apgar

11
PENILAIAN APGAR SKOR Diposkan oleh Rizki Kurniadi SKOR 0 1 2 A P G A R Warna kulit Frekuensi jantung Reaksi thdp rangsangan Aktifitas Respirasi/ pernafasan Pucat Tdk ada Tdk ada Lumpuh Tdk ada Tbh merah/Ekster mitas biru Dibawah 100 x Sedikit gerakan Sedikit gerakan Lemah tdk teratur Seluruh tubuh kemerah- merahan Di atas 100 x Menangis/ batuk dan bersin Gerakan aktif Menangis kuat A.PENGERTIAN Terisapnya cairan amnion yang tercemar mekonium ke dalam paru

Upload: mudriah

Post on 20-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apgar

PENILAIAN APGAR SKOR

Diposkan oleh Rizki Kurniadi

SKOR 0 1 2

A

P

G

A

R

Warna kulit

Frekuensi jantung

Reaksi thdp rangsangan

Aktifitas

Respirasi/pernafasan

Pucat

Tdk ada

Tdk ada

Lumpuh

Tdk ada

Tbh

merah/Ekstermitas

biru

Dibawah 100 x

Sedikit gerakan

Sedikit gerakan

Lemah tdk teratur

Seluruh tubuh

kemerah-

merahan

Di atas 100 x

Menangis/batuk

dan bersin

Gerakan aktif

Menangis kuat

A.PENGERTIAN

Terisapnya cairan amnion yang tercemar mekonium ke dalam paru yang dapat terjadi pada saat

intra uterin, persalinan dan kelahiran.

B. ETIOLOGI

- Riwayat persalinan postmatur

- Riwayat janin tumbuh lambat

- Riwayat kesulitan persalinan, riwayat gawat janin, asfiksia berat

- Riwayat persalinan dengan air ketuban bercampur mekonium

Page 2: Apgar

1. Definisi:

Asfiksia neonatorum adalah kadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan

teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia jnin dalam iterus dan hipoksia ini

berhubungan dengan factor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah

lahir.

2. Penyebab:

Asfiksia neoatorum disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:

Etiologi dan faktor predisposisi

Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan pertukaran gas

serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam menghilangkan CO2.

Gangguan ini dapat barlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama

kehamilan, atau secara mendadk karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan. Gangguan

menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk, penyakit menahun seperti anemia,

hipertensi, penyakit jantug, dll. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan antenatal

secara sempurna.

Faktor-faktor dalam persalinan bersifat lebih mendadak dan hampir selalu mengakibatkan

anoksia atau hpoksia janin dan berakhir dengan asfiksia. Factor-faktor yang mendadak ini terdiri

atas:

Faktor dari pihak janin

a)      Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat.

b)      Depresi pernafasan karena obat-obat anastesia/analgetika yang diberikan kepada   ibu,

perdarahan intracranial dan kelainan bawaan.

c)      Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah

umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat

ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar

janin dan jalan lahir dan lain-lain.

1. Faktor dari pihak ibu

a)      Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani uterus akibat penyakit atau obat.

b)      Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan. Missal pada plasenta previa.

Page 3: Apgar

d)     Hipertensi pada eklamsia.

e)      Gangguan mendadak pada plasenta. Misal, solusio plasenta, perdarahan plasenta.

2. Faktor Neonatus

Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena :

1.   Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat

menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.

2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada

bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-

lain.

Gangguan homeostatis

Perubahan pertukaran gas dan traspor oksigen selama kehamilan dan persalinan akan

mempengaruhi oksigenasi sel-sel tubuh yang selanjutnya dapat mengakibatkan gangguan fungsi

sel. Gangguan fungsi ini dapat ringan serta sementaa atau menetap, tergantung dari perubahan

homeostatis yang terdapat pada janin. Perubahan homeostatis ini berhubungan erat dengan

beratnya dan lamanya anoksia dan hipoksia yang diderita.

1. Patofisiologis

Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan

persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat

sementara pada bayi (asfiksia transien).Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2

selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan

mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan

dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia.

Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan

penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping)

yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini

tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada

tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Pada tingkat selanjutnya akan

terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya

Page 4: Apgar

sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik

akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan

kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan

tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem

tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam

tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbuikan kematian

atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.

Tanda dan gejala:

Dapat diketahui melalui APGAR score.

a)      Pernafasan lemah atau tidak teratur

b)      Frekuensi nadi lemah. <100

c)      Warna kulit pucat, atau kebiruan pada ekstremitas.

d)     Gerakan kurang aktif atau lemas.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada asfiksia:

1. Menurunnya tekanan O2 arterial.

2. Meningkatnya tekanan CO2

3. turunnya pH darah.

4. dipakainya simpanan glikogen tubuh untuk metabolism anaerobic.

5. Terjadinya perubahan fungsi system kardiovaskuler.

1.      Komplikasi:

Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara

sempurna. Misalnya dapat terjadi gangguan pada otak, kerja jantung dan kematian.

2.   Penatalaksanaan

Dilakukan resusitasi. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, prinsip dasar yang perlu diingat

adalah:

Page 5: Apgar

a)     Menciptakan lingkungan yang baik bagi bayi dan mengusahakan tetap benasnya                   jalan

nafas

b)      Membeikan bantuan pernapasan secara aktif kepada bayi dengan usaha pernapasan buatan.

c)      Memperbaiki asidosis yang terjadi.

d)     Menjaga agar peredaran darah tetap baik.

Tindakan-tindakan yang dilakukan pada bayi dapat dibagi dalam 2 golongan:

3.    Tindakan umum

Dikerjakan pada setiap bayi tanpa melihat nilai APGAR. Segera setelah bayi lahir, usahakan agar

bayi mendapatkan pemanasan yang baik untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh. Dapat

digunakan sinar lampu untuk pemanasan luar. Diberi suntikan vitamin K pada bayi-bayi

tertentu.ayi diletakkan dengan kepala lebih rendah dan penghisapan saluran pernapasan bagian

atas segera dilakukan dengan hati-hati. Bila bayi belum memperlihatkan usaha bernafas,

rangsangan terhadapnya harus segera dilakuka. Hal ini dapat berupa rangsangan nyeri dengan

memukul kedua telapak kaki, menekan tendon Achilles, atau d

 4.    Tindakan khusus

Prosedur yang dilakukan disesuaikan dengan berat asfiksia yang timbul pada bayi, yang

dinyatakan oleh tinggi rendahnya nilai APGAR.

1. Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3 )

Resuitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan.  Langkah utama ialah memperaiki

entilasi paru-paru dengan memberikan O2 secarac tekanan langsung  dan berulang-ulang. Secara

ideal napas buatan harus dilkukan terlebih dahulu memasang manometer. Selanjutnya untuk

memperoleh tekanan positif yang lebih aman dan efektif, dapat digunakan dengan pompa

resusitasi.

Keadaan asfiksia berat ini hampir selalu disertai dengan asidosis yang membutuhkan tindakan

segera.Karena itu, bikarbonus natrikus 7,5 % harus segera diberikan dengan dosis 2-4ml/kg BB.

Di samping itu,glukosa 40% diberikan pula dengan dosis 1-2ml/BB. Obat-obat ini harus

diberikan secara hati-hati.

Bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan frekuensi jantung  menurun

( kurang dari 100 permenit) maka pemberian obat-obat lain sebaiknya segera dilakukan. Massage

jantung dikerjakan dengan melakukan dengan penekann  di atas tulang dada secara teratur 80-

100 kali permenit. Tindakan ini dilakukan berselingan dengan napas buatan, yaitu setip kali

Page 6: Apgar

message jantung diikuti dengan 1kali napas buatan. Hal ini bertujuan untuk  bertujuan untuk

menghindari kemungkinan terjadinya komplikasi pneumothoraks.

Bila tindakan-tindakan di atas tidak memberikan hasil yang diharapkan, keadaan bayi harus

dinilai lagi karena hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan keseimbangan asam dan basa yang

belum diperbaiki seara semestinya, adanya ganggan organic seperti hernia diafragmatika, atresia

atau stenosis jalan napas, dan lain-lain.

2. Asfiksia ringan-sedang (nilai APGAR 4-6)

Di sini dapat dicoba melakukan rangsangan  untuk menimbulkan reflex pernapasan. Hal  ini

dapat dikerjakan selama 30-60 menit setelah penilaian APGAR 1 menit. Bila dalam waktu

tersebut pernapasan  buatan harus segera dimulai. Pernapasan aktif yang sederhana sapat

dilakukan seara pernapasan kodok (frog breathing). Ara in I dikerjakan dengan memasukkan

pipa ke dalam  hidung,  dan O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter dalam 1 menit. Agar saluran

napas bebas, bayi diletakkan dengan kepala dalam dorsofleksi. Secara teratur dilakukan gerakan

membka dan menutup lubang hidung dan mulut dengan disertai dengan menggerakan dagu ke

atas dank e bawah dalam frekuensi 20kali semenit. Tindakan ini dilakukan dengan

memperhatikan gerakan dinding thorak dan abdomen. Pernapasan ini dihentikan bila setelah 1-2

menit tidak juga dicapai hasil yang diharapkan, dan segera dilakukan pernapasan buatan dengan

tekanan positif secara tidak langsung. Pernapasan ini dapat dilakukan dahulu dengan pernapasan

dari mulut ke mulut.

Penilaian pada menit pertama :  dengan apgar skor nilai 5

SKOR 0 1 2

A

P

G

A

Warna kulit

Frekuensi jantung

Reaksi thdp rangsangan

Aktifitas

Tbh

merah/Ekstermitas

biru

 90 x/mnt

Sedikit gerakan

Sedikit gerakan

Page 7: Apgar

R Respirasi/pernafasan Lemah tdk teratur

Penilaian pada menit ke dua : dengan apgar skor nilai : 8

SKOR 0 1 2

A

P

G

A

R

Warna kulit

Frekuensi jantung

Reaksi thdp rangsangan

Aktifitas

Respirasi/pernafasan

Seluruh tubuh

kemerah-

merahan

 130 x/mnt

Menangis/batuk

dan bersin

Menangis kuat

Keadaan ibu:

Vital sing : TD : 110/70 mmhg, ND: 76X/mnt, SH:37,7, RR:21X/mnt

G1P0A0 DKP His positip,blood slem+,ketuban+folume sedikit warna hijau,bayi lahir tdk

menangis langsung dan saluran pernafasan masih banyak slem(cairan ketuban yg terminum)

umur ibu 22 thn

Keadaan anak:

Nama               :  BY. MURTINI

Umur               :  0 hari

Alamat                        :  Kuala mulia

Jenis kelamin   :  Perempuan

*.Bayi lahir tdk lang sung menangis

*. BB Lahir 2600 gm

*. Panjang 49 cm

*. 110 X/mnt ( 2 )

*. Suhu 36 derajat selsius

*.Bayi lahir dengan tindakan sectio sesaria

Page 8: Apgar

*.Warna kulit dan ujung-2 extermitas pucat mengarah biru ( 1 )

*.pergeraka kurang aktif ( 1 )

*.Tonus otot sedang ( 1 )

*.Peka terhadap rangsangan meringis ( 1 )

*.Keadaan bayi d engan asfiksia sedang

*.Tindakan yg dilakukan resusitasi dan pembersihan jalan nafas serta pemberian O2 2 Lt/mnt