api di bulusaraung masih berkobar
TRANSCRIPT
Api di Bulusaraung Masih Berkobar, Terlihat Sampai PangkepLaporan Wartawan Tribun Timur Muthmainnah Amri
PANGKEP,TRIBUN-TIMUR.COM- Kobaran api di puncak gunung Bulusaraung di desa Tompobulu Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep, masih belum teratasi, Sabtu (31/8/2013).
Perwakilan Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul), Dedy, pada tribun-timur.commengatakan pihalnya telah menurunkan tim yang turun ke tempat kejadian perkara. Terdiri atas satu tim Pecinta Alam Maros dan personel TN Babul.
Penyebab kebakaran belum diketahui pasti, karena untuk mendaki ke lokasi kebakaran tim harus melalui sembilan pos. Penanganan pun tetap berkoordinasi dengan Polres Pangkep dan pemerintah desa setempat. Puncak Gunung Bulusaraung sendiri terletak pada ketinggian 1.353 m.dpl.
Gunung Api di Indonesia Diduga Pemicu Kematian Massal di LondonSelasa, 7 Agustus 2012 10:33 WITASebanyak 10.500 tulang ditemukan di Pasar Spialfields, kawasan Biara Agustinian dan Rumah Sakit St Mary Spital di London, Inggris. Hasil penelitian ilmuwan dari Museum of London selama tahun 1991-2007 ini merupakan salah satu temuan arkeologis terbesar di kota.
Sebelumnya, diperkirakan bahwa tulang belulang itu adalah sisa-sisa dari orang yang mati akibat
Kematian Gelap atau Kelaparan Besar yang terjadi pada tahun 1315-1317. Beberapa pihak juga
menganggap bahwa kematian itu adalah bentuk hukuman dari Tuhan.
Namun sekarang, lewat penanggalan radiokarbon dan analisis data geologis, para ilmuwan yakin
bahwa tulang-tulang itu adalah sisa-sisa manusia yang tewas akibat letusan gunung api pada abad
13. Letusan itu merupakan salah satu yang terbesar sepanjang 10.000 tahun terakhir.
Vulkanolog Bill McGuire seperti dikutip The Guardian, Minggu (5/8/2012), "Ini adalah erupsi terbesar
sepanjang sejarah. Ini mungkin mengakibatkan penurunan temperatur hingga 4 derajat Celsius,
sebuah penurunan suhu yang cukup besar."
Penurunan suhu bisa terjadi akibat gas sulfur yang dilepaskan ke atmosfer dan abu vulkanik yang
mengumpul di udara, mengurangi cahaya Matahari yang masuk ke Bumi. Suhu turun membuat panen
gagal, mengakibatkan wabah dan memicu kematian.
Kematian yang terjadi berdampak besar pada kota London. Saat itu, penduduk London hanya 50.000
jiwa. Dengan kematian puluhan ribu jiwa pada saat itu, London kehilangan hampir sepertiga
populasinya. Perlu diketahui, kematian yang terjadi bukan merupakan dampak langsung letusan
gunung.
Lalu, gunung apa yang meletus saat itu? Ilmuwan sampai saat ini belum mengetahui dengan pasti.
Namun, menurut ilmuwan, gunung dari wilayah Indonesia, Ekuador dan Meksiko adalah yang paling
mungkin, namun semuanya belum bisa dipastikan.
Debu vulkanik diketahui memang mengendap di tempat yang jauh. Contoh, abu yang merupakan
sedimen di Danau Malawi bisa sampai ke Antartika, ditemukan di lapisan esnya. Konsentrasi sulfat di
lapisan es itu 8 kali lebih tinggi dari erupsi Krakatau di Indonesia pada tahun 1883.
Gunung Soputan, Sulawesi Utara MeletusMinggu, 3 Juli 2011 10:44 WITASULUT, TRIBUN-TIMUR.COM - Gunung Soputan di Sulawesi Utara meletus pada Minggu (3/7/2011) dengan mengeluarkan semburan asap dan abu hingga setinggi 5.000 meter ke udara.
Seperti dilansir Kantor Berita AFP, gunung ini meletus pada pukul 06.03 pagi tadi.Hingga berita ini diturunkan, belum dilakukan evakuasi terhadap pemukiman penduduk yang berada di kaki gunung tersebut. Hal ini diterangkan Iing Kusnadi, seorang peneliti gunung berapi yang memantau aktivitas Gunung Soputan.
“Gunung berapi ini meletus tadi pagi. Selain debu dan asap, letusan pun menghasilkan gas panas, namun hanya berdampak di sekitar kawah saja," ungkap Iing.
Menurutnya, jarak aman evakuasi menyusul letusan ini adalah enam kilometer dari pusat letusan. Beruntung, dalam radius tersebut belum ada permukiman warga, selain hutan. “Saat ini kondisi masih aman. Namun kami akan terus melakukan monitor atas aktivitas gunung tersebut," tambahnya.
Perkampungan terdekat dari puncak gunung berjarak 8 kilometer sebelah barat pusat letusan yang berada di ketinggian 1,783 meter (5,800 kaki). Soputan, adalah satu gunung berapi paling aktif di Sulawesi. Terakhir, gunung ini meletus pada tahun 2008 silam. Namun tak ditemukan catatan mengenai dampak akibat letusan tersebut.(*)
Korban Meninggal di Rokatenda Bertambah Jadi Enam OrangSabtu, 10 Agustus 2013 22:35 WITA
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM -Enam orang dipastikan tewas tersapu awan panas akibat letusan
Gunung Berapi Rokatenda di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/8/2013) pagi.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam
siaran persnya sore ini.
Sutopo mengatakan, hingga saat ini, pencarian, penyelamatan dan pemindahan korban masih terus
dilakukan. Hingga sore ini, data sementara korban tewas berjumlah enam orang, empat orang telah
ditemukan dan dua lainnya masih hilang.
Mereka tersapu awan panas pada saat masih tertidur di Pantai Punge, Desa Rokirole.
Sementara, terkait jumlah pengungsi, hingga kini masih dilakukan pendataan. Menurut Sutopo BNPB
telah melakukan koordinasi dengan BPBD untuk penanganan darurat.
Tim Reaksi Cepat BNPB telah berangkat tadi siang untuk memberikan pendampingan dalam
penanganan darurat Rokatenda.
Data korban meninggal akibat terkena awan panas, yaitu:
1. Aloysius Lala, 65 tahun
2. Wea Lala, 58 tahun
3. Petrus Ware, 69 tahun
4. Aluysius
Korban yang belum ditemukan adalah:
1.Lengga, 5 tahun
2. Pio, 7 tahun
Meletus 800 Kali, Gunung Lokon Teraktif di DuniaSelasa, 27 November 2012 19:00 WITA
MANADO, TRIBUN-TIMUR.COM--Sejak ditetapkan dengan status siaga pada Juli 2011, Gunung Api
Lokon di Tomohon hingga kini telah tercatat meletus sebanyak 800 kali. Berdasarkan catatan tersebut
menjadikan Gunung Api Lokon sebagai salah satu gunung api teraktif di dunia.
"Dari catatan yang ada di Pos Pemantauan sejak ditetapkan status siaga pada 2011, Lokon tercatat
telah meletus sebanyak 800 kali. Ini bisa menandakan Lokon sebagai salah satu gunung api teraktif
di dunia," jelas Kepala Pos Pemantau Gunung Api Lokon dan Mahawu, Farid Ruskanda Bina.
Farid mencatat Lokon meletus terakhir kali pada Senin (26/11/2012) kemarin sebanyak dua kali, yaitu
pada pukul 11.17 Wita dan letusan susulan pada pukul 11.18 Wita. Letusan kemarin sempat
mengeluarkan debu setinggi 2.500 meter ke udara. Beruntung hujan yang turun setelah itu
menyebabkan debu yang dikeluarkannya tidak terlalu berpengaruh bagi warga yang ada di sekitar
Lokon.
Saking seringnya Lokon meletus, warga yang berada paling dekat dengan Lokon seperti daerah
Kakaskasen telah menganggap fenomena itu sudah biasa. Bahkan, warga sekitar Lokon
menganggap situasi masih aman dan tetap beraktivitas seperti biasanya. Apalagi, selama ini belum
ada perintah mengungsi dari pemerintah setempat.
Kendati demikian, Farid tetap mengimbau agar warga waspada dan menghindari beraktivitas pada
radius berbahaya, 2.5 kilometer dari kawah Lokon.
Aktivitas vulkanis Lokon yang sangat intens tersebut membuat para pecinta foto sering menjadikan
gunung Lokon ketika meletus sebagai salah satu objek foto yang diburu. "Hampir setiap saat
mendengar ada letusan, saya selalu berusaha keluar memotret. Siapa tahu dapat momen yang
bagus," ujar Hermondo, salah satu pehobi foto di Manado.
Editor: Imam WahyudiSumber: Kompas.com
Kompas.comGunung Lokon di Kota Tomohon menjadi salah satu gunung berapi paling aktif saat sekarang. Hampir setiap saat Lokon selalu meletus walau dalam skala kecil. Akibat aktivitas vulkanis yang sangat sering tersebut, warga sudah terbiasa dan malah menjadi semacam tontonan.
S E L A S A , 1 8 N O V E M B E R 2 0 0 8
Letusan gunung api terbesar
Letusan gunung berapi merupakan fenomena alam yang sangat mengagumkan yang menarik perhatian
umat manusia.
Letusan gunung berapi terbesar terjadi pada tahun 1815 di Indonesia dengan skala letusan tingkat 7.
Gunung Tambora yang ada di pulau Sumbawa, Nusa tenggara barat meletus dengan memuntahkan 100
kubik kilometer magma, akibatnya menimbulkan tsunami setinggi 10 meter, dan menimbulkan korban
92.000 jiwa. Selain itu letusan gunung api terbesar di dunia ini mengakibatkan terjadinya penurunan
temperatur global sekitar 3 derajat Celcius akibat debu yang di lontarkan ke angkasa.
Letusan gunung berapi dapat di ukur berdasarkan Indeks letusan gunung berapi (Volcanic Explosivity
Index). Letusan di ukur berdasarkan banyaknya abu yang di keluarkan. Letusan ini di beri nilai mulai
dari 0 - 8.
Indeks Letusan Gunung Berapi
skala 0 tidak eksplosif tinggi abu dibawah 100 m dan banyaknya abu yang di semburkan ribuan meter kubik
skala 1 letusan ringan dengan ketinggian abu 100-1.000 m dan banyaknya abu yang di semburkan puluhan ribu meter kubik
skala 2 letusan eksplosif dengan ketinggian abu 1-5 km dan banyaknya abu yang di semburkan jutaan meter kubik
skala 3 letusan hebat dengan ketinggian abu 3-15 km dan banyaknya abu yang di semburkan puluhan juta meter kubik
skala 4 kataklismik dengan ketinggian abu 10-25 km dan banyaknya abu yang di semburkan ratusan juta meter kubik
skala 5 paroksimal dengan ketinggian abu diatas 25 km dan banyaknya abu yang di semburkan satu kilo meter kubik
skala 6 Kolosal dengan ketinggian abu diatas 25 km dan banyaknya abu yang di semburkan puluhan kilo meter kubik
skala 7 Super Kolosal dengan ketinggian abu diatas 25 km dan banyaknya abu yang di semburkan ratusan kilo meter kubik
skala 8 Mega-Kolosal dengan ketinggian abu diatas 25 km dan banyaknya abu yang di semburkan ribuan kilo meter kubik
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu gunung berapi di Pulau Sulawesi meletus
Minggu (3/7/2011), memuntahkan abu dan asap 5.000 meter. AFP melaporkan, Gunung
Soputan di Provinsi Sulawesi Utara meletus sekitar pukul 06.03 waktu setempat.
"Namun orang yang tinggal di daerah yang jarang penduduknya belum dievakuasi," ungkap
Kusnadi, seorang ilmuwan di pos pemantauan gunung berapi kepada AFP.
"Gunung berapi ini meletus pagi ini. Selain memuntahkan abu dan partikel debu, juga
memuntahkan gas panas tapi itu terbatas pada sekitar kawah," katanya.
Dilaporkannya, evakuasi pun segera direkomendasikan pada radius enam kilometer di sekitar
gunung berapi. "Tapi hanya ada hutan di kisaran itu," tambahnya.
"Pada saat ini, masih merupakan jarak yang aman dari orang-orang tapi kita akan terus
memantau aktivitasnya," ia mengutarakan.
Desa terdekat adalah delapan kilometer di sisi barat gunung berapi, yang berada 1.783 meter
(5.800 kaki) lebih, dari Sulawesi Utara.
Soputan, salah satu gunung berapi paling aktif di Sulawesi, terakhir meletus pada tahun 2008
dengan tidak ada korban tewas.
Indonesia duduk di "Cincin Api" Pasifik, di mana lempeng-lempeng benua bertumbukan,
menyebabkan aktivitas seismik dan gunung berapi sering terjadi. Indonesia, Negara
kepulauan memiliki 129 gunung berapi aktif, termasuk 21 di Jawa.
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, mengatakan Gunung Anak Krakatau meletus.
"Kemarin sore pukul 18.00 WIB meletus dan mengeluarkan material pijar. Erupsinya strombolian," kata dia di
kantornya di Bandung, Senin, 3 September 2012.
Surono mengatakan, dengan erupsi tipe strombolian itu, gunung itu memuntahkan material pijar hingga
ketinggian 200-300 meter. "Dari jauh kelihatan seperti kembang api," kata dia.
Kendati meletus, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih mematok status aktivitas gunung itu di
level II ataui waspada yang sudah ditetapkan sejak 2011 lalu. Dengan status itu, manusia tidak boleh mendekati
radius 1 kilometer dari puncak gunung itu atau mendarat di pulau Gunung Anak Krakatau.
Sengaja lembaganya tidak menaikkan status gunung itu. Surono beralasan, kendati tipe letusannya strombolian,
lontaran material pijar yang terlontar dari kawah relatif tidak jauh karena sistem kawah Gunung Anak Krakatau
sudah terbuka. "Lontaran materialnya di sekitar puncak, radius 1 kilometer," kata dia.
Letusan kali ini berbeda dengan letusan gunung itu sebelumnya, kala terjadi letusan eksplosif. Saat itu, terlontar
abu hingga ketinggian beberapa kilometer, abu letusannya pun sampai menjangkau Lampung.
Surono mengatakan letusan kali ini minim hembusan abu. Dia sudah mengecek di Pos Pengamatan Gunung
Anak Krakatau di Kalianda, Lampung Selatan, untuk memastikan isu lontaran abu letusannya menjangkau
Lampung. "Itu tidak benar abu vulkanik (letusan Gunung Anak Krakatau) sampai ke Lampung," kata Surono.
"Letusannya strombolian, bukan mengeluarkan abu tinggi. Letusannya material pijar, bukan asap. Kalau asap
tinggi mungkin sampai ke Lampung. Tapi ini strombolian, materialnya yang dilontarkan cukup berat," ujar dia.
Gunung Anak Krakatau sempat terus menerus meletus antara 2007-2008. Kala itu, letusan yang dihasilkan
bertipe eksplosif dengan abu letusannya menjangkau Lampung. "Tapi kalau sekarang kecil kemungkinan abu
letusannya sampai ke Lampung, karena letusannya strombolian," kata dia.
Surono mengatakan semua pengukuran seismik aktivitas gunung itu sudah over-scale akibat letusan itu. Sejak
kemarin, Minggu, 1 September 2012, pukul 18.00, gunung itu terus-menerus meletus. "Sampai sekarang masih
fluktuatif," kata dia.
Menurut dia, aktivitas gunung itu membuat peralatan yang dipasang di seputaran kawah itu tidak berfungsi.
Surono menduga solar panel atau sel surya yang memasok listrik untuk peralatan sesimik gunung itu tertutup
material letusan sehingga peralatan mati. Kini, hanya 1 alat tersisa yang masih berfungsi merekam aktivitas
vulkanik gunung itu.
JAKARTA, KOMPAS.com - Gunung Soputan di Sulawesi Utara meletus pada Minggu
(3/7/2011) dengan mengeluarkan semburan asap dan abu hingga setinggi 5.000 meter
ke udara. Seperti dilansir Kantor Berita AFP, gunung ini meletus pada pukul 06.03 pagi
tadi.
Hingga berita ini diturunkan, belum dilakukan evakuasi terhadap pemukiman penduduk
yang berada di kaki gunung tersebut. Hal ini diterangkan Iing Kusnadi, seorang peneliti
gunung berapi yang memantau aktivitas Gunung Soputan.
“Gunung berapi ini meletus tadi pagi. Selain debu dan asap, letusan pun menghasilkan
gas panas, namun hanya berdampak di sekitar kawah saja," ungkap Iing.
Menurutnya, jarak aman evakuasi menyusul letusan ini adalah enam kilometer dari pusat
letusan. Beruntung, dalam radius tersebut belum ada permukiman warga, selain hutan.
“Saat ini kondisi masih aman. Namun kami akan terus melakukan monitor atas aktivitas
gunung tersebut," tambahnya.
Perkampungan terdekat dari puncak gunung berjarak 8 kilometer sebelah barat pusat
letusan yang berada di ketinggian 1,783 meter (5,800 kaki). Soputan, adalah satu
gunung berapi paling aktif di Sulawesi. Terakhir, gunung ini meletus pada tahun 2008
silam. Namun tak ditemukan catatan mengenai dampak akibat letusan tersebut.
25 Gunung Berapi di IndonesiaKamis, 18 November 2010 21:07 WIB
Share
gunung Merapi di Jogjakarta
1. Gunung Agung
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl. Gunung ini
terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem - Bali. Gunung Agung adalah gunung berapi
tipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-
kadang mengeluarkan asap dan uap air.
2. Gunung Bromo
Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu),
merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur.
Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung
berapi yang masih aktif.
3. Gunung Arjuno
Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) terletak di Malang, Jawa Timur, bertipe
Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah Pengelolaan Tahura Raden Soeryo.
Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes
dan Batu.
4. Gunung Ceremai
Gunung Ceremai (seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") secara administratif termasuk
dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6 53' 30" LS dan 108 24'
00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi
di Jawa Barat.
5. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan
laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Terdapat beberapa daya tarik wisata yang
ditawarkan antara lain obyek wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120
hektare di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar
berupa pemandian air panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak
rendam air panas.
6. Gunung Gede
Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede
berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima
taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di
wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 -
3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106 51' - 107 02' BT dan 64 1' - 65 1 LS. Suhu rata-rata di
puncak gunung Gede 18 C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 C, dengan curah hujan rata-
rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
7. Gunung Guntur
Gunung Guntur mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan
Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung Guntur merupakan salah satu gunung
berapi paling aktif pada dekade 1800-an. Tapi sejak itu aktivitasnya kembali menurun. Erupsi Gunung
Guntur pada umumnya disertai dengan lelehan lava, lapili dan objek material lainnya.
8. Gunung Kelud
Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam
bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi
Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri
dan Kabupaten Blitar, kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
9.Gunung Kerinci
Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi,
Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, dan puncak tertinggi di Indonesia
di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak
sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci
Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.
Kerinci masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.
10. Gunung Krakatau
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa
dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung
Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat
dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa
11. Gunung Leuser
Gunung Leuser dengan ketinggian 3.404 m adalah gunung tertinggi di Aceh, Indonesia. Gunung
Leuser terletak di sebelah tenggara Aceh, dekat perbatasan dengan Sumatera Utara. Gunung Leuser
terletak di dalam Taman Nasional Gunung Leuser yang mengambil nama gunung ini sebagai
namanya.
12. Gunung Lokon
Gunung Lokon adalah sebuah gunung di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung ini
memiliki ketinggian 1.689 m.
Pada saat terakhir meletus pada 2001 (tulisan ini 2005), sebagian wilayah Kota Manado yang
berjarak sekitar 25 Km dari gunung itu, ditutupi hujan debu yang mengguyur disebabkan karena
tiupan angin. Material debu yang dikeluarkan dari kawah gunung api ini berbentuk lava pijar dan
ketinggiannya diperkirakan mencapai 400 meter.
13. Gunung Lurus
Gunung Lurus adalah gunung berapi kompleks berlokasi di Jawa Timur, Indonesia.
14. Gunung Meru
adalah gunung suci dalam kosmologi Hindu dan kosmologi Buddha serta kosmologi Jain, dan
dianggap sebagai pusat alam semesta, baik secara fisik maupun metafisik spiritual. Gunung ini
merupakan tempat bersemayam para dewa, terutama dewa Brahma dan Dewata lainnya
15. Gunung Merapi
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa
dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam
administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah
Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan
timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.
16. Gunung Merbabu
Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung Berapi) yang terletak secara
geografis pada 7,5 LS dan 110,4 BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten
Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur, Propinsi Jawa
Tengah.
17. Gunung Papandayan
Gunung Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di
Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak
sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.
18. Gunung Rinjani
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang
merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak
pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena
keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani
yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi
76.000 ha ke arah barat dan timur.
19.Gunung Salak
Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini
mempunyai beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I dan Salak IISecara administratif, Gunung
Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
20. Semeru
Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya
Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal
dengan nama Jonggring Saloko.
Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan
Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
21. Gunung Singgalang
Gunung Singgalang merupakan sebuah gunung yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, Indonesia
dengan ketinggian 2,877 meter.
Dari bentuknya, gunung ini sangat mirip dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Gunung ini sudah
tidak aktif lagi dan mempunyai telaga di puncaknya yang merupakan bekas kawah, Telaga ini dinamai
Telaga Dewi. Gunung Singgalang mempunyai kawasan hutan gunung yang sangat lembap serta
memiliki kandungan air yang banyak.
22. Gunung Talang
Gunung Talang (nama lainnya Salasi atau Sulasi) merupakan gunung berapi yang terletak terletak di
kabupaten Solok, provinsi Sumatra Barat, Indonesia.
Gunung Talang berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka ibukota kabupaten Solok, dan sekitar 40 km
sebelah timur kota Padang.
Gunung ini bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2.597 m, merupakan salah satu dari gunung api
aktif di Sumatra Barat, dan salah satu kawahnya menjadi sebuah danau yang disebut dengan Danau
Talang. Gunung Talang sudah pernah meletus sejak tahun 1833 sampai dengan tahun 2007
23. Gunung Tambora
Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa,
Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan
sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga
puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada 8 15' LS dan 118 BT.
Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona
subduksi di bawahnya
24. Gunung Tangkuban Parahu
Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan
kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter
25. Gunung Tandikat
Gunung Tandikat adalah gunungapi yang berdiri tegak di dataran tinggi Minangkabau, kira-kira 7,5
km dari kota Padang Panjang, Sumatra Barat. Gunung ini membentang lebar ke arah selatan, dan di
sebelah baratnya berbatasan dengan Danau Maninjau. Di sisi utaranya gunung ini berdampingan
dengan Gunung Singgalang.(*)
Penulis: zid
Senin, 6 April 2009 | 02:57 WIB
+ Perbesar
Gunung Llaima di Chile meletus, Sabtu (4/4).
AFP
0
0
SANTIAGO,KOMPAS.com-Gunung berapi Llaima di Chile meletus, menyebabkan
evakuasi dari Taman Nasional Conguillio dan menghancurkan sebuah jembatan.
Para pejabat mengatakan, letusan hari Sabtu (4/4) itu mendorong pihak berwenang
untuk meminta warga dan wisatawan agar meninggalkan kawasan yang terletak sekitar
700 kilometer di selatan ibukota Chile, Santiago.
Abu yang menyembur dari gunung tersebut memenuhi sungai di dekatnya,
menyebabkan air meluap dan menghanyutkan sebuah jembatan. Belum ada laporan
segera mengenai korban luka.
Llaima terakhir kali meletus pada Januari 2008. Gunung berapi lainnya di Chile, Chaiten,
meletus tahun lalu. Chile memiliki rangkaian gunung berapi terbesar kedua di dunia
setelah Indonesia.
ELASA, 20 AGUSTUS 2013 | 11:41 WIB
Letusan Gunung Hobalt Dapat Memicu Tsunami
Gunung berapi di bawah laut dekat Antartika. ouramazingplanet.com
Berita Terkait Nelayan Dilarang Mendekati Gunung Hobalt
Badan Geologi: Gunung Bawah Laut Meletus di Flores
Jumlah MCK Pengungsi Rokatenda Sangat Terbatas
Korban Letusan Gunung Rokatenda Ditemukan tanpa Kepala
BNPB Siapkan 700 Rumah untuk Pengungsi Rokatenda
Foto Terkait
Letusan Dashyat Gunung Sakurajima
Topik #Gunung Meletus
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Bandung -Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian
Energi Dan Sumber Daya Mineral Hendrasto mengatakan ada sejumlah potensi bahaya yang bisa ditimbulkan
letusan Gunung Hobalt, gunung api bawah laut di selatan Pulau Lembata, Kabupaten Flores Timur, Nusa
Tenggara Timur. Jika letusan membesar bisa memicu timbulnya gelombang laut atau tsunami, belum lagi
bahaya lontaran material pijar di sekitar lokasi gunung api itu.
Namun, hingga saat ini, potensi bahaya itu tidak terjadi. "Tidak berbahaya karena letusannya berlangsung hanya
2 menit," kata Hendrasto kepada Tempo, Selasa , 20 Agustus 2013.
Dia mengungkapkan, wilayah permukaan laut di atas Gunung Hobalt tempat munculnya lokasi gelembung itu
juga berpotensi tempat berkumpulnya gas beracun. "Bisa saja gelembungnya yang naik ke atas membawa gas
beracun," kata Hendrasto.
Menurut Hendrasto, peristiwa letusan gunung api bawah laut di Indonesia terhitung langka. Letusan gunung api
bawah laut di Indonesia terakhir terjadi tahun 1984, yakni letusan Gunung Hobalt. Badan Geologi mencatat,
Gunung Hobalt sempat 7 kali meletus antara tahun 1973 hingga 1984.
Hendrasto mengatakan, di Indonesia hanya ada 5 gunung api bawah laut Tipe A, yakni gunung api yang masih
aktif. Selain Gunung Hobalt, gunung api bawah laut lainnya adalah, Gunung Banoawuhu di Kepulauan Sangir,
Sulawesi Utara dan Gunung Api Sub-Marine 1922. Angka 1922 menunjukkan tahun gunung itu sempat tercatat
meletus. Gunung api bawah laut lain terdapat di perairan Kepulauan Banda yakni Gunung Nieuwerkerk, dan
Gunung Emperor of China.
Hingga saat ini Badan Geologi tidak menempatkan alat pengamatan aktivitas gunung api khusus untuk Gunung
Hobalt karena kesulitan menempatkan peralatan mengingat posisi gunung itu berada di dalam laut.
Topik Hari Ini: Gunung Lokon Meletus Lagi
Lokon Masih Berpotensi Meletus
Kamis, 12 September 2013 | 12:30 WIB
Sejak Senin (9/9/2013) hingga Kamis (12/9/2013) Gunung Api Lokon di Kota Tomohon telah belasan kali meletus. Letusan terbesar terjadi pada Selasa (10/9/2013) pagi dengan lontaran debu vulkanik mencapai 3.000 meter ke udara.
Debu Lokon Hujani Desa Tateli
Senin, 9 September 2013 | 10:14 WIB
Desa Tateli, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa dihujani abu vulkanis Gunung Api Lokon yang meletus Senin (9/92/13) sekitar pukul 6.34 WITA.
Aktivitas Lokon Masih Tinggi, Warga Diminta Waspada
Minggu, 7 Juli 2013 | 13:19 WIB
Warga yang berada di sekitar Gunung api Lokon di Kota Tomohon diminta untuk tetap waspada.
Pasca-meletus, Aktivitas Lokon Masih Tinggi
Jumat, 5 Juli 2013 | 16:04 WIB
Pascameletus pada Jumat (5/7/2013) pukul 12.42 WITA, Gunung Api Lokon di Kota Tomohon masih menunjukkan aktivitas yang tergolong tinggi.
Lokon Meletus, Tomohon Hujan Pasir 10 Menit
Senin, 24 Desember 2012 | 23:03 WIB
Hujan abu dan pasir melanda Kota Tomohon, Sulawesi Utara akibat letusan Gunung Lokon.
Sehari Gunung Lokon Meletus Dua Kali
Jumat, 21 September 2012 | 17:16 WIB
Dalam sehari, Jumat (21/9/2012) Gunung Lokon meletus dua kali, yakni pada pagi hari pukul 10.20 Wita dan pukul 17.10 Wita.
Warga Dilarang Beraktivitas Dekat Kawah Tompaluan
Jumat, 21 September 2012 | 14:47 WIB
MANADO, KOMPAS.com - Terkait dengan aktivitas Gunung Lokon yang dalam sepekan telah beberapa kali meletus, Kepala Pos Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gunung Lokon dan Mahawu Farid Ruskanda Bina meminta agar warga tidak melakukan aktivitas pada radius 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan, Lokon.
"Aktivitas Lokon saat ini masih cukup tinggi, hal ini ditandai dengan terjadinya gempa vulkanik di gunung itu, yang bisa mengakibatkan Lokon sewaktu-waktu dapat meletus ulang," kata Farid, Jumat (21/09/2012).
Pagi tadi pukul 10.20 Wita Lokon kembali meletus dengan lontaran abu vulkanis 2500 meter ke udara. Letusan tersebut mengakibatkan beberapa wilayah di sekitar Lokon termasuk Kota Manado dihujani abu.
Status Gunung Lokon sendiri hingga saat ini masih berada dalam level siaga III. Level Siaga ini sudah cukup lama ditetapkan sejak pasca letusan pada tahun 2011 lalu.
Warga yang berada di Kinilow, yang merupakan daerah terdekat dengan kawah Tompaluan diminta untuk tetap waspada dan bersiaga. "Letusan bisa terjadi kapan saja," ujar Camat Tomohon Utara FH Lantang.
Di sisi lain warga Kakaskasen sudah mulai terbiasa dengan letusan Lokon yang sering
terjadi. "Karena sudah beberapa kali meletus kami sudah tidak panik lagi. Semoga tidak ada letusan dahsyat," ujar Yulin Tangkawarouw warga Kakaskasen III. Warga diminta tidak melakukan aktivitas pada radius 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan, Gunung Lokon.
Gunung Lokon Meletus Lagi
Jumat, 21 September 2012 | 09:55 WIB
Setelah sempat mereda sehari pada Kamis, Gunung Api Lokon di Tomohon kembali meletus hari Jumat (21/9/2012) pukul 10.20 Wita.
Badan Geologi: Gunung Lokon Sedang Tumbuh
Kamis, 20 September 2012 | 21:46 WIB
Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Dr R Sukhyar mengatakan, Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara sementara pada tahapan pertumbuhan.
Kota Manado Diselimuti Kabut Lokon?
Kamis, 20 September 2012 | 21:27 WIB
Kota Manado sejak Kamis (20/9/2012) subuh diselimuti kabut yang membuat hampir seluruh kota Manado hingga sebagian Minahasa mendung.
Letusan Gunung Lokon Getarkan Rumah Warga
Kamis, 20 September 2012 | 12:50 WIB
Gunung Lokon kembali meletus malam tadi. Letusannya keras seperti berdentum dan menggetarkan rumah warga meski tak ada korban jiwa.
Debu Lokon Sampai Manado
Kamis, 20 September 2012 | 12:34 WIB
AKARTA, KOMPAS.com - Gunung Lokon di Sulawesi Utara kembali meletus, Rabu
(19/9/2012) sekitar pukul 23.01 Wita. Letusan kali ini dan melontaran material vulkanik
hingga 1.500 meter dari kawah Tompaluan.
Dentuman letusan Gunung Lokon dilaporkan terdengar hingga jarak 5 km.-- Surono
"Dentuman letusan Gunung Lokon dilaporkan terdengar hingga jarak 5 km," kata Kepala
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Surono.
Menurut Surono, sebelum meletus gunung ini terus meningkat aktivitasnya ditandai
dengan terekamnya gempabumi vulkanik dalam dan dangkal sejak pukul 18:00 Wita.
"Kami telah merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2.5 km
dari Kawah Tompaluan," katanya.
Surono meminta agar masyarakat di sekitar Gunung Lokon terus bersiaga dan bersabar
karena sudah satu tahun lebih gunung ini meletus secara sporadis.
Sebelumnya, gunung Gunung api Lokon yang berjarak lima kilometer dari Kota Tomohon
atau 40 km dari Kota Manado ini meletus pada Sabtu (15/09/2012) pukul 18.56 Wita.
Pada Selasa (1/5/2012), pukul 11.55 Wita, gunung berketinggian 1.580 meter omo ini
juga meletus dan menyemburkan asap letusan hingga ketinggian 2.500 meter.
Sampai dengan Kamis siang, debu masih bertebaran di sejumlah permukiman dan gedung perkantoran di Kota Manado, akibat letusan besar Gunung Lokon.
Hampir Sepanjang Tahun Gunung Lokon Meletus
Rabu, 19 September 2012 | 22:52 WIB
Gunung Lokon di Sulawesi Utara kembali meletus, Rabu (19/9/2012) sekitar pukul 23.01 Wita.
Warga Tomohon Tak Terusik Letusan Lokon
Sabtu, 15 September 2012 | 21:49 WIB
MANADO, KOMPAS.com -- Warga Kota Tomohon, Sulawesi Utara, tak terusik letusan
Gunung Lokon, Sabtu (15/9/2012) malam sekitar pukul 18.53 Wita. Aktivitas kehidupan
berjalan normal. Kota Tomohon sendiri sempat dilanda hujan pada siang dan petang hari.
Herdi Togas, warga Kinilow mengatakan, hujan yang turun begitu deras menggenangi
wilayah pusat kota Tomohon. "Aktivitas kami terganggu karena hujan," ujarnya.
Hoyke Makarawung, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Utara
mengatakan, status gunung Lokon dinaikkan menjadi siaga. Meski demikian, ujar Hoyke,
belum ada warga yang mengungsi akibat letusan Gunung Lokon.
Sejumlah petugas BPBD Kota Tomohon telah turun ke sejumlah kelurahan yang berada di
kaki gunung, antara lain Kakaskasen dan Kinilow. "Petugas kami telah siap di lapangan
apabila kondisi letusan Lokon memburuk," katanya.
Hoyke menambahkan, pihaknya tengah bersiap memberi perlindungan atas sejumlah
warga pengungsi gunung Karangetang di Pulau Siau.
Warga Kota Tomohon, Sulawesi Utara, tak terusik letusan Gunung Lokon, Sabtu (15/9/2012) malam sekitar pukul 18.53 Wita.
Karangetang Terus Beraktivitas, Warga Mulai Mengungsi
Sabtu, 15 September 2012 | 21:27 WIB
MANADO, KOMPAS.com -- Tak hanya Gunung Lokon yang erupsi, Gunung
Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara, tak henti beraktivitas. Malah puluhan warga
di kaki Gunung Karangetang mulai mengungsi menyusul tingginya aktivitas vulkanik
Gunung Karangetang.
Warga merasa khawatir awan panas yang tiba-tiba menyergap dari letusan Karangetang.
Gunung itu terletak sekitar 150 kilometer sebelah Utara Kota Manado.
Petugas pengamat Gunung Api Karangetang, Yudi Tatipang dihubungi, Sabtu (1 5/9)
malam mengungkapkan kekhawatiran warga beralasan mengingat terjadinya eskalasi
kenaikan letusan Karangetang dalam dua hari terakhir dan memuntahkan guguran lava
dari puncak gunung ke sejumlah permukiman.
Menurut Yudi, aktivitas gunung Karangetang tak kunjung mereda meski telah hampir dua
pekan menyemburkan material vulkanik debu dan lava pijar. Dari puncak gunung masih
terlihat semburan api setinggi 20 meter.
Semburan Karangetang memunculkan pemandangan indah pada malam hari. Pijaran api
yang keluar dari puncak gunung dapat dilihat dari pelabuhan laut Pulau Siau berjarak
sekitar 30 kilometer. Warga menonton aktivitas Karangetang sampai larut malam.
Menurut Yudi, awan panas biasanya keluar dari letusan Karangetang apabila terjadi
keretakan di mulut kawah atau kubangan dalam jumlah cukup besar.
Laporan diterima kemarin menyebutkan, warga dua desa yakni Desa Bebali dan Desa
Tarorane telah meninggalkan rumahnya menuju tempat pengungsian berjarak dua
kilometer. Pengungsian telah berlangsung sejak Selasa dengan jumlah pengungsi
mencapai 70 orang.
Sebagian pengungsi adalah wanita dan anak-anak, sedangkan kaum lelaki berjaga-jaga
di rumah. "Istri dan anak-anak sudah mengungsi," kata Albert Sasiang, warga Bebali.
Wakil Bupati Sitaro Piet Kuerah telah meminta warga tiga kecamatan lingkar gunung
Karangetang untuk mengungsi. Ia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan lokasi-
lokasi pengungsian sekolah dan rumah ibadah.
sTak hanya Gunung Lokon yang erupsi, Gunung Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara, tak henti beraktivitas.