aplikasi klinis anastesi umum

7
1. Aplikasi Klinis A. Bronkospasme Pada kejadian bronkospasme atau asma, sering digunakan ketamine dengan intravena.Bronkospasme adalah suatu keadaan dimana penderita mengalami kesulitan bernafas. Ketamine disini berfungsi sebagai vasodilator. Ketamin merupakan satu-satunya anestetik intravena yang merangsang kardiovaskular karena efek perangsangnya pada pusat saraf simpatis dan kemungkinan penghambatan ambilan norepinefrin. Pada dosis anestesia, ketamine dapat berfungsi baik dalam perangsangan, namun apabila dosis berlebihan, akan menekan pernapasan (Katzung, 2012). B. Persalinan Anastetik umum yang biasa digunakan pada saat persalinan biasanya adalah enfluran. Enfluran adalah anastetik eter berhalogen yang cara penggunaannya dengan metode inhalasi. Pada proses persalinan, otot uterus lebih banyak bekerja. Enfluran menyebabkan relaksasi otot uterus sehingga tidak menyebabkan perdarahan hebat pascasalin. Namun, enfluran tidak dianjurkan untuk pasien dengan kelainan EEG atau riwayat kejang (Irwan, 2015). Selain itu terdapat jenis anestesi lain yang berkaitan dengan proses persalinan yaitu suntikan epidural. Teknik analgesia epidural dianggap sebagai teknik yang paling efektif untuk mengatasi rasa nyeri persalinan, mulai saat kala pembukaan sampai

Upload: hanna-kalita-mahandhani

Post on 22-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

anastesi umum

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Klinis Anastesi Umum

1. Aplikasi Klinis

A. Bronkospasme

Pada kejadian bronkospasme atau asma, sering digunakan ketamine dengan

intravena.Bronkospasme adalah suatu keadaan dimana penderita mengalami

kesulitan bernafas. Ketamine disini berfungsi sebagai vasodilator. Ketamin

merupakan satu-satunya anestetik intravena yang merangsang kardiovaskular

karena efek perangsangnya pada pusat saraf simpatis dan kemungkinan

penghambatan ambilan norepinefrin. Pada dosis anestesia, ketamine dapat

berfungsi baik dalam perangsangan, namun apabila dosis berlebihan, akan

menekan pernapasan (Katzung, 2012).

B. Persalinan

Anastetik umum yang biasa digunakan pada saat persalinan biasanya adalah

enfluran. Enfluran adalah anastetik eter berhalogen yang cara penggunaannya

dengan metode inhalasi. Pada proses persalinan, otot uterus lebih banyak bekerja.

Enfluran menyebabkan relaksasi otot uterus sehingga tidak menyebabkan

perdarahan hebat pascasalin. Namun, enfluran tidak dianjurkan untuk pasien

dengan kelainan EEG atau riwayat kejang (Irwan, 2015).

Selain itu terdapat jenis anestesi lain yang berkaitan dengan proses persalinan

yaitu suntikan epidural. Teknik analgesia epidural dianggap sebagai teknik yang

paling efektif untuk mengatasi rasa nyeri persalinan, mulai saat kala pembukaan

sampai penjahitan karena pengguntingan, sehingga ibu bersalin menjadi lebih

tenang dan turut aktif berperan serta selama proses melahirkan (Wijaya, 2015).

Teknik analgesia epidural ini juga terbukti dapat mempersingkat waktu

persalinan. Secara fisiologis, pemberian analgesia dapat menurunkan kebutuhan

oksigen ibu, mengurangi kadar keasaman darah yang meningkat pada ibu dan

janin, menstabilkan kerja jantung dan pembuluh darah serta mengurangi curah

jantung yang meningkat akibat nyeri persalinan sehingga beban jantung

berkurang. Tetapi harus diingat bahwa teknik analgesia epidural ini mempunyai

kelemahan atau komplikasi, seperti tekanan darah rendah, kelumpuhan otot

pernapasan, atau robeknya rahim karena tidak terdeteksinya rasa nyeri di bagian

bawah rahim (Syamsyudin, 2011)

C. Day Surgery

Page 2: Aplikasi Klinis Anastesi Umum

Day surgery (bedah rawat jalan) biasanya dianjurkan pada pasien ambulatory

atau pasien yang dapat melakukan bedah rawat jalan. Pada day surgery propofol

lebih banyak digunakan. Propofol dapat menurunkan tekanan arteri sistemik yang

disebabkan oleh vasodilatasi perifer. Propofol ini diberikan dengan cara injeksi

intravena yang dapat memberikan efek apnea terhadap pernapasan. Namun

kelebihannya, propofol dapat bekerja lebih cepat, kunfusi pascabedah minimal,

dan kurang menyebabkan mual-muntah pascabedah. (Goodman, 2008)

Page 3: Aplikasi Klinis Anastesi Umum

V. Kesimpulan

A. Anestesia merupakan suatu keadaan hilangnya rasa nyeri. Anestesi umum adalah

suatu zat yang bekerja di sistem saraf pusat yang membuat depresi sistem saraf pusat

sehingga terjadi penurunan kesadaran untuk keperluan pembedahan. Terdapat dua

cara pemberian anestesi umum yaitu dengan cara inhalasi dan intravena.

B. Beberapa stadium anestesi yaitu stadium analgesi dimulai dari induksi hingga

hilangnya kesadaran, stadium eksitasi dimulai dari hilangnya kesadaran hingga

muncul pernafasan teratur, stadium operasi dimulai dari nafas teratur hingga

hilangnya pernafasan spontan. Stadium operasi dibagi menjadi 4 plana berdasar

tingkat kedalaman efek anestesi, kemudian yang terakhir adalah stadium depresi

medula oblongata ditandai dengan kegagalan sirkulasi karena depresi berat pusat

vasomotor.

C. Dampak yang diberikan Propofol 0,25 ml terhadap hewan coba (Rattus Norvegicus)

yaitu :

No. Durasi Efek yang timbul

1. 5 menit Hewancobamasihaktifbergerakdanmakinaktif.

2. 10 menit Hewancobamulailemasdannampakmengantuk.

3. 15 menitHewancobamulaitertidur, pernafasan di bagian

abdomen terlihatjelas.

Dengan dosis yang diperoleh menurut perhitungan rumus:

Dosis Konversi Tikus = 0,018

Berat Badan (BB) Manusia Standar = 70 kg

Dosis Propofol = 2 - 2,5 mg/kg BB

Dosis Tikus (DT) = 0,018x70x2,5

= 3,15 mg 200gr tikus

Konversi dalam mL = 3,15/10 = 0,315 mL

Page 4: Aplikasi Klinis Anastesi Umum

REFERENSI:

Goodman, Gilman 2008. Manual of Pharmacology and Therapeutics. The Mc Graw Hill:

USA.

Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Efek Samping Obat. Salemba Medika : Jakarta.

Katzung, Bertram G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 12. Jakarta: EGC

Wijaya, Andi Ade., Garditya, Rama., Marsaban, Arif HM., Heriwardito, Aldy. 2015.

Perbandingan Penggunaan Triamsinolon Asetonid Topikal dengan Deksametason Intravena

dalam Mengurangi Insidens Nyeri Tenggorok Pascabedah. Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP.

2015;3(2):117–22]

Page 5: Aplikasi Klinis Anastesi Umum

Irwan., Pradian, Erwin., Bisr, Tatang., 2015. Efek Penambahan Deksametason 5 mg pada Bupivakain 0,5% terhadap Mula dan Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesia Epidural untuk Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah. Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2015;3(2): 109–16]