bblr n apgar

42
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY.”T” dengan BBLR Di BPS SIH EDY SETYOWATI SIDOARJO DI SUSUN OLEH : DIAN SHEILLA ARISTA NIM : 05.300.06 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ARTHA BODHI ISWARA

Upload: yantari-tiyora

Post on 30-Nov-2015

67 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bblr

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BY.NY.”T” dengan BBLR

Di BPS SIH EDY SETYOWATI

SIDOARJO

DI SUSUN OLEH :

DIAN SHEILLA ARISTA

NIM : 05.300.06

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARTHA BODHI ISWARA

PRODI D III KEBIDANAN

SURABAYA

2007

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayahnya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

proses belajar tentang asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan pada

By. Ny. “T” dengan BBLR” di BPS Sih Edy Setyowati Sidoarjo.

Penyusunan laporan tentang asuhan kebidanan ini merupakan tugas di

Akademi Kebidanan STIKES ABI Surabaya untuk memenuhi target yang telah

ditetapkan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

yang membantu dalam penyusunan ini :

1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP. dr.DTM, selaku Ketua STIKES ABI. Surabaya.

2. Mamiek, Skm. M. Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI

Surabaya.

3. Lia Hartanti, SST selaku KAJUR Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI

Surabaya.

4. Hj. Sri Mekar, SST selaku Wali kelas Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI

Surabaya.

1. Sih Edy Setyowati selaku pembimbing Praktik di BPS SIH EDY

SETYOWATI Sidoarjo.

2. Siska Ernawati, Amd. Keb selaku pembimbing praktik di BPS SIH EDY

SETYOWATI Sidoarjo.

3. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan asuhan

kebidanan ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat

dalam penyusunan laporan ini, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk meningkatkan

penyusunan laporan selanjutnya.

Sidoarjo, Juni 2007

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................ 1

1.3 Batasan Masalah.............................................................. 2

1.4 Pelaksanaan .................................................................... 2

1.5 Sistematika Penulisan..................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar BBLR...................................................... 4

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan Pada BBLR ........................ 11

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data ...........................................................14

3.2 Identifikasi Masalah........................................................ 17

3.3 Antisipasi Masalah.......................................................... 18

3.4 Kebutuhan Segera........................................................... 18

3.5 Intervensi......................................................................... 18

3.6 Implementasi................................................................... 20

3. 7 Evaluasi........................................................................... 21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................... 23

4.2 Saran ............................................................................. 23

DAFAR PUSTAKA............................................................................... 24

ii

BAB I

PANDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang di berikan

pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran pada saat ini angka

kematian ibu dan angka kematian perinatal di idonesia masih taingga.

Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (1894) angka kematian

adalah 45 per 1000 kelahiran hidup

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur baby

dengan “ Law Birth Weight Baby “ ( bayi dengan berat badan lahir

rendah.BBLR ). Keadaan ini dapat di sebabkan oleh masa kehamilan kurang

dari 27 minggu. Bayi yang beratnya kurang dari berat semstinya menurut

masa kehamilan, atau kedua-duanya.

Bayi matur normal dan bayi prenatur ( SMK ) terletak diantara 10

th percenyil dan 90tahun percentil. Pda bayi KMK dibawah 10 tahun

percentil. Bila berat bayi diatas 90 tahun percentil disebut Heavs For Dates

atau BMK.

Dalam hal ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan

pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih

tangginya angka kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak bayi

yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah bayi akan tumbuh dewasa

dan akan mengalami gangguan pertumbuhan baik fisik maupun mental.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mhasiswa mampu melaksanakn asuhan kebidanan pada bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR ).

1.2.2 Tujuan khusus

Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan dengan menggunakan

metode manajement kebidanan Varney ( 7 langkah ) sebagai

berikut :

1

1. Pengkajian

2. Analisa data

3. Identifikasi masalah potensial

4. Identifikasi kebutuhan segera

5. Intervensi

6. Implementasi

7. Evaluasi

1.3 Batasan Masalah

Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis

membatasi asuhan kebidanan ini pada bayi baru lahir dengan berat badan

lahir rendah.

1.4 Pelaksanaan

Laporan ini merupakan syarat melaksanakan praktek di BPS Sih Edy

Setyowati di Sidoarjo.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Batasan Masalah

1.4 Pelaksanaan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep dasar BBLR

2.2 Konsep asuhan kebidanan pada BBLR

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian data

3.2 Identifikasi masalah

3.3 Antisipasi masalah

3.4 Kebutuhan segera

2

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFAR PUSTAKA

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep dasar

A. Pengertian

Bayi baru lahir rendah BBLR adalah bayi baru lahir yang berat

badannya lahir kurang dari 2.500 gr ( sampai dengan 2499 gr )

( Sarwono, p. 2002 : 376 )

B. Penilaian klinik

Untuk mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi

terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi adalah

kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial dan

komplek untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi seperti

bernafas, denyut jantung, sirkulasi darah, reflek-reflek primitif

seperti menghisap dan mencari puting susu.

TABEL NILAI APGAR

Skor 0 1 2

A : APPEARANCE

COLOR

P : (PULSE) Heart

rate frekuensi

jantung

G : (GRIMACE)

Reaksi terhadap

ransangan

A : (ACTIVITY)

Tonus otot

R : (RESPIRASI)

Usaha nafas

Pucat

Tidak ada

Tidak ada

Lumpuh

Tidak ada

Badan merah

Dibawah 100

Sedikit gerakan

mimik

Ektrimitas dalam

fleksi sedikit

Lemah, tidak

teratur

Seluruh tubuh

kemerah-merah

Diatas 100

Menangis,

batuk/bersin,gera

kan aktif

Gerakan aktif

Menangis kuat

4

Ket : - Nilai 7-8 : Bayi normal

- Nilai 4-6 : Bayi asfiksia ringan – sedang

- Nilai 0-3 : Bayi asfiksia

( Sinopsis Obtetri 2002 : 120 )

C. Mekanisme kehilangan panas

Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui :

a) Evaporasi : jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas

dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan

tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh

bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

b) Konduksi : kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat

tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh

bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme

konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.

c) Konveksi : kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar

udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau

ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami

kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi

aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi

atau pendingin ruangan.

d) Radiasi : kehilangan panas yang terjadi karena bayi diletakkan

didekat benda-benda yang mempunyai sihu lebih rendah dari

suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini

karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi

(walaupun tidak bersentuhan langsung).

(APN, 97: 2006)

5

D. Hal hal yang harus di perhatikan dari BBLR

1. Suhu tubuh

Pusat pengatur suhu badan belum sempurna

Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya

bertambah

Otot bayi masih lemah

Lemak pada kulit bayi kurang sehingga mudah kehilangan

panas tubuh

Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga

BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu kehilangan panas

tubuhnya.

2. Pernafasan

Pusat pengaturan pernafasan belum sempurna

Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga

perkembangannya belum sempurna.

Otot pernafasan dan tulang iga lemah

Dapat disertai penyakit-penyakit hialin membran, mudah

terjadi infeksi paru

3. Alat pencernaan makanan

Belum berfungsi sempurna

Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna,

sehingga pengosongan lambung berkurang.

Mudah terjadi regurgitasi isi lambung. Dapat menimbulkan

aspirasi

4 Hepar yang belum mantap

Mudah menimbulkan gangguan pencernaan bilirubin,

sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai

ikterus.

5. Ginjal belum matang

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air

belum sempurna sehingga mudah terjadi odema

6

6. Perdarahan dalam otak

Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh, dan mudah

pecah.

Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga

memudahkan terjadi perdarahan dalam otak

Perdarahan pada otak memperburuk keadaan dan

menyebabkan kematian bayi

E. Karakteristik bayi BBLR

1. Berat badan kurang dari 2.500 gr

2. Panjang kurang dari 45 cm

3. Lingkar dada kurang dari 30 cm

4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm

5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

6. Kepala relatif lebih besar

7. Kulit : tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit

kurang

8. Otot lemah

9. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea

10. Ekstrimitas : paha abduksi, sendi lutut fleksi lurus

11. Kepala tidak tegak

12. Pernafasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit

13. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit

F. Penyulit bayi dengan BBLR

1. Pertahankan suhu dengan ketat

BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu

tubuhnya harus di pertahankan dengan tepat

2. Mencegah infeksi dengan tepat

BBLR sangat rentan dengan infeksi. Pertahankan prinsip-prinsip

pencegahan infeksi

7

3. Pengawasan nutrisi ASI

Reflek menelan BBLR belum sempurna oleh sebab itu

pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat

4. Penimbangan ketat

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi dan erat

kaitannya dengan gaya tahan tubuh

G. Cara pemberian minum pada BBLR

1. Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan

lambung atau dalam posisi setengah duduk

2. Sebelum susu diberikan, diteteskan dahulu di punggung tangan

untuk merasakan apakah susunya cukup hangat

3. Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah dia menjadi

biru karena ada gangguan pernafasan atau perut kembung

4. Untuk mencegah perut kembung bayi diberi minum sedikit

dengan perlahan-lahan. Penambahan susu tidak boleh lebih dari

30 ml sehari

5. Sesudah minum, bayi didudukkan atau diletakkan diatas pundak

selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara di lambung

kemudian ditidurkan di posisi kanan

6. Bila bayi biru atau menglami kesukaran dalam bernafas pada

waktu minum, kepala bayi segera direndahkan 30. Cairan

dimulut dan di faring dihisap

H. Penanganan BBLR

4. Umur kehamilan saat kehamilan

Makin muda kehamilan makin sulit beradaptasi dengn luar rahim

sehingga terjadi komplikasi yang semakin besar

5. Asfiksia

Dapat terjadi nekrosis dan pendarahan

6. Gangguan metabolisme

Menimbulkan asidosis, hipoglikemia dan hiperbilirubinemia

8

7. Mudah terjadi infeksi

Mudah menjadi sepsis dan meningitis.Bila bayi dengan keadaan

berat lahir dapat mengatasi masih perlu dipertimbangkan

kelanjutan penyakit yaitu, gamgguam panca indra, sistem

motorik syaraf pusat.

I. Reflek pada bayi

1. Reflek moro

Cara : - Reflek timbul oleh rangsangan mendadak

- Posisi berbaring disanggah oleh kedua telapak tangan

pemeriksa secara tiba-tiba kepala bayi dijatuhkan atau

dengan cara :

Merubah posisi badan anak

Menepuk tempat tidur bayi secara mendadak.

2. Palmar graphs (Reflek memegang)

Cara : - Bayi dalam posisi supinasi

- Kepala menghadap kedepan dan tangan setengah fleksi

- Dengan jari telunjuk pemeriksa menyentuh pada sisi

luar menuju telapak tangan, dengan cepat telapak

tangan bayi ditekan

3. Plantar graphs

Cara : - Bayi dalam posisi supinasi

- Dengan menekan pangkal ibu jari dimulai dari arah

plantar menuju ke tengah telapak kaki,dengan cepat

kaki bayi fleksi

4. Reflek snout

Cara : Perkusi pada daerah bibir atas

5. Stepping movement ( Reflek berjalan )

Cara : - Bayi dipegang pada daerah thorak dengan kedua telapak

tangan pemeriksa

- Pemeriksa mendaratkan bayi dalam posisi berdiri diatas

meja

9

6. Reflek Rooting

Cara : Reflek mncari puting susu pada bayi

7. Reflek Sucking

Cara : Reflek menghisap

8. Tonick Neck

Saat kepala bayi dimiringkan maka akan kembali seperti semula.

J. Pemberian nutrisi pada bayi

1. Kebutuhan energi (Kalori)

- 110-120 kkal/Kg BB selama beberapa bulan pertama

kehidupan

- 100 kkal/Kg BB pada waktu dia mencapai usia 1 tahun.

2. Kebutuhan cairan

- Hari I : 60cc/Kg BB/Hari

- Hari II : 90cc/Kg BB/Hari

- Hari III : 120cc/Kg BB/Hari

- Hari IV : 150cc/Kg BB/Hari

Frekuensi pemberian cairan tergantung pada berat badan bayi :

- BB < 1250 gr : 24x/hari tiap 1 jam

- BB 1250- < 2000 gr : 12x/hari tiap 2 jam

- BB > 2000gr : 8x/hari tiap 3 jam

Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (ml/Kg)

Berat Hari ke

1 2 3 4 5+

>1500gr 60 80 100 120 140

<1500 gr 80 100 120 140 160

10

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada

individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

- Bertahap dan sistematis

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kladanan

- Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997.

1. Pengertian

Proses pemecahan masalah

Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang

logis

Untuk pengambilan suatu keputusan

Yang berfokus pada klien

2. Langkah-langkah

I. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan

klien secara keseluruhan

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa /

masalah.

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan

kondisi klien.

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan

rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah

sebelumnya.

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang

kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak

efektif.

11

Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien yang terdiri dari

data subyektif dan objektif. Data subyektif adalah yang menggambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang

termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat, menstruasi, riwayat

kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas. Biopsikologi spiritual,

pengetahuan klien.

Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian

hasil pemeriksaan fisik klien. Hasil laboratorium dan test diagnositif lain yang di

rumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang

sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital. Pemeriksaan khusus

(inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi). Pemeriksaan penunjang (laboratorium

catatan baru dan sebelumnya).

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan

Mengantisipasi PenanganannyaS

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial dan

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

Bidan di harapkan dapat waspada dan bersiap-siap, diagnosa atau masalah

potensial ini benar–benar terjadi.

12

Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi klien

Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima di laksanakan secara efisien dan aman perencanaan

ini bisa di lakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau

anggota tim kesehatan lainnya walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap

memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah in dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-

benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di

dalam diagnosa dan masalah rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar

dalam pelaksanaannya.

13

BAB IIITINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 17-06-07 jam :12.10 WIB Oleh : Dian Sheilla.

A. DATA SUBYEKTIF

1. Biodata

Nama bayi : By. Ny T

Umur bayi : 2 jam

Tgl/jam lahir : 17-16-2007/10.10. WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

Berat badan : 2200 gr

Panjang badan : 42 cm

Nama ibu : Ny. T Nama Ayah : Tn. K

Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Embong malang Alamat : Jl. Embong

Malang.

2. Keluhan utama

Ibu mangatakan telah melahirkan secara normal pada tanggal 17-

06-07, jam 10.10 WIB dengan bayi yang berat badannya 2200 gr.

3. Riwayat penyakit kehamilan

a. Perdarahan : Tidak ada

b. Pre Eklamsi : Tidak ada

c. Eklamsi : Tidak ada

d. Penyakit kelamin : Tidak ada

e. Lain-lain : Tidak ada

4. Kebiasaan waktu hamil

14

a. Makanan : Makan nasi, sayur, lauk

b. Obat-obatan/jamu : Ibu tidak minum obat-obatan maupun

jamu-jamuan.

c. Merokok : Ibu tidak merokok

d. Lain-lain : Tidak ada

5. Riwayat persalinan sekarang

a. Jenis persalinan : Spontan B

b. Ditolong : Bidan

c. Lama persalinan

Kala I : 4 jam

Kala II : 30 menit

Kala IV : 15 menit

d. Ketuban pecah : Spontan, warna jernih, bau anyir, jumlah

± 450 cc

e. Komplikasi persalinan

Ibu : Tidak ada

Bayi : Tidak ada

f. Keadaan bayi baru lahir

Nilai apgar : 6-8

Berat badan lahir : 2200 gr

Panjang badan lahir: 42 cm

g. Resusitasi

Penghisap lendir : ya

Ambubag : Tidak

Massage jantung : Tidak

Okigen : Tidak

Therapi : Tidak

Ransangan : Ya

h. Post natal

Ambulasi : Ibu mengatakan sudah miring ke kiri dan

ke kanan bahkan sudah duduk

Berkemih : Ibu mengatakan sudah BAK 1x lancar

15

Nafsu makan : Nafsu makan ibu baik

Nyeri : Ibu mengatakan masih terasa nyeri pasa

bagian bekas luka jahitan

Menyusui : Ibu mengatakan ASI nya sudah keluar dan

bayi menyusu dengan kuat

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksan Umum

Keadaan Umum : Baik

Berat badan : 2200 gr

Panjang badan : 42 cm

Suhu : 36C

Pernafasan : 45 x/menit

HR : 136 x/menit

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : Simetris, tidak terdapat cepal hematum, tidak

terdapat Caput sucedaneum, terdapat vernik

caseosa

Ubun-ubun : Ubun-ubun masih terbuka

Muka : Simetris, tidak kebiruan

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus

Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada nafas cuping

hidung

Mulut : Tidak ada labiokysis,dan labiopalatokysis

Telinga : Simetris, bersih, tidak ada keluaran

Leher : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

tidak ada pembesaran vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada

Perut : Tidak kembung, tidak ada kelainan

Tali pusat : Belum lepas, tidak ada perdarahan, tidak ada

nanah. tidak ada tanda infeksi.

Punggung : Tidak ada spina bifida

Genetalia : Normal sesuai anatomi,scrotum sudah turun

16

Anus : Tidak ada atresia ani

Ektrimitas : Simetris, tidak ada polidaktili dan syndaktili

3. Reflek

Reflek moro : Positif

Reflek roting : Positif

Reflek Snout : Positif

Plantar graphs : Positif

Reflek Sucking: Positif

Palmar graphs : Positif

4. Antropomentri

Lingkar kepala : 31 cm

Lingkar dada : 29 cm

Linglkar lengan atas : 9 cm

5. Eliminasi

Miksi : Sudah, warna kuning

Mekoneum : Sudah, warna hitam

6. Pemeriksaan penunjang

a. Darah : Tidak dilakukan

b. Urin : Tidak dilakukan

3.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Tgl/jam Data Dasar Diagnosa/Masalah

17-06-07

jam:12.20

WIB

DS: Ibu mengatakan telah

melahirkan secara

normal pada tgl 17-06-

07 dengan BB bayi 2200

gr.

DO: Keadaan Umum: Baik

Apgar score : 6-7

TTV : Suhu : 36,7C

RR : 45x/m

HR : 136x/m

By.NY T dengan BBLR

17

BB : 2200 gr

PB : 42 cm

Lingkar kepala : 31 cm

Lingkar dada : 29 cm

Lila : 9 cm

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadi hiperbilirubin

3.4 KEBUTUHAN SEGERA

- Jaga kehangatan bayi

- Kolaborasi dengan dokter

3.5 INTERVENSI

Tanggal : 17-06-07 Jam : 13.00 WIB

Diagnosa : By.Ny T dengan BBLR

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x24

jam diharapkan bayi dapat beradaptasi dengan

lingkungan dan tidak terjadi hipotermi

Kriteria hasil : 1. Tidak terjadi hipotermi

2. Bayi tidak kuning

3. Reflek Roting dan sucking kuat

4. Bayi tidak ada kelainan

5. Suhu dalam batas normal yaitu 36,5C-37,5C

Diagnosa Intervensi Rasional

By.Ny. T

dengan BBLR

1. Lakukan pendekatan

terapeutik pada ibu

1. Dengan melakukan

pendekatan terapeutik

pada ibu diharapkan

terbina hubungan dan

kerjasama yang baik

antara petugas dengan ibu

dan keluarga

18

2. Jelaskan hasil

pemeriksaan pada ibu

3. Letakkan bayi dalam box

bayi ( inkubator ) dan beri

lampu 60 watt dengan

jarak minimal 60 cm dari

bayi

4. Lakukan observasi TTV

dan observasi suhu setiap

3-4 jam

5. Hindari sumber

kehilangan

panas pada bayi dengan

menutupi kepala bayi

dengan topi

6. Kenali tanda bahaya pada

bayi

7. Kepala bayi ditutupi topi

8. Tali pusat dalam keadaan

bersih

2. Dengan menjelaskan hasil

pemeriksaan pada ibu

diharapkan ibu

mengetahui

Tentang keadaan bayinya

3. Dengan meletakkan bayi

dalam box dan diberi

lampu 60 watt dengan

jarak 60 cm daharapkan

bayi tidak kehilangan

panas

4. Dengan melakukan

observasi TTV dan suhu

tiap 3-4 jam maka petugas

dapat mengetahui

perkembangan janin

5. Dengan menghindarkan

bayi dari sumber

kehilangan panas untuk

mecegah hipotermi

6. Dengan mengenali tanda

bahaya bayi diharapkan

dapat mengantisipasi

adanya kelainan

7. Dengan ditutupinya

kepala bayi maka bayi

tidak akan kehilangan

panas

8. Dengan tali pusat dalam

keadaan kering

diharapkan untuk

19

9. Berikan ASI

mencegah terjadinya

infeksi

9. Dengan memberikan ASI

maka diharapkan nutrisi

pada bayi terpenuhi

3.6 IMPLEMENTASI

Tgl/jam Diagnosa Implementasi

17-06-07 /

13.10 WIB

13.20 WIB

13.25 WIB

13.30 WIB

13.45 WIB

By.Ny T dengan

BBLR

1. Melakukan pendekatan terapeutik

pada ibu dan keluarga dengan cara

- Menyapa Ibu

- Menanyakan keluhan

- Menjawab pertanyaaan ibu

2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada

ibu :

Keadaan Umum : Baik

TTV : Suhu : 36C

RR : 45x/menit

HR : 136x/menit

BB : 2200 gr

PB : 42 cm

Lingkar kepala : 31 cm

Lingkar dada : 29 cm

Lila : 9 cm

3. Meletakkan bayi dalam box bayi

(inkubator) beri lampu 60 watt dengan

jarak minimal 60 cm

4. Melakukan observasi TTV dan

observasi suhu tiap 3-4 jam

5. Menghindari sumber kehilangan panas

pada bayi :

- Menghindari pendingan ruangan

20

13.50 WIB

13.55 WIB

14.00 WIB

14.10 WIB

- Menghindari bayi dari selimut,

popok atau Celana yang basah

6. Mengenali tanda bahaya bayi :

- Warna kulit kuning

- BAB berlebih (lebih dari 4x) dan

encer

- Reflek hisap lemah

- Menangis berlebihan

7. Menutupi kepala bayi dengan topi

untuk menghindari kehilangan panas.

8. Menjaga Tali pusat dalam keadaan

bersih yaitu membungkus tali pusat

dengan kasa steril yang kering dan

jika tali pusat terkena kotoran cuci

dengan sabun dan bilas dengan air

mengalir lalu keringkan

9. Memberikan ASI pada bayi sesering

mungkin

3.7 EVALUAS1

Tanggal : 17-06-07 Jam : 15.15 WIB

S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang di jelaskan

petugas

O : Ibu menganggukkan kepala

KU bayi : Baik

Suhu : 36,5C

HR : 132x/menit

RR : 46x/menit

BAB : ( + )

BAK : ( + )

Reflak Rooting dan sucking kuat

A : By. Ny T dengan BBLR

21

P : Rencana dilanjutkan

- Jaga kehangatan bayi

- Ganti popok jika bayi kencing atau BAB

- Anjurkan ibu untuk meneteki

- Berikan ASI setiap saat

22

BAB IVPENUTUP

Dari berbagai uraian masalah penerapan managemen kebidanan

dalam memberikan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam melakukan pengkajian, diperlukan komunikasi terapeutik yang baik

dengan klien sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.

2. Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diagnosa masalah.

3. Dalam menyusun rencana tindakan Asuhan Kebidanan tidak mengalami

kesulitan jika kerjasama yang baik dengan klien.

4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah didasarkan

perencanaan tindakan yang disusun.

5. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian

tentang keberhasilan asuhan kebidanan.

23

DAFTAR PUSTAKA

Rustam, Mukhtar, 1998. Sinopsis Obsterti Jilid I : Jakarta : EGC

Prawirohardjo, S, 2002. Pelayanan Maternal dan Neonatal dan Perinatal. Jakarta : YBP-SP

Syaifuddin, Abd Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Ngastiah,1997. Perawatan anak sakit. jakarta : EGC

Asuhan Persalinan Normal. 2007

24