aplikasi regresi spasial untuk pemodelan …eprints.uny.ac.id/45134/1/aplikasi regresi spasial untuk...

105
APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) DI PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh : Anastasia Indri Tri K NIM. 10305144011 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Upload: phamkien

Post on 06-Feb-2018

271 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN

ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) DI PROVINSI JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh :

Anastasia Indri Tri K

NIM. 10305144011

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

ii

Page 3: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

iii

Page 4: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Anastasia Indri Tri K

NIM : 10305144011

Program Studi : Matematika

Jrusan : Pendidikan Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Judul Skripsi : APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN

ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) DI PROVINSI JAWA

TENGAH

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri dan sepanjang

pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan

orang lain, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang diambil sebagai acuan atau

kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Apabila ternyata terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya, dan saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan yang berlaku.

Yogyakarta, 25 September 2014

Yang Menyatakan,

Anastasia Indri Tri K

NIM. 10305144011

Page 5: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

v

MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi,4:13)

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya

adalah sesuatu yang utama.

Page 6: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebuah karya sederhana ini ku persembahkan kepada:

Ibu Susi Indrawati dan Alm.P. Triyono yang telah memberi semua yang dipunya

untuk putra-putrinya

Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan.

Dhani, Putri, dan Vita

Terima kasih untuk semua dukungan dan semangat yang diberikan.

Semua teman-teman Matswa 2010 yang telah mewarnai hidupku.

Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.

Page 7: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

vii

APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN

ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) DI PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh :

Anastasia Indri Tri K

10305144011

ABSTRAK

Angka Harapan Hidup (AHH) menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja

pemerintah dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Salah satu faktor yang

mempengaruhi pencapaian AHH yaitu lokasi antar wilayah. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengaplikasikan regresi spasial untuk memodelkan AHH di

Provinsi Jawa Tengah.

Model regresi spasial terdiri dari Spatial Autoregressive (SAR) dan Spatial

Error Model (SEM). Pemilihan model regresi spasial menggunakan uji

Langrange Multiplier (LM). Matriks pembobot yang dapat digunakan untuk

pemodelan regresi spasial yaitu Rook contiguity, Bishop contiguity, dan Queen

contiguity. Matriks pembobot tersebut menggambarkan ukuran kedekatan antar

wilayah pengamatan. Variabel prediktor yang digunakan untuk pemodelan AHH

yaitu angka kematian bayi ( ), angka melek huruf ( ), pengeluaran per kapita

( ), rata-rata lama sekolah ( ), laju ekonomi ( ), banyak posyandu ( ),

pemberian ASI eksklusif ( , gizi buruk ( ), dan persentase pengangguran ( )

Analisis regresi spasial untuk pemodelan AHH di Provinsi Jawa Tengah

menggunakan model Spatial Autoregressive (SAR) dengan matriks pembobot

Queen contiguity. Hasil persamaan regresi spasial dengan metode SAR adalah:

dengan faktor rata-rata lama sekolah ( ), banyak posyandu ( ), pemberian ASI

eksklusif ( , dan persentase pengangguran ( ) yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap AHH. Regresi spasial dengan model SAR menghasilkan

R2 = 58,55% sehingga model dianggap cukup baik.

Kata kunci: AHH, Regresi spasial, Spatial Autoregressive, Regresi Linear,

Langrange Multiplier

Page 8: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena telah melimpahkan berkah,

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Aplikasi Regresi Spasial untuk Pemodelan Angka Harapan Hidup (AHH) di

Provinsi Jawa Tengah”.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Sains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan

dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini dengan penuh ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Yogyakarta atas izin penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Sugiman selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika yang telah

memberikan persetujuan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Agus Maman Abadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Matematika

atas izin dan bimbingan penulisan skripsi.

4. Ibu Retno Subekti, M.Sc selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran telah berkenan memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi.

5. Dewan Penguji yang telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Nur Hadi W, M.Eng sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan serta motivasi selama studi.

Page 9: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

ix

7. Vita Susilo Dewi, Kusuma Wardhani, dan Diah Saputri untuk selalu

mendampingi, menguatkan dan memberi semangat.

8. Teman-teman Matematika Swadana 2010 untuk kebersamaan, cerita dan hal-

hal menakjubkan yang pernah kita lakukan.

9. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari adanya ketidaktelitian, kekurangan dan kesalahan

dalam penulisan tugas akhir skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik

dan saran yang bersifat membangun. Semoga penulisan tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang terkait.

Yogyakarta, 25 September 2014

Penulis

Anastasia Indri Tri K

NIM.10305144011

Page 10: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II ..................................................................................................................... 6

A. Matriks ......................................................................................................... 6

B. Metode Maksimum Likelihood .................................................................... 9

C. Regresi Linear Berganda .............................................................................. 9

D. Ordinary Least Square (OLS) .................................................................... 11

E. Uji Asumsi Regresi Linear ......................................................................... 15

F. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................................ 20

G. Akaike’s Information Criterion (AIC) ....................................................... 21

H. GeoDa ........................................................................................................ 21

I. Angka Harapan Hidup................................................................................ 22

Page 11: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

xi

BAB III ................................................................................................................. 25

A. Pola Spasial ................................................................................................ 25

B. Matriks Pembobot Spasial (Spatial Weight Matrices) ............................... 26

C. Moran’s I .................................................................................................... 30

D. Regresi Spasial ........................................................................................... 31

1. Model Spatial Autoregressive (SAR) ..................................................... 33

2. Model Spatial Error (SEM) ................................................................... 39

3. Uji Lagrange Multiplier (LM test) ......................................................... 44

4. Uji Signifikansi Parameter Regresi Spasial ............................................ 45

5. Uji Asumsi Model Regresi Spasial ........................................................ 46

E. Aplikasi Regresi Spasial AHH di Provinsi Jawa Tengah .......................... 48

1. Deskripsi Data ........................................................................................ 48

2. Analisis Regresi Linear Data AHH di Provinsi Jawa Tengah ............... 51

3. Analisis Regresi Spasial Data AHH di Provinsi Jawa Tengah ............. 57

4. Perbandingan Model Regresi Linear dan Model Regresi Spasial .......... 66

BAB IV ................................................................................................................. 68

A. Kesimpulan ................................................................................................ 68

B. Saran ........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70

LAMPIRAN .......................................................................................................... 74

Page 12: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Uji Signifikansi Parameter .................................................................. 11

Tabel 2. 2 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi ……………………... . 20

Tabel 3. 1 Daftar Variabel Prediktor AHH .......................................................... 51

Tabel 3. 2 Koefisien Determinasi Hasil Regresi .................................................. 52

Tabel 3. 3 Hasil Analisis Variansi ....................................................................... 53

Tabel 3. 4 Hasil Signifikansi Uji t ........................................................................ 53

Tabel 3. 5 Output Variance Inflation Factor (VIF) ............................................ 55

Tabel 3. 6 Hasil Uji Breusch-Pagan ..................................................................... 55

Tabel 3. 7 Hasil Moran’s I ................................................................................... 56

Tabel 3. 8 Hasil Analisis Moran’s I ..................................................................... 57

Tabel 3. 9 Hasil Analisis Dependensi Spasial LM ............................................... 58

Tabel 3. 10 Estimasi Parameter pada Model SAR ............................................... 59

Page 13: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bentuk software Mortpak ................................................................. 23

Gambar 3. 1 Illustrasi persinggungan wilayah pada peta ..................................... 27

Gambar 3. 2 Illustrasi pola cluster sampai disperse ............................................. 31

Gambar 3. 3 Komparasi koseptual antara regresi linear dan model regresi

spasial ............................................................................................... 33

Gambar 3. 4 Tahapan Pemodelan Regresi Spasial................................................ 47

Gambar 3. 5 Kerangka Hubungan Variabel Prediktor Terhadap Variabel Respon

AHH ................................................................................................. 50

Gambar 3. 6 Peta Persebaran AHH Jawa Tengah ................................................. 56

Gambar 3. 7 Persebaran wilayah berdasarkan AHH dan Rata – Rata Lama

Sekolah ............................................................................................. 64

Gambar 3. 8 Persebaran wilayah berdasarkan AHH dan Pemberian ASI

Eksklusif .......................................................................................... 65

Page 14: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data AHH dan Variabel Prediktor Provinsi Jawa Tengah tahun

2012 ................................................................................................. 75

Lampiran 2. Output SPSS Regresi Linear Data AHH .......................................... 77

Lampiran 3. Output K-S ........................................................................................ 79

Lampiran 4. Langkah Analisis Regresi dengan Software GeoDa ......................... 80

Lampiran 5. Output Analisis Moran’s I dan Lagrange Multiplier dengan

GeoDa ........................................................................................... 82

Lampiran 6. Output Geoda metode SAR .............................................................. 83

Lampiran 7. Output prediktor model SAR ............................................................ 85

Lampiran 8. Output K-S model penduga SAR ..................................................... 89

Lampiran 9. Peta Kondisional variabel RLS ( ), banyak posyandu( ),

persentase pemberian ASI eksklusif( ), dan persentase

pengangguran( ) ........................................................................... 90

Page 15: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan usia hidup yang dapat

dicapai oleh penduduk pada suatu wilayah (Haryati dkk, 2007). Tinggi

rendahnya AHH menjadi salah satu kriteria penggolongan negara maju dan

negara berkembang. Negara maju cenderung memiliki AHH lebih tinggi

dibandingkan dengan negara berkembang maupun negara tertinggal.

Indonesia merupakan negara berkembang dengan nilai AHH diantara 64

tahun sampai 71 tahun pada tahun 1990 sampai tahun 2012 dan berada dalam

urutan ke-117 dari 222 negara di dunia pada tahun 2013 (WHO, 2013). AHH

digunakan sebagai salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat suatu

negara. Derajat kesehatan masyarakat adalah tingkat kesehatan yang mungkin

pada suatu periode sesuai kondisi, situasi dan kemampuan masyarakat

(Sibarani, 2013). Derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan melalui

program-program kesehatan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.

Oleh karena itu, AHH dapat menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja

pemerintah dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi.

Upaya peningkatan AHH yang dilakukan pemerintah dipengaruhi oleh

letak suatu wilayah. Faktor lokasi antar wilayah diduga akan memberikan

efek ketergantungan spasial (lokasi) terhadap pencapaian AHH di suatu

wilayah. Ketergantungan spasial tersebut terjadi pada wilayah yang

Page 16: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

2

mempunyai keterbatasan potensi dalam melaksanakan program – program

peningkatan derajat kesehatan, sehingga perlu adanya kerjasama dengan

wilayah lain. Ketergantungan spasial yang terjadi pada AHH akan

menyebabkan data antar pengamatan sulit untuk memenuhi asumsi regresi

klasik yaitu asumsi independen. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan

regresi spasial yang memasukkan hubungan antar lokasi ke dalam model.

Regresi spasial merupakan hasil pengembangan dari metode regresi

linier klasik. Regresi spasial pertama kali diperkenalkan oleh Anselin (1988)

yang berdasarkan hukum pertama geografi menyatakan bahwa segala sesuatu

saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi sesuatu yang dekat lebih

mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh. Beberapa model regresi

spasial yaitu Spatial Autoregressive Model (SAR), Spatial Error Model

(SEM), Spatial Durbin Model (SDM), Spatial Autoregressive Moving

Average (SARMA) (Anselin, 1988). Metode regresi spasial menggunakan

data cross section. Data cross section merupakan data yang dikumpulkan

dalam kurun waktu tertentu dari sampel (Widarjono, 2007).

Komponen yang mendasar pada regresi spasial adalah matriks

pembobot spasial (matriks weighting spatial). Matriks pembobot spasial

didapat dari informasi jarak antara wilayah satu dengan wilayah lainnya

(LeSage, 1999). Fungsi dari matriks pembobot adalah untuk menentukan atau

menaksir parameter yang berbeda pada setiap lokasi pengamatan. Semakin

dekat lokasinya maka semakin besar nilai pembobot pada elemen yang

bersesuaian.

Page 17: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

3

Penelitian yang telah dilakukan mengenai AHH diantaranya Lusi

(2010) memodelkan AHH di Jawa Timur dan Jawa Tengah menggunakan

metode Geographically Weighted Regression (GWR), Rakhmawati (2011)

melakukan analisis AHH di Jawa Barat menggunakan regresi panel,

Sugiantari dan Budiantara (2013) menganalisis faktor - faktor yang

mempengaruhi AHH di Jawa Timur menggunakan regresi semiparametrik

spline, dan Lukman (2013) memodelkan AHH di Jawa Timur dengan

menggunakan regresi terboboti geografis dengan fungsi pembobot kernel

gaussian dan kernel bisquare. Semua penelitian tersebut mengambil objek di

Pulau Jawa.

Pulau Jawa merupakan pulau dengan jumlah penduduk terpadat di

Indonesia yang dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Secara administratif

Pulau Jawa terbagi menjadi empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus yaitu DKI Jakarta dan DI

Yogyakarta. Terdapat tiga provinsi yang mempunyai wilayah terluas dengan

populasi terbesar di Pulau Jawa yaitu Jawa Barat di posisi pertama, Jawa

Timur di posisi kedua dan Jawa Tengah di posisi ketiga. Akan tetapi AHH di

Provinsi Jawa Tengah lebih tinggi dibanding Jawa Barat dan Jawa Timur.

AHH Provinsi Jawa Tengah secara nasional menduduki posisi ke-6 dengan

71,71 tahun sedangkan Jawa Barat menduduki posisi ke-9 dengan 70,09

tahun dan Jawa Timur diposisi ke-14 dengan 68,80 tahun (BPS, 2013). Badan

Pusat Statistik (BPS) mencatat AHH di Jawa Tengah meningkat dari 71,25

tahun menjadi 71,71 tahun pada tahun 2009 sampai tahun 2012. Kondisi ini

Page 18: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

4

menunjukkan semakin meningkat kualitas hidup dan kesehatan masyarakat

Jawa Tengah.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk memodelkan AHH di

wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan metode regresi spasial.

Selain itu akan diidentifikasi faktor – faktor yang berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat pencapaian AHH di Provinsi Jawa Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan adalah

bagaimana hasil aplikasi regresi spasial dalam pemodelan AHH di Provinsi

Jawa Tengah.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah

untuk mengetahui hasil aplikasi regresi spasial dalam pemodelan AHH di

Provinsi Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan dasar tentang alternatif model regresi dengan

memperhatikan variasi spasial serta menambah wawasan tentang analisis

regresi spasial.

2. Sebagai masukan bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,

khususnya Dinas Kesehatan, dalam rangka pengambilan kebijakan

program peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Page 19: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

5

3. Sebagai tambahan referensi bagi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 20: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

6

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori – teori yang mendukung pada bab

selanjutnya. Beberapa teori yang dibahas mengenai matriks, metode maksimum

likelihood, regresi linear, metode AIC, Geoda, dan AHH.

A. Matriks

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks.

Ukuran matriks dijelaskan dengan menyatakan banyaknya baris dan

banyaknya kolom yang terdapat dalam matriks tersebut. (Anton, 1991:22)

Secara umum matriks A didefinisikan sebagai

[

]

Matriks A tersebut berukuran . Bilangan disebut entri atau elemen

dari matriks A. Elemen pertama (i) pada subscript menyatakan baris ke-i

dan elemen kedua (j) menyatakan kolom ke-j. Matriks yang hanya mempunyai

satu kolom atau satu baris disebut vektor. Matriks A dapat juga dituliskan

sebagai berikut :

[ ]

Jenis – jenis matriks dan beberapa hal tentang matriks yang sering digunakan

adalah sebagai berikut :

Page 21: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

7

Definisi 2. 1 (Anton, 1991:23)

Sebuah matriks dengan n baris dan n kolom dinamakan matriks persegi

berode n, dan entri – entri dikatakan berada pada diagonal

utama A. Secara umum dapat dituliskan sebagai

[

]

Definisi 2. 2 (Harville, 2008 : 6)

Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemennya bilangan nol

kecuali pada diagonal utama. Matriks diagonal dinotasikan sebagai

[

]

Definisi 2. 3 (Anton, 1991:29)

Matriks identitas disimbolkan adalah matriks n x n yang entrinya dalam

baris i dan kolom j adalah

ji

ji

jika0

jika1

Contohnya

[

]

Page 22: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

8

Definisi 2. 4 (Anton, 1991:28)

Jika A adalah sebarang matriks , maka transpose A dinyatakan dengan

dan didefiniskan sebagai matriks yang kolom pertamanya adalah

baris pertama dari A, kolom keduanya adalah baris kedua dari A, demikian

juga dengan kolom ketiga adalah baris ketiga dari A, dan seterusnya.

Misalkan [

] adalah matriks berukuran ,

maka [

] adalah matriks berukuran

Definisi 2. 5 (Anton, 1991: 34)

Jika matriks persegi dan jika terdapat suatu matriks dengan ukuran

yang sama sedemikian sehingga dengan merupakan matriks

identitas, maka invertible (dapat dibalik) dan adalah invers dari . Jika

dapat dibalik, maka inversnya dinotasikan dengan , sehingga

dan .

Contoh:

*

+ *

+ *

+

maka *

+

Definisi 2. 6 (Anton & Rorres, 2004:37)

Jika adalah sebuah matriks persegi, maka trace dari A, yang dinyatakan

sebagai ( , didefinisikan sebagai jumlah elemen pada diagonal utama .

Trace dari tidak dapat didefinisikan jika bukan matriks bujur sangkar.

Page 23: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

9

[

]

(

B. Metode Maksimum Likelihood

Metode maksimum likelihood digunakan untuk melakukan penaksiran

titik dari suatu parameter dalam fungsi probabilitas.

Definisi 2. 7 (Bain & Engelhard, 1992:293)

Misalkan sampel acak dengan fungsi peluang ( ,

. Apabila yaitu fungsi peluang bersama dari

dipandang sebagai fungsi dari dan sebagai bilangan tertentu

maka ( ∏ ( disebut sebagai fungsi likelihood.

Definisi 2. 8 (Bain & Engelhard, 1992:294)

Misalkan sampel acak dengan fungsi peluang ( dan

fungsi likelihood ( . Setiap nilai ( yang

memaksimumkan ( yakni ( ( dinamakan Maximum Likelihood

Estimatior (MLE).

C. Regresi Linear Berganda

Bentuk umum model regresi linear berganda dengan k variabel prediktor

adalah (Kutner et al, 2005: 222)

(2. 1)

Page 24: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

10

dengan :

k : banyaknya variabel prediktor

: variabel respon ke-i

: variabel prediktor ke-k pada pengamatan ke-i

: error ke-i

: paramater regresi ke-k

Bentuk regresi linear ganda juga dapat dinyatakan dalam bentuk matriks

sebagai berikut (Kutner et al, 2005:222)

Dalam bentuk matriks :

[

] [

] [

] [

]

Jika dituliskan kembali dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:

(2. 2)

dengan

: vektor variabel respon berukuran nx1

: matriks variabel prediktor berukuran nx(k+1)

: vektor parameter berukuran (k+1)x1

: vektor error berukuran nx1

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel prediktor terhadap

variabel respon dilakukan pengujian signifikansi parameter, baik secara

bersama-sama maupun secara individu/parsial. Pengujian parameter model

regresi linear berganda secara bersama-sama dilakukan dengan menggunakan

statistik uji F sedangkan secara parsial dengan uji t

Page 25: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

11

Tabel 2. 1 Uji Signifikansi Parameter

Jenis Uji Hipotesis Statistik Uji Daerah Kritis

Uji

Bersama

( (

Uji

Parsial

√ (

(

dengan

Jumlah Kuadrat Regresi : ∑( )

Jumlah Kuadrat Galat : ∑( )

Kuadrat Tengah Regresi :

(

∑(

(

Kuadrat Tengah Galat :

(

∑(

(

: parameter model regresi

: estimator untuk

( : variansi

D. Ordinary Least Square (OLS)

Estimasi parameter untuk dapat diperoleh dengan metode kuadrat

terkecil (Ordinary Least Square). Prinsip dasar OLS adalah meminimumkan

jumlah kuadrat galat. Untuk memperoleh estimator bagi yang

dilambangkan dengan dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.2).

Matriks error dapat diperoleh dengan

(2. 3)

dengan menggunakan prinsip dasar OLS dan persamaan (2.3) maka

Page 26: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

12

( (

(2. 4)

Oleh karena adalah matriks berukuran 1x1 maka matriksnya akan sama

dengan matriks transposenya

( (2. 5)

Dengan substitusi persamaan (2.5) ke dalam persamaan (2.4) maka

persamaannya akan menjadi

(2. 6)

Untuk mendapatkan estimator , persamaan (2.6) dideferensialkan terhadap

maka

(

(

(

(

( (

Page 27: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

13

sehingga diperoleh estimator

( (2. 7)

Menurut Teorema Gauss-Markov, jika ( dan (

estimator kuadrat terkecil mempunyai variansi minimum diantara semua

estimator linear dan tak bias. Jadi sifat penduga kuadrat terkecil adalah

sebagai berikut:

1. Linear dan Tak Bias

Jika ( ) maka adalah estimator yang tak bias untuk Akan

ditunjukkan bahwa adalah penduga linear tak bias dari .

(

( (

( (

(

Sehingga adalah fungsi linear dari dan

Dengan (

( ) [( ]

( (

( (

(

Karena ( ) maka adalah estimator yang tak bias untuk

2. Varian Minimum

Jika adalah estimator terbaik maka mempunyai variansi yang

minimum diantara variansi estimator tak bias linear yang lain. Misalkan

Page 28: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

14

adalah estimator yang tak bias dan adalah estimator tak bias yang lain,

maka ditunjukkan ( ) (

( ) *(( ( )) ( ( )))

+

[( ( ( ( ( ]

[(( (( ]

[( ( ]

( ( (

(

(

( ) ( (2. 8)

Matriks dinyatakan oleh

[( ] ; dengan c adalah matriks konstanta

[( ][ ]

( (

(

(

karena diasumsikan merupakan estimator tak bias dari maka

( ) seharusnya sama dengan , dengan kata lain seharusnya

merupakan matriks nol, atau

Jadi diperoleh ( ((

( ) *( )( ) +

[(( ( ( ]

(( ( ( (

Page 29: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

15

((( ( ( )

(( ( ( (

((

( ) (2. 9)

Berdasarkan persamaan (2.8) dan (2.9) di atas menunjukkan bahwa

( ) ( .

Karena itu Estimator parameter model regresi linear ganda yang

diperoleh dengan metode kuadrat terkecil yang baik adalah estimator yang

memenuhi BLUE (Best Linear Unbiased Estimated) yaitu tak bias, linear

dan variansi minimum (Rawlings, Pantula and Dickey,1998:77).

E. Uji Asumsi Regresi Linear

Ada beberapa asumsi yang perlu dipenuhi dalam model regresi. Apabila

asumsi tersebut diabaikan maka dapat mengganggu model yang telah

ditetapkan bahkan dapat membuat kesimpulan menjadi keliru. Oleh karena

itu, uji asumsi perlu dilakukan pada model. Beberapa asumsi yang harus

dipenuhi pada model regresi linear berganda , antara lain sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata error, ( untuk i= 1, 2, …, n

2. ( artinya error mengikuti distribusi normal dengan rata-rata 0

dan varians

3. Tidak ada multikolinieritas atau korelasi antar variabel prediktor

Page 30: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

16

4. Error mempunyai varians yang konstan, ( (asumsi

homokedastisitas)

5. Tidak ada autokorelasi atau ( )

Pengujian asumsi regresi terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas,

uji heterokedastisitas, uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk error dari model. Salah satu cara

untuk menguji asumsi normalitas error adalah dengan uji Kolmogorov-

Smirnov. Langkah untuk uji normalitas Kolmogorov-Smirnov suatu data

sampel adalah sebagai berikut (Siegel, 1986:59):

a. Menentukan hipotesis

H0 : Error berdistribusi normal

H1 : Error berdistribusi tidak normal

b. Menentukan Statistik Uji

| ( – ( | (2. 10)

dengan

( merupakan kumulatif data sampel.

( merupakan kumulatif data sampel berdistribusi normal.

c. Menentukan kriteria keputusan

Pengambilan keputusan adalah H0 ditolak jika nilai

d. Melakukan perhitungan

Nilai diperoleh dari tabel harga kritis uji Kormogorov-

Smirnov dengan menggunakan nilai KS yang telah dicari dengan

Page 31: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

17

persamaan (2.10) dan banyaknya data yang digunakan. Apabila

menggunakan program SPSS maka kriteria keputusannya adalah error

berdistribusi normal jika > α dengan diperoleh

dari output program tersebut.

e. Membuat kesimpulan

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel

bebas dalam suatu model regresi linier berganda (Gujarati, 2003). Jika

antar variabel prediktor memiliki korelasi maka mengakibatkan koefisien-

koefisien regresi menjadi tidak dapat diperkirakan atau tidak dapat ditarik

kesimpulan statistik apapun tentang hasil regresi dari sampel yang ada

(Gujarati, 2006:63).

Selanjutnya untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam

model regresi linier berganda dapat digunakan nilai variance inflation

factor (VIF) dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka

terjadi multikolinieritas dalam model regresi. Secara manual perhitungan

VIF dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

(2. 11)

dengan adalah koefisien determinasi, dimana variabel prediktor yang

dipilih digunakan sebagai respon dan variabel prediktor lainnya digunakan

sebagai variabel prediktor.

Page 32: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

18

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari galat satu pengamatan ke

pengamatan lain (Imam Ghozali, 2013:139). Heterokedastisitas sering

terjadi pada data cross section dibanding data time series. Seringkali

terdapat perbedaan yang cukup besar pada perbandingan data antar

negara, provinsi, perusahaan maupun industri. Selain itu ditemukan

bahwa masalah heteroskedastisitas tidak mempengaruhi model yang

dibangun atau tidak bias, namun akan kehilangan estimator yang

bersifat BLUE sehingga persamaan sulit diandalkan sebagai alat

estimasi.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas dalam model regresi pada data cross section adalah

dengan uji Breusch-Pagan (BP test) . Menurut Breusch dan Pagan (1979),

kehomogenan variansi terpenuhi jika persamaannya sebagai berikut:

( (2. 12)

Dengan nilai bernilai nol (j = 2,3,…k ), adalah konstanta regresi

yang selalu bernilai satu dan adalah variabel prediktor ke-2

sampai ke-k. Berdasarkan kriteria tersebut, hipotesis uji kehomogenan

variansi dari error sebagai berikut :

Page 33: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

19

Jika tidak ditolak maka kehomogenan variansi dari residual terpenuhi

sehingga [ ] [

] . Adapun statistik uji

BP sebagai berikut:

⁄ (∑ (∑

(∑

(2. 13)

dengan (

), ( ), dan ∑

(Anselin,

1988). Uji statistik BP menyebar (

dengan k adalah banyaknya

parameter regresi. Jika BP lebih besar dari (

maka tolak .

4. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui gejala korelasi antara

anggota serangkaian data observasi time-series atau cross section. Uji

autokorelasi bertujuan untuk memenuhi asumsi independen yang ada pada

model regresi (Hanke and Winchern, 2005: 332). Autokorelasi pada

regresi spasial disebut autokorelasi spasial yaitu penilaian korelasi antar

pengamatan/lokasi pada suatu variabel. Salah satu pengujian Autokorelasi

spasial yaitu menggunakan metode Moran’s I.

Adapun dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi

adalah sama dengan dampak dari heteroskedastisitas yang telah diuraikan

di atas, yaitu walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi

tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan

perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya

kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis

yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk

evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak adanya autokorelasi dalam

Page 34: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

20

model regresi menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator

yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang LUE.

F. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar nilai

variabel respon dijelaskan oleh variabel prediktor. Koefisien determinasi

biasa digunakan untuk mengukur kelayakan model, yang dinotasikan dengan

R2. Nilai R

2 diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

∑ (

∑ (

Nilai R2 yang mendekati 0 (nol) menunjukkan bahwa data tidak cocok

dengan model regresi yang ada. Sebaliknya, jika nilai R2 mendekati 1 (satu)

menunjukkan bahwa data cocok terhadap model regresi (Johnson & Wichern,

1996:292).

Pengaruh tinggi rendahnya koefisien determinasi tersebut dikemukakan

oleh Hatcher (2003:296) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 2

Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi

Interval koefisien Keterangan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Page 35: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

21

G. Akaike’s Information Criterion (AIC)

Metode AIC adalah metode yang dapat digunakan untuk memilih model

regresi terbaik yang ditemukan oleh Akaike. Metode ini didasarkan pada

metode estimasi maksimum likelihood (MLE).

Untuk menghitung nilai AIC digunakan rumus sebagai berikut (Akaike,

1974):

(

dengan

= jumlah parameter yang diestimasi dalam model regresi

= nilai maksimum fungsi likelihood

Menurut metode AIC, regresi terbaik adalah model regresi yang mempunyai

nilai AIC terkecil.

H. GeoDa

SPSS, SAS, Minitab, Eviews, LISREAL, dan program-R adalah beberapa

program yang digunakan untuk membantu perhitungan dalam bidang

statistika. Program – program tersebut berfungsi untuk membantu dalam

memproses data secara tepat dan cepat. Selain program tersebut terdapat

program statistika bernama GeoDa yang khusus digunakan untuk regresi

spasial. Bentuk program GeoDa sama seperti SPSS yang mampu memberikan

kemudahan penerapan, kecepatan proses analisis, serta ketepatan hasil.

GeoDa adalah program yang digunakan untuk melakukan analisis data

spasial, geovisualization, autokorelasi spasial dan pemodelan spasial

berbentuk free lisence sehingga bebas untuk digunakan siapapun tanpa

Page 36: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

22

dipungut biaya (Comar, Gasperoni, & Dewar, 2003). Program GeoDa serta

seluruh informasi mengenai program dapat diakses dan diunduh secara gratis

oleh seluruh kalangan dengan mengunjungi situs https://geodacenter.asu.edu.

Program tersebut dapat digunakan di beberapa sistem operasi yang berbeda

yaitu Windows (XP, Vista, dan 7), Mac OS, dan Linux. Fungsi GeoDa

diklasifikasikan menjadi 6 kategori yaitu analisis spasial, eksplorasi data,

mapping, analisis multivariat, autokorelasi spasial, dan regresi spasial. Selain

itu GeoDa juga dapat melakukan perhitungan regresi linear klasik. Metode

regresi spasial yang terdapat pada GeoDa yaitu metode spatial autoregressive

dan spatial error dengan menggunakan estimasi maksimum likelihood (Luc,

Syabri, & Kho, 2006). Langkah – langkah regresi spasial menggunakan

software GeoDa dapat dilihat pada lampiran 4.

I. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup menurut (BPS, 2013) adalah rata- rata tahun

hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai

umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di

lingkungan masyarakatnya. Situasi mortalitas yang dimaksud adalah situasi

kematian yang terjadi pada masyarakat. Pada umumnya kematian dewasa

disebabkan karena penyakit menular, penyakit degeneratif, kecelakaan atau

gaya hidup yang berisiko terhadap kematian (Utomo, 1985). AHH saat lahir

adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada

suatu tahun tertentu disimbolkan dengan . Simbol AHH biasanya ditulis

sebagai ( yaitu expectation of life at age x.

Page 37: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

23

Idealnya AHH dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age

Specific Death Rate/ASDR). ASDR diperoleh dari registrasi kematian secara

bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Akan tetapi

karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik

maka untuk menghitung AHH, BPS menggunakan program khusus yang

disebut Mortpak. Data yang dibutuhkan untuk menghitung AHH dengan

Mortpak adalah rata – rata jumlah anak lahir hidup dan rata –rata jumlah anak

masih hidup. Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk dari software Mortpak.

Gambar 2. 1 Bentuk software Mortpak

AHH memiliki nilai maksimum harapan hidup sesuai standar United

Nations Development Programme (UNDP) yaitu angka tertinggi sebagai

batas atas untuk penghitungan dipakai 85 tahun dan terendah 25 tahun (BPS,

2013).

Beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat dan AHH yaitu meningkatnya perawatan kesehatan

melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat yang akan

meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi

Page 38: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

24

kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik

sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai (BPS,

2013).

Berbagai penelitian telah dilakukan terkait dengan faktor – faktor AHH

diantaranya Rakhmawati (2011) yang meneliti faktor – faktor yang

mempengaruhi AHH yaitu rasio dokter per 100.000 penduduk, persentase

posyandu purnama-mandiri, angka melek huruf, dan pengeluaran per kapita.

Sugiantari & Budiantara (2013) melakukan pemodelan AHH dengan variabel

penelitian yang digunakan antara lain angka kematian bayi, angka buta huruf

penduduk usia 10 tahun keatas, persentase bayi berusia 0-11 bulan yang

diberi ASI selama 4-6 bulan, laju pertumbuhan ekonomi, persentase balita

berusia 1-4 tahun yang mendapatkan imunisasi lengkap, dan tingkat

partisipasi angkatan kerja. Penelitian Waryono (2002) menggunakan faktor –

faktor yang mempengaruhi tingkat pencapaian AHH yaitu angka melek huruf,

rata rata lama sekolah, rumah tangga pengguna air bersih, balita berstatus gizi

baik, penolong persalinan bayi oleh tenaga medis, balita yang pernah

mendapat imunisasi, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, PDRB

perkapita, pekerja di sektor pertanian, angka pengangguran terbuka,

persentase penduduk perkotaan, persentase berumur 65 tahun atau lebih, rata

–rata pengeluaran perkapita, jumlah dokter dan puskesmas per 100.000

penduduk.

Page 39: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

25

BAB III

PEMBAHASAN

Angka Harapan Hidup (AHH) di suatu wilayah berbeda dengan wilayah

lainnya tergantung dari kualitas hidup yang mampu dicapai oleh penduduk. Pada

bab ini akan dibahas penggunaan regresi spasial untuk mengetahui faktor - faktor

yang mempengaruhi AHH.

A. Pola Spasial

Menurut Lee & Wong (2001), pola spasial adalah sesuatu yang

berhubungan dengan penempatan atau susunan benda-benda di permukaan

bumi. Setiap perubahan pola spasial akan mengillustrasikan proses spasial

yang ditunjukkan oleh faktor lingkungan atau budaya. Menurut (Mcgarigal &

Marks, 1994), pola spasial adalah sebuah parameterisasi kuantitatif dari

komposisi dan konfigurasi objek spasial.Pola spasial menjelaskan tentang

bagaimana fenomena geografis terdistribusi dengan fenomena - fenomena

lainnya. Statistik spasial banyak digunakan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis pola spasial, yaitu bagaimana objek-objek geografis terjadi dan

berubah di suatu lokasi.

Pola spasial dapat ditunjukkan dengan autokorelasi spasial. Autokorelasi

spasial adalah penilaian korelasi antar pengamatan pada suatu variabel. Jika

pengamatan menunjukkan saling ketergantungan terhadap

ruang, maka data tersebut dikatakan berkorelasi secara spasial. Sehingga

autokorelasi spasial digunakan untuk menganalisis pola spasial dari

Page 40: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

26

penyebaran titik-titik dengan membedakan lokasi dan atributnya atau variabel

tertentu. Pengujian dalam spasial autokorelasi spasial adalah Moran’s I (Lee

& Wong, 2001).

B. Matriks Pembobot Spasial (Spatial Weight Matrices)

Matriks pembobot spasial disimbolkan menyatakan hubungan antar

wilayah pengamatan berukuran nxn. adalah elemen dari matriks pada

baris ke-i kolom ke-j untuk i,j=1,2,…,n yang merupakan lokasi disekitar

wilayah pengamatan i. Bentuk matriks adalah sebagai berikut (LeSage,

1999) :

[

]

Nilai didasarkan pada persinggungan batas wilayah (contiguity) yang

terjadi antar wilayah yang bertetangga. Pemberian nilai adalah dengan

kode biner. Rumus pembobot dalam kode biner sebagai berikut

(Thaib,2008:3):

,

Terdapat beberapa jenis persinggungan batas wilayah yaitu Rook

contiguity, Bishop contiguity dan Queen contiguity.

a. Rook contiguity ialah persinggungan sisi wilayah satu dengan sisi

wilayah yang lain yang bertetanggaan. Rook contiguity didefinisikan:

Page 41: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

27

= 1, jika lokasi i dan j bersinggungan sisi

= 0, lainnya

b. Bishop contiguity ialah persinggungan titik sudut wilayah satu dengan

wilayah tetangga yang lain. Bishop contiguity didefinisikan:

= 1, jika lokasi i dan j bersinggungan titik sudut

= 0, lainnya

c. Queen contiguity ialah persinggungan sisi atau titik sudut wilayah satu

dengan wilayah yang lain yaitu gabungan rook contiguity dan bishop

contiguity. Queen contiguity didefinisikan:

= 1, jika lokasi i dan j bersinggungan sisi atau titik sudut

= 0, lainnya

Gambar di bawah ini merupakan illustrasi persinggungan wilayah pada peta

untuk mempermudah pemahaman dari contiguity.

Rook Contiguity Queen Contiguity

Gambar 3. 1 Illustrasi persinggungan wilayah pada peta

1

2

4

3

5

6 6

7 7

1

2

5

4

3

Page 42: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

28

Matriks yang merefleksikan Rook contiguity pada gambar 3.1 adalah

[

]

Matriks yang merefleksikan Bishop contiguity pada gambar 3.1 adalah

[

]

Matriks yang merefleksikan Queen contiguity pada gambar 3.1 adalah

[

]

Matriks Rook contiguity, Bishop contiguity, atau Queen contiguity yang sudah

diperoleh kemudian dibentuk dalam matriks yang telah distandarisasi baris,

yaitu matriks dimana jumlah dari setiap barisnya adalah satu. Stadarisasi

digunakan agar pembobot matriks proporsional jika kasus memiliki jumlah

2

5 4

1

3

6

7

1 2 3 4 5 6 7

2

5 4

1

3

6

7

1 2 3 4 5 6 7

2

5 4

1

3

6

7

1 2 3 4 5 6 7

Page 43: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

29

tetangga yang tidak sama. Rumus standarisasi matriks dengan elemen

dinyatakan dengan

(3. 1)

dengan

= nilai yang telah distandarisasi

= elemen dari matriks pada baris ke-i kolom ke-j

Sebagai contoh standarisasi dari matriks queen contiguity adalah

(LeSage, 1999)

[

]

dengan menggunakan persamaan 3.1 untuk

lalu

, dst

sehingga secara keseluruhan didapat matriks sebagai berikut:

[

]

Page 44: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

30

C. Moran’s I

Moran’s I adalah sebuah tes statistik lokal untuk mengetahui nilai

autokorelasi spasial, yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu lokasi dari

pengelompokkan spasial atau autokorelasi spasial. Autokorelasi spasial

adalah korelasi antara variabel dengan dirinya sendiri berdasarkan ruang

(Lembo, 2006).

Misal terdapat variabel dimana i ≠ j, i = 1, 2,…, n, j = 1, 2,

…,n dengan banyak data sebesar n, maka formula dari Moran’s I adalah (Lee

& Wong, 2001):

∑ ∑ ( ( )

(∑ ∑

) ∑ (

(3. 2)

dengan:

: rata – rata dari variabel X

: elemen dari matriks pembobot

Nilai ekspektasi dari Moran’s I adalah (Lee & Wong, 2001):

(

(3. 3)

Jika maka nilai autokorelasi bernilai positif, hal ini berarti pola data

membentuk kelompok (cluster), artinya tidak terdapat autokorelasi

spasial, dan artinya nilai autokorelasi bernilai negatif, hal ini berarti

pola berpencar (disperse). Gambar 3.2 merupakan contoh peta persebaran

cluster sampai disperse (Mitchell, 2009).

Page 45: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

31

Gambar 3. 2 Illustrasi pola cluster sampai disperse

Hipotesis yang digunakan pada statistik uji Moran’s I adalah

(tidak ada autokorelasi antar lokasi)

(ada autokorelasi antar lokasi)

Statistik uji (Lee & Wong, 2001:157)

(

√ ( (3. 4)

dengan:

I adalah indeks Moran’s I

( adalah nilai ekspektasi indeks Moran’s I

( adalah variansi Moran’s I

Kriteria keputusan: ditolak jika | | ⁄ .

D. Regresi Spasial

Pembahasan analisis regresi sudah sangat luas, namun seringkali

ditemukan bahwa terdapat pola spasial (lokasi) yang mempengaruhi model.

Pengabaian pola spasial dalam model seringkali dapat menyebabkan

kesimpulan yang dihasilkan kurang tepat dikarenakan terdapat pelanggaran

Page 46: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

32

asumsi independen atau autokorelasi dalam model. Salah satu solusi untuk

mengatasi masalah ini dengan menggunakan regresi spasial.

Regresi spasial merupakan teknik sederhana yang dikembangkan dari

regresi linear klasik dimana setiap parameter dihitung pada setiap lokasi

pengamatan sehingga setiap lokasi pengamatan mempunyai nilai parameter

regresi yang berbeda – beda. Misal diamati variabel pada suatu lokasi , data

observasi pada lokasi i, dinotasikan dengan , dipengaruhi oleh observasi

pada lokasi j, dinotasikan dengan , dimana lokasi j merupakan suatu

himpunan lokasi yang bersinggungan dengan lokasi i dengan j≠i (Andra,

2007).

Regresi spasial memiliki dua model utama yaitu Spatial Autoregressive

(SAR) atau Spatial Lag dan Spatial Error (SEM) (Astuti, 2013). SAR

memiliki dependensi nilai respon antar lokasi, sedangkan SEM memiliki

dependensi nilai error antar lokasi. Untuk mengetahui adanya dependensi

spasial atau spatial dependence pada data dan untuk mengetahui model

regresi spasial yang sesuai dapat diuji dengan menggunakan uji Langrange

Multiplier.

Berikut ini adalah gambaran konsep model regresi spasial SAR dan

SEM dengan regresi linear (Baller, Anselin, Messner, Deane, & Hawkins,

2001).

Page 47: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

33

Gambar 3. 3 Komparasi koseptual antara regresi linear dan model regresi

spasial

Selanjutnya akan dibahas mengenai Uji Lagrange Multiplier, SAR, SEM

beserta uji signifikansinya.

1. Model Spatial Autoregressive (SAR)

Model Spatial Autoregressive atau Spatial Lag Model (SLM) adalah

model yang mengkombinasikan model regresi linear dengan lag spasial pada

variabel respon dengan menggunakan data cross section (Anselin, 1988).

Spasial lag muncul saat nilai observasi variabel respon pada suatu lokasi

berkorelasi dengan nilai observasi variabel respon di lokasi sekitarnya atau

dengan kata lain terdapat korelasi spasial antar variabel respon. Pada model

ini terdapat fungsi dari variabel respon pada lokasi j yang digunakan sebagai

variabel prediktor untuk memprediksi nilai dari variabel respon pada lokasi i.

Tidak terdapat

pengaruh

keterkaitan lokasi

Pada variabel respon

terdapat pengaruh

keterkaitan antar lokasi

Pada error terdapat

pengaruh keterkaitan

antar lokasi

OLS SAR SEM

Page 48: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

34

Model SAR dapat dinyatakan sebagai berikut: (Anselin, 1988)

∑ ∑

(3. 5)

dengan (

keterangan:

: variabel respon pada lokasi i

: variabel prediktor pada lokasi i

: elemen dari matriks bobot spasial W pada baris ke-i kolom ke-j

: error pada lokasi i yang berdistribusi normal dan independen

dengan mean nol dan variansi

: parameter koefisien spasial lag variabel respon

: parameter koefisien regresi

Model SAR dalam bentuk matriks:

[

] [

] [

] [

] [

] [

]

Jika dituliskan kembali dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut :

(3. 6)

dengan:

: vektor variabel respon berukuran nx1

: matriks variabel prediktor berukuran nxk

: vektor error

Page 49: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

35

: vektor parameter berukuran kx1

: koefisien spatial autoregressive

: matriks bobot spasial berukuran nxn

variabel respon dalam lokasi tetangga (WY) dimasukkan sebagai variabel

prediktor (Briggs, 2014).

a. Estimasi Parameter Model SAR

Estimasi parameter model SAR dilakukan dengan menggunakan

metode maksimum likelihood (MLE). Inti dari metode ini adalah

mencari statistik yang memaksimalkan fungsi likelihood yang dibentuk

dilakukan melalui . Pada model SAR diasumsikan ( .

Sehingga berdasarkan asumsi tersebut ( dimana adalah

error pada lokasi i.

Fungsi peluang bersama dari

(

[

],

Fungsi peluang bersama bersama dari n peubah acak

adalah

( ( ( (

(

[

]) (

[

]) (

[

])

Page 50: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

36

(

* ∑

+

(

* +

Fungsi peluang bersama dari variabel respon Y diperoleh dengan

mentransformasi persamaan (3.6) sebagai berikut:

(

dengan |

| sehingga diperoleh fungsi

yaitu: (Andra, 2007:19-20)

( (

(

*

( (

+[

]

(

*

( (

+

sehingga fungsi likelihood dari variabel respon Y adalah

(

(

[

( (

] (3. 7)

logaritma natural dari fungsi likelihood pada persaman (3.7) yaitu:

Page 51: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

37

(

(

(

*( (

+ )

(

( (

(3. 8)

kemudian menurunkan fungsi logaritma natural likelihood pada

persamaan (3.8)

(

(( (

)

(3. 9)

dimisalkan ( ( (

( ( ( ( (

karena matriks ( berukuran 1 x 1 dan ( (

)

( menghasilkan nilai skalar yang sama,

maka

( ( ( (

sehingga diperoleh :

(( ( (

)

(

(

( ( (3. 10)

Page 52: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

38

Sehingga didapat parameter adalah estimator untuk

b. Estimasi Parameter Model SAR

Estimasi parameter menggunakan optimalisasi fungsi persamaan

(3.10)

(

(

( (

(

( (

( (

( (

(

(( ( )

(( ( )

(( ( )

( ( ))

(( )

( ))

(3. 11)

dengan:

(

(

Page 53: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

39

(

(

dengan menghitung nilai log likelihood pada persamaan (3.11)

diperoleh yaitu taksiran dari yang memaksimumkan fungsi

likelihood tersebut. Pace dan Barry (1997) menggunakan direct sparse

matrix algorithms seperti dekomposisi LU atau Cholesky untuk

menghitung nilai log determinan (ln ) yang menggunakan

bantuan program MATLAB. (Andra, 2007)

2. Model Spatial Error (SEM)

Model Spatial Error muncul saat nilai error pada suatu lokasi

berkorelasi dengan nilai error di lokasi sekitarnya atau dengan kata lain

terdapat korelasi spasial antar error. Pada model Spatial Error, bentuk

error pada lokasi i merupakan fungsi dari error pada lokasi j dimana j

merupakan suatu lokasi yang terletak disekitar lokasi i.

Definisi model regresi Spatial Error secara umum yaitu (Anselin, 1988)

∑ ∑

(3. 12)

dengan (

keterangan:

: variabel respon pada lokasi i

: variabel prediktor pada lokasi i

: elemen dari matriks bobot spasial W pada baris ke-i kolom ke-j

Page 54: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

40

: error pada lokasi i yang berdistribusi identik normal dan

independen dengan mean nol dan variansi

: error pada lokasi j

: parameter koefisien spasial error

: parameter koefisien regresi

Model SEM dalam bentuk matriks:

[

] [

] [

] [

] [

] [

]

Jika dituliskan kembali dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut :

(3. 13)

dengan:

: vektor variabel respon berukuran nx1

: matriks variabel prediktor berukuran nxp

: vektor error

: vektor parameter berukuran kx1

: koefisien spatial error

: matriks bobot spasial berukuran nxn

nilai error di lokasi tetangga (Wu) termasuk sebagai variabel prediktor

dalam persamaan (Briggs, 2014).

Page 55: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

41

a. Estimasi Parameter Model Spatial Error (SEM)

Estimasi parameter untuk model SEM diperoleh dengan

menggunakan metode maksimum likelihood (MLE). Inti dari metode

ini adalah mencari statistik yang memaksimalkan fungsi likelihood

yang dibentuk dari persamaan yang dilakukan melalui . Pada model

SEM diasumsikan ( . Sehingga berdasarkan asumsi

tersebut ( dimana adalah error pada lokasi i.

Fungsi peluang bersama dari

(

[

],

Fungsi peluang bersama dari n peubah acak adalah

( ( ( (

(

[

]) (

[

]) (

[

])

(

* ∑

+

(

* +

Fungsi peluang bersama dari variabel respon Y diperoleh dengan

mentransformasi persamaan (3.13) sebagai berikut

Page 56: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

42

(

(

(

( (

( (

dengan |

| sehingga diperoleh fungsi dari

adalah (Andra, 2007: 32-33)

( (

(

*

( ( (( ( )

+[

]

(

*

( ( (( ( )

+

sehingga fungsi likelihood dari variabel respon Y adalah

(

(

( *( ( (( ( )

+)

Logaritma natural fungsi likelihood yaitu:

(

(

(

*( ( (( ( )

+)

Page 57: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

43

( ( ( (

(3. 14)

kemudian menurunkan fungsi logaritma natural likelihood persamaan

(3.14) terhadap

(

(

( ( ( ( )

( (( ( )

( ( ( (

[( ( ] ( (

Sehingga didapat parameter adalah estimator untuk

b. Estimasi Parameter Model SEM

Selanjutnya estimasi parameter dengan optimalisasi fungsi

(

(

(( ( )

(( ( )

(3. 15)

Page 58: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

44

Estimasi parameter tidak didapat dengan meminimukan persamaan

(3.15). Hal ini disebabkan adanya yang perhitungannya

memerlukan bantuan program MATLAB (Andra, 2007).

3. Uji Lagrange Multiplier (LM test)

Uji Lagrange Multiplier (LM test) digunakan sebagai dasar untuk memilih

model regresi spasial yang sesuai (LeSage,2009:156). Uji Lagrange

Multiplier terdiri dari LM lag dan LM error. LM lag digunakan untuk

identifikasi model SAR pada persamaan (3.5) dan LM error digunakan untuk

identifikasi model SEM pada persamaan (3.12). Apabila keduanya signifikan

maka model yang sesuai adalah Spatial Autoregressive Moving Average

(SARMA).

Hipotesis yang digunakan pada uji Lagrange Multiplier Lag( ) yaitu:

(tidak ada ketergantungan spasial lag)

(ada ketergantungan spasial lag)

Statistik uji (Anselin, 1988):

(

)

(( ( )

(3. 16)

dengan :

(

((

Keterangan:

: matriks variabel prediktor berukuran nxk

Page 59: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

45

: matriks bobot spasial berukuran nxn

: vektor error

Kriteria keputusan yaitu ditolak jika ( atau

artinya model yang sesuai untuk digunakan yaitu SAR.

Sedangkan hipotesis uji Lagrange Multiplier Error ( ) untuk

identifikasi model SEM yaitu:

(tidak ada ketergantungan spasial error)

(ada ketergantungan spasial error)

Statistik uji (Anselin, 1988):

(

)

(3. 17)

dengan

((

Kriteria keputusan yaitu ditolak jika ( atau

artinya model yang sesuai untuk digunakan yaitu SEM..

Jika hipotesis uji dan memiliki kriteria keputusan yang

sama yaitu ditolak maka model yang sesuai untuk digunakan adalah

model SAR dan SEM atau biasa disebut SARMA.

4. Uji Signifikansi Parameter Regresi Spasial

Salah satu prinsip dasar penduga Maksimum Likelihood adalah

asymptotic normality, artinya semakin besar ukuran n maka kurva akan

semakin mendekati kurva sebaran normal. Pengujian parameter model

regresi spasial secara parsial dilakukan untuk mengetahui parameter mana

Page 60: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

46

yang signifikan mempengaruhi variabel respon. Pengujian parameter

regresi ( dan regresi spasial ( secara parsial yaitu didasarkan

pada nilai variansi error ( , sehingga statitik uji signifikansi parameter

yang dipergunakan yaitu

( (3. 18)

dengan ( merupakan standard error. Melalui uji parsial masing –

masing parameter dengan hipotesis

(Parameter tidak signifikan)

(Parameter signifikan)

merupakan parameter . ditolak jika ( ⁄ atau

⁄ , artinya koefisien regresi signifikan sehingga layak

digunakan pada model (Rati, 2013).

5. Uji Asumsi Model Regresi Spasial

Pengujian asumsi pada model SAR meliputi uji kehomogenan

variansi dari error dan kenormalan error seperti pada regresi linear

(Astuti, 2013).

Page 61: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

47

Tahapan dalam penerapan pemodelan regresi spasial yang disajikan dalam

diagram alur sebagai berikut:

Gambar 3. 4 Tahapan Pemodelan Regresi Spasial

Pemilihan contiguity untuk pembobotan spasial

Pemodelan variabel respon menggunakan regresi linear dengan metode OLS

Pemilihan model regresi spasial mengunakan uji LM

(Uji LM Lag, Uji LM Error)

SAR SEM SARMA

Estimasi parameter model

Pengujian autokorelasi spasial dengan Moran’s I

LM Lag signifikan LM Error signifikan LM lag dan error signifikan

Uji signifikansi parameter model

Uji asumsi model regresi spasial

Moran’s I signifikan

Page 62: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

48

E. Aplikasi Regresi Spasial AHH di Provinsi Jawa Tengah

1. Deskripsi Data

Berdasarkan penetian sebelumnya faktor AHH banyak dipengaruhi

oleh bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Oleh karena pada itu

penelitian ini akan digunakan faktor AHH dari bidang tersebut.

a. Bidang Pendidikan

Pada bidang pendidikan untuk mengukur dimensi pengetahuan

penduduk digunakan dua indikator yaitu rata – rata lama sekolah dan

angka melek huruf. Rata – rata lama sekolah menggambarkan jumlah

tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan

dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun yang mengulang).

Perhitungan Rata-rata Lama Sekolah menggunakan informasi lama

sekolah, jenjang dan jenis pendidikan yang pernah/sedang diduduki, ijasah

tertinggi yang dimiliki, dan tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang

diduduki. Angka melek huruf adalah presentase penduduk usia 15 tahun

ke atas yang dapat membaca dan menuilis huruf latin serta huruf lainnya

(BPS, 2013).

b. Bidang Kesehatan

Pada bidang ini yang akan dilihat dan digambarkan adalah %

persalinan balita dibantu tenaga medis, banyaknya penduduk per

puskesmas, banyaknya dokter per 10.000 penduduk, angka kematian bayi,

angka kematian balita, % balita dengan status gizi, % balita diimunisasi, %

Page 63: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

49

penduduk sakit, jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif, jumlah posyandu,

Rata-rata lama sakit (Faqihudin, 2013).

c. Bidang Ekonomi

1) Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk

dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung

menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi

daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan

pembangunan di masa yang akan datang.

2) Pendapatan

Kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan

pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran perkapita

sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian

pembangunan untuk hidup layak. Tingkat kesejahteraan dikatakan

meningkat jika terjadi peningkatan konsumsi riil perkapita, yaitu

peningkatan nominal pengeluaran rumah tangga lebih tinggi dari

tingkat inflasi pada periode yang sama (Kumalasari, 2011).

3) Ketenagakerjaan

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya

manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan pada

globalisasi. Pada bidang ini yang akan dilihat dan digambarkan

masalah partisipasi dan kesempatan kerja dengan indikator tingkat

partisipasi angkatan kerja, tingkat kesempatan kerja, % penduduk

Page 64: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

50

bekerja menurut sektor ekonomi, sektor pertanian /primer, sektor

industri/sekunder, sektor jasa/tersier serta masalah pengangguran

dengan indikator angka pengangguran terbuka, % yang bekerja

kurang dari 35 jam seminggu (Faqihudin, 2013).

Berdasarkan uraian diatas, berikut ini adalah kerangka hubungan variabel

prediktor terhadap variabel respon AHH yang akan digunakan pada penulisan

skripsi ini:

Gambar 3. 5 Kerangka Hubungan Variabel Prediktor Terhadap Variabel

Respon AHH

Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diambil dari buku

“Jawa Tengah Dalam Angka” tahun 2012 terbitan BPS yaitu variabel AHH,

angka melek huruf, pengeluaran per kapita, rata-rata lama sekolah, laju

pertumbuhan ekonomi, persentase pengangguran terbuka dan buku “ Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah” tahun 2012 terbitan Dinas Kesehatan Jawa

Tengah yaitu variabel angka kematian bayi, banyak posyandu, pemberian

ASI ekslusif, persentase gizi buruk.

Faktor Pendidikan :

1. Angka Melek Huruf

2. Rata – Rata Lama Sekolah

Faktor Kesehatan :

1. Angka Kematian Bayi

2. Banyak Posyandu

3. Pemberian ASI Eksklusif

4. Gizi Buruk

Angka Harapan Hidup

Faktor Ekonomi:

1. Pengeluaran Riil per kapita

2. Laju Ekonomi

3. Pengangguran

Page 65: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

51

2. Analisis Regresi Linear Data AHH di Provinsi Jawa Tengah

Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel-

variabel prediktor terhadap AHH. Variabel prediktor AHH yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Daftar Variabel Prediktor AHH

Kode Variabel Satuan Keterangan

Angka Kematian

Bayi (AKB)

AKB per 1000

kelahiran hidup

Angka Kematian Bayi

(AKB) tiap

kabupaten/kota

Angka Melek

Huruf (AMH)

Persen ( %) persentase Angka Melek

Huruf (AMH) tiap

kabupaten/kota

Pengeluaran Riil

per kapita

(PPRKPT)

Rupiah Pengeluaran Riil per

kapita pada tiap

kabupaten/kota yg

disesuaikan

Rata – rata lama

sekolah (RLS)

Tahun Rata-rata lama sekolah

tiap kabupaten/kota

dalam tahun

Laju Ekonomi

(LJUEKO)

Persen ( %) Persentase laju

pertumubuhan ekonomi

tiap kabupaten/kota

Banyak Posyandu

(BNYKPOS)

Unit Jumlah posyandu tiap

kabupaten/kota

Pemberian ASI

Ekslusif

(ASIEKS)

Persen ( %) Perentase bayi diberi

ASI Ekslusif tiap

kabupaten/kota

Page 66: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

52

Kode Variabel Satuan Keterangan

Gizi Buruk

(GIZIBRK)

Persen ( %) Presentase Gizi Buruk

tiap kabupaten/kota

Presentase

Pengangguran

(PNGGURAN)

Persen ( %) Presentase pengangguran

tiap kabupaten/kota

Terdapat 35 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang digunakan

sebagai sampel. Variabel respon dan variabel prediktor AHH dari 35

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut

ini persamaan regresi linear dugaan yang diperoleh menggunakan bantuan

program SPSS (lampiran 2):

(3. 19)

Berikut adalah yang dihasilkan dalam analisis regresi AHH di

Provinsi Jawa Tengah (lampiran 2):

Tabel 3. 2 Koefisien Determinasi Hasil Regresi

Standard Error

0,53 1,064

Dari Tabel 3.2 didapat nilai sebesar 0,53 ini berarti sebesar 53%

variasi AHH dapat dijelaskan oleh variabel prediktor yang telah

ditentukan. Setelah itu dilakukan uji parameter dan uji asumsi model

regresi.

Page 67: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

53

a. Uji Parameter Bersama (Uji F)

Output uji statistik F dari program SPSS pada lampiran 2 didapat

hasil sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Hasil Analisis Variansi

db JK KT F p-value

Regresi 9 31,83 3,537 3,126 0,012

Error 25 28,28 1,131

Total 34 60,12

Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui nilai F hitung sebesar 3,126 dengan

p-value F sebesar 0,012. Nilai p-value F lebih kecil daripada α (0,05)

maka disimpulkan variabel-variabel prediktor secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel respon.

b. Uji Parameter Parsial (Uji t)

Dengan menggunakan program SPSS didapat output uji t seperti

berikut (lampiran 2):

Tabel 3. 4 Hasil Signifikansi Uji t

Variabel Koefisien S.E T.stat p-value

Konstanta 100,649 25,4291 3,95800 0,000552

-0,067 0,0665 -1,00341 0,325276

-0,118 0,0784 -1,50478 0,144912

-0,045 0,0377 -1,20549 0,239301

0,826 0,3285 2,51625 *0,018649

0,119 0,4068 0,29137 0,773171

0,001 0,0004 1,73381 0,095269

0,062 0,0196 3,15693 *0,004129

5,655 6,6130 0,85510 0,400616

0,175 0,1156 1,51218 0,143028

Page 68: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

54

Pada Tabel 3.4 variabel prediktor yang signifikan yaitu (RLS)

dan (persentase pemberian ASI ekslusif), hal ini dapat dilihat dari

p-value yang kurang dari 0,05. Selanjutnya dilakukan pengujian lebih

lanjut untuk melihat ada tidaknya pelanggaran asumsi pada model.

c. Uji Asumsi Regresi Linear

Pada regresi linear terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi

diantaranya normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi.

1) Uji Normalitas

Uji non-parametrik kolmogrorov smirnov (K-S) bertujuan untuk

menguji model regresi distribusi normal. Output SPSS tabel

Kolmogorov-Smirnov Test pada lampiran 3 diperoleh nilai

signifikan sebesar 0,921 dimana lebih dari α (0,05) maka

diterima artinya error data berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation

Factor (VIF) . Jika nilai VIF ≥ 10 maka terjadi multikolinearitas

(Imam Ghozali, 2013: 106). Output SPSS sebagai berikut

(lampiran 2)

Page 69: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

55

Tabel 3. 5 Output Variance Inflation Factor (VIF)

Variabel VIF

2,293

4,505

2,111

1,330

1,419

1,805

1,239

1,633

1,392

Tabel 3.5 memperlihatkan tidak terdapat nilai VIF yang lebih

tinggi dari 10 pada variabel artinya tidak terjadi multikolinieritas

antar variabel prediktor pada model.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji Breusch-Pagan mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas. Model dianggap baik jika tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji Breusch-Pagan (BP) menggunakan

program GeoDa pada lampiran 4 menghasilkan output sebagai

berikut :

Tabel 3. 6 Hasil Uji Breusch-Pagan

Db Nilai p-value

Breusch-Pagan test 9 7,342 0,602

Page 70: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

56

p-value BP untuk model ini adalah 0,602 lebih besar dari nilai α

(0,05), sehingga diterima maka asumsi kehomogenan variansi

tidak dilanggar.

4) Autokorelasi

Pendeteksian autokorelasi pada data spasial menggunakan

Moran’s I. Hasil output nilai Moran’s I menggunakan program

Geoda pada lampiran 4 yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. 7 Hasil Moran’s I

No Spatial Dependence Nilai

1 Moran’s I 2,403

Didapat nilai I = 2,403 > sehingga terdapat autokorelasi positif,

hal ini berarti pola data membentuk kelompok (cluster). Berikut peta

kelompok (cluster) persebaran AHH di Provinsi Jawa Tengah

Gambar 3. 6 Peta Persebaran AHH Jawa Tengah

Page 71: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

57

Selanjutnya akan diuji autokorelasi antar lokasi

menggunakan uji Moran’s I. Hipotesis yang diuji adalah

: I = 0 (Tidak ada autokorelasi antar lokasi)

: I ≠ 0 (Ada autokorelasi antar lokasi)

Tabel 3. 8 Hasil Analisis Moran’s I

No Spatial Dependence Nilai P-value Keputusan

1 Moran’s I 2,403 0,0163 Tolak

Berdasarkan hasil analisis Moran’s I diketahui bahwa nilai

dari probabilitas Moran’s I sebesar 0,0163 dan lebih kecil dari α,

sehingga ditolak artinya ada autokorelasi antar lokasi sehingga

asumsi kebebasan error tidak terpenuhi. Regresi Spasial akan

digunakan untuk mengatasi autokorelasi spasial pada kasus

tersebut.

3. Analisis Regresi Spasial Data AHH di Provinsi Jawa Tengah

Pemilihan model regresi spasial dilakukan dengan uji LM sebagai

indentifikasi awal. Berdasarkan pengujian Lagrange Multiplier (LM),

model yang akan dibentuk yaitu Spatial Autoregressive Model (SAR),

Spatial Error Model (SEM) atau keduanya. Matriks pembobot spasial

yang digunakan dalam penulisan ini adalah Queen contiguity yang

merupakan gabungan antara Rook contiguity (persinggungan sisi) dengan

Bishop contiguity (persinggungan sudut). Pembobot ini dirasa cukup tepat

Page 72: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

58

mengingat bahwa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah mempunyai

wilayah yang bersinggungan baik sisi ataupun sudut.

a. Uji Lagrange Multiplier (LM)

Lagrange Multiplier digunakan untuk mendeteksi dependensi

spasial dengan lebih spesifik yaitu SAR, SEM atau keduanya yang

biasa disebut SARMA. Pada lampiran 4 didapat hasil pengujian LM

dengan menggunakan bantuan program GeoDa yaitu :

Tabel 3. 9 Hasil Analisis Dependensi Spasial LM

No Uji Spatial Dependence Nilai P-value Ket

1 Lagrange Multiplier(lag) 4,002 0,0365 SAR

2 Lagrange Multiplier(error) 2,308 0,1111 SEM

3

Lagrange Multiplier

(SARMA)

4,120 0,1059 SARMA

Berdasakan Tabel 3.14 diketahui bahwa p-value dari Lagrange

Multiplier (lag) sebesar 0,0365 dan lebih kecil dari α (0,05) sehingga

perlu dilanjutkan ke model Spatial Autoregressive Model (SAR).

P-value Lagrange Multiplier (error) adalah 0,1111 dan lebih besar dari

α sehingga pada kasus ini tidak perlu dilanjutkan pada model Spatial

Error Model (SEM).

b. Spatial Autoregressive Model (SAR)

Output estimasi parameter pada model SAR dengan mengunakan

program GeoDa disajikan pada Tabel 3.9 berikut (lampiran 5)

Page 73: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

59

Tabel 3. 10 Estimasi Parameter pada Model SAR

Variabel Koefisien Std.Error Z_value Prob

Konstanta 71,5615 23,7698 3,01060 0,002607

-0,0590 0,0527 -1,11790 0,263611

-0,0656 0,0641 -1,02376 0,305951

-0,0417 0,0299 -1,39361 0,163435

0,6476 0,2625 2,46658 *0,013641

0,1664 0,3251 0,51179 0,608796

0,0008 0,0003 2,39288 *0,016717

0,0640 0,0156 4,11762 *0,000038

7,0686 5,2686 1,34164 0,179714

0,2206 0,0925 2,38392 *0,017129

0,317462 0,171175 1,85460 0,0636532

R square = 58,55%

Hasil persamaan model SAR yang didapat dari Tabel 3.9 yaitu:

(3. 20)

Penentuan variabel prediktor pada model SAR dapat diuji secara

formal dengan menggunakan uji signifikansi dengan hipotesis sebagai

berikut :

(Parameter tidak signifikan)

(Parameter signifikan)

Page 74: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

60

Statistik uji yang digunakan adalah persamaan (3.18) dan taraf

signifikansi 5 %.

Berdasarkan pada Tabel 3.9, beberapa variabel memiliki nilai

yaitu , dan . Jadi dapat disimpulkan bahwa

RLS ( ), banyak posyandu ( ), pemberian ASI eksklusif ( dan

persentase pengangguran ( ) memiliki pengaruh signifikan terhadap

variabel respon.

Selanjutnya variabel prediktor yang signifikan diregresi kembali

sehingga didapat persamaan penduga model Spatial Autoregressive

(SAR) yang terbentuk adalah (lampiran6):

(3. 21)

Setelah diperoleh persamaan regresi spasial dengan model SAR,

maka dilakukan uji asumsi pada regresi spasial tersebut. Pengujian

asumsi pada model SAR meliputi uji normalitas dan heterokedastisitas.

1) Uji Normalitas

Uji Kolmogorov-Smirnov (KS) dengan bantuan program SPSS

pada lampiran 7 didapatkan output nilai KS sebesar 0,876 lebih

dari 0,05 dengan demikian diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa error berdistribusi normal.

2) Tidak adanya heterokedastisitas

Output program Geoda pada lampiran 6 menunjukkan p-value

pada uji BP untuk model ini adalah 0,862 lebih besar dari nilai α

Page 75: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

61

(0,05), karena p-value lebih kecil dari α maka asumsi

kehomogenan ragam error tidak dilanggar.

c. Interpretasi Koefisien Model SAR

Model regresi yang digunakan untuk memodelkan AHH di Jawa

Tengah adalah model SAR dengan persamaan:

(3. 22)

Koefisien yang nyata menunjukkan bahwa jika suatu wilayah

yang dikelilingi oleh wilayah lain sebanyak n, maka pengaruh dari

masing-masing wilayah yang mengelilinginya dapat diukur sebesar

dikali rata-rata variabel respon disekitarnya.

Persamaan 3.22 dapat digambarkan dalam suatu wilayah. Akan

diambil dua wilayah yang diamati yaitu Kabupaten Brebes dan

Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut:

1) Kabupaten Brebes pada lampiran 1 memiliki kode wilayah 29

berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dengan kode 1, Kabupaten

Banyumas dengan kode 2 dan Kabupaten Tegal dengan kode 28.

Sehingga persamaan regresi dugaan yang diperoleh sebagai

berikut :

(

Page 76: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

62

Jika dijabarkan :

(3. 23)

Interpretasi persamaan 3.23 tersebut apabila faktor lain

dianggap konstan , maka ketika RLS ( ) naik sebesar 1% maka

prediksi nilai rata-rata AHH di Kabupaten Brebes akan naik

sebesar 0,381 tahun.

Selanjutnya AHH di Kabupaten Brebes juga dipengaruhi

oleh kabupaten tetangganya yaitu Kabupaten Cilacap,

Banyumas dan Tegal. Jika AHH pada Kabupaten Cilacap naik

sebesar 1 tahun maka prediksi nilai rata-rata AHH pada

Kabupaten Brebes akan naik sebesar 0,121 tahun.

2) Pada lampiran 1 Kabupaten Kudus memiliki kode wilayah 19

berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dengan kode 15,

Kabupaten Pati dengan kode 18, Kabupaten Jepara dengan kode

20, Kabupaten Demak dengan kode 21,

Sehingga persamaan regresi dugaan yang diperoleh sebagai

berikut :

(

Jika dijabarkan :

(3. 24)

Page 77: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

63

Interpretasi persamaan 3.24 yaitu apabila faktor lain

dianggap konstan , maka ketika RLS ( ) naik sebesar 1% maka

prediksi nilai rata-rata AHH di Kabupaten Brebes akan naik

sebesar 0,381 tahun.

Selanjutnya AHH di Kabupaten Kudus juga dipengaruhi

oleh kabupaten tetangganya yaitu Kabupaten Grobogan, Pati,

Demak, dan Jepara. Jika AHH pada Kabupaten Grobogan naik

sebesar 1 tahun maka diprediksi nilai rata-rata AHH pada

Kabupaten Kudus akan naik sebesar 0,09 tahun.

d. Persebaran faktor – faktor AHH di Provinsi Jawa Tengah

Pada analisis regresi spasial dapat dilihat pengaruh variabel

prediktor terhadap variabel respon pada wilayah pengamatan yang

digambarkan dalam sebuah peta kondisional. Hasil persebaran

wilayah berdasarkan RLS ( ), banyak posyandu( ), persentase

pemberian ASI eksklusif( ), dan persentase pengangguran( )

terhadap AHH dapat dilihat pada peta kondisional yang didapat

dengan menggunakan bantuan program GeoDa. Peta kondisional

RLS ( ), banyak posyandu( ), persentase pemberian ASI

eksklusif( ), dan persentase pengangguran( ) terhadap AHH

dibagi atas tiga kategori nilai yaitu tinggi sedang dan rendah

(lampiran 8). Warna biru tua sampai merah pada wilayah

menggambarkan tingkat AHH dari nilai rendah ke tinggi.

Page 78: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

64

Berikut hasil output peta kondisional variabel RLS ( ) dan

pemberian ASI eksklusif( ) dengan bantuan program Geoda:

Gambar 3. 7 Persebaran wilayah berdasarkan AHH dan Rata

– Rata Lama Sekolah

Terdapat 9 peta pada gambar 3.7 yang 6 diantaranya tidak ada

isinya. Peta 3 berisi 8 kabupaten yang mempunyai nilai rata-rata

sekolah tinggi diantaranya Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Semarang, Kota Semarang dan Kota Surakarta.

Peta 5 berisi 11 kabupaten memiliki nilai rata-rata sekolah

sedang. Beberapa kabupaten pada Peta 5 yaitu Kabupaten Pati,

Sragen, Demak, dan Temanggung.

Peta 7 berisi 12 kabupaten memiliki nilai rata – rata lama

sekolah rendah salah satunya yaitu Kabupaten Wonogiri. Daerah

dengan rata-rata lama sekolah rendah banyak yang memiliki nilai

1 2 3

4 5 6

7 8 9

Tinggi

Sedang

Rendah

Kategori

RLS

Page 79: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

65

AHH rendah terlihat dari banyak daerah yang berwarna biru tua dan

muda.

Gambar 3. 8 Persebaran wilayah berdasarkan AHH dan

Pemberian ASI Eksklusif

Terdapat 9 peta pada gambar 3.8 yang 6 diantaranya tidak ada

isinya. Peta 3 berisi 12 wilayah dengan karakteristik pemberian ASI

eksklusif yang tinggi. Beberapa wilayah pada peta 3 yaitu Kabupaten

Blora, Wonogiri dan Purweorejo. Hampir seluruh wilayah dengan

pemberian ASI ekslusif tinggi memiliki nilai rata-rata AHH yang

tinggi pula terlihat dari warna merah yang dominan pada peta.

Peta 5 berisi 10 wilayah dengan pemberian ASI eksklusif kategori

sedang. Beberapa wilayah pada peta 5 yaitu Kabupaten Kendal,

Purbalingga dan Sragen.

1 2 3

4 5 6

7 8 9

Tinggi

Sedang

Rendah

Kategori

ASI Eks

Page 80: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

66

Peta 7 berisi 10 wilayah dengan pemberian ASI eksklusif rendah.

Beberapa wilayah pada peta 7 yaitu Kabupaten Pekalongan,

Semarang, Demak dan Grobogan.

4. Perbandingan Model Regresi Linear dan Model Regresi Spasial

Regresi spasial merupakan hasil pengembangan dari metode regresi

linier klasik. Pengembangan itu berdasarkan adanya pengaruh tempat atau

spasial pada data yang dianalisis (Anselin, 1988). Berdasarkan hal tersebut

peneliti membandingkan hasil persamaan regresi yang diperoleh dari kedua

metode tersebut. Koefisien determinasi dapat digunakan untuk

menentukan model terbaik. Semakin nilai mendekati satu maka semakin

tinggi pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon, yang berarti

semakin baik kecocokan model dengan data (Sembiring, 2003). Selain

metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan model regresi terbaik,

salah satunya adalah dengan metode Akaike’s Information Criterion (AIC).

Menurut metode AIC, model regresi terbaik adalah model regresi yang

mempunyai nilai AIC terkecil (Widarjono, 2007). Perbandingan dan AIC

sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Nilai dan AIC metode OLS dan SAR

Model AIC

OLS 53% 111.869

SAR 58,55% 110,294

Page 81: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

67

Secara keseluruhan nilai yang dihasilkan model SAR lebih besar

daripada model OLS. Selain itu, nilai AIC yang dihasilkan pada model SAR

juga lebih kecil dibandingkan model OLS. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model SAR lebih baik digunakan dalam memodelkan faktor AHH di

Jawa Tengah.

Page 82: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

68

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai aplikasi regresi spasial untuk

pemodelan AHH di Provinsi Jawa Tengah, maka dapat diambil

kesimpulan :

Model regresi spasial yang cocok digunakan pada AHH di Provinsi

Jawa Tengah adalah model SAR. Persamaan regresi dugaan dengan model

SAR yang diperoleh sebagai berikut:

dengan rata-rata lama sekolah ( ), banyak posyandu ( ), pemberian

ASI eksklusif ( dan persentase pengangguran ( ) yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel respon yaitu AHH. Koefisien

determinasi (R2) dan Akaike’s Information Criterion (AIC) yang

dihasilkan regresi spasial dengan SAR yaitu R2 = 58,55% dan AIC =

110,294 sehingga model dianggap cukup baik.

B. Saran

Dalam penulisan skripsi ini, regresi spasial yang digunakan peneliti

adalah Spatial Autoregresive Model (SAR) dengan matriks pembobot

adalah matriks Queen contiguity. Bagi pembaca yang berminat pada

Page 83: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

69

pemodelan menggunakan regresi khususnya regresi spasial, dapat

menambahkan faktor lain didalam penelitian selanjutnya sehingga

memungkinkan model spasial dengan pendekatan area yang lain seperti

Spatial Error Model (SEM) atau SARMA dengan menggunakan matriks

Rook contiguity sebagai matriks pembobot.

Page 84: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

70

DAFTAR PUSTAKA

Akaike, H. (1974). A New Look at Statistical Model Identification. IEEE

Transaction on Automatic Control, Vol. 19, 328-347

Andra, N. (2007). Model Regresi Linear Pada Data Spasial Dependen. Skripsi.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Anselin, L. (1988). Spatial Econometrics : Methods and Models. Dordrecht:

Kluwer Academic Publishers.

Anton, H. (1991). Aljabar Linear Elementer. Jakarta: Erlangga.

Astuti, R. D. (2013). Aplikasi Model Spatial Autoregressive Untuk Pemodelan

Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sma Sederajatdi Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2011. Prosiding Seminar Nasional Statistika Isbn:

978-602-14387-0-1 (Pp. 547-560). Semarang: Universitas Diponegoro.

Ayuni, N. W. (2013). Pemodelan Angka Harapan Hidup di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2007 dan 2011 Berdasarkan Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama

Sekolah, dan Pengeluaran Perkapita. Jurnal Matematika Vol. 3 No. 1, 12-

23.

Bain, L. J., & Engelhard, M. (1992). Introduction to Probability and

Mathematical Statistics. California: Duxburry Press.

Baller, R., Anselin, L., Messner, S., Deane, G., & Hawkins, D. (2001). Structural

covariates of US County homicide rates: incorporating spatial effects.

Criminology vol.39 no.3, 561-590.

BPS. (2013). Angka Harapan Hidup. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

BPS. (2013). Profil Kesehatan 2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Breusch, T. S. and Pagan, A. R. (1979). A simple test for heteroscedasticity and

random coefficient variation. Econometrica vol.47 no. 5, 1287–1294.

Briggs, R. (2014, June Senin). Home page of Ronald Briggs, Ph.D., GISP.

Retrieved June Minggu, 2014, from University of Texas at Dallas:

http://www.utdallas.edu/~briggs/

Page 85: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

71

Comar, C., Gasperoni, F., & Dewar, R. (2003). Benefits and Misunderstandings of

Free Software in the European Space Industry. Cambridge: Harvard

University.

Faqihudin, M. (2013). Human Development Index ( HDI ) Salah Satu Indikator

Yang Populer Untuk Mengukur Kinerja Pembangunan Manusia. Tegal:

Prodi Manajemen FE. UPS Tegal.

Firdial, L. (2010). Pemodelan Angka Harapan Hidup di Propinsi Jawa Timur dan

Jawa Tengah dengan Metode Geographically Weighted Regression

(GWR). Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Gujarati, Damodar N. (2006). Dasar – Dasar Ekonometrika Jilid 2. Jakarta:

Erlangga

Hanke, John W, & Winchern, Dean W. (2005). Business Forecasting. New

Jersey: Pearson

Harville, David A. (2008). Matrix Algebra From a Statistician’s Perspective. New

York : Springer

Hatcher, Larry. 2003. Step By Step Basic Statistics Using SAS: Student Guide,

Volume 1. NC,USA: SAS Institute Inc.

Imam, G. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21

Update PLS Regresi Edisi 7. Semarang: Universitas Diponegoro.

Kumalasari, M. (2011). Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan Hidup,

Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Pengeluaran Perkapita

Dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jawa Tengah.

Skripsi. Universitas Dipenegoro.

Kutner, M. H. (2004). Applied Linear Statistical Models. New York: Mc Graw-

Hill.

Lee, J., & Wong, D. W. (2001). Statistical analysis with ArcView GIS. Canada:

John Wiley & Sons, Inc.

Lembo, A. J. (2006). Spatial Autocorrelation. Retrieved Oktober 25, 2008, from

Cornel University Departement of Crop and Soil Sciences:

http://www.css.cornell.edu/courses/620/lecture9.ppt

LeSage. (1999). The Theory and Practice of Spatial Econometrics. Toledo:

Department of Economics University of Toledo.

Page 86: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

72

Luc, A., Syabri, I., & Kho, Y. (2006). GeoDa: An Introduction to Spatial Data

Analysis. Geographical Analysis volume 38 issue 1, 5-22.

Lynch, S. (2003). Alternative Estimation Strategies. New Jersey: Priceton

University.

Mcgarigal, K., & Marks, B. J. (1994). Spatial Pattern Analysis Program For

Quantifying Landscape Structure. Corvallis: Forest Science Department,

Oregon State University.

Mitchel, A.. (2009). The ESRI Guide to GIS Analysis : Vol 2 Spatial

Measurements & Statistics. New York, USA: ESRI Inc

R.Baller, L.Anselin, S.Messner, G.Deane, & Hawkins, D. (2001). Structural

covariates of US County homicide rates: incorporating spatial effects.

Criminology 39, 561-590.

Rajuliaddin Ramadhan, H. P. (2013). Pemodelan Spatial Autoregressive With

Autoregressive Disturbances Dengan Prosedur Generalized Spatial Two

Stage Least Squares (Gs2sls). Jurnal Mahasiswa Statistik Vol 1, No 3

(2013), pp.169-172.

Rakhmawati, D. P. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angka

Harapan Hidup Di Provinsi Jawa Barat, 2007-2009.Skripsi. Universitas

Gadjah Mada.

Rati, M. (2013). Model Regresi Spasial Untuk Anak Tidak Bersekolah Usia

Kurang Dari 15 Tahun. Skripsi.Universitas Sumatra Utara.

Sembiring, R. (2003). Analisis Regresi Edisi Kedua. Bandung: ITB Bandung.

Siegel, S. (1986). Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Penerjemah :

Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang. Jakarta : Gramedia

Sparks, P. J. (2009). An application of spatially autoregressive models to the study

of US county mortality rates. Population, Space and Place Volume 16

Issue 6, 465–481.

Sugiantari, A. P., & Budiantara, I. N. (2013). Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Angka Harapan Hidup di Jawa Timur Menggunakan

Regresi Semiparametrik Spline. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 2,

No.1, 37 - 41.

Thaib, Z. (2008). Pemodelan Regresi Logistik Spasial dengan Pendekatan

Matriks Contiguity. Skripsi. Institut Pertanian Bogor

Page 87: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

73

Utomo, B. (1985). Mortalitas:pengertian dan Contoh kasus di Indonesia. Jakarta:

Universitas Indonesia.

WHO. (2013). Life expectancy: Life expectancy Data by country. Retrieved Mei

3, 2014, from World Health Organization:

http://apps.who.int/gho/data/node.main.688?lang=en

Widarjono, A. (2007). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan

Bisnis. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Waryono, Edi. (2002). Model Regresi Untuk Menduga Angka Harapan Hidup

Penduduk Waktu Lanir. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Yusuf, L. M. (2013). Regresi terboboti geografis dengan fungsi pembobot kernel

gaussian dan kernel bisquare pada angka harapan hidup (Studi kasus:

angka harapan hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur). Skripsi.

Institut Pertanian Bogor.

Page 88: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

74

LAMPIRAN

Page 89: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

75

Lampiran 1. Data AHH dan Variabel Prediktor Provinsi Jawa Tengah tahun 2012

Kode Kabupaten

1 Cilacap 71.34 91.49 6.87 639.78 11.48 5.47 2148.00

2 Banyumas 69.83 94.24 7.79 641.78 9.31 5.88 2509.00

3 Purbalingga 70.68 93.25 7.23 638.41 11.80 6.26 1194.00

4 Banjarnegara 69.36 88.49 6.35 641.53 18.16 5.25 1528.00

5 Kebumen 69.43 91.54 6.93 641.78 10.51 5.47 2104.00

6 Purworejo 71.04 92.79 7.93 638.51 14.95 5.04 1626.00

7 Wonosobo 70.48 91.43 6.56 632.71 12.98 5.14 1316.00

8 Magelang 70.23 93.31 7.55 641.45 6.75 5.84 2256.00

9 Boyolali 70.49 87.97 7.43 634.86 11.17 5.66 1783.00

10 Klaten 71.84 89.93 8.31 649.49 10.36 5.54 2224.00

11 Sukoharjo 70.36 90.73 8.53 652.39 9.69 5.03 1156.00

12 Wonogiri 72.42 84.32 6.65 653.07 6.58 5.89 2132.00

13 Karanganyar 72.36 88.95 8.27 651.05 8.78 5.82 1380.00

14 Sragen 72.95 84.41 7.22 633.90 9.34 6.60 1577.00

15 Grobogan 70.05 90.94 6.83 638.68 10.60 6.16 1620.00

16 Blora 71.48 85.06 6.46 645.28 14.69 5.03 1278.00

17 Rembang 70.34 91.37 7.05 646.90 16.61 4.88 1225.00

18 Pati 72.95 87.61 7.01 652.22 10.34 5.92 1601.00

19 Kudus 69.73 93.74 8.49 642.02 6.93 4.33 777.00

20 Jepara 71.13 93.29 7.58 639.89 10.02 5.79 1096.00

21 Demak 71.95 92.54 7.62 635.62 5.62 4.64 1241.00

22 Semarang 72.60 94.20 8.07 640.67 13.19 6.02 1626.00

23 Temanggung 72.77 95.97 7.10 640.56 14.41 5.04 1490.00

24 Kendal 69.10 89.77 7.11 642.55 9.59 5.54 1397.00

25 Batang 70.57 89.93 6.73 634.28 13.14 5.02 1206.00

26 Pekalongan 69.56 92.11 6.80 646.96 10.72 5.32 1377.00

27 Pemalang 68.12 90.80 6.54 641.52 10.20 5.28 1137.00

28 Tegal 69.38 90.64 6.62 646.19 8.11 5.25 1508.00

29 Brebes 68.26 86.69 6.07 640.06 14.94 5.21 1673.00

30 Kota Magelang 70.34 97.52 10.36 655.08 16.49 6.48 197.00

31 Kota Surakarta 72.35 96.73 10.49 658.92 5.33 6.12 602.00

32 Kota Salatiga 71.25 96.55 9.98 653.16 7.14 5.73 282.00

33 Kota Semarang 72.24 96.98 10.30 652.80 10.66 6.42 1875.00

34 Kota

Pekalongan

70.63 95.94 8.72 647.14 11.15 5.60 399.00

35 Kota Tegal 69.12 94.91 8.30 656.99 9.69 5.07 195.00

Page 90: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

76

Kode Kabupaten

1 Cilacap 71.34 91.49

2 Banyumas 69.83 94.24

3 Purbalingga 70.68 93.25

4 Banjarnegara 69.36 88.49

5 Kebumen 69.43 91.54

6 Purworejo 71.04 92.79

7 Wonosobo 70.48 91.43

8 Magelang 70.23 93.31

9 Boyolali 70.49 87.97

10 Klaten 71.84 89.93

11 Sukoharjo 70.36 90.73

12 Wonogiri 72.42 84.32

13 Karanganyar 72.36 88.95

14 Sragen 72.95 84.41

15 Grobogan 70.05 90.94

16 Blora 71.48 85.06

17 Rembang 70.34 91.37

18 Pati 72.95 87.61

19 Kudus 69.73 93.74

20 Jepara 71.13 93.29

21 Demak 71.95 92.54

22 Semarang 72.60 94.20

23 Temanggung 72.77 95.97

24 Kendal 69.10 89.77

25 Batang 70.57 89.93

26 Pekalongan 69.56 92.11

27 Pemalang 68.12 90.80

28 Tegal 69.38 90.64

29 Brebes 68.26 86.69

30 Kota Magelang 70.34 97.52

31 Kota Surakarta 72.35 96.73

32 Kota Salatiga 71.25 96.55

33 Kota Semarang 72.24 96.98

34 Kota Pekalongan 70.63 95.94

35 Kota Tegal 69.12 94.91

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2012 dan Profil Kesehatan Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2012

Page 91: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

77

Lampiran 2. Output SPSS Regresi Linear Data AHH

DATASET ACTIVATE DataSet1.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT AHH

/METHOD=ENTER AMH RLS PPRKPT AKB LJUEKO BNYKPOS ASIEKS GIZBUR

PNGGURN.

Regression

[DataSet1] C:\Users\Mini\Documents\skripsi.sav

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 PNGGURN,

GIZBUR, LJUEKO,

AMH, ASIEKS,

AKB, PPRKPT,

BNYKPOS, RLSa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .728a .530 .360 1.06366

a. Predictors: (Constant), PNGGURN, GIZBUR, LJUEKO, AMH, ASIEKS, AKB,

PPRKPT, BNYKPOS, RLS

b. Dependent Variable: AHH

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 31.832 9 3.537 3.126 .012a

Residual 28.284 25 1.131

Total 60.117 34

Page 92: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

78

a. Predictors: (Constant), PNGGURN, GIZBUR, LJUEKO, AMH, ASIEKS, AKB, PPRKPT, BNYKPOS, RLS

b. Dependent Variable: AHH

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 69.0981 72.8288 70.7637 .96760 35

Residual -1.60241 2.47036 .00000 .91208 35

Std. Predicted Value -1.721 2.134 .000 1.000 35

Std. Residual -1.506 2.323 .000 .857 35

a. Dependent Variable: AHH

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 100.649 25.429 3.958 .001

AMH -.118 .078 -.313 -1.505 .145 .436 2.293

RLS .826 .328 .733 2.516 .019 .222 4.505

PPRKPT -.045 .038 -.240 -1.205 .239 .474 2.111

AKB -.067 .066 -.159 -1.003 .325 .752 1.330

LJUEKO .119 .407 .048 .291 .773 .705 1.419

BNYKPOS .001 .000 .320 1.734 .095 .554 1.805

ASIEKS .062 .020 .482 3.157 .004 .807 1.239

GIZBUR 5.655 6.613 .150 .855 .401 .612 1.633

PNGGURN .175 .116 .245 1.512 .143 .719 1.392

a. Dependent Variable: AHH

Page 93: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

79

Lampiran 3. Output K-S

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 35

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .91208253

Most Extreme

Differences

Absolute .093

Positive .093

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .552

Asymp. Sig. (2-tailed) .921

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 94: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

80

Lampiran 4. Langkah Analisis Regresi dengan Software GeoDa

1. Buka File – Open – jateng.shp

2. Pilih menu Tools – Weights – Create

3. Klik Add ID variable… - pilih POLY ID – Add variable lalu pilih queen

contiguity atau rook contiguity . Selanjutnya klik create lalu save

jateng.gal

Page 95: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

81

4. Pilih Methods – Regression kemudian masukan variabel setelah itu

centang weights dan pilih classic untuk mengetahui nilai moran’s I

sehingga dapat ditentukan apakah regresi linear dapat dilanjutkan ke

regresi spasial lalu run.

5. Jika dapat dilanjutkan , pilih model regresi spasial yang sesuai lalu run

Page 96: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

82

Lampiran 5.

Output Analisis Moran’s I dan Lagrange Multiplier dengan GeoDa

DIAGNOSTICS FOR SPATIAL DEPENDENCE

FOR WEIGHT MATRIX : jateng.gal

(row-standardized weights)

TEST MI/DF VALUE PROB

Moran's I (error) 0.195467 2.4029286 0.0162644

Lagrange Multiplier (lag) 1 4.3757351 0.0364541

Robust LM (lag) 1 1.9519381 0.1623782

Lagrange Multiplier (error) 1 2.5392571 0.1110470

Robust LM (error) 1 0.1154601 0.7340115

Lagrange Multiplier (SARMA) 2 4.4911952 0.1058643

========================= END OF REPORT ==================

Page 97: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

83

Lampiran 6. Output Geoda metode SAR

SUMMARY OF OUTPUT: SPATIAL LAG MODEL - MAXIMUM

LIKELIHOOD ESTIMATION

Data set : jateng

Spatial Weight : jateng.gal

Dependent Variable : AHH Number of Observations : 35

Mean dependent var : 70.7637 Number of Variables : 11

S.D. dependent var : 1.31058 Degrees of Freedom : 24

Lag coeff. (Rho) : 0.317462

R-squared : 0.585486 Log likelihood : -44.1469

Sq. Correlation : - Akaike info criterion : 110.294

Sigma-square : 0.711977 Schwarz criterion : 127.403

S.E of regression : 0.843787

-----------------------------------------------------------------------

Variable Coefficient Std.Error z-value Probability

-----------------------------------------------------------------------

W_AHH 0.317462 0.1711754 1.8546 0.0636532

CONSTANT 71.5615 23.76983 3.010602 0.0026074

AKB -0.05896698 0.05274813 -1.117897 0.2636110

AMH -0.06560885 0.0640865 -1.023755 0.3059512

PPRKPT -0.04171615 0.02993381 -1.393613 0.1634346

RT2LS 0.6475987 0.2625495 2.466577 0.0136412

LJUEKO 0.1664082 0.3251479 0.5117924 0.6087963

Page 98: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

84

JMLPOS 0.0008007876 0.00033465 2.392876 0.0167169

ASIEKS 0.06404166 0.01555306 4.117624 0.0000383

GIZIBUR 7.068572 5.26862 1.341636 0.1797141

PNGGURN 0.2206047 0.09253879 2.383916 0.0171295

-----------------------------------------------------------------------

REGRESSION DIAGNOSTICS

DIAGNOSTICS FOR HETEROSKEDASTICITY

RANDOM COEFFICIENTS

TEST DF VALUE PROB

Breusch-Pagan test 9 5.93163 0.7467411

DIAGNOSTICS FOR SPATIAL DEPENDENCE

SPATIAL LAG DEPENDENCE FOR WEIGHT MATRIX : jateng.gal

TEST DF VALUE PROB

Likelihood Ratio Test 1 3.575682 0.0586314

========================= END OF REPORT================

Page 99: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

85

Lampiran 7. Output prediktor model SAR

SUMMARY OF OUTPUT: SPATIAL LAG MODEL - MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION

Data set : jateng

Spatial Weight : jateng.gal

Dependent Variable : AHH Number of Observations: 35

Mean dependent var : 70.7637 Number of Variables : 6

S.D. dependent var : 1.31058 Degrees of Freedom : 29

Lag coeff. (Rho) : 0.3618

R-squared : 0.534298 Log likelihood : -46.3227

Sq. Correlation : - Akaike info criterion : 104.645

Sigma-square : 0.799899 Schwarz criterion : 113.977

S.E of regression : 0.894371

-----------------------------------------------------------------------

Variable Coefficient Std.Error p-value Probability

-----------------------------------------------------------------------

W_AHH 0.3617998 0.1706879 2.119658 0.0340348

CONSTANT 37.65917 12.23681 3.07753 0.0020874

RT2LS 0.3807094 0.1473003 2.58458 0.0097498

JMLPOS 0.0009730703 0.0003188496 3.051816 0.0022748

ASIEKS 0.07048958 0.0154214 4.570895 0.0000049

PNGGURN 0.2388213 0.09365674 2.549964 0.0107735

-----------------------------------------------------------------------

REGRESSION DIAGNOSTICS

DIAGNOSTICS FOR HETEROSKEDASTICITY

RANDOM COEFFICIENTS

Page 100: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

86

TEST DF VALUE PROB

Breusch-Pagan test 4 1.293854 0.8624175

DIAGNOSTICS FOR SPATIAL DEPENDENCE

SPATIAL LAG DEPENDENCE FOR WEIGHT MATRIX : jateng.gal

TEST DF VALUE PROB

Likelihood Ratio Test 1 5.11753 0.0236853

COEFFICIENTS VARIANCE MATRIX

CONSTANT RT2LS JMLPOS ASIEKS PNGGURN

149.739611 -0.219578 -0.000154 -0.017543 -0.183545

-0.219578 0.021697 0.000020 -0.000152 -0.000578

-0.000154 0.000020 0.000000 0.000000 0.000010

-0.017543 -0.000152 0.000000 0.000238 0.000395

-0.183545 -0.000578 0.000010 0.000395 0.008772

-2.070699 0.000477 -0.000003 0.000135 0.001591

W_AHH

-2.070699

0.000477

-0.000003

0.000135

0.001591

0.029134

Page 101: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

87

OBS AHH PREDICTED RESIDUAL PRED ERROR

1 71.34 71.58962 0.20732 -0.24962

2 69.83 71.37781 -1.22178 -1.54781

3 70.68 71.22855 -0.22792 -0.54855

4 69.36 70.00642 -0.43435 -0.64642

5 69.43 70.63390 -1.01843 -1.20390

6 71.04 70.95652 0.19330 0.08348

7 70.48 70.68291 -0.12674 -0.20291

8 70.23 69.73382 0.33164 0.49618

9 70.49 70.48669 -0.24407 0.00331

10 71.84 71.83385 0.03443 0.00615

11 70.36 71.09395 -0.92878 -0.73395

12 72.42 71.37156 0.85452 1.04844

13 72.36 70.55412 1.64707 1.80588

14 72.95 70.90181 1.83358 2.04819

15 70.05 70.07966 -0.34577 -0.02966

16 71.48 70.91201 0.63666 0.56799

17 70.34 71.18729 -1.00568 -0.84729

18 72.95 72.64242 0.30087 0.30758

19 69.73 69.68108 -0.10686 0.04892

20 71.13 70.77724 0.17812 0.35276

21 71.95 70.85838 0.95835 1.09162

22 72.6 70.55159 1.95728 2.04841

23 72.77 71.05423 1.64139 1.71577

24 69.1 70.61942 -1.70635 -1.51942

Page 102: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

88

25 70.57 70.96924 -0.29538 -0.39924

26 69.56 69.17446 0.59342 0.38554

27 68.12 69.94662 -1.59990 -1.82662

28 69.38 70.17576 -0.42665 -0.79576

29 68.26 69.29717 -0.78986 -1.03717

30 70.34 70.81068 -0.65019 -0.47068

31 72.35 72.52125 -0.30093 -0.17125

32 71.25 70.41414 0.09475 0.83586

33 72.24 72.81869 -0.77414 -0.57869

34 70.63 70.08204 0.55044 0.54796

35 69.12 69.26094 0.19064 -0.14094

========================= END OF REPORT==================

Page 103: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

89

Lampiran 8 Output K-S model penduga SAR

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001

N 35

Normal Parametersa,,b

Mean .01

Std. Deviation .983

Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .100

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .591

Asymp. Sig. (2-tailed) .876

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 104: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

90

Lampiran 9 Peta Kondisional variabel RLS ( ), banyak posyandu( ),

persentase pemberian ASI eksklusif( ), dan persentase pengangguran( )

Geoda – file –open jateng.shp – explore – parallel conditional plot

Output Geoda

Page 105: APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMODELAN …eprints.uny.ac.id/45134/1/APLIKASI REGRESI SPASIAL UNTUK PEMOD… · Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta dan doa yang telah diberikan

91