang berhubungan dengan hasil prestasi akademik

siswa.

6. Dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, guru akan mempunyai waktu

perencanaan sebuah topik pembelajaran tentang bagaimana sebuah topik

disampaikan dengan baik dan menarik.

Dampak lain yang dihasilkan dari siklus pengawasan pembelajaran

multiple intelligences adalah: perubahan paradigma.

2.1 Tabel Perubahan Paradigma.13

Paradigma Lama Paradigma Baru

1. Konsep kalau guru mengajar

murid akan belajar.

1. Dengan guru mengajar belum

tentu murid belajar. Sebab

mengajar dan belajar adalah dua

proses yang berbeda.

2. Perencanaan mengajar

terletak pada bagaimana guru

mengajar kemudian murid

mengerti.

2. Perencanaan mengajar terletak

pada bagaimana murid bisa

mengerti, barulah merancang

bagaimana guru mengajar.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta menerapkan

sistem multiple intelligences dengan terlebih awal melakukan pendidikan dan

pelatihan secara berjenjang dan berkesinambungan mengenai multiple

intelligences secara lengkap. Dan Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta melakukan riset tentang kondisi peserta didik yang mendaftar ke

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, sehingga didapat data

yang cukup. Data tersebut merupakan masukan penting dan acuan bagi sekolah

dalam proses belajar mengajar. Dalam penerimaan calon peserta didik

digunakan multiple intelligences research yaitu sebuah riset untuk mengetahui

dominan kecerdasan dan gaya belajar siswa.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta adalah sekolah

yang mempunyai konsep dan sistem secara komprehensif. Sekolah unggul (the

best school) menitikberatkan pada kualitas proses belajar, dan bukan pada input

13 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition, 64-67.

Page 56: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

32

peserta didik. Paradigma sistem sekolah unggul (the best school) tidak

menerapkan seleksi tes masuk, artinya sekolah unggul mensyaratkan tingkatan

untuk disebut unggul, pertama: sekolah yang menerapkan tes standar masuk,

sebagai sekolah dengan tingkatan terendah, kedua: sekolah yang hanya

menerima anak-anak pintar dan bodoh, sebagai sekolah tingkatan rendah, dan

ketiga: sekolah yang menerima semua kategori sebagai sekolah tingkatan

tertinggi. Isyarat ini merujuk pada sekolah dengan tujuan dimensi kemanusiaan

dan berkeadilan (human for learning). Delapan pilar sekolah disebut unggul di

antaranya:

1. Desain kurikulum.

Desain kurikulum dikembangkan dari tiga pilar penting, di antaranya:

jasmani-ruhani, agama-akhlak, dan karakter. Penerapan kurikulum dengan

silabus. Penerapan kurikulum yang baik adalah dengan keseimbangan dua

muatan sebagai berikut:

1) Catalysis, menggali dan mengetahui apa yang diinginkan siswa, terdiri

dari:

a. Tema: Tema pembelajaran dari siswa.

b. Pemilihan Tema: Siswa memilih sendiri tema yang akan

dipelajarinya.

2) Challenge, memberi tantangan anak untuk mengetahui hal-hal yang

baru.

a. Guru menentukan tema pembelajaran

2. Agent of Change.

Sekolah yang berperan sebagai agen pengubah kondisi siswanya dari

kondisi negatif menjadi kondisi positif.

3. The Best Process.

Belajar yang berkualitas dan menyenangkan untuk semua kondisi.

Strategi mengajar multiple intelligences menekankan apda sebuah

kesamaan antara gaya menagajr guru dengan gaya belajar peserta didik.

4. The Best Teachers.

Penekanan pada kualitas guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan

dan pengajaran. Kualitas guru terindikasi dengan dalam momen mengajar

dengan bertindak sebagai fasilitator ketika peserta didik belajar, terindikasi

sebagai katalisator, ketika peserta didik mengalami proses aktivitas belajar.

Guru katalisator adalah guru yang mampu mempercepat proses pemahaman

peserta didik. Bagi peserta didik dengan kecepatan belajar normally learner

menjadi lebih cepat paham, peserta didik dengan kategori belajar lambat

(slow learner) menjadi mudah paham. Indikasi beriktunya adalah open

mind. Guru memiliki idealitas belajar untuk memenuhi ruang-ruang

kognisinya dan the best teacher terindikasi dengan komitmen. Termasuk

komitmen meningkatkan kualitas sebagai guru, memiliki sikap kasih

sayang dan penuh Perhatian, dan kaya strategi mengajar.

Page 57: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

33

5. Active Learning.

Model pembelaajran yang dikembangkan sekolah unggul adalah

menekankan pada keaktififan peserta didik sat belajar.

6. Applied Learning.

Sekolah mengaitkan materi belajar dengan kehidupan nyata sehari-

hari, sehingga siswa tidak hanya belajar konsep-konsep abstrak tetapi

pembelajaran yang langsung diaplikasikan.

7. Management Control.

Sekolah yang mempunyai siklus kontrol dalam proses pembelajaran,

mulai dari perencanaan mengajar, konsultasi, observasi kelas dan analisa

perbaikan yang dilakukan secara kontinyu.

8. Sistem multiple intelligences.

Input peserta didik dengan data hasil riset gaya belajar (multiple

intelligences research), proses pembelajaran guru dengan apersepsi dan

menggunakan strategi multiple intelligences sesuai hasil riset gaya belajar

(multiple intelliegnces research) dan dengan teknik penilaian autentik atau

penilaian berbasis proses aktivitas belajar.

Banyak orang termasuk guru, pengelola pendidikan, orangtua peserta

didik, pengawas sekolah, masyarakat termasuk pengambil kebijakan bidang

pendidikan menyebut bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang peserta

didiknya adalah lulus masuk tes akademik, memiliki ranking akademik yang

tinggi, serta selektif dan berstandar akademik tinggi dalam penerimaan peserta

didik baru. Kenyataan tersebut di atas berbanding terbalik dengan konsep

sekolah unggul dalam konteks dimensi kemanusiaan dan berkeadilan (human

for learning).

Sekolah diharapkan berkomitmen untuk mengembangkan pemahaman

peserta didik yang mendalam dalam beberapa disiplin inti. Hal ini mendorong

peserta didik menggunakan pengetahuan itu untuk memecahkan masalah-

masalah dan menyelesaikan tugas-tugas yang mereka hadapi dalam

masyarakat luas. Pada saat yang sama, sekolah berusaha untuk mendorong

perpaduan unik dari kecerdasan-kecerdasan masing-masing peserta didik.

Menilai perkembangan peserta didik secara teratur dengan cara-cara adil dan

cerdas pula.14

Implikasi dari teori multiple intelligences jauh melampaui pengajaran

kelas. Pada intinya, teori multiple intelligences tidak kurang suatu perubahan

mendasar dalam cara sekolah-sekolah distruktur. Hal ini memberitahukan

kepada para pendidik dimana pun pesan yang kuat, bahwa peserta didik yang

datang ke sekolah setiap pagi hari memiliki hak untuk diberi pengalaman-

pengalaman yang mengaktifkan dan mengembangkan semua kecerdasan

14 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition, 131.

Page 58: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

34

mereka. Selama hari sekolah normal, setiap peserta didik harus berhadapan

dengan pelajaran, latihan, proyek atau program yang berfokus pada

pengembangan kecerdasan peserta didik masing-masing, bukan hanya untuk

kemampuan verbal dan logis yang standar yang selama puluhan tahun telah

dijunjung tinggi di atas segala bentuk potensi manusia.15

Sekolah adalah kumpulan para peserta didik yang sedang mengalami

proses belajar dalam dimensi bertumbuh dan berkembang.16 Penting sekali

mengenali dan mengembangkan semua kecerdasan manusia yang bervariasi

(keanekaragaman kecerdasan). Setiap peserta didik berbeda terutama karena

semuanya memiliki kombinasi yang berbeda dari kecerdasan-kecerdasan itu.17

Hampir 80 tahun setelah tes kecerdasan pertama dikembangkan,18 teori

multiple intelligences memiliki cakupan yang luas mengenai lingkup potensial

manusia di mana melebihi batas-batas skor intelligence question (IQ). Psikolog

kini telah meredefinisi kecerdasan, sebagai kapasitas/kemampuan

memecahkan masalah-masalah dan menciptakan produk-produk dan karya-

karya yang bernilai budaya, atau kemampuan melakukan tindakan kreatif

(produk kreatif).

Sekolah unggul adalah sekolah yang para gurunya mampu menjamin

semua peserta didik akan dibimbing kearah perubahan yang lebih baik dalam

arti lain. Guru mampu mengubah kualitas akademis dan moral peserta didik

dari yang awalnya nakal, malas, menjadi positif. Resiko bagi pengurus sekolah

yang mengklaim sebagai sekolah unggul adalah mau menerima semua peserta

didik apa adanya tanpa diskriminasi dan tanpa menerapkan test seleksi. Sebab,

setiap anak memiliki keunikan (unique) terhadap belajar, memiliki bakat

15 Thomas Armstrong, Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Edisi Ketiga (Jakarta:

Indeks, 2013), 129.

16 Ekosistem yang ada dalam komunitas sekolah adalah manusia. Manusia dengan

segala fitrah, potensi kecerdasan, minat dan bakat mengalami fase belajar dalam dimensi

tumbuh dan kembang. Namun, mencari sekolah yang benar-benar memfasilitasi fitrah, potensi

kecerdasan, minat dan bakat dalam masa belajar sangatlah sulit. Sekarang ini, banyak sekali

sekolah yang bukannya membangun keunggulan peserta didik melainkan membunuh banyak

potensi-potensi yang ada pada peserta didik. Mayoritas sekolah di Indonesia tidak menghargai

kecerdasan yang dimiliki peserta didik sebagai siswanya. 17 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences di dalam Kelas. Edisi Ketiga, 45. 18 Tes kecerdasan pertama dikembangkan oleh Alfred Binet pada tahun 1905 di

Perancis. Tujuan tes kecerdasan (tes IQ) adalah untuk menentukan siswa kelas dasar mana

yang “beresiko” untuk gagal. Sehingga, para siswa tersebut bisa mendapatkan perhatian

khusus untuk memperbaikinya. Tes kecerdasan pertama kemudian diimpor ke Amerika

Serikat. Beberapa tahun kemudian, tes kecerdasan menjadi tersebar luas, begitu pula gagasan

ada sesuatu yang disebut “kecerdasan” yang dapat diukur secara objektif, dan dipersingkat

menjadi satuan angka atau yang disebut skor/nilai “IQ”.

Page 59: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

35

(talent) dan memiliki kemampuan (ability).19 Karena, prinsip dasar yang

digunakan oleh sekolah unggul adalah tidak ada siswa yang bodoh. Sekolah

yang dijadikan model pendidikan pada dasarnya adalah sekolah yang berbasis

pada konsep tumbuh kembang manusia (human) sesuai fitrah kemanusiaannya.

B. Multiple Intelligences Theory dalam Dunia Pendidikan dan

Pengajaran.

Sejak pertama kali teori multiple intelligences diperkenalkan, para

guru-guru mengalami dampak akibat implikasi penerapan teori multiple

intelligence. Para guru bergulat (grappling) secara pemikiran dan aplikatif

dalam sistem pengajaran dan paradigmanya. Aplikatif dalam sistem

pengajaran multiple intelligences lebih menekankan pada kemampuan dan

keahlian guru dalam menggunakan kreatifitas pengajarannya, kreatifitas

karyanya terhadap media-media pembelajaran di dalam kelas. Hal ini terjadi,

dikarenakan guru-guru terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami

karakteristik-karakteristik dari setiap jenis-jenis kecerdasan. Hal ini penting

untuk menilai jenis kecerdasan siswa.20

Dalam lingkup pendidikan, belajar diidentikkan dengan proses

kegiatan sehari-hari siswa di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks.

Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu siswa dan guru.

Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses

mental dalam menghadapi bahan belajar. Sedangkan dari sisi guru, belajar itu

dapat diamati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan

proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru.

Proses belajar “tampak” lewat perilaku siswa dalam mempelajari bahan ajar.

Perilaku belajar itu tampak pada tindak-tindak hasil belajar. Oleh karena itu,

belajar adalah “perubahan tingkah laku lebih merupakan proses internal siswa

dalam rangka menuju kematangan.”21

Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk

membelajarkan seseorang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai

strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah

direncanakan. Dengan demikian, berbagai upaya pembelajaran memiliki

banyak usaha untuk secara taktis merangsang seseorang siswa agar bisa belajar

dengan baik sesuai dengan karakteristik anak atau siswa.

19 Thomas Armstrong, In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your

Child’s Multiple Intelligences. Revised and Update (New York: Penguin Putnam Inc, 2000),

2. 20 Walter McKenzie, Multiple Intelligences and Instructional Technology. Second

Edition (Washington, DC, USA: International Society for Technology in Education ISTE,

2005), 11. 21 Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, Tadzkirah Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (Jakarta: Grafindo, 2005), 7-8

Page 60: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

36

Mengenai penerapan teori kecerdasan jamak telah banyak dikaji dan

diulas baik dalam bentuk buku maupun jurnal-jurnal hasil penelitian yang telah

dilakukan, di antaranya:

2.2 Tabel Penerapan Teori Kecerdasan Majemuk.

No Judul Buku

dan Jurnal Bahasan

1.

Multiple

Intelligences:

The Theory in

Practice.

Implikasi praktis multiple intelligences

melahirkan gagasan yang kuat bahwa ada

kapasitas manusia yang terpisah, namun dapat

saling bersinergi membentuk kompleksitas

kecerdasan. Multiple intelligences pada manusia

didasari dari area-area pada lobus otak, dan

masing-masing saling berdiri sendiri, walau

berdiri sendiri dapat bekerja secara bersama

melalui proses belajar.22

2.

Multiple

Intelligences Go

to School

Educational

Implications of

the Theory of

Multiple

Intelligences.

Menurut Howard Gardner, setiap manusia

memiliki delapan bentuk kecerdasan dan relatif

independen satu sama lain. Berbagai kecerdasan

terbaik dinilai melalui cara kontekstual.

Sebuah aplikasi teori multiple Intelligences yang

diriset pada kelompok anak usia dini, umur 4 dan

5 tahun, di mana anak menunjukkan profil

kekuatan dan kelemahan.23

3

Multiple

intelligences

Theory, Action

Research and

Teacher

Professional

Development:

The Irish

Laporan isi jurnal ini adalah menyajikan temuan

dari sebuah proyek penelitian penerapan multiple

intelligences di sekolah dan ruang kelas. Ini

menunjukkan bagaimana teori multiple

intelligences digunakan untuk menghasilkan

praktik kelas, bagaimana guru berpartisipasi,

dievaluasi proyek; dan bagaimana guru

menanggapi pengalaman profesional. Guru

22 Howard Gardner, Multiple Intelligences: The Theory In Practice (New York: Basic

Books, 1993). 23 Howard Gardner and Thomas Hatch, “Multiple Intelligences Go to School:

Educational Implications of the Theory of Multiple Intelligences”, American Educational

Research. Vol. 18, No. 8 (Nov., 1989), pp. 4-10 (Accessed: 16/09/2015). Laporan jurnal

tersebut merekomendasi aplikasi teori multiple intelligences dalam pendidikan. Howard

Gardner mengangankan sebuah sistem pendidikan yang akan membantu menerbitkan

generasi-generasi muda yang mampu menantang masa depan, dengan tetap memelihara tujuan

tradisional pendidikan humanis.

Page 61: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

37

Multiple

Intellgences

Project.

melaporkan hasil siswa yang sukses termasuk

minat dan motivasi, ingat yang lebih baik dan

pemahaman yang lebih dalam, pencapaian yang

lebih tinggi, meningkatkan harga diri, dan lebih

menyenangkan dan pengalaman kelas

menyenangkan. Untuk guru sendiri, proyek

adalah sebuah tantangan. Mereka membutuhkan

lebih banyak waktu, ketekunan, lebih

kolegialitas, dan lebih perencanaan dukungan

manajemen.24

4

Multiple

intelligences:

Gardner’s

Theory,

Practical

Assessment,

Research and

Evaluation.

Usulan agar teori multiple intelligences

dimasukkan ke dalam kurikulum Sekolah Dasar.

Mengingat definisi kecerdasan teori multiple

intelligences adalah sebagai kapasitas untuk

memecahkan masalah dan memperoleh produk

yang bernilai budaya.25

5.

Playing with the

multiple

intelligences

How Play Helps

Them Grow.

Teori multiple intelligences dalam proses

pengajaran guru mampu meningkatkan

keterampilan dan menguatkan bakat alami anak.

Strategi mengajar sesuai multiple intelligences

membuat anak tajam dalam penguatan

keterampilan dan bakat.26

6.

The Effects of

Multiple

intelligences

Theory Based

Teaching on

Students

Teori multiple intelligences jika diterapkan dalam

proses belajar lebih efektif dibanding dengan pola

pengajaran guru yang tradisional. Peserta didik

dapat lebih berhasil secara akademis melalui

pengajaran berbasis multiple intelligences.27

24 Joan Hanafin, “Multiple intelligences Theory, Action Research, and Teacher

Professional Development: The Irish MI Project”, Australian Journal of Teacher Education,

Vol. 39, Issue 4 Article 8 (2004) (Accessed: 16/09/2015). 25 Brualdy Timmins and Amy C, “Multiple intelligences: Gardner’s Theory, Practical

Assessment, Research & Evaluation,” Vol. 5, No. 10 (1996), 10,

Http://pareonline.net/getvn.asp?v=5&n=10 (Accessed: 17/09/2015). 26 Eberle, G. Scott, “Playing with the Multiple Intelligences How Play Helps Them

Grow”, American Journal of Play, Vol. 4, Number 1, (2011) (Accessed: 16/09/2015). 27 Sibel G. Yalmanci and Ali Ibrahim, “The Effects of Multiple Intelligences Theory

Based Teaching on Students Achievement and Retention of Knowledge”, International

Journal on New Trends in Education And Their Implication, Vol. 4, Issue: 3 (July 2013),

Article: 04 ISSN 1309-6349 (2013), Www.ijonte.org/FileUpload/ks63207/File/04.yalmanci

(Accessed: 16/09/2015).

Page 62: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

38

Achievement

and Retention of

Knowledge.

7.

Learning Styles

and Multiple

intelligences in

Students.

Praktek mengajar sesuai gaya belajar (multiple

intelligences) membantu peserta didik

memproses informasi dengan baik saat mereka

belajar.28

8.

In Their Own

Way:

Discovering and

Encouraging

Your Child’s

Multiple

Intelligences

Setiap anak memiliki keunikan masing-masing

dalam belajar dan memproses pengetahuan, ini

merupakan hadiah dalam proses tumbuh

kembang manusia (human growth). Setiap anak

memiliki bakat (talent) dan kemampuan (ability).

Faktanya, banyak anak yang dengan keunikannya

diberi label sebagai Atention Deficit Disorder

atau ADD dan Atention Deficit Hyperactivify

Disorder atau ADHD, kesulitan belajar atau

learning disabled, kesulitan belajar bahasa

(dyslexic), kesulitan belajar angka (dyscalculia)

atau singkatnya karena mengalami tidak

berprestasi secara akademik (simply as

underachievers).29

9.

Multiple

Intelligences in

the Elementary

Classroom

Teori multiple intelligences merupakan gagasan

perubahan terhadap kecerdasan tunggal (IQ).

Terdapat tiga hal yang siginifikan yang

dikandung teori multipe intelligences dengan

kecerdasan tunggal atau IQ, yaitu: 1). Kecerdasan

bersifat jamak dan tidak hanya satu jenis

kecerdasan, 2) Kecerdasan seseorang

diekspresikan melalui aktivitas atau

performance, hasil karya atau product, gagasan

atau idea, kecerdasan tidak dinyatakan dalam

bentuk nilai hasil test. dan, 3) kecerdasan

dihasilkan melalui ekspresi kebudayaan

seseorang.30

28 Manner, M. Barbara, “Learning Styles and Multiple Intelligences in Students”,

Journal of College Science Teaching, NSTA, 2001 (Accessed: 16/09/2015). 29 Thomas Armstrong, In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your

Child’s Multiple Intelligences. Revised and Update, 2. 30 Baum Susan, Julie Viens, and Barbara Slavin, Multiple Intelligences in the

Elementary Classroom. A Teacher’s Toolkit (New York and London: Teacher Collage,

Columbia University, 2005), 10

Page 63: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

39

10.

Multiple

Intelligences

and Leadhership

Pertanyaan tentang kecerdasan dalam

kepemimpinan (leadership). Individu yang

menyukai dan memiliki jiwa kepemimpinan

(leadership) akan sangat efektif dalam

kepemimpinannya. Sebuah studi yang dilakukan

pada tahun 1920 sampai 1930, menyebut

kecerdasan berkontribusi terhadap

kepemimpinan seseorang, sebagaimana studi

yang dilakukan Edward Thorndike yang

dilaporkan oleh Ronald E. Riggio, Susan E.

Murphy, and Francis J. Pirozzolo. Sebelum teori

multiple intelligences dimunculkan tahun 1983,

telah banyak penelitian-penelitian mengenai

kecerdasan yang berhubungan dengan

representasi mental. Sebagai contoh, Edward

Thorndike pada tahun 1920 mendefinisikan

kecerdasan sosial sebagai upaya untuk mengukur

level mental sosial seseorang.31

11.

Multiple

Intelligences

Around The

World

Howard Gardner dan Thomas Armstrong telah

banyak berkecimpung dalam aplikasi teori

multiple intelligences dalam dunia pendidikan

dan pengajaran, bahkan diaplikasikan dibanyak

negara (around the world). Teori multiple

intelligences dijadikan konsep dasar dalam proses

pendidikan dan pengajaran. Di negara-negara

yang menggunakan konsep multiple intelligences

telah mendeskripsikan, menganalisis,

mengevaluasi dan mensistesis sesuai kearifan

lokal kebudayaan dimasing-masing negara.

Aplikasi multiple intelligences memperbaiki

(improve) pendidikan semua siswa (students).

Banyak orang yang akhirnya menemukan

pekerjaan sesuai kepandaiannya (diligently),

sesuai kecerdasan dominannya setelah

mengaplikasikan multiple intelligences.32

11. Penerapan Teori

Kecerdasan

Piping Sugiharti hasil penelitian menyebutkan

bahwa metode pengajaran fisika yang kreatif dan

31 Ronald E. Riggio, Susan E. Murphy, and Francis J. Pirozzolo, Multiple Intelligence

and Leadership (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers, 2002), 3. 32 Jie-Qi, Seana Moran, Howard Gardner, Multiple Intelligences Around The World

(Editors by Howard Gardner), (San Fransisco CA 94103-1741: Jossey-Bass A. Wiley Imprint,

2009), 2.

Page 64: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

40

Jamak dalam

Pembelajaran

Fisika.

aplikatif berdasarkan penerapan teori multiple

intelligences dapat meningkatkan aktivitas dan

rasa senang para peserta didik terhadap mata

pelajaran fisika. Proses pembelajaran fisika yang

menarik dan menyenangkan sesuai dengan

kecerdasan yang dimiliki peserta didik.

Penerapan multiple intelligences dalam

pengajaran guru mampu meningkatkan minat dan

kreatifitas peserta didik.33

12.

95 Strategi

Mengajar

Multiple

Intelligences.

Mengajar Sesuai

Cara Kerja Otak

dan Modalitas

Belajar Siswa.

Peserta didik bodoh itu mitos, sebab sepanjang

anak terlahir dengan fungsi otak yang sehat

(medis), maka saat itu pula anak memiliki

kemampuan mengolah kecerdasan, dan dengan

proses belajar yang sesuai dengan jenis multiple

intelligences, anak akan senang, aktif belajar

sehingga anak mudah memahami materi yang

dilihat dari hasil penilaian autentik.34

13. Sekolahnya

Manusia.

Paradigma salah kaprah menyebut sekolah

unggul adalah sekolah favorit, yaitu sekolah yang

menerima calon peserta didiknya dengan seleksi

ketat, yang pandai berhak masuk dan yang bodoh

tidak diterima. Sekolah yang baik dan benar

adalah, sekolah yang manusiawi dalam

pandangan sekolahnya manusia adalah sekolah

yang menerima input peserta didiknya dengan

segala kondisi (termasuk calon peserta didik

dengan hambatan belajar).35

14.

Sekolah Anak-

Anak Juara.

Berbasis

Kecerdasan

Jamak dan

Pendidikan

Berkeadilan.

Menegaskan dengan disertai fakta-fakta empiris

berdasarkan riset dan pengalaman, bahwa

kecerdasan seseorang sangat beranekaragam dan

seorang dengan kemampuan IQ yang biasa-biasa

saja dapat meraih kesuksesan hidup. Buku ini

menjelaskan bahwa siswa yang rendah kognitif

33 Piping Sugiarti. “Penerapan Teori Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran

Fisika”, Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 2, No. 05/Th.IV/Desember 2005 (Accessed:

16/09/2015). 34 Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelligences Mengajar Sesuai Cara Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa (Jakarta: Kencana

Prenada Media, 2015) 35 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di

Indonesia (Bandung: Kaifa Learning, 2009).

Page 65: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

41

namun tinggi bidang psikomotorik dan afektif

cenderung tidak dianggap dalam dunia sekolah.36

15.

Multiple

Intelligences in

the Calssroom.

Teori multiple intelligences tidak hanya dalam

kaitannya dengan belajar mata pelajaran

akademik, tetapi perilaku, manajemen kelas, dan

kehidupan secara umum. Anda tidak akan pernah

melihat pendidikan dengan cara yang sama.

Mempraktekkan multiple intelligences dalam

pembelajaran guru di kelas sesuai dengan jenis-

jenis kecerdasan jamak peserta didik. Metode

pengajaran yang kreatif adalah hal yang sangat

direkomendasikan agar pembelajaran guru di

kelas mudah diterima peserta didik.37

Dalam sejarah perkembangan teori-teori pendidikan sampai pada abad

ke-20, menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih bersifat pengembangan

manusia. Trend yang mengarah pada teori pendidikan yang berbasis pada

manusia sesuai fitrah neurosains manusia.38 Ini singkron dengan kemunculan

dan perkembangan teori-teori pendidikan (learning theory) yang diawali dari

teori behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan teori humanistik.

Berikut ini beberapa penjelasan tentang ini, yaitu:

1. Telaah teori-teori belajar (learning theory) yang diawali teori behaviorisme

memberikan asumsi filosofis bahwa manusia tumbuh secara alami (nature

of human being) dan perubahan tingkah laku manusia sebagai hasil dari

36 Munif Chatib dan Alamsyah Said, Sekolah Anak-Anak Juara. Berbasis Kecerdasan

Jamak dan Pendidikan Berkeadilan (Jakarta: Kaifa, 2012). Buku ini menegaskan bahwa setiap

anak juara sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia. Dengan mengisahkan pengalaman

empiris penulis buku Sekolah Anak-Anak Juara ingin menekankan kecerdasan otak, dan tidak

ada ciptaan Allah yang gagal. Semua manusia adalah penciptaan terbaik dan karya Maha

Agung Allah. 37 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition. Thomas

Arsmtrong memberikan review dari dasar-dasar teori multiple intelligences. Armstrong

memberikan contoh yang tak terhitung tentang bagaimana setiap kecerdasan dapat digunakan

di dalam kelas, serta bagaimana mereka kecerdasan dapat dinilai. Thomas Armstrong juga

menyediakan ide-ide tentang apa yang harus disertakan dalam portofolio multiple intelligences

dan bagaimana menilai belajar masing-masing siswa melalui kecenderungan yang unik

intelektual mereka. 38 Taruna Ikrar, Ilmu Neurosains Moderen (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2015). Jika

dilihat dan dicermati dengan seksama, teori-teori pendidikan sejak dahulu hingga sekarang

mengalami perluasan maknawi terhadap objek pendidikan, di mana manusia dipandang secara

luas dengan melibatkan unsur neurobiologis. Ketika awal teori pendidikan dalam proses

belajar hanya menekankan sebagai proses mekanistik saja, maka pada era milenium proses

belajar telah melibatkan representasi mental, fungsi kerja otak secara neurosains dan

melibatkan unsur pancainderawi tubuh.

Page 66: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

42

pengalaman. Teori behaviorisme dengan model hubungan stimulus-

responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.

Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan

menghilang bila dikenai hukuman. Penguatan yang dimaksud adalah

belajar. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan

respon.39

2. Teori belajar kognitivisme.

Salah satu aliran yang mempunyai pengaruh terhadap praktik belajar

yang dilaksanakan di sekolah adalah aliran psikologi kognitif. Aliran ini

telah memberikan kontribusi terhadap penggunaan unsur kognitif atau

mental dalam proses belajar. Berbeda dengan pandangan aliran

behavioristik yang memandang belajar sebagai kegiatan yang bersifat

mekanistik antara stimulus dan respon, aliran kognitif memandang

kegiatan belajar bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat

mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan

mental yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar. Oleh karena

itu, menurut aliran kognitif, belajar adalah sebuah proses mental yang aktif

untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Sehingga

perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa

melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan

lain sebagainya.

3. Teori belajar konstruktivisme.

Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual. Teori

belajar konstruktivisme berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar,

yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga

dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi

dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.

Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau

perbuatan.40 Adapun konstruktivisme yang dibangun atas dasar interakasi

sosial merupakan proses belajar bagi anak yang dilakukan dalam interaksi

dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam

belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang.41

39 Slavin, R.E, Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition (Boston:

Allyn and Bacon, 2000), 143. 40 Diungkapkan oleh Jean Piaget. Jean Piaget adalah seorang filsuf, ilmuwan,

dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-

anak dan teori perkembangan kognitifnya. Jean Piaget adalah juga perintis besar dalam

teori konstruktivis tentang pengetahuan. 41 Dirumuskan oleh Vygotsky, psikolog asal Rusia yang dikenal atas kontribusinya

dalam teori perkembangan anak. Konsep ini menerangkan bahwa dalam proses pembelajaran

seorang anak ada sebuah area dimana anak tersebut harus diberikan bantuan eksternal untuk

dapat belajar hal yang baru sedangkan ada area lain dimana anak tersebut dapat belajar mandiri

tanpa dibantu.

Page 67: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

43

Belajar adalah proses aktif peserta didik dalam mengkonstruksi arti,

wacana, dialog, pengalaman fisik. Dalam proses belajar tersebut, terjadi

proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang

sudah dipelajari. Prinsip dalam pembelajaran teori konstruktivisme

adalah:42

a. Pertanyaan dan konstruksi jawaban peserta didik adalah penting.

b. Berlandaskan beragam sumber informasi materi dapat dimanipulasi

peserta didik.

c. Pendidik lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan

mediator.

d. Program pembelajaran dibuat bersama peserta didik.

e. Strategi pembelajaran, student-centered learning , dilakukan dengan

belajar aktif, belajar mandiri, kooperatif dan kolaboratif.

Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan

dalam belajar mengajar adalah:

a. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri.

b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke peserta didik,

kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.

c. Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu

terjadi perubahan konsep ilmiah.

d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses

konstruksi berjalan lancar.

e. Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik.

f. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah

pertanyaan.

g. Mencari dan menilai pendapat peserta didik.

h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan peserta didik.

4. Teori belajar humanistik

Linieritas perkembangan teori-teori belajar mengarah pada humanistik

dan mengerucut secara spesifik pada pembelajaran berbasis manusia,

sesuai fitrah dan fungsi otak yang menjadi mesin kecerdasan manusia.

Fitrah sebagai makhluk Allah Swt yang paling sempurna diwujudkan dari

kemampuan proses belajar manusia. Sejak pada usia awal pertumbuhan

dan perkembangan manusia, respon terhadap belajar dapat diakses melalui

otak sebagai mesin kecerdasan. Diawali dari pertumbuhan dan

perkembangan kemampuan sosial emosional yang berada pada area system

limbic dan spiritualitas pada area temporal lobus dan kemampuan kognitif

pada area cortex cerebri,43 yang diakses melalui kinestetik pada area

42 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan pembelajaran dan Konsep Dasar (Bandung:

Rosda, 2011). 18. 43 Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ. Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan

Alquran dan Neurosains Mutakhir (Bandung: Mizan, 2008), 120-121.

Page 68: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

44

cerebellum dan motor korteks,44 dan juga diakses secara visual spasial dan

seni masing-masing pada area hemisfer kanan bagian belakang, lobus

occipital dan lobus temporal bagian kanan.45

Gaya belajar yang terdiri dari kecerdasan logis matematis, kecerdasan

linguistik, kecerdasan musik (seni), kecerdasan spasial visual, kecerdasan

interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik dan

kecerdasan naturalis serta modalitas belajar yang terdiri dari auditori,

visual, psikomotorik, dan taktil, yaitu dua kelompok besar aplikasi teori

multiple intelligences dalam pengajaran di sekolah. Sistem aplikasi diawali

dari input penerimaan peserta didik baru.

Ditengarai bahwa tidak ada sekolah multiple intelligences “resmi” dan

tidak ada lembaga akreditasi untuk menjamin bahwa sebuah sekolah yang

menggunakan pendekatan dan strategi multiple intelligences mengikuti

seperangkat standar yang sudah disetujui. Sekolah yang berbeda menerapkan

multiple intelligences dengan cara yang berbeda.46 Ini menegaskan bahwa ada

banyak cara untuk mengambil teori multiple intelligences dan menerapkannya

pada berbagai seting. Meski demikian, tidak berarti segala cara dihalalkan

dalam sekolah multiple intelligences. Ada banyak cara di mana multiple

intelligences bisa diguakan dalam nama tapi keliru diterapkan dalam semangat.

44 Daniel G. Amen, Changes Your Life Changes Your Brain. Mengoptimalkan Fungsi

Otak untuk Hidup yang Lebih Baik dan Lebih Sehat (Jakarta: Qonita, 2009), 34. 45 Daniel G. Amen, Changes Your Life Changes Your Brain. Mengoptimalkan Fungsi

Otak untuk Hidup yang Lebih Baik dan Lebih Sehat, 15-20.

46 Sebagai contoh: Key Renaisance Learning Community di Indanapolis, Indiana,

Amerika Serikat adalah sekolah dengan pengalaman terlama dalam menggunakan multiple

intelligences, menggunakan berbagai jenis struktur organisasi untuk menyelipkan teori

multiple intelligences ke dalam kurikulum. Para guru mengembangkan dua tema setiap tahun

dalam berbagai topik yang melibatkan semua kecerdasan.The Key School juga menilai

kemajuan peserta didik berdasarkan multiple intelligences, membuat peserta didik menyiapkan

portofolio hasil karya mereka melalui semua bentuk kecerdasan dan menggunakan laporan

kemajuan khusus yang menilai kedelapan kecerdasan. The Key School juga menggabungkan

unsur-unsur pembaruan sekolah dari ahli teori pendidikan yang lain. Di Cascade Elementry

School, di Marysville, Washington, memperkaya penggunaan multiple intelligences dengan

menciptakan kegiatan khusus dalam ruang kelas bagi masing-masing kecerdasan. Di mana

kelas-kelas khusus itu diberi nama berdasarkan orang-orang ternama yang menonjol dalam

masing-masing area, seperti: Mother Teresa Center (kecerdasan interpersonal), Emily

Dickinson (kecerdasan intrapersonal) William Shakespere Center (Kecerdasan linguistik),

dan Pablo Picasso Center (kecerdasan spasial). Dalam satu tahun ajaran, para peserta didik

mempunyai peluang untuk terlibat dalam kegiatan di semua pusat. Di Kent Garden Elementry

School di McLean, Virgina, peserta didik kelas enam memenuhi ruang penemuan praktek

pusat ide untuk menjelajahi multiple intelligences. Hal tersebut merupakan contoh dari sekian

banyak cara penggabungan multiple intelligences ke dalam program sekolah atau kelas. Lihat,

Thomas Arsmtrong, Setiap Anak Juara: Panduan Membantu Anak Belajar Dengan

Memanfaatkan Multiple Intelligences, 239.

Page 69: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

45

Sebuah sekolah atau kelas bisa kelihatan seperti program multiple

intelligences, dengan banyak poster, lagu dan kegiatan multiple intelligences

yang dilibatkan, tetapi tidak benar-benar menyentuh inti teori multiple

intelligences. Ini merupakan salah penerapan teori multiple intelligences.47

Teori kecerdasan jamak yang dikenalkan tidak terlepas dari penelitian-

penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan sebelumnya pada proyek

zero tahun 1967 mengkhususkan kepada kajian sistematis pemikiran artistik

dan kreativitas dalam seni, serta humanistik dan disiplin ilmu baik ditingkat

individu maupun kelembagaan.48 Ilmuwan Universitas Harvard yang berlatar

belakang ilmu psikologis klinis, psikologi, sosiologi dan antropologi,

memunculkan istilah multiple intelligences yang kemudian dikembangkan

menjadi multiple intelligences theory melalui penelitian yang rumit melibatkan

antropologi, psikologi kognitif, psikologi perkembangan, psikometri, fisiologi

hewan dan neuroanatomi. Secara garis besar, teori kecerdasan jamak lahir dari

aplikasi ilmu-ilmu terapan dalam domain psikologi dan neurosains.49

Implikasi teori kecerdasan jamak dalam pendidikan bagi pendidik

adalah, multiple intelligences melihat anak sebagai individu yang unik.

Pendidik akan melihat bahwa ada berbagai variasi dalam belajar, yang setiap

variasi menimbulkan konsekuensi dalam cara pandang dan evaluasinya. Dasar

pemikiran untuk menggunakan konsep multiple intelligences dalam kurikulum

adalah sebagai berikut yaitu:

1) Multiple intelligences berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam

melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.

2) Multiple intelligences menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui peserta

didik untuk menjadi standart kompetensi.

3) Multiple intelligences merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang

menjelaskan hal-hal yang dilakukan peserta didik setelah melalui proses

pembelajaran.

4) Kehandalan kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus

didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai

melalui kinerja yang dapat diukur.

5) Penyusunan standar kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya

didasarkan pada kecerdasan jamak yang ditetapkan secara proporsional,

tidak hanya aspek kognitif atau spiritual saja tetapi secara seimbang dan

tepat sasaran.

47 Thomas Armstrong. Setiap Anak Juara: Panduan Membantu Anak Belajar Dengan

Memanfaatkan Multiple Intelligence (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 239. 48 Sebuah proyek besar-besaran yang mulai dilaksanakan pada awal tahun 1960-an,

proyek zero ini merupakan proyek akademi, khususnya ilmu psikologis dari Universitas

Harvard, Amerika Serikat. Proyek zero fokus pada penelitian mengenai kecerdasan manusia. 49 Howard Gardner, Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligences.

Page 70: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

46

6) Multiple intelligences adalah suatu konsep kecerdasan yang ada sejak

manusia dilahirkan.50 Konsep ini merupakan hasil kajian neurobiologis

(neuroscience) dari peta otak yang mengandalkan jalinan saraf. Pada setiap

lobus-lobus otak (lobe of brain), bertanggungajawab terhadap jenis

kecerdasan dan saling independen, bekerjasama satusama lain secara

biokimia. Implikasi dalam dunia pendidikan bagi guru, digunakan dalam

pembelajaran bagi peserta didik. Guru mengajar dengan terlebih dahulu

memahami gaya belajar kecenderungan jenis kecerdasan jamak peserta

didik dan dominan modalitas belajar. Dalam konteks pembelajaran, guru

yang mengajar jika sama dengan gaya belajar peserta didik, pelajaran

menjadi mudah, peserta didik aktif dan terlibat dalam proses

pembelajaran.51

Memperkenalkan multiple intelligences dalam kegiatan pembelajaran

dapat dilakukan dalam tiga bentuk utama yakni; orientasi kurikulum,

metodologi pengembangan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran.

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan

bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seorang menjadi

kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

dasar untuk melakukan sesuatu.

Teori multiple intelligences memberikan kesempatan bagi guru– guru

untuk mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru di

dunia pendidikan. Tidak ada satu strategi pun yang akan bekerja secara penuh

untuk memacu kecerdasan ganda setiap peserta didik. Strategi pembelajaran

multiple intelligences adalah suatu upaya mencapai kompetensi tertentu dalam

pembelajaran dengan cara mengoptimalkan delapan kecerdasan yang dimiliki

masing-masing peserta didik. Strategi pembelajaran multiple intelligences

adalah suatu cara mengakses informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang

ada pada masing-masing peserta didik, namun untuk mengeluarkannya

kembali seluruh kecerdasan bersinergi dalam satu kesatuan yang unik sesuai

50 Manusia adalah makhluk paripurna (sempurna) yang diciptakan Allah Swt.

Manusia lahir dengan membawa otak sebagai mesin kecerdasan. Sepanjang manusia lahir

dengan memiliki otak yang sehat (tidak rusak secara medis), maka sudah pasti cerdas. Kualitas

kecerdasan pada setiap orang banyak dipengaruhi oleh lingkungan, kualitas keluarga, asupan

gizi makanan dan genetik, namun genetik tidak menjadi penentu mutlak terhadap kecerdasan,

namun bersifat potensial. 51 Tesis mengenai “gaya mengajar guru sama dengan gaya belajar peserta didik,

menjadikan materi ajar menjadi mudah dipahami oleh peserta didik” Tesis ini sering

disampaikan Munif Chatib dalam setiap sesi pelatihan Multiple Intelligences Strategy.

Setidaknya tesis Munif Chatib mendapat dukungan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang

dilakukan oleh Sekolah Kristen BPK Penabur, Jakarta. Tesis ini juga terdapat dalam buku

Munif Chatib, berjudul Gurunya Manusia. Terbitan Kaifa, Bandung, tahun terbit 2011.

Page 71: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

47

dengan kebutuhan. Sehingga peserta didik mampu memecahkan masalah-

masalah pembelajaran dengan cara yang menakjubkan.52

Strategi mengajar multiple intelligences menekankan pada

pembelajaran peserta didik aktif. Strategi pembelajaran multiple intelligences

menjadikan peserta didik sebagai sang juara pada bidang-bidang tertentu

sesuai dengan kecerdasan yang menonjol pada dirinya, karena pada dasarnya

dalam diri setiap peserta didik selalu ada satu atau lebih kecerdasan yang

menonjol yang dimilikinya. Strategi pembelajaran multiple intelligences

mendorong para guru melakukan inovasi dalam cara mengajarnya. Oleh

karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif mencari terobosan untuk

mengoptimalkan semua jenis kecerdasan yang ada. Sebagai strategi

pembelajaran, asalkan memiliki prosedural aktivitas yang tertuang dalam

lesson plan. Strategi multiple intelligences adalah seperti sebuah konteks yang

luas. Apapun nama strateginya, saya berusaha menamakan sebagai strategi

multiple intelligences, contoh, strategi sosio drama (role play) sah-sah saja

saya masukkan dalam keluarga besar strategi multiple intelligences. Demikian

juga tebak kata, konser, simulasi dan lain-lain.53 Sebagai contoh, pada

kecerdasan musik (musical intelligences) guru dapat memunculkan dengan

hanya memperkenalkan musik menjadi pelajaran, atau dengan menargetkan

kecerdasan naturalis (naturalis intelligences) menyederhanakan pelajaran

yang berhubungan dengan flora dan fauna kedalam prosedur aktivitas

pembelajaran.54

Pengembangan metodologi pembelajaran guru disesuaikan dengan

kecenderungan kecerdasan peserta didik. Sehingga beragam metode atau

strategi pengajaran guru saling bersinergi dengan jenis kecerdasan lainnya.

Seperti berikut ini:55

1). Problem solving, peserta didik dihadapkan pada masalah konkret.

Misalnya adanya perkelahian antar pelajar, sering terlabat sekolah,

prestasi kelas menurun, komunikasi dengan guru kurang baik. Peserta

didik diajak untuk memikirkan bersama, mendiskusikan bersama, dan

memecahkan masalah secara bersama-sama. Metode ini dapat mengasah

kecerdasan interpersonal.

2). Metode bercerita, adalah salah satu bentuk untuk mengembangkan

kecerdasan bahasa, di mana peserta didik diajak menyenangi dan

52 Disarikan dari catatan ilmuwan psikologi pendidikan Thomas Armstrong, yang

disadur dari prolog soft copy buku 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences: Sesuai Kerja

Otak dan Modalitas Belajar Peserta Didik, karya Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, yang

diterbitkan oleh Prenada Media, Jakarta. 53 Disarikan dari catatan Munif Chatib, hal ini juga sering kali diungkapkan Munif

Chatib dalam berbagai pelatihan-pelatihan Strategi Mengajar Multiple Intelligences. 54 Walter McKenzie, Multiple Intelligences and Instructional Technology. Second

Edition, 11. 55 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition, 58-59.

Page 72: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

48

mencintai bahasa, peserta didik dapat menikmati suara dari kata-kata,

menghargai dan memaknai kekuatan dengan penuh tanggungjawab.

3). Reflective thinking/critical thinking, peserta didik secara pribadi atau

berkelompok dihadapkan pada suatu artikel, peristiwa, kasus, gambar,

foto, dan lain sebagainya. Peserta didik diajak untuk membuat catatan

refleksi atau tanggapan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan bisa dipilih

sendiri oleh peserta didik. Cara ini dapat mengembangkan kecerdasan

kinestetik juga kecerdasan interpersonal.

4). Group dynamic, peserta didik dibimbing untuk kerja kelompok secara

kontinyu dalam mengerjakan suatu proyek tertentu. Metode ini dapat

diterapkan untuk mengembangkan kecerdasan logika matematika, dan

kecerdasan interpersonal.

5). Community building, peserta didik satu kelas diajak untuk membangun

komunitas atau masyarakat mini dengan aturan, tugas, hak, dan kewajiban

yang mereka atur sendiri secara demokratis. Cara ini dapat dikembangkan

untuk membangun kecerdasan intrapersonal.

6). Responsibility building, peserta didik diberi tugas yang konkret dan

diminta membuat laporan pertanggungjawaban secara jujur. Cara ini juga

dapat dikembangkan untuk membangun kecerdasan intrapersonal.

7). Piknik, peserta didik merancang kegiatan santai di luar sekolah, tidak

harus ke tempat jauh dan biaya mahal. Untuk menggali nilai-nilai sosial,

spiritual, keindahan dan sebagainya. Ini adalah cara yang tepat untuk

mengembangkan kecerdasan spasial, dan kecerdasan musik.

8). Camping study, peserta didik diajak melakukan kegiatan perkemahan

dalam rangka belajar. Kegiatan ini juga tidak harus jauh, bisa di halaman

sekolah. Seperti hal di atas, ini dapat diterapkan guru untuk membangun

kecerdasan spasial, juga intrapersonal.

9). Kerja individu dan kelompok, proses pembelajaran pada intinya adalah

pemberian layanan kepada setiap individu peserta didik agar mereka

berkembang segara maksimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Pelayanan secara individual bukan berarti mengajari anak satu persatu

secara bergantian, melainkan dengan memberikan peluang sebesar-

besarnya kepada setiap individu untuk memperoleh pengalaman belajar

sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan

peserta didik baik secara individu maupun beregu. Satu dari cara yang

paling biasa untuk mendorong kerja regu adalah meminta para peserta

didik agar bekerja dalam suatu regu atau kelompok supaya mencari

jawaban-jawaban pada pertanyaan-pertanyaan, sehingga dapat

memecahkan suatu masalah, dengan cara melaksanakan suatu eksperimen

atau meneliti suatu topik proyek. Namun, guru harus berhati-hati agar

harapan akan kerjasama, toleransi, semangat regu dan pengertian tentang

hakekat pekerjaan hendaklah realistis mengingat keterampilan dan

Page 73: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

49

pengalaman para peserta didik. Cara-cara seperti di atas dapat

dikembangkan oleh guru untuk membangun kecerdasan peserta didik

dalam bidang interpersonal, juga kecerdasan kinestetik.

10). Pertanyaan efektif, jika peserta didik diminta untuk mengerti dan bukan

sekedar mengingat informasi yang ditemukannya di dalam buku pelajaran,

bahan rujukan, surat kabar dan sebagainya, maka mereka haruslah aktif

mengumpulkan informasi. Pengajuan suatu pertanyaan menggunakan

kata-kata dan ungkapan yang tidak mudah ditemukan di dalam teks atau

naskah. Sehingga mendorong peserta didik berpikir dan berpendapat tidak

hanya untuk menyalin jawaban. Keterampilan ini sangat tepat bila

digunakan guru untuk mengasah kecerdasan linguistik.

11). Membandingkan dan mensintesiskan informasi, pemahaman informasi

yang dikumpulkan dari sumber daya dapat ditingkatkan jika peserta didik

bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi sumber data

yang berbeda untuk digunakan dalam mencari jawaban atas pertanyaan

yang sama. Dengan demikian, peserta didik harus membandingkan dan

mendiskusikan jawaban-jawaban yang sudah mereka tuliskan, sehingga,

sebagai hasilnya, mereka akan mampu memberi satu jawaban yang

memuaskan. Ini merupakan strategi yang efektif untuk dipakai oleh

kelompok-kelompok pakar ketika pendekatan (jigsaw) terhadap proyek

penelitian digunakan. Cara ini juga dapat dikembangkan untuk melatih

anak dalam hal kecerdasan linguistik dan juga kecerdasan logis matematis.

12). Mengamati (mengawasi) aktif, sering peserta didik tidak berpikir dan

belajar aktif pada waktu menonton video. Beberapa orang guru

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk dijawab

pada waktu mereka menonton video. Biasanya pertanyaan-pertanyaan itu

disajikan dengan susunan di mana jawaban-jawaban akan muncul di

dalam video dan ungkapan-ungkapan kunci di dalam pertanyaan-

pertanyaan juga terjadi di dalam video, sehingga menunjuk pada jawaban.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mudah dijawab dan jarang menuntut

keterlibatan aktif. Cara ini dapat digunakan guru untuk melatih anak

mengembangkan kecerdasan linguistik, kecerdasan musik.

13). Peta akibat, metode ini dapat digunakan sebelum atau sesudah peserta

didik mempelajari sesuatu topik. Hal itu dapat digunakan untuk

menemukan seberapa tuntas peserta didik dalam memikirkan sesuatu isu

atau peristiwa, atau dapat digunakan untuk menemukan apakah mereka

sudah mampu menerapkan informasi yang sudah dipelajarinya dalam

menganalisis situasi baru. Peserta didik diminta untuk mempertimbangkan

semua hasil atau akibat yang mungkin dari suatu tindakan atau perubahan

dan kemudian hasil-hasil dan akibat-akibat sesudah itu. Mereka juga

didorong untuk berpikir tentang akibat-akibat positif dan negatif. Cara ini

Page 74: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

50

juga dapat digunakan guru untuk melatih anak-anak dalam

mengembangkan kecerdasan linguistik.

14). Keuntungan dan kerugian, suatu tugas analisis yang kurang rumit dapat

melibatkan peserta didik untuk memeriksa informasi yang mereka

temukan tentang keputusan, sikap atau tindakan yang kontroversial

(menjadi sengketa). Peserta didik bekerja sebagai satu kelas keseluruhan

atau dalam kelompok-kelompok untuk menggolong-golongkan informasi

yang mereka kumpulkan apakah untung atau rugi bagi mereka sendiri,

keluarganya, lingkungan atau masyarakat umumnya. Sesudah klasifikasi

atas keuntungan dan kerugian sudah dirampungkan, peserta didik dapat

diminta untuk memutuskan. Ini adalah salah satu cara guru untuk

mengembangkan kecerdasan logis matematis.

15). Permainan peranan/konferensi meja bundar, strategi-strategi ini meliputi

permainan peranan atau advokasi untuk kepentingan kelompok komunitas

tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengenali

bahwa biasanya terdapat suatu rentang sudut pandang mengenai sesuatu

isu dan suatu rentang cara menafsirkan informasi tentang isu itu.

Pandangan-pandangan ini biasanya ditentukan oleh pengalaman, harapan

dan cita-cita, nilai pendidikan, gaya hidup dan peranan di dalam

masyarakat dari orang yang mengungkapkan pandangan itu. Guru

bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan), memastikan bahwa

semua peserta didik diperkenankan mengemukakan pandangan sesuai

peranan yang diterimanya, bahwa setiap diskusi berlangsung tertib dan

mendorong peran serta peserta didik jika perlu dengan mengajukan

pertanyaan. Pada akhir konferensi meja bundar, peserta didik hendaklah

didorong untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu

keputusan pribadi tentang isu itu. Metode ini dapat dikembangkan untuk

menstimulasi anak agar berkembang kecerdasan interpersonalnya dengan

baik.

Fasilitas pembelajaran dengan multiple intelligences, adalah fasilitas

yang dapat menunjang aktifitas dalam pembelajaran multiple intelligences

yang dibagi menjadi dua, yaitu ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat

sementara.56 Berikut adalah fasilitas yang bersifat tetap atau permanen.

56 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition, 103-104.

Page 75: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

51

2.3 Tabel Fasilitas Penunjang Pembelajaran Sesuai Kecerdasan Jamak57

No Kecenderungan

Kecerdasan

Fasilitas Penunjang Strategi Mengajar

Multiple Intelligences

1. Linguistik

Pojok buku atau perpustakaan (dengan desain

yang nyaman); Laboratorium bahasa (audio files,

earphone, talking books); Writing center atau

fasilitas untuk menulis (typewriters, word

processing, software, paper).

2. Logis-Matematis

Laboratorium matematika (calculators,

manipulatives); Science center (chemistry set,

microphone, measurement materials).

3. Spasial visual

Art area (paints, collage materials, draw and

paint software) Visual media center (video,

animations, software, videocams); Visual-

thinking area (maps, graphs, visual puzzles,

picture library, three-dimensional buliding

materials).

4. Kinestetik

Membuka ruang atau arena untuk bergerak (mini-

trampolin, juggling equipment); Hands-on center

(clay, carpentry, blocks); Tactile-learning area

(relief maps, samples of different textures, sand-

paper letters); Drama center (stage for perpform.

Puppet theater).

5. Musikal

Music lab (audio files of sound effects, earphones,

music library); Music performance center

(percussion instruments, audio recorder,

methronome); Listening lab (stethoscope, walkie

talkies, small bottles containing differents mystery

sounds when shaken).

6. Interpersonal

Round table for group discussions; Desks paired

together for peer teaching; Social area (board

games, comfortable furniture for informal social

gatherings).

7. Intrapersonal

Study carrels for ondividual work; Loft (with

nooks and crannies for privacy); Computer hutch

(for self-paced study).

8. Naturalis

Plant center with gardening tools and supplies;

Animal center with a gerbil or rabbit cage, a

terrarium, or an ant farm; Aquatic center with an

57 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition, 104-106.

Page 76: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

52

aquarium and tools for measuring and observing

marine life.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila menerapkan multiple

intelligences di dalam proses pendidikan yang dilaksanakan. Manfaat

menerapkan multiple intelligences di sekolah. Kita dapat menggunakan

kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara

luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu,

mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukan. Dapat menjadi pintu masuk

yang utama ke dalam proses belajar. Bahkan peserta didik yang penampilannya

kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional

(menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan

memunculkan semangat mereka untuk belajar. Dengan menggunakan multiple

intelligences. Guru menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar

sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya. Peran serta orang tua dan

masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar

mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas peserta didik di dalam

proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat. Peserta didik akan mampu

menunjukkan dan berbagi tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun

kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan

peserta didik sebagai seorang yang spesialis. Pada saat guru mengajar untuk

memahami, peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif

dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan

persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan pejelasan sebelumnya, penulis melihat bahwa multiple

intelligences perlu diaplikasikan dalam setiap langkah-langkah manajemen

pembelajaran. Langkah-langkah manajemen pembelajaran, meliputi tiga

konteks besar, di antaranya, sekolah yang terdiri dari yayasan, kepala sekolah,

para guru dan staf karyawan, siswa sebagai peserta didik dan orang tua peserta

didik. Ketiga konteks besar ini harus saling bersinergi dan sejalan dalam

sebuah proses pendidikan.

Secara internal dalam lingkup sekolah, penerapan multiple

intelligences dimulai dari paradigma kecerdasan, bahwa setiap anak cerdas

dengan kecerdasan jamak, kemudian input peserta didik yang secara

paradigma berpikir dianggap cerdas. Dalam prosesnya, input-input ini

mengalami proses-proses pembelajaran sesuai kecerdasan utama peserta didik

yang kemudian dipotret dalam bentuk penilaian berbasis proses sebagai output

hasil pembelajaran. Hasil-hasil pembelajaran yang terus berlangsung pada

peserta didik terwujud dalam konteks outcome, artinya, peserta didik akan

mengalami capaian kompetensi maksimalnya selama dalam kehidupan

pendidikannya memaksimalkan kecerdasan utamanya (dominan multiple

intelligences). Sejalan itu pula, orangtua peserta didik membantu,

Page 77: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

53

mendampingi, menstimulasi dalam banyak aktivitas-aktivitas harian yang

direkomendasi sesuai multiple intelligences anak.

Laporan-laporan hasil penelitian berikut ini, menjelaskan keberhasilan

tentang pengajaran yang dilakukan guru, di antaranya: laporan berjudul The

Unschooled Mind: How Children Think and How Schools Should Teach. Isi

laporan ini mengungkapkan jawaban-jawaban mengenai pertanyaan tentang

mengapa anak-anak tidak bisa menguasai apa yang harus mereka pelajari di

sekolah. Dalam laporan ini, diungkap antara sains kognitif dengan agenda

pendidikan, memperlihatkan bagaimana ketidakcocokan pikiran-pikiran kita

dengan pola pengajaran natural. Juga penjelasan tentang materi, praktik, dan

lembaga pendidikan serta membuat suatu solusi untuk mengkonstruksikan

pendidikan.58 Buku berjudul, Creating Minds: An Anatomy of Creativity Seen

Through The Lives of Freud, Einstein, Picasso, Stravinsky, Eliot, Graham, and

Gandhi. Dalam buku ini dipaparkan potret dari tujuh orang yang luar biasa

untuk mengungkapkan pola yang mendorong proses kreatif dan untuk

menunjukkan bagaimana keadaan juga memainkan peran yang sangat

diperlukan dalam keberhasilan kreatif. Buku berjudul The Development and

Education of The Mind: The Collected Works of Howard Gardner. Dalam

buku ini menjelaskan bahwa melalui seleksi kita dapat melihat perkembangan

pemikiran serta pengembangan praktek lapangan dan buku berjudul Howard

Gardner Under Fire: The Rebel Psychologists Faces His Critics. Dalam buku

ini dipaparkan tiga belas esai kritis menantang teori kecerdasan majemuk , ciri-

ciri kemampuan, kurva berbentuk U dalam pembangunan, dan konsep

psikologis lain spiritualitas, kreativitas, dan kepemimpinan. Semua dijawab

oleh Gardner sendiri, dan ditambah dengan esai.

Hasil penelitian yang dilakukan Sibel G. Yalmanci dan Ali Ibrahim

tentang pengaruh penerapan teori multiple intelligences dalam pembelajaran

menegaskan bahwa teori multiple intelligences jika diterapkan dalam proses

belajar lebih efektif dibanding dengan pola pengajaran guru yang tradisional.

Peserta didik dapat lebih berhasil secara akademis melalui pengajaran berbasis

teori multiple intelligences.59 Juga sebagaimana dilaporkan penerapan teori

kecerdasan jamak dalam pembelajaran fisika menyebutkan, bahwa metode

pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif berdasarkan penerapan teori

multiple intelligences dapat meningkatkan aktivitas dan rasa senang para

peserta didik terhadap mata pelajaran fisika. Proses pembelajaran fisika yang

menarik dan menyenangkan sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki peserta

58 The Unschooled Mind: How Children Think and How Schools Should Teach adalah

buku ke-5 Howard Gardner. 59 Sibel G. Yalmanci and Ali Ibrahim, “The Effects of Multiple intelligences Theory

Based Teaching on Students Achievement Anda Retention of Knowledge”, International

Journal on New Trends in Education And Their Implication. Vol. 4, Issue: 3 (July 2013),

(Accessed: 16/09/2015)

Page 78: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

54

didik. Penerapan multiple intelligences dalam pengajaran guru mampu

meningkatkan minat dan kreatifitas peserta didik.60

Dalam proses belajar mengajar kecenderungan kecerdasan, diartikan

sebagai pintu masuk informasi yang disampaikan guru kepada para peserta

didik. Pintu masuk yang terbesar inilah yang dinamakan “gaya belajar” atau

“learning style”. Apabila informasi tersebut sudah berhasil memasuki pintu

terbesar dari kecenderungan kecerdasannya, maka dapat diartikan bahwa

peserta didik mendapatkan informasi sesuai dengan gaya belajarnya. Strategi

mengajar guru yang sama dengan gaya belajar peserta didik adalah inti proses

pembelajaran berbasis multiple intelligences. Sebagai contoh, kelas dengan

dominan gaya belajar kinestetik, logis matematis dan naturalis, akan

mendapatkan strategi mengajar yang sesuai dengan unsur kinestetik, logis

matematis dan naturalis.

Anak yang dominan dengan kecerdasan logis matematis dan spasial

visual menyukai belajar menggunakan metode grafik kurva sedangkan anak

dengan kecerdasan dominan linguistik dan interpersonal sangat menyukai

belajar dengan cara bercerita dan belajar berkelompok. Pada sistem pengajaran

tersebut di atas, mengarahkan guru-guru menggunakan strategi kreatif. Siswa

akan merespon pembelajaran dengan sangat baik ketika metode mengajar guru

sama dengan gaya dan modalitas belajar siswa tersebut. Kreatifitas guru sangat

diperlukan karena mengajar adalah seni. Secara teori multiple intelligences

adalah kecenderungan dominan dari jenis kecerdasan tertentu. Siswa dengan

kecerdasan tertentu menyukai gaya mengajar tertentu. Guru tetap harus kreatif

apapun kondisinya.

C. Hubungan Multiple Intelligences Theory dengan Konsep Fitrah

dalam Pendidikan Islam.

Dalam proses pembelajaran seorang pendidik haruslah memahami

perbedaan potensi, kemampuan dan keahlian setiap peserta didiknya. Sebab

setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda. Hal tersebut

ditegaskan dalam Alquran surat al-Tiin ayat 4: “Sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Jika melihat ayat

tersebut maka diperoleh pengertian bahwa manusia dilengkapi dengan

berbagai alat potensial dan berbagai potensi yang dapat dikembangkan dan

diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Inilah yang

dimaksud konsep fitrah dalam Islam. Fitrah memiliki beberapa makna yang di

antaranya adalah potensi dasar manusia.61

60 Piping Sugiarti, “Penerapan Teori Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran

Fisika”, Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 2, No. 05/Th.IV/Desember 2005, (Accessed:

16/09/2015) 61 Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis

(Jakarta: Darul Falah, 1999), 27.

Page 79: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

55

Diskursus tentang tujuan pendidikan memperbincangkan dua hal

penting. Pertama, memperbincangkan tujuan hidup, lebih tegasnya tujuan

hidup manusia, sebab tujuan pendidikan pada dasarnya identik dengan tujuan

hidup manusia di bumi. Kedua, mengupas masalah tujuan, memperbincangkan

tentang sifat asal (nature) manusia, sebab pada manusia itulah dicita-citakan

sesuatu yang ditanamkan oleh pendidikan.62

Dalam Islam, manusia diciptakan Allah Swt untuk beribadah dan

menjadi khalifahNya di muka bumi. Hal ini diungkap tegas oleh Alquran surat

Al-Dzariyat ayat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka beribadah kepadaKu” dan surat Al-Baqarah ayat 30 sebagai

berikut: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat;

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi...”

Penjelasan mengenai fakta penciptaan dengan sempurna, menjadikan

sebuah penegasan ilmiah akan sifat Tuhan Yang Maha Menciptakan, seperti

yang tertulis pada kitab-kitab suci agama samawi. Tanpa Allah Swt

menciptakan manusia tak akan ada cerita kehidupan, tak akan ada ilmu

pengetahuan dan peradaban. Maka, manusia adalah sebaik-baik penciptaan.

Sebagaimana yang tertuang dalam Alquran “Dialah yang menciptakan kamu

dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah,

kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu

dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian

(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan

sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang

ditentukan dan supaya kamu memahami(nya)”63 dan Alquran “Dan

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)

dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan

segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan

segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu

Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang

(berbentuk) lain. Maka maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik.”64

Sesungguhnyalah bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dengan

desain kejiwaan yang sempurna, diberi kelengkapan psikologis untuk

menandai yang buruk dan yang baik. Manusia juga diberi kelengkapan

psikologis untuk berfikir, untuk merasa, berpikir, berkehendak dan untuk

bertindak. Manusia bisa menangkap stimulus, bisa mempersepsi dan bisa

mengambil keputusan, bertindak sesuai analisa keputusan. Pada kemampaun

62 Zuharini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 159 dalam

Armai Arif, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik

(Bandung: Penerbit Angkasa, 2005), 15. 63 Lihat, Alquran surat Al-Mu’min ayat 67. 64 Lihat, Alquran surat al-Mu’minūn ayat 12-14.

Page 80: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

56

tersebut, diatur oleh otak manusia. Otak yang luar biasa tersebut memproses

kemapuan berpikir, kemampuan emosional dan kemampuan akhlak di otak.65

Kecerdasan intelektual atau Intelligence Quetient, kecerdasan emosional atau

Emotional Quetient, dan kecerdasan spritual atau Spiritual Quotient.

Dalam perspektif Islam antara kecerdasan intelektual, kecerdasan

emosional, dan kecerdasan spritual memiliki kaitan yang erat dan saling

mempengaruhi serta memiliki tempat dan fungsi masing-masing. Kecerdasan

inteketual yang menempati tempat pada otak manusia berfungsi untuk

memperoleh pengetahuan secara nalar. Akal yang digunakan untuk berfikir

akan menciptakan pribadi yang unggul.66 Otak yang memiliki kemampuan

yang luar biasa ini baru bersifat potensi. Dan jika dikembangkan secara

optimal dengan mengetahui bagaimana cara kerjanya, maka akan tercapailah

suatu kecerdasan intelektual yang besar. Kecerdasan emosional merupakan

suatu dorongan untuk bertindak atau rencana dalam mengatasi masalah. Dalam

perspektif Islam, kecerdasan spritual merupakan kematangan iman yang

tempatnya di hati melalui perintah otak, diwujudkan berupa kesadaran tauhid

yang akan mengendalikan kecerdasan inteletual dan kecerdasan emosional.

Seseorang yang hatinya terkendali oleh nilai-nilai tauhid (keimanan), maka

emosinya akan stabil dan akhirnya akan berimbas pada kemampuan berfikir

yang optimal.

Dalam hubungannya dengan teori multiple intelligences, terdapat

saling koneksi antar satu bagian lobus otak secara keseluruhan. Dimensi

kecerdasan yang ditawarkan teori multiple intelligences semua tersimpan

dengan kokoh dalam otak. Setiap dimensi kecerdasan terletak pada area-area

lobus di otak. Posisi area-area lobus dalam otak (lobes of the brain) merupakan

ruang-ruang kecerdasan yang menegaskan bahwa sepanjang manusia terlahir

dengan memiliki otak, anak pasti cerdas. Dalam perspektif Islam dan

hubungannya dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan

spritual masing-masing diatur oleh bagian cortex cerebri, system limbic dan

temporal lobe.67 Secara Islami, pada kecerdasan emosional merupakan area

melatih kualitas kesabaran dan kecerdasan spritual merupakan area melatih

akhlak menjadi akhlak Islami. Ketiga area kecerdasan intelektual, emosional

dan spritual ini dapat bersinergi dan dapat pula berfungsi secara terpisah

sehingga berdampak pada bervariasinya perilaku dan karakter guru.

Seluruh potensi psikologis yang sudah oleh Allah Swt adalah fitrah

atau keadaan semula jadi manusia. Ketika manusia lahir, dari rahim ibunya,

potensi itu masih tersembunyi, tetapi bersamaan dengan pertumbuhan fisiknya

65 Taufiq Pasiak, Tuhan Dalam Otak Manusia. (Bandung: Mizan, 2012), 273. 66 Fuad Nashori, Potensi-Potensi Manusia. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005), cet

1, 119-120. Lihat juga surat Ali-Imran:190-191 67 Taufiq Pasiak, Revolusi IQ, EQ, dan SQ Antara Neurosains dan Al-Qur’an, 10-20.

Dan Daniel G. Amen, Changes Your Life Changer Your Brain (Jakarta: Qonita, 2011), 28-37.

Page 81: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

57

kelengkapan psikologinya semakin nampak dan aktual.68 Kelengkapan

psikologis ini memberikan andil pada sisi kecerdasan manusia.

Sejarah tentang kecerdasan telah ada sejak penciptaan manusia.

Manusia-manusia terdahulu telah menunjukkan bukti kecerdasan jamak.

Sebagai contoh, Rasulullah Muhammad Saw adalah sosok manusia yang

mampu mengubah perilaku jahiliyah masyarakatnya dengan kecerdasan

interpersonal. Rasulullah Muhammad Saw mengubah perilaku banyak orang

dalam waktu yang singkat. Memupuk kerjasama dan kebersamaan, sebuah

kemampuan manajerial dan organisasi yang mengagumkan. Dengan

kecerdasan interpersonal, Rasulullah Muhammad Saw menghargai

kemajemukan dan pemahaman persamaan hak asasi manusia. Bagaimana

Rasulullah Muhammad Saw mengatasi masalah yang dihadapi dengan tidak

menyinggung perasaan kebanyakan orang dalam penentuan pembangunan

rumahnya dan masjid pertama di Madinah. Kemampuan memecahkan masalah

(problem solving) yang luar biasa. Rasulullah Muhammad Saw adalah seorang

pemimpin yang selalu tampil di depan dalam perjuangan menyampaikan

kebenaran, meskipun mendapat tantangan yang berat. Seorang pemimpin sejati

adalah ketika berada pada puncak kemenangan akan selalu menghargai orang-

orang yang dikalahkannya, tidak dengan balas dendam, bahkan memberi

perlindungan. Nabi Muhammad Saw menggunakan kecerdasan interpersonal

ketika menaklukkan kota Mekkah.

Solusi terhadap problem pengepungan Quraisy dengan pengenalan

peta wilayah yang sangat baik menjadi bukti kemampuan spasial sahabat

Rasulullah Saw. Kemampuan pengenalan geospasial suatu wilayah dalam

konsep kecerdasan jamak merupakan pola kecerdasan spasial visual. Memiliki

ketangkasan memainkan pedang dan ketangguhan memainkan strategi perang

dalam konsep kecerdasan jamak adalah merupakan pola kecerdasan kinestetik

dan logis matematis. Rasulullah Saw dengan kemampuan analisa dan

perhitungan ke depan terhadap suatu kasus merupakan pola kecerdasan logis

matematis. Memiliki kemampuan negosiator yang sangat baik yang dalam

konsep kecerdasan jamak merupakan pola kecerdasan interpersonal dan masih

banyak sahabat-sahabat muslimin lain yang memiliki kompleksitas kecerdasan

jamak.69 Begitu juga dengan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel

atau Romawi Timur, dikenal sebagai ahli strategi yang memiliki kemampuan

68 Achmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Kelaurga Sakinah Hingga Keluarga

Bangsa (Jakarta: The International Institute of Islamic Thought (IIIT) Indonesia dan PT Bina

Rena Parawira, 2005), 21. 69 Para sahabat seperti Salman Al-Farisi, Khalid bin Walid dan Ali bin Abi Thalib

menunjukkan mental kecerdasan melalui solusi dan keterampilan. Peristiwa ini terjadi 14 abad

yang lalu jauh sebelum Howard Gardner menampilkan teori kecerdasan jamak.

Page 82: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

58

logis matematis, kinestetik, intrapersonal dan interpersonal serta spasial visual

yang kuat.70

Keniscayaan dari Sang Maha Pencipta, bahwa manusia memiliki

kemampuan (kecerdasan) lebih dari kecerdasan yang dimiliki komputer paling

canggih di dunia. Kemampuan komputer mampu menghitung dan menganalisa

pada kecepatan yang ditentukan, namun hanya sampai disitu, kemampuan

kecerdasan manusia meliputi sisi emosional, gerakan dan hubungan, serta

menganalisa dan menciptakan pada skala yang sangat kompleks. Dalam

konteks ini keberadaan kecerdasan ganda manusia sudah ada sejak ia

dilahirkan.

Secara akademik, postulat paradigma kecerdasan ganda memiliki

miskonsepsi pengetahuan, keyakinan terhadap manusia secara sempurna dari

sebelum penciptaan sampai masa penciptaan. Benar kiranya, manusia

memiliki kecerdasan beragam namun bukan karena proses evolusi kecerdasan

beragam manusia muncul, tapi ia hadiah terbaik Allah Swt pada sang khalifah.

Karena posisi manusia sebagai wali amanat pengelolaan bumi, atau khalifatul

fil ardhi, maka sutradara dan pencipta kehidupan Allah Swt memberikan fitur-

fitur potensi kecerdasan berupa otak.

Kecerdasan manusia yang banyak diatur di otak juga dipengaruhi oleh

faktor kebudayaan manusia. Peran budaya terhadap kehidupan telah

memberikan interpretasi psikologis71 selama masa pertumbuhan dan

perkembangan manusia. Interpretasi psikologis mampu memberikan self-

image dan self esteem terhadap proses pengkayaan kecerdasan seseorang.

Aktualisasi kemampuan yang ditampilkan setiap individu dilatari dari

lingkungan yang melingkupi, lingkungan di mana seorang individu berada

memberikan deskripsi tentang kualitas kecerdasan seseorang. Dalam teori

multiple intelligences, faktor kebudayaan seseorang menjadi pengaruh yang

kuat terhadap perkembangan kecerdasan.

Peserta didik adalah pribadi yang unik, karena satu sama lainnya

berbeda dalam minat, bakat dan kecerdasan. Perbedaan ini disebabkan oleh

genetika, kualitas proses belajar, pengalaman dan usaha-usaha yang dimiliki

setiap manusia. Pengaruh genetika terhadap kecerdasan manusia tidak bersifat

pasti dan mutlak.72 Genetika bersifat potensial terhadap kecerdasan seseorang.

Dalam hal keturunan, gen menentukan kecerdasan seseorang. Namun, gen

bukanlah satu-satunya penyebab kecerdasan seseorang. Gen adalah faktor

penentu keturunan yang mengandung informasi genetis dari masa lalu,

sehingga manusia merupakan cetak biru secara genetis yang mirip dengan dua

garis generasi sebelum kita.

70 Felix Y. Siauw, Muhammad Al-Fatih 1453 (Jakarta: Al-Fatih Press, 2013), 45. 71 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006), 11.

72 Kazuo Murakami, The Divine Message of DNA. Tuhan Dalam Gen Kita, 76.

Page 83: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

59

Minat, bakat dan kecerdasan adalah seperangkat sistem yang telah ada

bersemayam pada diri manusia. Di mana peningkatan kualitas kecerdasan yang

sesuai minat dan menjadi bakat dipegaruhi oleh proses pembelajaran,

pengalaman dan stimulasi lingkungan yang sesuai. Minat berupa perhatian

yang mengandung unsur-unsur perasaan, atau dorongan/keinginan dalam diri

seseorang pada objek tertentu.73 Sementara, bakat merupakan kemampuan

bawaan bersifat potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk

mencapai suatu kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya

kemampuan berbahasa, bermain musik dan lain-lain.74 Kecerdasan adalah

kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan menciptakan kreativitas.75

Kemampuan yang berarti mampu, berasal dari dua hal, yaitu: Pembiasaan-

pembiasaan yang disebabkan oleh perilaku fisik dan pembiasaan-pembiasaan

yang disebabkan oleh faktor non fisik. Pembiasaan tindakan yang disebabkan

oleh perilaku fisik dihasilkan oleh gerakan kenetik tubuh, seperti memainkan

alat musik, membentuk pola, menentukan gradasi warna, melakukan tendangan

pisang76 atau menggiring bola dengan kelenturan yang fleksibel.77 Sedangkan

pembiasaan-pembiasaan yang disebabkan oleh faktor non fisik berupa tindakan

pemikiran yang terpola dalam bentuk kebiasaan dalam kemapuan mengolah

kata, memahami perhitungan bilangan dalam matematika dan merasa nyaman

dan bahagia dengan interaksi personal.

Gen dan kemampuan setiap individu itu sangat unik, namun rancangan

pendidikan Indonesia masih mengabaikan keunikan tersebut. Diperlukan suatu

perilaku pendidikan yang sesuai dengan bakat kemampuan seseorang. Proses

pembelajaran yang belum mengakomodasi keunikan gaya dan cara belajar

peserta didik. Saat ini, sistem-sistem pendidikan kita lebih mendewakan peserta

didik dengan level ranking kelas. Hal lain yang menjadi dukungan sistem kini

adalah tes-tes yang distandarisasi, tes ujian untuk menentukan peringkat dalam

73 Minat lebih kepada dorongan perasaan atau keinginan. Misalnya, minat terhadap

pelajaran, olahraga, atau hobi. Adapaun minat, ia bersifat pribadi (individual). Artinya, setiap

orang memiliki minat yang bisa saja berbeda dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat

dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari, serta dapat berubah-ubah tergantung pada

kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang

mempengaruhi munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan fisik,

sosial, emosi, dan pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan sikap positif. Lihat,

Http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/

74 Http://www.academia.edu/8473659/Arti_Bakat

75 Jhon W. Santrock. Educational Phycholoy. 2nd edition.

76 Tendangan pisang adalah tendangan yang melengkung seolah membentuk pola

pisang. Istilah tendangan pisang dikenal dalam sepak bola. Nama-nama pesepakbola terkenal

yang mampu melakukan spesalisasi tendangan pisang adalah David Beckham, Lionel Messi,

Hristo Stoickov, Cristiano Ronaldo. 77 Kemampuan menggiring bola dengan tingkat kelenturan yang fleksibel dilakukan

oleh jenius kinestetik seperti, Lionel Messi, Diego Maradona pesepakbola asal Argentina,

Neymar dan Ronaldinho asal Brazil yang terkenal dengan gocekannya.

Page 84: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

60

kelas. Penerimaan peserta didik baru di level Sekolah Dasar didasarkan pada

kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kenaikan kelas didasarkan pada

kemampuan peserta didik membaca, kelulusan didasarkan pada tes-tes yang

distandarisasi. Ini mengabaikan keunikan gen, kemampuan unik setiap

individu, dan keanekaragaman kecerdasan. Pendidikan diorientasikan pada

prestasi akademik, bukan pada kecerdasan sosial emosi dan kecerdasan

spiritual (karakter akhlak).78

Sekolah dengan karakteristik sekolah juara menjadi tempat peserta

didik melaksanakan belajar, karena belajar bagi sekolah para juara adalah

sesuatu yang kita lakukan setiap saat dalam hidup kita. Tujuan pendidikan

adalah pembelajar memahami cara menghubungkan dan belajar dari

pengetahuan, manusia lain dan dirinya sendiri dengan mengacu pada nilai

utama adalah cara peserta didik mengetahui. Sekolah unggul memiliki prinsip,

yaitu: komitemen.

Komitmen diartikan sebagai keterlibatan pekerjaaan yang tinggi yang

memihak pada pekerjaan tertentu dari organisasi yang merekrutnya.79 Di

sekolah guru merupakan tenaga profesional yang merupakan ujung tombak

pelayanan terhadap peserta didik, maka sudah selayaknya guru mampu

menjalankan kebijakan-kebijakan sekolah dan berkomitmen terhadap sekolah

tempatnya bekerja. Sebagai guru, sudah seharusnya berkomitmen tinggi untuk

menjadi fasilitator dan katalisator bagi peserta didik untuk mencapai

kompetensi terbaiknya sampai pada tahap mencapai level kondisi akhir terbaik.

Guru hebat tak akan menyepelekan pentingnya komitmen di sekolah.

Pentingnya komitmen di sekolah menyangkut berbagai bidang antara

lain: komitmen terhadap visi dan misi sekolah, komitmen terhadap program

kerja sekolah, komitmen terhadap kegiatan belajar mengajar, komitmen

terhadap peningkatan prestasi sekolah, dan komitmen terhadap profesi guru.

Komitmen terhadap visi dan misi sekolah merupakan goal dari sebuah sekolah.

Hal ini menjadi penting sebagai acuan semua elemen untuk mengarah kesana.

Komitmen terhadap program kerja sekolah. Tak jauh berbeda dengan visi dan

misi sekolah. Komitmen terhadap program kerja sekolah merupakan goal

terhadap capaian-capaian institusi. Keberhasilan guru menjangkau capaian

program kerja sekolah berbanding lurus dengan capaian kualitas guru.

Komitmen terhadap kegiatan belajar mengajar diwujudkan dalam

sebuah usaha terpadu melalui rangkaian aktivitas kreatif, baik saat mendesain

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, kreatif menggunakan media

dan sumber pembelajaran, fokus dan adil dalam melakukan penilaian berbasis

proses. Komitmen terhadap peningkatan prestasi sekolah, prestasi siswa, guru

78 Thomas Armstrong, The Best School: Human Development Research Should

Inform Educaional Practice (Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision nd

Curriculum Development ASCD, 2006), 27-49. 79 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi (Jakarta: Indeks, 2006).

Page 85: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

61

dan sekolah perlu didesain agar semuanya dapat dipersiapkan dengan matang.

Mimpi merupakan hal penting untuk melecut diri agar menjadi insan yang

mampu berkompetisi. Maka, perlu dibuatkan sebuah rencana prestasi yang

akan dicapai pertahun. Sudah selayaknya, dalam rapat kerja tahunan,

ditentukan prestasi apa yang akan dicapai sekolah tahun ini. Ini dapat dilihat

dari prestasi sebelumnya. Komitmen terhadap profesi guru yaitu guru yang

memahami betul profesinya. Artinya, kompetensi diri, komptensi pedagogi,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional harus dimiliki seorang guru.80

Sekolah Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, memiliki ciri sebagai berikut:

1. Memiliki perangkat dan instrumen multiple intelligences system.

2. Memiliki mekanisme pendeteksian kecerdasan dominan (gaya belajar) serta

modalitas belajar peserta didik.

3. Memiliki mekanisme penemuan minat dan bakat dan kecerdasan melalui

munculnya spesial momen (moment special)81 peserta didik.

4. Orientasi pada penciptaan produk hasil belajar.

D. Kritik dan Kelemahan Teori Multiple Intelligences

Kemunculan teori Multiple Intelligences sebagai sebuah konstruksi

kecerdasan menimbulkan reaksi baik dari kalangan ahli psikologi maupun para

ahli/praktisi pendidikan.82 Beberapa isi dari kritik tersebut antara lain: 83

1. Para ahli banyak yang bingung dengan konstruk teori multiple intelligences

theory tersebut, apakah ia termasuk sebuah domain atau sebuah disiplin.

2. Multiple intelligences sulit dibedakan dengan sesuatu yang ada pada gaya

belajar (learning style), cognitive style, atau working style.

3. Ada banyak macam jenis kecerdasan yang belum tercakup dalam konstruk

multiple intelligences, seperti kemampuan seseorang untuk memahami

goresan lukisan, membuat/menghadirkan suatu kondisi benda pada sebuah

kanvas, dan lain-lain.

4. Definisi kecerdasan musik, tidak jelas dan tidak cukup untuk menunjuk

kemampuan tersebut, karena untuk menghasilkan kerja musik diperlukan

pula bodily-kinesthetic dan musical intelligences.

5. Teori multiple intelligences sebenarnya hampir sama dengan teori yang ada

pada psychometric, hanya cakupannya yang ditambah.

80 Zainal Umuri. Artikel: Empat Prinsip Menjadi Sekolah Unggul.

Http://www.sscdompetdhuafa.net/artikel/artikel-guru (Accessed: 27/12/2015). 81 Spesial momen (moment special) adalah suatu keadaan atau kondisi yang

memunculkan perilaku spesial/hasil yang spesial dari peserta didik, selama proses belajar

berlangsung. 82 Beberapa kritikus yang gencar antara lain Susan W Mills (Frostburg State

University), Morgan, Elliot Eisner, Stenberg, dan lain-lain. 83 Bambang Saeful Hadi, Teori Kecerdasan Ganda Dan Implikasinya Terhadap

Strategi Pembelajaran Di Sekolah. FIS Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 86: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

62

6. Sulit melakukan pengetesannya, karena dengan demikian perlu ada 7 atau

8 set alat tes.

Landasan teoritis teori multiple intelligences memiliki landasan

pengkategorian. Hal ini dimaksudkan agar kedelapan jenis kecerdasan tersebut

berkembang sepenuhnya, bukan sekedar bawaan, kemampuan atau bakat.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: sumber teori multiple

intelligences terletak dalam otak. Dalam pengamatan history penelitian teori

multiple intelligences diamati orang-orang yang pernah mengalami kecelakaan

atau penyakit tertentu mempengaruhi wilayah otak tertentu pula. Cedera ini

mengganggu kecerdasan tertentu, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi

kecerdasan yang lain. Orang yang mengalami cedera di wilayah Broca (lobus

kiri depan), misalnya, akan mengalami kesulitan memproduksi ujaran, tetapi

masih dapat mengerjakan soal matematika, menari, mengekspresikan

perasaan, dan menjalin hubungan dengan orang lain.84

Konklusi terhadap kritik teori multiple intelligences adalah

keniscayaan dari sang Maha Pencipta, Allah Swt, bahwa manusia memiliki

kemampuan. Kemampuan kecerdasan manusia meliputi sisi emosional,

gerakan dan hubungan, kemampuan menganalisa dan menciptakan pada skala

yang sangat kompleks menjadi konklusi bahwa proses kerja kecerdasan yang

diproduksi di otak bekerja dengan sangat kompleks. Dalam konteks ini

keberadaan kecerdasan ganda manusia sudah ada sejak ia dilahirkan. Postulat

paradigma kecerdasan teori multiple intelligences muncul dari masa

penciptaan seiring dengan proses tumbuh kembangnya manusia. Teori

multiple intelligences muncul bukan karena proses evolusi manusia muncul,

tapi berupa hadiah terbaik Allah Swt pada sang khalifah. Pada penelitian ini,

ditegaskan bahwa salah besar jika teori multiple intelligences diterima

kebenarannya dalam konteks evolusi makhluk hidup. Teori multiple

intelligences dalam domain psikologi ini dipahami sebagai sebuah strategi

pembelajaran untuk melejitkan potensi kecerdasan manusia.85

Pengalaman penerapan teori multiple intelligences di Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta adalah kurangnya dukungan dari

pengawas sekolah dinas pendidikan. Pengawas sekolah dari dinas pendidikan

merekomendasikan untuk tidak menerima calon peserta didik baru yang lemah

secara kognitif akademik dan berkebutuhan khusus. Sementara hakekat teori

multiple intelligences adalah semua anak cerdas dengan kecerdasan jamak.

Konsep multiple intelligences theory berawal dari definisi kemampuan yang

ditawarkan sebagai kemampuan memecahkan masalah (problem solving) dan

84 Tadkiroatun Musfiroh, Multiple Intelligences dan Implikasinya Dalam Pendidikan.

Pusat Pendidikan Pendidikan usia Dini (Pusdik PAUD), Lembaga Penelitian Universitas

Negeri Yogyakarta. 85 Alamsyah Said, Kecerdasan Manusia: Kritik Terhadap Acuan Pemikiran Teori

Multiple Intelligences Howard Gardner. GLC Indonesia | Kamis, 20 Maret 2014.

Page 87: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

63

kemampuan kreatifitas.86 Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk

variatif memilih strategi mengajar sesuai gaya belajar siswa. Namun dalam

prosesnya terkadang guru kembali ke pola pengajaran konvensional yaitu

dominan ceramah pada siatuasi belajar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri

bagi sistem manajemen pembelajaran. Sementara, dalam pandangan orangtua

memiliki image yang beragam mengenai pengelompokan peserta didik sesuai

gaya belajar. Pandangan ini menjadi tantangan sekolah dalam menerapkan

teori multiple intelligences.

Kelemahan teori multiple intelligences yang ditampilkan dalam proses

pembelajaran nampak pada mata pelajaran olahraga. Dimensi kecerdasan

kinestetik-tubuh yang ditampilkan pada mata pelajaran olahraga menuntut

semua siswa memiliki dominan kecerdasan tersebut, yang pada kenyataannya

semua anak memiliki kecerdasan dominan kinestetik-tubuh yang berbeda.

Namun, teori multiple intelligences untuk dimensi kecerdasan lainnya tidak

menjadi kendala ketika diaplikasikan dalam pembelajaran pada mata pelajaran

lainnya. Hal yang menjadi tantangan penerapan teori multiple intelligences

dalam konteks pembelajaran di sekolah adalah tuntutan bagi guru untuk

melakukan inovasi dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru

dituntut agar lebih kreatif mencari terobosan untuk mengoptimalkan semua

jenis kecerdasan yang ada. Dan tidak semua guru mampu melakukan

pengajaran kreatif dan inovatif tanpa didukung dengan sistem manajemen

sekolah yang baik.87

Adapun kritik terhadap aplikasi teori multiple intelligences dalam

pembelajaran adalah kurang unsur kompetisi akademik yang dialami peserta

didik dikarenakan semua peserta didik dihargai semua jenis dan

keanekaragaman kecerdasannya. Sehingga, hasil nilai akademik tidak menjadi

target utama. Hal ini berdampak pada kurangnya daya saing atau daya

kompetensi peserta didik. Sementara kelemahan teori multiple intelligences,

dalam pembelajaran terdapat pada pembelajaran olahraga. Pembelajaran

86 Howard Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Tenth-

Anniversary Edition. New York: Basic Books. 1983. 87 Strategi pembelajaran multiple intelligence adalah suatu upaya mencapai

kompetensi tertentu dalam pembelajaran dengan cara mengoptimalkan delapan kecerdasan

yang dimiliki masing-masing siswa. Strategi pembelajaran multiple intelligence adalah suatu

cara mengakses informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang ada pada masing-masing

siswa, namun untuk mengeluarkannya kembali seluruh kecerdasan bersinergi dalam satu

kesatuan yang unik sesuai dengan kebutuhan. Sehingga siswa mampu memecahkan masalah-

masalah pembelajaran dengan cara yang menakjubkan. Strategi pembelajaran multiple

intelligence menjadikan siswa sebagai sang juara pada bidang-bidang tertentu sesuai dengan

kecerdasan yang menonjol pada dirinya, karena pada dasarnya dalam diri setiap siswa selalu

ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol yang dimilikinya. Strategi pembelajaran

multiple intelligence mendorong para guru melakukan inovasi dalam cara mengajarnya. Oleh

karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif mencari terobosan untuk mengoptimalkan

semua jenis kecerdasan yang ada.

Page 88: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

64

olahraga yang menekankan pada aktivitas kinestetik, cenderung memaksa

semua peserta didik untuk mahir dan bisa mempraktekkan, memeragakan dan

melakukan dengan baik dan benar gerakan-gerakan pada mata pelajaran

olahraga, sementara tidak setiap anak atau peserta didik memiliki kecerdasan

dominan kinestetik.

Dari uraian dan penjelasan-penjelasan di atas, analisis teori multiple

intelligences sebagai sebuah sistem pembelajaran dalam lingkup pendidikan

dan pengajaran. Teori multiple intelligences terklasifikasikan sebagai

kecerdasan bahasa, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual-spasial,

kecerdasan kinestetik-tubuh, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal,

kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Poin-poin dalam teori

multiple intelligences adalah:

1. Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil setiap

orang berbeda. Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula

yang hanya rata-rata dan tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan.

2. Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat

penguasaan yang memadai, kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan

sampai batas tertinggi melalui pengayaan, dukungan yang baik, dan

pengajaran.

3. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang

kompleks. Dalam aktivitas sehari-hari, kecerdasan saling berkaitan dalam

satu rangkaian, menendang bola (kinestetik), orientasi diri di lapangan

(spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik dan interpersonal).

4. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori seseorang

yang cerdas linguistik belum tentu pandai menulis, tetapi pandai bercerita

dan berbicara secara memukau.

Teori multiple intelligences dalam pembelajaran menunjukkan

perkembangan ke arah yang lebih bersifat pengembangan manusia sesuai

perkembangan teori-teori pendidikan yang diawali dari teori behaviorisme,

kognitivisme, konstruktivisme, dan teori humanistik. Pandangan Islam

mengenai teori multiple intelligences adalah representasi umum tentang

keniscayaan Sang Maha Pencipta, bahwa manusia memiliki kemampuan

(kecerdasan) yang menjadikannya sebagai khalifatul fil ardhi. Langkah awal

tahapan pelaksanaan penerapan teori multiple intelligences dalam

pembelajaran diawali dari kesamaan cara pandang konsep multiple

intelligences sebagai potensi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik dan

dilanjutkan dengan pelatihan kompetensi guru melalui pelatihan berjenjang.

Dalam aplikasi teori multiple intelligences ditemukan kelemahan pada

sisi aplikasinya, yaitu pada mata pelajaran olahraga dimana pembelajaran

olahraga dominan praktek olahraga membutuhkan kemampuan spesifik seperti

kinestetik atau kinestetik-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence), dan setiap

anak memiliki perbedaan dominasi kecerdasan pada kinestetik.

Page 89: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

65

BAB III

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN MANDIRI JAKARTA

PADA PELAKSANAAN MULTIPLE INTELLIGENCES SYSTEM

Pada bab ketiga ini, dijelaskan tentang jaringan sekolah Islam terpadu

Indonesia dan sejarah berdirinya Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta. Berdirinya Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dilatar

belakangi oleh tuntutan masyarakat yang menginginkan pendidikan putra-

putrinya yang menguasai nilai-nilai akademik, memiliki akhlak yang mulia,

dapat mengembangkan potensi anak-anak sejak dini dan mendapat

pengalaman belajar dari lingkungan yang menyenangkan. Profil Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dalam tinjauan teori multiple

intellegences system, tahapan pelaksanaan penerapan teori multiple

intelligences dalam pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta.

A. Sejarah Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia.

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, pesantren merupakan salah

satu produk pendidikan tertua yang pernah dimiliki bangsa ini. Para pakar

pendidikan di Indonesia bahkan menyatakan bahwa karakter budaya

pendidikan pesantren banyak yang telah diadopsi ke dalam sistem pendidikan

nasional dengan munculnya “sekolah-sekolah unggul” atau populer dikenal

dengan boarding school sejak tiga dasawarsa terakhir. Pengadopsian ini

terutama dalam hal metode maupun sistem pembinaan siswanya. Bahkan

Kementerian Agama sendiri sudah sejak pertengahan tahun 1980-an

mengembangkan model pesantren ini di Madrasah Aliyah Progrm Khusus

(MAPK). Hal yang diadopsi oleh Kementerian Agama terutama dalam aspek-

aspek mastery learning yang berkembang di pesantren ke dalam madrasah.1

Dengan demikian secara tidak langsung pesantren sebagai sebuah lembaga

pendidikan Islam tertua di Indonesia telah memberikan sumbangan yang besar

dalam konsep pendidikan di Indonesia. Hal ini memberi angin segar bagi

perkembangan dunia pendidikan di Indonesia terutama dunia pendidikan

Islam.

Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang mulai digagas pada awal tahun

1990-an secara tidak langsung juga mengadopsi sistem pendidikan pondok

pesantren atau boarding school. Sebagaimana sekolah boarding school yang

mengembangkan kurikulum sendiri dan memadukan dengan kurikulum

nasional, Sekolah Islam Terpadu juga mengembangkan kurikulum sendiri.

Kurikulum yang dikembangkan oleh SIT terutama menekankan pada

1 Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Logos Wana Ilmu,

2001), 153.

Page 90: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

66

kurikulum Alqur’an yakni tahsin dan tahfidz serta integrasi nilai-nilai

keislaman dalam setiap materi ajar. Hal ini sejalan dengan semangat Undang-

Undang No. 20 tahun 2003 yang memberi peluang dan kesempatan yang sama

kepada sekolah yang berciri khas Islam, seperti madrasah dan pesantren yang

bukan sekolah umum.2 Artinya, ciri khas Islam yang melekat pada kurikulum

sekolah tersebut mendapat legitimasi atau pengakuan formal yuridis. Sehingga

dalam proses pengembangan sekolah, munculnya Sekolah Islam Terpadu yang

membawa ciri sebagai sekolah Islam dengan cara mengkombinasikan dengan

kurikulum nasional menjadi suatu keniscayaan.

Berdirinya Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) pada tahun 1992

merupakan langkah besar dalam mewujudkan model sekolah yang mampu

memadukan ilmu qauli dan qauni menjadi satu kesatuan dalam pembelajaran

sehingga diharapkan melalui sekolah-sekolah Islam terpadu terlahir para

peserta didik yang berkualitas, baik secara akademik maupun mental spiritual.3

JSIT Indonesia merupakan induk pemberdaya sekolah-sekolah Islam terpadu

yang bertugas mengarahkan SIT yang berada di bawah naungannya yang

secara bersama-sama menyusun standar kekhasan SIT yang meliputi meliputi

standar konsep Sekolah Islam Terpadu, standar isi atau kurikulum, standar

pendidikan agama Islam, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar

kompetensi lulusan, standar proses, standar pengelolaan, standar pembiayaan,

standar kerjasama, standar pembinaan peserta didik, standar sarana dan

prasarana, dan standar penilaian, dimana standar tersebut terdiri dari standar

kekhasan Sekolah Islam Terpadu dan standar nasional pendidikan.4 Standar-

standar pendidikan yang dikembangkan oleh JSIT Indonesia mengacu pada

delapan standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh Badan

Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), dengan menambahkan nilai-nilai

keislaman yang mencari karakteristik SIT dan tertuang dalam visi dan misinya.

Jaringan Sekolah Islam Terpadu merupakan metamorfosis dari forum

silaturrahim (forsil), yang merupakan gabungan (ghuyub) dari Sekolah-

sekolah Islam Terpadu yang ada di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). 5

Secara de facto, forsil berdiri pada tahun 1993, setahun setelah berdirinya

2 Husni Rahim, Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia (Jakarta: Logos

Wana Ilmu, 2005), 91. 3 Standar Mutu Kekhasan Sekolah Islam Terpadu yang dibuat oleh Jaringan Islam

Terpadu Indonesia, 2014. 4 Disadur dari Pengantar yang ditulis oleh Sukro Muhab, sebagai Ketua Umum

Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia, pada tanggal 6 Januari 2014 di Jakarta. Kata

Pengantar tersebut terdapat dalam buku Standar Mutu Kekhasan Sekolah Islam Terpadu yang

dibuat oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia, 2014. 5 Delapan Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang

pendidikan di seluruh wilayah hokum NKRI. Lihat UU Sistem Pendidikan Nasional nomor 20

tahun 2003 pasal 35 dan PP nomor 19 tahun 2005.

Page 91: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

67

beberapa Sekolah Islam Terpadu di Jabodetabek.6 Dalam perkembangan

selanjutnya seiring dengan makin maraknya pendirian Sekolah-sekolah Islam

Terpadu, forsil semakin mengembangkan organisasinya yang pada akhirnya

bermetamorfosis menjadi Jaringan Sekolah Islam Terpadu. Jaringan Sekolah

Islam Terpadu merupakan induk pemberdaya Sekolah-sekolah Islam

Terpadu.7 Keberadaan Jaringan Sekolah Islam Terpadu ini berfungsi sebagai

upaya untuk mengembangkan sekolah-sekolah ini menjadi sekolah yang

memiliki standar mutu yang tinggi dengan ke-khasan Sekolah Islam Terpadu.

Untuk mendukung upaya ini Jaringan Sekolah Islam Terpadu kemudian

membuat standar mutu bagi Sekolah Islam Terpadu yang bernaung di bawah

naungannya. Adapun standar-standar tersebut mengacu pada Delapan Standar

Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BNSP) dengan tambahan beberapa standar sesuai dengan

kekhasan Sekolah Islam Terpadu. Adapun penambahan standar pendidikan

yang mengacu pada kekhasan Sekolah Islam Terpadu yang telah disusun pada

tahun 2010 terdiri dari: (1) Standar konsep Sekolah Islam Terpadu, (2) Standar

Pendidikan Agama Islam, (3) Standar Kerjasama, (4) Standar Pembinaan

Peserta Didik.8

Sebagai sebuah induk atau wadah kerjasama dalam rangka

pemberdayaan Sekolah-sekolah Islam Terpadu, Jaringan Sekolah Islam

Terpadu Indonesia memiliki enam fungsi, yaitu: (1) Fungsi penggerak, dimana

tugasnya adalah melakukan pemberdayaan terhadap Sekolah Islam Terpadu

yang menjadi anggotanya menuju sekolah yang efektif dan bermutu. (2) Fungsi

koordinasi, dimana tugasnya mengoordinasi program kerjasama antar-anggota

6 Secara legal formal (de jure) memang tidak ada dokumen resmi yang menyebutkan

waktu lahirnya Forsil. Data ini penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan Fahmi Alaydrus

salah satu pendiri SIT Nurul Fikri di Depok, yang juga penggiat berdirinya Forsil dan Jaringan

Sekolah Islam Terpadu. Berdasarkan keterangan beliau disebutkan juga bahwa Sekolah-

sekolah Islam Terpadu yang lahir pada tahun 1992 yang mempelopori berdirinya Forsil.

Sekolah-sekolah tersebut antara lain: Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Fikri di Depok

Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah di Jakarta Selatan, Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-

Khairat di Jakarta Timur, Sekolah Dasar Islam Terpadu IQRO di Bekasi, dan Sekolah Dasar

Islam Terpadu Ummul Quro di Bogor. 7 Istilah “terpadu” dalam term Sekolah Islam Terpadu adalah sebagai penguat (taukid)

dari Islam itu sendiri, yaitu Islam yang utuh menyeluruh, integral bukan parsial, syumuliah

bukan juz’iyah. Dalam aplikasinya kemudian, yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan

dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum.

Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak terlepas dari

bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Lihat, Tim Mutu Jaringan Sekolah Islam Terpadu

Indonesia, Standar Mutu kekhasan Sekolah Islam Terpadu (Jakarta: JSIT Indonesia, 2014), 5.

Lihat juga, Azyumardi Azra, Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012), 87-88. 8 Tim Mutu JSIT Indonesia, Standar Mutu kekhasan Sekolah Islam Terpadu, VI.

Lihat juga, lampiran-lampiran terkait hal ini yang penulis lampirkan di akhir penulisan.

Page 92: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

68

Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia. (3) Fungsi supervisi, tugasnya

melakukan pengawasan, penilaian, dan pembinaan dalam penyelenggaraan

sekolah bagi anggota Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia menuju

sekolah yang efektif dan bermutu. (4) Fungsi advokasi, yaitu melakukan

pembelaan untuk umat Islam di bidang pendidikan. (5) Fungsi pelayanan,

berupa aktivitas melayani, membantu, dan memfasilitasi kebutuhan

anggotanya. (6) Fungsi riset dan pengembangan, yaitu melakukan penelitian

dan pengkajian bidang pendidikan bagi pengembangan sekolah-sekolah yang

menjadi anggotanya. Untuk menjalankan fungsinya ini Jaringan Sekolah Islam

Terpadu Indonesia terus melakukan pembenahan-pembenahan baik dari

tataran konsep, manajemen maupun ruang gerak. Adapun beberapa

pembenahan-pembenahan yang telah dilakukan antara lain adalah

“Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan”.

Untuk pencapaian suatu tujuan dalam sebuah organisasi tentunya

diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata. Visi dan misi dalam hal ini

dapat dikatakan sebagai konsep perencanaan dan tindakan nyata untuk

mencapai suatu tujuan. Secara rinci dapat dikatakan bahwa visi merupakan

konsep, gagasan, pemikiran, pandangan ke depan yang merupakan tujuan

jangka panjang atau cita-cita masa depan yang hendak diwujudkan. 9 Terkait

dengan Jaringan Sekolah Islam Terpadu sebagai wadah dari lembaga

pendidikan Islam, maka visinya pun disesuaikan dengan cita-cita dan tujuan

jangka panjang pendidikan Islam itu sendiri yaitu terbentuknya pribadi yang

Islami (shaksiyah Islamiyah) yang aktif berperan serta dalam menjaga dan

membina diri dan lingkungannya (rahmatan lil alamin) pribadi yang dapat

menebarkan rahmat bagi seluruh umat manusia.10

Adapun visi Jaringan Sekolah Islam Terpadu adalah, “Menjadi pusat

penggerak dan pemberdaya Sekolah Islam Terpadu di Indonesia menuju

sekolah efektif dan bermutu”. Visi ini dirumuskan setelah proses

metamorphosis dari Forsil ke Jaringan Sekolah Islam Terpadu, oleh para

penggiat Sekolah Islam Terpadu yang bernaung di bawah wadah Jaringan

Sekolah Islam Terpadu. Landasan filosofis dari dirumuskannya visi ini adalah

bahwa perspektif Islam tentang pendidikan tidak dapat dipisahkan dari hakikat

dan tujuan penciptaan manusia yaitu dalam rangka menunaikan misi suci

(risalatul insan) yakni tugas kekhalifahan berupa memakmurkan dan

memelihara negeri.11 Dengan demikian pendidikan yang diselenggarakan oleh

9 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2010), 41-42. 10 Tim Mutu JSIT Indonesia, Standar Mutu kekhasan Sekolah Islam Terpadu, 179.

Lihat juga, Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II, 44. Lihat juga, Ahmad D. Marimba,

Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: al-Ma’arif, 1989), 39. 11 Tim Mutu JSIT Indonesia, Standar Mutu kekhasan Sekolah Islam Terpadu, 1. Lihat

juga, Alquran surat al-Baqārah ayat 30 dan surat al-Anbiyā’ ayat 107.

Page 93: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

69

Sekolah Islam Terpadu yang berada dalam naungan Jaringan Sekolah Islam

Terpadu dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki

kesadaran, kemampuan, dan tanggung jawab dalam menjalankan misi

kekhalifahan tersebut. Inilah makna secara filsofis dari sekolah efektif dan

bermutu.

Dirumuskannya visi Jaringan Sekolah Islam Terpadu sebagaimana

disebutkan di atas, juga dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut;12 Pertama,

Pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah umum dan sekolah Islam

selama ini belum menemukan bentuk yang optimal, baik dari sisi tujuan

maupun prosesnya. Tujuan dan proses pendidikan yang berlangsung selama

ini baru sekedar dalam tataran konsep dan hanya menyentuh tataran kognitif.

Pendidikan khususnya pendidikan Islam yang ada selama ini belum

menjadikan pendidikan Islam sebagai pranata yang kuat (manhaji) berwibawa,

efektif, dan kredibel dalam mewujudkan cita-cita Islam. Kedua, pendidikan

Islam yang berlangsung di lembaga pendidikan Islam belum menjadikan Islam

sebagai basis pembelajaran secara integral dan komprehensif. Dengan kata lain

nilai-nilai Islam tidak terintegrasi dalam pembelajaran lain selain pembelajaran

agama Islam. Hal ini menyebabkan lahirnya produk peserta didik yang cerdas

secara kognitif namun kering nilai spiritual. Akibatnya lembaga pendidikan

selama ini hanya melahirkan orang pintar namun tidak membawa manfaat bagi

alam. Untuk itulah Sekolah Islam Terpadu hadir menawarkan Islamisasi

pembelajaran, yaitu sebuah proses internalisasi nilai-nilai Islam dalam proses

pembelajaran sehingga peserta didik dapat merealisasikan dan

mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam semua sendi kehidupannya.13

Ketiga, hal ketiga yang melatarbelakangi visi Jaringan Sekolah Islam Terpadu

adalah tata kelola pada proses pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah Islam

masih kurang efektif, dalam arti belum berbasis High Order Thingking, yaitu

sebuah proses berpikir tingkat tinggi yang berupa berpikir kritis dan kreatif.14

Kemampuan berfikir kritis dan kreatif akan melahirkan manusia-manusia yang

kreatif dan mampu berperan aktif dalam memproduksi kemaslahatan yang

menumbuhkan kemanfaatan bagi hidup dan kehidupan manusia.

Untuk mencapai sebuah visi, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah merumuskan misi. Karena misi merupakan langkah-langkah yang

dilakukan dalam rangka pencapaian visi. Dengan kata lain misi merupakan

jembatan untuk mencapai visi. Dengan demikian visi dan misi harus memiliki

12 Wawancara dengan Fahmi Alaydrus salah satu pendiri SIT Nurul Fikri di Depok,

yang juga penggiat berdirinya Forsil dan Jaringan Sekolah Islam Terpadu. 13 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab Islami Pembelajaran. 14 Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu menghafal

(recall thinking), berfikir dasar (basic thinking), berfikir kritis (critical thinking), dan berfikir

kreatif (creative thinking).

Page 94: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

70

hubungan fungsional simbiotik, yaitu saling mengisi dan timbal balik.15

Dengan demikian misi dibuat sejalan dengan tujuan pada tercapainya visi.

Terkait hal itu, maka berdasarkan visi Jaringan Sekolah Islam Terpadu

“Menjadi pusat penggerak dan pemberdaya Sekolah Islam Terpadu di

Indonesia menuju sekolah efektif dan bermutu”, dirumuskanlah misi sebagai

berikut:

1. Membangun jaringan efektif antar Sekolah Islam Terpadu di Indonesia.

Dalam pandangan Jaringan Sekolah Islam Terpadu, pendidikan

merupakan salah satu sarana dalam mengajak manusia kepada kebaikan

(dakwah ilallah). Sebagaimana karakteristik dakwah yang membutuhkan jalan

yang panjang dan waktu yang lama, maka dakwah dalam dunia pendidikan pun

demikian. Dalam perspektif umum disebutkan bahwa mendidik itu bersifat

jangka panjang atau long life education. Untuk itu perlu dibangun kerjasama

antar lembaga pendidikan. Misi Jaringan Sekolah Islam Terpadu yang pertama

menggambarkan hal ini. Kerjasama merupakan fitrah manusia dan kebutuhan

akan kerjasama ini akan makin terasa di era modern seperti sekarang. Untuk

itulah perlu terus dibangun kerjasama antar Sekolah Islam Terpadu yang

berada di bawah naungan Jaringan Sekolah Islam Terpadu melalui program-

program yang selaras. Membangun jaringan dalam jalinan kerjasama ini

dilakukan Jaringan Sekolah Islam Terpadu dengan berpegang pada asas

manfaat, maslahat, legalitas, dan adil.

2. Meningkatkan efektifitas pengelolaan Sekolah Islam Terpadu di Indonesia.

Misi ini dilakukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu dalam rangka

menjaga dan meningkatkan mutu Sekolah Islam Terpadu. Beberapa aksi yang

dilakukan Jaringan Sekolah Islam Terpadu dalam mencapai misinya ini antara

lain; (1) menerbitkan Buku Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu dan Buku

Standar Mutu Kekhasan Sekolah Islam Terpadu. Buku ini harus menjadi acuan

bagi Sekolah Islam Terpadu yang berada di bawah naungan (menjadi anggota)

Jaringan Sekolah Islam Terpadu, selain kurikulum nasional yang memang

sudah ditetapkan oleh pemerintah. Diterbitkannya dua buku ini bertujuan

untuk; 16menjaga orisinalitas visi misi Sekolah Islam Terpadu sesuai dengan

yang telah ditetapkan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu, membantu

pengelola sekolah (yayasan), kepsek, dan guru dalam menjalankan tugasnya di

lembaga pendidikan masing-masing, dan membangun diferensiasi dan

kekhasan sebagai sekolah Islam yang berkualitas. (2) Memberlakukan tata

tertib, norma dan etika, yang dibuatkan berdasarkan etika dan nilai Islami serta

kepatutan sosial. Untuk itu Jaringan Sekolah Islam Terpadu menerapkan

proses seleksi dan rekrutmen yang ketat terhadap calon kepala sekolah dan

guru yang meliputi pemikiran, sikap moral dan perilaku (suluk) yang sesuai

15 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II, 45. 16 Tim Mutu JSIT Indonesia, Standar Mutu kekhasan Sekolah Islam Terpadu, iii.

Page 95: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

71

dengan ajaran Islam, serta mendapat rekomendasi dari sumber yang dipercaya

oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu serta memenuhi standar yang telah

ditetapkan pemerintah.17 (3) mengawal mutu Sekolah Islam Terpadu dengan

menyelenggarakan sertifikasi bagi Sekolah-sekolah Islam Terpadu yang

menjadi anggota Jaringan Sekolah Islam Terpadu.

3. Melakukan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Hal yang dilakukan Jaringan Sekolah Islam Terpadu untuk mencapai

misi ini antara lain adalah menyelenggarakan training-training (pembinaan)

bagi pengelola sekolah, kepala sekolah dan guru terkait dengan kebutuhan

dalam pengelolaan sekolah dan proses pembelajaran. Pembinaan yang

dilakukan bekerjasama dengan pihak-pihak luar yang kompeten di bidang

pendidikan, baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah, baik dalam

negeri maupun luar negeri.

4. Melakukan Pengembangan Kurikulum Sekolah Islam Terpadu di Indonesia.

Secara umum kurikulum diartikan sebagai susunan bahan atau materi

ajar yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pendidikan di sebuah

lembaga pendidikan sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas dan

terang.18 Pasal 36 ayat 3 UU Sistem Pendidikan Nasional lebih lanjut

mengemukakan bahwa kurikulum hendaknya disusun sesuai dengan jenjang

dan jenis pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut; (1) peningkatan iman dan takwa, (2) Peningkatan akhlak

mulia, (3) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, (4)

keragaman potensi daerah dan lingkungan, (5) tuntutan pembangunan daerah

dan nasional, (6) tuntutan dunia kerja, (7) perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni, (8) agama, (9) dinamika perkembangan global, (10)

persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Sekolah Islam Terpadu yang pada hakikatnya merupakan sekolah yang

mengimplentasikan konsep pendidikan Islam berdasarkan al-Quran dan hadis,

memiliki kepentingan besar untuk menyusun kurikulumnya sesuai dengan hal

ini. Jika dilihat panduan pengembangan pengembangan kurikulum menurut

pasal 36 ayat 3 UU Sisdiknas no 20 tahun 2003, maka Sekolah Islam Terpadu

memiliki peluang yang besar untuk menyusun pengembangan kurikulum

sesuai dengan kekhasannya. Kekhasan ini tentunya bersifat mandiri dalam arti

kekhasan ini tidak terdapat dalam kurikulum nasional, atau bisa juga kekhasan

ini bersifat pengembangan, dalam arti kompetensi dimaksud terdapat dalam

17 Lihat, Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah, dan

Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru. 18 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II, 121. Lihat juga, UU no 20 tahun 2003

pasal 1 poin 19. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta: Depdiknas, 2002), 617.

Page 96: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

72

kurikulum nasional namun diperluas atau diperdalam oleh Jaringan Sekolah

Islam Terpadu sesuai dengan kekhasan Sekolah Islam Terpadu.19

Pengembangan kurikulum merupakan pekerjaan dan usaha bersama-

sama yang melibatkan banyak pihak yang berkompeten terutama guru sebagai

pelaksana di lapangan.20 Penyusunan pengembangan kurikulum kekhasan

Sekolah Islam Terpadu diwadahi oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu dengan

mengundang perwakilan guru dari Sekolah-sekolah Islam Terpadu yang

menjadi anggota Jaringan Sekolah Islam Terpadu melalui acara lokakarya

nasional. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa guru pada hakikatnya

memiliki kewenangan yang besar untuk melakukan inovasi kurikulum,

mengujinya di dalam kelas, dan kemudian mengevaluasinya.

5. Melakukan aksi dan advokasi bidang pendidikan.

Ditinjau dari aspek legal formal kelembagaan, sekolah di Indonesia

dibagi menjadi dua katagori, yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah

negeri merupakan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan

sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh non

pemerintah/swasta dengan penyelenggaranya berupa yayasan. Sekolah Islam

Terpadu termasuk dalam katagori sekolah swasta di mana pendiriannya

dilakukan oleh perorangan atau kelompok di bawah payung hokum yayasan

masing-masing.

Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia sebagai organisasi

masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan, yang salah satu fungsi

keberadaannya adalah memelopori pemberdayaan Sekolah Islam Terpadu di

Indonesia menuju sekolah efektif dan bermutu serta melakukan pembelaan

untuk umat Islam di bidang pendidikan. Terkait dengan fungsi advokasi ini,

fungsi yang dilakukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu antara lain adalah

ikut mengawal kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait

dengan pendidikan, melakukan advokasi dan pendampingan terhadap tenaga

pendidik dan kependidikan yang membutuhkan bantuan hukum, dan

sebagainya.

6. Menjalin kemitraan strategis dengan institusi nasional dan internasional.

Salah satu kekhasan Sekolah Islam Terpadu yang secara khusus dibuat

oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu adalah standar kerjasama. Tujuannya

adalah agar Sekolah Islam Terpadu dapat tumbuh dan berkembang dengan

melakukan berbagai kerjasama dengan berbagai pihak baik internal (Komite

Sekolah, Sekolah Islam Terpadu lainnya, dan Jaringan Sekolah Islam Terpadu

sendiri), maupun eksternal (Pemerintah melalui dinas terkait, sekolah lain di

19 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab Daftar Penambahan Kekhasan

Kurikulum SIT. 20 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrati. Cet. IV (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2013), 72.

Page 97: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

73

luar Sekolah Islam Terpadu, pihak atau lembaga lain baik nasional maupun

internasional.

Sehubungan dengan kerjasama ini, Jaringan Sekolah Islam Terpadu

menjadi mediator kerjasama antara Sekolah Islam Terpadu dengan mitranya,

dengan mekanisme sebagai berikut: (1) kerjasama yang dilakukan secara

tertulis dan resmi, harus mencantumkan hak dan kewajiban para pihak terkait.

(2) Kerjasama yang mengatasnamakan Jaringan Sekolah Islam Terpadu harus

mendapat persetujuan dari Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia. (3)

Memberikan laporan realisasi kerjasama kepada Jaringan Sekolah Islam

Terpadu Indonesia.

7. Menggalang sumber-sumber pembiayaan pendidikan.

Penggalangan dana dilakukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu

Indonesia dengan melakukan kerjasama dengan pihak manapun baik

pemerintah maupun non pemerintah asalkan dapat membawa maslahat bagi

pengembangan Sekolah Islam Terpadu dan tidak bertentangan dengan asas,

visi, dan misinya.

Berdasarkan visi dan misi yang telah disusunnya Jaringan Sekolah

Islam Terpadu Indonesia selanjutnya merumuskan tujuan kerjanya demi

tercapainya visi dan misi tersebut.21 Adapun tujuan yang telah dirumuskan oleh

Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia adalah; (1) terciptanya jaringan

kerjasama antara peneliti, pengembang, pemerhati, penyelenggara, dan

pengelola pendidikan atau sekolah yang menjadi anggota Jaringan Sekolah

Islam Terpadu Indonesia; (2) meningkatnya kompetensi dan profesionalitas

pendidik dan tenaga kependidikan Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia;

(3) berlangsungnya proses perbaikan dan pengembangan kurikulum Sekolah

Islam Terpadu; (4) terjalinnya kemitraan strategis dengan instansi/institusi

nasional maupun internasional.

Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia yang merupakan wadah

bagi Sekolah-sekolah Islam Terpadu yang menjadi anggotanya memiliki peran

yang cukup strategis bagi pengembangan Sekolah Islam Terpadu terutama bagi

Sekolah Islam Terpadu yang baru berdiri. Meski memberikan pendampingan

dan pembinaan, namun Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia

memberikan kebebasan kepada Sekolah Islam Terpadu yang menjadi

anggotanya untuk melakukan inovasi-inovasi dalam rangka pengembangan

sekolah sesuai dengan kearifan lokal di mana sekolah itu berada. Di sisi lain

Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia juga tidak melakukan intervensi

dalam kebijakan sekolah masing-masing, namun hanya memberikan

pandangan dan pendampingan jika memang sekolah tersebut membutuhkan

pendampingan. Berdasarkan wawancara di lapangan dengan beberapa

21 Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Tujuan memiliki

cakupan yang lebih kecil dan merupakan bagian dari misi.

Page 98: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

74

pengelola Sekolah Islam Terpadu yang menjadi anggota Jaringan Sekolah

Islam Terpadu Indonesia, penulis mendapatkan data bahwa rata-rata pengelola

Sekolah Islam Terpadu merasakan manfaat keberadaan Jaringan Sekolah Islam

Terpadu Indonesia terutama dalam hal bimbingan dan arahan bagaimana

mengelola Sekolah Islam Terpadu yang efektif dan bermutu, serta membuka

networking dengan Sekolah-sekolah Islam Terpadu lainnya dari seluruh

Indonesia serta menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga lain di luar

Sekolah Islam Terpadu.22

B. Profil Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dalam

Tinjauan Teori Multiple Intelligences System.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah Sekolah Dasar

Islam yang berada dibawah naungan Departemen pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia. Ketika berdiri pada 21 Juli 2003, beralamat di Jl. Buncit

Raya, Warung Jati Barat I No.82 Kalibata Pancoran Jakarta Selatan. Pada 18

Juli 2005 Insan Mandiri menempati gedung baru Jl. Batu Merah No.71 Rt

02/02 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan di bawah Yayasan

Rachmatan Lil’alamin. Tahun 2007 menjadi laboratorium sekolah bagian

psikologi pendidikan, fakultas psikologi universitas Indonesia. Pada tanggal

24 Februari 2010 Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri menandatangani

kerja sama dengan yayasan kualita pendidikan Indonesia (KPI) tentang school

improvement program (SIP).23 Pada awal tahun pembelajaran, sekolah ini

hanya memiliki 2 kelas dengan 36 murid. Pada Tahun kedua berdirinya

sekolah ini menunjukkan perkembangan yang signifikan jika dilihat dari

jumlah muridnya. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari

masyarakat untuk memasukkan anaknya di sekolah ini, meski ketika itu jika

dilihat dari sisi sarana dan pra sarana sangat jauh dari ideal jika dibandingkan

dengan sekolah-sekolah sejenis saat itu.

Berdirinya Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, dilatar

belakangi oleh semangat ingin mengaktualisasikan potensi fitrah setiap anak

dalam perilaku nyata sehari-hari. Oleh karena itu, pembentukan karakter dalam

bingkai nilai-nilai Islami yang sesuai dengan Alquran dan hadits Nabi,

mendapat perhatian yang cukup besar selain nilai-nilai akademik dalam

bingkai ranah kognitif dan psikomotorik.24 Dalam perjalanannya, tepatnya

22 Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dari beberapa SIT : 1. Sekolah

Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah Jakarta Selatan, 2. Sekolah Dasar Islam Terpadu Buah hati

Jakarta Timur, 3. Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi di Bali, 4. Sekolah Dasar Islam

Terpadu Al-Mumtaz di Pontianak. 23 Dinukil dari sejarah singkat Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta,

yang tertuang dalam buku Profil Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri. 24 Dinukil dari sambutan oleh Heni Lestari, sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta, periode 2003-2011 yang ditulis dalam buku Profil Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta pada tanggal 24 Desember 2010.

Page 99: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

75

tahun 2007 Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta menjadi

laboratory school oleh bagian psikologi pendidikan, fakultas psikologi

universitas Indonesia.25 Tahun 2015 Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta memiliki 15 rombongan belajar dari kelas 1 sampai dengan

kelas 6, dengan jumlah murid 420 orang dan 48 orang guru serta 12 orang

karyawan.

Pada tahun pelajaran 2008/2009 Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta mulai menggunakan instrumen multiple intelligences research

(MIR) secara sistemik, meliputi input calon peserta didik baru dan lama, proses

pembelajaran dan output. Walaupun sejak berdirinya Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri sudah menggunakan pembelajaran proses multiple

intelligences walaupun belum secara sistemik.

Proses penerimaan peserta didik baru di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta dilakukan setiap bulan Nopember. Penerimaan peserta

didik baru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dilakukan

oleh kepanitiaan yang tersusun melalui rapat pimpinan. Peserta didik baru yang

diterima setiap tahunnya berjumlah 74 anak atau sesuai jumlah kuota pada

tahun tersebut. Sehingga, deskripsi input calon peserta didik baru memiliki

latar belakang yang berbeda-beda, baik kemampuan emosi, kognitif dan

perilaku. Kecerdasan yang beranekaragam dari peserta didik menjadi

tantangan bagi guru dalam menyusun strategi pembelajaran. Hal ini sangat

sesuai dengan motto Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

sebagai “Sekolah Para Juara dan Sayang Teman,” dimana semua anak dihargai

akan potensinya sejak mereka menjadi calon peseta didik baru. Berikut gambar

diagran alur proses input penerimaan calon siswa baru:

3.1 Diagram Bagan Alur Input Penerimaan Calon Siswa Baru

25 Proyek oleh Fakultas Psikologi bagian Psikologi pendidikan Universitas Indonesia

yang dilaksanakan selama satu tahun dari tahun 2007 sampai 2008. Kegiatan yang dilakukan

adalah observasi peserta didik, wawancara orangtua peserta didik, dan melakukan second opini

untuk menghasilkan sebuah analisis tentang treatment atau perlakukan yang dianggap perlu

dilakukan pada peserta didik angkatan pertama Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta.

Page 100: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

76

Penerimaan peserta didik baru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta tanpa melalui tes baca tulis hitung (calistung). Calon peserta

didik hanya diobservasi dengan menggunakan dua alat observasi, yaitu

Observasi Kematangan Sekolah (OKS) dan Multiple Intelligences Research

serta wawancara calon orang tua murid.26

Calon orang tua peserta didik berkesempatan untuk mengikuti acara

open house yang digelar sebelum pengambilan formulir pendaftaran. Open

house adalah ajang silaturahim yang dilaksanakan secara terbuka untuk umum

pesertanya dalam bentuk observasi kelas atau ruang belajar, lingkungan

sekolah, fasilitas sekolah, kurikulum dan manajemen sekolah serta perkenalan

para guru. Open house diadakan untuk memberi wawasan kepada calon orang

tua peserta didik tentang visi dan misi sekolah serta kekhasannya. Serta

sosialisasi kepada para orang tua tentang paradigma pendidikan berbasis

multiple intelligences yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta. Pada saat open house para calon orang tua peserta didik

diberikan alur penerimaan peserta didik baru.27

Fokus penelitian pada penerimaan peserta didik baru pada tahun

pelajaran 2011-2012, dimana Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta menerima 3 kelas murid baru dengan jumlah 74 peserta didik baru.

Dari jumlah tersebut, akan diteliti 30 orang peserta didik secara lebih

mendalam.

Pembagian kelas pada penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran

2011-2012 dibagi menjadi 3 kelas.28 Data pengelompokkan kelas belum

berdasarkan 8 kelompok kecerdasan yang dihasilkan dari riset multiple

intelligences dikarenakan keterbatasan jumlah kelas yang tersedia, karenanya

untuk mengaplikasi hasil riset multiple intelligences di dalam kelas dibuat

berbagai macam strategi yang dirancang oleh guru sesuai dengan data gaya

belajar peserta didik. Sehingga sangat diperlukan guru-guru yang terlatih

dengan baik dan menguasai konsep multiple intelligences ini.

Berikut hasil multiple intelligences research pada observasi murid

baru.

26 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab form wawancara dengan calon orang

tua murid. 27 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab diagram alur pendaftaran penerimaan

murid baru. 28 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab pembagian kelas murid baru tahun

pelajaran 2011-2012.

Page 101: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

77

3.2 Diagram Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis Multiple Intelligences

Research, peserta didik Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri.29

Penjelasan mengenai diagram 4.2 tentang laporan hasil pemeriksaan

psikologis multiple intelligences research pada peserta didik di Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Cerdas musik (cerdas seni). Poin angka yang ditunjukkan dalam grafik

adalah 4.1 dari skala 5.0

2. Cerdas kinestetik (cerdas gerak). Poin angka yang ditunjukkan dalam

grafik adalah 3.3 dari skala 5.0

3. Intrapersonal (cerdas diri). Poin angka yang ditunjukkan dalam grafik

adalah 3.3 dari skala 5.0

4. Cerdas linguistik (cerdas bahasa). Poin angka yang ditunjukkan dalam

grafik adalah 2.9 dari skala 5.0

Arti angka yang ditunjukkan melalui grafik batang adalah indikator

keterpenuhan unsur kecerdasan jamak yang diperoleh peserta didik setelah

mengikuti multiple intelligences research. Empat poin teratas yakni 4.1 sampai

3.3 menunjukkan kecerdasan dominan atau gaya belajar paling dominan yang

dimiliki peserta didik, sedangkan empat poin terbawah 3.3 sampai 2.9

menunjukkan minimnya akses kecerdasan yang dimiliki peserta didik.

Multiple intelligences research adalah instrumen riset yang dapat

memberikan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasan seseorang. Dari

29 Sekolah Dassar Islam Terpadu Insan Mandiri telah menggunakan multiple

intelligences research sejak tahun 2008, kemudian informasi laporan hasil tersebut

diaplikasikan guru saat mengajar.

Page 102: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

78

analisis terhadap kecenderungan kecerdasan tersebut dapat disimpulkan gaya

belajar terbaik bagi seseorang atau kecerdasan dominan yang dimiliki setiap

anak. Gaya belajar disini diartikan sebagai cara dan pola bagaimana sebuah

informasi dapat dengan baik dan sukses diterima oleh otak seseorang. Oleh

karena itu seharusnya setiap guru memiliki data tentang gaya belajarnya siswa

masing-masing. Kemudian setiap guru harus menyesuaikan gayanya dalam

mengajar dengan gaya belajar siswa yang telah diketahui dari multiple

intelligences research. Yang menarik dari strategi mengajar multiple

intelligences adalah teori multiple intelligences terbukti cukup fleksibel dalam

merespon perbedaan setiap murid. Hal ini dilandasi oleh oleh sebuah

konstruksi kecerdasan yang dimiliki manusia (human intelligences),

penggunaan pendekatan strategi multiple intelligences ditentukan oleh guru

sebagai adminstrator yang mengkreasi kebeabasan praktis mengajar.30

Hasil multiple intelligences research pada penerimaan siswa baru

menjadi data yang penting bagi guru untuk menemukan kondisi siswa.

Selanjutnya multiple intelligences research dapat dilaksanakan tiap tahun pada

saat kenaikan kelas. Data multiple intelligences research tahun lalu dapat

dijadikan masukan untuk pelaksanaan multiple intelligences research pada

tahun depannya. Hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa

kecerdasan seseorang itu berkembang, tidak statis. Kecerdasan seseorang lebih

banyak berkaitan dengan kebiasaan yaitu perilaku yang diulang-ulang.

Multiple intelligences research yang dilakukan secara berkala terhadap

seseorang dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar akan menjadi

akselerator baginya untuk menemukan kondisi akhir terbaiknya. Dengan

Multiple intelligences research yang dilakukan rutin (minimal setiap tahun),

maka setiap siswa akan memiliki data riwayat kecerdasan yang memungkinkan

seseorang lebih cepat menemukan kondisi akhir terbaiknya. Hasil

pemeriksaan psikologis melalui multiple intelligences research berguna untuk

mengetahui jenis kecerdasan dominan peserta didik. Kecerdasan pada siswa

dapat diketahui dari riset mengenai kebiasaan-kebisaaan anak baik di rumah

maupun di sekolah (di lingkungan tempat tinggal). Terkait multiple

intellegences research yang digunakan Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta dipandang sebagai sekolah yang berupaya memberikan

stimulasi pendidikan yang maksimal. Kesadaran ini diupayakan dengan

melakukan observasi kepada setiap anak melalui multiple intellegences

research untuk mengetahui dominasi kecerdasan dan gaya belajar siswa.

Nantinya, gaya belajar tersebut menjadi acuan mengajar guru di multiple

intellegences research yang menunjukkan sisi kecerdasan dominan yang

dimiliki siswa.

30 Linda Campbell dan Bruce Campbell, Multiple Intelligences and Student

Achievement Success Stories From Six Schools (Alexandria, Virginia USA: Association for

Supervision and Curriculum Development ASCD, 2000), 91-92.

Page 103: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

79

Bila seorang anak menangkap informasi atau materi apapun sesuai

dengan gaya belajarnya, maka tidak akan ada pelajaran yang sulit.

Sebagaimana yang dilaporkn dalam The Good Project,31 bahwa

mengidentifikasi individu dapat memberikan informasi mengenai jenis

pekerjaan yang sesuai. Dengan multiple intelligences research akan diketahui

deskripsi tentang kecenderungan atau gaya belajar peserta didik. Atas dasar

inilah dapat digunakan pembagian kelas. Pembagian kelas berdasarkan hasil

multiple intelligences research berkaitan dengan persamaan gaya belajar.

Dengan gaya mengajar dan gaya belajar yang sama tercipta efektifitas dalam

proses pembelajaran. Ini dikarenakan peserta didik dalam satu kelas umumnya

mempunyai gaya belajar yang sama.32 Pembelajaran menggunakan aplikasi

kecerdasan jamak menekankan proses pembelajaran terbaik (the best

process).33

Pada dasarnya, Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

memandang semua anak adalah juara. Paradigma bagi guru dan karyawan

terhadap peserta didik menegaskan bahwa pada dasarnya setiap peserta didik

memiliki satu atau lebih potensi kecerdasan dan memiliki minat dan bakat.

Pola pendidikan yang dilakukan disertai program pembiasaan pembentukan

karakter ditunjang dengan sentuhan edukasi yang ramah anak menjadikan

peserta didik nyaman dan bahagia berada di lingkungan Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri.34

Pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

tidak dominan mendidik anak dari sisi kognitif. Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta, mengutamakan pembelajaran karakter (akhlak mulia).

Paradigma Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah setiap anak

sedini mungkin harus dikembangkan (pemberdayaan tumbuh kembang)

karakter sosial emosi dan karakter akhlaknya. Di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta, karakter sosial emosi dan karakter akhlak tidak

dibentuk, namun dikembangkan secara alami (natural) melalui pembelajaran

31 Hasil publikasi ilmiah Howard Gardner yang dilaporkan dengan judul: Good Work:

Theory and Practice. The Good Project adalah upaya skala besar untuk mengidentifikasi

individu dan lembaga yang memberikan contoh pekerjaan yang baik, pekerjaan yang sangat

baik dalam kualitas, tanggung jawab sosial, dan bermakna bagi praktisi. Dan untuk

menentukan cara terbaik untuk meningkatkan pekerjaan yang baik di masyarakat kita. 32 Wawancara eksklusif Hernowo dengan Munif Catib tentang buku Sekolahnya

Manusia yang diterbitkan tahun 2009 oleh Penerbit Kaifa Learning, pada tanggal 8 Juni 2009. 33 The best process atau proses terbaik adalah pembelajaran yang menekankan pada

aktivitas yang dilakukan peserta didik sesuai dengan kecerdasan jamaknya atau sesuai dengan

gaya belajar peserta didik. The best process tidak memerlukan the best input. Titik tekan the

best process adalah input apapun jika dilakukan dengan aktivitas-aktivitas terbaik,

pembelajaran akan menyenangkan dan menjadi mudah dipahami peserta didik. Formula the

best process adalah gaya mengajar guru sama dengan gaya belajar peserta didik. 34 Wawancara dengan orangtua dan beberapa peserta didik serta dengan guru-guru

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri.

Page 104: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

80

yang aktif, atraktif dan menyenangkan.35 Dengan menerapkan konsep multiple

intelligences system.36

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta adalah

sekolah ”Para Juara”. Sekolah ini menggunakan proses pembelajaran active

learning yang berbasis multiple intelligences research. Tujuannya untuk

mencapai target pendidikan dan pembentukan karakter; jujur, disiplin, bersih,

peduli, dan mandiri. Tak heran, berkat multiple intelligences research banyak

peserta didik yang meraih prestasi di berbagai bidang, tak hanya bidang sains,

ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga bidang sosial dan bahasa. Prestasi

peserta didik Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri tidak lepas dari

keberhasilan metodologi multiple intelligences research dan pembelajaran

multiple intelligences strategy. Sejak tahun berdiri 2003 sampai tahun 2011,

koleksi piala yang ditorehkan peserta didik Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri sudah bertengger lebih dari 600 piala dari berbagai ajang

perlombaan.37 Oleh karena itu, Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta tidak mengenal sistem ranking dan tinggal kelas, sebab itu akan

berdampak buruk bagi psikologis anak. Bagi anak yang prestasi akademiknya

menurun akan ada penanganan tersendiri. Guru akan membantu mengatasi

kesulitan anak dan memberikan laporan perkembangan murid kepada orangtua

sesering mungkin.38 Karena itu, Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan input calon

peserta didik baru.39 Faktor yang menengarai hal tersebut adalah infomasi yang

kuat dari para orangtua peserta didik ke sesama orangtua. Informasi tersebut

35 Setiap anak memiliki potensi minat dan bakat. Minat dan bakat anak terlihat dari

kemampuan-kemampuan dominan yang dimiliki, baik yang tersembunyi dan yang terlihat.

Kemampuan anak adalah eksplorasi potensi belajar yang dimiliki secara bawaan (genetik), dan

dimiliki melalui proses belajar (lingkungan). Kemampuan tersebut telah ada dalam bentuk

potensi dan sekolah harus mengembangkan sesuai usia tumbuh dan kembangnya anak. Setiap

anak adalah fitrah dan fitrah anak cenderung kebaikan (potensi Ilahiah). Sehingga, yang tepat

dalam pendidikan karakter sosial emosi dan karakter akhlak adalah mengembangkannya

bukan membentuk (bentuk baru) akhlak, dengan karakter yang baik dan mandiri. Hal ini sesuai

dengan statement dari Retno S. Sudibyo, ketika mempresentasikan “Pendidikan untuk

Pengembangan Berkelanjutan”. Yang disajikan pada Simposium Tahunan Penelitian

Pendidikan 2007, Balitbang Kemdiknas RI.

36 Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta menerapkan manajemen

multiple intelligences system, yaitu: sebuah proses pengelolaan pendidikan yang diawali dari:

paradigma input, proses dan output.

37 Wawancara dengan Rohmat, sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam Terpaadu Insan

Mandiri Jakarta. Tanggal 26 Nopember 2015.

38 Wawancara dengan Rohmat sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam Terpaadu Insan

Mandiri Jakarta. Pada tanggal 26 Nopember 2015.

39 Penerimaan calon peserta didik baru bagi Sekolah Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta. Pendaftaran di Sekolah Islam Terpadu Insan Mandiri dibuka jam 08.00 WIB, ditutup

pada jam 10.00 WIB jika kuota sudah terpenuhi sesuai jumlah daya tampung 3 kelas atau 75

peserta didik.

Page 105: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

81

mengalir tanpa harus memasang spanduk penerimaan peserta didik baru.

Informasi tersebut tidak lain adalah sebuah testimoni dalam bentuk cerita-

cerita dari orangtua peserta didik ke calon orangtua peserta didik.40

Ciri khas Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta,

mendidik karakter sesuai potensi anak didik, mulai dari kelas satu sampai kelas

enam. Dengan mengedepankan pendidikan karakter dan psikologi sosial.

Konsep pendidikan karakter itu tidak akan berjalan tanpa tenaga pengajar yang

berkualitas. Oleh karena itu, tenaga pengajar Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri pun harus berkarakter pula,41 yang ditambah dengan kemasan

kurikulum bermuatan Alquran, tahsin dan tahfiz. Pembelajaran di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri di selipkan nilai-nilai Islam, dan nilai

pembelajaran setiap pelajaran tidak terpisah. Namun, diperkaya dengan

informasi (akhlak) Islam agar pondasi keislaman dan karakterter tertanam kuat

sejak kecil.42 Setiap guru Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri harus

mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan komptensi diri dan

kompetensi pedagogik.43

1. Landasan Filosofi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta.

Landasan filosofi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

tidak terlepas dari tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pendidikan merupakan

upaya menumbuhkembangkan seorang manusia agar mampu merekonstruksi

40 Beberapa anak lelaki dalam lingkaran kelompok kecil nampak

hikmat mendengarkan seorang teman mereka menghafalkan sebuah ayat suci Alquran. Duduk

di antara kelompok itu seorang guru yang memandu jalannya hafalan sambil sesekali

mengoreksi bacaan atau hafalan yang salah. Tak jauh dari situ, di dalam ruangan kelas, anak-

anak yang lebih kecil antusias mendengarkan berbagi cerita apa yang telah dilakukannya

di rumah dengan Bu Guru. Ada yang tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita temannya,

ada pula yang tak bisa diam dan tak sabaran ingin segera membagi ceritanya. Begitulah

suasana di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta. Setiap murid aktif mengikuti

beragam aktivitas dan menjalankan perannya di sekolah. Alhamdulillah, hingga kini kami

masih merasa puas dengan pilihan sekolah yang telah kami ambil karena anak-anak mengalami

kemajuan yang luar biasa dan mereka sangat senang (enjoy) bersekolah di sana.

41 Pelaksanaan pendidikan karakter yang disesuaikan dengan psikologi sosial telah

lama dipraktekkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri yakni, sejak berdiri tahun

2003, dan ini jauh sebelum Kementrian Pendidikan dan kebudayaan menggaungkan

pendidikan karakter.

42 Wawancara dengan Rohmat, sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam terpaadu Insan

Mandiri Jakarta. Tanggal 26 Nopember 2015.

43 Guru-Guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, 100%

merupakan lulusan sarjana (strata 1). Hal ini menjadi prioritas manajemen sekolah demi untuk

meningkatkan kualitas diri guru.

Page 106: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

82

diri secara luas sehingga mampu membangun dirinya, keluarga, masyarakat

sesuai dengan apa yang diinginkan Allah Swt. Pendidikan harus menjadi bekal

memaknai kehidupan, pembelajaran harus mampu mengajarkan kita untuk

menjalani hidup.44 Sehingga menunjukkan betapa pentingnya proses

pendidikan dalam segala aspek kehidupan. Setidaknya ungkapan bahwa

pendidikan bukan segala-galanya tetapi segala-galanya berawal dari

pendidikan45 mendukung sebagai penguatan filosofi.

Dalam konsepsi Islam, fungsi utama sekolah adalah sebagai media

realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah, dan syariat demi

terwujudnya pengabdian kepada Allah Swt dan mengembangkan segala bakat

dan potensi manusia sesuai fitrahnya sehingga terhindar dari berbagai

penyimpangan. Perspektif Islam tentang kependidikan tidak dapat dilepaskan

dari hakekat dan tujuan penciptaan manusia. Islam menegaskan bahwa, misi

penciptaan manusia adalah untuk dan dalam rangka menunaikan misinya yang

suci, yakni menunaikan amanah kekhalifahan diatas muka bumi. Menunaikan

kekhalifahan berarti memimpin, mengelola, dan memelihara hidup dan

kehidupan untuk mendapatkan tujuan kedamaian, keharmonisan,

kesejahteraan yang merupakan wujud kasih sayang Allah Swt (rahmatan lil

‘alamin). Allah Swt dengan tegas menyatakan misi kerisalahann manusia ini

dalam Alquran, berbunyi: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi.46 Dengan demikian, pendidikan dalam pandangan Islam adalah segala

upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan manusia agar memiliki

kesadaran, kemampuan, dan tanggungjawab untuk menjalankan misi

kekhalifahan tersebut.

Landasan filosofi pendidikan Islam yang diacu Jaringan Sekolah Islam

Terpadu didasarkan pada konsepsi dasar Islam sebagai agama yang sempurna

dengan memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakekat pendidikan,

yakni memberdayakan potensi firtah manusia yang condong kepada nilai-nilai

44 Dinukil dari statement Sheika Mozah binti Naser dari Qatar Foundation saat

memberikan sambutan pada acara Silaturahmi Pendidikan di Jakarta pada tanggal 21 Januari

2014. 45 Pendidikan bukan segala-galanya tetapi segala-galanya berawal dari pendidikan.

Adalah sebuah ungkapan yang merupakan peribahasa bahasa Indonesia yang digunakan untuk

mendeskripsikan mengenai suatu keadaan yang sebenarnya. 46 Lihat, Alquran surat al-Baqārah, ayat 30. Ayat ini menjelaskan tentang penciptaan

manusia yang sebelum penciptaan, Allah memberitahu kepada Malaikat dan Iblis agar

keduanya bersujud kepada manusia (Adam), namun hanya Malaikat yang bersujud kepada

mansusia (Adam), setelah Malaikat bertanya kepada Allah Swt, “apakah Allah akan

menciptakan manusia yang gemar melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan

darah bagi sesamanya?” Allah menjawab pertanyaan Malaikat dengan jawaban, “Aku (Allah)

lebih tahu dan Maha Mengetahui segala sesuatu”. Maka, bersujudlah Malaikat kepada manusia

(Adam), kecuali Iblis yang menyombongkan diri, dengan alasan Iblis lebih mulia ketimbang

manusia.

Page 107: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

83

kebenaran dan kebajikan agar dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba,47

yang siap menjalankan risalah yang dibebankan kepadanya sebagai khalifah di

muka bumi.48 Oleh karena itu, pendidikan berarti merupakan suatu proses

membina seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang beriman dan

bertaqwa, berpikir dan berkarya untuk kemashlahatan diri dan lingkungan.

Manusia membutuhkan pendidikan sebagaimana manusia membutuhkan

makanan, karena hakekat manusia sebagai mahkluk yang paradoksal.49

Tujuan pendidikan seharusnya mengajarkan, mengasuh, melatih,

mengarahkan, membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik

dalam rangka menyiapkan peserta didik merealisasikan fungsi dan risalah

kemanusiaannya di hadapan Allah Swt, yaitu mengabdi sepenuhnya kepada

Allah Swt dan menjalankan misi kekhalifahan di muka bumi sebagai makhluk

yang berupaya memakmurkan kehidupan dalam tatanan hidup bersama (living

together) dengan aman, damai dan sejahtera. Karena itu tujuan pendidikan

seharusnya diarahkan kepada upaya ma’rifah terhadap Allah Swt dalam upaya

mengokohkan tali hubungan denganNya sebagai Rabb, pencipta, pemelihara

dan penguasa alam raya, dan kemampuannya meningkatkan kualitas hubungan

dengan sesama makhluk di alam fana ini guna bersama merealisasikan dan

mengimplementasikan nilai-nilai ilahiyah sehingga tercipta kedamaian dan

kesejahteraan bagi sesama dan semua. 50

Dengan landasan filosofis seperti itulah, dalam kesejarahannya Islam

telah membuktikan diri sebagai ummat yang memiliki peradaban gemilang

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan mengungguli

kejayaan Eropa pada zamannya, sekitar abad ke 8 sampai ke 10 masehi, Islam

telah mewariskan ilmu dan pengetahuan yang mengagumkan dengan tokoh-

tokoh ilmuwannya yang besar seperti Jabir Ibnu Hayyan sebagai ahli kimia

pertama dan penemu teori atom jauh sebelum Jhon Dalton abad ke 18.51 Al

Khawarizmi seorang ahli matematika dan astronomi pada abad ke 9 yang

menemukan konsep aljabar dan trigonometri, Ar Razi seorang yang ahli

47 Lihat, Alquran surat al-Shams ayat 8. Lihat juga, Alquran surat al-Dzariyat ayat 56. 48 Lihat, Alquran surat al-Baqārah ayat 30. Lihat juga, Alquran surat al-Ahzab ayat

72. 49 Louis Leahy, Manusia Sebuah Misteri: Sintesa Filosofis tentang Makhluk

Paradoksal (Jakarta: Gramedia, 1989), 54. 50 Fahmi Alaydroes (Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia periode

pertama, Ketua Yayasan Pesantren Nurul Fikri), “Latar Belakang Visi dan Misi Sekolah Islam

Terpadu”, Artikel. Diposted pada tanggal 17 Nopember 2005. 51 Jabir Ibnu Hayyan adalah ilmuwan Islam yang masa keemasannya diawali pada

abad ke-8. Jabir Ibnu Hayyan dijuluki sebagai Bapak Kimia pertama, pemilik laboratorium

pertama di dunia, dan pertama kali menemukan konsep tentang teori atom. Jabir Ibnu Hayyan

mengatakan bahwa bagian terkecil suatu unsur adalah zarrah (dalam bangsa Arab), yang

berarti sesuatu yang sangat kecil dan tak dapat dibagi lagi. Konsep ini ada jauh sebelum masa

Jhon Dalton. Jhon Dalton asal Inggris mengajukan tentang konsep Partikel didasari dari teori

atom yang pernah ada sebelumnya.

Page 108: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

84

dibidang kedokteran yang cemerlang diabad ke 9, Al Mas’udi seorang ahli

sejarah, Al Biruni ahli matematika dan astronomi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyid, Al

Kindi, Ibnu Haytam adalah produk-produk pendidikan Islam yang diakui

dunia.

Perhatian Islam akan pendidikan juga tercermin melalui banyaknya

perpustakaan yang dibangun (dawarul kutub). Di Andalusia, misalnya terdapat

sekitar 20 perpustakaan umum. Pada sekitar abad ke 10 masehi, perpustakaan

itu mempunyai lebih dari 400.000 jilid buku. Perpustakaan Darul Hikmah di

Mesir yang didirikan oleh Hakim bin Amrillah pada tahun 395 H memiliki dua

juta jilid buku. Perpustakaan Tripoli di Syiria yang dibumihangsukan oleh

tentara Salib mempunyai buku sekitar tiga juta jilid. Perpustakaan Al Hakim

di Andalusia menyimpan buku-bukunya di dalam 40 kamar dan setiap kamar

berisi 18.000 jilid. Demikian pula perpustakaan yang didirikan oleh Abud

Daulah di sebuah kota besar di sebelah Selatan Persia memenuhi 360 kamar

yang dikelilingi taman-taman yang indah.52

Format pendidikan haruslah memerhatikan konsekuensi logis dari

perkembangan era global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

perubahan dan peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat serta harapan

tentang masyarakat dunia masa depan. United nations for education

organization atau UNESCO melalui komisi internasional untuk pendidikan

abad dua puluh satu mengajukan rumusan pendidikan dalam konsep emapt

pilar pendidikan untuk abad dua puluh satu, yaitu: 53

1. Learning to live together, yaitu belajar untuk memahami dan menghargai

orang lain, sejarah mereka dan nilai-nilai agamanya.

2. Learning to know, penguasaan yang dalam dan luas akan bidang ilmu

tertentu, termasuk didalamnya memahami bagaimana tentang suatu konsep

dalam bidang ilmu tertentu. Learning to know juga sering disebut juga

dengan learning to think atau belajar bagaimana berpikir.54

3. Learning to do, belajar untuk mengaplikasikan ilmu, bekerjasama dalam

tim, belajar memecahkan masalah dalam berbagai situasi. Belajar ini

merupakan konsekuensi logis dari learning to know, yang berarti bahwa

pendidikan melalui proses belajar mengajarnya tidak sekedar transfer

knowledge (memberi ilmu pengetahuan) kepada peserta didik tapi

diarahkan pada semangat berbuat, semangat mengamalkan ilmu dan

semangat-semangat lain yang searah dengan bertindak sesuai ilmu yang

didapatnya.135

52 Fahmi Alaydroes (Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia periode

pertama, Ketua Yayasan Pesantren Nurul Fikri), “Latar Belakang Visi dan Misi Sekolah Islam

Terpadu”, Artikel. Diposted pada tanggal 17 Nopember 2005. 53 Http://unesco.org/history.htm. 54 Qodry Azizy, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik Anak

Sukses Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2002), 30.

Page 109: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

85

4. Learning to be, belajar untuk mampu mandiri, menjadi orang yang

bertanggungjawab untuk mewujudkan tujuan bersama. Learning to be

(belajar menjadi diri sendiri) diartikan sebagai proses pemahaman terhadap

kebutuhan dan jati diri. Pendidikan melalui proses pembelajaran juga harus

mengarahkan peserta didik pada penemuan jati dirinya yang utuh, sehingga

mempunyai pijakan kuat dalam bertindak dan tidak mudah terbawa arus,

yang pada akhirnya menjadi manusia yang seluruh aspek kepribadiannya

berkembang secara optimal dan seimbang baik intelektual, emosi, sosial,

fisik, moral maupun religiusitas.55

Keempat pilar pendidikan masa depan yang diajukan oleh komisi

internasional untuk pendidikan abad dua puluh satu united nations for

education organization (UNESCO) ini diterjemahkan kedalam format sekolah

yang diharapkan mampu membantu peserta didik untuk menguasai kompetensi

yang berguna bagi kehidupan di masa depan, yaitu kompetensi keagamaan

(spiritualitas), kompetensi keterampilan (skill keahlian), kompetensi akademik

(ilmu pengetahuan), kompetensi ekonomi dan kompetensi sosial pribadi.56

Format pendidikan yang berkualitas menekankan pada azas-azas psikologi

atau tumbuh kembang dan perkembangan otak peserta didik.57 Termasuk

psikometri perkembangan dan penilaian berbasis proses tumbuh kembang

serta pedagogi yang mengarah ke konstruktivisme.58

Filosofis sekolah yang dibingkai dalam format sekolah yang

menjanjikan masa depan adalah sekolah yang memiliki paradigma pendidikan

yang maju dan visioner. Pendidikan haruslah mampu menumbuhkan dan

mengembangkan potensi fitrah peserta didik yang memiliki sejumlah

keunggulan-keunggulan kecerdasan, minat, dan bakat guna menghadapi segala

tantangan ke depan

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta memiliki visi dan

misi sebagai berikut: Visi, diakui sebagai sekolah model terbaik di tingkat

nasional yang aktif mewujudkan insan mandiri, cerdas, kreatif, peduli, dan

55 Syaodih Nana Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2003), 203. 56 Fahmi Alaydroes (Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia periode

pertama, Ketua Yayasan Pesantren Nurul Fikri), “Latar Belakang Visi dan Misi Sekolah Islam

Terpadu”, Artikel. Diposted pada tanggal 17 Nopember 2005. 57 Thomas Armstrong, The Best School: Human Development Research Should

Inform Educaional Practice (Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision and

Curriculum Development ASCD, 2006), 17. 58 BR. Hergenhahn dan Matthew H. Olson, Theories of Learning Teori Belajar

(Jakarta: Kencana, 2008), 37.

Page 110: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

86

berakhlak mulia, sedangkan misi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta adalah:

1. Membentuk lembaga pendidikan yang profesional, amanah, dan aktif

menjalin kemitraan dengan stakeholder dan lingkungan sekitar

2. Mengintegrasikan kurikulum nasional dengan pendekatan multiple

intelligences system yang berorientasi pada pengembangan multidimensi

kecerdasan dan karakter murid.

3. Mempersiapkan murid-murid untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

selanjutnya di sekolah-sekolah bermutu yang mereka inginkan.

4. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan Islami.

5. Pendayagunaan information communication technology (ICT) dan bahasa

asing (bahasa Inggris dan bahasa Arab) di lingkungan sekolah

Dalam proses pelaksanaan pendidikan, Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta memiliki tujuan atau goals pendidikan dengan

menekankan:

1. Peserta didik Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dapat

menjadi peserta didik yang mandiri, cerdas, kreatif, memiliki kepekaan

sosial, dan berkepribadian Islami, yang kesemuanya tertuang dalam

jaminan kualitas (quality assurance) Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta.

2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia guru dan karyawan, baik

secara akademik, kepribadian maupun sosial.

3. Terlaksananya total quality management di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta.

4. Terciptanya kemitraan dengan stake holder dan lingkungan sekitar

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, memiliki target

yang mengacu pada ketiga ranah pendidikan, di antaranya target pada ranah

afektif atau kepribadian, ranah psikomotorik atau keterampilan dan ranah

kognitif atau akademik. Berikut target ketiga ranah Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta:

A. Ranah afektif atau perilaku, di antaranya: memiliki akhlak yang baik

(karimah) dengan karakter kelulusan sebagai berikut:

1. Sholat dengan penuh kesadaran

2. Hormat dan patuh pada orang tua

3. Disiplin

4. Percaya diri

5. Budaya bersih

6. Senang membaca

7. Berperilaku baik

B. Ranah psikomotorik atau keterampilan

1. Mampu melaksanakan sholat wajib dengan benar dan penuh kesadaran.

2. Hafal 2 Juz Alquran, yaitu Juz 29 dan 30

Page 111: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

87

3. Tartil membaca Alquran

4. Kemampuan membaca efektif

C. Ranah kognitif atau akademik

1. Memiliki nilai akademis yang optimal

2. Nilai ujian akhir rerata individu 8,00 dan rerata kelompok 8,5

3. Menghasilkan nilai ujian akhir terbaik untuk dapat masuk sekolah

lanjutan favorit di Jakarta.59

Sebelum memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal 21 Juli 2003,

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta telah membuat beberapa

konsep yang akan diaplikasikan pada kegiatan operasional sekolah nantinya.

Konsep pertama yang dirumuskan adalah menyusun visi, misi, dan tujuan

sekolah. Dengan melibatkan beberapa orang yang berkepentingan, seperti

ketua yayasan, kepala sekolah, dan tokoh masyarakat, pada tanggal 20 Mei

2003 dirumuskanlah tiga komponen tersebut. Rapat tersebut menghasilkan

rumusan konsep visi, misi, dan tujuan kelembagaan sebagai berikut:

Visi : Menjadi Lembaga Pembentuk Generasi Unggul

Misi : 1. Sekolah idaman bagi semua

2. Pilihan utama menjadi tempat belajar bagi semua

3. Pusat percontohan pendidikan

Tujuan Kelembagaan:

Terwujudnya murid yang cerdas, kreatif, berkepekaan sosial, mandiri dan

berkepribadian Islami.

Visi, misi, dan tujuan yang dirumuskan pertama kali pada tahun 2003

tersebut terus digunakan sebagai sebuah plat form dalam penyelenggaraan

pendidikan. Ketika pada tahun 2009 sekolah menggunakan Multiple

Intelligences System dalam penyelenggaraan pendidikan, maka perlu dibuat

rumusan baru terkait visi, misi, tujuan kelembagaan, dan lain-lain. Terkait

dengan judul penelitian dalam penulisan disertasi ini yaitu “Aplikasi Teori

Multiple Intelligences Pada Sistem Manajemen Pembelajaran”, maka visi,

misi, tujuan kelembagaan dan lain-lain yang akan diuraikan pada bab ini

dimulai pada rentang tahun 2010-2015.

Pada tanggal 2 Juli 2009, dimulai babak baru dalam penyelenggaraan

operasional pendidikan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta.

Pada bulan Desember 2008 dimulailah kerjasama dengan sebuah lembaga

training guru yang concern membina sekolah-sekolah yang ingin menerapkan

teori multiple intellgiences dalam system manajemen sekolahnya yaitu Next

World Wide. Setelah diadakan training oleh lembaga tersebut terhadap seluruh

pendidik dan tenaga kependidikan serta beberapa pengurus yayasan, yang

59 Dikutip dari Manajemen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

melalui wawancara terhadap Bapak. Rohmat (Kepala Sekolah Insan Mandiri) pada tanggal 26

Nopember 2015.

Page 112: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

88

diadakan selama tiga hari untuk satu level.60 Konsekuensi logis dari

diterapkannya teori multiple intellgiences dalam system manajemen

pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta adalah

perubahan pada beberapa platform penyelenggaraan operasional

penyelenggaraan pendidikan termasuk dalam hal rumusan visi, misi, tujuan

kelembagaan, dan lain-lain yang akan penulis uraikan di bawah ini:

1. Visi dan misi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

Pada tanggal 20-24 Juni 2009 diadakanlah rapat kerja yang dihadiri

oleh seluruh elemen sekolah yang berkompeten, seperti pengurus yayasan,

tenaga pendidik dan kependidikan, serta mitra kerja sekolah yaitu Kualita

Pendidikan Indonesia. Salah satu hal yang dibahas adalah perubahan pada visi,

misi, tujuan kelembagaan, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan

penyelenggaraan operasional sekolah. Adapun visi yang dirumuskan dalam

rapat kerja tersebut adalah: Diakui sebagai sekolah model terbaik ditingkat

nasional yang aktif mewujudkan insan yang mandiri, cerdas, kreatif, dan

berkepekaan sosial serta berkepribadian Islami.

Visi yang dibuat pada tahun 2009 ini merupakan kelanjutan atau

pengembangan dari visi pada tahun 2003. Yang perlu ditekankan pada isi dari

visi yang terbaru ini adalah pada aspek kompetensi generasi unggul yang akan

dihasilkan, yaitu mandiri, cerdas, kreatif, berkepekaan sosial, dan

berkepribadian Islami. Lima unsur yang terdapat dalam visi merupakan

karakteristik generasi unggul yang dicita-citakan oleh seluruh komponen

sekolah dan stakeholder. Dengan karakteristik tersebut diharapkan Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dapat mencetak geberasi-generasi

yamg mampu menjawab tantangan zaman. Dalam dokumen manual mutunya

diuraikan kriteria dari tiap-tiap kompetensi tersebut, yaitu sebagai berikut:61

A. Mandiri

1. Melaksanakan ibadah wajib dengan benar, tanggung jawab dan penuh

kesadaran

2. Menguasai keterampilan dasar sehari-hari sesuai tingkat usia

3. Percaya diri dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri

B. Cerdas

1. Nilai akademis rata-rata 7,5

2. Memiliki salah satu life skill.

3.Dapat melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi sesuai dengan

pilihannya

60 Training MI terdiri dari dua level, yaitu level basic dan level intermediate, di mana

masing-masing level membutuhkan waktu minimal tiga hari. Pelatihan level basic dimulai

pada tanggal 21-23 Desember 2008, dan pelatihan level intermediate dimulai pada tanggal 5-

7 Maret 2009. 61 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab manual mutu Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta.

Page 113: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

89

C. Kreatif

1. Gemar membaca dan mencari informasi

2. Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif

3. Memiliki satu karya yang orisinil

D. Memiliki Kepekaan Sosial

1. Gemar berinfak

2. Memiliki budaya hidup bersih dan sehat

3. Melaksanakan budaya 5 S (Senyum, sapa, salam, sopan, santun)

E. Kepribadian Islami

1. Memiliki imunitas dari pengaruh budaya-budaya negatif

2. Gemar membaca Alquran dengan tartil dan hafal 2 Juz Alquran

3. Berbakti pada orang tua

Dalam perspektif multiple intellgiences, kata cerdas yang tercantum

dalam salah satu visi di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

mengandung beberapa implikasi. Berdasarkan dokumen dan data di lapangan

yang penulis temui, impilkasi dari kata cerdas yang tercantum dalam visi

adalah sebagai berikut; 1. Setiap anak memiliki komponen (spectrum)

kecerdasan.62 2. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk

menyelesaikan masalah (problem solver) dalam kehidupan sehari-hari,

kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk diselesaikan, dan

kemampuan untuk menghasilkan suatu karya nyata (product).63

Langkah selanjutnya setelah merumuskan visi adalah merumuskan

misi. Misi merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai

sebuah visi. Terkait dengan visinya selanjutnya Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta merumuskan misi lembaganya. Adapun rumusan misi

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta adalah:

1. Mempersiapkan murid yang berprestasi dan mampu bersaing serta diterima

di SMP/MTs unggulan.

2. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

3. Mengintegrasikan kurikulum, metodologi dan program.

4. Berorientasi pada pengembangan murid, penilaian proses, pendekatan

discovery, pendayagunaan IPTEK dan bahasa asing.

Dalam perspektif multiple intellgiences, misi yang dirumuskan oleh

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta bukanlah suatu hal yang

kontradiktif. Untuk membuktikan hal ini, akan diuraikan bagaimana aplikasi

Multiple Intelligences System terkait hal itu.

3.3 Diagram Siklus pembelajaran berbasis Multiple Intelligences

62 Kecerdasan menurut Howard Gardner dalam buku Linda Campbell, dkk, Teaching

and Learning Trough Multiple Intelligences (Massachusetts:Allyn and Bacon, 1996), XV. 63 Adi W. Gunawan, Born to be a Genius (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2004), 103-107.

Page 114: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

90

a. Melakukan riset terhadap calon peserta didik

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta melakukan riset

tentang siswa calon peserta didik yang mendaftar ke sekolah sehingga didapat

data yang cukup mengenai calon peserta didik tersebut terutama yang terkait

kecenderungan kecerdasan dan gaya belajarnya.64 Data tersebut merupakan

masukan penting dan acuan bagi sekolah dalam proses belajar mengajar. Dari

sinilah kemudian guru menyesuaikan gaya mengajarnya. Jika gaya mengajar

guru sama dengan gaya belajar siswa, maka tidak ada pelajaran yang sulit dan

membosankan. Jika demikian maka bukan mustahil jika peserta didik akan

mencapai prestasi yang ditargetkan oleh sekolah.

b. Merumuskan strategi pembelajaran65

Langkah selanjutnya setelah diketahui gaya belajar peserta didik adalah

melakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kata kunci

yang sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah proses pendidikan, karena

proses pembelajaran merupakan sebuah tindakan untuk membantu peserta

didik mencapai kemajuan dalam berbagai aspek.66 Untuk itulah diperlukan

strategi pembelajaran yang dapat membelajarkan peserta didik dengan efektif.

Pada dasarnya perbedaan antara strategi pembelajaran dengan multiple

intellgiences dan non multiple intellgiences terletak pada 2 hal pokok, yaitu:

1. Isi Pembelajaran:

a. Penuh dengan aktivitas siswa, maka multiple intellgiences

b. Sedikit aktivitas, siswa cenderung diam, maka non multiple

intellgiences.

2. Dominasi Pembelajaran:

a. Apabila Teacher Taking Time, maka non multiple intellgiences

b. Apabila Student Taking Time, maka multiple intellgiences

64 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, hasil multiple intelligences research. 65 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab lesson plan (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) berbasis Multiple Intelligences. 66 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, 87-89.

MIR Strategi MI Penilaian Berbasis Proses

Gaya

Belajar Aktivitas Belajar

Cara Belajar Kompetensi

Page 115: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

91

Dari paparan di atas terlihat bahwa proses pembelajaran yang berbasis

multiple intellgiences dan dapat mengakomodir setiap kecerdasan peserta didik

mempunyai beberapa strategi pembelajaran. Strategi ini terus berkembang dan

tergantung dari kreativitas guru. Karena pembelajaran akan efektif jika

didukung oleh pengembangan strategi yang mampu membelajarkan peserta

didik. Itulah mengapa guru harus terus mengubah dan mengembangkan

strategi dalam pembelajaran untuk membuat peserta didik belajar. Inilah yang

dikenal dengan istilah belajar yang membelajarkan.67

Dalam perspektif multiple intellgiences, belajar yang membelajarkan

dapat dilakukan dengan beberapa strategi antara lain:

1. Strategi mengingat dengan metode MIND MAP (Peta Pikiran), Peta pikiran

adalah teknik pemanfaatan keseluruhan-otak dengan menggunakan citra

visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.68

2. Strategi HOT (Higher Order Thinking), suatu teknik berfikir tingkat tinggi

yang meliputi berfikir kritis dan kreatif. Dengan berfikir kritis dan kreatif

akan membantu peserta didik untuk mampu mengingat dengan baik materi-

materi pelajaran yang telah dipelajari.

c. Melakukan Penilaian.69

Dalam pespektif multiple intellgiences system penilaian yang

dilakukan adalah penilaian autentik, yaitu penilaian portofolio dan penilaian

berbasis proses. Pada dasarnya penilaian autentik adalah penilaian yang

menganut asas-asas;

1. Soal berkualitas adalah soal yang bisa dikerjakan oleh siswa (ability test).

Paradigma bahwa soal yang berkualitas adalah soal yang sulit dijawab oleh

siswa (disability test) adalah paradigma yang salah menurut teori multiple

intellgiences.

2. Discovering Ability, proses menemukan kemampuan seseorang (anak)

berupa aktivitas guru untuk menjelajahi kemampuan siswa pada saat hasil

tes siswa di bawah standar ketuntatasan. Dengan kata lain discovering

ability meminta siswa menjawab soal yang sama dengan cara yang

berbeda. Sebagai contoh jika anak mengalami kesulitan dalam menulis dan

membaca, maka ia dapat menjawab soal dengan lisan.

3. Ipsative, kemampuan anak dinilai berdasar perkembangan hasil anak itu

sendiri.

4. Penilaian berbasis proses, bukan pada akhir pembelajaran.

5. Penilaian tidak hanya dalam ranah kognitif (daya pikir) saja, namun ranah

psikomotorik (berupa hasil karya) dan afektif (sikap) juga dinilai.

67 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, 151. 68 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab mind map peserta didik di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta. 69 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab buku penilaian proses folio assessment.

Page 116: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

92

Dari uraian di atas terlihat bahwa visi dan misi Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta dirumuskan dengan mengakomodir bagi

terlaksananya Multiple Intelligences System. Aplikasi multiple intellgiences

system di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta tidak hanya

terbatas pada kegiatan pembelajaran namun juga pada kegiatan pendukung

lainnya.70 Sebagai contoh peserta didik dapat mengikuti pilihan kegiatan ekstra

kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Hal ini adalah

bentuk dukungan dan penghargaan sekolah terhadap keragaman minat, bakat,

dan kemampuan peserta didik.71

Proses pembelajaran berbasis multiple intellgiences yang dilaksanakan

di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta baik dalam proses

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas ternyata membuat peserta didik

tidak merasa bosan melakukan pembelajaran di kelas dan kegiatan-kegiatan

lainnya baik di kelas maupun di luar kelas. Hal ini bisa diukur dari antusiasme

murid dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas mulai

pukul 06.30 s/d pukul 14.00 bahkan jika mereka ada yang ikut ekstra

kurikurikuler, maka jam pulang pun mundur jadi pukul 15.30. Didukung oleh

suasana sekolah yang hommy dan guru yang penuh perhatian dan kasih sayang,

peserta didik tetap enjoy berada di sekolah dari mulai peserta didik kelas satu

sampai kelas enam.

3. Strategi dan Pendekatan dalam Menjalankan Misi Sekolah.

Strategi dan pendekatan yang diterapkan dalam menjalankan misi dan

upaya mencapai tujuan pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta dengan mendukung keefektifan penyelenggaraan pendidikan

di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, adalah:

1. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif (biah solihah) dalam

dimensi keamanan, kesehatan, kebersihan, keindahan, suasana

kekeluargaan (ukhuwah Islamiyah), fasilitas belajar dan beribadah.

2. Menerapkan aturan dan norma yang bersandikan nilai-nilai Islam dalam

berperilaku, bertutur kata, berpakaian, berinteraksi (mu’amalah), makan

dan minum serta perilaku lainnya yang lazim digunakan di lingkungan

sekolah.

3. Menerapkan pembelajaran yang efektif dengan memperkaya dan

meluaskan sumber belajar, meningkatkan interaksi yang stimulatif, melalui

pendekatan dan metode yang menumbuhkan pemecahan masalah (problem

based learning), melibatkan proses berpikir tingkat tinggi (high order

thinking) peserta didik melalui strategi-strategi pengajaran kreatif dan

dilakukan dalam pendekatan saintifik.

70 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab daftar kegiatan siswa. 71 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab daftar prestasi murid dalam kegiatan

ekstra kurikuler.

Page 117: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

93

4. Mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, belajar

dengan melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan

keingintahuan, imajinasi dan fitrah berTuhan, mengembangkan

keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas kesadaran

sebagai warga negara yang baik, belajar sepanjang hayat, perpaduan

kompetisi, kerjasama dan solidaritas.

5. Melakukan proses Islamisasi dalam pembelajaran. Tujuan utama

Islamisasi adalah membentuk kesadaran dan pola pikir integral dalam

perspektif Islam. Peserta didik selalu diajak berpikir dan memahami bahwa

seluruh fenomena alam yang terbentang dan segala permasalahan serta

dinamika yang muncul tidak dapat dilepaskan dari peran Allah Swt.

Dengan Islamisasi pembelajaran, diharapkan terjadi hubungan emosional

yang kuat antara obyek bahasan peserta didik dan nilai-nilai Islam.

6. Memperkuat program pembinaan kepeserta didikan dengan kurikulum

(kokurikuler) dan kurikulum tambahan (ekstrakurikuler), pembinaan

kepemimpinan serta mengefektifkan pendekatan mentoring

(pengelompokan peserta didik ke dalam grup-grup binaan). Menekankan

pada pembinaan peserta didik melalui pembiasaan beribadah seperti

tilawah Alquran, menjaga wudhu, shalat, shaum, doa dan dzikir,

shodaqoh/infaq, pelatihan dan kepemimpinan, kepedulian sosial seperti

peduli dunia Islam, peduli fakir miskin, berbakti kepada orangtua (birrul

walidayin), peduli lingkungan dan sebagainya.

7. Menjalin kemitraan yang efektif dengan berbagai pihak yang terkait,

terutama orangtua peserta didik dan masyarakat sekitar. Bersama orangtua

peserta didik, pendidik (guru) di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta menjalin komunikasi dan kerjasama yang kooperatif

dalam rangka meningkatkan layanan kepada peserta didik, menyamakan

pemahaman persepsi terhadap visi, misi dan tujuan sekolah kepada seluruh

orangtua peserta didik sehingga terjadi keselarasan dan kesinambungan

antara pendidikan di sekolah dan rumah melalui jembatan komunikasi yang

efektif. Mengefektifkan majelis ta’lim (pengajian guru dan orangtua setiap

bulan) .

8. Menyelenggarakan sekolah penuh waktu (fullday school), dengan waktu

efektif lima hari mulai Senin sampai Jumat selama delapan jam, sejak

06.30 sampai dengan 14.00. Dengan waktu yang lebih panjang, pendidikan

agama dan pembinaan peserta didik mendapat keleluasaan yang cukup.

9. Memastikan kepala sekolah dan guru memiliki visi, misi dan semangat dan

pemikiran (ghiroh dan fikroh) serta sikap dan perilaku yang sejalan dengan

falsafah, nilai, visi dan misi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta. Menerapkan proses seleksi dan rekrutmen guru dengan standar

penilaian yang ketat yang meliputi pemikiran, sikap/moral dan perilaku

Islami.

Page 118: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

94

10. Memberlakukan tata tertib, norma, dan etika yang dibuat bersandar kepada

etika dan nilai Islami (akhlak mulia) dan kepatutan sosial.72

4. Aspek Kurikulum yang Dikembangkan di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta.

Kurikulum dikembangkan sesuai potensi fitrah yang dimiliki manusia

sebagai khalifah fil ardhi, sehingga kurikulum dikembangkan menyesuaikan

pada beberapa hal, di antaranya:

1. Berpusat pada kecerdasan jamak, potensi, minat dan bakat, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu dengan nilai-nilai Islam (Islamic character).

3. Penekanan pada bidang kesehatan rohani dan jasmani (mental dan fisik).

4. Respon dan tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

5. Relevan dengan kebutuhan hidup

6. Menyeluruh dan berkesinambungan.

7. Belajar sepanjang hayat.

8. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pasal 36 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua

jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai

dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar

pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP). Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan

dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan

pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam

kaitan ini kurikulum Sekolah Dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran-

pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai

dengan amanat peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005

bahwa kurikulum satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta

berpedoman pada panduan dari badan standar nasional pendidikan.

Landasan kurikulum yang dikembangkan oleh elemen Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta mengacu pada:

1. Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional: pasal 1, pasal 18, pasal 36, pasal 37, dan pasal 38.

72 Standar Mutu Kekhasan Sekolah Islam Terpadu, Jaringan Sekolah Islam Terpadu

Indonesia. 2014, 9-10.

Page 119: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

95

2. Peraturan pemerintah Republik Indonesia no. 19 tahun 2005 tentang

standar nasional pendidikan pasal 1, pasal 5, pasal 7, pasal 8, pasal 10,

pasal 11, pasal 13, pasal 14, pasal 16, pasal 17, pasal 18, dan pasal 20.

3. Peraturan menteri pendidikan nasional no. 22 tahun 2006 tentang standar

isi.

4. Peraturan menteri pendidikan nasional no. 23 tahun 2006 tentang standar

kompetensi lulusan.

5. Peraturan menteri pendidikan nasional no. 24 tahun 2006 tentang pedoman

pelaksanaan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum

pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim

penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah dibawah

koordinasi dan supervisi dinas pendidikan kotamadya Jakarta Selatan, serta

dengan bimbingan narasumber ahli pendidikan dan pembelajaran dari tim

pengembang/advokasi kurikulum dinas pendidikan dasar provinsi daerah

khusus ibukota Jakarta.

Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan

menjadi kenyataan apabila terlaksana di lapangan dalam proses pembelajaran

yang baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya

berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan

kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana kurikulum, yakni guru yang

akan membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para pendidik

juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan

mengasyikkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik betah di sekolah. Atas

dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di Sekolah Dasar hendaknya

bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas

anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.

Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini disusun agar menjadi pedoman yang

dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta. Muatan kurikulum yang dikembangkan

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta terdiri dari komponen

mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.73

73 Ketiga komponen muatan kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta, telah disesuaikan dengan ciri khas Sekolah Dasar Islam Terpadu. Pada komponen

mata pelajaran dilakukan teknik integratif dan stimulatif yang diperkaya dengan Islamisasi

pembelajaran, komponen muatan lokal diperkaya dengan bahasa Inggris mengingat pada masa

depan, khususnya jelang pelaksanaan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) awal Januari 2016,

maka pelajaran bahasa Inggris menjadi tambahan, sedang komponen muatan kurikulum

pengembangan diri memasukkan Alquran (Tahsin dan Tahfidz), bahasa Arab, dan Aritmatika.

Hal ini dapat dilihat pada Surat Keputusan Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan mandiri

Jakarta Nomor: 026/ KTSP/SK/IV/2007 tentang Penetapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Page 120: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

96

Kurikulum merupakan inti dari sebuah sekolah karena kurikulum lah

penentu arah kebijakan sekolah. Diskursus mengenai cakupan kurikulum

sampai pada kesimpulan bahwa kurikulum tidak lagi sekedar bahan yang akan

dipelajari serta urutan bahan yang akan dipelajari itu, tetapi seluruh

pengalaman yang ditawarkan pada peserta didik di bawah arahan dan

bimbingan sekolah.74 Dari sini bisa kita pahami bahwa cakupan kurikulum

mencakup seluruh pengalaman yang diperoleh peserta didik, baik berupa

pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.75

Pada implementasinya kurikulum ini dievaluasi setiap akhir tahun yang

hasilnya menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi penyelenggaraan

pendidikan di tahun berikutnya.76

Terkait dengan aplikasi multiple intelligences research dalam sistem

manajemen pembelajaraannya, maka kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta memberi ruang bagi pelaksanaan multiple intelligences

research.77 Adapun ruang yang memberi peluang pengembangan ini

mencakup beberapa aspek, yaitu aspek isi atau bahan pelajaran, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran.78

Kurikulum sekolah dijabarkan kedalam bentuk silabus. Penyelarasan

prinsip pengembangan silabus dijabarkan sebagai berikut:

1. Berpusat pada kecerdasan jamak, minat, bakat dan potensi peserta didik

yang disesuaikan dengan perkembangan (human growth), kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya

a. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa semua peserta

didik cerdas dengan kecerdasan jamaknya, dan bahwa setiap anak yang

dilahirkan memiliki minat, bakat dan potensi sehingga porsi

pengembangan silabus disesuaikan dengan kecenderungan yang

dimilikinya.

b. Setiap peserta didik telah dipetakan kecenderungan kecerdasannya

melalui riset kecenderungan kecerdasan (multiple itnelligences

research) yang kemudian hasil riset diterjemahkan kedalam strategi

pembelajaran melalui formula pengajaran, yakni gaya mengajar guru

sama dengan gaya belajar peserta didik.

74 Ronald C. Doll, Curriculum Improvement, Decision Making and Process (Boston:

Allyn and Bacon, 1964), 15. 75 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis. Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat Dalam Penyelenggraan Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), 26. 76 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab Manual Mutu Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta yang diterbitkan pada tanggal 3 April 2010. 77 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab kurikulum Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta tahun 2015, dan kurikulum kekhasan Sekolah Islam Terpadu. 78 Dokumen SDIT Insan Mandiri Jakarta, bab Silabus dan Lesson Plan berbasis

Multiple Intelligences.

Page 121: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

97

c. Pengembangan silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

peserta didik dengan mengutamakan porsi psikomotorik dan afektif,

sementara kognitif ditempakan pada porsi yang tepat.

d. Kegiatan pengajaran dan pembelajaran dipusatkan pada gaya belajar

peserta didik.

2. Beragam dan terpadu dengan nilai-nilai Islam

a. Penanaman nilai-nilai Islam (Islamic character) peserta didik

dilakukan dengan mengintegrasikan setiap mata pelajaran dengan nilai-

nilai Islami agar menjadi manusia yang berkarakter Islam (berakhlak

mulia), memiliki dasar tauhid yang kokoh dan keimanan kepada Allah

Swt.

b. Integrasi karakter Islami didasari pada kandungan makna Alquran,

hadist dan siroh Nabawiyah/kisah para sahabat dan salafussoleh secara

tersurat dan tersirat terhadap mata pelajaran. Penanaman nilai ini

dimunculkan dalam proses kegiatan belajar mengajar melalui strategi

kecerdasan jamak (multiple intelligences strategy)

c. Pengembangan kurikulum dan silabus difokuskan juga pada penilaian

afektif peserta didik yang dilakukan berdasarkan enam kriteria, yaitu:

1. Diri sendiri

Pemahaman intrapersonal (diri sendiri) terhadap respon

lingkungan sekitar, baik interaksi secara individual maupun

kolektif.

2. Teman

Pemahaman interpersonal (hubungan antar relasi individu-

individu).

3. Lingkungan

Interaksi lingkungan terhadap setiap personal (one personality)

yang dibangun secara positif.

4. Guru

Hubungan simbiosis mutualisme yang menekankan pada rasa

saling percaya yang dibangun diatas kasih sayang edukatif secara

positif.

5. Materi

Self interaction personal terhadap materi ajar dari setiap mata

pelajaran yang didasari atas perhatian terhadap materi ajar dan

capaian hasil belajar yang diinginkan.

6. Kesehatan mental, fisik, rohani dan jasmani

Pengembanagn kurikulum melalui penjabaran silabus sangat concern

memerhatikan kondisi sehat mental, jasmani, fisik dan rohani. Sehingga salah

satu bidang olahraga, seperti taekwondo menjadi mata pelajaran, pelajaran

Alquran, tahsin dan tahfidz serta kegiatan pembiasaan seperti sholat dhuha

menjadi kegiatan rutin yang dibiasakan.

Page 122: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

98

Pengembangan kurikulum dan silabus Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta mengutamakan porsi afektif dan psikomotorik,

sementara kognitif ditempatkan pada porsi yang tepat. Berikut praktek

pendidikan yang mengutamakan tumbuh dan kembang peserta didik:

3.1 Tabel Ringkasan Cara Pengembangan Manusia Dalam Praktek

Pendidikan Sesuai Usia dan Tumbuh Kembang79

Umur

Suasana

Pendidikan

Terbaik

Fokus

Utama

Penekanan

Kurikulum

Pendekatan

Penilaian yang

Paling Sesuai

dengan

Perkembangan

Hubungan

Peserta

didik - Guru

7- 10 Museum

anak-anak

Mempelaj

ari dunia

bekerja

Belajar

sistem

simbol,

kebiasaan,

aturan,

lembaga,

dan alam

bebas

Penilaian

berbasis kinerja

(psikomotorik)

pada

pembelajaran

(pengukuran

bersifat ipsatif)

Peserta didik

sebagai

pekerja/pem

belajar, guru

sebagai

pelatih

11-14 Lingkungan

positif

Pembelaja

ran sosial,

emosional

dan

metakogni

tif

Pendidikan

afektif,

pengemba

ngan

kecerdasan

emosional,

kelompok

kerja kecil

Penilaian sendiri

(jurnal, proyek),

tinjauan murid-

guru atau hasil

kerja penilaian

teman

Peserta didik

sebagai

penjelajah,

guru sebagai

pemandu

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar pada materi pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk rencana

pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Merupakan pegangan bagi guru dalam

melaksanakan pembelajaran baik di kelas atau di laboratorium. Oleh karena

itu, apa yang tertuang di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran memuat hal-

hal yang langsung berkait dengan aktivitas kegiatan belajar peserta didik.

Proses pembelajaran mengupayakan pencapaian penguasaan suatu kompetensi

dasar. Setiap guru wajib membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada

setiap kompetensi dasar dan sebelum melaksanakan pengajaran guru

79 Thomas Armstrong, The Best School: Human Development Research Should

Inform Educaional Practice, 251.

Page 123: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

99

mengkonsultasikan rencana pelaksanaan pembelajarannya kepada konsultan

internal. Konsultan internal melakukan observasi pembelajaran.

Didalam rencana pelaksanaan pembelajaran, tertuang komponen-

komponen silabus mencakup standar kompetensi (SK), kompetensi dasar

(KD), hasil belajar (HB), indikator hasil belajar (IHB), alokasi waktu, dan

karakter Islam. Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan standar

minimum yang harus dicapai oleh peserta didik. Pencapaian standar

kompetensi dan kompetensi dasar dirujuk dari indikator hasil belajar peserta

didik. Komponen-komponen yang terdapat dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran secara detil dijelaskan berikut:

1. Standar kompetensi

Suatu capaian kompetensi menyeluruh yang harus dicapai peserta didik.

Standar kompetensi memiliki cakupan kompetensi yang lebih luas terhadap

kompetensi dasar.

2. Kompetensi dasar

Capaian kompetensi-kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Jumlah

kompetensi dasar pada setiap standar kompetensi bisa lebih dari satu

kompetensi dasar, ini tergantung dari luasnya cakupan standar kompetensi

3. Hasil belajar

Hasil suatu kemampuan pada setiap satu kompetensi dasar

4. Indikator hasil belajar

Kemampuan yang dirujuk dan terindikasi pada setiap capaian kompetensi

pada setiap hasil belajar, yang dapat diketahui dari penilaian autentik.

Prinsip rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas, terukur pada

setiap capaian kompetensi dasar, yang merujuk pada indikator hasil belajar

peserta didik. Interaksi hubungan antara indikator hasil belajar secara nyata

tertuang pada prosedur aktivitas belajar peserta didik melalui strategi mengajar

yang sesuai dengan kecerdasan jamak peserta didik. Pembelajaran yang sesuai

dengan kecerdasan jamak peserta didik mampu membuat peserta didik merasa

senang dan aktif.80 Pembelajaran kreatif, kontekstual dan menyenangkan

dilaporkan mampu memberikan hasil belajar yang positif terhadap peserta

didik.81 Sehubungan dengan pernyataan mengenai setiap anak juara dan setiap

anak memiliki kecerdasan jamak,82 maka diperlukan rencana pengajaran guru

80 Alamsyah Said, Penerapan Hasil Riset Gaya Belajar Dalam Pengajaran Guru.

Bidang Akademik Yayasan Ibnu Abbas, Buahati Islamic School, Jakarta GLC Indonesia,

Jakarta. 81 Piping Sugiarti, “Penerapan Teori Multiple Intelligences Dalam Pembelajaran

Fisika.” Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. 2, No. 05/Th.IV/Desember 2005. 82 Ungkapan bahwa setiap anak juara dan setiap anak memiliki kecerdasan jamak

banyak dijumpai dalam buku-buku, makalah-makalah, dan jurnal-jurnal pendidikan, baik yang

disampaikan oleh Ilmuwan sekaligus penemu teori multiple intelligences Howard Gardner,

maupun yang disampaikan Thomas Armstrong.

Page 124: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

100

yang mewadahi jenis kecerdasan peserta didik. Konsep multiple intelligences83

diaplikasikan dalam pembelajaran dikelas-kelas melalui sebuah kesamaan

strategi mengajar.84

Kecerdasan setiap manusia adalah suatu dimensi tentang kemampuan

yang dimiliki individu-individu sejak lahir yang mana kecerdasan manusia

adalah suatu bentuk potensi dan kemampuan menghasilkan produk yang

bernilai budaya dan mengandung benefiditas. Dalam arti karya setiap manusia

yang dihasilkan dari kegiatan kreatif dan pemecahan masalah. Dua kegiatan

inilah yang menjadikan definisi kecerdasan. Jenis kecerdasan manusia dapat

dilihat dari domain kognitif, psikomotorik dan afektif, dimana ketiga ranah

tersebut terbungkus rapi dalam otak manusia,85 yaitu: kecerdasan linguistik,

kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial visual, kecerdasan musik,

kecerdasan kinestetis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan

kecerdasan naturalis.86

Konten rencana pelaksanaan pembelajaran guru didesain dengan

mengintegrasikan serta memberikan penguatan nilai karakter. Melalui Islamic

character penguatan nilai setiap mata pelajaran. Substansi materi-materi

pelajaran diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam berdasarkan kandungan yang

tersurat dan tersirat dalam Alquran, hadist dan sirah Nabawiyah serta kisah

salafussoleh, hasil integrasi antara nilai-nilai Islam dengan materi-materi pada

pelajaran ditarik menjadi karakter. 87

Nilai-nilai keislaman yang dimaksud tertuang dalam rencana program

pembelajaran (RPP). Rencana program pembelajaran (RPP) yang dibuat guru

dicantumkan pada bagian silabus pembelajaran, di mana silabus tersebut

diperkaya oleh guru dengan teknik menyesuaikan konten materi ajar dengan

konteks pada kandungan dalam Alquran dan hadist.88 Penanaman nilai-nilai

Islam (Islamic character) siswa dilakukan dengan mengintegrasikan setiap

mata pelajaran dengan nilai-nilai Islami agar menjadi manusia yang

berkarakter Islam (berakhlak mulia), memiliki dasar tauhid yang kokoh dan

keimanan kepada Allah Swt.

83 Howard Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Cetak

Ulang (New York: Basic Books, 1993). 84 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition

(Alexandria, Virginia USA: ASCD, 2000). 85 Taufiq Pasiak, Otak dan Kecerdasan: dalam Revolusi IQ/EQ/SQ Antara

Neurosains dan Alquran. 86 Thomas Armstrong, Kecerdasan Multiple di Dalam Kelas. Edisi Ketiga (Jakarta:

Indeks, 2013), 106. 87 Integrasi akhlak Islami melalui penguatan, pembiasaan dalam peoses pendidikan

menjadi standar mutu yang diterapkan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia. 88 Mengenai RPP yang diperkaya dengan nilai keislaman secara khusus telah

dilakukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang dituangkan dalam buku Standar

Mutu Kekhasan Sekolah islam Terpadu. JSIT Indonesia.

Page 125: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

101

Integrasi setiap mata pelajaran yang substansi materi-materi pelajaran

diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam berdasarkan kandungan yang tersurat

dan tersirat dalam Alquran, hadist dan sirah Nabawiyah serta kisah

salafussoleh, hasil integrasi antara nilai-nilai Islam dengan materi-materi pada

pelajaran ditarik menjadi karakter, yang disebut: karakter Islami. Integrasi

karakter Islami didasari pada kandungan makna Alquran, hadist dan siroh

Nabawiyah/kisah para sahabat dan salafussholeh secara tersurat dan tersirat

terhadap mata pelajaran. Penanaman nilai ini dimunculkan dalam proses

kegiatan belajar mengajar melalui strategi kecerdasan jamak.

Proses belajar mengajar adalah sebuah pekerjaan seni yang

professional dan mempunyai management quality control (MQC) dalam

pembelajaran. Konsekuensi guru apabila management quality control

diterapkan sebagai berikut:

1) Guru harus membuat perencanaan mengajar atau lesson plan.

2) Guru harus berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran guru

kepada konsultan sebelum mengajar (guru melakukan konsultasi).

3) Guru harus mendapatkan informasi tentang kualitas proses pembelajaran

dari konsultan dan para peserta didik (data costumer service).

4) Guru harus melakukan perbaikan kualitas lesson plan dengan feedback.89

Empat siklus pembelajaran ini akan terus berputar. Perputaran ini akan

menimbulkan kreativitas guru dalam membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran dan mengajar. Meliputi kegiatan konsultasi rencana pelaksanaan

pembelajaran atau RPP, observasi/supervisi pembelajaran, dan umpan balik

(feedback) hasil observasi/supervisi pembelajaran. Dalam proses belajar yang

sebelumnya dituangkan secara tertulis dalam lesson plan hanya mengandung

dua tahap pembagian secara garis besar, yaitu:

1) Presentasi, yaitu guru melakukan proses pengajaran dengan memberikan

informasi kepada peserta didik.

2) Practice, yaitu informasi yang diterima dari guru, oleh peserta didik

diaplikasikan dengan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan

menghasilkan pemahaman informasi oleh peserta didik.

Proses pembelajaran terwujud dari aplikasi kegiatan belajar mengajar

dan merupakan perpanjangan dari rencana program pembelajaran yang telah

dibuat guru. Bagaimana menerapkan proses pembelajaran yang diperkaya

dengan nilai-nilai keislaman dilakukan dengan mengikuti kita dan teknik

berikut ini, di ataranya:

1. Penggunaan istilah, yaitu penggunaan nama, peristiwa, atau benda yang

bernuansa Islam. Misalnya, nama: dengan identitas keislaman, seperti

89 Dalam sebuah kuliahnya Bobbi De Porter, Presiden Learning Forum Super Camp

Oceanside California USA mengatakan: mendidik dan mengajar adalah seni tingkat tinggi.

Sehingga seni ini membutuhkan management quality control.

Page 126: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

102

Ahmad, Umar, Yunus, Fatimah. Peristiwa: dengan mewakafkan se bidang

tanah, dan benda: dengan himpunan masjid.

2. Ilustrasi visual, yaitu: menggambarkan bahan ajar dengan gambar atau

potret. Misalnya, dalam membahas materi simetri dapat dicontohkan

dengan masjid, gambar ka’bah dan lain-lain yang berkorelasi.

3. Aplikasi atau contoh-contoh, yaitu: menjelaskan bahan ajar dengan contoh

aplikatif. Misalnya, dalam membahas pecahan dapat dikaitkan dengan harta

warisan dalam Islam atau materi uang dan dagang dapat dikaitkan dengan

bank Islam.

4. Ayat dan hadist yang relevan, yaitu: dengan menyisipkan ayat dan hadist

yang relevan dengan tema materi ajar. Misalnya, pelajaran matematika dan

pelajaran ilmu sosial tentang muamalah, disisipkan ayat 9 dan 10 Alquran

surat Al-Jumuah dan hadist tentang jual beli.

5. Penelusuran sejarah, yaitu: pengungkapan fakta sejarah cendekiawan

muslim. Misalnya, pembahasan bilangan bulat, dapat disampaikan tentang

penemu bilangan nol.

6. Jaringan topik, yaitu: mengaitkan materi ajar dengan disiplin ilmu lain.

Misalnya, matematika dan ilmu pengetahuan alam, menjelaskan bahasan

tentang relasi hubungan makanan seperti ayam makan padi, burung makan

serangga, serigala makan ayam, atau kerbau makan rumput dikaitkan

dengan rizqi yang Allah Swt berikan kepada segenap makhluknya.

7. Simbol-simbol kauniyah, yaitu: memberikan contoh beredarnya bulan

mengelilingi bumi, mengelilingi matahari atau tentang rotasi bumi pada

porosnya.

8. Eliminasi konten yang syubhat, yaitu: menekankan pada konten materi yang

bermuatan syubhat. Misalnya, sejarah dunia dengan memunculkan peran

khilafah Islamiyah, sejarah nasional dengan memunculkan peran ulama dan

mujahid dalam jihad melawan penjajah. Pengakuan Islam terhadap negara

kesatuan Republik Indonesia, sejarah penyebaran Islam di nusantara dengan

memunculkan peran walisongo serta memunculkan sains Islam.90

5. Aspek Sumber Daya Manusia dan Penempatan Personal.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri yang berlokasi di wilayah

Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Batu Merah Nomor. 71 Rt 02/02 Pejaten

Timur, Pasar Minggu tidak termasuk sekolah unggulan.91 Sekolah Dasar Islam

90 Training Islamisasi Pembelajaran disampaikan oleh Fahmi Alaydroes di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, 12 Juli 2007. 91 Dahulu kategori sekolah-sekolah di Indonesia dikategorikan sebagai berikut:

Sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN). Untuk

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta tidak termasuk kedua kategori tersebut,

namun dalam perjalanannya respon orangtua dan masyarakat terhadap perilaku peserta didik

Page 127: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

103

Terpadu Insan Mandiri Jakarta, merupakan sekolah swasta berbasis Islam yang

mengedepankan perilaku-perilaku terpuji, menganggap semua peserta didik

sebagai para juara dengan berbagai macam kemampuan. Paradigma tersebut

telah terpatri dalam sanubari para guru sebagai tulang punggung utama dalam

menjalankan proses pendidikan. Yang demikian tersebut menjadi modalitas

penting bagi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta.

Guru-guru yang ramah, sayang dan care kepada anak didik (peserta

didik), kenyamanan dan rasa betah peserta didik berada di sekolah menjadi

keunggulan yang dimiliki Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri.

Keunggulan lain adalah daya kreatifitas guru dalam mengelola kelas (display

kelas) sehingga menjadikan suasana kelas hidup dengan interior-interior

informasi pembelajaran sesuai tema besar materi ajar. Bahan display kelas

dibuat dengan kreatifitas menggunakan bahan bekas ramah lingkungan dengan

balutan display disesuaikan dengan pojok (corner), seperti pojok sains (sains

corner), pojok matematika (corner math), pojok bahasa (langauge corner),

dan pojok seni (art corner). Modalitas penunjang keunggulan tersebut

didukung dengan semangat dan loyalitas dalam mendesain ruang-ruang

display.

Guru menempati posisi yang strategis dalam mencapai mutu kelulusan

peserta didik di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta. Oleh

sebab itu, keberhasilan Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

dalam mencapai target capaian visi, misi dan tujuan serta standar kelulusan

peserta didik ditentukan oleh kualitas guru-guru. Kualitas guru Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta sangat ditentukan oleh frekuensi

pendidikan dan pelatihan pada bidang yang dibutuhkan, dedikasi moral dan

perilaku, dan kesejahteraan.92 Begitu juga dengan tenaga kependidikan lainnya

seperti staf tata usaha, staf administrasi dan keuangan, staf pustakawan, guru

bimbingan konseling, guru tahsin dan tahfidz, staf kesehatan (medis), staf

koperasi sekolah, staf teknik perawatan sekolah (maintenance), staf supir

sekolah (driver), tenaga kebersihan (office boy) dan tenaga keamanan sekolah

(security),93

(siswa-siswi) maupun lulusannya mendapat respon yang baik dan respon tersebut menjadi

penguat motto Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri yang akhirnya menjadi branding. 92 Wawancara dengan Bapak Rohmat, M.Pd sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri, Jakarta pada Kamis tanggal 26 Nopember 2015 pukul 10.30 wib. 93 Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, tenaga pendidik adalah

guru yang melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, sedangkan tenaga kependidikan

diantaranya terdiri dari staf tata usaha, staf administrasi dan keuangan, staf pustakawan, guru

bimbingan konseling, guru Tahsin dan tahfidz, staf koperasi sekolah, staf teknik perawatan

sekolah (maintenance), staf supir sekolah (driver), tenaga kebersihan (office boy) dan tenaga

keamanan sekolah (security), bahkan juga staf medis bidang kesehatan yang terdiri dari tenaga

dokter lulusan sarjana kedokteran.

Page 128: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

104

Sumber daya manusia guru tenaga pendidikan di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta memiliki kualifikasi strata akademik yang

sudah berkualifikasi sarjana (strata satu) lulusan dalam negeri seperti

Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(UIN), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Muhammadiyah

Jakarta (UMJ), Universias Indraprasta (UNINDRA) PGRI Jakarta, Universitas

Haji Abdul Malik Karim Amrullah (UHAMKA), Akademi Bahasa Asing

(ABA) Jakarta, Sekolah Tinggi Islamiyah Dirosah Al Hikmah, dan lulusan luar

negeri, seperi Universitas Melbourne Australia dan Universitas Al Azhar

Mesir. Beberapa sumber daya kependidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta berkualifikasi magister (strata dua) yang merupakan

lulusan dari perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Universitas Haji

Abdul Malik Karim Amrullah, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

Jakarta.

Menurut data tahun 2014,94 Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta memiliki 47 orang personil guru terdiri dari 14 orang guru

laki-laki 33 orang guru perempuan, jabatan fungsional terdiri dari kepala

sekolah 1 orang, wakil kepala sekolah 2 orang, wali kelas 9 orang, guru kelas

11 orang, guru mata pelajaran 17 orang, guru alquran 6 orang, guru bahasa

Arab 6 orang, guru olahraga 1 orang, guru bimbingan konseling 1 orang.

Dilihat dari status kepegawaian sumber daya manusia guru Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta terdapat 45 orang guru tetap Yayasan

Rahmatan Lil ‘Alamin, 2 guru berstatus guru PNS DKI Jakarta.167 Tenaga

pendukung pendidikan meliputi staf tata usaha 3 orang, staf administrasi dan

keuangan 2 orang, staf pustakawan 1 orang, staf kesehatan (medis) 1 orang,

staf koperasi sekolah 1 orang, staf teknik perawatan sekolah (maintenance) 2

orang, staf supir sekolah (driver) 1 orang, tenaga kebersihan (office boy) 4

orang dan tenaga keamanan sekolah (security) 3 orang. Keseluruhan staf

berstatus sebagai karyawan tetap Yayasan Rahmatan Lil ‘Alamin.

Sumber Daya Manusia adalah ujung tombak dalam penyelenggaraan

sekolah. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia memiliki loyalitas

dan kapabilitas sesuai dengan yang dibutuhkan sekolah. Sehingga mereka yang

akan diterima sebagai guru/karyawan, semuanya melalui mekanisme seleksi

sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukannya. Mereka yang diterima untuk

bekerja di akan melalui masa magang selama satu tahun.

Sumber Daya Manusia Yayasan yang melaksanakan Sistem

Manajemen Mutu memiliki kompetensi sesuai dengan proses/pekerjaan yang

dilakukannya, berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman

94 Informasi tentang hal ini dapat dilihat pada data guru dan karyawan Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri tahun pelajaran 2014-2015.

Page 129: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

105

mereka. Sehingga mereka yang akan diterima sebagai Karyawan, semuanya

melalui mekanisme seleksi sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukannya.

Mereka yang diterima untuk bekerja di Yayasan akan melalui masa magang

selama satu tahun.

Divisi Pendidikan dan Penjamin Mutu bertanggung jawab untuk

melakukan pemantauan tentang kesesuaian kompetensi seluruh Karyawan

Yayasan, mulai dari proses rekrutmen, pembinaan dan pelatihan, supervisi dan

penilaian kinerja. Untuk pengangkatan dan penempatan karyawan dilakukan

oleh Ketua Yayasan berdasarkan rekomendasi dari Divisi Pendidikan dan

Penjamin Mutu.

Direktur Pendidikan, Kepala Riset dan Pengembangan, kepala sekolah

dan beberapa wakil kepala sekolah bertanggung jawab untuk melakukan

pemantuan tentang kesesuaian kompentensi seluruh guru dan karyawan, mulai

dari proses rekrutmen, pembinaan dan pelatihan, supervise, dan penilaian

kerja.95 Seluruh guru dan karyawan diwajibkan mengikuti rangkaian pelatihan.

Diawali dari program pelatihan tingkat dasar, tingkat intermediate dan tingkat

lanjutan yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu secara berkelanjutan.

Tahapan pelaksanaan aplikasi penerapan teori kecerdasan jamak

sebagai berikut:

3.2 Tabel Pelatihan Guru.96

No Tingkatan Materi Durasi

1.

Tingkat

Dasar (Basic

level)

1. Sejarah Kecerdasan Jamak (Multiple

Intelligences History)

2. Islamic Multiple Intelligences

3. Sekolah Unggul (The Best School)

4. Paradigma Multiple Intelligences

5. Multiple Intelligences System

6. Multiple Intelligences Strategy

7. Lesson Plan

8. Apersepsi

9. Penilaian Autentik (Authentic

Assessment)

48 jam

95 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat rekruitmen

guru mulai dari proses seleksi, supervisi, dan penilaian. 96 Paradigma yang akan dibangun sebelum mengaplikasikan kecerdasan jamak secara

sistemik adalah dengan mengikuti level pelatihan secara berjenjang mulai dari dasar sampai

tingkat lanjut. Dimana total jam pelatihan berjumlah 108 jam dan dilaksanakan secara

berjenjang dan berkelanjutan. Tanpa mengikuti pelatihan tersebut diatas, akan terasa sulit

menerapkan multiple intelligences system dalam sebuah sekolah dan pembelajaran, sebab

paradigma, kompetensi dan komitmen sangat diperlukan dalam hal ini.

Page 130: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

106

2.

Tingkat

Menengah

(Intermediate

level)

1. Environmental Learning

2. Golden Age

3. Holistic Brain

4. Wave Brain

5. Intel Origin

6. Make Syllabus

7. Rubrik Penilaian (Rubric Assessment)

8. Scene setting

9. Soal Berkualitas

48 jam

3.

Tingkat

Lanjut

(Advance

level)

1. Workshop Strategi Mengajar Multiple

Intelligences

2. Workshop RPP Berbasis Multiple

Intelligences

3. Workshop Apersepsi

4. Workshop Scene Setting

5. Workshop Penilaian Autentik

6. Workshop Rubrik Penilaian

7. Workshop Pembuatan Silabus

8. Workshop Soal Berkualitas

9. Micro Teaching

72 jam

Tabel tersebut di atas adalah susunan materi-materi tentang apa itu

kecerdasan jamak, bagaimana aplikasi kecerdasan jamak dan untuk apa

kecerdasan jamak diaplikasikan dalam pembelajaran dan mengapa perlu

kecerdasan jamak. Susunan materi tersebut dilaksanakan dalam tiga tingkatan,

dengan acuan materi dasar sampai lanjutan yang dilaksanakan dengan sesi

training dan workshop atau praktek. Total durasi yang diperlukan adalah 108

jam dengan hitungan per hari adalah 8 jam. Hasil training dan workshop bagi

semua elemen sekolah adalah untuk memberikan paradigma dan pemahaman,

sehingga dalam sesi penerapan dalam pembelajaran semua elemen sekolah,

khususnya guru sebagai pelaksanaan teknis pembelajaran memiliki komitmen

dan wawasan yang utuh. pelaksanaan training mengondisikan paradigma baru

sebagai pondasi kepahaman dan penerimaan konsep teori multiple

intelligences.

Pengembangan, peningkatan, dan perbaikan pendidikan harus

dilaksanakan secara holistic dan simultan. Perbaikan mencakup bukan hanya

mencakup sector kurikulum, fasilitas pembelajaran, maupun sumber daya

manusia. Unsur lain yang tidak boleh dilupakan untuk kelancaran jalannya

organisasi adalah staffing, yaitu penempatan personal yang tepat sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuan. Penempatan personil yang tepat dalam struktur

organisasi sebuah lembaga akan mendukung keberhasilan lembaga tersebut

dalam mencapai visi dan misinya.

Page 131: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

107

Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam yang memiliki kekhasan

dan penerapan multiple intelligences research dalam manajemen

pembelajaran, maka Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

melakukan proses staffing sesuai dengan kebutuhannya.97 Dalam perspektif

multiple intelligences research, struktur yang dibuat oleh Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta dengan memperbanyak divisi yang berkaitan

dengan pembinaan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik dirasa sudah

tepat. Selain itu kekhasan lain yang menjadi ciri Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri Jakarta juga diakomodir dalam struktur yang ada, seperti

koordinator tahfizh. Karena, tahfizh Alquran adalah salah satu keunggulan

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta yang menjadi daya tarik

masyarakat.

Berdasarkan paparan-paparan di atas, dapat ditarik beberapa

kesimpulan, bahwa aplikasi teori multiple intelligences research pada system

manajemen pembelajaran harus dilaksanakan secara integral dan

komprehensif. Hal ini dikarenakan sebagai sebuah system, dituntut adanya

sinergi dari berbagai elemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

6. Program Kegiatan Harian dan Pendukung

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta disiapkan

mengusung konsep pembaruan pendidikan, ini dimaksudkan untuk membuat

otonomi sekolah dan mendasari manajemen berbasis sekolah, maka konsep

pembaruan pendidikan memungkinkan pengelolaan sekolah yang lebih baik

dan menghasilkan mutu lulusan lebih mandiri.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta didesain dengan

program pengajaran yang berusaha menjawab kebutuhan masyarakat dalam

kemasan pendidikan. Pembentukan karakter peserta didik merupakan dasar

untuk mengembangkan manusia bermutu di sekolah ini. Potensi akademik

(style kognitif) yang diperkaya dengan kurikulum lokal berupa bahasa Arab

dan tahfidz diharapkan memperkaya peserta didik tidak hanya dapat memiliki

kecerdasan intelligences, namun juga kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan multiple

intelligences system melalui metode pendekatan Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri terintegrasi berbasis pembelajaran aktif (active learning) yang

bercirikan tematis, melibatkan seluruh potensi belajar mengasah ketajaman

kecerdasan spiritual (spiritual question), mengasah kepekaan kecerdasan

emosi (emotional question) dan mengembangkan kecerdasan intelektual

97 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat struktur

organisasi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta.

Page 132: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

108

(intelligence question), orientasi pada penilaian proses dengan menciptakan

lingkungan belajar yang menyenangkan.98

Kegiatan harian dilakukan dalam bentuk penerapan pelaksanaan

kegiatan secara harian atau everyday melalui program pembiasaan. Program

kegiatan pembiasaan yang dikembangkan dan dilaksanakan di Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta merupakan proses pembentukan akhlak

dan penanaman/ pengamalan ajaran agama Islam.99

Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara terprogram sesuai

program-program yang telah ditetapkan dalam semester berjalan, di antara

program-program pendukung tersebut adalah:

1. Peringatan hari besar islam

a. Pesanteren Ramadhan, tahun baru Islam

b. Maulid nabi Muhammad Saw, isra mi’raj

c. Qurban idul adha, halal bi halal idul fitri

2. Kewirausahaan

a. Market day setiap hari Jumat

b. Perayaan kenaikan kelas

c. Open house

d. Seminar-seminar orang tua

3. Pengayaan kegiatan belajar mengajar

a. Field trip

b. Display

c. Assembly

4. Ekstrakurikuler dilakukan pada hari Senin sampai Jumat mulai dari jam

14.30 sampai 15.30, ekstrakurikuler terdiri dari sains club, melukis,

komputer, english club, catur, renang, basket,futsal, taekwondo, seni tari,

dokter kecil, pramuka, panahan, marawis, penulis cilik dan paduan

suara.100

Jenis-jenis ekstrakurikuler di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri dihadirkan sesuai kebutuhan dan pilihan anak. Perwujudan jenis

ekstrakurikuler bersumber dari pilihan-pilihan peserta didik. Teknis pemilihan

dilakukan dengan cara memberikan form ekstrakurikuler kepada peserta didik,

dimana peserta didik mengisi peminatannya terhadap jenis ekstrakurikuler

yang diinginkannya. Berikut Mapping Kegiatan Pembelajaran Multiple

Intelligences Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri:

98 Disadur dari 20106266.siap-sekolah.com, sebuah website resmi Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta. Diambil pada taggal 4 Desember 2015. 99 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat tabel kegiatan

pembiasaan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta 100 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat tabel jadwal

program kegiatan pendukung.

Page 133: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

109

3.3 Tabel Mapping Kegiatan Pembelajaran Ekstrakurikuler Yang Sesuai

Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Peserta Didik101

No. Multiple

Intelligences Jenis Ekstrakurikuler

1. Linguistik English club dan penulis cilik

2. Logis-Matematis Sains club, komputer, catur, dokter kecil

3. Spasial visual Melukis dan seni tari

4. Musik Marawis dan paduan suara

5. Kinestetik Catur, renang, basket, futsal, taekwondo,

seni tari dan panahan

6. Interpersonal Pramuka

7. Intrapersonal Sains club

8. Naturalis Pramuka

Di sini terlihat sekali bahwa pengembangan minat, bakat dan potensi

peserta didik dikembangkan sangat maksimal bukan hanya pada sisi kognitif

atau akademik saja, tetapi pada bidang-bidang keterampilan yang lain dengan

banyaknya jenis ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah ini.

7. Fasilitas, Sarana Pendidikan dan Aspek Pembiayaan.

Gedung Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri berlokasi di

wilayah perumahan warga Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang

secara teritori sudah tidak ada lahan kosong yang bisa digunakan untuk

pembangunan dan pengembangan sekolah. Sehingga hal ini, berdampak pada

terbatasnya area-area bermain, olahraga dan pengembangan kelas sekolah.

Tentu ini berdampak pada perluasan dan pembukaan kelas baru. Hal lain yang

menjadi kendala adalah ruangan-ruangan kelas yang sudah terpakai dan tidak

ada lagi ruang-ruang yang dapat digunakan sebagai pengadaan ruang seperti

laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), bahkan kepala Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri berada dalam satu ruangan kerja yang sama

dengan direktur pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta memiliki sarana

pendidikan yang lengkap termasuk juga fasiltas pembelajaran yang digunakan

guru-guru dalam melaksanakan proses pengajaran. Sarana pendidikan tersebut

meliputi ruang kelas yang berukuruan 8 x 7 meter dengan jumlah 30 orang

murid setiap kelas. Setiap kelas tediri dari fasilitas air conditioner atau AC,

kotak lemari peserta didik sejumlah peserta didik dalam satu ruangan kelas,

101 Thomas R Hoerr, Sally Boggeman, Christine Wallach. Foreword By Howard

Gardner. Celebrating Every Learner. Activities and Strategies for Creating a Multiple

Intelligences Classroom (San Fransisco, USA: Jossey-Bass, 2010).

Page 134: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

110

meja kerja guru, lemari guru, papan tulis whiteboard, fasilitas air galon mineral

dalam setiap kelas, karpet setiap kelas. Mesjid tempat sholat, area bermain.

Segala proses pembiayaan yang diperlukan untuk penyelenggaraan

pendidikan dilakukan sesuai dengan Anggaran Belanja Sekolah yang telah

ditetapkan bersama antara direktur pendidikan dengan kepala sekolah dan

beberapa guru yang ditunjuk sebagai tim. Penetapan dilakukan pada awal

tahun kerja setelah kepala sekolah menyampaikan laporan pertanggungan

jawabnya pada akhir tahun pelajaran. Adapun terhadap kebutuhan pembiayaan

yang tidak terdapat dalam anggaran yang telah disahkan, dilakukan setelah

melalui prosedur yang ditetapkan.102

Sebagai sebuah lembaga pendidikan swasta, Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta mendapatkan sumber dari pos-pos berikut;

SPP, Dana kegiatan tahunan, dan Biaya Operasional Pendidikan. Penerimaan

ini dikelola sendiri oleh yayasan dan pihak sekolah untuk operasional kegiatan

sekolah baik yang bersifat rutin maupun insidentil. Seperti gaji guru dan

karyawan,103operasional pendidikan,104 pemeliharaan sarana dan pra

sarana,105pengembangan sumber daya manusia,106 dan lain-lain.

Berdasarkan anggaran dan laporan keuangan yang ada, terlihat bahwa

pos pengeluaran terbesar diserap oleh pos kegiatan pendidikan dan

pengembangan sumber daya manusia. Dua hal ini memang menjadi prioritas

perhatian yayasan dan sekolah mengingat salah satu keunggulan Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta yang menjadi daya tarik orang tua

yang ingin memasukkan anaknya adalah pada kegiatan sekolah yang beragam

dengan tujuan mengakomodir bakat, minat dan kemampuan yang beragam.

Sedangkan pengembangan sumber daya manusia terutama guru memang

mendapat perhatian yang cukup besar dari yayasan dan sekolah mengingat

guru adalah ujung tombak dalam keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.

Oleh karena itu, kompetensi guru harus sering diupgrade untuk menjaga mutu

sekolah.107

Dalam perspektif multiple intelligences research, guru dituntut untuk

aktif dan kreatif dalam memberikan proses pembelajaran kepada peserta

102 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat RAPBS dan

alur pengajuan keuangan dari sekolah ke yayasan (direktur pendidikan). 103 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat peraturan

penggajian guru dan karyawan. 104 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat pos-pos

pengeluaran untuk operasional pendidikan. 105 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat pos-pos

pengeluaran untuk pemeliharaan sarana dan pra sarana. 106 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat anggaran

pendanaan untuk pengembangan sumber daya manusia. 107 Dokumen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta, lihat pelatihan-

pelatihan yang diikuti oleh guru.

Page 135: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

111

didiknya. Untuk itu diperlukan pembinaan yang berkesinambungan untuk

menjaga kualitas guru. Dalam perspektif Sekolah Islam Terpadu di mana

proses pembelajaran berlangsung full day, guru dituntut untuk fokus dengan

tugasnya di sekolah minimal dari pukul 07.00 s/d 14.00. Oleh karena itu,

manajemen Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta memberikan

penghargaan yang lebih tinggi kepada guru dan karyawannya dibandingkan

sekolah lain yang sejenis.

8. Prestasi-prestasi Murid Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta.

Sejak berdiri tahun 2003, Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta telah menorehkan prestasi-prestasi baik tingkat internasional, nasional,

regional, propinsi, tingkat kotamadya, tingkat kecamatan dan tingkat wilayah.

Sebagaiman motto Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

sebagai sekolah para juara, sayang teman dan berbasis sholat, maka raihan

prestasi tersebut tidak mengukur prestasi akademik kognitif saja namun juga

prestasi yang melibatkan keterampilan bakat dan kepribadian perilaku soleh

dan sholehah.

Daftar prestasi-prestasi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

sejak 2003 sampai 2015.108 Dari informasi daftar prestasi-prestasi yang telah

diperoleh peserta didik Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

sejak 2003 sampai 2015 menunjukkan indikator penerapan teori multiple

intelligences dalam manajemen pembelajaran telah berlangsung.109

Berdasarkan pada deskripsi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta, teori yang dijelaskan pada bab II, yaitu Manajemen

Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Theory sinkron untuk diterapkan

pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta. Data-data dan

deskripsi Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta membuktikan

bahwa teori multiple intelligences memberikan kesemapatan yang luas kepada

peserta didik untuk berprestasi sesuai potensi, minat, dan bakat terbaiknya.

Prestasi-prestasi ini tidak hanya kognitif akademik tetapi juga prestasi berupa

penampilan (performance) sebagai representasi pskomotorik keterampilan

serta prestasi dalam bentuk penghargaan-penghargaan pada habitus sikap dan

keteladanan.

108 Wawancara terhadap Bapak Rohmat, M.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri, Jakarta dan observasi di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta, pada hari Kamis tanggal 26 Nopember 2015 pukul 10.30 wib. 109 Setidaknya, secara paradigma Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

sejak awal berdirinya memiliki pedoman yang menganggap semua anak-peserta didik adalah

juara dimana ini kemudian menjadi motto Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

sebagai “Sekolah Para Juara”, serta lebih dari itu menekankan pada karakter Islam sebagai ciri

khasnya melalui motto “Sekolah Sayang Teman.”

Page 136: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

112

C. Tahapan Pelaksanaan Penerapan Teori Multiple Intelligences

dalam Pembelajaran.

Pada semua elemen yang terkait terhadap aplikasi teori multiple

intelligences, dapat diklasifikasikan dalam konteks pengelola pendidikan yang

meliputi yayasan dan manajemen, guru sebagai pelaksana teknis pembelajaran,

anak sebagai peserta didik, orangtua sebagai patronase anak di rumah dan di

sekolah dan lingkup dinas pendidikan meliputi pengawas sekolah dan dinas

pendidikan yaitu pengawas pendidikan. Kelima konteks tersebut adalah

elemen-elemen yang saling berinteraksi dan mendukung pelaksanaan aplikasi

multiple intelligences di sekolah. Adapun kelima konteks yang saling terkait

dan melengkapi pelaksanaan aplikasi teori multiple intelligences, yaitu:

1. Pengelola pendidikan.

Dalam hal ini adalah pihak manajemen atau yayasan yang

merekomendasi dan mendukung pelaksanaan suatu usulan kegiatan

pembelajaran secara sistemik. Pelaksana manajemen adalah ketua yayasan,

direktur sekolah, kepala sekolah dan guru. Ketua yayasan disebut sebagai

context system, artinya, memiliki tugas dan tanggungjawab yang lebih luas

seperti:melakukan perekrutan kepala sekolah, guru dan karyawan,

menentukan manajemen keuangan, menandatangani dokumen kesepakatan

kerja bersama (KKB) dan surat keterangan (SK) sebagai legalitas dokumen

sekolah, dan menentuka kebijakan global sekolah. Sementara tugas dan

tanggungjawab direktur pendidikan bersama kepala sekolah adalah

perpanjangan tangan dari ketua yayasan dalam rangka

mengimplementasikan proses pembelajaran di sekolah yang disebut

sebagai content system.110 Aplikasi pelaksanaan teori multiple

intelligences, dilakukan secara top up, artinya pihak yayasan/manajemen

mendukung penuh dan merekomendasikan pelaksanaannya dan

menjadikan penerapan teori multiple intelligences sebagai branding

sekolah. Sebagai konteks, manajemen sekolah meliputi yayasan

menerapkan multiple intelligences sebagai sistem pembelajaran.111

110 Hasil diskusi dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang dilakukan

bersama Dr. Sobhikul Qisom, M.Pd, Alamsyah Said, M.Si, Abdul Hakim, MM, material

diskusi mengenai pendapat dan pemiiran Munif Chatib dalam buku Gurunya Manusia.

Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, halaman 35-37 bahwa, Ketua

Yayasan (Top Manajemen) disebut sebagai context dalam sistem manajemen sekolah, dimana

context lebih memeilliki tugas dan tanggungjawab global terhadap sekolah, sedngkan content

meliputi Direktur Pendidikan dan Kepala Sekolah (termasuk guru), yang memiliki tugas dan

tanggungjawab secara spesifik dan bersifat lebih teknis operasional pembelajaran terhadap

sekolah. 111 Menurut Sujarwo (sujarwo@uny,ac,id PLS FIP UNY) dalam Desain Sistem

Pembelajaran sebagai berikut: Sistem pembelajaran merupakan satu kesatuan dari beberapa

komponen pembelajaran yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen pembelajaran meliputi;

Page 137: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

113

Artinya, mulai dari level manajemen/yayasan (top up) turun ke level

operator pelaksana (bottom up) termasuk semua lingkup yang berada pada

struktur sekolah.

2. Guru.

Sebagai pelaksana teknis pembelajaran yang mengelola pembelajaran

secara langsung, mendidik, mengajar, menilai, dan memonitoring perilaku

perkembangan akademik, psikomotorik dan afektif peserta ddik. Guru

melaksanakan proses mulai dari penerimaan input peserta didik baru

sampai tahapan penilaian. Guru sebagai operator yang melaksanakan

pembelajaran adalah penentu utama aplikasi pembelajaran sesuai multiple

intelligences peserta didik. Guru adalah sebuah profesi. Profesionalitas

guru terkait dengan unsur manajemen kerja guru: guru membuat

perencanaan, kemudian mengaplikasikannya dengan mengajar di kelas,

mengevaluasi kualitas pembelajaran hari demi hari.

3. Peserta didik.

Anak sebagai peserta didik yang melaksanakan kegiatan belajar dalam

batasan perkembangan psikis secara mental-psikologi dan matang secara

emosional-sosial, spiritual, kognitif dan bertumbuh secara fisik. Setiap

peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang khas 112

sehingga ia membutuhkan bimbingan individual. Di sisi lain peserta didik

juga merupakan individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam

dan memiliki kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan. Agar

pembelajaran dapat mencapai hasil baik, pemahaman terhadap

karakterisitik peserta didik perlu dimiliki oleh seorang guru. Karena

dengan pemahaman terhadap karakteristik peserta didik yang beragam ini,

guru dapat memberikan pengarahan yang tepat dalam proses belajar,

sehingga proses belajar dapat lebih diarahkan menjadi proses belajar yang

menyenangkan dan disukai anak. Dengan demikian guru dapat lebih

berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah yang bersifat teacher

centris. Selain itu guru diharapkan lebih banyak mendorong peserta didik

(motivator) agar lebih kreatif dan inovatif. Untuk itu guru harus lebih

terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan menjadi teman

diskusi yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat lebih leluasa

dalam pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.113

4. Orangtua.

peserta didik, pendidik, kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses

pembelajaran, fasilitas, lingkungan dan tujuan. Sedangkan menurut Alamsyah Said. Sistem

Pembelajaran merupakan satu kesatuan besar yang utuh meliputi level manajemen (top

manajemen) sampai semua unit-unit yang saling menunjang dan mendukung dalam sebuah

sistem yang berlaku sekolah. 112 Uyoh Sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: PT. Alifa Beta, 2010) 113 Edi Suardi, Pedagogik, (Bandung: Angkasa, 1984).

Page 138: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

114

Sebagai patronase anak di rumah, orangtua bertanggungjawab penuh

untuk membesarkan dengan cara yang baik dan benar, mendidik dengan

didikan yang benar, menghidupinya dengan cara yang baik. Patronase yang

terbangun pada karakter anak, sangat dipengaruhi oleh pendidikan rumah

dan lingkungan. Orangtua, rumah dan lingkungan adalah pabrik pertama

yang membentuk dan menentukan seperti apa karakteristik anak kelak.

Selain itu anak berhak mendapatkan jaminan kesehatan dari orang tua,

mendapat kasih sayang dari orang tua. Dan anak sebagai siswa di sekolah

berhak mendapatkan pendidikan dan bimbingan dari guru, mendapatkan

perlindungan dan keamanan, mendapatkan proses pengajaran yang sesuai

gaya belajar dan modalitas anak (mendapatkan pembelajaran yang aktif

dan menyenangkan) serta menggunakan fasilitas sekolah: kelas,

laboratorium, perpustakaan dan lain-lain yang berhubungan dengan

pelayanan pendidikan di sekolah.

5. Dinas pendidikan.

Dinas pendidikan adalah legitimasi legal yang diperoleh sekolah dalam

proses pelaksanaan pendidikan. Meliputi pengawasan proses pelaksanaan

pendidikan mulai dari input, proses sampai kelulusan peserta didik harus

bersinergi dengan dinas pendidikan. Standar kelulusan siswa adalah output

peserta didik yang menjadi indikator sekolah. Sekolah mendapatkan

pengakuan lewat izin operasional dan akreditasi sekolah. Pada proses

supervisi pembelajaran yang dilakukan pengawas sekolah harus menerima

sistem pembelajaran yang menerapkan multiple intelligences dalam

pembelajaran. Bidang Kepengawasan sekolah, adalah dalam rangka

peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan, peran pengawas sekolah

bukan hanya memantau implementasi standar pendidikan saja, melainkan

juga memperbaiki dan mencegah penyimpangan dari tujuan pendidikan.

Peran pengawas sekolah dalam meningkatkan dan menjamin mutu

pendidikan.

Kelima konteks tersebut adalah saling terkait, bersinergi dan

mendukung paradigma, bahwa setiap peserta didik adalah cerdas dengan

multiple intelligences. Teori multiple intelligences tidak dapat berjalan dengan

sukses apabila paradigma di antara sistem tersebut tidak saling mendukung dan

menguatkan. Intinya diperlukan tiga syarat penerapan teori multiple

intelligences sebagai sistem pembelajaran, di antaranya, paradigma yang sama

tentang hakekat teori kecerdasan jamak setiap komponen sekolah, manajemen,

kepala sekolah, guru, orangtua peserta didik, peserta didik dan pengawas

sekolah. Kemudian, tentang bagaimana penerapan dan proses pelaksanaannya

(know how), dalam bentuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia

yang berkelanjutan dan terkontrol serta komitmen yang tidak boleh pudar

untuk menerapkan aplikasi teori kecerdasan jamak dalam pembelajaran.

Page 139: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

115

Bagian penting untuk memahami pendekatan terhadap varian-varian

kecerdasan beragam (multiple intelligences) di dalam kelas adalah melalui

instruksional pengamatan kebiasaan siswa (student habit) dalam suatu riset

kecerdasan majemuk atau (multiple intelligences research). Penggunaan

perangkat media riset digunakan pada murid saat proses penerimaan calon

siswa baru, dan hasil riset yang dilakukan terhdap calon siswa baru dapat

diigunakan untuk memperkaya akivitas dan pengalaman pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran kecerdasan beragam (multiple intelligences) di

dalam kelas ini menawarkan aktivitas pra pembelajaran atau apersepsi jenis

scene setting (presoftware activities), yaitu dengan memancing rasa ingin tahu

dan pengalaman-pengalaman (experience) pembelajaran sebelumnya yang

dialami siswa dan akhir (ending) pembelajaran kecerdasan multiple

intelligences di dalam kelas dilakukan dengan mendesain kembali

pengetahuan yang telah dipelajari melalui praktek. Sistem pembelajaran

tersebut mengakomodasi semua varian multiple intelligences siswa.114

Sistem pembelajaran tersebut diatas mampu mengakomodasi semua

jenis keanekaragaman kecerdasan (multiple intelligences) siswa dikenal

sebagai model PEP yang merupakan kepanjangan dari presoftware,

experience, postsoftware. Dalam sistem proses pembelajaran, presoftware

adalah aktivitas pra pembelajaran yang dilakukan dengan mengidentifikasi

materi ajar melalui pelibatan seluruh panca inderawi, seperti membaca dalam

makna yang luas, mendiskusikan karakteristik suatu bahan atau materi ajar

baik dilakukan di perpustakaan, di dalam kelas atau dilingkungan sekolah.

Melakukan akumulasi-akumualsi aktivitas pembelajaran, menggunakan

literatur buku, video atau mendengarkan pengalaman siswa terhadap suatu

materi yang diajarkan. Experience, adalah suatu aktivitas yang dilakukan siswa

dengan cara melibatkan intelektual, emosional melalui aktivitas kinestetik

seperti memilih judul koleksi tema dan membaca quiz, sedangkan postsoftware

adalah mengulang kembali (review) semua aktivitas selama masa belajar

sampai mencapai tahapan puncak pemahaman (kulminasi).115

114 Walter McKenzie, Multiple Intelligences and Instructional Technology. Second

Edition (Washington, DC, USA: International Society for Technology in Education ISTE,

2005), 68. 115 Walter McKenzie, Multiple Intelligences and Instructional Technology. Second

Edition, 69.

Page 140: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

116

3.4 Tabel Aplikasi Model PEP Dalam Sistem Pembelajaran Multiple

Intelligences Strategy Diterapkan.

Menerapkan pembelajaran berbasis multiple intelligences sebaiknya

dilakukan secara komprehensif dan sistemik.116 Secara definitif, multiple

intelligences terbagi dalam tiga proses pelaksanaan, yaitu input penerimaan

siswa baru, proses pembelajaran multiple intelligences dan output penilaian

proses pembelajaran.

3.4 Diagram Alur Aplikasi Teori Multiple Intelligences Dalam Sistem

Manajemen Pembelajaran.

116 Komprehensif dan sistemik adalah syarat wajib menerapkan pembelajaran

multiple intellgence, tanpa penerapan secara komprehensif dan sistemik menjadikan sistem

pembelajaran multiple intelligences tidak tepat sasaran, sebab pencapaian sasaran berfokus

pada kesamaan antara strategi mengajar guru dengan cara siswa belajar. Hal ini pula ditunjang

dengan paradigma tentang semua anak cerdas dan tidak ada siswa yang bodoh. Faktanya

adalah, tidak semua guru-guru menerima paradigma tersebut.

Syarat Wajib

Pelatihan

Workshop

Bimbingan teknis

Basic

Intermediate

Advance

Konsultasi

Observasi

Umpan

balik

Multiple

Intelligences

System

Input

Proses

Output

MIR

Strategi

Multiple

Intellige

nces Penilaian

autentik Produk / karya

Presofware

• Identifikasi

• Akumulasi aktivitas

Experience

• Membaca literatur

• Menjawab quiz

Postsofware

• Mendesain quiz

• Kulminasi materi

Perencanaan Penggunaan Tahapan PEP

Page 141: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

117

Penjelasan mengenai proses aplikasi teori multiple intelligences di

sekolah memiliki konsekuensi menyeluruh, di mana manajemen harus terlibat

secara aktif dan memberikan dukungan moril, sebab teori multiple

intelligences memberikan banyak pandangan terbalik terhadap proses

pendidikan konvensional.117 Dasar utama pelaksanaan teori multiple

intelligences adalah pelatihan teori multiple intelligences serta bagaimana

teknik aplikasinya. Sesi penyeragaman paradigma, menjadi syarat wajib

sebelum teknis pelaksanaan teori multiple intelligences. Kesuksesan syarat ini

dalam menerima dan menyeragamkan paradigma multiple intelligences,

menjadi kunci sukses keberhasilan pelaksanaan teori multiple intelligences

dalam proses pembelajaran.

Sebelum melaksanakan proses aplikasi teori multiple intelligences

dalam sistem pembelajaran, terlebih dahulu semua guru dan manajemen

mengikuti kegiatan pelatihan dan workshop secara berjenjang mengenai dasar

sampai pelatihan tingkat lanjut. Pelatihan tersebut wajib dilaksanakan sebagai

upaya menyeragamkan konsep multiple intelligences. Lamanya pelatihan ini

membutuhkan waktu tiga bulan. Sesi pelatihan dan workshop ini bagi semua

elemen sekolah Islam terpadu Insan Mandiri diharapkan satu kesamaan

pandang mengenai kecerdasan pada anak, sistem dan konsekwensi

pelaksanaannya. Setelah sesi ini selesai, pelaksanaan proses multiple

intelligences system dilaksanakan.

Pelaksanaan proses multiple intelligences system diawali dari input,

yaitu, penerimaan peserta didik baru tanpa melalui rangkaian tes akademik,

tetapi melalui riset kecerdasan jamak (multiple intelligences research) dan

observasi kematangan sekolah. Input pada peserta didik lama diartikan sebagai

sumber awal yang harus diriset juga kecerdasan jamaknya. Sehingga input

diartikan sebagai bahan baku awal yang harus diketahui jenis dominan

kecerdasan jamaknya. Riset kecenderungan kecerdasan berguna untuk

mendapatkan informasi mengenai kecerdasan dominan setiap peserta didik,

sehingga informasi tersebut berguna untuk menyesuaikan strategi pengajaran

guru saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Data multiple intelligences research digunakan untuk melihat mana

yang lebih dominan dari delapan kecerdasan yang dinilai. Berikut tabel hasil

riset kecenderungan kecerdasan.

117 Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan aplikasi teori multiple

intelligences, baik di Sekolah Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, maupun saat peneliti

memberikan pelatihan, workshop, bimbingan teknis, konsultasi dan pendampingan

pelaksanaan teori multiple intelligences di sekolah-sekolah.

Page 142: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

118

3.5 Tabel Hasil Multiple Intelligences Research118

No. KECERDASAN POIN

1. Musik (Cerdas Seni) 4.1

2. Kinestetik (Cerdas Gerak) 3.3

3. Intrapersonal (Cerdas Diri) 3.3

4. Linguistik (Cerdas Bahasa) 2.9

5. Spasial Visual (Cerdas Ruang dan Gambar) 2.9

6. Naturalis (Cerdas Alam) 2.5

7. Logis matematis (Cerdas Angka dan Logika) 2.1

8. Interpersonal (Cerdas Bergaul) 1.7

Tabel di atas menginformasikan hasil multiple intelligences research

peserta didik. Dari informasi tersebut, menunjukkan dominan kecerdasan

musik (cerdas seni) sebagai kecerdasan yang paling dominan disusul

kecerdasan kinestetik (cerdas gerak), intrapersonal (cerdas diri) dan

kecerdasan linguistik (cerdas bahasa). Urutan poin kecerdasan tabel 4.1 yang

dimulai dari nomor urut pertama, kedua, ketiga dan keempat dikategorikan

sebagai kecerdasan dominan, sementara urutan poin nomor kelima sampai

nomor kedelapan adalah yang paling kecil atau kecerdasan yang tidak

dominan.119 Informasi tabel kecerdasan diatas berada pada wilayah input.

Sementara proses adalah, suatu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

dimana desain metode pengajaran guru menyesuaikan hasil riset kecerdasan

jamak multiple intelligences research peserta didik. Ruh aplikasi teori multiple

intelligences dalam sistem pembelajaran ada di wilayah proses. Inti proses

pembelajaran berbasis multiple intelligences adalah metode pengajaran guru

yang sama dengan informasi hasil riset kecerdasan jamak. Pelaksanaan proses

multiple intelligences diwujudkan dalam pembuatan rencana pengajaran. Pada

bagian prosedur aktivitas rencana program pembelajaran yang dibuat guru,

didesain langkah-langkah pembelajaran yang mengakomodasi kecerdasan

jamak dominan peserta didik.

Sebagaimana tabel 4.1 di atas, menunjukkan kecerdasan dominan

individu peserta didik sebagai berikut:

1) Musik (Cerdas Seni)

2) Kinestetik (Cerdas Gerak)

118 Merupakan hasil Multiple Intelligences Research peserta didik Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta pada siswa atas nama Rahman. Disadur dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Maemunah dalam Pendidikan Berbasis Multiple

Intelligences di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta. 2013. 119 Dominan keceradsan seseorang tidak bersifat mutlak tetapi bersifat dinamis,

artinya, kecerdasan tersebut dapat berubah urutan dominannya tergantung dari stimulasi-

stimulasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dialami anak/siswa.

Page 143: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

119

3) Intrapersonal (Cerdas Diri)

4) Linguistik (Cerdas Bahasa)

Berdasarkan tabel 4.1 proses pembelajaran multiple intelligences

mengikuti empat kecerdasan dominan. Langkah-langkah pembelajaran,

kemudian ditentukan jenis strategi yang sesuai dengan empat kecerdasan

dominan tersebut. Dalam hal ini, ruh proses multiple intelligences adalah

kesamaan antara strategi mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik.120

3.6 Tabel Strategi Mengajar Berdasarkan Tabel Hasil Multiple Intelligences

Research.121

No. Kecerdasan

Dominan

Strategi Mengajar Guru yang

direkomendasi

1. Musik (Cerdas

Seni)

Menciptakan parodi lagu, membuat aturan-

aturan disiplin dengan lagu, memperbanyak

hafalan-hafalan lagu.

2. Cerdas kinestetik

(Cerdas gerak)

Jawaban stik, strategi fishing game, strategi

lompatan benar-salah, strategi matematika

basket, strategi ular tangga, strategi simulasi,

demonstrasi, bermain peran (role play).

3. Intrapersonal

(Cerdas Diri)

Menulis buku harian, koleksi benda-benda,

mencari bakat di buku telepon.

4. Cerdas linguistik

(Cerdas bahasa).

Ceramah, diskusi, tanya jawab, wawancara,

presentasi, pelaporan oral, reporter bercerita,

dongeng, debat, membaca nyaring, puisi, tebak

kata, aksara bermakna, pantun, menulis

imajinatif, menulis informasi, menulis cerpen,

menulis novel, menulis cerita dari komik,

menulis laporan, menulis personal, kosa kata,

teka-teki silang, menyusun skenario.

Proses pembelajaran berbasis multiple intelligences menekankan pada

pendekatan sesuai gaya belajar peserta didik yang telah diriset melalui multiple

intelligences research diawal atau di area input. Penjelasan mengenai

pendekatan gaya belajar yang dilakukan guru terhadap empat kecerdasan

dominan sebagai berikut:

120 Munif Chatib. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple intelligences di

Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2009), 185. 121 Thomas Armstrong, Multiple Intelligences in the Classroom. 3rd Edition, 73-94.

Page 144: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

120

1) Musik (cerdas seni), melalui pendekatan gaya belajar berupa belajar

dengan konsep musik, alat musik, menghubungkan musik dengan konsep

tertentu.

2) Cerdas kinestetik (cerdas gerak), melalui pendekatan gaya belajar berupa

belajar dengan aktivitas, drama, respon tubuh, membuat kerajinan tangan.

3) Intrapersonal (cerdas diri) melalui pendekatan gaya belajar sendiri,

keinginan untuk mengekspresikan diri, kegiatan individual,

menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan pribadi.

4) Cerdas linguistik (cerdas bahasa), melalui pendekatan dengan cara

membaca, menulis, berdebat, berbicara di depan umum, bercerita.

Aplikasi teori multiple intelligences dalam sistem pembelajaran, secara

proses diterjemahkan dalam bentuk strategi pembelajaran guru yang

disesuaikan dengan hasil multiple intelligences research. Strategi mengajar

guru berbasis multiple intelligences adalah suatu upaya mencapai kompetensi

tertentu dalam pembelajaran dengan cara mengoptimalkan delapan kecerdasan

yang dimiliki masing-masing siswa. Strategi pembelajaran multiple

intelligences adalah suatu cara mengakses informasi melalui delapan jalur

kecerdasan yang ada pada masing-masing siswa, namun untuk

mengeluarkannya kembali seluruh kecerdasan bersinergi dalam satu kesatuan

yang unik sesuai dengan kebutuhan. Sehingga, siswa mampu memecahkan

masalah-masalah pembelajaran dengan cara yang menakjubkan. Strategi

pembelajaran multiple intelligences menjadikan siswa sebagai sang juara pada

bidang-bidang tertentu sesuai dengan kecerdasan yang menonjol pada dirinya,

karena pada dasarnya dalam diri setiap siswa selalu ada satu atau lebih

kecerdasan yang menonjol yang dimilikinya. Strategi pembelajaran multiple

intelligences mendorong para guru melakukan inovasi dalam cara

mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif mencari

terobosan untuk mengoptimalkan semua jenis kecerdasan yang ada. Sebagai

strategi pembelajaran, asalkan memiliki prosedural aktivitas yang tertuang

dalam lesson plan. Strategi multiple intelligences adalah seperti sebuah

konteks yang luas.122

Setelah input peserta didik dan proses pembelajaran multiple

intelligences, output peserta didik sebagai terminal poin penilaian yang

dilakukan secara proses atau assessment authentic. Sebagaimana yang

dilaporkan pada skema 4.2 tentang diagram alur aplikasi teori multiple

intelligences dalam sistem manajemen pembelajaran adalah menitikberatkan

pada penilaian berbasis proses. Sistem penilaian multiple intelligences

berorientasi pada produk atau karya peserta didik. Penilaian berbasis proses

bentuk penilaiannya mencakup penilaian kinerja, portofolio dan tes tertulis.

122 Dikutip dari Thomas Armstrong, pendapat ilmiah Yohanes Surya, dan Munif

Chatib dalam naskah buku 95 Strategi mengajar Multiple Intelligences.

Page 145: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

121

Keunggulan yang diperoleh dari penerapan penilaian proses dalam

pembelajaran adalah: Guru memandang penilaian dan pembelajaran secara

terpadu, aktivitas belajar siswa mencerminkan masalah dunia nyata, guru

menggunakan berbagai cara dan kriteria, cara penilaian holistik, meliputi

kompetensi utuh yang merefleksikan sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Bagaimana mengetahui gaya belajar jenis kecerdasan jamak peserta

didik diperoleh dari informasi hasil multiple intelligences research yang

dilakukan saat proses penerimaan siswa baru. Metodologi riset kecenderungan

kecerdasan atau multiple intelligences research disusun oleh Munif Chatib.123

Multiple intelligences research menggunakan pendekatan teori multiple

intelligences yang disusun Howard Gardner, yang dibagi dalam delapan

klasifikasi kecerdasan. Metode multiple intelligences research digunakan

kepada calon peserta didik untuk mengetahui tingkat masing-masing jenis

kecerdasan pada setiap anak dengan teknik observasi dan acting out yang

didasarkan pada kebiasaan (habit) anak. Dari multiple intelligences research

diketahui jenis gaya belajar masing-masing peserta didik, sehingga dijadikan

informasi bagi guru untuk menyusun strategi pembelajaran, dan juga sebagai

bahan informasi bagi orangtua peserta didik dalam melakukan pendampingan

belajar di rumah. Multiple intelligences research adalah suatu instrumen yang

dapat memunculkan keunikan masing-masing pada setiap anak, dan bukan tes

yang mengukur benar atau salah seseorang, tapi sebuah alat riset yang

menemukan kecenderungan kecerdasan seorang.

Ada dua cara yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar anak

(kecenderungan kecerdasan anak), di antaranya adalah melalui pengamatan

manual. Pengamatan manual untuk melihat kebiasaan yang disukai anak

(peserta didik) saat belajar, yang kedua dengan alat riset psikologis, yaitu

multiple intelligences research. Salah satu deskripsi multiple intelligences

research adalah mengetahui kecenderungan kecerdasan anak dan deskripsi

gaya belajar anak yang dominan. Dengan mengetahui gaya belajar

anak/peserta didik, guru atau orangtua dapat menjadi fasilitator di saat peserta

didik/anak belajar, atau minimal mengetahui pintu masuk otak terbuka lebar

untuk informasi yang diterima oleh peserta didik/anak.

123 Munif Chatib bersama Next Edu mengembangkan alat riset psikologis yang

bernama "Multiple Intelligences Research".

Page 146: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam
Page 147: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

123

BAB IV

ANALISIS APLIKASI MULTIPLE INTELLIGENCES

DALAM PEMBELAJARAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisis aplikasi multiple

intelligences dalam pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana teori multiple intelligences diterapkan secara sistemik dalam sistem

manajemen pembelajaran.

A. Analisis Aplikasi Multiple Intelligences dalam Hidden Kurikulum.

Aplikasi teori multiple intelligences dalam sistem manajemen

pembelajaran dimulai dari pembentukan paradigma bahwa setiap anak

merupakan individu yang unik dengan bakat, kemampuan (ability), dan

kecerdasan yang beragam. Implikasinya adalah setiap anak memiliki berbagai

variasi gaya dalam belajar dan dalam menyerap informasi. Bervariasinya gaya

setiap anak dalam belajar dan menyerap informasi ini, dalam proses

pembelajaran menyebabkan bervariasi pula dalam cara pandang dan

evaluasinya. Dari paradigma inilah kemudian memunculkan beberapa dasar

pemikiran untuk menggunakan teori multiple intelligences dalam proses

pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1) Multiple intelligences berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam

melakukan sesuatu dalam berbagai konteks. Implikasi dari hal ini adalah

bahwa strategi mengajar yang dilakukan guru hendaknya menggunakan

multi metode. Dengan kata lain peserta didik diajak untuk mengalami

berbagai pengalaman belajar.

2) Hasil belajar (learning outcomes) yang dicapai oleh peserta didik berisi

penjelasan mengenai hal-hal yang dilakukan peserta didik setelah melalui

proses pembelajaran, berupa kehandalan kemampuan peserta

didik dalam melakukan sesuatu melalui kinerja yang dapat diukur.

3) Penyusunan kompetensi hasil belajar didasarkan pada kecerdasan jamak

yang ditetapkan secara proporsional, tidak hanya aspek kognitif

atau spiritual.

4) Dalam konteks pembelajaran, jika gaya mengajar guru sama dengan gaya

belajar peserta didik, pelajaran menjadi mudah.

5) Teori multiple intelligences memberikan kesempatan bagi guru–guru

untuk mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru di

dunia pendidikan untuk memacu kecerdasan ganda setiap peserta

didik dengan cara mengoptimalkan delapan kecerdasan yang dimiliki

masing-masing peserta didik dengan menekankan pada keaktifan peserta

didik dalam proses pembelajaran.

Page 148: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

124

Berdasarkan beberapa paradigma tersebut, akan dianalisa bagaimana

aplikasi teori multiple intelligences di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Uraian

berikut merupakan aplikasi teori multiple intelligences terhadap peningkatan

kecerdasan ganda setiap anak yang terdapat dalam kurikulum penunjang

(hidden curriculum).

1. Kegiatan Pembiasaan Pagi

Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta jam masuk

sekolah dimulai pada pukul 06.30 waktu Indonesia barat dan termasuk Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta di bawah naungan Jaringan

Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia pertama yang menerapkan masuk

pukul 06.30. Menurut ibu Heni Lestari selaku kepala riset dan pengembangan

di sekolah ini, diberlakukannya peraturan masuk pukul 06.30 didasarkan pada

beberapa pemikiran, antara lain; menghindari kemacetan di Jakarta yang

biasanya berbarengan dengan jam berangkat kerja karyawan, penambahan jam

pelajaran tahfizh Alquran pada pukul 06.30 sangat efektif dilakukan pada pagi

hari karena suasana masih fresh, dengan masuk pukul 06.30 jam kepulangan

peserta didik bisa dilakukan sebelum asar, hal ini karena sekolah yang

menerapkan full day school menurut Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)

Indonesia proses pembelajaran dilakukan sampai dengan waktu asar, jadi

peserta didik harus shalat asar di sekolah.1

Berdasarkan hasil observasi peneliti, aplikasi teori multiple

intelligences di sekolah ini sudah terlihat ketika kedatangan peserta didik pada

pukul 06.30 waktu Indonesia barat di mana kedatangan mereka sudah disambut

oleh beberapa guru piket di depan pintu gerbang sekolah. Guru menyambut

peserta didik dengan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun sebagaimana

tertuang dalam dokumen manual mutunya, serta mengarahkan peserta didik

untuk juga bersalaman dengan teman-temannya. Terkadang ada peserta didik

yang datang sambil menangis terutama peserta didik kelas satu dan dua, dan

guru pun turut mendiamkan peserta didik tersebut dengan penuh kesabaran dan

kasih sayang. Dalam kegiatan pembiasaan di pagi hari ini menurut pengamatan

peneliti, dapat melatih kecerdasan interpersonal yaitu berupa kemampuan

untuk berinteraksi dengan orang lain dengan membaca berbagai suasana hati,

temperamen, motivasi, dan tujuan orang lain. Hal ini karena peserta didik

dilatih antara lain untuk belajar bertegur sapa dengan sesama, berempati,

berkasih sayang dan juga menghormati guru.

Tepat pukul 06.30 waktu Indonesia barat peserta didik masuk ke kelas

masing-masing untuk mengikuti kegiatan mengulang (murojaah) hafalan

Alquran dan dzikir (khusus tiap hari Jum’at). Pembelajaran pengayaan tahfizh

pagi ini (begitu istilah yang digunakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

1 Wawancara dengan ibu Heni Lestari, selaku Ketua Riset dan Pengembangan di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta.

Page 149: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

125

Mandiri ini) diampu oleh guru Alquran di masing-masing kelas. Pengayaan

tahfizh pagi berlangsung hingga pukul 07.00 waktu Indonesia barat yang

selanjutnya ditutup dengan shalat dhuha dan dilanjutkan dengan snack time,

yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik yang belum sarapan di rumah.

Kegiatan pembiasaan ini dapat melatih kecerdasan eksistensial spiritual

peserta didik. Karena di sini peserta didik dilatih melalui pembiasaan berdzikir

dan keyakinan bahwa beragama dan menjalankan perintahNya sangat penting

bagi kehidupan. Inilah mengapa kegiatan pembiasaan pagi ini merupakan

bagian dari kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.

2. Kegiatan Pembiasaan Terintegrasi

Kegiatan pembiasaan ini diberi judul terintegrasi karena kegiatan

pembiasaan ini dilakukan include dalam setiap aktivitas peserta didik, baik saat

belajar di kelas maupun saat istirahat dan bermain, baik di dalam kelas maupun

di luar kelas. Kegiatan pembiasaan terintegrasi ini diwujudkan melalui

penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif (biah solihah) dalam dimensi

keamanan, kesehatan, kebersihan, keindahan, suasana kekeluargaan (ukhuwah

Islamiyah), fasilitas belajar dan beribadah, serta menerapkan aturan dan norma

yang bersandikan nilai-nilai Islam baik dalam berperilaku, bertutur kata,

berpakaian, berinteraksi (mu’amalah), makan dan minum serta perilaku

lainnya yang lazim digunakan di lingkungan sekolah. Beberapa hal yang

mendukung dalam meningkatkan multiple intelligences peserta didik dalam

kegiatan pembiasaan terintegrasi di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri, ini antara lain terlihat dari jaminan mutu (quality assurance), yaitu:

1) Melaksanakan ibadah wajib dengan benar, tanggung jawab dan penuh

kesadaran. Hal ini dilakukan melalui kegiatan shalat zuhur berjamaah, di mana

dalam kegiatan ini dimulai dengan; pengkondisian peserta didik untuk

berwudhu dan menuju masjid dengan tertib dan penuh kesadaran. Dari

pengamatan penulis, terlihat peserta didik berwudhu dengan benar dan tertib

serta menuju masjid dengan sikap yang sesuai dengan adab-adab masuk

masjid, seperti melangkah masuk dengan kaki kanan dan membaca doa masuk

masjid, serta melaksanakan shalat tahiyatul masjid serta menjaga sikap dan

ucapan selama di dalam masjid. Selain pengarahan dan pengkondisian dari

guru yang mereka sebut dengan kegiatan pra kondisi, kegiatan ini juga

didukung dengan meletakkan kata-kata afirmasi dan peringatan di tempat-

tempat strategis yang bisa dibaca oleh peserta didik, seperti kata-kata: Zona 3:

Boleh berbicara keras pelan, Zona 2: Boleh berbicara pelan, Zona 1: Hanya

boleh berdzikir, berdoa dan tilawah Alquran.

Dari kegiatan ini terlihat peserta didik dilatih untuk menyadari

kewajibannya sebagai hamba Allah Swt, kepedulian terhadap lingkungan

sekitar dan peraturan yang ada, serta bermeditasi dalam bentuk dzikir dan

duduk diam. Dan beberapa kecerdasan yang dapat ditumbuhkan dari hal ini

adalah kecerdasan eksistensial spiritual, kecerdasan interpersonal, dan

Page 150: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

126

kecerda-san intrapersonal. 2) Menguasai keterampilan dasar sehari-hari sesuai

tingkat usia. Keterampilan dasar sehari-hari yang harus dikuasai peserta didik

tersusun dalam silabus atau modul life skill yang disusun oleh tim guru.

Keterampilan yang harus dikuasai ini disesuaikan dengan tingkat usia dan

kemampuan peserta didik. Sebagaimana contoh life skill yang harus dikuasai

murid sesuai tingkatan usia antara lain keterampilan menyiapkan sarapan

sederhana, melipat baju, dan memakai kaos kaki bagi kelas satu. Sedangkan

bagi kelas dua keterampilan yang harus dimiliki antara lain mencuci piring,

mengikat tali sepatu, dan merapikan isi tas. Asumsinya keterampilan yang ada

di kelas satu sudah dimiliki oleh anak kelas dua. Begitu seterusnya.

Keterampilan-keterampilan hidup ini menurut analisa penulis dapat

meningkatkan kecerdasan jamak peserta didik. Seperti yang penulis saksikan

ketika mereka belajar menyiapkan sarapan dengan membuat roti yang diolesi

mentega atau selai. Di situ terlihat anak-anak yang menonjol kecerdasan

kinestetis, naturalis, dan interpersonal sangat menikmati kegiatan tersebut.

Sedangkan anak-anak yang kurang menonjol dalam tiga kecerdasan tersebut

dengan bimbingan guru dan teman sebaya lambat laun juga menikmatinya. 3)

Berkepribadian islami (akhlak karimah). Penanaman kepribadian islami

ditanamkan di sekolah ini melalui sistem yang terintegrasi dalam semua

kegiatan sekolah baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Misal

membiasakan buang sampah pada tempatnya, membiasakan mengucapkan

salam ketika masuk kelas, menggunakan kata-kata yang sopan, saling

menyayangi sesama teman, dan lain-lain. Pembiasaan kepribadian islami ini

menjadi perhatian semua elemen yang ada di sekolah mulai dari yayasan,

kepala sekolah, guru, dan karyawan. Berdasarkan pengamatan penulis,

penanaman kepribadian yang dilakukan di sekolah ini cukup berhasil karena

dilakukan dengan mengakomodir kecerdasan ganda siswa. Terlihat beberapa

kecerdasan yang diakomodir dalam penanaman ini antara lain kecerdasan

interpersonal, kinestetis, bahkan spasial visual, yaitu melalui kata-kata

afirmasi yang ditempel di dinding-dinding sekolah.

Salah satu kegiatan dalam kurikulum penunjang yang ada di sekolah

ini dalam rangka memantik kecerdasan ganda siswa adalah melalui kreativitas

performance, yaitu daya kreativitas peserta didik yang meliputi kemampuan

berpikir tingkat tinggi (high order tihingking) baik dalam dimensi

keterampilan (psikomotorik) maupun dimensi intelektual (kognitif). Siswa-

siswa di sekolah ini diarahkan untuk mampu berpikir kreatif. Hal ini sesuai

dengan perspektif multiple intelligences, kreativitas peserta didik yang

ditunjukkan dengan berpikir kreatif (thingking creative), menghasilkan karya

(product) dalam pembelajaran dan kemampuan memecahkan masalah

(problem solving) yang dilakukan peserta didik. Dari pengamatan penulis,

kegiatan yang memantik kreativitas siswa ini sangat banyak dilakukan di

sekolah ini, seperti kegiatan mendisplay majalah dinding kelas, kegiatan pentas

Page 151: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

127

seni, penyelesaian masalah murid dengan mengajak murid untuk berdiskusi,

dan lain-lain. Salah satu angket yang penulis sebar mengenai alasan orang tua

menyekolahkan anaknya di sini adalah bahwa kreativitas murid di sekolah ini

sangat diberi peluang besar melalui berbagai kegiatan sekolah.

B. Strategi Mengajar Multiple Intelligences di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri

1. Konstruksi Pemahaman Guru Terhadap Teori Multiple

Intelligences

Aplikasi konsep kecerdasan (multiple intelligences) di Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta menjadi sebuah konsep fungsional yang

dapat dilihat bekerja di kehidupan para siswa-siswa dan guru dalam berbagai

cara. Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta telah

mengaplikasikan teori multiple intelligences dalam proses pendidikan dan

pengajaran guru. Setidaknya terdapat sembilan jenis kecerdasan dasar yang

termaktub pada teori multiple intelligences, yang dimiliki manusia, dengan

mengelompokkan kemampuan-kemampuan manusia ke dalam sembilan

kategori yang komprehensif yang telah diterapkan di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta.

Dalam proses pembelajaran, kesembilan kecerdasan tersebut dapat

dijadikan sebagai pintu masuk untuk memulai proses kegiatan belajar

mengajar. Berikut disajikan beberapa strategi mengajar berbasis teori multiple

intelligences yang disarankan beberapa pakar teori ini. Peneliti melakukan

analisa terhadap penerapan strategi ini yang dilakukan di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta. Data diambil berdasarkan observasi langsung

dan dalam situasi alamiah yang kemudian penulis buatkan rekamannya dalam

bentuk video.

1. Kecerdasan Linguistik.

Kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan

maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memanipulasi

sintaks atau struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna

bahasa, dan dimensi pragmatis atau kegunaan praktis dari bahasa. Beberapa

manfaatnya termasuk retorika (menggunakan bahasa untuk meyakinkan orang

lain melalui aksi tertentu), memonik (menggunakan bahasa untuk mengingat

informasi), penjelasan (menggunakan bahasa untuk menginformasikan, dan

metabahasa (menggunakan bahasa untuk membicarakan tentang bahasa itu

sendiri). Indikator strategi mengajar di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta, dilakukan dalam dua konteks, diantaranya:

1.1. Konteks Program Utama.

Konteks program utama berupa pengajaran dan pembelajaran peserta

didik yang didasarkan dari hasil multiple intelligences research (MIR) peserta

Page 152: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

128

didik saat mulai menjadi peserta didik baru di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Insan Mandiri. Indikator strategi pengajaran guru khusus kecerdasan linguistik

peserta didik, adalah sebagai berikut:

a) Strategi mengajar ceramah

b) Strategi mengajar diskusi

c) Strategi mengajar tanya jawab

d) Strategi mengajar wawancara

e) Strategi mengajar presentasi

f) Strategi mengajar pelaporan oral

g) Strategi mengajar reporter

h) Strategi mengajar bercerita

i) Strategi mengajar dongeng

j) Strategi mengajar debat

k) Strategi mengajar membaca nyaring

l) Strategi mengajar puisi

m) Strategi mengajar tebak kata

n) Strategi mengajar aksara bermakna

o) Strategi mengajar pantun

p) Strategi mengajar menulis imajinatif

q) Strategi mengajar menulis informasi

r) Strategi mengajar menulis cerita pendek

s) Strategi mengajar menulis novel

t) Strategi mengajar menulis cerita dari komik

u) Strategi mengajar menulis laporan

v) Strategi mengajar menulis personal

w) Strategi mengajar kosa kata

x) Strategi mengajar teka-teki silang

y) Strategi mengajar menyusun skenario.

1.2. Konteks Program Pendukung,

Diantaranya dalam aktivitas guru menyambut siswa datang ke sekolah

pagi hari sambil menanyakan kabar hari ini, membuat cerita sebelum proses

pebelajaran melalui cerita tausyiah. Metode bercerita, adalah salah satu bentuk

untuk mengembangkan kecerdasan bahasa, di mana peserta didik diajak

menyenangi dan mencintai bahasa, peserta didik dapat menikmati suara dari

kata-kata, menghargai dan memaknai kekuatan dengan penuh tanggungjawab.

Melalui pertanyaan efektif, jika peserta didik diminta untuk mengerti dan

bukan sekedar mengingat informasi yang ditemukannya di dalam buku

pelajaran, bahan rujukan, surat kabar dan sebagainya, maka mereka haruslah

aktif mengumpulkan informasi. Pengajuan suatu pertanyaan menggunakan

kata-kata dan ungkapan yang tidak mudah ditemukan di dalam teks atau

naskah. Sehingga mendorong peserta didik berpikir dan berpendapat tidak

Page 153: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

129

hanya untuk menyalin jawaban. Keterampilan ini sangat tepat bila digunakan

guru untuk mengasah kecerdasan linguistik.

Mengamati (mengawasi) aktif, sering peserta didik tidak berpikir dan

belajar aktif pada waktu menonton video. Beberapa orang guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk dijawab pada waktu mereka

menonton video. Biasanya pertanyaan-pertanyaan itu disajikan dengan susunan

di mana jawaban-jawaban akan muncul di dalam video dan ungkapan-

ungkapan kunci di dalam pertanyaan-pertanyaan juga terjadi di dalam video,

sehingga menunjuk pada jawaban. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mudah

dijawab dan jarang menuntut keterlibatan aktif.

Guru menggunakan metode peta akibat, metode ini dapat digunakan

sebelum atau sesudah peserta didik mempelajari sesuatu topik. Hal itu dapat

digunakan untuk menemukan seberapa tuntas peserta didik dalam memikirkan

sesuatu isu atau peristiwa, atau dapat digunakan untuk menemukan apakah

mereka sudah mampu menerapkan informasi yang sudah dipelajarinya dalam

menganalisis situasi baru. Peserta didik diminta untuk mempertimbangkan

semua hasil atau akibat yang mungkin dari suatu tindakan atau perubahan dan

kemudian hasil-hasil dan akibat-akibat sesudah itu. Mereka juga didorong

untuk berpikir tentang akibat-akibat positif dan negatif. Cara ini juga dapat

digunakan guru untuk melatih anak-anak dalam mengembangkan kecerdasan

linguistik.

2. Kecerdasan Logis Matematis.

Kemampuan menggunakan angka secara efektif (misalnya, sebagai ahli

matematika, akuntan, pajak, atau ahli statistik) dan untuk alasan yang baik

(misalnya, sebagai seorang ilmuwan, pemrogram komputer, atau ahli logika).

Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap pola-pola dan hubungan-hubungan

yang logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi dan abstraksi

terkait lainnya. Jenis-jenis proses yang digunakan dalam pelayanan kecerdasan

logis matematis mencakup kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan

dan pengujian hipotesis. Indikator strategi mengajar logis matematis di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta, adalah sebagai berikut:

2.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik menjadi dasar

bagi guru mendesain strategi mengajarnya. Indikator strategi pengajaran guru

khusus kecerdasan logis matematis di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri adalah sebagai berikut:

a) Strategi mengajar pengamatan

b) Strategi mengajar discovering

c) Strategi mengajar problem solving

d) Strategi mengajar identifikasi

e) Strategi mengajar klasifikasi

Page 154: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

130

f) Strategi mengajar separasi, kuantifikasi

g) Strategi mengajar komparasi, prosedural teks

h) Strategi mengajar pendataan tebak angka

i) Strategi mengajar tebak simbol

j) Strategi mengajar sudoku

k) Strategi mengajar latihan soal

l) Strategi mengajar eksperimen

m) Strategi mengajar action research

n) Strategi mengajar studi kasus.

2.2. Konteks Program Pendukung,

Diantaranya dalam aktivtas guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri menyambut siswa datang ke sekolah pagi hari sambil menanyakan

pada jam berapa peserta didik sholat subuh, jam berapa peserta didik mandi dan

sarapan pagi, menanyakan jumlah surat dan ayat yang sudah dibaca atau

dihafalkan. peserta didik dihadapkan pada masalah konkret dengan

memberikan masalah. peserta didik dibimbing untuk kerja kelompok secara

kontinyu (group dynamic) dalam mengerjakan suatu proyek tertentu. Metode

ini dapat diterapkan untuk mengembangkan kecerdasan logika matematika, dan

kecerdasan interpersonal. Membandingkan dan mensintesiskan informasi,

pemahaman informasi yang dikumpulkan dari sumber daya dapat ditingkatkan

jika peserta didik bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok diberi

sumber data yang berbeda untuk digunakan dalam mencari jawaban atas

pertanyaan yang sama. Dengan demikian, peserta didik harus membandingkan

dan mendiskusikan jawaban-jawaban yang sudah mereka tuliskan, sehingga,

sebagai hasilnya, mereka akan mampu memberi satu jawaban yang

memuaskan. Ini merupakan strategi yang efektif untuk dipakai oleh kelompok-

kelompok pakar ketika pendekatan (jigsaw) terhadap proyek penelitian

digunakan. Cara ini juga dapat dikembangkan untuk melatih anak dalam hal

kecerdasan linguistik dan juga kecerdasan logis matematis.

Guru juga dapat mengajak peserta didik menghitung Keuntungan dan

kerugian, suatu tugas analisis yang kurang rumit dapat melibatkan peserta didik

untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan, sikap

atau tindakan yang kontroversial (menjadi sengketa). Peserta didik bekerja

sebagai satu kelas keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk

menggolong-golongkan informasi yang mereka kumpulkan apakah untung atau

rugi bagi mereka sendiri, keluarganya, lingkungan atau masyarakat umumnya.

Sesudah klasifikasi atas keuntungan dan kerugian sudah dirampungkan, peserta

didik dapat diminta untuk memutuskan. Ini adalah salah satu cara guru untuk

mengembangkan kecerdasan logis matematis.

3. Kecerdasan Spasial-Visual.

Page 155: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

131

Kemampuan untuk memahami dunia visual-spasial secara akurat

(misalnya, sebgai pemburu, pramuka, atau pemandu) dan melakukan

perubahan-perubahan pada persepsi tersebut. (misalnya, sebagai dekorator

interior, arsitek, seniman atau penemu). Kecerdasan ini melibatkan kepekaan

terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan-hubungan yang ada di

antara unsur-unsur visual-spasial. Hal ini mencakup kemampuan untuk

memisualisasikan diri secara tepat dalam sebuah matriks spasial.

3.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik yang dominan

spasial-visual diproyeksikan guru dalam mendesain strategi mengajarnya.

Indikator strategi pengajaran guru khusus kecerdasan spasial-visual di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah sebagai berikut:

a) Strategi mengajar mind mapp

b) Strategi mengajar tulisan tangan dan pasir

c) Strategi mengajar menulis di udara

d) Strategi mengajar urutan gambar

e) Strategi mengajar tebak gambar

f) Strategi mengajar menggambar imajinatif

g) Strategi mengajar Strategi mengajar huruf dalam warna

h) Strategi mengajar tebak sketsa wajah

i) Strategi mengajar menggambar makna simbol

j) Strategi mengajar membaca peta

k) Strategi mengajar movie learning

l) Strategi mengajar menebak peta

m) Strategi mengajar membaca gambar

n) Strategi mengajar tebak angka dalam warna

o) Strategi mengajar flash card

p) Strategi mengajar kartu domino.

3.2. Konteks Program Pendukung,

Diantaranya dalam aktivtas ekstrakurikuler pesrta didik, guru di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri menanyakan tentang minat peserta

didik terhadap kegiatan mencari jejak dalam pramuka atau meminta siswa

menunjukkan arah kompas dan arah qiblat. Guru mengajak peserta didik

melakukan piknik, peserta didik merancang kegiatan santai di luar sekolah,

tidak harus ke tempat jauh dan biaya mahal. Untuk menggali nilai-nilai sosial,

spiritual, keindahan dan sebagainya. Ini adalah cara yang tepat untuk

mengembangkan kecerdasan spasial, dan kecerdasan musik. Camping study,

peserta didik diajak melakukan kegiatan perkemahan dalam rangka belajar.

Kegiatan ini juga tidak harus jauh, bisa di halaman sekolah. Seperti hal di atas,

ini dapat diterapkan guru untuk membangun kecerdasan spasial, juga

intrapersonal.

Page 156: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

132

4. Keceradsan Kinestetik-Tubuh.

Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide-ide

dan perasaan-perasaan (misalnya, sebagai aktorpemain pantomim, atlet atau

penari) dan kelincahan dalam menggunakan tangan seseorang untuk

menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya, sebagai seorang perajin,

pematung, mekanik, atau ahli bedah). Kecerdasan ini meliputi keterampilan

fisik, tertentu seperti kordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan,

fleksibilitas, dan ekcepatan serta kapasitas-kapasitas proprioseptif, dan taktil.

4.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik yang dominan

kinestetik diproyeksikan guru dalam mendesain strategi mengajarnya.

Indikator strategi pengajaran guru khusus kecerdasan kinestetik di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah sebagai berikut:

a) Strategi mengajar jawaban stik,

b) Strategi mengajar fishing game,

c) Strategi mengajar lompatan benar salah,

d) Strategi mengajar matematika basket,

e) Strategi mengajar gerakan kreatif

f) Strategi mengajar ular tangga

g) Strategi mengajar simulasi

h) Strategi mengajar demonstrasi

i) Strategi mengajar bermain peran

j) Strategi mengajar lari kanan kiri benar salah

k) Strategi mengajar injak angka

l) Strategi mengajar lekukan simetris.

4.2. Konteks Program Pendukung,

Diantaranya dalam aktivtas ekstrakurikuler pesrta didik, guru di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri meminta peserta didik

memeragakan gerakan-gerakan tertentu, baik gerakan dalam menari atau

olahraga..

5. Kecerdasan Musikal.

Kemampuan untuk merasakan (misalnya, sebagai penikmat musik),

memebdakan (misalnya, sebagai kritikus musik), menggubah (misalnya,

sebagai komposer), dan mengekspresikan (misalnya, sebagai seorang

performer atau pemain musik). Kecerdasan ini meiputi kepekaan terhadap

ritme, nada atau melodi, dan atau warna nada dalam sepotong musik.

5.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik yang dominan

musik diproyeksikan guru dalam mendesain strategi mengajarnya. Indikator

Page 157: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

133

strategi pengajaran guru khusus kecerdasan musik di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri adalah sebagai berikut:

a) Strategi mengajar parodi

b) Strategi mengajar konser

c) Strategi mengajar games tebak bunyi

d) Strategi mengajar bernyanyi.

5.2. Konteks Program Pendukung,

Diantaranya dalam aktivtas guru menyambut siswa datang ke sekolah,

siswa diperdengarkan suara alunan murotal yang diputar setiap pagi hari.

6. Kecerdasan Interpersonal.

Kemampuan untuk memahami dan membuat perbeddaan-perbedaan

ada suasana hati., maksud, motivasi, dan perasaan terhadap orang lain. Hal ini

dapat mencakup kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, dan gerak tubuh.

Kemampuan untuk membedakan berbagai berbagai jenis isyarat interpersonal,

dan kemampuan untuk merespon secara efektif isyarat-isyarat tersebut dalam

beberapa cara pragmatis (misalnya, untuk mempengaruhi sekelompok orang

agar mengikuti jalur tertentu dari suatu tindakan).

6.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik yang dominan

cerdas interpersonal diproyeksikan guru dalam mendesain strategi

mengajarnya. Indikator strategi pengajaran guru khusus kecerdasan

interpersonal di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah sebagai

berikut:

a) Strategi mengajar kerja kelompok

b) Strategi mengajar kartu soal

c) Strategi mengajar sosiodrama

d) Strategi mengajar memberi dan menerima

e) Strategi mengajar jigsaw

f) Strategi mengajar cerdas cermat berantai

g) Strategi mengajar surat untuk sahabat.

6.2. Konteks Program Pendukung

Diantaranya dalam aktivtas guru menyambut siswa datang ke sekolah,

siswa disambut dengan penuh keramahan dan keakraban, dan disalam ketika

akan memasuki pintu sekolah gerbang sekolah setiap pagi hari. Peserta didik

diajak untuk memikirkan bersama, mendiskusikan bersama, dan memecahkan

masalah secara bersama-sama. Metode ini dapat mengasah kecerdasan

interpersonal. Kerja individu dan kelompok, proses pembelajaran pada intinya

adalah pemberian layanan kepada setiap individu peserta didik agar mereka

berkembang segara maksimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Pelayanan secara individual bukan berarti mengajari anak satu persatu secara

bergantian, melainkan dengan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada

Page 158: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

134

setiap individu untuk memperoleh pengalaman belajar sebanyak-banyaknya.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan peserta didik baik secara individu

maupun beregu. Satu dari cara yang paling biasa untuk mendorong kerja regu

adalah meminta para peserta didik agar bekerja dalam suatu regu atau

kelompok supaya mencari jawaban-jawaban pada pertanyaan-pertanyaan,

sehingga dapat memecahkan suatu masalah, dengan cara melaksanakan suatu

eksperimen atau meneliti suatu topik proyek. Namun, guru harus berhati-hati

agar harapan akan kerjasama, toleransi, semangat regu dan pengertian tentang

hakekat pekerjaan hendaklah realistis mengingat keterampilan dan pengalaman

para peserta didik. Cara-cara seperti di atas dapat dikembangkan oleh guru

untuk membangun kecerdasan peserta didik dalam bidang interpersonal, juga

kecerdasan kinestetik

Melalui aktivitas permainan peranan/konferensi meja bundar, guru

memfasiliatsi peserta didik untuk diskusi sebagai kepentingan kelompok. Hal

ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengenali bahwa biasanya

terdapat suatu rentang sudut pandang mengenai sesuatu isu dan suatu rentang

cara menafsirkan informasi tentang isu itu. Pandangan-pandangan ini biasanya

ditentukan oleh pengalaman, harapan dan cita-cita, nilai pendidikan, gaya

hidup dan peranan di dalam masyarakat dari orang yang mengungkapkan

pandangan itu. Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan),

memastikan bahwa semua peserta didik diperkenankan mengemukakan

pandangan sesuai peranan yang diterimanya, bahwa setiap diskusi berlangsung

tertib dan mendorong peran serta peserta didik jika perlu dengan mengajukan

pertanyaan. Pada akhir konferensi meja bundar, peserta didik hendaklah

didorong untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu

keputusan pribadi tentang isu itu. Metode ini dapat dikembangkan untuk

menstimulasi anak agar berkembang kecerdasan interpersonalnya dengan baik.

7. Kecerdasan Intrapersonal.

Kemampuan membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan

menggunkan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan

kehidupan seseorang. Pengetahuan diri dan kemamuan untuk bertindak secara

adaptif berdasarkan pengetahuan itu. Kecerdasan ini termasuk memiliki

gambaran yang akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan keterbatasan

seseorang), kesadaran terhadap suasana hati dan batin, maksud, motivasi,

temperamen, dan keinginan, serta kemampuan untuk mendisiplinkan diri,

pemahaman diri dan harga diri. Anak belajar melalui perasaan, nilai-nilai dan

sikap.

7.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik yang dominan

cerdas interpersonal diproyeksikan guru dalam mendesain strategi

mengajarnya. Indikator strategi pengajaran guru khusus kecerdasan

Page 159: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

135

interpersonal di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah sebagai

berikut:

a) Strategi mengajar games siapa saya

b) Strategi mengajar question student have

c) Strategi mengajar mengenal tokoh,

d) Strategi mengajar kontrak nilai

e) Strategi mengajar manipulasi identitas.

7.2. Konteks Program Pendukung,

Selama peserta didik berada di lingkungan Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri, peserta didik diebrikan kebebasan bermain baik secara

sendiri-sendiri maupun kelompok. Dalam aktivtas mengajar, guru

memfasilitasi cara siswa belajar secara personal. Guru juga bisa mengajak

peserta didik melakukan reflective thinking/critical thinking, secara pribadi

atau berkelompok dihadapkan pada suatu artikel, peristiwa, kasus, gambar,

foto, dan lain sebagainya. Peserta didik diajak untuk membuat catatan refleksi

atau tanggapan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan bisa dipilih sendiri oleh

peserta didik. Peserta didik satu kelas diajak untuk membangun komunitas atau

masyarakat mini (community building) dengan aturan, tugas, hak, dan

kewajiban yang mereka atur sendiri secara demokratis. Peserta didik diberi

tugas yang konkret dan diminta membuat laporan pertanggungjawaban secara

jujur (responsibility building). Cara ini dapat mengembangkan kecerdasan

kinestetik, kecerdasan interpersonal dan kecerdaasan intrapersonal.

8. Kecerdasan Naturalis.

Jenis kecerdasan yang erat hubungannya dengan lingkungan, flora dan

fauna, yang tidak hanya menyenangi alam untuk dinikmati keindahannya akan

tetapi, sekaligus juga punya kepedulian untuk kelestarian alam tersebut. Hal ini

juga mencakup kepekaan terhadap fenomena alam lainnya (misalna, formasi-

formasi awan, gunung, bukit, lembah dan ngarai) dan, dalam kasus yang

tumbuh di lingkungan.

8.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik yang dominan

cerdas alam (naturalis) diproyeksikan guru dalam mendesain strategi

mengajarnya. Indikator strategi pengajaran guru khusus kecerdasan naturalis di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah sebagai berikut:

a) Strategi mengajar tebak suara hewan

b) Strategi mengajar identifikasi tumbuhan

c) Strategi mengajar matematika daun

d) Strategi mengajar karyawisata.

8.2. Konteks Program Pendukung,

Siswa diberi kesempatan memelihara tanaman, menyiram tanaman

sekolah dengan cara piket, memberikan kegiatan pembiasaan membuang

Page 160: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

136

sampah pada tempatnya dan bersama membuat biopori dilingkungan sekolah

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri.

9. Eksistensialis.

Kesiapan manusia menghadapi kematian Dengan karakteristik

kesadaran akan Tuhan, dengan memiliki ciri-ciri: cenderung bersikap

mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti

kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian dan realitas yang

dihadapinya, dan untuk apa manusia hidup di dunia ini. Anak belajar sesuatu

dengan melihat gambaran besar berupa perilaku terbaik atau akhlak orang-

orang terdekat dan lingkungan sekitrnya. Sejak balita hingga beranjak dewasa,

anak merekam, memperkaya pengetahuan dan keterampilan hidupnya. Anak

persis seperti menonton televisi. Dengan demikian, anak yang berperilaku baik

sangat mungkin jika anak berasal dari kelaurga dan lingkungan yang baik.

Anak yang berperangai aksar, sangat mungkin berasal dari keluarga dan

lingkungan yang kasar. Lingkungan menajdi katalis bagi anak agar beperilaku

baik dan penghambat bagi anak berperangai kasar. Lingkungan positif

mempercepat anak menemukan simpul-simpul eksistensinya terhadap makna

kehidupan. Kesadaran berketuhanan adalah prinsip pencarian eksistensi

seseorang dalam hidup.

9.1. Konteks Program Utama.

Hasil multiple intelligences research (MIR) peserta didik yang dominan

cerdas eksistensialis diproyeksikan guru dalam mendesain strategi

mengajarnya. Indikator strategi pengajaran guru khusus kecerdasan naturalis di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri adalah sebagai berikut:

a) Strategi mengajar tadabbur alam

b) Strategi mengajar muhassabah

9.2. Konteks Program Pendukung,

Peserta didik mendapatkan taushiah secara rutin, pembelajaran

Alquran, peserta didik menghafal Alquran, peserta didik dibina akhlaknya

sehingga sholat menjadi pembiasaan dan dilaksanakan dengan penuh

kesadaran, peserta didik ditargetkan mengahafal 2 juz Alqurandan peserta didik

dilatih membaca Al’Qur’an dengan tartil dan memaknai artinya serta

mentadabburi arti Alquran.

Page 161: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

137

Konteks penerapan multiple intelligences di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Insan Mandiri Jakarta, khususnya dalam pembelajaran dimodifikasi

dan dikembangkan sesuai prinsip teori multiple intelligences. Kewenangan

yang luas untuk dikembangkan, yang berarti ada banyak cara untuk

menerapkan teori multiple intelligences dari berbagai setting, asal dengan

menyentuh prinsip teori multiple intelligences. Sistem pelaksanaan proses

pengajaran multiple intelligences di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Mandiri Jakarta melibatkan orangtua, agar orangtua bersama Sekolah Dasar

Islam Terpadu Insan Mandiri mulai memusatkan perhatian mereka kepada

kemampuan bawaan masing-masing peserta didik.

Fasilitas pembelajaran dengan multiple intelligences, adalah fasilitas

yang dapat menunjang aktifitas dalam pembelajaran multiple intelligences yang

dibagi menjadi dua, yaitu ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat

sementara. Berikut adalah fasilitas yang bersifat tetap atau permanen.

4.1 Tabel Fasilitas Penunjang Pembelajaran Sesuai Kecerdasan Jamak

No Kecenderungan

Kecerdasan

Fasilitas Penunjang Strategi Mengajar

Multiple Intelligences

1. Linguistik

Pojok buku atau perpustakaan (dengan desain

yang nyaman); Laboratorium bahasa (audio files,

earphone, talking books); Writing center atau

fasilitas untuk menulis (typewriters, word

processing, software, paper).

2. Logis-Matematis

Laboratorium matematika (calculators,

manipulatives); Science center (chemistry set,

microphone, measurement materials).

3. Spasial visual

Art area (paints, collage materials, draw and

paint software) Visual media center (video,

animations, software, videocams); Visual-

thinking area (maps, graphs, visual puzzles,

picture library, three-dimensional buliding

materials).

4. Kinestetik

Membuka ruang atau arena untuk bergerak

(mini-trampolin, juggling equipment); Hands-on

center (clay, carpentry, blocks); Tactile-learning

area (relief maps, samples of different textures,

sand-paper letters); Drama center (stage for

perpform. Puppet theater).

5. Musikal

Music lab (audio files of sound effects, earphones,

music library); Music performance center

(percussion instruments, audio recorder,

Page 162: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

138

methronome); Listening lab (stethoscope, walkie

talkies, small bottles containing differents mystery

sounds when shaken).

6. Interpersonal

Round table for group discussions; Desks paired

together for peer teaching; Social area (board

games, comfortable furniture for informal social

gatherings).

7. Intrapersonal

Study carrels for ondividual work; Loft (with

nooks and crannies for privacy); Computer hutch

(for self-paced study).

8. Naturalis

Plant center with gardening tools and supplies;

Animal center with a gerbil or rabbit cage, a

terrarium, or an ant farm; Aquatic center with an

aquarium and tools for measuring and observing

marine life.

Berdasarkan kerangka teori dan data-data yang telah terkumpul dari

dua tabel di atas, penulis akan menganalisa bagaimana implementasi teori

multiple intelligences dalam strategi pembelajaran yang diterapkan di SDIT

Insan Mandiri Jakarta. Namun sebelum penulis menganalisa penerapan teori

multiple intelligences dalam strategi mengajar guru, penulis terlebih dahulu

mendalami sampai sejauh mana pemahaman guru terhadap strategi mengajar

berbasis multiple intelligences ini.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap kepala

sekolah dan wakil-wakilnya serta beberapa oranng guru, penulis mendapatkan

data sebagai berikut:

1) Rohmat, M.Pd, kepala SDIT Insan Mandiri Jakarta:

“Meskipun saya baru bergabung di sekolah ini setelah sekolah ini

berdiri pada tahun 2010, yaitu satu tahun setelah sekolah ini menerapkan teori

multiple intelligences secara sistemik dalam input, proses, dan output-nya,

namun kebijakan manajemen sekolah dalam hal ini direktur pendidikan dan

kepala riset pengembangan di sekolah yang selalu memberikan pelatihan

secara intensif kepada guru-guru yang baru bergabung, membuat saya sedikit

banyak sudah memahami mengenai implikasi teori ini dalam strategi

pembelajara di kelas. Intinya guru dalam mengajar harus memperhatikan

keragaman yang dimiliki siswa, sehingga dengan demikian siswa merasa

senang dalam belajar dan pelajaran lebih mudah diterima atau dipahami.”

2) Erliani Prihati, S.Si, wakil kepala sekolah bidang kurikulum:

“Selain menjabat sebagai wakakur (wakil kurikulum), saya juga

mengampu mata pelajaran matematika kelas empat, lima, dan enam dari sejak

sekolah ini berdiri pada tahun 2003. Dulu saya adalah guru yang kaku dalam

mengajar, dan sebagaimana paradigma umum, guru matematika adalah guru

Page 163: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

139

‘killer’, begitu pula dengan saya. Namun ketika pada tahun 2009 sekolah

mengadakan in house training mengenai teori multiple intelligences serta

aplikasinya dalam pengajaran, maka saya mulai mengubah gaya mengajar

saya. Berdasarkan teori multiple intelligences setiap anak memiliki kecerdasan

ganda atau majemuk, maka saya mulai merancang multi metode mengajar.

Dengan multi metode ini, bukan hanya anak dengan dominasi kecerdasan

matematika logis saja yang senang dengan pelajaran saya, namun anak dengan

dominasi kecerdasan kinestetis pun mulai tertarik dengan pelajaran yang saya

berikan. Biasanya untuk anak dengan dominasi kecerdasan kinestetis ini, saya

melakukan pembelajaran dengan menggunakan gerakan jari-jari untuk

menjelaskan konsep suatu matematika atau media yang lainnya…”

3) Tuti Alawiyah, S.Pd, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan:

“Saya bergabung dengan sekolah ini sejak tahun 2004. Sebelumnya

saya mengajar di Taman Kanak-Kanak selama lima tahun. Ketika awal-awal

sekolah ini menerapkan teori multiple intelligences mulai dari input

penerimaan murid baru, proses pembelajaran, dan out putnya, saya tidak begitu

mengalami kesulitan, apalagi saya biasanya selalu megang (menjadi guru/wali

kelas-pen) kelas satu. Metode-metode pengajaran yang disarankan dalam teori

ini sudah sering saya praktekkan walau sebelumnya saya belum tahu bahwa

metode tersebut merupakan metode yang disarankan para pakar multiple

intelligences…”

4) Murniati, S.Pd.I, guru:

“Saya bergabung di sekolah ini sejak tahun 2005. Yang saya sukai dari

teori multiple intelligences adalah mengajar menjadi lebih menyenangkan,

karena kita diajak untuk berpikir out of box. Apalagi di sekolah ini guru

dibebaskan untuk berkreasi dalam menciptakan strategi-strategi pembelajaran.

Selain itu RPP yang digunakan dalam sekolah yang menerapkan teori ini

bersifat fleksibel, tidak baku, walaupun tetap mengacu pada RPP yang dibuat

sesuai petunjuk pemerintah.Salah satu penerapan yang pernah saya lakukan

dalam mengajar adalah ketika saya membawa anak-anak untuk mengunjungi

rumah orang-orang yang tidak mampu di sekitar sekolah sambil memberikan

sedikit bantuan sembako atau pelajaran mengenal bagian-bagian rumah

dengan cara mengunjungi rumah orang tua murid yang dekat dengan

sekolah.Di situlah terlihat bagaima anak-anak dengan kecerdasan kinestetis,

interpersonal, dan linguistik sangat antusias.Karena kebanyakan anak-anak

kelasku dominasi kecerdasannya tiga hal itu.”

Dari pendapat kepala sekolah dan beberapa guru di atas, terlihat bahwa

mereka sangat menguasi teori multiple intelligences dan implikasinya dalam

pengajaran di kelas.

Berikut adalah penerapan teori multiple intelligences dalam strategi

mengajar guru di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Implementasi Teori Multiple

Intelligences dalam strategi mengajar di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan

Page 164: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

140

Mandiri Jakarta secara umum terlihat dari penerapan strategi pembelajaran

yang bersifat aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Rata-rata guru

di sekolah ini benar-benar kreatif dalam mengkombinasikan strategi mengajar

dengan kegiatan-kegiatan yang menarik minat peserta didik. Dari hasil

observasi yang penulis lakukan terhadap sampel beberapa guru dalam

melakukan pembelajaran di kelas, penulis mendapatkan data-data sebagai

berikut:

1. Strategi mengajar dengan pendekata kecerdasan linguistik dan logis

matematis

Kelas : Dua Utsman bin Affan

Nama Guru : Sri Lestari, S.Pd.I

Mata Pelajaran/Pokok Bahasan : IPS/Dokumen Diri dan Keluarga

1.1. Kegiatan Awal:

Guru membuka pelajaran dengan salam dan wajah yang penuh senyum.

Beberapa kegiatan pembuka yang dilakukan guru antara lain adalah mengajak

siswa melakukan permainan (ice breaking) seperti bermain tepuk tangan, dan

kuis-kuis sederhana yang terintegrasi dengan materi yang akan diajarkan.

Seperti, foto siapakah ini…? sambil guru memperlihatkan foto masa kecilnya.

Kemudian guru mulai masuk ke materi yang akan diajarkan dengan melakukan

apersepsi yang dilakukan dengan dengan memperlihatkan foto-foto keluarga,

hasil USG bayi, dan sebagainya. Sebelumnya anak-anak sudah diminta untuk

membawa foto keluarga dan foto masa kecilnnya serta beberapa dokumen lain

seperti KTP, KK, SIM, dan lain-lain.

1.2. Kegiatan Inti:

Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok melalui

permainan mencari teman. Setelah terbentuk beberapa kelompok, kemudian

siswa dalam kelompoknya secara satu per satu bercerita mengenai foto

keluarga atau foto diri yang dibawanya. Setelah dalam kelompok, kemudian

anak-anak perwakilan kelompok diminta maju ke depan kelas unutk bercerita

kembali cerita yang ia sampaikan di kelompoknya. Hal ini dilakukan juga

untuk mengakomodir siswa dengan kecerdasan kinestetis dan interpersonal,

serta yang utama dalam pelajaran ini adalah kecerdasan linguistik siswa yaitu

dengan bercerita. Anak yang menonjol kecerdasan kecerdasan linguistiknya

terlihat senang diberi kesempatan bercerita, ceritanya pun runut dan jelas

walau ada beberapa kata kunci yang diarahkan guru.

1.3. Kegiatan Penutup:

Kegiatan penutup pada mata pelajaran ini berupa aktivitas anak

memberikan tanggapan terhadap dokumen-dokumen foto yang dibawa oleh

guru. Guru meminta anak mengamati dan mengidentifikasi salah dokumen

selain foto yang dibawanya, yaitu KTP, KK, SIM, dan lain-lain. Guru

memancing siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan, yaitu kegunaan

dokumen, identitas (keterangan) apa saja yang ada dalam dokumen tersebut,

Page 165: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

141

dan lain-lain. Hal ini akan membuat anak berpikir kritis melalui penjabaran-

penjabaran dari dokumen yang ditunjukkan oleh guru walaupun dengan bahasa

yang sederhana sesuai dengan kematangan berfikir anak usia kelas dua. Anak

yang memiliki kecerdasan logis matematis yang dominan atau menonjol akan

aktif menjawab pertanyaan dari guru dan akan bertanya juga mengenai

peristiwa atau hal lain-lain di luar pertanyaan yang diajukan guru, misal;

“Mengapa kita belum punya ktp?” dan sebagainya. Bahkan ketika guru

menerangkan bahwa yang wajib memiliki KTP adalah bagi yang sudah berusia

17 tahun, ada salah satu siswa yang bertanya, “Mengapa harus berusia 17

tahun?”

2. Strategi mengajar dengan pendekata kecerdasan spasila visual dan

kinestetis, logis matematis, linguistik, dan intrapersonal.

Kelas : Lima Aisyah

Nama Guru : Agung Nugroho, S.Pd

Mata Pelajaran/Pokok Bahasan : IPA/Alat Pernafasan Pada Manusia

2.1. Kegiatan Awal:

Guru membuka pelajaran sekaligus melakukan kegiatan apersepsi

dengan kegiatan yang memancing keingintahuan siswa, yaitu dengan

menggunakan masker penutup hidung. Setelah membuka maskernya guru

bertanya tentang bagaimana rasanya jika hidung kita ditutup? Kemudian

menyuruh siswa untuk menutup hidung dengan jari dengan durasi

semampunya. Kemudian siswa diajak membandingkan bagaimana rasanya

bernafas dengan hidung ditutup dan setelah hidung dibuka. Beberapa

pertanyaan interaktif pun kemudian terjadi antara siswa dan guru. Pertanyaan

yang berkembang kemudian menjadi cara untuk mengasah kecerdasan

eksistensial spiritual siswa agar mensyukuri ciptaan Tuhan, dan kecerdasan

interpersonal berupa kepedulian terhadap orang-orang yang sakit pernapasan.

2.2. Kegiatan Inti:

Pada bagian ini guru mengajak siswa untuk mempraktekkan proses

pernafasan dada dengan meminta siswa untuk menghirup oksigen dan

mengeluarkannya berulang-ulang. Guru menanyakan apa yang dirasakan

siswa ketika oksigen masuk dan bagaimana rongga dada? Kemudian guru

menyuruh siswa untuk mempraktekkan pernafasan perut, dan kembali

mengajukan pertanyaan apa yang yang dirasakan atau apa yang terjadi dengan

perut ketika oksigen masuk? Hal ini secara tidak langsung sudah

mengakomodir kecerdasan kinistetis dan juga logis matematis siswa. Siswa

dengan kecerdasan kinestetis dominan sangat antusias dalam praktek

pernafasan ini. Kemudian guru bersama-sama siswa membuat gambar skema

pernafasan dada dan pernafasan perut. Hal ini untuk mengakomodir siswa

dengan kecerdasan spasial visual yang dominan. Guru menyuruh beberapa

siswa dengan kecerdasan linguistik yang dominan untuk mempresentasikan

Page 166: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

142

bagan atau skema pernafasan yang dibuatnya. Dari kegiatan ini terlihat siswa

dengan kecerdasan spasial yang dominan dapat membuat skema dengan baik

namun ketika disuruh mempresentasikan mengalami sedikit kesulitan.

Sebaliknya siswa dengan kecerdasan linguistik dominan kurang bagus dalam

membuat skema namun bagus dalam presentasi.

2.3. Kegiatan Penutup:

Kegiatan ditutup dengan melakukan refleksi diri, yaitu merenungi

kenikmatan yang diberikan Tuhan dalam tubuh kita, kemudian siswa dengan

kecerdasan intrapersonal diminta untuk mengungkapkan hasil refleksinya.

3. Strategi mengajar dengan pendekatan kecerdasan naturalis dan musik

Kelas : Satu Abu Bakar

Nama Guru : Farhatun, S.Pd

Mata Pelajaran/Pokok Bahasan : IPA/Mengenal Jenis-jenis sayuran

3.1. Kegiatan Awal:

Guru membuka pelajaran sekaligus melakukan kegiatan apersepsi

dengan kegiatan yang memancing keingintahuan siswa, yaitu dengan

membawa beberapa jenis tumbuhan yang dekat dengan lingkungan siswa.

Siswa diminta menebak tumbuhan apakah ini. Siswa yang bisa menebak

diberikan bintang prestasi. Kemudian guru mengelompokkan siswa

berdasarkan jenis sayuran yang disukai.

3.2. Kegiatan Inti:

Pada bagian ini guru mengambil beberapa jenis tumbuhan sayuran

yang sering dilihat siswa seperti wortel, bayam, dan lain-lain, kemudian

memberikan kepada kelompok yang namanya sesuai dengan nama

sayurannya. Siswa dalam kelompoknya mengidentifikasi nama sayuran,

warnanya, dan rasanya. Kegiatan ini memantik siswa kecerdasan naturalis

siswa dan juga kecerdasan interpersonal serta linguistiknya. Setelah semua

kelompok selesai, guru meminta siswa yang bersedia untuk maju ke depan

mempresentasikan temuannya atau hasil diskusi di kelompoknya. Selanjutnya

guru mengajak siswa menciptakan satu lagu parodi yang berisi manfaat

sayuran bagi kesehatan. Nada lagu diambil dari lagu yang akrab dan populer

di kalangan anak. Anak dengan kecerdasan music yang dominan terlihat

antusias dan menguasai kelas. Hingga akhirnya terciptalah satu lagu berjudul

“Aku Anak Sehat”.

3.3. Kegiatan Penutup:

Kegiatan ditutup dengan evaluasi yaitu melengkapi huruf yang berisi

nama-nama sayuran. Misalnya: “B a ..a m”

Page 167: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

143

Dari hasil pengamatan, penulis melihat beberapa keuntungan yang

dapat diperoleh bila menerapkan multiple intelligences di dalam proses

pembelajaran kita dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam

melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan

seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu

pertunjukan dapat menjadi pintu masuk yang utama ke dalam proses belajar.

Bahkan peserta didik yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar

menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas

ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.

Dengan menggunakan multiple intelligences, guru menyediakan

kesempatan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat,

dan talentanya. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat

di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap

aktivitas peserta didik di dalam proses belajar akan melibatkan anggota

masyarakat. Peserta didik akan mampu menunjukkan dan berbagi tentang

kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan

memberikan suatu motivasi untuk menjadikan peserta didik sebagai seorang

yang spesialis. Pada saat guru mengajar untuk memahami, peserta didik akan

mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan

untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan pejelasan sebelumnya, penulis melihat bahwa multiple

intelligences perlu diaplikasikan dalam setiap langkah-langkah manajemen

pembelajaran. Langkah-langkah manajemen pembelajaran, meliputi tiga

konteks besar, di antaranya, sekolah yang terdiri dari yayasan, kepala sekolah,

para guru dan staf karyawan, siswa sebagai peserta didik dan orang tua peserta

didik. Ketiga konteks besar ini harus saling bersinergi dan sejalan dalam

sebuah proses pendidikan.

C. Penilaian Berbasis Proses (Authentic Assessment)

Guru-guru pada semua jenjang pendidikan sekolah mengenal dan

menggunakan sistem penilaian di kelas. Sistem penilaian dihasilkan dari

penilaian yang disesuaikan dalan kegiatan proses belajar siswa. Penilaian

(assessment) digunakan guru untuk memperkaya kualitas pengajaran dan

untuk mengetahui katerapaian proses serta hasil pembelajaran siswa.

Penilaian terhadap variasi-variasi dalam pembelajaran multiple

intelligences dilakukan dengan cara penilaian pengalaman (Varieties of

Assessment Experience) yang dilakukan dengan teknik penilaian berbasis

proses atau authentic assessment. Penilaian berbasis proses atau authentic

assessment adalah suatu alat instrumen yang digunakan untuk pengukuran atau

menilai (penilaian) dari suatu metode yang digunakan. Multiple intelligences

system mementingkan penilaian proses sebagai fundamental dalam penilaian

sebagai output proses hasil belajar dari sebuah proses pembelajaran.

Page 168: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

144

Dalam proses penilaian belajar peserta didik yang terus bertumbuh dan

berkembang, hasil penilaian tidak mutlak dan tidak abadi karena peserta didik

terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Fokus

utama penilaian dalam pendidikan adalah mengenai sikap dan perilaku siswa,

menyusul penilaian akademik dan penilaian keterampilan. Prosesnya aktivitas

ketiga area ini sangat mungkin dilakukan secara autentik yaitu hasil penilaian

dengan menekankan proses pembelajaran serta hasil belajar. Umumnya jika

guru mengalami kesulitan ketika harus menilai aspek sikap dan

menuangkannya dalam laporan hasil belajar. Berbeda saat menilai aspek

pengetahuan yang dianggap sangat mudah oleh guru.

4.1 Diagram Penilaian Berbasis Proses

4.2 Tabel Aspek Penilaian Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

No. Aspek Sumber Penilaian

1. Menilai Sikap

1. Diperoleh dari aktivitas proses belajar siswa.

2. Cara menilai dengan menggunakan rubrik

penilaian.

2. Menilai

Keterampilan

1. Diperoleh dari aktivitas proses, namun dapat

juga diperoleh dari hasil akhir (dalam bentuk

karya).

2. Cara menilai dengan menggunakan rubrik.

3. Menilai

Pengetahuan

1. Diperoleh dari hasil akhir, namun dapat juga

diperoleh dari proses.

2. Cara penilaian menggunakan skoring atau dapat

juga menggunakan rubrik penilaian.

PROSES FOLIO

Penilaian Berbasis Proses

AKTIVITAS BELAJAR

Proses Belajar

PORTO FOLIO

Alat untuk merangkum/merecord penilaian pada proses

pembelajaran

PSIKOMOTORIK AFEKTIF KOGNITIF

Page 169: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

145

Berikut adalah penilaian berbasis proses yang diterapkan dalam proses

pembelajaran berbasis teori multiple intelligences yang penulis dapatkan dari

hasil observasi lapangan.

Kelas : Dua Utsman bin Affan

Nama Guru : Sri Lestari, S.Pd.I, M.Si

Mata Pelajaran/Pokok Bahasan : IPS/Dokumen Diri dan Keluarga

Indikator : Siswa dapat menemutunjukkan 3

jenis dokumen diri dan keluarga

Nama Siswa: X

Aspek Sumber Penilaian

Menilai Sikap

Selama proses belajar berlangsung, X mengikuti semua

kegiatan dengan sungguh-sungguh.

Nilai:100

Menilai

Keterampilan

X dapat menceritakan jenis satu jenis dokumen

Meliputi nama dan fungsi dokumen dengan bahasanya

sendiri)

Nilai: 100

Menilai

Pengetahuan

X dapat menemutunjukkan 2 dari 3 jenis dokumen diri dan

keluarga dengan benar.

Nilai: 2/3X100=67

Total Nilai

(100+100+67):3= 89

Kelas : Lima Aisyah

Nama Guru : Agung Nugroho, S.Pd

Mata Pelajaran/Pokok Bahasan : IPA/Alat Pernafasan Pada Manusia

Indikator : Menjelaskan proses pernapasan perut

dan dada

Nama Siswa: X

Aspek Sumber Penilaian

Menilai Sikap

Selama proses belajar berlangsung, X mengikuti semua

kegiatan dengan antusis dan sungguh-sungguh.

Nilai: 100

Page 170: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

146

Menilai

Keterampilan

X dapat mempraktekkan pernapasan perut dan dada dengan

benar.

Nilai: 100

Menilai

Pengetahuan

X dapat menjelaskan proses dan manfaat pernapasan perut

dan dada dengan benar.

Nilai:100

Total Nilai (100+100+100):3=100

Kelas : Satu Abu Bakar

Nama Guru : Farhatun, S.Pd

Mata Pelajaran/Pokok Bahasan : IPA/Mengenal Jenis-jenis sayuran

Indikator : Menyebutkan jenis dan manfaat 2

jenis sayuran

Nama Siswa: X

Aspek Sumber Penilaian

Menilai Sikap

Selama proses belajar berlangsung, X terlihat kurang atusias

dan beberapa kali mengganggu teman

Nilai: 75

Menilai

Keterampilan

X berhasil membuat satu lagu parodi tentang sayuran

Nilai: 100

Menilai

Pengetahuan

X dapat menyebutkan dua nama dan manfaat sayuran

dengan benar

Nilai:100

Total Nilai (75+100+100):3=92

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan terkait dengan penilaian

berbasis proses yang digunakan dalam aplikasi teori multiple intelligences

dalam strategi pembelajaran ini, ada beberapa catatan yang dapat penulis

berikan, yaitu: 1) Penilaian dilakukakan dapat sekaligus dalam tiga ranah jika

kondisi memungkinkan, dan dapat juga secara bertahap yang dilakukan pada

pertemuan selanjutnya. 2) Guru dituntut untuk jeli dalam mengamati siswanya

selama proses belajar berlangsung agar didapatkan nilai yang valid (objektif).

3) Dengan penilaian proses ini memungkin bagi semua anak untuk

mendapatkan nilai akhir yang bagus karena nilai terdiri dari tiga komponen

yang dimiliki semua anak walau tingkatannya berbeda-beda. Inilah salah satu

alasan mengapa dalam sekolah yang menggunakan teori multiple intelligences

dalam aplikasi manajemen pembelajarannya tidak ada yang tidak naik kelas.

Page 171: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

147

D. Peran Guru dalam Aplikasi Teori Multiple Intelligences.

Implikasi dari aplikasi teori multiple intelligences dalam pendidikan

dan pengajaran bagi guru-guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri

Jakarta menuntut pemahaman yang utuh dari setiap guru akan paradigma ini

dan juga kreativitas setiap guru dalam merancang strategi pembelajaran yang

memandang bahw setiap anak itu unik dan memiliki varian gaya belajar yang

berbeda. Berbagai macam variasi dalam belajar yang dimiliki peserta didik di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, berimplikasi juga terhadap dalam

sistem penilaian dan evaluasi.

Dasar implikasi menggunakan konsep multiple intelligences dalam

kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, adalah sebagai

berikut yaitu:

1) Multiple intelligences berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam

melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.

2) Multiple intelligences menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui peserta

didik untuk menjadi standart kompetensi.

3) Multiple intelligences merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang

menjelaskan hal-hal yang dilakukan peserta didik setelah melalui proses

pembelajaran.

4) Kehandalan kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus

didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai

melalui kinerja yang dapat diukur.

5) Penyusunan standar kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya

didasarkan pada kecerdasan jamak yang ditetapkan secara proporsional,

tidak hanya aspek kognitif atau spiritual saja tetapi secara seimbang dan

tepat sasaran.

6) Multiple intelligences adalah suatu konsep kecerdasan yang ada sejak

manusia dilahirkan. Konsep ini merupakan hasil kajian neurobiologis

(neuroscience) dari peta otak yang mengandalkan jalinan saraf. Pada setiap

lobus-lobus otak (lobe of brain), bertanggungajawab terhadap jenis

kecerdasan dan saling independen, bekerjasama satusama lain secara

biokimia. Implikasi dalam dunia pendidikan bagi guru, digunakan dalam

pembelajaran bagi peserta didik. Guru mengajar dengan terlebih dahulu

memahami gaya belajar kecenderungan jenis kecerdasan jamak peserta

didik dan dominan modalitas belajar. Dalam konteks pembelajaran, guru

yang mengajar jika sama dengan gaya belajar peserta didik, pelajaran

menjadi mudah, peserta didik aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.

Teori multiple intelligences memberikan kesempatan bagi guru–guru

di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, untuk mengembangkan

strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru di dunia pendidikan. Tidak ada

satu strategi pun yang akan bekerja secara penuh untuk memacu kecerdasan

Page 172: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

148

ganda setiap peserta didik. Strategi pembelajaran multiple intelligences adalah

suatu upaya mencapai kompetensi tertentu dalam pembelajaran dengan cara

mengoptimalkan delapan kecerdasan yang dimiliki masing-masing peserta

didik. Strategi pembelajaran multiple intelligences adalah suatu cara

mengakses informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang ada pada masing-

masing peserta didik, namun untuk mengeluarkannya kembali seluruh

kecerdasan bersinergi dalam satu kesatuan yang unik sesuai dengan kebutuhan.

Sehingga peserta didik mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran

dengan cara yang menakjubkan.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta dalam kegiatan

pembelajaran strategi mengajar multiple intelligences dilakukan dalam tiga

bentuk utama yakni; 1) orientasi kurikulum, 2) metodologi pengembangan

pembelajaran, dan, 3) evaluasi hasil pembelajaran.

Pengembangan metodologi pembelajaran guru yang dilaksanakan

Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta disesuaikan dengan

kecenderungan kecerdasan peserta didik. Sehingga beragam metode atau

strategi pengajaran guru saling bersinergi dengan jenis kecerdasan lainnya.

Secara internal dalam lingkup sekolah, penerapan multiple intelligences

dimulai dari paradigma kecerdasan, bahwa setiap anak cerdas dengan

kecerdasan jamak, kemudian input peserta didik yang secara paradigma

berpikir dianggap cerdas. Dalam prosesnya, input-input ini mengalami proses-

proses pembelajaran sesuai kecerdasan utama peserta didik yang kemudian

dipotret dalam bentuk penilaian berbasis proses sebagai output hasil

pembelajaran. Hasil-hasil pembelajaran yang terus berlangsung pada peserta

didik terwujud dalam konteks outcome, artinya, peserta didik akan mengalami

capaian kompetensi maksimalnya selama dalam kehidupan pendidikannya

memaksimalkan kecerdasan utamanya (dominan multiple intelligences).

Sejalan itu pula, orangtua peserta didik membantu, mendampingi,

menstimulasi dalam banyak aktivitas-aktivitas harian yang direkomendasi

sesuai multiple intelligences anak.

Implikasi multiple intelligences pada sistem manajemen pembelajaran

yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri Jakarta

memberikan konsekwensi positif pada guru-guru dalam proses pelaksanaan

mengajar. Konsekwensi ini dikarenakan strategi mengajar multiple

intelligences menekankan pada pembelajaran peserta didik aktif. Strategi

pembelajaran multiple intelligences menjadikan peserta didik sebagai sang

juara pada bidang-bidang tertentu sesuai dengan kecerdasan yang menonjol

pada dirinya, karena pada dasarnya dalam diri setiap peserta didik selalu ada

satu atau lebih kecerdasan yang menonjol yang dimilikinya. Strategi

pembelajaran multiple intelligences mendorong para guru melakukan inovasi

dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif

mencari terobosan untuk mengoptimalkan semua jenis kecerdasan yang ada.

Page 173: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

149

Sebagai strategi pembelajaran, asalkan memiliki prosedural aktivitas yang

tertuang dalam lesson plan. Strategi multiple intelligences adalah seperti

sebuah konteks yang luas. Apapun nama strateginya, saya berusaha

menamakan sebagai strategi multiple intelligences, sebagai contoh, strategi

sosio drama (role play) dikelompokkan kedalam keluarga besar strategi

multiple intelligences. Demikian juga tebak kata, konser, simulasi dan lain-

lain. Sebagai contoh, pada kecerdasan musik (musical intelligences) guru dapat

memunculkan dengan hanya memperkenalkan musik menjadi pelajaran, atau

dengan menargetkan kecerdasan naturalis (naturalis intelligences)

menyederhanakan pelajaran yang berhubungan dengan flora dan fauna

kedalam prosedur aktivitas pembelajaran.

Dasar dari penerapan teori multiple intelligences dalam pembelajaran

dan pengajaran yang urgen dimiliki guru adalah daya kreatifitas dan paradigma

kecerdasan yang lebih humanis. Dibutuhkan peran guru lebih dari sekedar

mentransfer ilmu dan pengetahuan saja. Dalam Aplikasi Teori Multiple

Intelligence, peran guru menjadi sangat vital, sentral dan kuat pengaruhnya

terhadap proses pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran yang berbasis

multiple intelligences. Guru terlebih awal harus menerima dengan keyakinan

kuat dan logis bahwa inti teori multiple ntelligences adalah semua siswa

memiliki kecerdasan beragam atau keanekaragaman kecerdasan, dan tidak ada

siswa yang bodoh. Pondasi pemikiran tersebut diatas menjadi pondasi awal

yang baik agar guru mampu mengaplikasikan teori multiple intelligences

dalam sistem pengajaran dan pembelajaran.

Bagaimana peran guru dalam aplikasi teori multiple intelligences

adalah sebagai berikut:

Pertama. Guru harus menerima keyakinan secara kuat serta logis

bahwa dasar teori multiple intelligences dalam sistem pengajaran dan

pembelajaran adalah, tidak ada siswa yang bodoh. Setip anak atau siswa

memiliki satu atau lebih keanekaragaman kecerdasan. Bahwa tidak ada anak

yang bodoh tetapi yang ada adalah anak dengan hambatan belajar atau learning

disability. Hambatan belajar atau learning disability menunjukkan suatu tirai

(barier) yang dialami anak atau siswa. Tirai atau barier yang dialami

siswa/anak dapat bersifat psikologis akibat dari pola asuh selama masa tumbuh

kembang sejak dari usia 0 tahun sampai usia sekolah dan bersifat non

psikologis seperti pola hubungan harmonisasi saat terjadi interaksi belajar

mengajar.

Kedua. Guru yang bertindak sebagai “penjelajah kemampuan” atau

discovering ability terhadap anak didiknya. Penjelajahan kemampuan yang

dilakukan guru pada anak didiknya membawa guru pada perilaku eksploratif

dan elaboratif terhadap profesi sebagai pendidik. Ini dapat menjadi penegasan,

bahwasanya guru bukan hanya mengajar tetapi juga mengeksplorasi

Page 174: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

150

kemungkinan-kemngkinan potensi kecerdasan yang dimiliki siswa atau anak

didiknya.

Ketiga. Guru harus mampu menjadi motivator bagi siswa-siswanya.

Motivasi-motivasi yang dilakukan guru, tidak hanya dari kemampuan

memotivasi siswa dengan sistem ceramah tetapi juga dengan menunjukkan

perilaku-perilaku positif yang mengarah pada kebutuhan akan prestasi atau

need for achievment. Kemampuan guru berinteraksi dengan baik, humanis dan

edukatif pada anak didik merupakan suatu mekanisme motivasi. Menurut

peneliti, kecenderungan anak didik ketika diberikan motivasi melalui sistem

ceramah monologis cenderung kurang direspon dengan kuat oleh anak didik.

Oleh karena itu, sifat motivator yang terbaik dilakukan guru adalah dengan

menjalin interaksi positif, humanis bernilai eduaktif sampai pada tahap anak

didik mengidolakan guru. Pada tahapan ini, telah terjadi ikatan kimiawi antara

anak didik (siswa) denga guru, sehingga apapun perkataan baik dari guru akan

mudah diterima, dihapami dan dilaksanakan oleh guru.

Keempat. Guru sebagai fasiliator. Dalam proses pengajaran dan

pembelajaran, guru memfasilitasi keanekaragaman kecerdasan peserta didik

(anak didik) melalui aktivitas-aktivitas yang berpusat pada student center yang

mana peserta didik terlibat aktif, kreatif dalam proses aktivitas-aktivitas

pembelajaran. Guru memfasilitasi kenekaragaman kecerdasan peserta didik

dalam proses pengajaran dan pembelajaran melalui multi strategi sesuai

informasi yang diperoleh dari multiple intelligences research (MIR).

Kelima. Guru sebagai stimulator dalam proses kegiatan belajar

mengajar peserta didik. Stimulasi proses pembelajaran peserta didik, menuntut

kreatifitas tingkat tinggi serta komitmen dari guru. Dalam proses pengajaran,

guru tidak memberikan sepenuhnya jawaban-jawaban dari sebuah persoalan,

tetapi guru menstimulasi dengan arahan-arahan, memfasilitasi dengan

kelancaran prosedur aktivitas serta media-media pendukung kegiatan

pengjaran dan pembelajaran. Guru mengarahkan siswa kearah pemeacahan

masalah (problem solving), melalui jenjang berpikir rendah atau low order

thingking sampai melibatkan siswa pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

(high order thingking).

Keenam. guru sebagai evaluator. Guru melakukan penilaian secara

menyeluruh (kaffah) dan manusiawi atau humanis selama proses pendidikan

dan proses pembelajaran berlangsung. Penilaian lebih menekankan pada

ipsativ, yaitu penilaian yang mengukur atau membandingkan dari prestasi-

prestasi sebelumnya dari setiap individu siswa. Metodologi atau sistem

penilaain lebih menekankan performa (performance) perilaku, keterampilan

dan performa akademik. Sistem penilian mengutamakan penilaian proses

pendidikan dan pembelajaran. Aspek yang dinilai mencakup aspek sikap yang

diperoleh dari aktivitas proses belajar siswa. Aspek penilaian keterampilan

diperoleh dari aktivitas proses dalam bentuk karya/produk, dan penialain aspek

Page 175: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

151

pengetahuan diperoleh melalui proses belajar dan hasil akhir dari proses

belajar. Ketiga aspek yang dinilai guru sebagai evaluator mengutamakan pada

sistem penialain autentik berbasis rubrik penilaian.

Ketujuh. Guru sebagai sahabat dan orangtua siswa. Guru adalah

orangtua kedua anak, setelah orangtua biologis anak dirumah. Dalam konteks

pendidikan universal, guru adalah orangtua edukatif anak disekolah. Guru

menyentuh siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran, melalui kegiatan-

kegiatan pendukung progrm pendidikan. Tidak sekedar mengajar tetapi guru

juga mendidik pembangunan mental, perilaku dan karakter. Dalam konteks

yang lebih luas dan manusiawa, siswa mengalami proses bertumbuh dan

berkembang dengan level pikiran yang berkembang sesuai usia biogis dan

pikologis. Mengakomodasi pendidikan dengan menyentuh pikiran-pikiran

positif siswa membantu siswa cakap dalam berkata dan bertindak. Kecakapan

kata dan bertindak yang dilakukan secara berulang melahirkan kebiasaan.

Kebiasaan-kebiasaan yang menjadi rutinitas melahirkan karakter. Dalam hal

tersebut, guru sangat penting menjadi sahabat dan orangtua siswa agar proses

cakap kata, cakap tindakan, cakap kebiasaan menjadi cakap karakter.

Kedelapan. Guru sebagai edukator. Guru sebagai eduaktor

menekankan sebagai pendidik yang segala kata, ucapan, tindakan, kebiasaan

perilaku dan karakter menjadi layar yang dapat dilihat dan ditiru serta dijadikan

ontoh dan rujukan. Cara guru mengajar bagi guru edukator adalah menekankan

pada sentuhan pembangunan mental dan perilaku. Mengajak, mencontohkan

dan meneladani perilaku-perilaku yang beremphasis pada perilaku ketaqwaan

pada Allah Sang Maha Pencipta dan juga pada hubungan antar manusia.

Dari uraian dan penjelasan-penjelasan diatas, analisis aplikasi multiple

intelligences dalam pembelajaran membutuhkan payung kuriulum, silabus dan

program-program pendukung (hidden curricullum) dan rencana program

pembelajaran guru sebagai teknis aplikasi teori multiple intelligences. Berikut

uraian analisis aplikasi multiple intelligences dalam pembelajaran:

Kurikulum sebagai panduan standar isi dan proses yang memuat,

mengarahkan dan mengakomodasi konteks dan konten pendidikan. Wadah

kurikulum sebagai payung pelaksana pengajarn dan pembelajaran yang

memuat unsur manusia sebagai peserta didik. Kurikulum menegaskan bahwa

target capaian pendidikan dan bagaimana pendidikan di proses disesuaikan

dengan teori multiple intelligences yang mengakomodasi semua calon peserta

didik tanpa terkecuali dan memandang semua peserta didik cerdas dengan

keanekaragaman kecerdasan.

Silabus sebagai acuan pelaksanaan proses pengajaran dan

pembelajaran yang memuat standar komptensi dan kompetensi dasar yang

diharapkan, memuat indikator-indikator hasil belajar peserta didik serta

memuat panduan sumber belajar, aloaksi muatan waktu belajar. Silabus

Page 176: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

152

menjadi kendaraan yang memandu pelaksanaan standar isi yang kemudian

dijalankan sebagai standar proses.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, menekankan

pada aplikasi pengajaran guru sesuai hasil mutiple intelligences research atau

MIR. Hasil pelaksanaan mutiple intelligences research (MIR) dituangkan

kedalam pemilihan strategi sesuai jenis-jenis kecerdasan peserta didik.

Analisis aplikasi multiple intelligences dalam pembelajaran dilakukan

dengan pendekatan multi strategi.

Pelaksanaan multiple intelligences dalam pembelajaran membutuhkan

peran guru sebagai operator pelaksanan pembelajaran berbasis multiple

intelligences. Diantara peran yang sangat dituntut dari seorang operator

pelaksanan pengajaran dan pembelajaran menggunakan teori multiple

intelligences di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mandiri, Jakarta

diantaranya: guru sebagai discovering ablitiy atau sebagai penelajah

kemampuan dan bakat peserta didik, guru sebagai fasilitator kecerdasan

beragam peserta didik, guru sebagai stimulator kecerdasan peserta didik. Guru

sebagai evaluator proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik, guru

sebagai sahabat dan orangtua peserta didik selama menjalani masa pendidikan

dan pembelajaran, dan guru sebagai edukator peserta didik.

Page 177: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

153

BAB V

PENUTUP

Sebagai bab penutup, pada bab ini akan dideskripsikan beberapa hasil

temuan dalam penelitian disertasi ini. Kemudian, disusul dengan beberapa

saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang tema yang terkait

dengan disertasi ini.

A. Kesimpulan.

Dari uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa teori multiple intelligences dapat digunakan sebagai

jembatan untuk mentransfer suatu konsep pengetahuan kepada peserta didik,

sehingga suatu konsep pengetahuan itu dapat dicerna dengan lebih mudah.

Bukti-bukti yang mendukung pernyataan di atas adalah meningkatnya

minat, bakat, kreativitas, dan prestasi belajar peserta didik.

B. Saran.

Berdasarkan pada penelitian dan kesimpulan dari penelitian disertasi

ini, direkomendasikan kepada para pembaca, akademisi, dan peneliti dalam

kajian multiple intelligences system berkaitan dengan manajemen pembelajan

sebagai berikut:

1. Sebaiknya, untuk memulai aplikasi teori multiple intelligences dalam

manajemen pembelajaran, harus diawali kesamaan paradigma dan

pandangan tentang kecerdasan manusia. Kesamaan ini memungkinkan

peserya didik dilakukan riset kecerdasan jamak melalui multiple

intelligences research.

2. Mengusulkan agar pandangan baru tentang kecerdasan dimasukkan dalam

kurikulum sekolah dasar. Mengingat definisi kerdasan dalam pandangan

teori multiple intelligences adalah sebagai kapasitas untuk memecahkan

masalah (problem solving) dan menghasilkan produk atau karya bernilai

budaya.

3. Aplikasi multiple intelligences sebaiknya diterapkan secara sistemik,

diawali dari input penerimaan peserta didik, proses pembelajaran

menekankan multi strategi dan output dengan penilaian berbasis proses.

4. Sistem pengkelasan peserta didik mengacu pada hasil multiple

intelligences research atau MIR. Pengkelasan tidak diklasifikasikan

berdasarkan anak-anak pintar dan anak anak belum pintar.

5. Sekolah adalah proses apa adanya dalam penerimaan peserta didik baru

yang mana sekolah berperan sebagai agen perubah (agent of change).

6. Pembiasaan bagi guru dalam melakukan evaluasi atau penilaian hasil

belajar dilaksanakan dengan menggunakan rubrik penilaian dalam

penilaian autentik.

Page 178: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

154

Dalam tulisan ini, masih terdapat celah-celah kesalahan dan kekeliruan.

Oleh karena itu, sumbangan dari pembaca, akademisi dan peneltliti sangat

diharapkan, baik berupa kritik atau saran yang konstruktif demi perbaikan

penelitian di masa mendatang.

Page 179: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

155

DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Buku.

Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan

Islam. Terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry. Jakarta: Bulan

Bintang, 1984.

Abu Bakar, Usman dan Surohim. Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan

Islam. Yogyakata: Safiria Insania Press, 2005.

Adi Sage, Lazuardi. Nasionalisme dan Islam. Jakarta: Citra Media, 1996.

Alatas, Syed Farid. Muslim Reform in Southeast Asia: Perspectives from

Malaysia, Indonesian and Singapore. Singapura: Majlis Ulama

Islam Singapura, 2009.

Alfajri, Ahmad. Menuju Islam Berkeadaban. Jakarta: UIN Jakarta Press,

2007.

Amen, Daniel G. Changes Your Life Changer Your Brain:

Mengoptimalkan Fungsi Otak untuk Hidup yang Lebih Baik dan

Lebih Sehat. Jakarta: Qonita, 2011.

Apple, Michael W. Ideology and Curriculm. New York: Taylor and

Francis e-Library, 2002.

Arief, Armai. Membumikan Nilai-nilai Islam dalam Masyarakat

Majemuk. Ciputat: Suara ADI dan UMJ Press, 2009.

-------. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan

Islam Klasik. Bandung: Angkasa, 2005.

Arif, Andriana Nesia. Dengan Pujian Bukan Kemarahan. Rahasia

Pendidikan dari Negeri Sakura. Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2010.

Arifin, M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara, 1987.

-------. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjuan Teori Dan Praktek

Berdasarkan Pendidikan Interdisipliner. Jakarta: Bina Aksara,

1996.

Armstrong, Thomas. Creating minds: an anatomy of creativity seen

through the lives of Freud, Einstein, Picasso, Stravinsky, Eliot,

Graham, and Gandhi. New York: Basic Books Inc, 1995.

-------. In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your Child’s

Multiple Intelligences. Revised and Update. (New York: Penguin

Putnam Inc, 2000.

-------. Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta: Indeks, 2013.

Page 180: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

156

-------. Multiple Intelligences in the Classroom 3rd Edition. USA:

Association for Supervision and Curriculum Development, 2009.

-------. Sekolah Para Juara. Bandung: Kaifa, 2002.

-------. Setiap Anak Juara: Panduan Membantu Anak Belajar Dengan

Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2005.

-------. The Best School: Mendidik Siswa Menjadi Insan Cendekia

Seutuhnya. Bandung: Kaifa, 2011.

Assegaf, Abd. Rachman. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta:

Kurnia Kalam, 2005.

Azizy, Qodry. Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial,

Mendidik Anak Sukses Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat.

Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2002.

Azra, Azyumardi, Dina Afrianty, Robert W. Hefner. “Pesantren and

Madrasah: Muslim Schools and National Ideals in Indonesia”,

dalam Robert w. Hefner dan Muhammad Qasim Zaman.

Schooling Islam the Culture and Political of Modern Muslim

Education. New Jersey: Princeton University Press, 2007.

-------. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan

Milenium III. Jakarta: UIN-Press-Kencana, 2012.

B.D., Brooks & F.G. Goble. The Case of Character Education, the Role

of School in Theaching Values and Virtue. North Ridge, CA:

Studio Production, 1997.

Bakker, Anton dan Charis Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.

Jogjakarta: Kanisius, 1998.

Banna (al-), Hasan. Majmu’atur Rasail. Terj. Kumpulan Risalah

Dakwah Hasan al Banna. Jakarta: Al I’tishom Cahaya Umat,

2012.

Barlow dan Witheringtone dalam Munif Chatib dan Alamsyah Said.

Sekolah Anak-Anak Juara Berbasis Kecerdasan Jamak dan

Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kaifa. 2010.

Barnawi dan Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Bartolome, Lilia I. “Beyond the Fog of Ideology”. dalam Ideoloies in

Education Unmasking the Trap of Teacher Neutrality. New

York: Peter Lang, 2008.

Page 181: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

157

Baum, Susan, Julie Viens dan Barbara Slatin. Multiple Intelligences in

the Elementary Classroom: A Teacher’s Toolkit. Columbia

University New York and London: Teachers College Press, 2005.

Bloom, Benyamin S., Potraits of an Educator. Second Edition. Edited

by Thomas R. Guskey. Lanham - New York – Toronto -

Polymouth, UK: Rowman and Littlefield Publisher, Inc, 2012.

BR. Hergenhahn dan Matthew H. Olson. Theories of Learning Teori

Belajar. Edisi ketujuh. Jakarta: Kencana, 2008.

Bruinessen, Martin Van. “Traditonalist and Islamist Pesantrens in

Contemporary Indonesia”. dalam Farish A. Noor, Yoginder

Sikand, dan Martin Van Bruinessen. Madrasah in Asia Political

Activism and Transnational Linkages. Amsterdam: Amsterdam

University Press, 2008.

Bryner, Karen. “Piety Projects: Islamic School for Indonesia’s Urban

Middle Class”. Ph.D Dissertation of the Graduate School of Art

Science, Columbia University, 2013.

Buchori, Mochtar. Transformasi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1995.

Campbell, Linda dan Bruce Campbell. Multiple Intelligences and

Student Achievement: Success Stories from Six Schools. USA:

Association for Supervision and Curriculum Development, 1999.

Campbell, Linda, Bruce Campbell dan Dikinson Dee. Metode Praktis

Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Terj. Depok:

Intuisi Press. 2006.

-------. Teaching and Learning through Multiple Intelligences.

Massachusetts: Allyn and Bacon, 1996.

Chatib, Munif dan Alamsyah Said. Sekolah Anak-Anak Juara: Sekolah

Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan.

Bandung: Kaifa, 2012.

Chatib, Munif. Gurunya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple

Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa, 2011.

-------. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple intelligences di

Indonesia. Bandung: Kaifa, 2009.

Conrad, Lawrence I. Education and Learning in the Early Islamic World.

Burlington: Ashgate Publishing Company, 2012.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Page 182: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

158

Degeng, I Nyoman Sudana. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable.

Jakarta: Depdikbud, 1989.

Departemen Agama. Nalar Islam Nusantara: Studi Islam Ala

Muhammadiyah, al-Irsyad, Persisi dan NU. Jakarta: Diktis,

2007.

DePorter, Bobby and Mike Hernacki. Quantum Learning.Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung, Kaifa Learning,

1999.

Djiwandono, J. Soedjati. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Dalam Tonny

D Widiastono (ed). Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2002.

Doll, C. Ronald. Curriculum Improvement, Decision Making and

Process. Boston: Allyn and Bacon, 1964.

Evkans, Cassandra, William M. Ferriter, Michelle Goodwin, Tammy

Heflebower, Tom Hierck, Cris Jakicic, Sharon V. Kreamer,

Jeffry Overlie, Ainsley B. Rose, Nicole M. Vagle, and Adam

Young, The Teacher as Assessment Leader. Edited by Thomas R.

Guskey. In Introduction by Thomas R. Guskey. (555 North

Morton street Bloomington: Library Blinding USA, 2009.

Galayaini (al-), Mustafa. ‘Izat al-Nāshi’in. Bairūt: Maktabah al-

Asyriyyah Littiba’ah Wa an-nasyr, 1913.

Gardner, Howard dalam Thomas Armstrong. Frames of Mind. The

Theory of Multiple Intelligences. New York: Tenth-Anniversary

Edition. Basic Books, Inc., Publishers. 1983.

-------. Intelligences Reframed: Multiple Intelligences for the 21st

century. New York: Basic Books, 1999.

-------. Multiple Intelligences. Terj. Jakarta: Indeks, 2009.

-------. Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk. Batam: Interaksa,

2003.

-------. Multiple Intelligences: The Theory In Practice. New York: Basic

Books, 1993.

Gredler, Bell E. Margaret. Belajar dan Membelajarkan. Terj. Jakarta:

CV. Rajawali, 1991.

Gunawan, Adi W. Born to be a Genius. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2004.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jogjakarta: Andi Offset, 2000.

Page 183: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

159

Hamdan, Cahyadi. Paradoks Pendidikan Tanah Air. Jakarta: Komunitas

Bambu, 2008.

Handoko, T. Hani. Manajemen. Edisi 2. Yokyakarta: BPFE-UGM. 2011.

Hariwibowo, Eko Hariwibowo. Manajemen Pendidikan Pesantren.

Jakarta: Pustaka Semesta, 1999.

Hasan, Noorhaidi. “Education, Young Islamist and Integreted Islamic

School in Indonesia”. Studia Islamica, Vol. 19, No. 1, 2012.

-------. “Salafi Madrasahs and Radicalism in Post-New Order Indonseia”.

dalam Kamaruzzaman and Patrick Lory. Islamic Studies and

Islamic Education in Contemporary Southeast Asia. Kuala

Lumpur: Yayasan Ilmuan, 2011.

-------. “The Salafi Madrasahs of Indonesia”, dalam Faris A. Noor,

Yonginder Sikand, Martin Van Bruinessen. The Madrasah in

Asia Political Activitis and Transnational Linkages. Amsterdam:

Amsterdam University Press, 2007.

Hawkins, Jeffand dan Sandra Blakesle. On Intelligence. Jakarta: Buana

Ilmu Populer, 2004.

Hefner, Robert W. and Muhammad Qasim Zaman. Schooling Islam the

Culture and Political of Modern Muslim Education. New Jersey:

Princeton University Press, 2007.

Hergenhahn, BR. dan Matthew H. Olson. Theories of Learning Teori

Belajar. Edisi ketujuh. Jakarta: Kencana, 2008.

Hing, Lee Kam. Education and Politics in Indonesia 1945-1965. Kuala

Lumpur: University of Malaysia Press, 1995.

Hoerr, Thomas R., Sally Boggeman dan Christine Wallach. Celebrating

Every Learner: Activities and Strategies for Creating a Multiple

Intelligences Classroom. San Francisco: Jossey-Bass, 2010.

Hoerr, Thomas R. Becoming a multiple intelligences school. USA:

Association for Supervision and Curriculum Development, 2000.

-------. Buku Kerja Multiple intelligences: Pengalaman New City School

di St. Louis, Misouri, AS dalam Menghargai Aneka Kecerdasan

Anak. Bandung: 2007.

Imron, Ali. Rencana Kerja Sekolah. Materi Bimbingan Teknis

Manajemen Berbasis Sekolah. Malang: Universitas Negeri

Malang Press, 2013.

Ismail, dkk. Dinamika Pesantren dan Madrasah. t.tp: Pustaka Pelajar,

2002.

Page 184: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

160

Jamaly (al-), Muhammad Fadhil. Nahwu Tarbiyat Mukminat. t.tp: al-

Syirkat al-Tunisiyat Li al-Tauzi’, 1977.

Kahalah, Umar Rida. Mu’jam al-Mu’allafin Tarajum Mushan Naif al-

Kutub al-‘Arabiah, Juz III. Bairūt: Muassasah al-Risālah, 1993.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kepmendiknas Nomor 44

Tahun 2002, tentang Komite Sekolah.

-------. Kurikulum 2013 untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

-------. Permendikbud Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional

Pendidikan.

-------. Permendikbud Nomor 41 Tahun 2013, tentang Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

-------. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, tentang Standar Proses.

Kohn, Hans. Nasionalisme, Arti dan Sejarahnya. Terj. Sumantri

Mertodipiro. Jakarta: PT. Pembangunan, 1961.

Kohno, Takeshi. “Political Background of Islamic Education Institutions

and the Reach of the State in Southeast Asia”. Studia Islamika,

Vol. 16, No. 2, 2009.

Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kuruikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21. Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1988.

Leahy, Louis. Manusia Sebuah Misteri. Sintesa Filosofis tentang

Makhluk Paradoksal. Jakarta: Gramedia, 1989.

Lehninger, Albert L. Principles of Biochemistry. The Johns Hopkins

University School of Medicine. Alih Bahasa, Meggy

Thenawidjaya. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I. Jakarta: Erlangga,

1982.

Leonardo, Zeus. Ideology, Discourse, and School Reform. London:

Praegare, 2003.

Makhrus, dkk. Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pokja

Akdemik UIN Sunan Kalijaga, 2005.

Makmun, Abin Syamsudin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002.

Maksum. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos,

1999.

Page 185: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

161

Manner, M. Barbara. “Learning Styles and Multipleintelligences in

Students”. Journal of College Science Teaching. NSTA, 2001.

(Accessed: 16/09/2015).

Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:

PT.Al- Ma’arif, 1962.

Mckenzie, Walter. Multiple Intelligences and Instructional Technology,

Second Edition. Washington DC: International Society for

Technology in Education, 2005.

Moesa, Ali Maschan. Nasionalisme Kiai Konstruksi Sosial Berasis

Agama, Yogyakarta: PT LKiS, 2007.

Mu’arif, Ambary Hasan. Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan

Historis Islam Indonesia. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998.

Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.

-------. Psikologi Keluarga Dari Kelaurga Sakinah Hingga Keluarga

Bangsa. Jakarta: The International Institute of Islamic Thought

(IIIT) Indonesia dan PT Bina Rena Parawira, 2005.

Mujib, Abdul. Fitrah dan Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan

Psikologis, Jakarta: Darul Falah, 1999.

-------. Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006.

Mulkan, Abdul Munir. Paradigma Intelektual Muslim. Yogyakarta: SI

Press, 1993.

Murakami, Kazuo. Rahasia DNA. Bandung: Kaifa, 2015.

-------. The Divine Massage of The DNA: Tuhan dalam Gen Kita.

Bandung: Mizan, 2007.

An-Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam, Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

-------. Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung: CV.

Diponegoro, 1992.

-------. Uṣūl at-Tarbiah Islāmiah wa Asālibuhā. Bairūt: Dār al-Fikr,

1979.

Naim, Ngainun dan Achmad Sauqi. Pendidikan Multikultural: Konsep

dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.

Nasution. Sejarah Pendidikan Islam. Surabaya: Bumi Aksara, 1995.

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997.

Page 186: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

162

-------. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010.

-------. Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006.

-------. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2003.

-------. Pendidikan Islam di Era Global : Pendidikan Multikultural,

Pendidikan Multi Iman, Pendidikan Agama, Moral dan Etika.

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

-------. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jogjakarta: Gadjah

Mada University Press, 1993.

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Histories,

Teoritis Dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah. Teori Model dan Aplikasi.

Jakarta: Grasindo, 2002.

Pasiak, Taufiq. Otak dan Kecerdasan dalam Revolusi IQ/EQ/SQ Antara

Neurosains dan Alquran. Bandung: Mizan, 2002.

-------. Tuhan dalam Otak Manusia. Mewujudkan Kesehatan Spiritual

Berdasarkan Neurosains. Bandung: Mizan, 2012.

Prasetyo, Pardan. “Manajemen Peningkatan Mutu Pembelajaran

Berbasis Kecerdasan Jamak (Studi Deskriptif Kualitatif di

Sekolah Dasar Isam Terpadu DKI Jakarta)”. Disertasi Program

Pascasarjana Universitas Islam Nusantara, 2015.

Prasetyo, Reza dan Yeny Andriani. Multiply Your Multipleintelligences.

Yogyakarta: Andi, 2009.

Qi, Jie, Seana Moran and Howard Gardner. Multiple Intelligences

Around The World. (Editors by Howard Gardner), (San

Fransisco: Jossey-Bass A. Wiley Imprint, 2009.

Al-Qosimi, Muhammad Jamaluddin. Tafsir Mahāsin Ta’wil. Kairo: Dār

al-Ihyā’i, 1979.

Rahim, Husni. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Ciputat: Logos

Wacana Ilmu, 2001.

-------. Madrasah dalam Politik Pendidikan DI INDONESIA. Ciputat:

Logos Wacana Ilmu, 2005.

Rahmat, Jalaluddin. Otak Belajar: Belajar Berbasiskan Otak. Bandung:

Kaifa, 2013.

Page 187: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

163

Redaksi Great Publisher. Buku Pintar Politik, Sejarah Pemerintahan dan

Ketatanegaraan. Yogyakarta: Galang Perss, 2009.

Retno S. Sudibyo. “Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan”.

Disajikan di Simposium Tahunan Penelitian Pendidikan 2007.

Balitbang Kemdiknas RI. (Accessed: 26/12/2015).

Ridla, Muhammad Jawwad. Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam

Perspektif Sosiologis-Filosofis. Terj. Mahmud Arif. Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2002.

Riggio, Ronald E., Susan E. Murphy dan Francis J. Pirozzolo. Multiple

Intelligences and Leadership. London: Lawrence Erlbaum

Associates Publishers, 2002.

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks, 2006.

Roff, William R. “Pondoks, Madrasahs and the Production of ‘Ulama in

Malaysia”. Studia Islamika, Vol. 11, No. 1, 2004.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2013.

Sadulloh, Uyoh. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: PT. Alifa Beta,

2010.

Said, Alamsyah. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences: Mengajar

Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Peserta Didik. Jakarta:

Prenada Kencana, 2015.

-------. Hidup Sukses Cara Sains Melalui Etika, Estetika dan Keajaiban

Ilmu. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010.

-------. Sekolah Tanpa Tembok Pendidikan Tanpa Batas. Mal Praktek

Pendidikan di Sekolah Tembok. Jakarta: Pena Publishing, 2015.

Santoso, Listiyono. (de) Konstruksi Ideologi Negara. Jogjakarta: Ning-

Rat, 2003.

Santrock, Jhon W. Educational Physocology. Jakarta: Prenada Media,

2008.

-------. Psychology: The Science of Mind and Behaviored, 2. Lowa:

Wm.C. Brown Publisher, 1998.

Sastrapratedja, M. “Pendidikan Nilai”. dalam EM. K. Kaswadi (Ed).

Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: Grasindo,

1993.

Shalabī, Aḥmad. Tarikh al-Tarbiah Islamiah. t.tp: Kashshāf lī al-Naṣr

wa al-Ṭibā’ah wa al-Tauzī’i, 1953.

Page 188: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

164

Siauw , Felix Y. Muhammad Al-Fatih 1453. Jakarta: Al-Fatih Press,

2013.

Silbermen, Mel, Active Learning. Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: YAPPENDIS, 2001.

Siswono. Semangat Baru Nasionalisme Indonesia. Jakarta: Yayasan

Pembangunan Bangsa, 1996.

Slavin, R.E. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth

Edition. Boston: Allyn and Bacon, 2000.

Soejono, Agus. Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum. Bandung: CV

Ilmu Bandung, 1980.

Steenbrink, Karel A. Pesantern Madrasah dan Sekolah Pendidikan

Islam Kurun Modernisai and Identitas. Jakarta: Kencana, 2012.

Suardi, Edi. Pedagogik. Bandung: Angkasa, 1984.

Subhan, Arief. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20

Pergumulan antara Modernisasi dan Identitas. Jakarta: Kencana,

2012.

Suhartono. Sejarah Pergerakan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1994.

Sukmadinata, Syaodih Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Sukoco, Hadi. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Katapedia, 2001. Kompas

Rabu, 03-04-2013.

Suparno, Paul. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung:

Jemmars, 1980.

Suriasumantri, Jujun. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor,

1981.

Sutrisno. Pendidikan Islam yang Menghidupakan: Studi Kritis Terhadap

Pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman. Yogyakarta: Kota

Kembang, 2006.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran dan Konsep Dasar.

Bandung: Rosda, 2011.

Al-Syaibany, Omar Mohammad al-Thoumy. Falsafah Pendidikan Islam.

Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Tadjab, dkk. Dasar-Dasar Kependidikan Islam. Surabaya: Karya

Aditama, 1996.

Page 189: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

165

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung:

Remaja Rosda Karya, 1992.

Tan, Charlene. Islamic Education and Introduction: the Case in

Indonesia. New York: Roultge, 2011.

Thoha, M. Chabib dan Abdul Mu’ti. PBM-PAI Di Sekolah Eksistensi

Proses Belajar-Mengajar Pendidikan Agama Islam. Semarang:

Fakultas Tarbiyah IAIN WALI SONGO bekerja sama dengan

Pustaka Pelajar Offset, 2008.

Tilaar, H.A.R. Kaleidoskop Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas,

2012.

-------. Kekuasaan dan Pendidikan, Manajemen Pendidikan Nasional

dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

-------. Lima Puluh Tahun Pembangunan Pendidikan Indonesia 1945-

1995: Sebuah Analisis Kebijakan. Jakarta: Grasindo,1995.

-------. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta,

2000.

-------. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia:

Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya,

2002.

-------. Pertanggungjawaban Manajemen Pendidikan dalam Menghidupi

Pedagogik di Indonesia. Jakarta: UNJ-HISAPI, 2002.

-------. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik

Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo, 2002.

TIM Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar

Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan

Dosen Serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003, Tentang SISDIKNAS, Bandung: Citra Umbara,

2006.

Tim Penjamin Mutu Sekolah Islam Terpadu Indonesia. “Sekolah Islam

Terpadu Konsep dan Aplikasinya”. Jaringan Sekolah Islam

Terpadu, 2006, 57-58.

Ulwan, Abd Nasih. Pendidikan Anak dalam Islam: Pendidikan Sosial

Anak Cet. III. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996.

-------. Tarbiyatu ‘l-Aulad fi ‘l-Islam Juz II, Terjemah Saifullah Kamalie,

Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Bandung: Al-Shifa’,

1988.

Page 190: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

166

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Islam. Jakarta:

Ciputat Press, 2005.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2000.

Utama, Faizah Dewi. Keindahan Belajar dalam Perspektif Pedagogi:

Memaknai Pengembangan dan Pergulatan Masa Inisiatif di TK

dan Masa Industri di Kelas Awal SD. Jakarta: Cindy Grafika,

2008.

Waghid, Yusef. Conseption of Islamic Education. New York: Peter Lang

Publishing, 2011.

Wahid, Din. “Nurturing the Salafi Manhaj: A Studi of Salafi Pesantren

in Contemporay Indonesia”. Dissertation of Utrecht University

Nederland, 2014.

Yatim, Badri. Bung Karno, Islam, dan Nasionalisme. Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1999.

Zayadi, Ahmad dan Abdul Majid. Tadzkirah : Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) Berdasarkan Pendekatan Kontekstual.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.

Zuharini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

B. Referensi Jurnal, Artikel dan Laporan Penelitian.

Afandi, Mochtar. “The Method of Muslim Learning as Illustrated in al-

Zarnuji’s Ta’lim al’Muta’allim. McGill University (Canada)

Dissertations. 1993.

Http://search.proquest.com/docview/89192357

?accountid=25740.

Alkandri, Kalthoum. “Transformation and Challenges of Islamic

Education in a Globalized”. International Education, 2014, 44,

No. 1: 91-107.

Http://search.proquest.com/docviev/1636357699?

accountid=25704.

Fajar, Malik. “Makalah”. Munas VII LDII. 8 Maret 2011 di Surabaya.

Fohl, Florian. “Negotiating Religious and National Identities in

Contemporary Indonesia Islamic Education”. Cross Currents 61,

(2001), No. 3: 399-414. Humanities Full Text (H.W. Wilson),

EBSCO Host.

Page 191: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

167

Gardner, Howard and Thomas Hatch, “Educational Implications of the

Theory of Multiple intelligences”. Journal Educational

Researcher Journal, Vol 18, 4-10, (1989). (Accessed:

16/09/2015).

-------. “Multiple intelligences Go to School: Educational Implications of

the Theory of Multiple intelligences”. American Educational

Research Association, Vol. 18, No. 8 (Nov. 1989), 4 – 10.

(Accessed: 16/09/2015).

Hamzah. “Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis

Sekolah”. STAIN Datokarama, Palu. Jurnal Studi Islamika. Vol.

5, No. 1, Juni 2013. (Accessed: 20/10/2015).

Hanafin, Joan. “Multiple Intelligences Theory, Action Research, and

Teacher Professional Development: The Irish MI Project”.

Australian Journal of Teacher Education. Vol. 39, Issue 4 Article

8 (2004). (Accessed: 16/09/2015).

Hare, William. “Ideology Introduction and Teacher Education. Journal

of Education Controversy, 2013. Www.ce.wwu.edu.

Ibnian, S.S.K. and Hadban, A.D, “Implications of Multiple intelligences

Theory in ELT Field,” International Journal of Humanities and

Sosial Science, Vol. 3. No. 4, 2013. (Accessed: 16/09/2015).

Iskandar S. “Kemampuan Pembelajaran dan Keinovatifan Guru”. Jurnal

Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. V, No. 9, April 2008,

www.jurnal.upi.edu/pendidikan dasar. (Accessed: 16/09/ 2015).

Manner, Barbara. “Learning Styles and Multiple Intelligences in

Students”, Journal of College Science Teaching. NSTA, 2001.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/ (Accessed:

16/09/2015).

Lukens Bull, Ronald Alan. “A Peacfull Jihad: Javanese Islamic

Education and Religious Identity Construction”. Arizona State

University Dissertations, 1997. Http://search.proquest.com/

docview/304328854.

Mulyanto R, “Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk

Meningkatkan Penguasaan Operasi Pecahan di SDN Paseh I

Kabupaten Sumedang”. Jurnal Universitas Pendidikan

Indonesia, Vol. V. No. 7, April 2007. www.jurnal.upi.edu/

pendidikan dasar. (Accessed: 16/09/2015).

Prasetyo, Pardan. “Malpraktek Pendidikan Kita”. Majalah Oase, No 4.

Jakarta, 4 Agustus 2015.

Page 192: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

168

Riha, Mark and Rebecca A.R. Pina. “The Influence of Multiple

intelligences Theory on Web-Based Learning”. Journal of Online

Learning and Teaching, Vol. 5, No. 1, March 2009, (Accessed:

16/09/2015).

Said, Alamsyah. “Kecerdasan Manusia: Kritik Terhadap Teori Multiple

Intelligence Howard Gardner”, Oktober 2012.

-------. “Penerapan Hasil Riset Gaya Belajar Dalam Pengajaran Guru.

Penelitian Tindakan Sekolah”. GLC Indonesia. Jakarta. 2014.

Saputra, Tri Mei Ade, Alben Ambarita dan Yuliana Hamdan, “Pengaruh

Strategi Mengajar Multiple intelligences terhadap Hasil Belajar”.

Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, (2015).

Scott, Eberle. “Playing with the Multiple intelligences How Play Helps

Them Grow”. American Journal of Play, Vol. 4, Number 1,

(2011). (Accessed: 16/09/2015).

Siskandar. “Pengembangan Multiple intelligences Melalui Kegiatan

Non-Ekstrakurikuler Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Proses

dan hasil Pembelajaran”. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pendidikan Nasional Dasar dan Menengah. Jurnal

Ekonomi dan Pendidikan, Vol.5 No.2. (2008). (Accessed:

16/09/2015).

Start, Daniel dan Hovland, Ingie. “Analisis Swot (kekuatan, kelemahan,

kesempatan, ancaman) Tools for Policy Impact”. a Handbook for

Researchers. Http://staff.uny.ac.id/sites/

default/files/pendidikan/utami-dewi-mpp/analisis-swot.pdf.

Sitompul, Harun dan Reni Astuti. “Pengaruh Media Pembelajaran Dan

Kecerdasan Ganda Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi

Dan Komputer (TIK) Mahasiswa PGSD Universitas Negeri

Medan”. Jurnal teknologi Pendidikan, Teknologi Pendidikan

PPs Universitas Negeri Medan. 2012. (Accessed: 16/09/2015).

Smanela, Syukron, Makalah Hasil Penelitian Mengenai Multiple

Intelligences.

Sudibyo, Retno S. “Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan”,

disajikan di Simposium Tahunan Penelitian Pendidikan 2007,

Balitbang Kemdiknas RI. (Accessed: 26/12/2015).

Sudrajat, Akhmad. Konsep Manajemen Sekolah (Pengertian, Fungsi dan

Bidang Manajemen. Https://akhmadsudrajat.wordpress.

Page 193: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

169

com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/ Posted on 3

Februari 2008.

Sugiarti, Piping. “Penerapan Teori Multiple Intelligences Dalam

Pembelajaran Fisika”. Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 2, No.

05/Th.IV/Desember 2005. (Accessed: 16/09/2015).

Suratmi, Siti. “Pendekatan Belajar Multiple Intelligences”. Http://

suratmisitisuratmi.blogspot.com/2013/05/v-

bahavorurldafaulttvmlo.html. (Accessed: 16/09/2015).

Susanto, Handy. “Penerapan Multiple intelligences Dalam Sistem

pembelajaran”. Jurnal Pendidikan Penabur, No.04/Th.IV/Juli

2005. (Accessed: 16/09/2015).

Timmins, Brualdy and Amy C, Multiple intelligences: Gardner’s

Theory, “Practical Assessment, Research & Evaluation”. Vol. 5,

No. 10 (1996), 10. Http://pareonline.net/getvn.asp?v=5&n=10.

(Accessed: 17/09/2015).

Yalmanci, Sibel G. and Ali Ibrahim. “The Effects of Multiple

Intelligences Theory Based Teaching on Students Achievement

Anda Retention of Knowledge”. International Journal on New

Trends in Education And Their Implication. Vol. 4, Issue: 3 (July

2013). www.ijonte.org/FileUpload/ks63207/File/04.

yalmanci.pdf. (Accessed: 16/09/2015).

C. Website.

http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2173798-fungsi-

perencanaan-pembelajaran-pai/

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2035422-

defenisi-perencanaan-pembelajaran-menurut-para

http://paudjateng.xahzgs.com/2015/05/paud-pendidikan-anak-usia-dini-

di-singapura.html

http://paudni.kemdikbud.go.id/ segment/49.html

http://unesco.org/history.htm

http://academia.edu/8473659/Arti_Bakat

http://academia.edu/9569679/Pengertian_Manajemen_-

Secara_Etimologis

http://kompasiana.com/imanuellabridgieta/resume-buku-sekolahnya-

manusia-sekolah-berbasis-multiple-intelligences-di-Indonesia

http://kompasiana.com/irul_yakusa /kesempurnaan-manusia.

http://sscdompetdhuafa.net/artikel/artikel-guru

Page 194: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

170

http://jsit-Indonesia.com

http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/

Page 195: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

171

GLOSARIUM

Akhlak : Budi pekerti; kelakuan:

Aktualisasi : Perihal mengaktualkan; pengaktualan:

Alur : Rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan

saksama dan menggerakkan jalan cerita melalui

kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian

Aplikasi : Penggunaan; penerapan

Argumentasi : Alasan untuk memperkuat atau menolak suatu

pendapat, pendirian, atau gagasan;

Asumsi : Dugaan yang diterima sebagai dasar;

Bakat : Dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang

dibawa sejak lahir:

Edukatif : Bersifat mendidik:

Efektif : Dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha,

tindakan)

Ekspresi : Pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu

memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan,

perasaan, dan sebagainya)

Emosi : Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti

kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan);

keberanian yang bersifat subjektif)

Esensi : Hakikat; inti; hal yang pokok:

Fungsi : Kegunaan dari suatu hal

Ganda : (Tentang hitungan) kali; lipat

Imajinasi : Sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran; bayangan

Indikator : Sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) pe-tunjuk

atau keterangan:

Individu : Organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara

fisiologi ia bersifat bebas (tidak mempunyai

hubungan organik dengan sesamanya)

Inovasi : Penemu-an baru yang berbeda dari yang sudah ada

atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan,

metode, atau alat);

Interaktif : Bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan;

saling aktif;

Ironi : Kejadian atau situasi yang bertentangan dengan yang

diharapkan atau yang seharusnya terjadi, tetapi

sudah menjadi suratan takdir

Page 196: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

172

Jamak : Lazim; tidak aneh; lumrah; wajar:

Karakter : Tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dengan yang lain;

watak

Kasus : Keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau

perkara; keadaan atau kondisi khusus yang

berhubungan dengan seseorang atau suatu hal; soal;

perkara;

Katalisator : Seseorang atau sesuatu yang menyebabkan

terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian

baru atau mempercepat suatu peristiwa

Kategori : Bagian dari sistem klasifikasi (golongan, jenis

pangkat, dan sebagainya);

Kecerdasan : Sempurna perkembangan akal budinya (untuk

berpikir, mengerti, dan sebagainya)

Kemampuan : Kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu; dapat:

Kognitif : Berdasar kepada pengetahuan faktual yang empiris

Kompetensi : Kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan

(memutuskan sesuatu)

Komprehensif : Luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi);

Konsekuensi : Akibat (dari suatu perbuatan, pendirian, dan

sebagainya);

Konsep : Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa

konkret:

Kontribusi : Sumbangan

Kurikulum : Perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada

lembaga pendidikan;

Lulusan : Berhasil (dalam ujian); dapat melalui dengan baik

(dalam menghadapi segala cobaan)

Malpraktek : Bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan

tradisi yang berlaku

Manajemen : Penggunaan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran

Masalah : Sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal;

persoalan:

Mental : Bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang

bukan bersifat badan atau tenaga:

Metode : Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk

Page 197: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

173

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan;

Minat : Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu;

gairah; keinginan

Mitos : Cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan

zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-

usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut

mengandung arti mendalam yang diungkapkan

dengan cara gaib

Model : Pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari

sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan:

Motivasi : Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara

sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan dengan tujuan tertentu

Nilai : Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan

Paradigma : Kerangka berpikir

Parsial : Berhubungan atau merupakan bagian dari

keseluruhan

Pedagogi : Ilmu pendidikan; ilmu pengajaran:

Pembelajaran : Proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar;

Pendekatan : Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk

mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,

metode untuk mencapai pengertian tentang masalah

penelitian; acangan;

Persepsi : Tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu;

serapan:

Personal : Bersifat pribadi atau perseorangan:

Perspektif : Sudut pandang; pandangan;

Pesan : Perintah, nasihat, permintaan, amanat yang

disampaikan lewat orang lain

Potensi : Kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya;

Proses : Runtunan perubahan (peristiwa) dalam

perkembangan sesuatu:

Representasi : Apa yang mewakili; perwakilan

Riset : Penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara

bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan

pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta

Page 198: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

174

yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih

baik;

Signifikansi : Keadaan signifikan; pentingnya

Simulasi : Metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam

bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang

sesungguhnya

Sistem : Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan

sebagainya

Spiritual : Berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani,

batin)

Struktur : Yang disusun dengan pola tertentu

Teknik : Metode atau sistem mengerjakan sesuatu;

Teori : Pendapat yang didasarkan pada penelitian dan

penemuan, didukung oleh data dan argumentasi

Terpadu : Kurikulum yang memadukan semua mata pelajaran

ke dalam bentuk permasalahan

Variasi : Tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula;

selingan:

Wacana : Satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam

bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel,

buku, artikel, pidato, atau khotbah

Page 199: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

175

INDEKS

A

Akhlak, 1, 2, 7, 33, 60, 67, 73,

82, 83, 84, 89, 96, 103, 111,

128, 139

Aktualisasi, 59

Alur, 31, 77, 78, 113, 123, 119

Aplikasi, 3 ,6 ,10 ,12 ,13 ,14 ,15

,21 ,22 ,23 ,30 ,31 ,37 ,40 ,45

,46 ,65 ,81 ,90 ,92 ,94 ,99

,104 ,105 ,108 ,109 ,110 ,115

,116 ,118 ,119 ,120 ,121 ,123

,125 ,126 ,129 ,150 ,154

Asumsi, 20, 43

B

Bakat, 7, 8, 10, 12, 15, 17, 29,

35, 36, 38, 39, 59, 60, 61, 62,

81, 82, 84, 88, 94, 97, 99,

109, 110, 112, 113, 114, 115,

122, 125, 154

E

Edukatif, 2, 4, 100

Efektif, 17, 19, 21, 29, 39, 40,

50, 55, 69, 70, 71, 72, 74, 76,

89, 91, 93, 95, 96, 98, 126,

130, 131, 132, 133, 136, 144

Ekspresi, 40, 136

Emosi, 5, 59, 60, 77, 82, 87,

110

Esensi, 4

F

Fungsi, 4, 6, 12, 41, 43, 45, 69,

74, 84, 85, 132

G

Ganda, 20, 21, 48, 58, 62, 63,

126, 129, 143, 151

I

Imajinasi, 15, 95

Indikator, 80 ,102, 114 ,117

,130 ,132 ,134 ,135 ,136 ,138

,139 ,140

Individu, 5, 6, 8, 12, 17, 18, 40,

43, 46, 50, 59, 60, 81, 89,

100, 103, 116, 121, 125, 137

Inovasi, 9, 11, 48, 64, 74, 75,

123, 152

Interaktif, 20, 44, 146

Ironi, 2, 8

J

Jamak, 5 ,18 ,19 ,21 ,27 ,37 ,39

,41 ,42 ,46 ,47 ,52 ,54 ,55 ,57

,58 ,63 ,80 ,81 ,97 ,99 ,100

,102 ,104 ,108 ,109 ,112 ,118

,120 ,121 ,124 ,125 ,128 ,141

,150 ,151 ,154

K

Karakter, 1, 2, 6, 7, 8, 33, 60,

67, 76, 81, 82, 83, 88, 89,

100, 102, 103, 104, 110, 114,

117

Kasus, 9, 49, 58, 133, 138, 139

Katalisator, 34, 61

Kategori, 10, 33, 34, 64, 105,

130

Kecerdasan, 1 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,10

,11 ,12 ,13 ,14 ,15 ,16 ,17 ,18

,19 ,20 ,21 ,23 ,24 ,27 ,28 ,29

,30 ,31 ,33 ,35 ,36 ,37 ,38 ,39

Page 200: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

176

,40 ,41 ,42 ,45 ,46 ,47 ,48 ,49

,50 ,51 ,52 ,54 ,55 ,57 ,58 ,59

,60 ,61 ,62 ,63 ,64 ,65 ,73 ,77

,78 ,80 ,81 ,84 ,88 ,92 ,93 ,97

,99 ,100 ,101 ,102 ,103 ,104

,108 ,109 ,110 ,112 ,118 ,120

,121 ,122 ,123 ,124 ,125 ,126

,127 ,128 ,129 ,130 ,131 ,132

,133 ,134 ,135 ,136 ,137 ,138

,139 ,140 ,141 ,143 ,144 ,145

,146 ,147 ,150 ,151 ,152 ,154

Kemampuan, 1 ,3 ,6 ,7 ,10 ,11

,12 ,15 ,16 ,27 ,28 ,29 ,31 ,35

,36 ,39 ,41 ,42 ,45 ,47 ,53 ,54

,56 ,57 ,58 ,59 ,60 ,62 ,63 ,65

,71 ,77 ,82 ,85 ,89 ,91 ,92 ,94

,95 ,102 ,103 ,106 ,109 ,110

,113 ,116 ,125 ,127 ,128 ,129

,130 ,132 ,134 ,136 ,138 ,141

,148 ,150

Kognitif, 1, 2, 6, 7, 8, 27, 42,

43, 45, 46, 47, 54, 63, 71, 77,

82, 89, 94, 99, 101, 103, 110,

112, 114, 115, 116, 125, 129,

150

Kompetensi, 3 ,11 ,16 ,17 ,30

,32 ,47 ,48 ,54 ,61 ,64 ,65 ,68

,73 ,74 ,75 ,84 ,87 ,91 ,97 ,98

,101 ,102 ,107 ,108 ,114 ,123

,124 ,125 ,150 ,151 ,152

Komprehensif, 12, 14, 22, 30,

33, 71, 110, 119, 130

Konsekuensi, 20, 46, 86, 87,

90, 104, 120

Konsep, 8 ,12 ,13 ,14 ,18 ,19

,24 ,27 ,32 ,33 ,34 ,36 ,40 ,44

,46 ,47 ,54 ,56 ,58 ,63 ,65 ,67

,68 ,69 ,70 ,71 ,73 ,79 ,80 ,82

,83 ,86 ,87 ,89 ,103 ,109 ,110

,120 ,123 ,129 ,143 ,150 ,151

,154

Kontribusi, 30, 43

Kurikulum, 3 ,6 ,9 ,14 ,33 ,38

,44 ,45 ,46 ,47 ,67 ,68 ,69 ,72

,73 ,74 ,75 ,78 ,83 ,88 ,92 ,96

,97 ,98 ,99 ,100 ,101 ,109

,110 ,116 ,125 ,126 ,129 ,143

,150 ,151 ,154

L

Lulusan, 68, 84, 97, 98, 107,

110

M

Malpraktek, 10

Manajemen, 3 ,12 ,13 ,14 ,16

,20 ,21 ,22 ,23 ,24 ,27 ,30 ,31

,38 ,42 ,53 ,63 ,64 ,70 ,78 ,82

,84 ,89 ,90 ,99 ,107 ,110 ,114

,115 ,116 ,118 ,119 ,120 ,123

,125 ,142 ,148 ,152 ,154

Masalah, 1, 6, 7, 8, 11, 12, 13,

14, 15, 22, 24, 27, 35, 36, 38,

44, 48, 49, 50, 56, 57, 59, 63,

64, 87, 92, 95, 103, 117, 123,

124, 129, 133, 137, 151, 154

Mental, 36, 40, 43, 58, 68, 97,

100, 116

Metode, 10 ,11 ,13 ,17 ,19 ,20

,22 ,23 ,24 ,29 ,37 ,41 ,42 ,49

,51 ,52 ,55 ,67 ,93 ,95 ,99

,110 ,121 ,124 ,125 ,131 ,132

,133 ,137 ,138 ,143 ,149 ,151

Minat, 3, 7, 8, 10, 12, 16, 17,

35, 38, 41, 53, 55, 59, 61, 73,

81, 82, 88, 94, 97, 99, 109,

110, 112, 113, 115, 134, 144,

148, 154

Mitos, 41

Page 201: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

177

Model, 3 ,13 ,22 ,34 ,36 ,43 ,67

,68 ,88 ,90 ,99 ,118 ,119

Motivasi, 16, 38, 43, 53, 59,

127, 136, 138, 148

N

Nilai, 1, 2, 6, 7, 9, 19, 35, 40,

47, 49, 51, 60, 67, 68, 69, 71,

72, 73, 76, 83, 85, 86, 87, 89,

91, 95, 96, 97, 100, 103, 104,

127, 134, 137, 138

P

Paradigma, 2 ,8 ,9 ,30 ,32 ,33

,41 ,54 ,58 ,63 ,74 ,78 ,81 ,82

,88 ,93 ,94 ,97 ,99 ,106 ,108

,109 ,114 ,117 ,119 ,120 ,125

,126 ,143 ,151 ,154

Parsial, 9, 69

Pedagogi, 4, 5, 16, 61, 88

Pembelajaran, 3 ,6 ,7 ,8 ,9 ,10

,11 ,12 ,13 ,14 ,15 ,16 ,17 ,18

,19 ,20 ,21 ,22 ,23 ,24 ,27 ,28

,29 ,30 ,31 ,32 ,33 ,34 ,36 ,37

,41 ,42 ,44 ,45 ,47 ,48 ,49 ,50

,52 ,53 ,54 ,55 ,56 ,59 ,60 ,61

,62 ,63 ,64 ,65 ,67 ,68 ,71 ,73

,76 ,77 ,81 ,82 ,83 ,84 ,87 ,90

,92 ,93 ,94 ,95 ,96 ,98 ,99

,100 ,101 ,102 ,103 ,104 ,105

,106 ,108 ,109 ,110 ,112 ,114

,115 ,116 ,117 ,118 ,119 ,120

,121 ,122 ,123 ,124 ,125 ,126

,127 ,129 ,130 ,137 ,140 ,141

,142 ,143 ,144 ,148 ,149 ,150

,151 ,152 ,154

Pendekatan, 3 ,8 ,11 ,12 ,15 ,17

,18 ,19 ,22 ,37 ,45 ,50 ,56 ,69

,80 ,88 ,92 ,95 ,96 ,101 ,110

,118 ,122 ,123 ,124 ,133 ,147

Persepsi, 4, 23, 29, 96, 134, 138

Personal, 3, 5, 60, 100, 105,

109, 122, 131, 138

Perspektif, 3, 4, 5, 14, 18, 20,

27, 70, 72, 84, 91, 92, 93, 96,

110, 114, 129

Pesan, 35, 69

Potensi, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 18,

27, 35, 50, 56, 57, 58, 59, 63,

65, 67, 73, 76, 81, 82, 83, 84,

85, 88, 97, 99, 103, 110, 112,

115, 137

Proses, 3 ,4 ,6 ,7 ,8 ,9 ,10 ,14

,15 ,16 ,17 ,18 ,19 ,20 ,21 ,23

,24 ,25 ,27 ,28 ,29 ,30 ,31 ,32

,33 ,34 ,35 ,36 ,37 ,38 ,39 ,40

,41 ,43 ,44 ,45 ,47 ,50 ,53 ,54

,55 ,56 ,58 ,59 ,60 ,61 ,63 ,68

,70 ,71 ,72 ,73 ,75 ,77 ,80 ,81

,82 ,84 ,85 ,87 ,88 ,92 ,93 ,94

,95 ,96 ,98 ,100 ,101 ,104

,106 ,107 ,108 ,110 ,111 ,112

,113 ,114 ,115 ,116 ,117 ,118

,119 ,120 ,121 ,122 ,123 ,124

,125 ,126 ,129 ,130 ,131 ,132

,137 ,141 ,142 ,143 ,146 ,148

,149 ,150 ,151 ,152 ,154 ,155

R

Representasi, 5, 40, 43, 65, 115

Riset, 4 ,15 ,19 ,21 ,27 ,30 ,33

,34 ,42 ,70 ,78 ,80 ,92 ,99

,102 ,108 ,118 ,120 ,121 ,124

,126 ,142 ,154

S

Signifikansi, 24

Simulasi, 11, 48, 122, 135, 152

Sistem, 2 ,3 ,4 ,6 ,7 ,8 ,9 ,10 ,12

,13 ,14 ,15 ,16 ,21 ,22 ,23 ,24

Page 202: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

178

,25 ,27 ,30 ,31 ,33 ,34 ,36 ,38

,45 ,55 ,59 ,60 ,63 ,64 ,67 ,68

,73 ,82 ,90 ,97 ,99 ,101 ,107

,115 ,116 ,117 ,118 ,119 ,120

,121 ,123 ,125 ,128 ,141 ,148

,150 ,152 ,154

Spiritual, 2, 5, 7, 47, 49, 60, 68,

71, 110, 116, 125, 127, 128,

134, 146, 150

Struktur, 44, 45, 110, 116, 130

T

Teknik, 11, 12, 13, 22, 31, 34,

93, 94, 98, 103, 104, 106,

107, 120, 124, 148

Teori, 2 ,3 ,4 ,5 ,9 ,10 ,12 ,13

,14 ,15 ,16 ,17 ,19 ,20 ,21 ,22

,23 ,24 ,27 ,30 ,31 ,35 ,36 ,37

,38 ,39 ,40 ,41 ,42 ,43 ,44 ,45

,46 ,48 ,54 ,55 ,58 ,59 ,62 ,63

,64 ,65 ,67 ,76 ,80 ,86 ,88 ,90

,94 ,102 ,108 ,109 ,110 ,114

,115 ,117 ,119 ,120 ,121 ,123

,124 ,125 ,126 ,129 ,130 ,141

,142 ,143 ,144 ,150 ,151 ,154

Terpadu, 12 ,13 ,22 ,23 ,24 ,33

,61 ,63 ,67 ,68 ,69 ,70 ,71 ,72

,73 ,74 ,75 ,76 ,77 ,78 ,79 ,81

,82 ,83 ,84 ,85 ,86 ,87 ,88 ,89

,90 ,91 ,92 ,94 ,95 ,96 ,97 ,98

,99 ,100 ,103 ,105 ,106 ,107

,108 ,110 ,111 ,112 ,113 ,114

,120 ,121 ,124 ,125 ,126 ,127

,129 ,130 ,132 ,133 ,134 ,135

,136 ,138 ,139 ,140 ,141 ,144

,150 ,151 ,152

V

Variasi, 46, 125, 148, 150

W

Wacana, 9, 44

Page 203: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

179

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Karim Santoso Masri

TTL : Biaro Baru, Musi Rawas,

Sumatera Selatan,

25 Maret 1976

Alamat : Jl. Kalibata Utara II No.66

RT.8/7 Kalibata, Jaksel

Email : [email protected]

No. HP : 0813 192 666 28

Anak ke : Enam dari 10 bersaudara

Ayah : H. Muhammad Masri bin H. Badri

Ibu : Hj. Marion (Almh) binti H. Agus

Istri : Hj. Heni Lestari, S.Pd, M.Si

(Kandidat Doktor UIN Syarif Hidayatullah).

Anak : Nabiel Muhammad (12 tahun)

(Murid Kelas 5A SDIT Insan Mandiri Jakarta).

Ayah Mertua : Soetoro (Alm) bin Wamad

Ibu Mertua : Hj. Siti Rohaya binti H. Rauf

Pendidikan :

1. SDN Biaro Baru, Musi Rawas, Sumsel (1981-1987).

2. SMPN Karang Dapo, Musi Rawas, Sumsel (1987-1988).

3. MTs Nurul Akhlaq Biaro Baru, Musi Rawas (1988-1990).

4. MAN 2 Curup, Bengkulu (1990-1993).

5. DIII IPPI (sekarang STAI) Al Qudwah, Depok (1993-1996).

6. S1 Universitas Indraprasta PGRI Jakarta (2000-2004).

Program Studi Bimbingan dan Konseling.

7. S2 Universitas Indonesia (2005-2008).

Kekhususan Kajian Islam dan Psikologi.

8. S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2016).

Konsentrasi Psikologi Islam

Page 204: APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50008...pendidikan haruslah berpedoman pada Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dalam

180

Short Program: 1. Community For Palestine di Istanbul Turki (2013).

2. School Leaders Immersion Programme di Al Irsyad, Singapura (2013).

3. Dauroh Tokoh Indonesia di Universitas Islam Madinah (2016).

Pekerjaan :

1. Guru, Bendahara, Kepala MI Al Falah Depok (1993-1998).

2. Guru dan TU SDIT Al Muhajirin Depok (1998-1999).

3. Guru, Wakil Kepala SDIT Al Hikmah Jakarta (1999-2003).

4. Konsultan Pendidikan dan Trainer Nasional (2000-sekarang).

5. Guru, Direktur SDIT Insan Mandiri Jakarta (2003-sekarang).

Prestasi Bidang Pendidikan: 1. Juara 1 Guru Berprestasi Kategori Pilihan Orang Tua Murid di SDIT Al

Hikmah Jakarta (2002).

2. Juara 1 Guru Favorit Pembaca Majalah Aku Anak Saleh (2006).